Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS KONDISI DAN POTENSI OBYEK WISATA BUKIT KELAM KECAMATAN

KELAM PERMAI KABUPATEN SINTANG TAHUN 2020

DESAIN PENELITIAN

OLEH :

INKA KRISTI
141610017

Program Studi : Pendidikan Geografi

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(IKIP PGRI) PONTIANAK
2020
ANALISIS KONDISI DAN POTENSI OBYEK WISATA BUKIT KELAM KECAMATAN
KELAM PERMAI KABUPATEN SINTANG TAHUN 2020

DESAIN PENELITIAN

OLEH:

INKA KRISTI
NIM : 141610017

Dalam penelitian ini di ajukan sebagai syarat untuk menempuh seminar Desain Penelitian
Pendidikan pada program studi Pendidikan Geografi Fakultas IPPS Institut Keguruan dan Ilmu
pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia ( IKIP PGRI Pontianak ).

Disetujui Oleh

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Eviliyanto, M.Pd Ihsan Nurhakim, M.Pd


NPP. 202 2011 160 NPP. 202 2015 308
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniannya yang di limpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelsaikan desain penelitian
ini dengan judul “ Analisis kondisi dan potensi obyek wisata bukit kelam Kecamatan Kelam
Permai Kabupaten Sintang Tahun 2020” sesuai dengan perencanaan.
Proses penyelsain ini tidak terlepas dari adanya partisipasi dari berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada.
1. Eviliyanto, M.Pd Dosen pembimbing utama sekaligus sekretaris Prodi Pendidikan
Geografi, yang telah banyak memberikan bimbingan, dorongan dan arahan dalam
penyusunan desain ini.
2. Ihsan Nurhakim, M.Pd Dosen pembimbing kedua yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan arahan dan masukan dalam penyusunan desain ini.
3. Galuh Bayuardi, S.Sos, M.Si Selaku Dosen pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan desain penelitian ini.
4. Dr. Ajun Purwanto, M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Geografi IKIP PGRI
Pontianak yang telah memberikan kesempatan menempuh pendidikan di prodi Geografi.
5. Staf Administrasi dan Akademik Institus Keguruan dan ilmu Pendidikan Persatuan Guru
Republik Indonesia Pontianak yang telah memberikan pelayanan administrasi.

Pontianak, Agustus 2020

Peneliti
BAGIAN I
RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang
Kalimantan barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang di lewati oleh
garis khatulistiwa. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka,daerah Kalimantan
barat tepat di lalui oleh garis khatulistiwa (Garis Lintang 00) di atas Kota Pontianak.
Kerena pengaruh letak ini pula,maka Kalimantan barat adalah salah satu daerah tropis
dengan memiliki suhu udara yang cukup tinggi serta diiringi kelembapan yang tinggi.
Kalimantan Barat memiliki potensi wisata yang beragam keindahan alam dan
keragaman budaya, menjadikan Kaliamantan Barat sebagai daerah yang terkenal akan
obyek wisatanya, baik itu obyek wisata alam maupun obyek wisata budaya. Berdasarkan
data dari badan pusat statistik,menyatakan “Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
(wisman) yang datang ke Kalimantan barat april 2018 mencapai 3.909 kunjungan atau
turun 37,14 persen dibandingkan kunjungan wisman maret 2018, sebesar 6.219
kunjungan. Penurunan kunjungan wisman tersebut terjadi tiga pintu masuk (Pontianak,
Entikong, Aruk) masing – masing sebesar 21,56 persen, 67,76 persen dan 23,37 persen.
Sedangkan wisman yang datang melalui pintu masuk supadio dengan kontribusi 48,48
persen dan sisanya 51,52 persen melalui pintu masuk Entikong ,Aruk dan Nanga Badau.
Jika di bandingkan periode Januari – April 2018 terhadap periode yang sama tahun
sebelumnya naik 38,46 persen.
Kalimantan Barat memiliki 14 Kabupaten/Kota. Disetiap Kabupaten/Kota
memiliki beberapa obyek wisata andalan yang menarik dan layak untuk dikunjungi oleh
wisatawan. Salah satu kabupaten yang harus di kunjungi adalah Kabupaten Sintang.
Kabupaten Sintang terletak di antara 1005’ Lintang utara sampai 0046’ Lintang selatan dan
antara 112048’ Bujur timur sampai 113020’ Bujur timur. Luas wilayah Kabupaten Sintang
seluruhnya adalah 21.635 Km2 atau 14,74% dari luas Provinsi Kalimantan Barat. Luas
wilayah terbesar adalah kecamatan Ambalau yaitu 6.386,4 Km2 atau 29,52% dari luas
Kabupaten Sintang, sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Sintang yaitu 227,05
Km2 atau 1,28% dari luas Kabupaten Sintang.
Kabupaten Sintang memiliki potensi objek wisata dengan daya tarik tersendiri
seperti Air Terjun Lepung iring, Rumah Betang Panjang Ensaid, Kedah Empunak,Bukit
lalang, Motor bandung, dan Arus Riam. Salah satu obyek wisata dengan potensi
tersendiri di Kabupaten Sintang adalah Wisata Bukit Kelam. Obyek wisata bukit kelam
berada di Desa Kebong tepatnya di Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Bukit
Kelam merupakan tujuan utama wisata di Kabupaten Sintang. Obyek wisata bukit kelam
ini memiliki keunikan pada objek batu kapur yang menjulang hingga 1.002 m dpl. Taman
wisata bukit kelam di tetapkan berdasarkan SK Menhut No.594/Kpts-II/1992 Tanggal 6
Juni 1992 dengan luas ± 520 Ha. Topografi kawasan ini datar sampai berbukit dengan
jenis tanah dominan podsolik merah kuning.
Bukit Kelam memiliki berbagai obyek wisata alam yang potensial untuk
dikembangkan sebagai obyek ekowisata. Seperti Jenis Flora yang terdapat di Taman
wisata bukit kelam. Ariyanti & Pa’I (2008) menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 20
jenis anggrek yang terdiri atas 18 jenis anggrek terestrial yang dapat di temukan di
kawasan taman wisata bukit kelam. Anggrek epifit yang di jumpai di kawasan ini antara
lain dari marga Acriopsis, Cymbidium, Dendrobium, Eria, Vanda, Aerides,
Bulbophyllium, grammatophyllium, Oberania, Saccolabium, dan
Thrixpermum,sedangkan anggrek terrestrial yang di jumpai hanya 2 marga yaitu
Bromheadia (B.finlaysoniana) dan Malaxiz. Selain keanekaragaman jenis anggrek Taman
Wisata Bukit Kelam juga memiliki Keanekaragaman jenis rotan yang menarik. Menurut
Siska et al (2014) terdapat 10 jenis rotan yang umum di Taman wisata bukit kelam
terutama di marga Calamus, Plectocomia, dan Korthalsia. Rotan yang terdapat di sekitar
Taman wisata bukit kelam juga di mamfaatkan oleh masyarakat untuk membuat berbagai
jenis kerajinan seperti Tanggui (semacam topi/caping),Cupai (Tas tradisional dayak), dan
Bubu (Alat untuk menangkap ikan). Potensi Keanekaragaman kantong semar (Nepenthes
Spp) di taman wisata bukit kelam juga menjanjikan. Setidaknya terdapat 6 Jenis kantong
semar yang dapat di temukan pada kawasan tersebut, yaitu N. ampullaria, N.
albomarginata, N. gracilis, N. Mirabilis, N. rafflesiana dan N. clipeata. Yang merupakan
jenis kantong semar yang paling langka di dunia dan hanya dapat di temukan pada
kawasan bukit kelam (Clarke,2006; Listiawati & Siregar 2008). Keberadaan kantong
semar langka ini menyebabkan banyak sekali kunjungan dari wisatawan manca Negara
ingin melihat langsung pada habitat aslinya. Namun sangat di sayangkan, Karena
kurangkan pengawasan dan pengetahuan warga mengenai kantong semar ini
mengakibatkan sering terjadi perusakan bahkan pencurian yang di lakukan oknum
wisatawan yang tidak bertanggung jawab.
Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam juga sangat kaya akan potensi buah –
buahan. Buah Langsat (Lansium domesticum) dan Buah Durian (Durio Spp.) merupakan
komoditas utama dari kawasan ini. Keberadaan tanaman buah ini dapat menjadi daya
tarik bagi para wisatawan. Selain itu juga, apabila para wisatawan berada pada area
Taman Wisata Alam Bukit Kelam, wisatawan masih dapat menikmati suara burung liar
yang di biarkan warga untuk berkembang biak. Ada beberapa Fauna yang terdapat di
Taman Wisata Alam Bukit Kelam seperti keberadaan Burung , Kijang dan hewan lain
seperti monyet yang di akibatkan adanya ketersediaan sumber makanan terutama buah-
buahan di kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam.
Taman Wisata Alam Bukit Kelam juga memiliki kawasan khusus sebagai objek
wisata rohani (Lisda,2013; Gimang,2016), Keberadaan Goa Maria terbesar yang terdapat
di seputaran Kota Sintang menjadikan tempat yang sering dikunjungi oleh peziarah.
Selain itu, kawasan Taman Wisata Alam Bukit juga memiliki kolam pemandian yang
dapat di gunakan untuk umum sehingga dapat mendatangkan semua wisatawan dari
berbagai kalangan dengan tujuan yang bervariasi.
Kekayaan alam serta keberadaan obyek wisata rohani di Taman Wisata Alam
Bukit kelam berpotensi untuk dikembangkan menjadi obyek ekodowisata hal ini di
dukung dengan akses /jarak Taman Wisata alam Bukit kelam dengan pusat Kota Sintang
serta sekolah di sekitarnya hanya berkisar ±20 Km dan dapat di jangkau menggunakan
berbagai jenis kendaraan darat seperti (Motor, Mobil, Bus dan lain – lain).
Di Obyek wisata bukit kelam obyek untuk pengelolaan tempat-tempat bisa
dikatakan belum baik, Misalnya tidak ada tiket masuk untuk wisata lainnya. Fasilitas
sudah mulai di benahi tapi tidak banyak jumlahnya. Prasarana jalan mulai di benahi,
rumah makan sudah banyak dijumpai. Dengan demikian perlu penelitian yang mendalam
dalam mengkaji potensi yang dimiliki wisata bukit kelam agar kedepannya bisa menjadi
target masyarakat untuk berlibur.
Untuk lebih menarik perhatian wisatawan, obyek wisata bukit kelam perlu
kembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Strategi pengembangan obyek wisata tidak
selalu dapat diupayakan pengembangan obyek wisata agar terencana dengan baik, perlu
diketahui aspek aspek apa saja yang mendukung maupun menghambat pengembang
obyek wisata. Untuk mengetahui potensi obyek wisata yang akan di kembangkan.
Dari penjelasan di latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
Analisis Kondisi dan potensi Obyek Wisata Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai
Kabupaten Sintang Tahun 2020.
B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, fokus penelitian pada penelitian ini yaitu,
“Bagaimana Kondisi dan Potensi Obyek Wisata Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai
Kabupaten Sintang Tahun 2020?”. Sedangkan Sub Fokus dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam permai kabupaten
sintang tahun 2020?
2. Bagaimana potensi obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam permai kabupaten
sintang tahun 2020?
3. Bagaimana upaya membangun obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam
permai kabupaten sintang melibatkan masyarakat dan pemerintah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini secara umum adalah “
Untuk Mengetahui Kondisi dan Potensi Obyek Wisata Bukit Kelam di Kecamatan Kelam
Permai Kabupaten Sintang Tahun 2020”. Sedangkan tujuan Khusus untuk mengetahui:
1. Kondisi obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam permai kabupaten sintang
tahun 2020.
2. Potensi obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam permai kebupaten sintan
tahun 2020.
3. Upaya membangun obyek wisata bukit kelam kecamatan kelam permai kabupaten
sintang tahun 2020 melibatkan masyarakat dan pemerintah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan yang berguna
bagi lembaga sebagai bahan yang dapat dipelajari dan dikembangkan demi
kemamuan ilmu geografi dan dapat sebagai sarana informasi potensi pariwisata
yang ada.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah Daerah
Penelitian ini memberikan masukan kepada pemerintah daerah
sebagai upaya peningkatan dan pelestarian obyek wisata dengan
memanfaatkan potensi-potensi yang ada baik internal maupun eksternal
yang ada di daerahnya untuk mengenalkan pariwisata local kepada
masyarakat sekitar maupun wisatawan.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini memberikan informasi mengenai potensi dan kondisi
obyek wisata yang ada didaerah Kecamatan Kelam Permai terutama obyek
wisata Bukit Kelam, sehingga di harapkan masyarakat dapat menjaga dan
melestarikan potensi obyek wisata tersebut yang mana akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
c. Bagi Wisatawan
Penelitian ini memberikan informasi mengenai potensi obyek
wisata yang ada di Kabupaten Sintang terutama potensi obyek wisata
Bukit Kelam, sehingga di harapkan pada wisatawan untuk menjadikan
obyek wisata ini sebagai daerah tujuan wisata.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetatahuan dan masukan
sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik dan putra putri daerah yang
bisa mengolah dan memanfaatkan potensi pariwisata yang terdapat di
Kabupaten Sintang.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan batasan-batasan
penelitian, untuk memperjelas batasan-batasan dalam penelitian ini perlu ditetapkan
ruang lingkup masalah yang diselidiki batasan-batasan tersebut adalah fokus penelitian
dan defenisi operasional.
1. Fokus Penelitian
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah kondisi obyek wisata,potensi
obyek wisata dan upaya membangun obyek wisata.
2. Definisi Operasional
a. Kondisi Obyek Wisata
Kondisi obyek wisata adalah suatu keadaan yang ada di
lingkungan obyek wisata. Kondisi obyek wisata meliputi sarana-
prasarana,fasilitas dan sosial dan budaya yang terdapat di lingkungan
obyek wisata.
Sarana dan prasarana yang berupa keadaan lingkungan
memungkinkan atau tidak untuk digunakan, dan dari sosial budayanya
dari sikaf masyarakat sekitar dalam melestarikan adat istiadat dan budaya
yang sudah ada, ataupun warga sekitar sudah mengalami perubahan sosial
dan budaya menjadi modern.
Untuk mendapatkan daya tarik wisatawan kondisi obyek wisata
seharusnya dalam keadaan baik dan mendukung untuk menarik minat
pengujung dan wisatawan.
b. Potensi Obyek Wisata
Potensi wisata adalah suatu daya tarik yang terdapat pada suatu
daerah untuk di kembangkan menjadi suatu obyek wisata yang menarik
yang mampu menarik kunjungan wisatawan untuk datang ke daerah
tersebut, dan belum di kelola secara baik sehingga masih perlu di
tingkatkan/dikembangkan. Potensi wisata terdiri dari potensi alami seperti
keindahan alam, potensi budaya seperti adat istiadat masyarakat dan
potensi buatan manusia.
c. Upaya Membangun Obyek Wisata
Upaya membangun obyek wisata merupakan salah satu kebijakan
pemerintah yang sangat penting dalam pariwisata sebagai penarik
kunjungan wisatawan ke daerah tujuan untuk lebih mengetahui dan
menikmati keunikan maupun keindahan yang terdapat pada obyek wisata.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode dan Bentuk Penelitian
a. Metode Penelitian
Agar dapat memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan
harapan maka diperlukan suatu bentuk penelitian yang tepat. Penelitian
adalah proses yang di gunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis
informasi guna meningkatkan pemahaman kita pada suatu topik. Menurut
Arikunto (2013:203) menyatakan bahwa “Metode penelitian adalah cara
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
Sedangkan menurut Leedy dan Ormrod 2015 ( Dalam samiaji sarosa
2017:6) .”Metode penelitian adalah teknik atau prosedur yang di gunakan
untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaita n dengan
permasalahan penelitian”.
Agar dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
mengambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-
fakta yang tampak, atau sebagai mana adanya (Handari Nawawi 2015:67).
Jadi penelitian ini berusaha mendeskrifsikan kondisi, potensi dan
membangun objek wisata yang terdapat di daerah penelitian.
b. Bentuk Penelitian
Agar dapat memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan
harapan maka diperlukan bentuk penelitian yang tepat pula. Bentuk
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Bentuk deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
mengambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan
berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subyek
penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari
fenomena tersebut. Kualitatif adalah suatu strategi pemecahan masalah
dalam penelitian menggunakan cara berpikir logis. Berdasarkan data
kualitatif yang di kumpulkan melalui observasi, wawancara secara
mendalam terhadap obyek dan subyek penelitian (Hadari Nawawi
2015:67).
Jadi, bentuk penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif.
2. Latar Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawasan Obyek Wisata Bukit Kelam
Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuisioner wawancara dan perangkat pendukung lainnya.Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder
jenis dan sumber data berdasarkan tujuan penelitian.
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian merupakan seluruh data
hasil pengamatan di lapangan dan wawancara. Data yang digunakan dalam
observasi ini menggunakan pendekatan 4A (Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas,
Aktifitas). Atraksi menjelaskan keindahan obyek wisata,nilai obyek wisata serta
adanya obyek wisata pendukung disekitaran Obyek Wisata Bukit Kelam.
Selain itu ada Aksesbilitas yang menjelaskan jarak yang di tempuh serta
akses yang digunakan untuk menuju obyek wisata. Sedanglkan Amenitas
menjelaskan sarana dan prasarana apa saja yang ada pada obyek wisata. Yang
terakhir ada aktifitas yang meliputi kegiatan pasif dan kegiatan yang bersifat aktif
(berinteraksi dengan obyek wisata) seperti di adakannya event – event tertentu.
a. Obyek
Obyek penelitian adalah Obyek Wisata Bukit Kelam Kecamatan
Kelam Permai Kabupaten Sintang.
b. Subyek/Informal
Subyek merupakan data yang tidak di dapatkan secara langsung
oleh peneliti. Subyek yang di maksud dalam penelitian ini kepala dinas
pemuda, olahraga dan pariwisata Kabupaten Sintang. Wisatawan ataupun
pengunjung dan mengelola obyek wisata. Kepala dinas pariwisata dan
wisatawan adalah orang yang akan memberikan informasi tentang obyek-
obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Sintang selanjutnya untuk
pengelola obyek wisata dimana pengelola ini akan memberikan informasi
tentang potensi obyek wisata bukit kelam sarana prasarana dan fasilitas
dasar yang ada di obyek wisata bukit kelam. Wisatawan yang datang
merupakan penikmat obyek wisata yang terdapat obyek wisata bukit
kelam seperti menikmati keindahan alam yang terdapat di obyek wisata
bukit kelam Aksesbilitas, Sarana Prasarana dan Fasilitas Dasar.
3. Data dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data atau informasi yang di peroleh secara
langsung. Menurut Sugiyono, (2010:62)” sumber primer adalah sumber
data yang lansung memberikan data kepada pengumpul data” . Data
primer dapat di peroleh dengan cara observasi dan wawancara.
Tabel 2.1
Data Primer
Jenis dan Sumber Data
No Jenis Data Sumber Data
A Primer
1. Atraksi Observasi lapangan dan
a. Alami Wawancara
b. Budaya
c. Buatan
d. Keindahan obyek wisata
1) Flora
2) Fauna
e. Nilai wisata
1) Rekreasi
2) Pengetahuan
3) Pengobatan
4) Ketersedian lahan

2. Aksesbilitas Observasi Langsung dan


a. Jarak dari kota ke kecamatan Wawancara
b. Kendaraan menuju objek
c. Kondisi Jalan
3. Amenitas Observasi Langsung dan
a. Sarana air bersih Wawancara
b. Sarana ibadah
c. Listrik
d. Lahan parkir
e. Fasilitas toilet umum
f. Warung makan
g. Penginapan
h. Spot tiket
i. Pusat kerajinan dan souvenir
j. Gazebo
k. Tempat sampah
l. Keamanan
m. Pos/kantor pelayanan
4. Aktifitas Observasi Langsung dan
a. Kegiatan aktif dan kegiatan Wawancara
yang bersifat aktif (interaksi
dengan obyek)
b. Event bulanan
c. Event bahunan
d. Event internasional

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapat secara tidak langsung.
Menurut Sugiyono (2010:62) “ sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder di peroleh dari dokumen,
wawancara dan buku yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Tabel 3.1
Data Sekunder
Jenis dan Sumber Data
No Jenis Data Sumber Data
1 Sekunder

a. Profil daerah kabupaten Dinas Pariwisata dan Badan Pusat


sintang Statistik Kabupaten Sintang

b. Dokumen dan arsip Objek Dinas Pariwisata Kabupaten


Wisata Sintang

c. Data jumlah penduduk Badan Pusat Statistik Kabupaten


Sintang

d. Data Jumlah Pengunjung Dinas Pariwisata Kabupaten


wisatawan Sintang

e. Data jenis pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten


Sintang

f. Rencana induk pembangunan Bappeda Kabupaten Sintang


daerah

g. Peta Administrasi Bappeda Kabupaten Sintang

h. Adat Istiadat Masyarakat

4. Teknik dan Alat Pengumpul Data


a. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Teknik Observasi Langsung
Teknik observasi langsung adalah teknik pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala dan fenomena yang tampak pada obyek peneliti
pada saat peristiwa atau keadaan atau situasi yang sedang
berlangsung. Menurut Amirulah Hadi (1998:129) “ Observasi
langsung di artikan sebagai pengalaman atau pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.
Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di
tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer
berada bersama obyek yang diselidiki”.
Sejalan dengan Amirulah Hadi, Pabundu Tika (2005:44)
menyatakan bahwa “Observasi langsung adalah observasi yang
dilakukan terhadap obyek di tempat kejadian atau tempat
berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama obyek
yang diteliti. Artinya, dalam observasi langsung, peneliti yang
mengadakan observasi turun ambil bagian bersama obyek yang di
observasi”. Sedangkan Menurut Sukandarmidi (2012:71)
“Observer terlihat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh subjek yang di amati”. Dalam hal ini peneliti
melakukan pengamatan dan pengumpulan informasi serta data-
data yang diperlukan secara langsung dilokasi obyek wisata bukit
kelam di Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang.
2) Teknik Komunikasi Langsung
Teknik komunikasi langsung adalah teknik yang digunakan
dalam penelitian berhubungan langsung dengan sumber data
peneliti. Menurut Amirulah Hadi (1998:135)“Teknik komunikasi
Langsung adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan
interview sebagai alatnya”. Sedangkan menurut Handari Nawawi
(2015:101) Mengatakan “teknik komunikasi langsung adalah cara
mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti kontak
langsung secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan
informasi, baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi dengan
sengaja dibuat untuk keperluan tersebut. Teknik komunikasi
langsung digunakan untuk mengetahui upaya membangun kondisi
dan potensi obyek wisata bukit kelam Kecamatan Kelam Permai
Kabupaten sintang.
3) Teknik/Studi Dokumenter
Teknik/studi dokumenter adalah suatu cara mengumpulkan
data yang dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan tertulis
sebagai dokumen dan bentuk lainnya seperti buku,Koran,majalah
dan sebagainya. Menurut Irawan (dalam Sukandarmidi 2012:100)
menyatakan bahwa “studi dokumenter adalah teknik pengumpulan
data yang ditunjukan kepada subjek penelitian”. Menurut
Sugiyono (2015:329) “studi dokumenter merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar,atau karya-karya yang monumental dari seseorang”.
Sedangkan menurut Handari Nawawi (2015:101) “studi
dokumenter adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan
dengan katagorisasi dan klarifikasi bahan-bahan tertulis yang
berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber
dokumen maupun buku-buku Koran,majalah dan lain-lain”.
Teknik/studi dokumenter ini dilakukan dengan cara pengumpulan
data yang diperoleh dari hasil dokumen-dokumen yang ada atau
catatan-catatan yang tersimpan, baik berupa catatan transkip, buku-
buku dan sejenisnya.
b. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sesuai dengan teknik pengumpulan data. Berdasarkan Teknik
pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpul data yang sesuai
adalah sebagai berikut:
1) Panduan Observasi
Panduan observasi adalah pendoman terperinci yang berisi
langkah-lagkah melakukan observasi mulai dari merumuskan
masalah, kerangka teori untuk menjabarkan perilaku yang akan di
observasi,prosedur dan teknik perekaman, kriteria analisis hingga
interpretasi (Nasution,1998:19). Menurut Zuldafrial (2009:46)
menyatakan “panduan observasi merupakan alat pengumpulan data
yang digunakan dalam teknik observasi secara langsung”. Pada
Penelitian ini panduan observasi digunakan sebagai alat
pemantauan kegiatan selama aktivitas di lapangan. Observasi
dalam penelitian ini meliputi kondisi dan potensi obyek wisata
bukit kelam dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke wisata
bukit kelam.
2) Panduan Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk interaksi dan komunikasi.
Menurut Nasution (dalam Pabundu Tika 2005:49) mengemukakan
bahwa” Panduan wawancara adalah suatu percakapan yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi”. Menurut Handari
Nawawi (2015:118) menyatakan “panduan wawancara adalah
usaha mengumpulakan informasi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan,untuk di jawab secara lisan pula”.
Sedangkan menurut Michael Quinn Patton (1991:188)”panduan
wawancara adalah daftar pertanyaan atau soal yang dicari selama
berjalannya wawancara. Suatu pendoman wawancara dipersiapkan
untuk memastikan bahwa secara esensial informasi yang sama
diperoleh dari sejumlah orang dengan mencakup materi yang
sama”.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau
informasi sebanyak mungkin kepada subjek. Sedangkan interview
(wawancara) secara sederhana adalah alat pengumpul data berupa
Tanya jawab antara pihak pencari informasi dengan sumber
informasi yang berlangsung secara lisan. Dalam Penelitian ini,
Peneliti akan melakukan wawancara dengan kepala dinas
kebudayaan dan pariwisata Kabupaten sintang, pengelola objek
wisata bukit kelam, dan para wisatawan yang berkunjung ke wisata
bukit kelam.
3) Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga
buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum-hukum dan lain-
lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan (Handari
Nawawi 2015:141). Menurut Samiaji Sarosa (2017:65)
“dokumentasi adalah segala sesuatu catatan baik berbentuk catatan
dalam kertas (hardcopy) maupun eletronik (softcopy)”. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto (dalam Zuldafrial 2012:80)
Menyatakan bahwa: “dokumentasi adalah peneliti menyelidi
benda-benda tertulis seperti buku-buku,majalah, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”.
Alat pengumpul data yang digunakan dalam dokumentasi
penelitian ini adalah gambar atau foto obyek wisata bukit kelam,
aksebilitas, sarana prasarana dan fasilitas dasar. Selain itu juga di
lengkapi dengan peta administrasi serta sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
5. Teknik Analisis Data
Analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan
analisis terhadap jawaban yang di wawancarai, bila jawaban yang di wawancarai
setelah di analisis terasa belum memuaskan maka peneliti akan melanjutkan
pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang di anggap kredibel.
Menurut Miles dan Hubermen (dalam Sugiyono 2010:91) menyatakan bahwa “
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.
Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga alur
atau siklus kegiatan yang bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
Adapun gambaran dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkelanjutan sesuai
dengan tahapan analisisnya. Gambaran teknik analisa data bagaimana yang telah
di ungkapkan di atas dapat di lihat sebagai berikut :
Pengumpulan Penyajian
Data Data

Reduksi Data

Kesimpulan
Penarikan/Verifikasi

Gambar 1.1 Komponen-Komponen Analisis Data


a. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yaitu proses memasuki lingkungan
penelitian dan mencari data penelitian. Dalam penelitian kualitatif
pengumpulan data dilakukan pada Natural Setting (kondisi yang
sebenarnya atau alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan
lebih banyak pada observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi
serta literature.
Untuk pengumpulan data tentang kondisi objek wisata, penelitian
melakukan observasi yang dilakukan dilingkungan sekitar objek wisata
bukit kelam. Kemudian untuk mendapat data potensi dan pembangunan
objek wisata peneliti melakukan wawancara terhadap kepala dinas
pariwisata dan pengelolaan objek wisata serta melakukan wawancara
terhadap masyarakat sekitar dan pengujung atau wisatawan. Sebagai bukti
maka peneliti mengumpulkan dokumen berupa foto-foto pada saat
observasi dan wawancara.

b. Tahap Reduksi Data


Tahap reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis lapangan atau tempat
penelitian. Menurut Sugiyono (2010:92) “mereduksi data bearti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting di cari tema dan polanya”. Dengan demikian data yang sudak
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data, dan
mencarinya bila diperlukan. Data kondisi dan potensi pada objek wisata
bukit kelam yang telah dikumpulkan dilapangan kemudian di pilih mana
yang penting dan membuang mana yang tidak penting.
c. Tahap Penyajian Data
Tahap penyajian data yaitu penyajian informasi untuk memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Data yang telah disimpulkan dan di pilih sesuai dengan penelitian,
kemudian disajikan dengan kemungkinan data tersebut akan menjadi
kesimpulan penelitian.
Dalam penelitian ini, penyajian data di arahkan agar data hasil
reduksi terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan sehingga semakin
mudah di pahami. Penyajian data dilakuk an dalam bentuk uraian naratif,
bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur. Penyajian data dalam
bentuk tersebut mempermudah penelitian dalam memahami apa yang
terjadi dan akan merencanakan kerja selanjutnya. Dalam tahapan ini
peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga informasi yang
didapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk menjawab
masalah penelitian mengenao kondisi, potensi dan upaya membangun
objek wisata.
d. Tahap Penarikan Kesimpulan/verifikasi
Tahap penarikan kesimpulan/verifikasi yaitu penarikan kesimpulan
dari data yang telah di analisis. Semua data yang telah melalui proses
reduksi dan penyajian, kemudian menjadi bahan untuk dapat dilakukan
penarikan kesimpulan dari proses penelitian. Penarikan kesimpulan dari
proses penelitian. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari
kegiatan analisis data dari pengolahan data.
6. Teknik Keabsahan
Keabsahan data merupakan factor yang sangat penting dalam melakukan
penelitian, karena melalui keabsahan data suatu penelitian dapat di percaya dan
dapat di pertimbangkan oleh penerima informasi. Menurut Sugiyono (2014:273)”
Triagulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian
terdapat triagulasi sumber, triagulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Untuk
menguji keabsahan data peneliti menggunakan triagulasi teknik.
a. Triagulasi Teknik
Triagulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya data di peroleh dengan wawancara, lalu di cek dengan
observasi, dan dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas
data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda maka penelitian
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
atau yang lain untuk memastikan data mana yang di anggap benar. Atau
mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
Wawancara Observasi
Dokumen
Gambar 2.1 Trigulasi Teknik Pengumpulan Data
Sumber : Nila Purmiasi dalam (Sugiyono 2013:273)

b. Triagulasi Sumber
Triagulasi sumber membandingkan mencek ulang derajat
kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui sumber yang
berbeda. Misalnya, membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara
membandingkan anatara apa yang dikatakan umum dengan yang di
katakana secara pribadi membandingkan hasil wawancara dengan
dokumen yang ada.
c. Triagulasi Waktu
Triagulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan
dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku
manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan
data yang sahih melalui observasi peneliti perlu mengadakan pengamatan
tidak hanya satu kali pengamatan saja.
Siang Sore

Pagi
Gambar 3.1 Trigulasi Waktu Pengumpulan Data
G. Jadwal Rencana Penelitian
Rencana Penelitian yang akan dilaksanakan di Objek Wisata Bukit Kelam
Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Dengan jadwal rencana penelitian dalam
table di bawah ini.
Tabel 1.1
Jadwal Rencana Penelitian
N KEGIATAN TAHUN 2020
O Apr Mei Jun Jul Agst
1 Mengajukan Judul
2 Mengajukan Ouline
3 Menyusun Desain
4 Bimbingan
5 Seminar Desain
6 Revisi Desain
BAGIAN II
KONDISI DAN POTENSI OBYEK WISATA BUKIT KELAM KECAMATAN KELAM
PERMAI KABUPATEN SINTANG
A. Pariwisata
Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari
tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari
nafkah melainkan hanya untuk bersenang-senang. Aktifitas ini bertujuan untuk
memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau waktu libur dan tujuan
yang lain-lainnya. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,
yang dimaksud dengan pariwisata adalah sebagai macam kegiatan pariwisata yang
didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang di sediakan masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan pemerintah daerah.
Gamal Suwantoro (1997:3), menyatakan pariwisata merupakan suatu proses
kepergian sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya.
Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan
ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti
karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun sekedar untuk belajar. Istilah
pariwisata berhubungan erat dengan pergertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu
perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu
alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan
memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu.
Menurut Oka. A Youti (1996:118). Pariwisata adalah salah satu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggrakan dari suatu tempat ketempat lain
dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, te tapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna untuk
bertamasya rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Sejalan
dengan pengertian di atas, salah Wahab dalam (Oka.A Youti 1996:116) menyatakan
bahwa pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang
mendapat pelayanan bergantian antara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri (diluar
negri), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu suatu Negara
atau benua) untuk sementara waktu dalam mencapai kepuasan yang beraneka ragam dan
berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh perjalanan tetap.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang
diselenggrakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan untuk
berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata hanya untuk
menikmati perjalanan untuk bertamsya dan rekreasi.
B. Obyek Wisata
Wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seorang secara sukarela untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata. Menurut Gamal Suwantoro (1997:19) “Obyek
wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah
tujuan wisata”. Selanjutnya menurut Suryono Sakti Hadiwijoyo (2012:49) “obyek wisata
adalah suatu bentuk dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat
wisatawan atau pengujung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu.
Dalam literature kepariwisataan luar negri tidak di jumpai istilah obyek wisata seperti
yang biasa di kenal di Indonesia untuk pengertian obyek wisata mereka lebih banyak
menggunakan istilah “Tourist attractions”, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik
bagi orang yang mengunjungi suatu daerah tertentu. Menurut Marioti Tourist Attractions
di pengaruhi dua faktor yang saling berkaitan yaitu:
a. Tourism resources, yaitu segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata
yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung kesuatu
tempat daerah tujuan wisata.
b. Tourist Services, yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan dan aktivitas
yang dapat dilakukan yang pengadaannya disediakan oleh perusahaan lain
secara komersial.

C. Jenis – Jenis Obyek Wisata


Menurut I Gusti bagus arjana (2016:96) megemukakan berbagai jenis pariwisata
dilihat dari berbagai aspek, sesuai sifat dan dimensi pariwisata, sebagai berikut :
1. Jenis Pariwisata menurut lelak
a) Pariwisata local (Lokal Tourism), perjalanan wisata jarak dekat seperti
piknik keluar kota atau tempat wisata yang dapat ditempuh beberapa jam
dengan kendaraan mobil.
b) Pariwisata nasional (National Tourism/Domestic Tourism), adalah
dinamika perjalanan wisata dalam satu Negara.
c) Pariwisata Mancanegara (World Tourist/Foreign Tourism) meliputi
wisatawan yang masuk dari luar negri (Inbound Tourism) dan wisatan
yang berwisata keluar negri (Out Going Tourist).
2. Jenis wisata menurut dampak dan wisata
a) Pariwisata bisnis (bussines tourism), perjalanan yang bertujuan
menyelsaikan urusan bisnis seperti melakukan meeting, pemeran atau
exspo dan lain-lain.
b) Pariwisata liburan (vacancy tourism)
c) Pariwisata pendidikan (educational tourism) seperti study tour atau widiya
wisata.
d) Pariwisata spiritual atau keagamaan (pilgrim tourism).
3. Jenis pariwisata menurut waktu kunjungan
a) Pariwisata musiman (seasional tourism), seperti wisata musim dingin
yang bersalju, wisata musim panas untuk mandi matahari atau wisata
musim petik buah dan sebgainnya.
b) Pariwsata okasional (Occasional tourism), orang-orang melakukan
perjalanan wisata karena adanya daya tarik penyelenggaraan suatu
kegiatan (event) tertentu dalam peristiwa/kejadian (occasion) tertentu.
4. Jenis pariwisata menurut tujuan
a) Pariwisata bisnis (bussines tourism), perjalanan yang bertujuan
menyelsaikan urusan bisnis seperti melakukan meeting, pemeran atau
exspo dan lain-lain.
b) Pariwisata liburan (vacancy tourism)
c) Pariwisata pendidikan (educational tourism) seperti study tour atau widiya
wisata.
d) Pariwisata spiritual atau keagamaan (pilgrim tourism).
5. Jenis pariwisata menurut jumlah wisatawan
a) Pariwisata individual (individual tourism) seperti wistawan mengendong
ransel (backpacker).
b) Pariwisata berombongan (group tourism) seperti dilakukan oleh
rombongan belajar, karyawan melalui biri perjalanan dan agen perjalanan.
6. Jenis pariwisata menurut biaya
a) Pariwisata mewah (Deluxe tourism) fasilitas transportasi berupa pesawat,
dan kapal pesiar biaya akomodasi yang dibayar dengan biaya tinggi pada
hotel-hotel berbintang empat, lima dan lima berlian.
b) Pariwisata yang berbiaya sedang (midelle class tourism)
c) Pariwisata bayar murah (social touris), jenis ini memang memilih
alternatif transpormasi dan okomodasi yang serba murah tetapi aman,
sehat dan tujuan wisata tercapai.
7. Jenis pariwisata menurut obyek wisata
a) Pariwisata budaya (cultural tourism) merupakan jenis pariwisata yang
menonjolkan atraksi-atraksi budaya yang unik dan menarik telah menjadi
ikon pariwisata suatu daerah.
b) Pariwisata kesehatan (teccuprational tourism), seperti mandi susu di erofa,
mandi kopi di jepang, mandi air panas di beberapa tempat di Indonesia.
c) Pariwisata perdagangan (commercial tourism) jenis ini dikembangkan
seiring terbukannya era perdagangan bebas (free trade area) yang ditandai
makin banyaknya ivent menyangkut promosi dan pertemuan-pertemuan
seperti kegiatan perdagangan sehingga menimbulkan kegiatan pariwisata
yang dinamis.
d) Pariwisata olahraga (Sport tourism) jenis pariwisata yang satu ini mampu
menyedot pengujung ivent olahraga tertentu seperti Olympiade, peserta
olahraga regional, Seagames, Asian games, kejuaraan dunia sepak bola
tentu yang paling akbar, di samping itu ada kejuaran tinju professional,
kejuaran tenis, bulu tangkis dan lainnya.
e) Pariwisata politik (political tourism) seprti parade tanggal 1 mei di Beijing
memperingati hari buruh dan parade tanggal 1 oktober di rusia
memperingati revolusi Bolsjevis.
f) Pariwisata spiritual/keagamaan (pilgrim tourism)
g) Pariwisata alam (natural tourism) adalah objek wisata yang menyuguhkan
atraksi dari alam atau lingkungan, pulau, pegunungan, laut, pantai,
kekyaan flora dan fauna.
h) Pariwisata ruang angkasa sebagai wisata masa depan wisata ruang angkasa
pada suatu ketika nanti akan dapat terwujud sehingga menjadi obyek
wisata masa depan.
D. Kondisi dan Potensi Obyek Wisata
1. Kondisi
Kondisi adalah hubungan obyek dengan fenomena-fenomena sekitar.
Dalam hubungan ini, obyek merupakan suatu yang dibatasi. Sedangkan kondisi
mewakili keanekaragaman dunia obyektif di luar objektif. Kondisi merupakan
lingkungan dan suasana. Dalam lingkungan dan suasana ini fenomena-fenomena
atau proses muncul, hadir dan berkembang. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, kondisi memiliki dua makna yaitu persyaratan atau keadaan. Kondisi
merupakan suatu situasi atau keadaan yang ada pada diri individu baik itu diluar
maupun didalam dirinya. Suatu kondisi obyek wisata ini merupakan suatu kondisi
dimana kondisi dapat menarik paea wisatawan untuk berkunjung. Baik itu kondisi
dari luar maupun kondisi obyek wisata dari dalam.
2. Potensi
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, yaitu dimaksud dengan potensi adalah
kemampuan-kemampuan dan kualitas yang dimiliki seseorang, namun belum
digunakan secara maksimal. Menurut Madji (2007) potensi adalah serangkaian
kemampuan, kesanggupan, kekuatan ataupun daya yang mempunyai
kemungkinan untuk bisa di kembangkan lagi menjadi bentuk yang lebih besar.
Secara umum, potensi dapat di klarifikasikan sebagai berikut :
a. Kemampuan dasar ialah potensi mengenai logika yang intelegensikan oleh
setiap orang.
b. Etos kerja potensi tentang ketekunan, ketelitian, dan efisiensi kerja yang
dimiliki oleh setiap orang.
c. Kepribadian potensi dalam arti ini yaitu suatu pola yang menyeluruh
terhadap semua kemampuan yang ada sehingga bisa menjadi ciri khas.
Potensi pariwisata adalah daya atau kekuatan/kemampuan untuk
mengembangkan kepariwisataan (H. Kohdiyat. Ramani, 1992:86). Potensi
wisata adalah suatu tempat yang dimiliki daya tarik bagi wistawan,
misalnya pemandangan alam, peninggalan sejarah, dan seni budaya. Objek
wisata menurut Soekadijo dalam buku Anatomi pariwisata 2000 suatu
obyek wisata dapat berupa :
1) Potensi Alam
Yang dimaksud dengan alam disini adalah fisik, flora dan
fauna. Ketiga-tiganya selalu berperan bersama-sama dengan modal
kebudayaan dan manusia maka akan terjadi sebuah obyek wisata.
2) Potensi Budaya
Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan dalam arti
luas tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi seperti kesenian atau
perokehidupan keraton dan sebagainya akan tetapi juga meliputi
adat istiadat dan perilaku kebiasaan.
3) Potensi Manusia
Bahwa manusia dapat menjadi atraksi wisata yang menarik
kedatangan wisatawan, potensi manusia meliputi daya pengelolaan
obyek, daya penampilan hasil karya dan aktifitas. Menurut Pearce
(dalam Armin Subhani 2010) factor-faktor lokasional yang
mempengaruhi perkembangan potensi obyek wisata adalah kondisi
fisis, aksesbilitas, pemilikan dan penggunaan lahan, hambatan dan
dukungan serta faktor-faktor lain seperti upah tenaga kerja dan
stabilitas politik. Selain itu unsur-unsur pokok yang harus
diperhatikan meliputi obyek dan daya tarik wisata,prasarana
wisata, sarana wisata, infrastruktur dan masyarakat/lingkungan
(Gamal Suwantoro 1997:19)..
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi potensi
pariwisata tersebut di atas dapat di uraikan sebagai berikut:
a) Kondisi Fisis
Aspek fisis yang berpengaruh terhadap pariwisata berupa
iklim (atmosfer), tanah batuan dan morfologi (litosfer),
hidrosfer, flora dan fauna.
b) Atraksi dan Obyek Wisata
Atraksi Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya
tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu,
misalnya tari-tarian, nyanyian, kesenian daerah, upacara adat
dan lain-lain (Yoeti,1996:172). Obyek wisata adalah segala
sesautu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan
daya tarik agar orang-orang mau berkunjung.
c) Aksesbilitas
Aksesbilitas berkaitan dengan usaha pencapain tempat
wisata. Semakin mudah tempat tersebut dicapai maka akan
menambah minat wisatawan untuk berkunjung.
d) Pemilikan dan Penggunaan Lahan
Variasi dalam pemilikan dan penguasaan lahan dapat
mempengaruhi lokasi tempat wisata, bentuk
pengembanggannya, dan terdapat arah pengembanggannya.
Bentuk penguasaan lahan antara lain:
1) Lahan Negara/pemerintah
2) Lahan Masyarakat dan,
3) Lahan Pribadi (Pearce 1983)
e) Sarana dan Prasarana Wisata
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang
memberi pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung
atau tidak langsung,prasarana kepariwisataan ini berupa
prasarana perhubungan, komunikasi, istalasi listrik, persediaan
air minum, sistem irigasi, sistem perbangkan, dan pelayanan
kesehatan (Yoeti 1995:181).
f) Masyarakat
Pemerintah melalui instansi-instansi terkait telah
menyelenggarakan penyuluhan kepada masyarakat dalam
bentuk bina masyarakat sadar wisata (Gamal Suwantoro,
1997:23)
Menurut Sujali (1989:11), mengemukakan bahwa potensi
obyek wisata terjadi karena suatu proses dapat di sebabkan
oleh proses alam maupun karena disebabkan oleh budidaya
manusia. Suatu tempat dapat menjadi suatu obyek wisata harus
mempunyai suatu potensi yang dapat menarik minat
pengunjung, potensi tersebut dapat berupa kenampakan alam
alami yang dimiliki oleh tempat tersebut ataupun suatu
obyek/kenampakan yang di buat oleh manusia dalam hal ini
stakeholder yang bertanggung jawab terhadap obyek wisata
tersebut. Melihat potensi pariwisata yang telah berkembang
baik obyek, infrastruktur, maupun pengusahaanya, masih dapat
peluang investasi berdasar potensi alam yang ada yaitu
keberadaan obyek wisata bukit kelam sebagai salah satu wisata
yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengujung.
E. Upaya Membangun Obyek Wisata
Upaya yang dilakukan dalam membangun Obyek wisata adalah dengan
pembangunan pariwisata berkelanjutan dan ekowisata. Ekowisata adalah pilihan strategi
pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan deviasi dari konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Munculnya konsep ini sebagai pilihan strategi
pembangunan yang didorong oleh kenyataan bahwa:
Pertama, secara fisik model pembangunan yang dilakukan sebelumnya
berkecenderungan mengancam daya dukung (carring capacity) lingkungan hidup yang
terjadi adalah perusakan SDA secara permanen.
Kedua, secara konseptual model pembangunan yang ada telah menciptakan
kesenjangan akses pada sumber-sumber ekonomi dan politik. Bila keadaaan ini terus
berlangsung, maka potensi ketegangan sosial akan mengancam keberlanjutan
pembangunan itu sendiri. Untuk itu yang perlu ditekankan disini adalah bagaimana kedua
hal tersebut di atas supaya di hindari dan hanya fokus pada model pembangunan
pariwisata berkelanjutan dan ekowisata itu seendiri.
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu jenis pembangunan yang di satu pihak
mengacu pada pemamfaatan sumber-sumber alam maupun SDM secara optimal dan
dilain pihak serta pada saat yang sama memelihara keseimbangan optimal diantara
berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap sumber daya tersebut
(Sudirman,2002). Sedangkan Ekowisata adalah suatu jenis pariwisata yang berwawasan
lingkungan dengan aktivitas melihat, mempelajari, mengagumi alam, flora dan fauna,
sosial budaya etnis setempat, dan wisatawan yang melakukanya ikut membina kelestarian
lingkungan alam sekitarnya dengan melibatkan penduduk local (Sudirman 2002).
F. Penelitian Relevan
Penelitian terhadap merupakan sebagai acuan dalam keaslian hasil penelitian yang
ditemukan dalam sumber secara khusus, seperti jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan
berbagai macam sumber data lainnya yang memuat laporan hasil penelitian.
Pembahasaan penelitian terdahulu perlu dilakukan agar di peroleh pemahaman yang
mendalam dengan mempelajari, merefleksikan dengan sesama dan memudahkan
penelitian untuk menentukan perbedaan dan persamaan dengan sebelumnya, perbedaaan
tersebut dapat dilihat dari aspek ide, grand, theory, middle range theory, unit penelitian,
variable, dimensi, indicator, sample, dan sebagainya menyangkut teori maupun metode-
metode secara menyeluruh.
1. Judul : Analisis Kondisi dan Potensi Obyek Wisata Pantai Pulau Datok
di Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara Tahun 2018
Peneliti : Nila Purmiasi (2018)
Hasil penelitian ini mengambarkan Kondisi, potensi dan strategi
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dinas setempat untuk
meningkatkan SDM yang berada disekitar kawasan obyek wisata yang belum tahu
hasil dari wisata yang ada dilingkungan sekitarnya. Dinas pemuda olahraga dan
pariwisata mengadakan pelatihan dan membuat kelompok-kelompok akan
sadarnya wisata untuk mempermudah promosi wisata. Penelitian ini fokus pada
kondisi, potensi dan cara membangun objek wisata dengan melibatkan
masyarakat dan pemerintah setempat.
2. Judul : Analisis Potensi Obyek Wisata Pantai Pasir Kencana dan Pantai
Slamaran Indah Kota Pekalongan.
Peneliti : Ardhianto Eko Prabowo (2014)
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Pantai Pasir Kencana mempunyai
potensi yang lebih tinggi di bandingkan dengan pantai slamaran indah. Langkah –
langkah yang dapat digunakan untuk mengembangkan pariwisata pantai di Kota
Pekalongan, yaitu: menyediakan dan mengembangkan berbagai sarana penunjang
pariwisata yang dapat memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang
berkunjung ke berbagai obyek dan daya tarik wisata pedesaan yang terdapat di
daerah tersebut, memperbaiki aksesbilitas menuju obyek wisata Pantai Pasir
Kencana dan Pantai Slamaran Indah, meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia (SDM), khususnya yang berkaitan langsung dengan pariwisata,
meningkatkan promosi produk obyek wisata Pantai Pasir Kencana dan Pantai
Slamaran dalam rangka meningkatkan promise wisata, dan mengembangkan
kelembagaan yang dapat mendukung pembangunan obyek wisata Pantai Pasir
Kencana dan Pantai Slamaran Indah di Kota Pekalongan.

3. Judul : Analisis Potensi dan Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai di


Kota Semarang
Peneliti : Riska Dian Arifiana (2016)
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan bahwa Pantai Marina memiliki
potensi internal dan eksternal yang sama yaitu sedang, sedangkan pantai Maron
dan Pantai Tirang rendah. Daya Tarik Wisata pantai yang menempati prioritas
utama dalam pengembangan adalah pantai marina di dasarkan pada skor potensi
gabungan tertinggi, disusul dengan urutan kedua Pantai utama di kota Semarang
dan paling banyak dikunjungi karena aksesbilitas jalan cukup mudah di tempuh,
lokasi tidak jauh dari pusat kota, terdapat banyak wahana serta fasilitas
pendukung, sedangkan Pantai Maron dan pantai Tirang kurang diminati karena
aksebilitas jalan yang belum memandai dan lokasinya yang cukup jauh.
Pengembangan daya tarik wisata dapat dilakukan dengan memaksimalkan lahan
kawasan pantai, merawat dan memperbaiki berbagai wahana dan fasilitas
pelengkap, dan melengkapi sarana dan prasarana yang belum ada dengan
melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah kota maupun pihak swasta yang
terkait.
G. Kerangka Berpikir
Pembanguan pariwisata adalah segala kegiatan dan usaha terkoordinasi untuk
menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana, barang dan jasa fasilitas
yang diperlukan, guna melayani kebutuhan wisatawan. Segala kegiatan dan
pembangunan obyek wisata mencakup segi-segi yang amat luas yang menyangkut
berbagai segi kehidupan dalam masyarakat mulai dari kegiatan angkutan, okomodasi,
atraksi wisata, makanan dan minuman, cinderamata, pelayanan, dan lain- lain.
Pembangunan obyek wisata di Indonesia sangat diperlukan dalam kerangka
perkembangan pariwisata nasional dan dapat berfungsi sebagai sararan pemerataan di
daerah yang sekaligus untuk menciptakan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar obyek wisata. Upaya membangun
obyek wisata merupakan salah satu produk wisata yang sangat penting dan mempunyai
kedudukan dalam pariwisata sebagai penarik kunjungan wisatawan ke daerah tujuan
untuk mengetahui dan menikmati keunikan yang dimiliki obyek wisata.
Obyek wisata bukit kelam di Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang
mempunyai kondisi dan potensi untuk mengalami pembangunan oleh karena itu perlu
dibuat klarifikasi obyek wisata untuk melihat tingkat perkembangannya, sehingga obyek
wisata akan terlihat mengalami perkembangan apakah tinggi, sedang dan rendah. Fokus
penelitian yang digunakan untuk mengetahui perkembangan obyek wisata bukit kelam di
Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang yaitu kondisi obyek wisata, potensi obyek
wisata, dan upaya membangun obyek wisata. Yang dilihat dari aksesbilitas, okomodasi,
fasilitas penunjang dan pengamanan obyek wisata sistem pariwisata terdiri dari lima
komponen yakni: 1) Atraksi wisata, 2) Promosi Pemasaran, 3) Pasar wisata, 4)
Transfortasi, 5) Masyarakat penerima wisata. Adapun secara singkat uraian diatas dapat
dilihat pada gambar 1.1 sebagai berikut:

Obyek Wisata Di Kecamatan Kelam Permai Kabupaten


Sintang

Obyek Wisata Bukit Kelam

Potensi Obyek Upaya


Kondisi Obyek Membangun
Wisata
Obyek Wisata

1. Atraksi 1. Upaya
1. Keindahan membangun dari
2. Aksesbilitas
Alam masyarakat dan
3. Amenitas pemerintah
2. Wisata Rohani
4. Aktivitas 2. Peta

Gambar 4.1 Diagram Alir Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Amdani, S. (2008) . Analisis Potensi Obyek Wisata Alam Pantai Di Kabupaten Gunung Kidul.
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ariyanti, E.E., Pa’i.P.2008. Inventarisasi Anggrek di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Biodiversitas 9:21-24
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Renika Cipta.
Gimang, K.J.2016. Pengembangan Potensi Wisata Rohani Bukit Kelam Di Kecamatan Kelam
Permai Kabupaten Sintang. PublicA 5:1-17
Listiwati,A dan Siregar, C.2008. Entuyut (Nepenthes) Asal Kalimantan Barat. Pontianak : Untan
Press
Nawawi, H. (2015). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Patton, M.Q (2006). Metode Evaluasi Kualitatif. Semarang : Pustaka Pelajar Kabupaten Kayang
Utara
Purmiasi, N. (2018). Analisis Kondisi dan Potensi Obyek Wisata Pantai Pukau Datuk Di
Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Skripsi FIPPS IKIP PGRI Pontianak:
Tidak Diterbitkan.
Purwanto, S. (2014). Kajian dan Potensi Daya Dukung Taman Wisata Alam Bukit Kelam untuk
Strategi Pengembangan Ekowisata. Skripsi Sekolah Pascasarjana Instirut Pertanian
Bogor.
Sugiyono, (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
__________. (2014) . Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta

Sukandarrunumidi. (2012). Metodologi Peneltian. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.


Suwantoro, G. (1997). Dasar – Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Yoeti, O. A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta : Pradnya Paramita.
Zuldafrial. (2009). Pendekatan Penelitian dan Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak :
Pustaka Abuya
Zuldafrial. (2012). Penelitian Kualitatif. Surakarta : Yuma Pustaka

Anda mungkin juga menyukai