Anda di halaman 1dari 5

Nama : Silvi Aulia

NPM : 18340021

Mata Kuliah : Al-Islam dan Kemuhammadiyahan IV (Rangkuman)

"ILMU DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN PENERAPANNYA"

A. Konsep IPTEKS dan Peradaban Muslim


Salah satu jabatan termulia manusia selain sebagai hamba Allah
('Abdullah) sebagaimana diamanatkan oleh Allah ialah pengutusan manusia
sebagai khalifatullah.
Sebagaimana terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 30 mengenai tugas
manusia sebagai khalifah, itu mengandung arti bahwa manusia mempunyai tugas
untuk memelihara bumi dari pengrusakan dan selalu menciptakan perdamaian
dengan penuh cinta kasih dan menghindari pertumpahan darah. Kedua hal
tersebut sejalan dan terkait erat dengan konsep pemikiran IPTEKS dan
Peradaban.
Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan. Banyak disebutkan dalam Al Qur‟an ayat-ayat yang menganjurkan
manusia untuk senantiasa mencari ilmu. Allah senantiasa meninggikan derajat
orang-orang yang berilmu, sebagaimana telah dijelaskan dalam QS.
AlMujadalah [58]: 11,

Artinya:

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:


"Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Yang terpenting adalah ilmu itu tujuannya tidak boleh keluar dari
nilainilai islami yang sudah pasti nilai-nilai tersebut membawa kepada
kemaslahatan manusia. Seluruh ilmu, baik ilmu-ilmu teologi maupun ilmu-ilmu
kealaman merupakan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan selama
memerankan peranan ini, maka ilmu itu suci.

1. Pengertian IPTEKS dan Konsepnya dalam Islam


Mengenai kata Ipteks orang berbeda pendapat, ada yang menganggap
merupakan singkatan dari dua komponen yaitu “ilmu pengetahuan” dan
“teknologi” dan ada pula yang memasukkan unsur seni di dalamnya
sehingga singkatannya menjadi ipteks. Mengenai definisi ilmu pengetahuan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai gabungan berbagai
pengetahuan yang di susun secara logis dan bersistem dengan
memperhitungkan sebab dan akibat (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1999:371) Lebih jauh Zalbawi Soejati mendefinisikan ilmu
pengetahuan atau sains sebagai sunnatullah artinya adalah ilmu yang
mengarah perhatiaannya kepada perilaku alam (bagaimana alam bertingkah
laku). (Zalbawi Soejoeti, 1998: 148)
Sudah menjadi pemikiran yang umum bahwasanya agama yang identik
dengan kesakralan dan stagnasi tidak sejalan atau bahkan bertentangan
dengan ipteks yang notabene selalu berkembang dengan pesat. Namun
pemikiran ini tidak berlaku lagi ketika agama tidak hanya dilihat dari
ritualitas-ritualitas belaka namun juga melihat nilai-nilai spiritualitas yang
hakiki.
ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan sebagai sarana untuk
mengenal Allah dan juga untuk melaksanakan perintah Allah sebagai
khalifatullah fil Ard sehingga sains tersebut harus membawa kemaslahatan
kepada umat manusia umumnya dan umat Islam khususnya.

B. Hubungan Ilmu, Agama dan Budaya


1. Hubungan Antara Ilmu dengan Agama dan Ilmu dengan Budaya
Walaupun daerah agama dan daerah ilmu yang nyata terpisah satu sama
lain, namun antara keduanya terdapat hubungan yang kuat. Walaupun agama
yang menetapkan tujuan, namun agama tetap belajar dari ilmu dalam arti
yang seluas-luasnya. Alat-alat apa yang dapat membantu mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Akan tetapi ilmu hanya dapat diciptakan oleh
orangorang yang jiwanya penuh dengan keinginan untuk mencapai
kebenaran dan pengertian (Endang Saifuddin Anshari, 1981: 153-154).
Seperti halnya kebudayaan agama sangat menekankan makna dan
signifikasi sebuah tindakan. Karena itu sesungguhnya terdapat hubungan
yang sangat erat antara kebudayaan dan agama bahkan sulit dipahami kalua
perkembangan sebuah kebudayaan dilepaskan dari pengaruh agama.
Sesunguhnya tidak ada satupun kebudayaan yang seluruhnya didasarkan
pada agama. Untuk sebagian kebudayaan juga terus ditantang oleh ilmu
pengetahuan, moralitas secular, serta pemikiran kritis. Meskipun tidak dapat
disamakan, agama dan kebudayaan dapat saling mempengarui. Agama
mempengaruhi sistem kepercayaan serta praktik-praktik kehidupan.
Sebalikny akebudayaan pun dapat mempengaruhi agama, khususnya dalam
hal bagaimana agama di interprestasikan/ bagaimana ritual-ritualnya harus
dipraktikkan. Tidak ada agama yang bebas budaya dan apa yang disebut
Sang – Illahi tidak akan mendapatkan makna manusiawi yang tegas tanpa
mediasi budaya, dlam masyarakat Indonesia saling mempengarui antara
agama dan kebudayaan sangat terasa. Praktik inkulturasi dalam upacara
keagamaan hamper umum dalam semua agama. Budaya yang digerakkan
agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini
sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh
konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa
kondisi yang objektif.
Apakah gunanya menggunakan pendekatan kebudayaan terhadap agama?
Yang terutama adalah kegunaannya sebagai alat metodologi untuk
memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat dan
para warganya. Kegunaan kedua, sebagai hasil lanjutan dari kegunaan utama
tersebut, adalah untuk dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama
yang dipunyai oleh para warga masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran
yang benar menurut agama tersebut, tanpa harus menimbulkan pertentangan
dengan para warga masyarakat tersebut. Yang ketiga, seringkali sesuatu
keyakinan agama yang sama dengan keyakinan yang kita punyai itu dapat
berbeda dalam berbagai aspeknya yang lokal.
Tetapi, dengan memahami kondisi lokal tersebut maka kita dapat
menjadi lebih toleran terhadap aspek-aspek lokal tersebut, karena memahami
bahwa bila aspek-aspek lokal dari keyakinan agama masyarakat tersebut
dirubah maka akan terjadi perubahan-perubahan dalam berbagai pranata
yang ada dalam masyarakat tersebut yang akhirnya akan menghasilkan
perubahan kebudayaan yang hanya akan merugikan masyarakat tersebut
karena tidak sesuai dengan kondisi-kondisi lokal lingkungan hidup
masyarakat tersebut. Masyarakat, agama dan kebudayaan sangat erat
berkaitan satu sama lain. Saat budaya atau agama diartikan sesuatu yang
terlahir di dunia yang manusia mau tidak mau harus menerima warisan
tersebut. Berbeda ketika sebuah kebudayaan dan agama dinilai sebagai
sebuah proses tentunya akan bergerak kedepan menjadi sebuah pegangan,
merubah suatu keadaan yang sebelumnya menjadi lebih baik.

C. Hukum Sunnatullah (Kausalitas)


1. Pengertian Sunnatullah
Menurut Ar Razi, sunnah adalah jalan yang lurus dan tauladan yang
diikuti. Sedangkan secara umum, kata sunnat digunakan oleh al-Qur'ān sebagai
cara atau aturan (Rahmat Taufiq Hidayat, 1996: 135). Sedangkan kata Allah
adalah nama bagi Dzat Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan, di antara beberapa
pengertian secara terminologis adalah bahwa Sunnatullāh adalah sebagai jalan
yang dilalui dalam perlakuan Allah terhadap manusia sesuai dengan tingkah
laku, perbuatan dan sikapnya terhadap syariat Allah dan Nabi-Nya dengan
segala implikasi nilai akhir di di dunia dan akhirat (Abdul Karim Zaidan: 25).

2. Pandangan Dasar Tentang Sunnatullah


Tema Sunnatullah yang banyak disebutkan di dalam al-Qur'an
merupakan tema bagi aturan global yang berlaku dan ditetapkan oleh Allah
terhadap seluruh komponen alam semesta. Mulai dari yang terkecil sampai yang
terbesar, dari yang bersifat materi maupun yang immateri, seluruhnya berjalan
di atas aturanaturan ini. Dan secara umum, aturan tersebut berdiri diatas hukum
sebab-akibat (kausal) atau premis dan hasil akhir (conclution)(Abdul Karim

Zaidan: 33). Di dalam al-Qur'an dijelaskan:


Artinya: “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agam Allah,
padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka
dikembalikan”. (QS: ‟Ali Imran [3]: 83)
3. Ketentuan Sunnatullah
Sunnatullah adalah hubungan ilmiah, dan dapat diterangkan secara
ilmiah dan logika Sunnatullah adalah hukum kausal, hubungan sebab akibat
yang terjadi di alam, yang dapat diterangkan secara ilmiah. Misalnya
seseorang sakit, kemudian dia (si sakit) memakan obat, lantas sembuh. Ini
adalah sunnatullah, hubungan sebab akibat, jika makan obat maka bakteri
penyebab sakit akan mati dan, penyakit yang disebabkan oleh bakteria
tersebut akan hilang atau sembuh. Jika tidak makan obat kemungkinan
sembuh dengan segera itu kecil. Dengan mengetahui hubungan sunnatullah
di alam di alam maka kita harus tidak meyakini bahwa obatlah yang
menyembuhkan si sakit, tetapi tetap Allah swt karena dengan sunnatullah
yang berlaku dialamlah yang menyebabkan si sakit sembuh setelah makan
obat. Obat disini hanyalah usaha manusia. Dengan makan obat maka
hubungan sebab akibat berlaku, dan menyembuhkan si sakit.
Sunnatullah sesuatu yang dapat diukur, diperhitungkan dan diramalkan
Dengan mengetahui adanya sunnatullah di alam kita dapat membedakan
mana ramalan atau prediksi ilmiah dengan ramalan yang menyebabkan
syirik. Ramalan Cuaca, Ramalan akan terjadi Gerhana matahari, adalah
contoh-contoh ramalan prediksi ilmiah yang didapat melalui penelitian dan
perhitungan ilmiah. Tetapi jika ramalan nasib memakai kartu, ramalan nasib
dengan bintang berdasarkan tanggal lahir, astrologi adalah contoh-contoh
ramalan yang dapat jatuh kepada kemusyrikan.

Anda mungkin juga menyukai