Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANAK AGUNG GEDE YOGA PRAMANA

NPM : 202132121540

KELAS :C9

Elaborasi Fase-fase Perkembangan Agama Hindu di India

Perkembangan Agama Hindu di India, dibagi menjadi tiga fase, fase tersebut
adalah zaman Veda, zaman Brahmana, dan zaman Upanisad.

1. Perkembangan Hindu di zaman Veda


Zaman veda ini, merupakan zaman dimana ajaran veda atau wahyu
diturunkan kepada maha Rsi dari Ida Sang Hyang Widhi. Kata veda berasal dari
bahasa sansekerta dari kata vid dengan makna mengetahui. Veda bermakna
pengetahuan suci yang berasal dari Sang Hyang Widhi Wasa.
Pada zaman ini, dimulai dari kedatangan bangsa Arya kurag lebih sekitar
1500 SM, dengan menempati lembah sungai Sindhu tepatnya di daerah Punyab.
Bangsa Arya ini tergolong ras Indo Eropa, yang dikenal sebagai pengemabara
cerdas, tangguh dan terampil, karena bangsa arya ini mempunyai pola hidup semi
nomaden. Mereka hidup berpindah-pindah sesuai keadaan makanan atau iklim,
dengan demikian tentu saja mereka dikenal sebagai pengembara cerdas dan
tangguh karena pengakamannya yang hidup semi nomaden, peralatan yang mereka
gunakan pun sudah tergolong maju. Pada zaman inilah penulisan wahyu pertama
dimulai, wahyu tersebut adalah Reg Veda.
Bangsa Arya datang melalui laut hitam untuk menuju selat Bosporus. Di
selat tersebut Bangsa Arya kemudian berpisah menjadi dua arah, yaitu membawa
ajaran veda kea rah utara menuju India dan juga membawa ajaran awesta ke arah
timur. Fase perpindahan ini disebut dengan Fase Indi-Iran. Bangsa Arya
mengklasifikasikan masyarakat menurut tugas atau pekerjaannya menjadi tiga
golognan, yaitu brahmana, ksatria, dan wesya
Pada saat itu, kehidupan beragama berjalan berdasarkan ajaran dalam
Veda Samita, dan pembacaan ayat-ayat Vedadilakukan secara oral. Dalam
perkembangan Hindu di Zaman Veda, Veda dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Reg Veda
Di dalam Reg Veda, berisi himpunan mantra-mantra dalam bentuk
pujaan yang ditujukan kepada para dewa.
b. Sama Veda
Di dalam Sama Veda terdapat syair-syair dalam kitab Reg Veda yang
harus di nyanyikan atau dilagukan pada saat melakukan suatu upacara
c. Yajur Veda
Di dalam Yajur Veda terdapat rafal-rafal dan doa, yang digunakan
pada saat uoacara yadnya
d. Atharva Veda
Di dalam Atharva Veda, berisi mantra-mantra yang bersifat magis,
contohnya sihir, tenun, dan lainnyaa. Ilmu ini bertujuan untuk
menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir roh-roh jahat.

2. Perkembangan Hindu di Zaman Brahmana


Zaman Brahmana merupakan zaman kedua setelah Zaman Veda. Zaman
ini ditandai dengan disusunnya buku-buku Brahmana, yaitu buku-buku yang
menguraikan dan menjelaskm tentang saji dan upacaranya, apa artinya sesuatu saji,
apa syarat-syaratnya, tenaga gaib apa yang tersimpul dalam upacaranya dan
sebagainya. Hal yang paling menonjol pada zaman ini adalah upacaranya
khususnya upacara korban suci atau yadnya. Sehingga kaum brahmana memiliki
peran utama dalam memimpin upacara tersebut dan dianggap memiliki kedudukan
tertinggi dari semua golongan masyarakat. 
Pada zaman ini ditandai dengan munculnya kitab Brahmana sebagai
bagian dari kitab Weda sruti yang disebut karma kanda. Kitab ini memuat
himpunan doa-doa serta penjelasan upacara korban dan kewajiban-kewajiban
keagamaan.
Kitab Brahmana juga disebut karma kanda yang disusun dalam bentuk
prosa. Pada zaman Brahmana kehidupan beragama yang lebih ditonjolkan adalah
adalah pelaksanaan korban suci atau yadnya. Dengan demikian segala sesuatunya
diatur berdasarkan korban suci pelaksanaan upacara yadnya, akibat dari penonjolan
yadnya maka fungsi dari peranan Brahmana semakin penting dan masyarakat
bergantung sepenuhnya pada para Brahmana.
Pada zaman Brahmana agama hindu berkembang sampai ke India
Tengah, yaitu dataran tinggi Dekan dan lembah Yamuna. Ditempat ini pula ditulis
peraturan-peraturan mengenai tuntunan tentang kehidupan (tata susila). Peraturan
dan tuntunan ini ditulis berdasarkan kitab Weda Sruti sehingga isinya tidak perlu
diragukan kebenarannya.
3. Perkembangan Hindu di Zaman Upanisad
Zaman upanisad ini sudah berlangsung dari tahun 800 SM. Agama Hindu
yang berkembang di dataran tinggi dekan dan lembah sungai Yamuna terus meluas
hingga ke sungai gangga. Pemukiman di lembah sungai gangga, dihuni oleh
penduduk yang bermata pencarian beraneka ragam, tetapi mayoritas sebagai
pedagang.
Dengan pola piker kehidupan perekonomian oenduduk di lembah sungai
gangga yang seperti ini, menjadikan mereka tidak menginginkan melakukan
praktek agama dengan upacara yang berlebihan.
Kata upanisad berasal dari bahasa sansekerta. Up yang berarti dekat, Ni,
berarti yang bermakna guru atau pemimpin, dan Sad yang bermakna duduk. Jika di
gabungkan, makakata upanisad memiliki arti duduk dekat dengan guru untuk
mendengarkan ajaran-ajaran suci kerohanian. Upanisad mengajarkan tentang
bagaimana cara mengatasi kegelapan jiwa yang akhirnya menemukan kesadaran,
letentraman, dan kebahagiaan.
Penerapan ajaran tattwa/filsafat agama hindu dimulai sejak zaman
Upanisad. Pandangan yang menonjol pada zaman ini yaitu suatu ajaran yang
bersifat monistis dan absoluteisme, yang artinya ajara yang mengajarkan bahwa
segala sesuatu yang bermacam-macan ini dari satu asal yang disebut “brahman”.
Melalui Upanisad yaitu duduk dekat dengan guru untuk menerima
wejangan-wejangan suci yang bersifat rahasia. Ajaran-ajaran tersebut diberikan
kepada murid-muridnya yang setia dan patuh secara terbatas di hutan. Ajaran
Upanisad juga disebut Rhasiopadesa atau Aranyaka yang berarti ajaran rahasia
yang ditulis di hutan
Tuntunan keagamaan pada jaman Upanisad diarahkan untuk melepaskan
diri dari ikatan-ikatan duniawi dan kembali keasal untuk bersatu dengan sang
pencipta. 

Anda mungkin juga menyukai