Anda di halaman 1dari 6

TOPIC 7

IPTEKS dalam Islam

1. Ipteks dan Peradaban.


Peradaban ialah kemampuan manusia didalam
mengendalikan suatu dorongan dasar kemanusiaannya untuk
dapat meningkatkan kualitas hidupnya. kebudayaan tersebut
mengacu kepada kemampuan manusia didalam mengendalikan
alam dengan melalui ilmu pengetahuan dan juga teknologi.
Menurutnya, yang menyatakan pendapatnya bahwa peradaban
tersebut berhubungan dengan suatu perbaikan yang dengan
bersifat kualitatif serta juga menyangkut kepada kondisi batin
manusia, sedangkan kebudayaan tersebut mengacu kepada
sesuatu yang bersifat material dapat terlihat dan ditunjukan, faktual,
atau sesuatu hal yang konkret dan relevan. Peradaban adalah
bentuk budaya paling tinggi dari suatu kelompok masyarakat yang
dibedakan secara nyata dari makhluk- makhluk lainnya. Peradaban
mencerminkan kualitas kehidupan manusia dalam masyarakat.
Kualitasnya diukur dari ketentraman (human security), kedamaian
(peacefull), keadilan (justice), kesejahteraan (welfare) yang merata.
Musfiroh memaparkan peradaban dari sisi pengertian, ciri-
ciri bentuk dan faktor penunjang. Beberapa pengertian peradaban
menurut Musfiroh antara lain:
a. Bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan maju
b. Kumpulan identitas dari sluruh akal budi manusa yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, misalnya:
bangunan, jalan, tatanan, seni budaya, iptek
c. Kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan
teknologi yang lebih tinggi
d. Kemampuan manusia dalam mengendalikan dorongan dasar
kemanusiaannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya
e. Kegunaan praktis dalam hubungan kemasyarakatan
f. Perkembangan kebudayaan manusia
Sedangkan ciri-ciri peradaban adalah sebagai berikut:
a. Berkembang seiring dengan perkembangan zaman
b. Perkembangan meliputi aspek fisik dan non fisik
c. Berkembang seiring perjalanan hidup manusia Selanjutnya
bentuk
Peradaban adalah:
a. Pembangunan dengan tata ruang yang baik, indah dan modern
b. Sistim pemerintahan yang tertib
c. Perkembangan iptek
d. Kompleksitas karakteristik masyarakat
Faktor Penunjang peradaban ada 3 hal yaitu:
a. Sistim pemerintahan
b. Sistim ekonomi
c. Perkembangan iptek
(Raihan, dkk., 2022)
2. Konsep dan Arah Pengembangan Teknologi
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
senantiasa berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Sebaliknya
Pancasila dituntut terbuka dari kritik, bahkan ia merupakan
kesatuan dari perkembangan ilmu yang menjadi tuntutan
peradaban manusia. Peran Pancasila sebagai paradigma
pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran, bahwa
fanatisme kaidah kenetralan keilmuan atau kemandirian ilmu
hanyalah akan menjebak diri seseorang pada masalah-masalah
yang tidak dapat diatasi dengan semata-mata berpegang pada
kaidah ilmu sendiri, khususnya mencakup pertimbangan etis,
religius, dan nilai budaya yang bersifat mutlak bagi kehidupan
manusia yang berbudaya.
Karena pengembangan ilmu dan teknologi hasilnya selalu
bermuara pada kehidupan manusia maka perlu mempertimbangan
strategi atau cara-cara, taktik yang tepat, baik dan benar agar
pengembangan ilmu dan teknologi memberi manfaat
mensejahterakan dan memartabatkan manusia.
Dalam mempertimbangkan sebuah strategi secara imperatif
kita meletakkan Pancasila sebagai paradigma pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pengertian paradigma
menggambarkan suatu keutuhan konsep dengan muatan teori,
dalil, ajaran bahkan “pandangan hidup “ sebagai dasar dan arah
pengembangan ilmu dan kebijakan strategis lainnya.
Dalam konteks Pancasila sebagai paradigma mengandung
dimensi ontologis, epistemologis dan aksiologis. Dimensi ontologis
berarti ilmu pengetahuan sebagai upaya manusia untuk mencari
kebenaran yang tidak mengenal titik henti, atau “an unfinished
journey”. Ilmu tampil dalam fenomenanya sebagai masyarakat,
proses dan produk. Dimensi epistemologis, nilai-nilai Pancasila
dijadikan pisau analisis/metode berfikir dan tolok ukur kebenaran.
Dimensi aksiologis, mengandung nilai±nilai imperatif dalam
mengembangkan ilmu adalah sila-sila Pancasila sebagai satu
keutuhan. Untuk itu ilmuwan dituntut memahami Pancasila secara
utuh, mendasar, dan kritis, maka diperlukan suatu situasi kondusif
baik struktural maupun kultural.
(Widisuseno, 2018)
3. Sikap Muslim Tentang kemajuan IPTEKS.
Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa
Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek.
Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib
dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga
bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk
beribadah kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus
berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan
tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-
sungguh perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Disebutkan
dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim
ada, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan).
Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-
Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-
hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris
atau ilmu faroidh yang adil).
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan
mulia di sisi Allah dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan
ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat yang
menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di
sisi Allah SWT.
Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman:
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia
(yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para
Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Dalam ayat
ini ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka amat
istimewa di sisi Allah SWT . Mereka diangkat sejajar dengan para
malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT. Peringatan Allah
dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang
menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang
telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas)
dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia
dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh
semua (mahluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah: 159)
(Sapada an Arsyam, 2020)
4. Peran IPTEKS dalam perkembangan Kefarmasian.
Peran apoteker meracik obat diambil alih oleh industri dan
dalam evaluasi penggunaan obat memunculkan banyak masalah.
Perkembangan teknologi farmasi dan kedokteran serta perubahan
gaya hidup mengubah tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kefarmasian yang lebih menekankan praktek pengobatan yang
aman, pencegahan kesalahan pengobatan, pelaporan dan
pencegahan efek samping, evaluasi dan tindak lanjut pengobatan,
pemberian informasi klinis praktis dan pelayanan ke rumah pasien.
Advokasi terhadap masyarakat tidak terbatas pada swamedikasi,
melainkan juga pada saat sakit dan harus ditolong di tempat
pelayanan kesehatan (Pratama, dkk., 2022).
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, K. J., Widodo, G. P., & Rahmawati, I. 2022. Strategi


Pengembangan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Muhammadiyah
Siti Khodijah Gurah Kediri. Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA
FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"), 13(3),
655-662.
Raihan, S., dkk. 2022. Ilmu Pendidikan. Koto Tangah: PT. Global
Eksekutif Teknologi.
Sapada, A. O., & Arsyam, M. 2020. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Menurut Pandangan Islam. Makassar: STAI DDI.
Widisuseno,I..2018.Ipteks  dan Strategi Pengembangannya. HUMANIKA, 
17(1).

Anda mungkin juga menyukai