Anda di halaman 1dari 25

Intisari Tipiṭaka

Pubbabhāganamakkāra
Handa mayaṁ Buddhassa Bhagavato pubbabhāganamakkāraṁ
karoma se.

Namo tassa, Bhagavato Arahato


Sammāsambuddhassa (tikkhattuṁ).
Terpujilah Yang Maha Suci Bhagavā, Yang
telah mencapai penerangan sempurna.

Cunkeng Hut, Hut si Alohan, Cin nya cheng,


Kya kao Niekphan.

Parittā Suci terbitan STI hal. 72. Parittā terbitan SAGIN hal. 06.
Sutta Piṭaka
• Sutta Piṭaka berisi tentang khotbah-khotbah atau
ceramah-ceramah YMS. Buddha dengan berbagai
kalangan, semasa Beliau mengembangkan Ajaran-
Nya.
• Sutta Piṭaka berisi khotbah-khotbah yang
disampaikan kepada manusia dan Deva.
• Selain itu, di Sutta Piṭaka juga terdapat khotbah dari
siswa YMS. Buddha yang terkemuka.
Sutta Piṭaka
Sutta Piṭaka dikelompokkan dalam lima kelompok
utama, yaitu:
• Dīgha Nikāya (kumpulan sutta panjang, terdiri dari 34
sutta dan disusun dalam tiga vagga).
• Majjhima Nikāya (kumpulan sutta menengah yang
terdiri dari 152 sutta dan disusun dalam tiga kitab).
• Aṅguttara Nikāya (kumpulan sutta yang terdiri dari 11
nipāta/bagian, dan terdiri dari 9.557 sutta).
• Saṁyutta Nikāya (kumpulan sutta yang terdiri dari
7.762 sutta dan dibagi menjadi lima vagga utama dan
56 nipāta/bagian).
• Khuddaka Nikāya (kumpulan sutta yang terdiri dari
15/18 kitab).
Dīgha Nikāya
Dīgha Nikāya disusun dalam tiga vagga, yaitu:
• Sīlakkhandha Vagga (13 sutta)
• Berisi tentang moralitas.
• Brahmajāla Sutta, Samaññaphala Sutta,
Ambattha Sutta, Sonadanda Sutta, Kūtadanta
Sutta, Mahāli Sutta, Jāliya Sutta,
Kassapasīhanāda Sutta, Potthapāda Sutta, Subha
Sutta, Kevaddha Sutta, Lohicca Sutta, Tevijja
Sutta.
Dīgha Nikāya
Dīgha Nikāya disusun dalam tiga vagga, yaitu:
• Mahā Vagga (10 sutta)
Berisi tentang khotbah panjang tentang aspek
historis dan doktrin penting ajaran YMS. Buddha.
Mahāpadāna Sutta, Mahānidāna Sutta,
Mahāparinibbāna Sutta, Mahāsudassana Sutta,
Janavasabha Sutta, Mahāgovinda Sutta,
Mahāsamaya Sutta, Sakkapañha Sutta,
Mahāsatipaṭṭhāna Sutta, Payasi Sutta.
Dīgha Nikāya
Dīgha Nikāya disusun dalam tiga vagga, yaitu:
• Pātika Vagga (11 sutta)
Berisi tentang berbagai topik panjang.
Pātika Sutta, Udumbarikāsīhanāda Sutta,
Cakkavattisihanāda Sutta, Agañña Sutta,
Sampasādanīya Sutta, Pāsādika Sutta, Lakkhaṇa
Sutta, Sīgalovāda Sutta, Ātānātiya Sutta, Saṅgīti
Sutta, Dasuttara Sutta.
Brahmajāla Sutta
• Perdebatan antara Supiya, seorang petapa kelana
dan siswanya bernama Brahmadatta, di mana si
guru memfitnah Tiratana sedangkan si siswa
memuji Tiratana.
• Mengenai fitnah, YMS. Buddha menasihati siswa
Beliau agar tidak merasa jengkel atau tidak senang
atau marah. Karena hal itu hanya akan merugikan
spiritualitas mereka.
• Mengenai pujian YMS. Buddha menasihati para
siswa-Nya agar tidak merasa senang, gembira atau
bangga. Karena hal itu akan menjadi penghalang
spritualitas mereka.
Brahmajāla Sutta
• YMS. Buddha mengatakan bahwa Beliau
mendapatkan kehormatan bukan semata-mata dari
kesusilaan, melainkan karena kebijaksanaan yang
mendalam yang Beliau temukan dan nyatakan.
• YMS. Buddha memberikan analisa yang rinci
mengenai pandangan-pandangan salah yang
ditegaskan di dalam 62 cara dan menunjukkan
bahwa pandangan-pandangan ini bermula dari
perasaan yang muncul sebagai akibat dari kontak
yang berulang-ulang melalui 6 landasan indera..
Kūtadanta Sutta
• Brahmana Kutadanta menemui YMS. Buddha untuk
memohon nasihat mengenai bagaimana cara terbaik untuk
melakukan korban.
• YMS. Buddha memberitahukan tentang praktik tradisional
memersembahkan empat kebutuhan pokok bhikkhu.
• YMS. Buddha juga memberitahukan pengorbanan yang
dibuat dengan sedikit kesulitan tetapi melebihi
pengorbanan lainnya, yaitu: berlindung pada YMS.
Buddha, Dhamma sejati, dan Ariya Saṅgha, menjalankan
lima sila, meninggalkan kehidupan berumah tangga,
menjadi mantap dalam moralitas, terampil dalam empat
Jhāna, memiliki delapan jenis pengetahuan yang lebih
tinggi, yang menghasilkan lenyapnya āsava.
Mahāli Sutta
• YMS. Buddha menjelaskan kepada Mahāli
Otthaddha seorang penguasa Licchavi bahwa para
siswanya memraktikkan kehidupan suci bukan
untuk mendapatkan kesaktian, melainkan untuk
perwujudan Dhamma sejati yang jauh melebihi
konsentrasi duniawi.
• Perwujudan Dhamma sejati ini dengan
melaksanakan jalan mulia berunsur delapan.
Mahāsihanāda Sutta
• Khotbah ini memberikan apa definisi sāmaṇā sejati dan
apa definisi brāhmaṇa sejati.
• Petapa Kassapa mendatangi YMS. Buddha dan
membanggakan bahwa seorang sāmaṇā sejati dan
brāhmaṇa sejati adalah mereka yang menjalankan hidup
dengan penyiksaan diri.
• YMS. Buddha menjelaskan kepadanya kesia-siaan
penyiksaan diri yang ekstrim dan seorang petapa harus
berlatih agar terampil dalam moralitas, konsentrasi, dan
pengetahuan, mengembangkan cinta kasih dan berdiam
dalam kebebasan pikiran dan kebebasan lewat
pengetahuan. Baru dengan demikianlah ia berhak disebut
seorang sāmaṇā dan brāhmaṇa.
• Kemudian Petapa Kassapa memutuskan bergabung
dengan Saṅgha.
Subha Sutta
• Khotbah ini tidak diberikan oleh YMS. Buddha
melainkan oleh Bhante Ānanda atas permohonan
Subha yang masih muda.
• Bhikkhu Ānanda memberitahukan bahwa YMS.
Buddha memuji tiga kelompok Dhamma sejati,
yaitu: kumpulan moralitas, konsentrasi, dan
pengetahuan.
• Subha menjadi siswa awam yang berbakti.
Mahāpadāna Sutta
• Khotbah ini diberikan kepada para bhikkhu yang
suatu hari membahas pengetahuan YMS. Buddha
tentang kehidupan-kehidupan lampau.
• YMS. Buddha menjelaskan tentang tujuh Buddha
terakhir, dengan kisah kehidupan lengkap salah satu
YMS. Buddha, yaitu Buddha Vipassi dan
mengingatkan kembali semua fakta para Buddha:
kedudukan sosial, nama, suku, masa hidup,
pasangan-pasangan siswa utama, kelompok
pengikut, pencapaian mereka, dan pembebasan
mereka dari kekotoran batin.
Mahāparinibbāna Sutta
• Merupakan cerita penting mengenai hari-hari terakhir
YMS. Buddha, catatan sejarah yang rinci mengenai apa
yang dilakukan dan dikatakan YMS. Buddha, dan yang
terjadi di tahun terakhir kehidupan beliau.
• Merupakan khotbah terpanjang di dalam Dīgha Nikāya.
• Disusun dalam bentuk cerita, sutta ini diselingi dengan
banyak khotbah mengenai beberapa aspek yang paling
mendasar dan penting di dalam Ajaran YMS. Buddha.
• Di Rājagaha, YMS. Buddha memberikan khotbah-
khotbah terkenal mengenai tujuh faktor yang tidak
menimbulkan kemerosotan bagi para raja dan pangeran
serta tujuh faktor yang tidak dapat menyebabkan
kemerosotan bagi para bhikkhu.
Mahāparinibbāna Sutta
• Di Vesāli, YMS. Buddha membuat keputusan untuk
wafat dan mewujudkan Parinibbāna dalam waktu tiga
bulan kemudian. Pada waktu Beliau membuat keputusan
penting itu, terjadilah gempa dasyat.
• YMS. Buddha kemudian tinggal di hutan mangga milik
Cunda, putra si pandai besi, yang memersembahkan
makanan kepada YMS. Buddha dan kelompok para
bhikkhu.
• Dari tempat pembaringan terakhir, YMS. Buddha
menjelaskan bahwa ada empat tempat yang
membangkitkan penghormatan dan bakti, empat orang
yang pantas dibangunkan thūpa dan menjawab
pertanyaan mengenai cara berperilaku terhadap wanita
dan mengenai apa yang harus dilakukan dengan sisa
jasad Beliau.
Mahāsudassana Sutta
• Khotbah ini diberikan YMS. Buddha ketika berbaring di
tempat pembaringan terakhir-Nya di hutan pohon Sala di
Malla.
• YMS. Buddha menjelaskan kebesaran dan kemegahan
Kusavati (Kusinara pada masa lampau) ketika Raja
Mahāsudassana menjadi penguasa di sana.
• Kemudian YMS. Buddha mengungkapkan bahwa Beliau
sendirilah Raja Mahāsudassana pada zaman itu.
• YMS. Buddha mengakhiri khotbah itu dengan
mengingatkan Bhikkhu Ānanda bahwa segala yang
terpadu memang tidak kekal. Muncul dan lenyap
merupakan sifat alaminya. Hanya penghentian total
itulah Nibbāna yang membahagiakan.
Mahāgovinda Sutta
• Dalam khotbah ini Pañcasīlasikkhā, Deva Gandhabba,
memberitahukan pada dewan deva di mana Brahma
Sanankumara telah mengajarkan Dhamma sejati
sebagaimana yang ditunjukkan oleh Mahāgovinda,
Bodhisatta yang telah mencapai alam Brahma.
• YMS. Buddha mengatakan bahwa Mahāgovinda adalah
Beliau sendiri, dan Dhamma sejati yang diajarkannya
pada waktu itu hanya dapat membawa seseorang ke alam
Brahma.
• Dengan Ajaran Beliau sebagai YMS. Buddha Yang Telah
Tercerahkan sekarang, pencapaian-pencapaian yang
lebih tinggi seperti Sotāpanna, Sakadāgāmi, Anāgāmi,
dan pencapaian tertinggi Arahatta pun dapat
dimungkinkan.
Sakkapañha Sutta
• Suatu ketika YMS. Buddha sedang berdiam di goa
Indasala di dekat Rajagaha. Sakka, raja para Deva,
datang kepada beliau untuk mengajukan beberapa
pertanyaan.
• Sakka ingin mengetahui mengapa ada rasa
permusuhan dan kekerasan di antara para makhluk.
• YMS. Buddha memberitahukan bahwa irihati dan
keegoisan lah yang menyebabkan rasa permusuhan
di antara para makhluk.
• Selanjutnya Beliau menerangkan bahwa iri hati dan
keegoisan disebabkan oleh suka dan tidak suka,
yang sebenarnya berakar dari nafsu keinginan.
Mahāsatipatthāna Sutta
• Sutta ini merupakan salah satu khotbah doktrin
Buddha yang paling penting. Di dalamnya
dijelaskan satu-satunya jalan untuk memurnikan
para makhluk, untuk mengatasi kesedihan dan ratap
tangis, untuk sepenuhnya menghapus penderitaan
dan kesusahan, untuk mencapai jalan yang benar
dan untuk merealisasi Nibbāna.
• Kotbah ini yang diberikan langsung kepada para bhikkhu
di kota pasar Kammasadhamma, mendefinisikan Metode
Kewaspadaan Mantap, yang terdiri dari empat belas cara
untuk merenungkan tubuh, sembilan cara merenungkan
sensasi, enam belas cara merenungkan pikiran, dan lima
cara untuk merenungkan Dhamma sejati.
Agañña Sutta
• Khotbah ini diberikan kepada Vasetha dan Bharadvāja,
dengan menunjukkan kepercayaan yang salah para
Brahmana mengenai kasta. Para brahmana menyatakan
diantara empat kasta, kasta brahmanalah yang paling
mulia, diikuti dengan Khattiya, Vessa kemudian Sudda
yang paling rendah.
• YMS. Buddha menolak pernyataan para brahmana ini.
• YMS. Buddha menjelaskan bagaimana dunia ini terkena
evolusi dan peleburan serta melukiskan bagaimana
makhluk manusia mula-mula muncul di bumi ini dan
bagaimana munculnya empat kasta.
• Selanjutnya YMS. Buddha menjelaskan bahwa
keagungan seseorang ditentukan bukan oleh kelahiran
dan garis keturunannya, melainkan oleh moralitas dan
pengetahuannya tentang Kebenaran Mulia.
Sīgalovāda/Siṅgāla Sutta
• Khotbah ini diberikan oleh YMS. Buddha di
Rājagaha untuk kemajuan perilaku seorang pemuda
bernama Siṅgāla.
• Pemuda Siṅgāla memuja enam arah sebagai
penghormatan pada nasihat terakhir yang diberikan
ayahnya ketika akan meninggal.
• YMS. Buddha menjelaskan enam arah tersebut
adalah: Timur berarti orang tua, Selatan berarti para
guru, Barat berarti istri dan anak, Utara berarti
sahabat dan rekan, Bawah berarti pelayan, Atas
berarti Sāmaṇā dan Brāhmaṇā.
Ātānātiya Sutta
• Empat Raja Surga datang menemui YMS. Buddha
dan mengatakan bahwa di antara banyak makhluk
yang tak tampak, ada yang tidak percaya pada
Ajaran, sehingga mereka mungkin akan
mencelakakan para pengikut YMS. Buddha.
• Karena itu, para Raja Surga ingin mengajar para
bhikkhu doa perlindungan yang dikenal sebagai
Ātānātiya Parittā. YMS. Buddha menyatakan
persetujuan dengan cara berdiam diri.
• YMS. Buddha menasihati para siswa-Nya untuk
memelajari dan menghafalnya agar mereka dapat
hidup dengan tenteram, karena terlindung dan
terjaga dengan baik.
Saṅgiti Sutta
• Saat YMS. Buddha sedang mengadakan perjalanan
melewati negeri Mallā ketika beliau sampai ke Pāvā.
Kematian Nigaṇṭha Nātaputta baru saja terjadi dan para
pengikutnya ditinggalkan dalam keadaan bertikai dan
berselisih, memertengkarkan doktrin-doktrin.
• Bhante Sāriputta yang memberikan khotbah ini
mengatakan bahwa perpecahan di antara para pengikut
Nātaputta ini disebabkan karena ajarannya tidak diajarkan
dengan baik, tidak disampaikan dengan baik, dan tidak
dapat membebaskan dari lingkaran tumimbal lahir., karena
diajarkan oleh orang yang belum sepenuhnya tercerahkan.
• Sebaliknya, Ajaran YMS. Buddha telah diajarkan dengan
baik, disampaikan dengan baik, dapat membebaskan dari
lingkaran tumimbal lahir, karena diajarkan oleh YMS.
Buddha yang sepenuhnya Tercerahkan.
Sabbe sattā bhavantu
sukhitattā

SĀDHU SĀDHU SĀDHU

Anda mungkin juga menyukai