Anda di halaman 1dari 26

Bab 2

Weda Sruti
2.1
2.1.1

Penjelasan Umum
Pengertian Weda

Weda adalah kumpulan dari ayat-ayat wahyu


Tuhan beserta berbagai penjelasan, penjabaran,
dan interpretasi terhadap ayat-ayat tersebut.
Weda inilah yang merupakan kitab suci dari
Agama Hindu.
Sebagai kitab suci, maka Weda adalah kitab
yang diyakini dan dijadikan pedoman oleh umat
Hindu sebagai satu-satunya sumber bimbingan
yang diperlukan dalam kehidupannya sehari-hari.
Disebut suci karena Weda merupakan kumpulan
dari wahyu-wahyu Tuhan yang Maha Suci.
Jika ditinjau dari arti katanya, kata Weda berasal dari urat kata "wid" yang berarti pengetahuan.
1

Bab 2. Weda

Sedangkan kata W eda yang huruf akhirnya ditulis dalam huruf a (panjang) berarti: kata-kata
yang diucapkan dengan dinyanyikan atau dilagukan. Selanjutnya inilah yang disebut Mantra atau Wedacirah.
Keterangan lebih lanjut tentang Weda antara
lain kita temukan pada sloka berikut:
Manawa Dharmacastra II.10:
Crutis tu wedo wijneyo
Dharmacastram tu wai smrtih
Te sarwatheswam immamsye
Tabbyam dharmohi nirbhabau.
Artinya:
* Sesungguhnya Sruti (wahyu) adalah Weda,
* Demikian pula Smrti adalah Dharmacastra,
* Kedua ini tidak boleh diragukan dalam
hal apapun juga,
* Karena keduanya adalah kitab suci yang
merupakan sumber dari Dharma.

2.1 Penjelasan Umum

Jadi Sruti dan Smrti adalah sumber dari Dharma.


Dalam perkembangan pengertian Weda lebih
lanjut, baik Sruti maupun Smrti diterima sebagai Weda.
Sehingga ada yang disebut Weda Sruti dan Weda
Smrti.

4
2.1.2

Bab 2. Weda
Untuk Siapakah Weda Itu ?

Hal ini perlu dibahas karena selama ini ada orang


yang beranggapan bahwa Weda itu hanya untuk golongan-golongan tertentu saja, misalnya
hanya untuk golongan Brahmana.
Jika benar demikian, maka benarlah tuduhan
orang yang mengatakan bahwa Ajaran Hindu
adalah bukan ajaran yang universal.
Untuk menjawab (menyelesaikan) permasalahan
ini, kita perhatikan salah satu ayat pada kitab
Yajur Weda berikut.
Yajur Weda XXV.2:
Yathemam wacam kalyanim
Awadani janebhyah
Brahma rajyanyabhyam sudra ya
Caryayaca swaya caranayaca.
Artinya:
* Biar kunyatakan sabda suci ini,
* Kepada masyarakat umum.
* Baik kepada para Brahmana, Ksatria,
Waisya dan Sudra,
* Baik kepada orang-orangku bahkan kepada orang asing sekalipun.

2.1 Penjelasan Umum

Berdasarkan sloka di atas dapat kita lihat bahwa


Weda adalah sumber ajaran yang universal.
Jadi setiap umat manusia berhak mempelajari,
mengetahui, dan menerapkan ajaran Weda.
Namun perlu dicatat, untuk mempelajari Weda
dengan baik dan benar, kita perlu menuruti
aturan-aturan tertentu dalam belajar Weda.

6
2.1.3

Bab 2. Weda
Bahasa Dalam Weda

Karena Weda adalah kumpulan dari wahyu, maka


yang jelas bahasa wahyu itu adalah bahasa yang
dimengerti oleh sipenerima wahyu tersebut.
Dalam hal ini, para Maha Rsi sebagai Nabi Agama
Hindu, menerima wahyu itu dalam bahasa induk yaitu Bahasa Sanskerta.
Oleh karena itu, seluruh Weda baik Weda Sruti
maupun Weda Smrti, menggunakan bahasa Sanskerta.
Istilah bahasa Sanskerta adalah istilah yang diperkenalkan oleh Bhagawan Panini.
Sekitar tahun 700 SM, Bhagawan Panini menyusun kitab wyakarana (tata bahasa) yang terkenal dengan nama Astadhyayi yang mengemukakan bahwa bahasa Weda adalah bahasa para
Dewata yang disebut Daiwi Wak.
Arti Daiwi Wak adalah sabda dewata.
Selanjutnya bahasa ini dikenal dengan nama
Bahasa Sanskerta yang merupakan bahasa pergaulan sehari-hari di Bharatavarsa.

2.1 Penjelasan Umum

Hal yang sama kita jumpai pula dalam Agama


Buddha, di mana kitab suci Tripitaka ditulis
dalam Bahasa Pali, yang merupakan bahasa
sehari-hari yang digunakan oleh Bangsa Magadhi.
Dengan menyebar luasnya Agama Hindu di Indonesia, maka banyak buku-buku Agama Hindu
yang dalam penulisannya memadukan antara
Bahasa Sanskerta dan Bahasa Kawi (Jawa Kuno).
Khusus untuk mantra-mantra yang masih murni,
dipertahankan menggunakan bahasa Daiwi Wak.
Hal ini bertujuan untuk mempertahankan sifat
keasliannya, kesakralan, atau dengan bahasa aslinya itu dianggap lebih bertuah.

2.2

Bab 2. Weda

Sumber dan Kedudukan Hukum Hindu

Sumber-sumber hukum Hindu beserta tingkat


kedudukannya antara lain dijelaskan di dalam
kitab Smrti.
Salah satu sloka yang menjelaskan hal ini adalah
Manawa Dharmacastra II.6:
Wedo kilo dharma mulam
Smrti cila ca tad widam
Acaras caiwa sadhunam
Atmanas tustir ewaca.
Artinya:
* Seluruh Weda merupakan sumber utama
dari dharma.
* Kemudian barulah Smrti, Sila,
* Dan kemudian Acara,
* Serta akhirnya Atmanastusti.

2.2 Sumber dan Kedudukan Hukum Hindu

Jadi urutan atau tingkatan sumber hukum Hindu


adalah:
1. Weda Sruti. Weda Sruti adalah kitab
Weda yang merupakan himpunan ayat-ayat
wahyu yang masih asli.
2. Smrti. Smrti adalah kitab yang berisi ulasan
kembali (penjelasan) tentang Weda Sruti,
atau kitab yang memuat keterangan-keterangan
yang diperlukan untuk mempelajari Weda Sruti,
atau kitab yang menguraikan tentang Dharma
(Hukum Hindu). Jadi, pada dasarnya kitabkitab ini adalah penjabaran dari isi Weda
Sruti.
3. Sila. Sila adalah tingkah laku dan kebiasaan kebiasaan yang baik yang dilakukan
oleh orang-orang suci atau orang-orang yang
menghayati Weda. Contohnya tingkah laku
para Maha Rsi (Nabi).
4. Acara (Sadacara). Acara (Sadacara) adalah kebiasaan-kebiasaan (tradisi) setempat
yang bernilai positif. Contohnya Hukum Adat
atau Awig-awig yang merupakan penjabaran
dari Hukum Hindu.

10

Bab 2. Weda

5. Atmanastusti. Atmanastusti berarti rasa


senang atau puas pada diri sendiri yang juga
dijadikan ukuran suatu hukum.
Karena kriteria rasa puas dari setiap orang
itu berbeda-beda, maka rasa puas ini harus
diukur atas dasar publik atau umum.
Weda menggunakan sistem kemajelisan (misalnya Parisada) sebagai dasar untuk dapat
terwujudnya rasa puas ini. Atmanas = diri
sendiri (pikiran sendiri), tusti = puas (senang).
Atmanastusti ini biasanya digunakan untuk
mengambil keputusan tentang hal-hal yang
belum ada hukum tertulisnya.
Jadi sumber-sumber Hukum Hindu dapat dikelompokkan atas lima sumber.
Weda Sruti mempunyai kedudukan tertinggi karena merupakan kumpulan ayat-ayat wahyu Tuhan.
Setelah Sruti barulah Smrti atau Dharma Sastra, kemudian Sila, lalu Acara atau Sadacara
dan yang paling rendah kedudukannya adalah
Atmanastusti.

2.3 Weda Sruti

2.3

11

Weda Sruti

Kata Sruti berarti wahyu.


Jadi Weda Sruti adalah kumpulan dari ayatayat yang merupakan wahyu Tuhan.
Wahyu Tuhan yang dihimpun menjadi Weda
Sruti diterima oleh banyak Maha Rsi.
Tetapi ada tujuh Maha Rsi sebagai penerima
wahyu utama, yang dikenal dengan sebutan
Sapta Rsi, yang terdiri atas:
(1) Rsi Grtsamada
(2) Rsi Wiswamitra
(3) Rsi Wamadewa
(4) Rsi Atri
(5) Rsi Bharadwaja
(6) Rsi Wasista
(7) Rsi Kanwa.
Wahyu Weda diterima pada jaman Krta-yuga,
kemudian dipelajari pada jaman Treta-yuga, dan
dikodikasi atau dihimpun pada jaman Dwapara.

12

Bab 2. Weda

Kitab suci Weda dihimpun oleh Bhagawan


Wyasa yang dikenal juga dengan sebutan
Dangyang Rsi Krsna Dwipayana.
Dalam penghimpunannya, Sruti ini dipilah-pilah
lagi menurut jenis dan sifatnya ke dalam empat
bagian, yaitu:
(a) Bagian Mantra,
(b) Bagian Brahmana,
(c) Bagian Aranyaka,
(d) Bagian Upanishad.

2.3 Weda Sruti

13

A. Bagian Mantra
Yang dimaksud dengan bagian Mantra adalah
himpunan syair-syair yang ditulis dalam berbagai macam chanda (lagu pujian).
Kitab Mantra ini dikelompokkan lagi atas empat bagian yang dikenal dengan nama Catur
Weda Samhita yang berarti empat himpunan
Weda.
Catur Weda Samhita terdiri atas:
(1) Rg Weda Samhita,
(2) Yajur Weda Samhita,
(3) Sama Weda Samhita,
(4) Atharwa Weda Samhita.

14

Bab 2. Weda

Dalam penghimpunan Weda, Bhagawan Wyasa


dibantu oleh empat orang muridnya dengan pengkhususan tugas sebagai berikut:
(a) Bhagawan Pulaha: menghimpun Rg Weda
Samhita.
(b) Bhagawan Waisampayana: menghimpun
Yajur Weda Samhita.
(c) Bhagawan Jamini: menghimpun Sama
Weda Samhita.
(d) Bhagawan Sumantu: menghimpun Atharwa
Weda Samhita.
Rg Weda merupakan ayat-ayat tertua tentang
Agama Hindu, dan juga merupakan sumber pertama untuk Weda-Weda lainnya.
Kitab Yajur Weda, Sama Weda, dan Atharwa
Weda merupakan himpunan mantra yang disusun belakangan.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa di
dalam ketiga mantra itu sangat sedikit dijumpai
hal-hal yang baru, sehingga kebanyakan merupakan pengulangan dari apa yang terdapat di
dalam Rg Weda.

2.3 Weda Sruti

15

(1) Rg Weda Samhita


- Kitab Rg Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra (ayat-ayat) yang memuat ajaran umum dalam bentuk pujaan.
- Rg Weda terbagi atas 10 Mandala yang panjangnya tidak sama, dengan jumlah mantra
1017 - 1028.
Mandala I, IX, dan X merupakan kumpulan
dari ayat-ayat wahyu yang diterima oleh banyak
Maha Rsi.
Sedangkan wahyu yang dihimpun ke dalam
tujuh Mandala lainnya banyak dihubungkan
(diterima oleh) Maha Rsi berikut:
* Rg Weda Mandala II ! Rsi Grtsamada,
* Rg Weda Mandala III ! Rsi Wiswamitra,
* Rg Weda Mandala IV ! Rsi Wamadewa,
* Rg Weda Mandala V ! Rsi Atri,
* Rg Weda Mandala VI ! Rsi Bharadwaja,
* Rg Weda Mandala VII ! Rsi Wasista,
* Rg Weda Mandala VIII ! Rsi Kanwa.

16

Bab 2. Weda

(2) Yajur Weda Samhita


- Kitab Yajur Weda Samhita merupakan himpunan dari ayat-ayat tentang ajar-an mengenai Yadnya.
- Yajur Weda Samhita dianggap himpunan yang
amat penting.
Berbeda dengan Rg Weda, Yajur Weda umumnya ditulis dalam bentuk prosa dan umumnya memuat keterangan-keterangan yang sangat bermanfaat dalam memberi penjelasan
ajaran Weda pada umumnya dengan menitik
beratkan pada ilmu Yadnya.
Kata Yajur berarti memuja.
- Kitab Yajur Weda dibagi atas dua golongan
yaitu:
(a) Yajur Weda Putih (Sukla Yajur Weda),
dikenal juga dengan sebutan Wajasaneyi
Samhita.
(b) Yajur Weda Hitam (Krsna Yajur Weda),
dikenal juga dengan sebutan Maitrayani
Samhita.
Perbedaan antara hitam dan putih tidak ada
kaitannya dengan ilmu hitam dan ilmu putih,
sebagaimana dugaan orang.

2.3 Weda Sruti

17

(3) Sama Weda Samhita


- Kitab Sama Weda Samhita merupakan himpunan dari ayat-ayat tentang lagu-lagu pujaan.
- Sama Weda Samhita merupakan himpunan
mantra-mantra yang banyak dikutip dari kitab
Rg Weda.
Jadi Sama Weda merupakan buku kidungan
yang diperlukan oleh kelompok Brahmana
yang disebut Adhwaryu.
- Kitab Sama Weda terdiri atas 1810 mantra.
Isi kitab ini juga dibedakan atas dua kelompok yaitu:
(a) Kelompok Arcika, yaitu kelompok yang
memuat himpunan mantra-man-tra yang
bersumber dari Rg Weda.
(b) Kelompok Uttacarika, yaitu kelompok yang
memuat himpunan chanda atau mantramantra yang bersifat tambahan.

18

Bab 2. Weda

(4) Atharwa Weda Samhita


- Kitab Atharwa Weda Samhita merupakan
himpunan dari mantra (ayat-ayat) yang memuat ajaran yang bersifat magis.
- Kitab ini memiliki 5987 mantra (puisi dan
prosa) dan merupakan sumber dasar kepercayaan.
Isinya banyak mengandung sifat magis dan
merupakan himpunan do'a yang banyak dipakai oleh para Pendeta dalam memuja Tuhan.
Kitab ini juga dikenal dengan nama
Atharwacirah atau Atharwawedacirah.
Isinya banyak digunakan untuk melawan kekuatan jahat dan kekuatan yang bertentangan
dengan kebenaran.

2.3 Weda Sruti

19

B. Bagian Brahmana (Karma Kanda)


Kitab Brahmana adalah kitab yang berisi pedoman untuk melaksanakan Yadnya atau melaksanakan doa-doa pemujaan.
Menurut tradisi, kitab Brahmana juga digolongkan ke dalam kitab Sruti.
Tiap-tiap kitab Mantra memiliki kitab Brahmananya masing-masing, sebagai berikut.
(a) Rg Weda memiliki kitab Brahmana:
* Aitareya Brahmana,
* Kausitaki Brahmana (Sangkhyana Brahmana).
(b) Yajur Weda memiliki kitab Brahmana:
* Satapatha Brahmana (untuk Sukla Yajur Weda).
* Taittiriya Brahmana (untuk Krsna Yajur Weda).

20

Bab 2. Weda

(c) Sama Weda memiliki kitab Brahmana:


* Tandya Brahmana (Pancawimsa Brahmana)
* Praudha Brahmana (Sadwimsa Brahmana).
(d) Atharwa Weda memiliki kitab Brahmana:
* Gopatha Brahmana.

2.3 Weda Sruti

21

C. Bagian Aranyaka
Tiap kitab Brahmana memiliki padanan kitab
Aranyaka.
Kitab Aranyaka ini berisi tentang penjelasan
ilmiah atau arti losos dari pedoman untuk
melaksanakan Yadnya atau melaksanakan doadoa pemujaan, yang termuat pada kitab Brahmana.
Karena tiap kitab Brahmana memiliki padanan
kitab Aranyaka, maka tiap kitab Mantra memiliki kitab Aranyakanya masing-masing, sebagai
berikut.
(a) Rg Weda memiliki kitab Aranyaka:
* Aitareya Aranyaka,
* Kausitaki Aranyaka (Sangkhyana Aranyaka).
(b) Yajur Weda memiliki kitab Aranyaka:
* Satapatha Aranyaka (untuk Sukla Yajur
Weda).
* Taittiriya Aranyaka (untuk Krsna Yajur
Weda).

22

Bab 2. Weda

(c) Sama Weda memiliki kitab Aranyaka:


* Tandya Aranyaka (Pancawimsa Aranyaka)
* Praudha Aranyaka (Sadwimsa Aranyaka).
(d) Atharwa Weda memiliki kitab Aranyaka:
* Gopatha Aranyaka.

2.3 Weda Sruti

23

D. Bagian Upanishad (Jnana Kanda)


Upanishad atau Aranyaka adalah kitab-kitab yang
berisi himpunan pembahasan ilmiah dan losos
tentang bagian Mantra dan memuat berbagai
aspek teori mengenai ke Tuhanan.
Himpunan ini merupakan bagian Jnana Kanda
dari Weda Sruti.
Kelompok kitab Upanishad disebut juga Rahasiya Jnana karena isinya membahas hal-hal
yang bersifat rahasia.
Tiap cabang ilmu atau Shaka merupakan satu
Upanishad.
Tiap-tiap kitab Mantra juga memiliki kitab Upanishad masing-masing.
Kitab-kitab yang tergolong Upanisad pokok dapat dirinci sebagai berikut:
(a) Rg Weda memiliki 10 buah kitab Upanishad,
yang terdiri atas:
Aitareya, Kausitaki, Nada-Bindu, Atmaprabodha, Nirwana, Mudgala, Aksamalika, Tripura, Saubhagya, dan Bahwrca
Upanishad.

24

Bab 2. Weda

(b) Yajur Weda memiliki 51 buah kitab Upanishad, sebagai berikut:


Untuk Sukla Yajur Weda, terdiri atas:
Isawasya, Brhadaranyaka, Jabala, Hamsa,
Paramahamsa, Subala, Mantrika, Niralambha, Trisikhabrahmana, Mandalabrahmana, Adwanyataraka, Pingala, Bhiksu,
Turiyatita, Adhyatma, Tarasara, Yajnawalkya, Satyayani, dan Muktika Upanishad.
Semuanya sebanyak 19 kitab Upanishad.
Untuk Krsna Yajur Weda, terdiri atas:
Kathawali, Taittiriya, Brahma, Kaiwalya,
Swetaswatara, Garbha, Narayana, Amrtabindu, Amrtanada, Kalagnirudra, Kausika, Sarwasara, Sukharahasya, Tejobindu,
Dhyanabindu, Brahmawidya, Yogatattwa,
Daksinamurti, Skanda, Sariraka, Yogasikha,
Ekaksara, Aksi, Awadhuta, Katha, Rudrahrdaya, Yogakundalini, Pancabrahma, Pranagnihotra, Waraha, Kalisandarana, dan Saraswatirahasya Upanishad.
Semuanya sebanyak 32 kitab Upanishad.

2.3 Weda Sruti

25

(c) Sama Weda memiliki 16 buah kitab Upanishad, yang terdiri atas:
Kena, Chandogya, Aruni, Maitrayani, Maitri, Wajrasucika, Yogacudamani, Wasudewa, Mahat, Sunyasa, Awyakta, Kundika,
Sawitri, Rudraksajabala,
Darsana, dan Jabali Upanishad.
(d) Atharwa Weda memiliki 31 buah kitab Upanishad, yang terdiri atas:
Prasna, Munduka, Mundukya, Atharwasira,
Atharwasikha, Brhadjabala,
Nrsimhatapini, Naradapariwrajaka, Sita,
Sarabha, Mahanarayana, Ramara-hasya,
Ramatapini, Sandilya, Paramahamsa pariwrajaka, Annapurna, Surya, Atma, Pasupata, Parabrahmana, Tripuratapini, Dewi,
Bhawana, Brahma, Ga-napati, Mahawakya,
Gopalatapini, Krisna, Hyagriwa, Dattareya,
dan Garuda Upanishad.
Jadi semua kitab Upanishad pokok sebanyak 10
+ 51 + 16 + 31 = 108 buah kitab Upanishad.

26

Bab 2. Weda

Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa kitab


Sruti yang terdiri atas kitab-kitab Mantra, kitabkitab Brahmana, dan kitab-kitab Upanishad adalah sangat banyak jumlahnya.
Sehingga usaha untuk menghimpun ribuan ayatayat tersebut ke dalam kitab Weda yang telah
dilakukan oleh para Maha Rsi sungguh merupakan pekerjaan yang besar dan sangat berharga.
Jika para Maha Rsi telah bersusah payah dan
meluangkan sebagian besar waktunya dan hidupnya untuk menghimpun Weda, kenapa kita tidak
meluangkan sebagian dari waktu kita untuk membaca Weda dan belajar Agama ?

Anda mungkin juga menyukai