DESAIN PENELITIAN
OLEH :
INKA KRISTI
141610017
DESAIN PENELITIAN
OLEH:
INKA KRISTI
NIM : 141610017
Dalam penelitian ini di ajukan sebagai syarat untuk menempuh seminar Desain Penelitian
Pendidikan pada program studi Pendidikan Geografi Fakultas IPPS Institut Keguruan dan Ilmu
pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia ( IKIP PGRI Pontianak ).
Disetujui Oleh
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniannya yang di limpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelsaikan desain penelitian
ini dengan judul “ Analisis kondisi dan potensi obyek wisata bukit kelam Kecamatan Kelam
Permai Kabupaten Sintang Tahun 2020” sesuai dengan perencanaan.
Proses penyelsain ini tidak terlepas dari adanya partisipasi dari berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada.
1. Eviliyanto, M.Pd Dosen pembimbing utama sekaligus sekretaris Prodi Pendidikan
Geografi, yang telah banyak memberikan bimbingan, dorongan dan arahan dalam
penyusunan desain ini.
2. Ihsan Nurhakim, M.Pd Dosen pembimbing kedua yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan arahan dan masukan dalam penyusunan desain ini.
3. Galuh Bayuardi, S.Sos, M.Si Selaku Dosen pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan desain penelitian ini.
4. Dr. Ajun Purwanto, M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Geografi IKIP PGRI
Pontianak yang telah memberikan kesempatan menempuh pendidikan di prodi Geografi.
5. Staf Administrasi dan Akademik Institus Keguruan dan ilmu Pendidikan Persatuan Guru
Republik Indonesia Pontianak yang telah memberikan pelayanan administrasi.
Peneliti
BAGIAN I
RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang
Kalimantan barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang di lewati oleh
garis khatulistiwa. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka,daerah Kalimantan
barat tepat di lalui oleh garis khatulistiwa (Garis Lintang 00) di atas Kota Pontianak.
Kerena pengaruh letak ini pula,maka Kalimantan barat adalah salah satu daerah tropis
dengan memiliki suhu udara yang cukup tinggi serta diiringi kelembapan yang tinggi.
Kalimantan Barat memiliki potensi wisata yang beragam keindahan alam dan
keragaman budaya, menjadikan Kaliamantan Barat sebagai daerah yang terkenal akan
obyek wisatanya, baik itu obyek wisata alam maupun obyek wisata budaya. Berdasarkan
data dari badan pusat statistik,menyatakan “Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
(wisman) yang datang ke Kalimantan barat april 2018 mencapai 3.909 kunjungan atau
turun 37,14 persen dibandingkan kunjungan wisman maret 2018, sebesar 6.219
kunjungan. Penurunan kunjungan wisman tersebut terjadi tiga pintu masuk (Pontianak,
Entikong, Aruk) masing – masing sebesar 21,56 persen, 67,76 persen dan 23,37 persen.
Sedangkan wisman yang datang melalui pintu masuk supadio dengan kontribusi 48,48
persen dan sisanya 51,52 persen melalui pintu masuk Entikong ,Aruk dan Nanga Badau.
Jika di bandingkan periode Januari – April 2018 terhadap periode yang sama tahun
sebelumnya naik 38,46 persen.
Kalimantan Barat memiliki 14 Kabupaten/Kota. Disetiap Kabupaten/Kota
memiliki beberapa obyek wisata andalan yang menarik dan layak untuk dikunjungi oleh
wisatawan. Salah satu kabupaten yang harus di kunjungi adalah Kabupaten Sintang.
Kabupaten Sintang terletak di antara 1005’ Lintang utara sampai 0046’ Lintang selatan dan
antara 112048’ Bujur timur sampai 113020’ Bujur timur. Luas wilayah Kabupaten Sintang
seluruhnya adalah 21.635 Km2 atau 14,74% dari luas Provinsi Kalimantan Barat. Luas
wilayah terbesar adalah kecamatan Ambalau yaitu 6.386,4 Km2 atau 29,52% dari luas
Kabupaten Sintang, sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Sintang yaitu 227,05
Km2 atau 1,28% dari luas Kabupaten Sintang.
Kabupaten Sintang memiliki potensi objek wisata dengan daya tarik tersendiri
seperti Air Terjun Lepung iring, Rumah Betang Panjang Ensaid, Kedah Empunak,Bukit
lalang, Motor bandung, dan Arus Riam. Salah satu obyek wisata dengan potensi
tersendiri di Kabupaten Sintang adalah Wisata Bukit Kelam. Obyek wisata bukit kelam
berada di Desa Kebong tepatnya di Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Bukit
Kelam merupakan tujuan utama wisata di Kabupaten Sintang. Obyek wisata bukit kelam
ini memiliki keunikan pada objek batu kapur yang menjulang hingga 1.002 m dpl. Taman
wisata bukit kelam di tetapkan berdasarkan SK Menhut No.594/Kpts-II/1992 Tanggal 6
Juni 1992 dengan luas ± 520 Ha. Topografi kawasan ini datar sampai berbukit dengan
jenis tanah dominan podsolik merah kuning.
Bukit Kelam memiliki berbagai obyek wisata alam yang potensial untuk
dikembangkan sebagai obyek ekowisata. Seperti Jenis Flora yang terdapat di Taman
wisata bukit kelam. Ariyanti & Pa’I (2008) menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 20
jenis anggrek yang terdiri atas 18 jenis anggrek terestrial yang dapat di temukan di
kawasan taman wisata bukit kelam. Anggrek epifit yang di jumpai di kawasan ini antara
lain dari marga Acriopsis, Cymbidium, Dendrobium, Eria, Vanda, Aerides,
Bulbophyllium, grammatophyllium, Oberania, Saccolabium, dan
Thrixpermum,sedangkan anggrek terrestrial yang di jumpai hanya 2 marga yaitu
Bromheadia (B.finlaysoniana) dan Malaxiz. Selain keanekaragaman jenis anggrek Taman
Wisata Bukit Kelam juga memiliki Keanekaragaman jenis rotan yang menarik. Menurut
Siska et al (2014) terdapat 10 jenis rotan yang umum di Taman wisata bukit kelam
terutama di marga Calamus, Plectocomia, dan Korthalsia. Rotan yang terdapat di sekitar
Taman wisata bukit kelam juga di mamfaatkan oleh masyarakat untuk membuat berbagai
jenis kerajinan seperti Tanggui (semacam topi/caping),Cupai (Tas tradisional dayak), dan
Bubu (Alat untuk menangkap ikan). Potensi Keanekaragaman kantong semar (Nepenthes
Spp) di taman wisata bukit kelam juga menjanjikan. Setidaknya terdapat 6 Jenis kantong
semar yang dapat di temukan pada kawasan tersebut, yaitu N. ampullaria, N.
albomarginata, N. gracilis, N. Mirabilis, N. rafflesiana dan N. clipeata. Yang merupakan
jenis kantong semar yang paling langka di dunia dan hanya dapat di temukan pada
kawasan bukit kelam (Clarke,2006; Listiawati & Siregar 2008). Keberadaan kantong
semar langka ini menyebabkan banyak sekali kunjungan dari wisatawan manca Negara
ingin melihat langsung pada habitat aslinya. Namun sangat di sayangkan, Karena
kurangkan pengawasan dan pengetahuan warga mengenai kantong semar ini
mengakibatkan sering terjadi perusakan bahkan pencurian yang di lakukan oknum
wisatawan yang tidak bertanggung jawab.
Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam juga sangat kaya akan potensi buah –
buahan. Buah Langsat (Lansium domesticum) dan Buah Durian (Durio Spp.) merupakan
komoditas utama dari kawasan ini. Keberadaan tanaman buah ini dapat menjadi daya
tarik bagi para wisatawan. Selain itu juga, apabila para wisatawan berada pada area
Taman Wisata Alam Bukit Kelam, wisatawan masih dapat menikmati suara burung liar
yang di biarkan warga untuk berkembang biak. Ada beberapa Fauna yang terdapat di
Taman Wisata Alam Bukit Kelam seperti keberadaan Burung , Kijang dan hewan lain
seperti monyet yang di akibatkan adanya ketersediaan sumber makanan terutama buah-
buahan di kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam.
Taman Wisata Alam Bukit Kelam juga memiliki kawasan khusus sebagai objek
wisata rohani (Lisda,2013; Gimang,2016), Keberadaan Goa Maria terbesar yang terdapat
di seputaran Kota Sintang menjadikan tempat yang sering dikunjungi oleh peziarah.
Selain itu, kawasan Taman Wisata Alam Bukit juga memiliki kolam pemandian yang
dapat di gunakan untuk umum sehingga dapat mendatangkan semua wisatawan dari
berbagai kalangan dengan tujuan yang bervariasi.
Kekayaan alam serta keberadaan obyek wisata rohani di Taman Wisata Alam
Bukit kelam berpotensi untuk dikembangkan menjadi obyek ekodowisata hal ini di
dukung dengan akses /jarak Taman Wisata alam Bukit kelam dengan pusat Kota Sintang
serta sekolah di sekitarnya hanya berkisar ±20 Km dan dapat di jangkau menggunakan
berbagai jenis kendaraan darat seperti (Motor, Mobil, Bus dan lain – lain).
Di Obyek wisata bukit kelam obyek untuk pengelolaan tempat-tempat bisa
dikatakan belum baik, Misalnya tidak ada tiket masuk untuk wisata lainnya. Fasilitas
sudah mulai di benahi tapi tidak banyak jumlahnya. Prasarana jalan mulai di benahi,
rumah makan sudah banyak dijumpai. Dengan demikian perlu penelitian yang mendalam
dalam mengkaji potensi yang dimiliki wisata bukit kelam agar kedepannya bisa menjadi
target masyarakat untuk berlibur.
Untuk lebih menarik perhatian wisatawan, obyek wisata bukit kelam perlu
kembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Strategi pengembangan obyek wisata tidak
selalu dapat diupayakan pengembangan obyek wisata agar terencana dengan baik, perlu
diketahui aspek aspek apa saja yang mendukung maupun menghambat pengembang
obyek wisata. Untuk mengetahui potensi obyek wisata yang akan di kembangkan.
Dari penjelasan di latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
Analisis Kondisi dan potensi Obyek Wisata Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai
Kabupaten Sintang Tahun 2020.
B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, fokus penelitian pada penelitian ini yaitu,
“Bagaimana Kondisi dan Potensi Obyek Wisata Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai
Kabupaten Sintang Tahun 2020?”. Sedangkan Sub Fokus dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam permai kabupaten
sintang tahun 2020?
2. Bagaimana potensi obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam permai kabupaten
sintang tahun 2020?
3. Bagaimana upaya membangun obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam
permai kabupaten sintang melibatkan masyarakat dan pemerintah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini secara umum adalah “
Untuk Mengetahui Kondisi dan Potensi Obyek Wisata Bukit Kelam di Kecamatan Kelam
Permai Kabupaten Sintang Tahun 2020”. Sedangkan tujuan Khusus untuk mengetahui:
1. Kondisi obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam permai kabupaten sintang
tahun 2020.
2. Potensi obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam permai kebupaten sintan
tahun 2020.
3. Upaya membangun obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam permai kabupaten
sintang tahun 2020 melibatkan masyarakat dan pemerintah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan yang berguna
bagi lembaga sebagai bahan yang dapat dipelajari dan dikembangkan demi
kemamuan ilmu geografi dan dapat sebagai sarana informasi potensi pariwisata
yang ada.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah Daerah
Penelitian ini memberikan masukan kepada pemerintah daerah
sebagai upaya peningkatan dan pelestarian obyek wisata dengan
memanfaatkan potensi-potensi yang ada baik internal maupun eksternal
yang ada di daerahnya untuk mengenalkan pariwisata local kepada
masyarakat sekitar maupun wisatawan.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini memberikan informasi mengenai potensi dan kondisi
obyek wisata yang ada didaerah Kecamatan Kelam Permai terutama obyek
wisata Bukit Kelam, sehingga di harapkan masyarakat dapat menjaga dan
melestarikan potensi obyek wisata tersebut yang mana akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
c. Bagi Wisatawan
Penelitian ini memberikan informasi mengenai potensi obyek
wisata yang ada di Kabupaten Sintang terutama potensi obyek wisata
Bukit Kelam, sehingga di harapkan pada wisatawan untuk menjadikan
obyek wisata ini sebagai daerah tujuan wisata.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetatahuan dan masukan
sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik dan putra putri daerah yang
bisa mengolah dan memanfaatkan potensi pariwisata yang terdapat di
Kabupaten Sintang.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan batasan-batasan
penelitian, untuk memperjelas batasan-batasan dalam penelitian ini perlu ditetapkan
ruang lingkup masalah yang diselidiki batasan-batasan tersebut adalah fokus penelitian
dan defenisi operasional.
1. Fokus Penelitian
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah kondisi obyek wisata,potensi
obyek wisata dan upaya membangun obyek wisata.
2. Definisi Operasional
a. Kondisi Obyek Wisata
Kondisi obyek wisata adalah suatu keadaan yang ada di
lingkungan obyek wisata. Kondisi obyek wisata meliputi sarana-
prasarana,fasilitas dan sosial dan budaya yang terdapat di lingkungan
obyek wisata.
Sarana dan prasarana yang berupa keadaan lingkungan
memungkinkan atau tidak untuk digunakan, dan dari sosial budayanya
dari sikaf masyarakat sekitar dalam melestarikan adat istiadat dan budaya
yang sudah ada, ataupun warga sekitar sudah mengalami perubahan sosial
dan budaya menjadi modern.
Untuk mendapatkan daya tarik wisatawan kondisi obyek wisata
seharusnya dalam keadaan baik dan mendukung untuk menarik minat
pengujung dan wisatawan.
b. Potensi Obyek Wisata
Potensi wisata adalah suatu daya tarik yang terdapat pada suatu
daerah untuk di kembangkan menjadi suatu obyek wisata yang menarik
yang mampu menarik kunjungan wisatawan untuk datang ke daerah
tersebut, dan belum di kelola secara baik sehingga masih perlu di
tingkatkan/dikembangkan. Potensi wisata terdiri dari potensi alami seperti
keindahan alam, potensi budaya seperti adat istiadat masyarakat dan
potensi buatan manusia.
c. Upaya Membangun Obyek Wisata
Upaya membangun obyek wisata merupakan salah satu kebijakan
pemerintah yang sangat penting dalam pariwisata sebagai penarik
kunjungan wisatawan ke daerah tujuan untuk lebih mengetahui dan
menikmati keunikan maupun keindahan yang terdapat pada obyek wisata.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode dan Bentuk Penelitian
a. Metode Penelitian
Agar dapat memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan
harapan maka diperlukan suatu bentuk penelitian yang tepat. Penelitian
adalah proses yang di gunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis
informasi guna meningkatkan pemahaman kita pada suatu topik. Menurut
Arikunto (2013:203) menyatakan bahwa “Metode penelitian adalah cara
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
Sedangkan menurut Leedy dan Ormrod 2015 ( Dalam samiaji sarosa
2017:6) .”Metode penelitian adalah teknik atau prosedur yang di gunakan
untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaita n dengan
permasalahan penelitian”.
Agar dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
mengambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-
fakta yang tampak, atau sebagai mana adanya (Handari Nawawi 2015:67).
Jadi penelitian ini berusaha mendeskrifsikan kondisi, potensi dan
membangun objek wisata yang terdapat di daerah penelitian.
b. Bentuk Penelitian
Agar dapat memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan
harapan maka diperlukan bentuk penelitian yang tepat pula. Bentuk
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Bentuk deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
mengambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan
berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subyek
penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari
fenomena tersebut. Kualitatif adalah suatu strategi pemecahan masalah
dalam penelitian menggunakan cara berpikir logis. Berdasarkan data
kualitatif yang di kumpulkan melalui observasi, wawancara secara
mendalam terhadap obyek dan subyek penelitian (Hadari Nawawi
2015:67).
Jadi, bentuk penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif.
2. Latar Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawasan Obyek Wisata Bukit Kelam
Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuisioner wawancara dan perangkat pendukung lainnya.Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder
jenis dan sumber data berdasarkan tujuan penelitian.
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian merupakan seluruh data
hasil pengamatan di lapangan dan wawancara. Data yang digunakan dalam
observasi ini menggunakan pendekatan 4A (Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas,
Aktifitas). Atraksi menjelaskan keindahan obyek wisata,nilai obyek wisata serta
adanya obyek wisata pendukung disekitaran Obyek Wisata Bukit Kelam.
Selain itu ada Aksesbilitas yang menjelaskan jarak yang di tempuh serta
akses yang digunakan untuk menuju obyek wisata. Sedanglkan Amenitas
menjelaskan sarana dan prasarana apa saja yang ada pada obyek wisata. Yang
terakhir ada aktifitas yang meliputi kegiatan pasif dan kegiatan yang bersifat aktif
(berinteraksi dengan obyek wisata) seperti di adakannya event – event tertentu.
a. Obyek
Obyek penelitian adalah Obyek Wisata Bukit Kelam Kecamatan
Kelam Permai Kabupaten Sintang.
b. Subyek/Informal
Subyek merupakan data yang tidak di dapatkan secara langsung
oleh peneliti. Subyek yang di maksud dalam penelitian ini kepala dinas
pemuda, olahraga dan pariwisata Kabupaten Sintang. Wisatawan ataupun
pengunjung dan mengelola obyek wisata. Kepala dinas pariwisata dan
wisatawan adalah orang yang akan memberikan informasi tentang obyek-
obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Sintang selanjutnya untuk
pengelola obyek wisata dimana pengelola ini akan memberikan informasi
tentang potensi obyek wisata bukit kelam sarana prasarana dan fasilitas
dasar yang ada di obyek wisata bukit kelam. Wisatawan yang datang
merupakan penikmat obyek wisata yang terdapat obyek wisata bukit
kelam seperti menikmati keindahan alam yang terdapat di obyek wisata
bukit kelam Aksesbilitas, Sarana Prasarana dan Fasilitas Dasar.
3. Data dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data atau informasi yang di peroleh secara
langsung. Menurut Sugiyono, (2010:62)” sumber primer adalah sumber
data yang lansung memberikan data kepada pengumpul data” . Data
primer dapat di peroleh dengan cara observasi dan wawancara.
Tabel 2.1
Data Primer
Jenis dan Sumber Data
No Jenis Data Sumber Data
A Primer
1. Atraksi Observasi lapangan dan
a. Alami Wawancara
b. Budaya
c. Buatan
d. Keindahan obyek wisata
1) Flora
2) Fauna
e. Nilai wisata
1) Rekreasi
2) Pengetahuan
3) Pengobatan
4) Ketersedian lahan
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapat secara tidak langsung.
Menurut Sugiyono (2010:62) “ sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder di peroleh dari dokumen,
wawancara dan buku yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Tabel 3.1
Data Sekunder
Jenis dan Sumber Data
No Jenis Data Sumber Data
1 Sekunder
Reduksi Data
Kesimpulan
Penarikan/Verifikasi
b. Triagulasi Sumber
Triagulasi sumber membandingkan mencek ulang derajat
kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui sumber yang
berbeda. Misalnya, membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara
membandingkan anatara apa yang dikatakan umum dengan yang di
katakana secara pribadi membandingkan hasil wawancara dengan
dokumen yang ada.
c. Triagulasi Waktu
Triagulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan
dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku
manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan
data yang sahih melalui observasi peneliti perlu mengadakan pengamatan
tidak hanya satu kali pengamatan saja.
Siang Sore
Pagi
Gambar 3.1 Trigulasi Waktu Pengumpulan Data
G. Jadwal Rencana Penelitian
Rencana Penelitian yang akan dilaksanakan di Objek Wisata Bukit Kelam
Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Dengan jadwal rencana penelitian dalam
table di bawah ini.
Tabel 1.1
Jadwal Rencana Penelitian
N KEGIATAN TAHUN 2020
O Apr Mei Jun Jul Agst
1 Mengajukan Judul
2 Mengajukan Ouline
3 Menyusun Desain
4 Bimbingan
5 Seminar Desain
6 Revisi Desain
BAGIAN II
KONDISI DAN POTENSI OBYEK WISATA BUKIT KELAM KECAMATAN KELAM
PERMAI KABUPATEN SINTANG
A. Pariwisata
Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari
tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari
nafkah melainkan hanya untuk bersenang-senang. Aktifitas ini bertujuan untuk
memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau waktu libur dan tujuan
yang lain-lainnya. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,
yang dimaksud dengan pariwisata adalah sebagai macam kegiatan pariwisata yang
didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang di sediakan masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan pemerintah daerah.
Gamal Suwantoro (1997:3), menyatakan pariwisata merupakan suatu proses
kepergian sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya.
Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan
ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti
karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun sekedar untuk belajar. Istilah
pariwisata berhubungan erat dengan pergertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu
perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu
alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan
memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu.
Menurut Oka. A Youti (1996:118). Pariwisata adalah salah satu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggrakan dari suatu tempat ketempat lain
dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, te tapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna untuk
bertamasya rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Sejalan
dengan pengertian di atas, salah Wahab dalam (Oka.A Youti 1996:116) menyatakan
bahwa pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang
mendapat pelayanan bergantian antara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri (diluar
negri), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu suatu Negara
atau benua) untuk sementara waktu dalam mencapai kepuasan yang beraneka ragam dan
berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh perjalanan tetap.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang
diselenggrakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan untuk
berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata hanya untuk
menikmati perjalanan untuk bertamsya dan rekreasi.
B. Obyek Wisata
Wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seorang secara sukarela untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata. Menurut Gamal Suwantoro (1997:19) “Obyek
wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah
tujuan wisata”. Selanjutnya menurut Suryono Sakti Hadiwijoyo (2012:49) “obyek wisata
adalah suatu bentuk dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat
wisatawan atau pengujung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu.
Dalam literature kepariwisataan luar negri tidak di jumpai istilah obyek wisata seperti
yang biasa di kenal di Indonesia untuk pengertian obyek wisata mereka lebih banyak
menggunakan istilah “Tourist attractions”, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik
bagi orang yang mengunjungi suatu daerah tertentu. Menurut Marioti Tourist Attractions
di pengaruhi dua faktor yang saling berkaitan yaitu:
a. Tourism resources, yaitu segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata
yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung kesuatu
tempat daerah tujuan wisata.
b. Tourist Services, yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan dan aktivitas
yang dapat dilakukan yang pengadaannya disediakan oleh perusahaan lain
secara komersial.
1. Atraksi 1. Upaya
1. Keindahan membangun dari
2. Aksesbilitas
Alam masyarakat dan
3. Amenitas pemerintah
2. Wisata Rohani
4. Aktivitas 2. Peta
DAFTAR PUSTAKA
Amdani, S. (2008) . Analisis Potensi Obyek Wisata Alam Pantai Di Kabupaten Gunung Kidul.
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ariyanti, E.E., Pa’i.P.2008. Inventarisasi Anggrek di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Biodiversitas 9:21-24
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Renika Cipta.
Gimang, K.J.2016. Pengembangan Potensi Wisata Rohani Bukit Kelam Di Kecamatan Kelam
Permai Kabupaten Sintang. PublicA 5:1-17
Listiwati,A dan Siregar, C.2008. Entuyut (Nepenthes) Asal Kalimantan Barat. Pontianak : Untan
Press
Nawawi, H. (2015). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Patton, M.Q (2006). Metode Evaluasi Kualitatif. Semarang : Pustaka Pelajar Kabupaten Kayang
Utara
Purmiasi, N. (2018). Analisis Kondisi dan Potensi Obyek Wisata Pantai Pukau Datuk Di
Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Skripsi FIPPS IKIP PGRI Pontianak:
Tidak Diterbitkan.
Purwanto, S. (2014). Kajian dan Potensi Daya Dukung Taman Wisata Alam Bukit Kelam untuk
Strategi Pengembangan Ekowisata. Skripsi Sekolah Pascasarjana Instirut Pertanian
Bogor.
Sugiyono, (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
__________. (2014) . Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta