Anda di halaman 1dari 28

Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

POLA PERJALANAN PAKET WISATA BUDAYA, SEJARAH DAN


RELIGI SEBAGAI PRODUK WISATA UNGGULAN DI PRIANGAN
TIMUR CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan)
– JAWA BARAT

TRAVEL PATTERN TOURISM CULTURE, HISTORY AND RELIGION AS A MAJOR TOUR


PRODUCT IN EASTERN FIRE CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka,
Kuningan) -WEST JAVA

Khoirul Fajri, Septy Indrianty, Emron Edison

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Yapari


Jl. Prof. Dr. Sutami No. 81—83 Bandung Jawa Barat

ABSTRAK
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti mendapatkan beberapa destinasi wisata yang
ada di daerah wilayah CIAYUMAJAKUNING. Namun, dari sekian banyak destinasi yang ada
hanya ada beberapa destinasi yang dapat diunggulkan atau dikembangkan lebih lanjut. Dengan
menetapkan destinasi wisata unggulan, maka fokus dari pola perjalanan akan lebih terarah. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara dengan melibatkan berbagai
pihak diantaranya pemeritah, industri, asosiasi serta masyarakat, tokoh masyarakat, dan lembaga
swadaya masyarakat sehingga bentuk atau model pola perjalanan wisata sejarah, budaya dan
religiyang dihasilkan adalah bentuk integrasi yang dapat memberikan multiflier effect (dampak
berganda) di lintas sektor dimana pariwisata berperan sebagai leading sector. Adapun fokus destinasi
wisata unggulan berdasarkan kajian dan pertimbangan yang ditetapkan sebagai berikut: ada 3
destinasi unggulan di Kota Cirebon, yaitu: Keraton Kesepuhan dan Keraton Kacirebonan yang
cenderung terhadap budaya dan sejarah, dan Mesjid Agung Sang Cipta Rasa yang memiliki unsur
budaya dan religi. Selanjutnya di Kabupaten Cirebon, ada 3 destinasi unggulan yang memiliki
karakteristik budaya, religi dan sejarah, yaitu Trusmi (Budaya), Makam Sunan Gunung Jati dan
Makam Talun (Sejarah dan Religi), Sunan Parung (Sejarah dan Religi), Museum Telaga Manggung
(Sejarah), dan Rumah adat kasokandel (Budaya dan Religi). Sama juga halnya dengan Indramayu
yang memiliki 3 unggukan destinasi wisata, yaitu Nadran (Budaya), Makam Raden Arya Wira Lodra
(Religi), dan Kampung Adat Bumi Egandu Dayak Losarang (Budaya). Namun, di Kuningan
memiliki 2 wisata unggulan yaitu Gedung perundingan Linggarjati (Sejarah) dan Taan Purbakala
(Sejarah dan Budaya). Pola perjalanan untuk CIAYUMAJAKUNING secara umum, dari titik
kedatangan awal di salah satu kota atau kabupaten yang termasuk dalam wilayah
CIAYUMAJAKUNING sebagai pintu masuk yang juga menjadi destinasi wisata yang dikunjungi
kemudian dilanjutkan melakukan aktifitas wisata didaerah lain dan kembali ke daerah asal melalui
kota atau kabupaten lain yang bukan sebagai kota atau kabupaten yang menjadi titik awal
kedatangan. Adapun pola perjalanan yang dibuat yaitu pola perjalanan Stop Over yaitu wisatawan
berkunjung ke suatu destinasi utama, dimana selama perjalanan terdapat daya tarik wisata yang
dikunjungi selama menuju atau kembali ke destinasi utamanya, pola ini diberi nama En Route Stop
Over.

Kata Kunci: Pola Perjalanan Wisata, Destinasi Wisata, CIAYUMAJAKUNING

35 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

ABSTRACT

Based on the results of research and discussion, researchers get some tourist destinations in the area
CIAYUMAJAKUNING. However, of the many destinations that exist there are only a few
destinations that can be prioritized or developed further. By setting a superior tourist destination,
then the focus of the travel pattern will be more focused. The method used in this study is
observation and interviews involving various parties such as government, industry, associations and
communities, community leaders, and non-governmental organizations so that the form or model of
historical, cultural and religious travel patterns produced is a form of integration that can provide
multiplier effect across multiple sectors where tourism acts as a leading sector. The focus of leading
tourist destinations based on the study and consideration set as follows: there are 3 leading
destinations in the city of Cirebon, namely: Keraton Kesepuhan and Kacirebonan palace that tends
to culture and history, and Sang Cipta Rasa Great Mosque that has cultural and religious elements.
Furthermore, in Cirebon District, there are 3 leading destinations that have cultural, religious and
historical characteristics, namely Trusmi (Culture), Sunan Gunung Jati Cemetery and Talun Tomb
(History and Religion), Sunan Parung (History and Religion), Museum Telaga Manggung ), and
traditional house of kasokandel (Culture and Religion). Similarly, Indramayu which has 3 tourist
destinations, namely Nadran (Culture), Tomb of Raden Arya Wira Lodra (Religi), and Indigenous
Village Earth Dayak Losandu (Cultural). However, in Kuningan has 2 excellence tours namely
Linggarjati (History) and Taan Purbakala (History and Culture). The travel pattern for
CIAYUMAJAKUNING in general, from the initial arrival point in one of the towns or districts
included in the CIAYUMAJAKUNING area as the entrance which is also a visited tourist
destination then proceeded to do other tourism activities in the area and return to the area of origin
through other cities or districts that not as a city or district that became the starting point of arrival.
The travel pattern is made of Stop Over travel pattern that is tourists visiting a major destination,
where during the trip there is a tourist attraction visited during or back to the main destination, this
pattern is named En Route Stop Over.

Keywords: Patterns of Travel, Destinations, CIAYUMAJAKUNING

Diterima : 15 Januari 2018


Diproses : 26 Januari 2018
Diterbitkan : 18 Februari 2018

Padahal jika mengacu pada Undang –


PENDAHULUAN Undang Kepariwisataan No.10 Tahun
2009 salah satu prinsip penyelenggaraan
kepariwisataan adalah memberi manfaat
Provinsi Jawa Barat memiliki untuk kesejahteraan rakyat serta
potensi wisata yang sangat besar, baik memberdayakan masyarakat
dilihat dari alam, sejarah maupun setempat.Sementara itu visi pembanguan
budayanya yang tersebar dalam 27 (dua Jawa Barat sebagai Provinsi Termaju di
puluh tujuh) Kota dan Kabupaten. Namun Indonesia pada tahun 2025 yang ditandai
seiring dengan perkembangannya, dengan 7 (tujuh) karakter diantaranya
pariwisata di Jawa Barat belum mampu pengelolaan pertanian dan kelautan,
memberikan solusi yang strategis terhadap infrastruktur yang handal dan pengelolaan
permasalahan yang terjadi di masyarakat. lingkungan yang berimbang untuk

36 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

pembangunan berkelanjutan dan di CIAYUMAJAKUNING.


pengembangan budaya lokal dan menjadi Pada penelitian lokus daerah
destinasi wisata dunia. Priangan Timur khususnya di kabupaten
Mengacu pada RPJMD Provinsi atau Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka
Jawa Barat 2013-2018, kebijakan dan Kuningan dipilih dengan pertimbangan
pembangunan wilayah pengembangan bahwa daerah-daerah tersebut menjadi
dimaksudkan untuk peningkatan ekonomi bagian wilayah pengembangan dengan
yang diharapkan dalam memberikan potensi sebgai destinasi wisata dan bisnis
peningkatan kesejahteraan rakyat, salah seiring dibangunnya airport internasional di
satunya adalah wilayah pengembangan Kertajati-Majalengka yang dalam beberapa
Ciayumajakuning (Kabupaten dan Kota tahun kedepan segera dioperasionalkan.
Cirebon, Kabupaten Indramayu, Namun dengan potensi yang dimiliki belum
Majalengka dan Kuningan).Banyak potensi dapat memberikan nilai manfaat yang
pariwisata Jawa Barat yang belum atau tidak optimal bagi masyarakat setempat. Untuk
terpublikasikan sehingga tidak banyak mencapai tujuan tersebut diperlukan tata
wisatawan mengetahuinya, padahal, objek kelola yang baik seperti adanya
wisata tersebut sangat menarik untuk membangun keasadaran wisata bagi
dikunjungi. Salah satu kendala karena agen masyarakat akan potensi wisata sejarah,
travel tidak memiliki pola perjalanan wisata budaya dan religi, pemberdayaan
yang terpadu, dan belum didukung penuh masyarakat, membangun kemandirian
oleh regulasi dari pemerintah daerah. yang akhirnya akan berdampak pada
Untuk itu perlu dilakukan penelitian terkait peningkatan pendapatan.
pergerakan wisata tersebut. Sebab,
“Pemahaman yang jelas tentang arus Pengertian Pola dan Perjalanan
pergerakan ini berpengaruh pada
penyediaan sarana dan prasarana wisata di Dalam kamus besar bahasa Indonesia
daerah yang bersangkutan Ismayanti, kata pola berarti model, sedangkan kata
(2010:11).Selain itu, “…bertujuan untuk perjalanan yang berasal dari kata dasar jalan
pengembangan wisata lebih baik di masa dalam kamus besar bahasa Indonesia
yang akan datang dengan mengetahui berarti perlintasan dari suatu tempat ke
perilaku wisatawan dan pengembangan tempat lain dan arti perjalanan sendiri
produk wisata untuk memenuhi dalam kamus besar bahasa Indonesia
permintaan wisata” (Lau, 2007). tersebut adalah kegiatan perpindahan
“Sedangkan untuk dapat menghasilkan barang atau orang dari suatu tempat ke
produk wisata yang berupa paket-paket tempat lain melalui suatu perlintasan.
wisata yang memiliki daya saing perlu
disusun pola perjalanan wisata (travel
Pengertian Wisata dan Destinasi Wisata
pattern) yang mampu menggambarkan
tentang potensi daya tarik wisata di suatu
Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun
daerah dengan memasukkan unsur
2009 Tentang kepariwisataan
dukungan atau ketersediaan fasilitas
mendefinisikan beberapa hal, seperti
pariwisata dan aksessibilitas menuju daya
diuraikan berikut ini:
tarik wisata tesebut” (Basuki, 2014). Oleh
1. Wisata adalah perjalanan yang
karena itu, peneliti tertarik untuk
dilakukan oleh seseorang atau
mengambil tema dengan judul Pola
kelompok orang dengan mengunjungi
Perjalanan Paket Wisata Budaya, Sejarah
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
dan Religi Sebagai Produk Wisata unggulan

37 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

pengembangan pribadi, atau adanya dorongan yang berasal dari


mempelajari daya tarik wisata yang beberapa faktor, antara lain dari diri sendiri
dikunjunginya dalam jangka waktu maupun yang berasal dari luar diri
sementara. seseorang (Muljadi & Warman, 2014 p.
26). Selanjutnya perlu adanya pola
2. Wisatawan adalah orang yang
perjalanan sehingga perusahaan perjalanan
melakukan wisata
memiliki panduan yang jelas.
3. Pariwisata adalah berbagai macam
Sedangkan jenis wisata menurut
kegiatan wisata yang didukung berbagai
Samsurijal D dan Kaelany (1997) antara
fasilitas serta layanan yang disediakan
lain adalah sebagai berikut:
masyarakat, pengusaha, Pemerintah
dan Pemerintah Daerah.
1. Wisata Kota
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan 2. Wisata untuk rekreasi
kegiatan yang terkait dengan pariwisata 3. Wisata bahari
dan bersifat multidimensi serta 4. Wisata alam
multidisiplin yang muncul sebagai 5. Wisata budaya
wujud kebutuhan setiap orang dan 6. Wisata olahraga
negara serta interaksi antara wisatawan 7. Wisata bisnis
dan masyarakat setempat sesama 8. Wisata konvensi
wisatawan, pemerintah, pemerintah 9. Wisata jenis lain
daerah dan pengusaha.
5. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu Pengertian Pola Perjalanan Wisata
yang memiliki keunikan, keindahan, Dalam materi seminar tentang “
dan nilai yang berupa keanekaragaman Pola Perjalanan Indonesia” tanggal 29
kekayaan alam budaya dan hasil buatan September 2014, dijelaskan bahwa “Pola
manusia yang menjadi sasaran atau Perjalanan Pariwisata adalah struktur,
tujuan kunjungan wisatawan. kerangka dan alur perjalanan wisata dari
6. Daerah tujuan wisata atau Destinasi satu titik destinasi ke titik destinasi lainnya
Pariwisata adalah kawasan geografis yang saling terkait yang berisi informasi
yang berada dalam satu atau atau lebih tentang fasilitas, aktifitas dan pelayanan
wilayah administrasi yang di dalamnya yang memberikan berbagai pilihan
terdapat daya tarik wisata. perjalanan wisata bagi industry maupun
individu wisatawan untuk mempengaruhi
Sedangkan pengertian destinasi wisata pengambilan keputusan dalam melakukan
menurut Fluker (dalam Prasiasa, 2013: 19) perjalanan wisata” (Basoeki, 2014).
disebutkan bahwa, “A significant place Menurut Basoeki dalam materi
visited on a trip, with some form of actual seminar pola perjalanan Indonesia, Secara
or perceived boundary. The basic umum Pola Perjalanan Wisata dapat dibagi
geographic unit for the production of menjadi 6 (enam) kategori yaitu :
tourism statistic.” 1. Single Point yaitu wisatawan
Sedangkan, “kepariwisataan dapat melakukan kunjungan disuatu destinasi
dikatakan berkembang apabila terdapat atau daya tarik wisata dan kembali
banyak wisatawan yang melakukan dengan rute yang sama, adapun pola
perjalanan wisata ke suatu daerah tujuan ini diberi nama Direct Route atau
pariwisata. Namun, seorang wisatawan akan Single Destination.
melakukan perjalanan wisata tergantung

38 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

Gambar 1. Single Point


2. Base Site yaitu wisatawan menuju satu
destinasi utama sebagai “base camp”
selanjutnya berkunjung ke destinasi atau
daya tari wisata lain yang menjadi
sekunder, pola ini diberi namaBase Gambar 5. Chaining Loop
camp Day Trip.
5. Destination – Region Loop yaitu
kombinasi antara single point dan
chaining loop yang dikenal dengan
nama Regional Tour Destination –Area
Loop.
Gambar 2. Base Site
3. Stop Over yaitu wisatawan berkunjung
ke suatu destinasi utama, dimana
selama perjalanan terdapat daya tarik
wisata yang dikunjungi selama menuju
atau kembali ke destinasi utamanya,
pola ini diberi nama En Route Stop
Over. Gambar 6. Destination-Region Loop

6. Complex neighbourhood yaitu


gabungan beberapa atau keseluruhan
pola-pola perjalanan, wisatawan pergi
dari suatu destinasi ke destinasi lain
tanpa mengulangi. Pola ini
menggambarkan kompleksitas pola
Gambar 4. Stop Over pergerakan wisatawan yang
memungkinkan variasi dan campuran
4. Chaining Loop yaitu wisatawan pola perjalanan yang berbeda. Pola ini
mengunjungi beberapa destinasi atau lebih dikenal dengan namaMultiple –
daya tarik wisata tanpa mengulangi. Destination area loop.
Berhenti di destinasi atau daya tarik
wisata diantara jalur melingkar yang
belum tentu terkait. Wisatawan
berkunjung ke daya tarik wisata terkait
dengan destinasi yang sedang
dikunjungi. Pola ini diberi namaFull
Orbit Round Trip.

39 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

mampu terbang nonstop minimal 6-


Gambar 7. Complex Neighbourhood 7 jam. Dewasa ini, banyak pesawat
yang dioperasikan oleh airlines
Pola perjalanan secara umum dalam secara non-stop menjelajahi udara
pelaksanaannya akan dipengaruhi oleh dalam waktu 11 s/d 13 jam
beberapa faktor yang terdapat didalam pola penerbangan.
perjalanan wisatawannya antara lain : 3. Moda transportasi yang digunakan.
1. Cara melakukannya. a. Transportasi di permukaan bumi
a. Secara berombongan dalam ikatan (surface transport), baik di darat
dengan paket wisata tertentu, maupun di laut dan/atau kombinasi
dikenal sebagai GIT (Grouped antara laut (kapal pesiar / cruise)
Inclusive Travel), segala sesuatunya dan darat;
(jadual, destinasi, tiket, hotel dll) b. Transportasi udara (air transport).
diatur sesuai program (itinerary) 4. Motivasi perjalanan.
paket yang dipilihnya; a. Motivasi bisnis (busness tourism),
b. Perjalanan perorangan, baik sendiri- yang dirinci lebih jauh atas sub-
sendiri maupun kelompok kecil motive (TICO =trade, idustrial,
mandiri, mengatur sendiri commercial, official dan MICE
perjalanannya, baik jadual maupun = meeting, incentive, conference /
destinasinya, bebas dari ikatan convention, exhibition);
dengan paket wisata, dikenal b. Motivasi pesiar (leisure/pleasure
dengan sebutan FIT (Free travel), yang juga dirinci atas
Individual Travel). Meskipun beberapa sub-motive lebih
demikian, kelompok ini acapkali lanjut (NATURAL = adventure,
menggunakan juga jasa biro agricultural/agro, marine, special
perjalanan dalam hal pemesanan interest, health, dsb.
tiket atau kamar hotel; serta CULTURAL = historical,
2. Jarak perjalanannya. educational, family visit, religious,
a. Jarak dekat (short-haul); pada sport, dsb.)
umumnya jarak perjalanan dinilai 5. Kelompok jenis kelamin (gender).
dari lamanya penerbangan yang a. Wisata wanita (female tourism);
ditempuh secara nonstop. Dalam b. Wisata pria (male tourism).
hal jarak dekat tidak lebih dari 3
jam. Berbeda dengan ketentuan 6. Kelompok usia.
yang berlaku internasional, short- a. Wisata muda/remaja (youth
haul untuk penerbangan domestik tourism);
pada umumnya ditetapkan tidak b. Wisata dewasa (adult tourism);
lebih dari 1,5 jam lamanya, yaitu kelompok ini bisa dipecah lebih
dengan jarak sekitar 500 mil (atau lanjut dengan
setara dengan 800 km); c. Wisata lansia (senior tourism,
b. Jarak menengah (medium-haul), elderly tourism).
lama perjalanan udara nonstop 7. Sifat kegiatan selama perjalanan
antara 3 jam s/d 6 jam; a. Wisata aktif (active tourism);
c. Jarak jauh (long-haul), meliputi b. Wisata pasif (passive tourism).
perjalanan udara nonstop lebih dari 8. Lokasi destinasi.
6 jam, yang lazimnya menggunakan a. Wisata domestik (domestic
pesawat berbadan lebar yang tourism);

40 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

b. Wisata regional (regional tourism); Sambil berjalan di koridor wisata, ia


c. Wisata internasional (international menikmati pemandangan indah, wisata
tourism); budaya dan aktifitas kehidupan rakyat
d. Wisata desa (rural tourism); dan (desa, pengolahan tegal, dan sawah) yang
wisata kota (urban tourism) disebut sebagai hinterland.
Dan yang tak kalah penting menurut Yoeti
Prinsip Pengembangan Pola Perjalanan
(2016:97) secara makro, pengembangan
Wisata Sejarah, Budaya dan Religi
produk wisata dapat berupa:
1. Travel agent
Tujuan utama pengembangan pola
2. Tourist Transportations
perjalanan wisata tidak terlepas dari tujuan
3. Hotel
utama pembangunan pariwisata yang
4. Bar dan Restoran
bertujuan untuk: 1.Persatuan dan kesatuan
5. Tour Operator
bangsa; 2.Penghapusan kemiskinan
6. Tourist Object
(Poverty Alleviation); 3. Pembangunan
Sementara itu secara konseptual wisata
berkesinambungan (Sustainable
sejarah, budaya dan religi merupakan suatu
Development); 4. Pelestarian budaya; 5.
konsep pengembangan pariwisata
Pemenuhan kebutuhan hidup dan hak
berkelanjutan yang bertujuan untuk
azasi manusia; 6. Pendekatan ekonomi dan
mendukung upaya-upaya pelestarian
industry dan; 7.Pengembangan teknologi
lingkungan (alam dan budaya) dan
(Hadiwijoyo2012: 50).
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
Selain itu dalam hal pengembangan
pengelolaan sehingga memberi manfaat
pariwisata khusunya potensi destinasi wisata
ekonomi kepada masyarakat setempat
perlu diperhatikan penataan lima jenis
sekaligus memelihara budaya, kesenian dan
komponen Daerah Tujuan Wisata oleh
cara hidup masyarakat. Pariwisata berbasis
Hadinoto (1996:36), berupa (1) gateway
masyarakat juga diharapkan dapat
atau pintu masuk, pintu gerbang berupa
melibatkan masyarakat dalam proses
bandar udara, pelabuhan laut, stasiun
pembuatan keputusan dan dalam
kereta api, dan terminal bis, (2) tourist
perolehan pendapatan secara langsung dari
centre atau pusat pengembangan pariwisata
kehadiran wisatawan.
(PPP), yang dapat berupa suatu kawasan
wisata ( resort) atau bagian kota yang ada, Keberhasilan pariwisata berbasis
(3) attraction atau atraksi kelompok satu masyarakat akan mampu menciptakan
atau lebih, (4) tourist corridor atau kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan,
pintumasuk wisatawan, yang dan membawa dampak positif bagi upaya
menghubungkan gateway dengan tourist pelestarian lingkungan dan budaya asli
centre, dan dari tourist centre ke attraction, setempat yang pada akhirnya diharapkan
(5) hinterland atau tanah yang tidak dapat menumbuhkan jatidiri dan rasa
digunakan untuk 4 komponen tersebut. bangga dari masyarakat yang tumbuh akibat
Wisatawan lazimnya datang lewat gateway, peningkatan kegiatan pariwisata. Hal ini
kemudian menuju ke PPP dimana ia perlu mendapatkan perhatian lebih dalam
menemukan akomodasi dan semua usaha perihal pariwisata berbasis masyarakat
jasa pelayanan pendukung wisata, seperti adalah wisatawan nusantara karena
restoran, toko cinderamata, biro perjalanan potensinya yang sangat besar dalam
wisata, persewaan kendaraan, dan lain -lain. menumbuhkan dan mengembangkan
Dari PPP ia mengadakan perjalanan wisata destinasi pariwisata.
ke atraksi wisata, melewati korido r wisata.

41 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

Menurut penjelasan Dewa Putu proses konsultasi dan dialog dengan


Oka Prasasia dalam bukunya Destinasi pemangku kepentingan yang terdiri atas
Pariwisata Berbasis Masyarakat, dijelaskan pemerintah, masyarakat dan pengusaha
oleh World trade Organization (2002), ada pariwisata.
lima tipe dari pariwisata berbasis
masyarakat yaitu : 2. Pengembangan pariwista berkelanjutan
memiliki karakteristik antara lain :
1. Art and craft tourism with tourist visiting
villages and town districs that specialize a. Mengedepankan kualitas
in craft production suach as wood pengalaman
carving and textile making or traditional b. Menekankan pada keadilan social
performance, dance, music and drama. dan peran serta masyarakat
These visits could be stopovers on day c. Pengembangan disesuaikan dengan
tours or longer term stays with the tourist limit atau keterbatasan sumber daya
living in the village and learning about art d. Menawarkan kegiatan yang luas
and craft. mencakup elemen rekreasi,
pendidikan dan budaya
2. Rural tourism, with the tourist staying in e. Menonjolkan karakter wilayah
farmhouse or small scale f. Memberikan kesempatan kepada
accommodation and experiencing para wisatawan untuk mengambil
farming activities, touring nearby area, pelajaran, mengenali wilayah yang
and often involving in local creation dikunjunginya.
activities such as fishing or hiking. g. Tidak kompetisi dengan
(mematikan) sector industry lain
3. Agrotourism, another type of rural yang ingin berkelanjutan
tourism, with the tourist visiting on day h. Terpadu dengan rencana dan
tours ar staying overnight on farms or prioritas kabupaten/kota, provinsi
plantations specifically or observe and dan regional.
involve in agricultural activities.
3. Kepariwisataan berbasis masyarakat
Demikian juga sejalan dengan teori Prasiasa
memiliki karakteristik, antara lain:
(2013) mengenai buku Destinasi Pariwisata
berbasis masyarakat, menjelaskan: a. Beskala kecil
b. Dimiliki oleh naggota atau
1. Pendekatan peran serta masyarakat
kelompok masyarakat setempat
(community based approach) yang
sehingga memberikan manfaat
bertujuan untuk memberdayakan dan
pada masyarakat setempat.
memampukan masyarakat di semua
c. Memberikan kesempatan kerja
peringkatuntuk berperan serta secara
dan peluang ekonomi pada
aktif dalam menentukan pengambilan
ekonomi setempat.
keputusan perencanaan dan
d. Lokasi tersebar atau tidak
pelaksanaan pembangunan (Bank
terkonsentrasi di suatu tempat.
dunia, 1986). Pendekatan peran
e. Desain dan kegiatan
masyarakat diartikan sebagai pendorong
mencerminkan karakter wilayah
pemerintahpada semua peringkat untuk
setempat.
memformulasikan kebijakan,
f. Mengedepankan kelestarian
strategis,rencana dan implementasi serta
warisan budaya (cultural heritage)
pengendalian pembangunan melalui

42 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

g. Tidak mematikan industry atau Isnanini Mualissin dalam


kegiatan lainnya dan bersifat saling Hadiwijoyo (2012) memberikan gambaran
melengkapi. mengenai model pengembangan pariwsata
h. Menawarkan pengalaman yang berbasis masyarakat meliputi:
berkualitas bagi wisatawan yang a. Mengidentifkasi prioritas pembangunan
berkunjung merupakan kegiatan yang dilakukan penduduk lokal
usaha yang menguntungkan. (residen)
b. Mempromosikan dan mendorong
Kemudian oleh Nasikum (2000:26- penduduk lokal
27) dikemukakan tentang pentingnya c. Pelibatan penduduk lokal dalam
pengembangan pariwisata berbasis industri
masyarakat sebagai berikut: d. Investasi modal lokal atau wirausaha
1. Pariwisata berbasis masyarakat sangat dbutuhkan
menemukan rasionalitasnya dalam e. Partisipasi penduduk dalam event-event
property dan ciri-ciri unik dan karakter dan kegiatan yang luas
yang lebih unik diorganisasikan dalam f. Produk wisata yang menggambarkan
skala yang kecil, jenis pariwisata ini identitas lokal
pada dasarnya merupakan, secara g. Mnegatasi problem-problem yang
ekologis aman, dan tidak banyak muncul sebelum pengembangan yang
menimbulkan dampak negative seperti lebih jauh.
dihasilkan oleh jenis pariwisata Pheny Chalid dalam Hadiwijoyo (2012),
konvensional. memaparkan mengenai skema
2. Pariwisata berbasis komunitas memiliki pemberdayaan masyarakat seperti yang
peluang lebih mampumengembangkan tretuang dalam gambar berikut ini
obyek-obyek dan atraksi-atraksi wisata
berskala kecil dan oleh karena itu dapat Institusi
dikelola oleh komunitas-komunitas dan
pengusaha-pungusaha local.
3. Berkaitan sangat ert dan sebagai
konsekuensi dari keduanya lebih dari
paiwisata konvensional, dimana
Local Wisdom Individu
komunitas local melibatkan diri dan
menikmati keuntungan perkembangan
Sumber: Pheny Chalid, 2005
pariwisata, dan oleh karena itu lebih
Gambar 8. Skema Pemberdayaan
memberdayakan masyarakat.
Masyarakat
Pengembangan Pola Perjalanan dan Menurut skema di atas bahwa
Pengembangan Pariwisata Berbasis pemberdayaan masyarakat terdiri dari
Masyarakat institusi, individu dan lokal wisdom
(kearifan lokal). Dalam hal ini institusi
Sehubungan dengan prinsip-prinsip (pemerintah) sebagai pelindung dan
pengembangan pola perjalanan yang telah pembuat kebijakan yang berlaku pada
diuraikan pada bab sebelumnya, dalam masyarakat tertentu. Sementara itu dalam
pelaksanaan pengembangan pola tatanan masyarakat memiliki nilai-nilai
perjalanan wisata tidak akan terlepas dari kearifan lokal yang harus senantiasa dijaga
kegiatan pengembangan pariwisata dan dilestarikan. Pada pelaksanaanya ketiga
khususnya yang berbasis pada masyarakat.

43 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

komponen tersebut harus saling dalam seminar Travel Pattern Indonesia


berpartisipasi untuk meningkatkan kualitas (2014), terdiri dari Sembilan (9) komponen
hidup masyarakat. Selain itu agar yang terdiri dari ;
pelaksanaan pariwisata berbasis masyarakat 1. Tujuan utama perjalanan
berhasil maka terdapat elemen-elemen yang 2. Frekuensi kunjungan
harus diperhatikan yaitu sumber daya alam 3. Lama tinggal
dan budaya, organisasi-organisasi 4. Teman perjalanan
masyarakat, manajemen dan pembelajaran. 5. Moda transportasi yang digunakan
Dalam pengembangan pola 6. Akomodasi yang digunakan
perjalanan yang masih berhubungan dengan 7. Pengeluaran selama berwisata
pengembangan pariwisata berbasis 8. Daya tarik wisata yang dikunjungi
masyarakat tersebut, menurut Basoeki 9. Pola pergerakan wisatawan.

Variabel dan Parameter Pengembangan Pola Perjalanan

Tabel. 1 Variabel dan Parameter Pengembangan Pola Perjalanan

Variabel Parameter Indikator


No

1 Karakteristik Destinasi Lokasi Akomodasi /  Berkelompok atau terpisah


Trip Origin  Jenis Akomodasi : Resort,hotel,
Rumah
 Segmen Pasar/Wisatawan
Lokasi Atraksi/Trip  Jumlah, Keragaman/tipe, hirarki
destination atraksi
 Terkelompok atau terisolasi
lokasi atraksi
 Atraksi tambahan/substitutable

Aksesibilitas  Jaringan lalu lintas transportasi


 Moda Transportasi
 Tingkat kemudahan pencapaian
/aspek kemacetan lalu lintas.
2 Karakteristik Ketersediaan waktu  Lama kunjungan
Wisatawan kunjungan  Keterlibatan dalam aktivitas wisata
 Orientasi proses atau hasil

Motivasi, Interest dan 


Alosentris atau psychosentris
komposisi 
Spesial interes atau mass tourist

Umur dan keterbatasan fisik

Sumber informasi
Pengetahuan terhadap 
Kunjungan pertama atau
destinasi dan pengulangan.
keterkaitan emosiaonal  Destinasi utama atau tambahan
dengan destinasi

44 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

Sumber:Basoeki, Ary. 2014

Ciayumajakuning yang tercantum dalam


METODOLOGI PENELITIAN RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018.

1. Teknik Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam Teknik pengumpulan data yang akan
penelitian ini adalah metode deskriptif studi dilakukan dalam penelitian ini
kasus yang berlokasi di dilakukan dengan beberapa cara :
CIAYUMAJAKUNING yang berada di
kawasan pengembangan wilayah

45 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

a. Observasi lapangan dalam rangka amenitas dan aksesibilitas, pasar


melakukan pengamatan dan (wisatawan) serta terhadap
pengecekan terhadap kawasan keterlibatan masyarakat dalam

Tabel 2
Data Destinasi Wisata Sejarah, Religi
Dan Budaya Di Kota Cirebon

JENIS
JARAK
STATUS DESTINASI LUAS TAHUN
DARI
WISATA
NAMA & ALAMAT
PUSAT
NO DESTINASI PENGELOLA (KM²) DIBANGUN
KOTA
WISATA

1 2 3 4 5 6 7
KERATON
1 3,4 Km Kesultanan Budaya/sejarah 12 1529
KASEPUHAN
KERATON
2 3 Km Kesultanan Budaya/sejarah 5 1588
KANOMAN
KERATON
3 3 Km Kesultanan Budaya/sejarah 3 1808
KACIREBONAN
TAMAN AIR GUA
4 3 Km Kesultanan Budaya/sejarah 3 1703
SUNYARAGI
TAMAN KERA
5 6 Km Kesultanan Budaya/sejarah 2 Abad XVII
SITUS KALIJAGA
MASJID AGUNG Budaya/
6 3,4 Km Kesultanan 1 1498
SANG CIPTA RASA keagamaan
7 PEDATI GEDE 3,4 Km Kesultanan Budaya - Abad
MASJID BATA Budaya/
8 2 Km Kesultanan 1 1480
MERAH keagamaan
9 KEPRABONAN 3 Km Kesultanan Budaya/sejarah 1703
SITUS PANGERAN
10 4 Km Swasta Budaya/sejarah 2 -
SURYANEGARA
SITUS PANGERAN
11 1 Km Swasta Budaya/sejarah 1 Awal abad 18
ARYA WIRACULA
KLENTENG
12 3 Km Swasta Budaya/sejarah 4,2 1450
TALANG
KLENTENG DEWI
13 2,5 Km Swasta Budaya/sejarah 2 1595
WELAS ASIH

Sumber : Olahan tim Peneliti, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan perwakilan asosiasi
Pariwisata kota Cirebon, 2017

wisata sejarah, budaya dan religi pariwisata. Metode observasi adalah


baik dalam hal atraksi wisata alam, metode pengamatan dan pencatatan

46 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

secara sistematik terhadap suatu d. Dokumentasi terkait dengan


gejala yang tampak pada objek pariwisata sejarah, budaya dan religi
penelitian (Sutrisno Hadi, 1987 yang ada di
dalam Prastowo, 2010). CIAYUMAJAKUNING.
b. Interview terhadap pihak 2. Pengolahan data hasil dari observasi,
pemerintah terkait, ahli pariwisata, wawancara dan dokumentasi
tour operator, wisatawan, serta para 3. Interpretasi dan analisa data, adalah
pakar/swasta yang turut berperan upaya peneliti untuk menemukan
dan mempunyai atensi terhadap makna dari data yang dikumpulkan
pengembangan kepariwisataan di untuk menjawab pertanyaan penelitian.
kawasan wisata sejarah, budaya dan 4. Dari hasil penelitian ini akan mendapat
religi. model dari pola perjalanan wisata
c. Observasi data sekunder meliputi terkait wisata sejarah, budaya dan religi
kajian literatur, jurnal penelitian, yang ada di CIAYUMAJAKUNING.
Cirebon,Indramayu, Majalengka
dan Kuningan dalam Angka

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil kajian (observasi, wawancara dan dokumentasi) terkiat dengan wisata
sejarah, budaya dan relegi yang ada di daerah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan
(Ciayumajakuning), maka dapat diuraikan berikut ini

Kota dan Kabupaten Cirebon


Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh tim peneliti dengan melakukan survei
dan wawancara kepada perwakilan instansi pemerintah serta tokoh masyarakat serta perwakilan
asosiasi pariwisata yang ada di kota Cirebon khususnya untuk daerah-daerah atau destinasi
wisata yang ada di kota Cirebon yang termasuk dalam destinasi wisata budaya, sejarah dan religi
tersusun dan terinventarisasi dalam tabel atau daftar sebagai berikut :

Sedangkan potensi wisata untuk Kabupaten Cirebon seperti terlihat dalam Tabel 3
berikut ini.

Tabel 3
DATA OBYEK WISATA SEJARAH, RELIGI DAN BUDAYA DI KABUPATEN CIREBON

JARAK
NAMA&ALAMAT DARI STATUS JENIS OBYEK LUAS TAHUN
NO
OBYEK WISATA PUSAT PENGELOLA (KM²) DIBANGUN
KOTA

GRONGGONG (Kec.
1 11,8 Km Masyarakat Budaya/Religi
Beber)

47 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

PLANGON (Kec.
2 11 Km Masyarakat Sejarah 35 1970
Sumber)
3 TRUSMI (Kec. Plered) 11 Km Masyarakat Budaya
MAKAM SYEH
4 MAGELUNG SAKTI 11 km Masyarakat Religi
(Kec. Kepetakan)
MAKAM SUNAN
5 GUNUNGJATI (Kec. 6 Km PEMDA KAB. sejarah/Religi
Gunung Djati)
SITUS BATU TULIS
6 HULIDAYEUH (Kec. PEMDA KAB. Sejarah
Dukuh Puntang)
PETILASAN
7 CIMANDUNG (desa Masyarakat Religi -
Kerandong)
SITUS
PESANGRAHAN
8 Masyarakat Budaya/ Religi
BALONG BIRU (Kec.
Cirebon Girang)
BALONG KERAMAT
9 PEMDA KAB. sejarah/Religi 0,54
TUK (Kec. Kedawung)
MAKAM KERAMAT
10 MEGU (Kec. 4 Km Masyarakat Religi -
Kedawung)
SITUS LAWANG
11 GEDE (Kec. Gunung Masyarakat Sejarah
Jati)
MAKAM NYI MAS
12 GANDASARI (Kec. 3 Km Masyarakat Religi/Sejarah
Arjawinangun)
MAKAM TALUN
13 Religi/Sejarah
(Kec. Cirebon Selatan)
MAKAM BUYUT
14 6 Km Masyarakat Religi/Sejarah 3,6 1481
TRUSMI (Kec. Weru)

Sumber : Olahan tim Peneliti, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan perwakilan asosiasi
Pariwisata kab. Cirebon, 2017

Majalalengka

Dari hasil kegiatan tim peneliti dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara
dan studi pustaka atau referensi, untuk beberapa destinasi wisata yang masuk dalam jenis
sejarah, religi dan budaya terhimpun dalam tabel berikut :

Tabel 4
DATA OBYEK WISATA SEJARAH, RELIGI DAN BUDAYA DI KAB. MAJALENGKA

JARAK
STATUS JENIS OBYEK LUAS TAHUN
DARI

48 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

NAMA&ALAMAT PUSAT
NO PENGELOLA (KM²) DIBANGUN
OBYEK WISATA KOTA

1 2 3 4 5 6 7

Makam Keramat Sunan Taman Nasional


1 27 Km sejarah/Religi 19,7
Parung (Kec. Banjaran) Gn. Ciremai
Museum Talaga
2 26 Km Masyarakat Sejarah
manggung (Kec. Telaga)
Rumah Adat Panjalin
3 27 Km Masyarakat Budaya 0,1
(Kec. Sumberjaya)
Patilasan Prabu
4 Siliwangi ( Kec. 21 Km Masyarakat Religi 3 2000/2001
Rajagaluh)
Makam Buyut Kyai
5 37 Km Masyarakat Religi 0,45
arsitem ( Kec. Jatitujuh)
Makam Eyang
6 Natakusuma (Kec. 26 Km Masyarakat Religi 2
Talaga)
Makam Buyut Israh (
7 15 Km Masyarakat Religi 2
Kec. Argapura)
Sumur Sindu ( Kec.
8 37 Km Masyarakat Budaya/ Religi 0,15
Jatitujuh)
Sumur Dalem ( Kec.
9 33 Km Masyarakat Budaya/Religi 0,1
Jatitujuh)
Rumah Adat
10 Kasokandel (Kec. Masyarakat Religi -
Dawuan)
Vihara Pemancar
11 Keslamatan Masyarakat Religi
(Majalengka)
Vihara Dharam Bhakti
12 Masyarakat Religi
(Kadipaten)
Monumen Perjuangan
13 Pasukan Sindang Kasih 6 Km PEMDA KAB Sejarah 1987
(Kec. Majalengka)

Sumber : Olahan tim Peneliti, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan perwakilan asosiasi
Pariwisata kab. Majalengka, 2017

Kabupaten Indramayu
Dari hasil kegiatan tim peneliti dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara
dan studi pustaka atau referensi, untuk beberapa destinasi wisata yang masuk dalam jenis
sejarah, religi dan budaya yang ada di Kabupaten Indramayu terhimpun dalam tabel berikut :

Tabel 5
DATA OBYEK WISATA SEJARAH, RELIGI DAN BUDAYA
DI KAB. INDRAMAYU

49 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

JARAK
DARI STATUS
N NAMA&ALAMAT OBYEK PUSAT PENGELOLA JENIS OBYEK
O WISATA KOTA

1 2 3 4 5
Upacara Syukuran datangnya
1 Masyarakat Budaya
musim tanam (Kec. Lelea )
2 Sedekah Bumi (Indramayu) Masyarakat Budaya
Nadran / Pesta Nelayan
3 Masyarakat Budaya
(Indramayu Pesisir)
Situs Buyut banjar (Kec.
4 Masyarakat Religi
Jatibarang)
Masjid Agung Baiturrahman
5 PEMDA KAB Religi
(Indramayu)
Gedung Asisten Residen (Kec.
6 PEMDA KAB Sejarah
Sindang)
Vihara Dharma Rahayu (Kota
7 PEMDA KAB Religi
Indramayu)
Situs Lomban (Kec.
8 Masyarakat Sejarah
Juntinyuat)
9 Masjid Kuno Bondan PEMDA KAB Religi
Makam Raden Arya
10 PEMDA KAB Sejarah
Wiralodra (Indramayu)
Makam Pangeran Selawe (
11 Masyarakat Sejarah / Religi
Kec. Sindang)
Makam Buyut Tambi (Kec.
12 Masyarakat Religi
Sliyeg)
13 Tugu Mangga (Indramayu) PEMDA KAB Sejarah
14 Tugu Kujang (Indramayu) PEMDA KAB Sejarah
Alun-alun Indramyu
15 PEMDA KAB Sejarah
(Indramayu)
Sumber : Olahan tim Peneliti, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kab. Indramayu, 2017

Dari kegiatan wawancara dan observasi yang dilakukan tim peneliti diperoleh beberapa
data tentang potensi wisata jenis Sejarah, religi dan Budaya antara lain:
Kuningan

Dari hasil kegiatan tim peneliti dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara
dan studi pustaka atau referensi, untuk beberapa destinasi wisata yang masuk dalam jenis
sejarah, religi dan budaya yang ada di Kabupaten Kuningan terhimpun dalam tabel berikut :

Tabel 6

50 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

DATA DAERAH TUJUAN WISATA RELIGI, SEJARAH DAN BUDAYA DI


KABUPATEN KUNINGAN

JARAK
DARI STATUS
NAMA&ALAMAT JENIS OBYEK
PUSAT PENGELOLA
NO OBYEK WISATA
KOTA

1 2 3 4 5
Gedung Perundingan
1 Linggarjati (Kec. PEMDA KAB sejarah
Cilimus)
Taman Purbakala
2 PEMDA KAB Sejarah/Budaya
Cipari (Kec. Cigugur)
Situs Lingga
3 Berundak (Kec. PEMDA KAB Sejarah/Budaya
Darma)
Situs Untap-untap
4 dan shangyang PEMDA KAB Sejarah/Budaya
Panten (Kec. Darma)
Situs Purnajiwa dan
5 Shangyang (Kec. PEMDA KAB Sejarah/Budaya
Darma)
Situs lainnya terdapat
6 Terlampir
dalam Tabel 6
Event Sapton dan Budaya
7 Panahan Tradisional PEMDA KAB
setiap September
Upacara Seren tahun Budaya
8 di Cigugur setiap Masyarakat
tanggal 18-22 Maulud
Budaya
Kawin Cai (Jalaksana-
9 Masyarakat
kuningan)
Pesta dadung
Budaya
menyambut musim
10 Masyarakat
tanam di bulan
September
Sintren upacara Budaya
11 tradisional berupa Masyarakat
tarian selepas kerja
Cingcowong upacara
Budaya
meminta Hujan pada
12 Masyarakat
saat musim kemarau
(di Luragung)

51 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

Budaya
13 Reog (desa Cengal) Masyarakat

Sumber : Olahan tim Peneliti, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kab.


Kuningan, 2017

Sedangkan daftar situs yang ada di Kabupaten Kuningan seperti terlihat dalam Tabel 6
berikut ini

Tabel 7
DAFTAR SITUS DI KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
NO NAMA SITUS KAMPUNG DESA/ KECAMATAN
KELURAHAN
1 2 3 4 5
1 Gedung Perundingan Cipaku Linggarjati Cilimus
Linggarjati
2 Taman Purbakali Cipari Cigugur Cigugur
Cipari
3 Situs Lingga (Punden Blok Kehutanan Sagarahiyang Darma
Berundak)
4 Situs Untap-Untap Blok Kehutanan Sagarahiyang Darma
dan Sanghiyang
Panten
5 Situs Purnajiwa dan Ciacra Sagarahiyang Darma
Sanghiyang
6 Situs Pesanggrahan Winduherang Winduherang Cigugur
DipatiEwangga
7 Gedung Paseban Cipager Cigugur Cigugur
Tripanca Tunggal
8 Makam Aria Lembursukun Purwawaninangun Kuningan
Kamuning
9 Situs Cangkuang Cangkuang Kuningan Kuningan
10 Situs Batuyoni Susukan Susukan Ciawigebang
11 Situs Cigadung Cigadung Cigadung Cigugur
12 Situs Kramat Sukamanah Cisantana Cigugur
Panulisan
13 Situs Bagawal Parenca Puncak Cigugur
Parenca
14 Situs Pager Barang Citangtu Kuningan Kuningan
15 Situs Patilasan Prabu Buhun Manis Kidul Jalaksana
Siliwangi
16 Situs Raja Danu Raja Danu Raja Danu Jalaksana

52 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

17 Situ Jalaksana Jalaksana Jalaksana Jalaksana


18 Situs Ragawancana Ragawancana Ragawancana Jalaksana
19 Komplek Arca Palutungan Cisantana Cigugur
Palutungan
20 Situs Batu Genjreng Cipari Cigugur Cigugur
Raden Saheng
21 Monumen Pahlawan Babakan Mulya Babakan Mulya Jalaksana
Samudra Cirebon
22 Gedung Syahrir Linggasana Linggasana Cilimus
23 Situs Darmaloka Darma Darma Darma
24 Situs Batu Tilu Salia Ciherang Kagugede
25 Monumen Kaliwon Pamulihan Ciawigebang
Perjuangan
Pamulihan
26 Monumen Komp. Cisadane Kalapa Gunung Kramat Mulya
Perjuangan Tentara
Pelajar
27 Situs Penyusupan Cibuntu Cibuntu Mandirancan
28 Komplek Arca Cibubur Cibuntu Mandirancan
Cibubur
29 Situs Kramat Salia Ciherang Kadugede
Mangunda
30 Situs Batu Dempak Cibuntu Cibuntu Mandirancan
31 Situs Dalam Cageur Cageur Cageur Darma
32 Situs Mayana Mayana Kadugede Kadugede
33 Situs Koreak Puhun Koreak Jalaksana
34 Situs Buyut Cisumur Cipari Cigugur Cigugur
35 Situs Batu Tilu Cipari Cigugur Cigugur
36 Situs Batu Nini Cipager Cigugur Cigugur
37 Situs Batu Lingga Cibulan Manis Kidul Jalaksana
38 Situs Gua Walet Sukasima Ciniru Ciniru
39 Situs Peti Batu Cibuntu Cibuntu Mandirancan
40 Situs Eyang Pasawahan Pasawahan Pasawahan
Sapujagat
41 Situs Syeh Maulana Lembur Sukun Purwawinangun Kningan
Akbar
42 Situs Sumur Pasawahan Pasawahan Pasawahan
Kajayaan
43 Situs Batu Goong Cimenga Cimenga Darma
44 Situs Makam Raja Winduherang Winduherang Cigugur
Laksa

53 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

45 Situs Pancuran Sukasari Sukasari Mandirancan


Tujuh
46 Situs Lebak Rendeu Pasawahan Pasawahan Pasawahan
47 Situs Sayana Sayana Jalaksana Jalaksana
48 Situs Sang Adipati Cipari Cigugur Cigugur
49 Situs Makam Geusan Cipicung Kuningan Kuningan
Ulun
50 Situs Dipatiewangga Lamepayung Kuningan Kuningan
51 Situs Dalem Purwawinangun Purwawinangun Kuningan
Mangkubumi
52 Situs Eyang Weri Awirarangan Kuningan Kuningan
53 Situs Dalem Pasapen Kuningan Kuningan
Tembong Buyut
Jenggot
54 Situs Makam Ciniru Ciniru Ciniru
Kigedeng Manjarsari
55 Situs Buyut Junglang Karangkancana Cimara Mandirancan
56 Situs Cikaleng Salam Cikaleng Subang Subang
57 Situs Singkup Bangunjaya Singkup Mandirancan
58 Situs Buyut Suragga Bangunjaya Singkup Mandirancan
Dipa
59 Makam Panjang Wage Taraju Garawang
Taraju
60 Situs makam Eyang Puhun Taraju Garawang
Jamin
61 Situs Makam Jaya Tarikolot Kedatuan Garawangi
Keraton
62 Situs makam Embah Pahing Lengkong Garawangi
Dako Rumah Kuno
63 Makam Buyut Wage Lengkong Garawangi
Padawangi
64 Tugu Perjuangan Kaliwon Sukasari Mandirancan
Rakyat
65 Desa Ciniru Ciuyah Ciniru Ciniru
66 Tugu Perjuangan Sawah Luhur Ciniru Ciniru
Bersama ABRI
67 Makam Yakob Sangkanurip Sangkanurip Cilimus
Ponto
68 Situs Kebon Balong Sangkanurip Sangkanurip Cilimus
69 Makam Prabu Silih Mekarwangi Mekarwangi Garawangi
Asih
70 Situs Pangeran Mekarwangi Mekarwangi Garawangi

54 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

Purawijaya
71 Situs Makam Buyut Kertawangun Kertawangun Garawangi
Bali
72 Situs Makam Sunan Baok Baok Ciwaru
Burung Baok
73 Makam Sudi Prihatin Citikur Citikur Ciwaru
74 Tugu Perlawanan Kaliwon Cibingbin Cibingbin
Rakyat Bersama abri
75 Situs Gentong Legokherang Legokherang Subang
Kabuyutan (Guci)
76 Situs Kabuyutan Legokherang Legokherang Subang
Desa Legokherang
77 Situs Batu Tilu Saila Ciherang Kadugede
78 Situs Batu Soang Cimenga Cimenga Darma
79 Situs Ciherang Ciherang Ciherang Kadugede
80 Situs Makam Kuno Paleban Darma Darma
Darmaloka
81 Situs Makam Cakra Galing Sayana Jalaksana
Indra Buana
82 Situs Endah Buyut Cigayem Rajadanu Jalaksana
Dalem Tapa
83 Monumen Cipaku Linggarjati Cilimus
Perjuangan
Linggarjati
84 Situs Sahuripan Cibuntu Cibuntu Mandirancan
85 Situs Mangun Jaya Singkup Singkup Mandirancan
86 Situs Makam Jaring Wage Kertawangunan Garawangi
Sakti
87 Situs Guha Indrakila Indrakila Karangkancana Karangkancana
88 Makam Panjang Aria Cimenga Cimenga Darma
Demang Kusuma
89 Makam Eyang Cimenga Cimenga Darma
Yudha Prana
90 Makam Eyang Buntit Cimenga Cimenga Darma
91 Situs Pasarean Pahing Sukamulya Cigugur
(Eyang Pamuru
Gusti)
92 Situs Pasarean (Nabi Rahayu Ciporang Kuningan
Sura Andel-Andel)
93 Situs Ratu Bungsu Puhun Purwawinangun Kuningan
94 Situs Jago Jawa Puhun Purwawinangun Kuningan
95 Situs Monggati Kaliwon Purwawinangun Kuningan

55 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

96 Situs Percatanda Ciketek Ciporang Kuningan


97 Situs Pasarean Puhun Ancaran Kuningan
98 Situs Niti Baya Kaliwon Purwawinangun Kuningan
99 Situs Makam Puhun Cigadung Cigugur
Panjang
100 Situs Demang Wage Cikaso Kramatmulya
Cimariwit
101 Situs Padaleman Kaliwon Bojong Kramatmulya
102 Situs Pasir Katipes Manis Gereba Kramatmulya
103 Situs Bojong Kaliwon Cilowa Kramatmulya
Kembang
104 Situs Makam Kaliwon Cikaso Kramatmulya
Jangkung
105 Situs Buyut Jogol Kaliwon Cilowa Kramatmulya
106 Situs Raden Demang Puhun Cikaso Kramatmulya
107 Situs Garunggang Puhun Nanggerang Kramatmulya
108 Situs Buyut Mataram Leles Gandasoli Kramatmulya
109 Situs Blok Citapa Pahing Gandasoli Kramatmulya
110 Situs Keurteub Pahing Gandasoli Kramatmulya
111 Situs Balong Ragawacana Ragawacana Kramatmulya
Kagungan
112 Situs Kerancang Manis Kramatmulya Kramatmulya
Maya
113 Situs Makam Pajambon Pajambon Kramatmulya
Pamalayan
114 Situs Megalitik Cangkuang Kuningan Kuningan
115 Situs Ki Nyiar Tapa Karang Pawitan Cimara Cibingbin
116 Situs Embah Buyut Karang Mulya Cimara Cibingbin
Rasman
117 Situs Mayana Ciketak Ciketak Kadugede
118 Komplek Patung Sagarahiang Sagarahiang Darma
Sagalahiang
119 Situs Punden Sagarahiang Sagarahiang Darma
Berundak dan Arca
nandi
120 Situs Gua Ceruk Sukasima Sukasima Ciniru
Sukasima
121 Situs Balong Dalem Babakan Mulya Babakan Mulya Jalaksanan
122 Situs Syeh Karangtawan Karangtawan Kuningan
Karangtawan
123 Situs Buyut Jambon Kaliwon Pajambon Kramatmulya

56 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

124 Situs Lingga Cakra Linggasana Linggasana Cilimus


Buana
125 Situs Ki Lebe Linggasana Linggasana Cilimus
126 Situs Lingga Linggasana Linggasana Cilimus
Kusumah Yuda
127 Situs Ki Kuwu Linggasana Linggasana Cilimus
Limanggung
128 Situs Bujal Dayeuh Cibuntu Cibuntu Mandiracan
129 Situs Pangeran Sukasari Cijemit Ciiniru
Untung/
Jayakusumah
130 Situs batu Lingga Cibongkot Cipedes Ciniru
131 Situs Batu Yoni Sukasari Cijemit Ciniru
132 Situs Gunung Manik Gunung Manik Gunung Manik Ciniru
133 Situs Makam Sawah Luhur Ciniru Ciniru
Mangku Bumi
134 Makam Gunung Tundagan Cijemit Ciniru
Puteran
135 Situs Kuta Karang Karangsari Karangsari Ciniru
Bopeng
136 Situs Buyut Asih Parenca Longkewang Mandirancan
137 Makam Pada Wangi Sukasari Sukasari
138 Pangeran Purwajaya Karang Asem Mekar Wangi Lebak Wangi
139 Makam Suryaningrat Kramat Tajur Buntu Pancalang
140 Makam Padaleman Kaliwon Bojong Kramatmulya
141 Wira Naga Pati Subang Subang Subang

PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil dari kegiatan identifikasi terhadap destinasi wisata (sejarah, religi
dan budaya) serta wawancara serta survey yang ada di daerah CIAYUMAJAKUNING, maka
peneliti melakukan pengelompokan ke beberapa destinasi unggulan sebagai berikut:

Tabel 8
TEMUAN MODEL PERJALANAN DI SETIAP KOTA/KABUPATEN WILAYAH
CIAYUMAJAKUNING – JAWA BARAT
(Cirebon, Indramayu, Majalengka & Kuningan)

KOTA LOKASI POLA/MODEL KETERANGAN


PERJALANAN

57 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

Kota Cirebon a. KeraTon Kasepuhan Wisatawan menuju kota


b. Keraton Kacirebonan tujuan setelah itu
c. Mesjid Agung Sang mengunjungi beberapa
Cipta Rasa destinasi atau daya tarik
wisata tanpa mengulangi.
Selanjutnya, wisatawan
Kabupate a. Trusmi betolak ke destinasi lain di
b. Makam Sunan kota lain, dan menginap
n Cirebon
Gunung Jati dikota tersebut.
c. Makam Talun Dalam hal ini, kota pertama
yang dituju adalah Kota
Cirebon, selanjutnya
menuju destinasi unggulan
di dua daerah dan
beristirahat di Kabupaten
Cirebon.

Majalengk a. Makam Keramat Wisatawan menuju satu


Sunan Parug
a destinasi utama sebagai
b. Museum Talaga “base camp” selanjutnya
Manggung berkunjung ke destinasi atau
c. Rumah Adat daya tari wisata lain yang
Kasokandel menjadi sekunder.
Dalam hal ini, masuk ke
kota tujuan untuk
beristirahat dan selanjutnya
Indramay a. Nadran (Budaya) wsatawan mengunjungi
b. Makam Raden Arya destinasi wisata dan kembali
u
Wira Lodra ke kota untuk beristirahat
c. Kampung Adat Bumi
Egandu Dayak
Losarang (Budaya)

d.

58 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

Kuningan a. Gedung Perundingan


Linggarjati
b. Taman Purbakala
Cipari

Perjalanan Berdasarkan dari titik


Umum CIAYUMAJAKUNING kedatangan awal di salah
satu kota atau kabupaten
yang termasuk dalam
wilayah Ciayumajakuning
sebagai pintu masuk yang
juga menjadi destinasi wisata
yang dikunjungi kemudian
dilanjutkan melakukan
aktifitas wisata didaerah lain
dan kembali ke daerah asal
melalui kota atau kabupaten
lain yang bukan sebagai kota
atau kabupaten yang
menjadi titik awal
kedatangan. Adapun pola
perjalanan yang dibuat yaitu
pola perjalanan Stop Over
yaitu wisatawan berkunjung
ke suatu destinasi utama,
dimana selama perjalanan
terdapat daya tarik wisata
yang dikunjungi selama
menuju atau kembali ke
destinasi utamanya, pola ini
diberi nama En Route Stop
Over.

Sumber : Data olahan tim peneliti

KESIMPULAN DAN SARAN berikut: ada 3 destinasi unggulan di Kota


Cirebon, yaitu: Keraton Kesepuhan dan
Kesimpulan Keraton Kacirebonan yang cenderung
terhadap budaya dan sejarah, dan Mesjid
Fokus destinasi wisata Agung Sang Cipta Rasa yang memiliki
unggulanberdasarkan kajian dan unsur budaya dan religi. Selanjutnya di
pertimbangan yang ditetapkan sebagai Kabupaten Cirebon, ada 3 destinasi

59 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

unggulan yang memiliki karakteristik atau destinasi wisata tambahan dalam kaitan
budaya, religi dan sejarah, yaitu Trusmi dengan rangkaian perjalananan ke beberapa
(Budaya), Makam Sunan Gunung Jati dan tempat destinasi wisata dan yang kedua
Makam Talun (Sejarah dan Religi), Sunan merupakan tempat berakhirnya rangkaian
Parung (Sejarah dan Religi), Museum perjalanan untuk kemudian berangkat lebih
Telaga Manggung (Sejarah), dan Rumah lanjut ke destinasi wisata berikutnya.Dalam
adat kasokandel (Budaya dan Religi). Sama hubungan dengan pengembangan daerah
juga halnya dengan Indramayu yang tujuan wisata, kriteria dan persyaratan
memiliki 3 unggukan destinasi wisata, yaitu minimalnya akan berbeda antara keduanya
Nadran (Budaya), Makam Raden Arya dan banyak dipengaruhi juga oleh pola
Wira Lodra (Religi), dan Kampung Adat perjalanan wisata dalam satu paket wisata.
Bumi Egandu Dayak Losarang (Budaya). Beberapa pola perjalanan wisata yang
Namun, di Kuningan memiliki 2 wisata sebagaian kecil terwakilkan dalam bentuk
unggulan yaitu Gedung perundingan paket wisata yang lazim dijumpai dan dapat
Linggarjati (Sejarag) dan Taan Purbakala ditawarkan tergantung pula pada prasarana
(Sejarah dan Budaya). jaringan aksesibilitas yang tersedia,
Berbicara soal pola perjalanan keragaman destinasi, ketersediaan waktu
wisata, di manapun akan sangat erat dan keminatan wisatawan.
kaitannya dengan ketersediaan jaringan
aksesibilitas baik darat, laut maupun udara.
Saran
Untuk itu para operator Biro Perjalanan
Wisata (BPW) harus dapat mengemas 1. Dibutuhkan dukungan pemerintah
paket-paket wisata, terutama dalam hal pusat dan para pemangku
penggabungan dua atau lebih destinasi kepentingan di tingkat provinsi dan
wisata misal wisata religi dengan sejarah kota/kabupaten juga pihak swasta
atau wisata sejarah dengan budaya. Dan yang bergerak dalam bidang
dalam pengemasan paket wisata tersebut pariwisata secara bersama-sama
harus berdasarkan pertimbangan antara lain melakukanidentifikasi dan
pola perjalanan wisata yang terjadi dan juga inventarisasi tentang karakterstik
tidak lepas dari faktor-faktor efisiensi destinasi wisata religi, sejarah dan
waktu, biaya dan ketersediaan waktu calon budaya yang ada serta karakteristik
wisatawan. Dari segi atraktivitas, kombinasi wisatawannya.
tersebut menawarken karakteristik destinasi 2. Perlu adanya peningkatan
yang berbeda satu dari lainnya dan pengembangan dan penelitian yang
merupakan paket wisata yang baru dan menyangkut kegiatan penyusunan
belum tersedia sebagai produk siap pola perjalanan wisata disetiap
jual (ready for sale), melainkan hanya atas daerah yang ada di area
permintaan(taylor-made) kalaupun ada. CIAYUMAJAKUNING secara
mandiri per masing-masing daerah.
3. Dari hasil penelitian yang ada
Pola perjalanan wisata dan pengemasan diharapkan menjadi bahan
paket wisata (Tour Packaging) pertimbangan kepada instansi-
Pada hakekatnya, destinasi wisata instansi terkait terutama dalam
dapat dibedakan antara ”destinasi antara” melakukan keputusan-keputusan
(stop-over destination) dengan “destinasi yang berhubungan dengan
akhir” (end destination) di mana yang penentuan promosi destinasi wisata
pertama merupakan tempat persinggahan religi, sejarah dan budaya yang ada

60 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

serta penyusunan pola perjalanan dan parwisata dinas pemuda


wisata religi, sejarah dan budaya. olahraga kebudayaan dan pariwisata
4. Untuk pengembangan penelitian kota Cirebon.
selanjutnya guna teciptanya Prasiasa, D. P.O. (2013). Destinasi Wisata.
kesempurnaan dari penelitian yang Jakarta: Salemba Humanika.
telah dilakukan. Prastowo, A. (2010). Metode Penelitian
Kualitatif. Ar – Ruzz. Yogyakarta.
Profile Pariwisata Majalengka.(2016). Dinas
DAFTAR PUSTAKA kebudayaan dan parwiwisata kab.
Majalangka
Booklet ‘Ayo ke Indramayu.(2016), Dinas Rencana Strategis rencana strategis
Kebudayaan dan Pariwisata kab. pengembangan destinasi dan
Indramayu industri pariwisata kemenpar tahun
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat 2015-2019, hal. 41.
(2015) Tingkat Kemiskinan Jawa RPJMD Provinsi Jawa Barat 2014-2018
Barat. No. 05 /01/32/Th. XVII Samsurijal, & Kaelany.(1997). Peluang di
Basoeki, A. (2014). Materi Seminar Pola Bidang Pariwisata.
Perjalanan Indonesia. Bandung. Sadewo, N. (2015), “Sudut Djedjak
Fandeli, C., (1999). Pengembangan Indramajoe tempo doeloe”, Indramayu
Kepariwisataan Alam: Prospek dan Historia
Problematikannya, Seminar dalam Sinopsis Kesenian Tradisional Cirebon,
rangka memperingati Hari Bumi, 2012. UPTD Pelayanan informasi
Jurusan Konservasi Sumber Daya budaya dan pariwisata dinas
Hutan, Fakultas Kehutanan pemuda olah raga kebudayaan dan
Universitas Gajah Mada, pariwisata kota Cirebon.
Yogyakarta. Tim Penyusun Pusat Kamus. (2007).
Gigi, Lau. McKercher, Bob (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia
Understanding Tourist Movement (KBBI). Jakarta. Balai Pustaka.
Patterns in Undang-Undang Republik Indonesia
Destination:AGISApproach.Hongk Nomor 10 Tahun 2009 tentang
ong.http://search.proquest.com/doc Kepariwisataan
view/237214798/Understanding- World Tourism Organization.(2002).
Tourist Movement-Patterns (diakses Enhancing the Economic Benefits
tanggal 6 Oktober 2015) of Tourism for Local Communities
Hadiwijoyo, S.S. (2012). Perencanaan and Poverty Alleviation.Madrid,
Pariwisata Pedesaan Berbasis Spain
Masyarakat, Graha Ilmu Jogjakarta. Yoeti, O. A., (2016). Perencanaan &
Hadinoto, K. (1996). Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Balai
Pengembangan Destinasi Pariwisata. Pustaka
Jakarta: UI Press
Muljadi. A. J, & Warman. A. (2014). Online:
Kepariwisataan dan Perjalanan. Ibrahim. Z., Zahari. M.S. Sulaiman,M.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Othman. Z. (2009). Travelling
Nasikum, (2000). Sistem Sosial Indonesia. Pattern and preferences of The
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Arab Tourists in Malaysian
Potensi Pariwisata kota Cirebon. (2015). Hotel.Journal of International
UPTD Pelayanan informasi budaya

61 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.35-62

@STPS 2017, All Rights Reserved

Business and Management, Vol. 4


No. 7, Juli 2009.
www.kabcirebon.go.id
www.kotacirebon.go.id
www.indramayukab.go.id
www.kabmajalengka.go.id
www.kabkuningan.go.id

62 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai