panca indra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang sudah
Tujuan agama Hindu adalah Moksa dan Jagat Hita yaitu kesejahteraan sekala
niskala, maka dalam mengejar kesejahteraan sekala niskala ini, mau tidak mau kita
dihadapkan pada teknologi karena mengikuti perkembangan dari zaman
globalisasi ini. Agama Hindu akan menerima perkembangan teknologi secara
selektif, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai- nilai agama Hindu.
Dalam agama hindu teknologi itu hanya sebagai sarana penopang/ penunjang
untuk mencapai hakekat daripada tujuan hidup beragama di dalam pelaksanaan
upacara/ upakara agama. Di dalam kehidupan sebagai manusia beragama,
teknologi berpengaruh di dalam mencapai kesejahteraan hidup dan kehidupan.
Aspek- Aspek Agama Hindu dalam kaitannya dengan
Kemajuan Teknologi
Ajaran dari agama hindu yang digunakani sebagai tolok ukur dalam menerima/
menolak Perkembangan teknologi itu, yaitu:
1. Konsep tri semaya yakni persepsi orang Bali terhadap waktu. Menurut orang
Bali konsep tri semaya dibagi menjadi tiga yaitu penyesuaian dengan masa
lampau ( athita ), penyesuaian dengan masa yang akan datang ( anaghata )
dan penyesuaian dengan masa sekarang ( warthamana ). Tri semaya
merupakan suatu rangkaian waktu yang tidak dapt dipisahkan satu dengan
lainnya. Kehidupan manusia pada saat ini ditentukan oleh hasil perbuatan di
masa lalu, dan perbuatan saat ini juga menentukan kehidupan di masa yang
akan datang.
Aspek- Aspek Agama Hindu dalam kaitannya dengan
Kemajuan Teknologi
2. Tri Pramana mempunyai arti tiga cara umat hindu meyakini adanya Ida Sang Hyang
Widhi Wasa. Dimana cara-cara tersebut adalah Pratyaksa Pramana (berdasarkan
penglihatan langsung), Anumana Pramana (berdasarkan kesimpulan yang logis) dan
Agama Pramana (berdasarkan kesimpulan yang logis). Tri Pramana diperlukan agar
para umat yang beragama hindu yang mengaplikasikan nilai-nilai agama pada
teknologi tetap bisa percaya dengan adanya Tuhan.
3. Rasa, utsaha, dan lokika (akal).
Perlu ditetapkan masalah aspek- aspek agama dalam kaitannya dengan teknologi agar
masyarakat dapat dituntun dan dibina guna menjaga kemantapan beragama dan
melestarikan kebudayaan.
Teori pendapat tentang Iman dan IPTEK oleh para
ilmuwan
Adapun Tipologi hubungan iman dengan IPTEK yang dikemukakan oleh Ian
Barbour dan Liek wilardjo yakni :
•Pertentangan atau Konflik yang berarti perselisihan diantara suatu hubungan yang
mengakibatkan perkelahian maupun permusuhan.
•Perpisahan atau Independence yang berarti ilmu dan agama berjalan masing-
masing, serta ini merupakan cara untuk menghindari terjadinya pertentangan,
Teori pendapat tentang Iman dan IPTEK oleh para
ilmuwan
berkembang lewat suatu proses dan terdorong oleh kebutuhan atau kepentingan mengembangkan
pengetahuan demi pengetahuan, sedangkan Buddhisme; mengembangkan pengetahuan demi
penyelamatan. Buddhisme; untuk meningkatkan usia dan harapan hidup manusia, harus menghindari
pembunuhan, taat pada aturan moral, dan melaksankan kebajikan (D. III, 73-74), Sedangkan IPTEK
menawarkan bank organ hidup untu mengganti organ yang rusak, membuat suatu temuan untuk
memperlambat pertumbuhan.
IPTEK mengubah dunia luar untuk membuat hidup lebih nyaman, sedangkan Buddhisme merubah
dunia dalam diri manusia agar lebih baik.
IPTEK mampu menjawab persopalan umum yang dihadapai manusia seperti kelaparan, tetapi tidak
dapat menjawan apa itu tujuan hidup manusia, dan Buddhisme memberikan jawaban ini dengan
tepat.Kebenaran ilmiah bersifat sementara dan relatif, sedangkan Dharma tidak lapuk oleh waktu,
menuntun kekebebasab (A. III, 285)
Perbedaan Posisi Sains dan Buddhisme
Ukuran Peradapan
yang disebut Dinul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu
ajarannya. Ada 3 inti ajaran Islam yaitu Iman, Islam dan Ikhsan. Ketiga inti
IPTEK dipandang tidak mampu membuat manusia menjadi lebih baik atau
bermoral.
Egoisme dan keserakahan manusia, berpotensi merendahkan martabat
bahkan menghancurkan.
Menurut Buddha, pengetahuan bagi si dungu membawa kesengsaraan,
menghancurkan kebaikannya, dan membelah kepalanya sendiri. (Dhp. 72)
Agenda perkembangan IPTEK telah menjadi agenda agama pula,
khususnya menyangkut etika dan moral.
1. Ilmu merupakan warisan para nabi.
Nabi yang diutus oleh Allah swt tidaklah mewariskan
dan meninggalkan harta melainkan mewariskan ilmu.
2. Orang yang berilmu dapat mengantarkannya kepada
jalan syahid diatas kebenaran
3. Orang yang berilmu merupakan orang yang terus
menerus mengerjakan perintah Allah swt dan menjauhi
larangannya sampai hari kiamat
4. Disamping itu ilmu merupakan jalan untuk menuju surga,
sebagaimana dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
ra berkata : Bahwa Rosulullah saw bersabda "Barang siapa
yang berjalan untuk mencari ilmu, maka Allah swt akan
memudahkannya jalan untuk menuju surga." ( HR Muslim)
5. Allah swt mengangkat derajat orang yang berilmu baik itu
didunia dan diakhirat.
Firman Allah :
(19) Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan
orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja
yang dapat mengambil pelajaran.
(20) (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan
tidak merusak perjanjian
(21) dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa
yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka
takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.
(Q.S. Ar-Ra’d : 19 – 21)
Pada ayat tersebut Allah menyebutkan bahwa tanggung jawab
Ulul Albab ada dua :
1. Memenuhi Janji
Janji Allah yang disebut mitsaq ini didefinisikan oleh Dr. Muhammad
Mahmud Hijazi sebagai “apa yang mengikat diri mereka dalam
hubungan antara mereka dengan Tuhan mereka, antara diri mereka
dengan diri mereka, antara mereka dengan manusia yang lain.”
Dengan janji ini, setiap cendekiawan jauh sebelum diciptakan dengan
hidup yang nyata telah berjanji kepada Allah untuk mengikuti perintah-
Nya, menghentikan larangan-Nya, melaksanakan seluruh rangkaian
ibadah yang telah disyari’atkan-Nya, dan mengikuti seruan Rasul-Nya.
Setelah itu dipenuhi janji kepada dirinya, untuk memilih komitmen
terhadap nilai Islam dan dipenuhi pula janjinya dengan sesama
manusia karena hidup pada hakekatnya paduan antara janji.
Apabila janji dipenuhi, maka akan terwujudlah harmoni kehidupan dan
apabila janji banyak dilanggar maka rusaklah kehidupan
2. Menyambung Apa yang Diperintahkan Allah
Menyambung apa yang diperintahkan Allah adalah menyambung
hubungan antara sesama manusia. Termasuk didalamnya
menggabungkan Iman dan Amal Cinta kepada Allah, menghubungkan
kelompok-kelompok yang bertentangan sehingga tumbuh Ukhuwwah
Insaniyah di antara manusia. Di sini seorang cendekiawan berperan
sebagai integrator, katalis, dan muwwahid yang menghidupkan semangat
persatuan di tengah masyarakat yang terpecah.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang sempurna. Kesempurnaanya
karena dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling utama adalah
akal yang berfungsi untuk berfikir, hasil pemikirannya adalah iptek.