Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Wayan Suastra,
M.Pd. Putu Hari Sudewa, S.Pd.,
M.Pd.
Disusun Oleh :
Ketut Gede Wijanaya Arimbawa (2013071035)
I Made Shista Dharmawan (2013071029)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Yang Widhi Wasa /Tuhan Maha
Esa, atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Tokoh-Tokoh Pendidikan Abad Pertengahan dan Abad Ke 20-an
(Tinjauan Pemikirannya)”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Wawasan Pendidikan Universitas Pendidikan
Ganesha.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan bimbingan
dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
i
Datar isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
Datar isi..............................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................3
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................4
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ABAD PERTENGAHAN...................................................4
A. Masa Renaissance..................................................................................................4
Luther.................................................................................................................6
Calvijn.................................................................................................................6
Zwingli................................................................................................................7
B. Pendidikan Pada Masa Realisme...........................................................................8
Francis Bacon (1561-1626).................................................................................8
Johan Amos Comenius (1592-1671)...................................................................9
C. Pendidikan Masa Pencerahan (Aufklarung)............................................................9
John Locke........................................................................................................11
J.J. Rousseau (1712-1778)................................................................................12
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ABAD KE 20-AN...........................................................12
A. Aliran Sosial......................................................................................................13
B. Aliran Kepribadian............................................................................................13
C. Aliran Pembaharuan Pengajaran......................................................................13
Dr. George Kerschensteiner. (1854-1932)........................................................14
John Dewey (1859-1952)..................................................................................15
Dr Maria Montessori (1870-1952)....................................................................15
Dr Ovide Decoly................................................................................................16
Dr Helen Parkhust............................................................................................17
Dr, Rabindranath Tagore (1861-1941)..............................................................18
BAB III...............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
A. KESIMPULAN........................................................................................................19
B. SARAN..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
kelamin, tapi ini siang hari saja. Anak-anak diajarkan dasar-dasar mereka, seperti
bagaimana membaca dan menulis. Hal ini karena ini adalah persyaratan dasar jika
mereka ingin diterima dalam magang di guild apapun. Pendidikan Abad
Pertengahan juga terdiri dari anak-anak petani pergi ke sekolah. Namun, mereka
terdiri jumlah yang sangat kecil. Mereka diajarkan bagaimana membaca dan
menulis, dan juga belajar matematika dasar. Ini pendidikan bagi petani biasanya
dilakukan di sebuah biara.
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASA
A. Masa Renaissance
1. Humanisme
2. Reformasi
Luther
Calvijn
3. Kontra Reformasi
Renaissance dialami pula oleh gereja katolik, yang disebut sebagai kontra
reformasi. Hal ini disebabkan oleh konsili di Trente (1543-1563) yang
memutuskan akan memperbaiki keadaan dan menjalankan disiplin yang keras
terhadap peraturan-peraturan gereja serta membela diri terhadap serangan-
serangan kaum protestan. Dalam konsili itu dibicarakan juga usaha-usaha untuk
memperluas pendidikan dan pengajaran. Para uskup harus mendirikan sekolah-
sekolah seminari untuk memberi kesempatan anak-anak dari keluarga kurang
mampu bisa masuk dengan gratis, untuk mendidik calon pendeta, mengajarkan
agama kepada anak-anak dan orang dewasa dalam bahasa ibu.
Aliran realisme muncul dalam bidang pendidikan kurang lebih tahun 1600.
Aliran ini bertujuan untuk:
Karena realisme inilah, dunia pengetahuan yang sampai saat itu masih
terpengaruh oleh ajaran Aristoteles mulai goyah.
Pada masa ini manusia ingin bebas dari ikatan gereja dan tradisi, hasilnya
gereja dan negara terpisah. Dalam pendidikan, dituntut agar negara yang harus
menyelenggarakan pengajaran, terutama bagi rakyat umum, lepas sama sekali dari
pengaruh gereja (tuntutan ini baru berhasil pada akhir abad ke-19).
1. Empirisme
Aliran ini beranggapan bahwa sumber dari segala pengetahuan dan kebenaran
adalah empiri atau pengalaman. Segala sesuatu harus dicari dari bahan-bahan
yang telah kita peroleh dari pengalaman kita sendiri. Paham ini berasal dari
Inggris, dipelopori oleh Francis Bacon (1561-1626).
2. Rationalisme
Penyebab manusia berpikir tidak terletak pada manusia sendiri, tetapi pada
Tuhan. Yang mengatakan hal itu adalah budi atau akal kita. Budi itulah yang
menetapkan norma-norma hidup. Rationalisme menempatkan budi itu di atas
wahyu Ilahi. Budi menetapkan apa yang dapat kita terima dan apa yang tidak, juga
di lapangan agama.
John Locke
A. Aliran Sosial
B. Aliran Kepribadian
Tiga aliran ini sebanarnya tidak berdiri pada kutub yang ekstrem, ketiga
penggolongan ini muncul sebagai suatu kritik sistem dari era sebelumnya yang
mengabaikan aspek-aspek fundamental dari peseta didik dan sistem pembelajaran
yang ada. Tokoh-tokoh aliran pendidikan abad ke-20 di atas akan dibedah
sebagaimana berikut.
Dr. George Kerschensteiner. (1854-1932)
John dewey juga berpendapat bahwa anak didik harus selalau dilatih untuk
mengembangkan kegiatannya sendiri, yang ada hubungannya dengan masyarakat.
Dan semua itu harus ada di dalam sekolah. Dewey juga terkenal dengan sebutan
metode proyek. Di dalam proyek itu anak bebas menentukan pilihan terhadap
pekerjaan merancang serta memimpinnya.
b) Kodrat alam.
c) Kemerdekaan (kebebasan).
Dr Ovide Decoly.
Sekolah menuturut Decoly adalah untuk hidup dan oleh hidup. Anak harus
dapat di didik untuk dapat bertahan hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan
dalam masyarakat anak. Anak dipersiapkan untuk pembentukan individu dan
anggota masyarakat. Oleh karena itu anak-anak harus mempunyai pengetahuan
tentang dirinya sendiri, tentang hasrat dan cita-citanya dan pengetahuan tentang
dunianya, pengetahuan anak harus bersifat subjektif dan objektif.
Decoly berjasa di dalam lapangan psikologi anak dan didaktik. Dia memiliki dua
cara di dalam mengetahui anak yaitu:
b) Tes (pemeriksaan)
Kedua cara ini sangat berkaitan sekali sebab cara yang kedua lahir dari
cara yang pertama, dia meneliti anak perempuannya sendiri dalam perkembangan
pengertian tentang angka. Dia juga menyumbangkan dua pendapat yang sangat
berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan hal yang khas dari
Decoly yaitu:
Dr Helen Parkhust
d) Prinsip kerja sendiri: di dalam prinsip dalton kerja sendiri ialajh anak
diharapkan dapat berfikir sendiri tanpa bantuan orang lain, anak berkerja
dengan kemampuan sendiri, dan tidak terlalu dinilai dari hasil kerjanya.
Dia juga menekankan kepada pendidikan ketuhanan untuk pembentukan kata hati,
dia tidak membedakan agama yang satu dengan agama yang lain. Dan pendidikan
sebaiknya diselenggarkan oleh asrama agar dapat dilakukan pembinaan yang
intensif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN