Anda di halaman 1dari 11

SUMBER SUMBER HUKUM HINDU

oleh :

Nama kelompok

1. I Dewa Ayu Oktaviani (02)

2. I Gede Arya Budana Arta (04)

3. I Made Angga Dwipayana (11)

4. Kadek Ayu Swandewi (16)

5. Luh Sri Artini (21)

6. Ni Kadek Ela Wahyuni (24)

7. Ni Kadek Sani Yanti (25)

8. Ni Nengah Widyastuti (27)

TAHUN AJARAN 2023/2024

SMAN 1 SUSUT

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sumber Sumber Hukum Hindu”
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,
tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik.Penulis menyadari, dalam
penulisan makalah ini tentunya terdapat kekurangan. Olehkarena itu, saran dan kritik dari
pembaca untuk memperbaiki kekurangan dalam makalah ini, sangatkami harapkan. Tak lupa
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah
ini.Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.Penulis

Sulahan,7 September 2023

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................ii
Daftar isi…………………………………………………………….………………………….................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………..................................1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...……………...............................1

1.3 Tujuan Makalah..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................................
2
A. Sumber sumber hukum hindu………………………………….
………………………….......................................2
B. Weda sebagai sumber hukum hindu dilihat dari sudut pandang …………………………......2
C. Sumber hukum hindu menurut kitab Manawa dharmasastra……..…………….................2

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................................


3
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………..............................3
B. Daftar Pustaka….
………………………………………………………………………………….........................................3
iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hukum Hindu adalah sebuah tata aturan yang membahas aspek kehidupan
manusia secaramenyeluruh yang menyangkut tata keagamaan, mengatur hak dan
kewajiban manusia baik sebagaiindividu maupun sebagai makhluk sosial. Sumber
hukum bagi umat hindu adalah kitab suci Veda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Sebutkan sumber sumber hukum hindu!
2. Jelaskan weda sebagai sumber hukum hindu dilihat dari beberapa sudut
pandang!
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sumber sumber hukum hindu.
2. Mengetahui weda sebagai sumber hukum hindu dilihat dari beberapa sudut
pandang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sumber-sumber Hukum Hindu
Agama Hindu adalah salah satu agama tertua di dunia dan memiliki sistem hukum yang
unik dan kompleks. Hukum Hindu dikenal sebagai "Dharma" yang mencakup segala aspek
kehidupan manusia, termasuk moralitas, etika, sosial, keluarga, dan ritual. Ada beberapa sumber
utama hukum dalam agama Hindu yang menentukan tata cara hidup dan praktik hukum yang
diikuti oleh penganutnya. Berikut ini adalah beberapa sumber-sumber hukum dalam agama Hindu:

1. Sruti
Sruti adalah sumber hukum tertinggi dalam agama Hindu yang dianggap sebagai wahyu
langsung dari Tuhan. Sruti terdiri dari empat kitab suci utama yaitu Rigveda, Yajurveda,
Samaveda, dan Atharvaveda. Kitab-kitab ini berisi himne, mantra, ritual, petunjuk moral,
serta kisah-kisah mitologi Hindu. Tekstur Sruti dianggap tidak dapat dirubah dan dipercaya
sebagai otoritas tertinggi dalam menentukan prinsip-prinsip hukum dalam agama Hindu.
Weda Sruti adalah kitab suci yang memuat wahyu Sang Hyang Widhi kepada Maharsi.
Kitab suci ini bersumberkan wahyu Tuhan (Brahman) yang didengarkan secara langsung
oleh para Sapta Rsi. Secara bahasa, Sruti berasal dari kata "Sru" yang artinya mendengar
(revealed teaching). Sehingga, Weda Sruti dapat diartikan juga sebagai sabda suci yang
didengarkan.
Menurut Maharsi Manu, Weda Sruti adalah Weda yang sebenarnya. Berdasarkan jenis dan
isinya, Weda Sruti dibagi menjadi 3 bagian yaitu Kitab Mantra, Kitab Brahmana (Karma
Kanda), dan Upanisad (Jnana Kanda). Berikut penjelasan lengkapnya:
a. Kitab Mantra
Kitab Mantra terdiri atas empat himpunan Samhita yang disebut Catur Weda Samhita.
Berikut isinya:
a.Rig Veda Samhita, terdiri dari 10.552 mantra, isinya terbagi atas 10 Mandala yang
memuat kumpulan mantra dan ajaran-ajaran umum dalam bentuk pemujaan kepada
Tuhan. Pendeta yang melantunkan mantra-mantra dalam kitab Rig Veda disebut Hotr
(Hotri).
b.Sama Veda Samhita, terdiri dari 1875 mantra. Himpunan samhita ini memuat lagu-lagu
pujaan yang dinyanyikan pada saat upacara. Pendeta yang melantunkan mantra dalam
kitab Sama Veda disebut Udgatr (Udgatril Udgatra).
c.Yajur Veda Samhita, terdiri dari 1975 mantra yang memuat ajaran umum tentang pokok-
pokok/hakikat pelaksanaan Yajna. Pendeta yang melantunkan mantra-mantra dalam kitab
Yajur Veda Samhita disebut Advaryu.
D.Atharva Veda Samhita, terdiri dari 5.987 mantra yang berbentuk prosa. Atharva Veda
Samhita memuat tuntunan hidup sehari-hari yang berhubungan dengan kehidupan
duniawi. Pendeta yang melantunkan mantra-mantra dalam kitab ini disebut dengan
Gopatha Brahmana.

b. Kitab Brahmana (Karma Kanda)


Kitab Brahmana (Karma Kanda) adalah kitab yang memuat ajaran tentang kewajiban hidup
beragama. Made Urip Dharmaputra dalam buku Sanatana Dharma menyebutkan bahwa
kitab Brahmana juga memuat himpunan doa-doa yang dipergunakan dalam upacara
Yajna. Kitab Brahmana (Karma Kanda) merupakan penjelasan arti kata (mantra).
c. Kitab Upanisad Aranyaka (Jnana Kanda)
Kitab Upanisad dan Aranyaka (Jnana Kanda) isinya adalah himpunan mantra-mantra yang
membahas berbagai segi tentang filsafat Ketuhanan. Kitab Upanisad dan Aranyaka sering
disebut dengan kitab Rahasya Jnanam karena isinya membahas tentang hal-hal yang
bersifat rahasia.

2. Smriti
Smriti adalah sumber hukum kedua dalam agama Hindu yang berarti "ingatan" atau
"tradisi". Smriti terdiri dari berbagai kumpulan kitab-kitab hukum dan ajaran-ajaran yang
diturunkan oleh para rishi, sages, dan tokoh-tokoh agama Hindu. Kitab-kitab Smriti yang
terkenal termasuk Manusmriti (Laws of Manu), Yajnavalkya Smriti, dan Dharmashastra.
Smriti mengandung petunjuk tentang etika, moralitas, tata kelola sosial, dan tata cara hidup
yang berlaku bagi umat Hindu.
Veda Semerti berisi penjelasan dari Veda Sruti. Kedudukannya telah dijelaskan dalam Sloka
Manava Dharmasastra berikut yang artinya:
“Sesungguhnya Sruti (wahyu) adalah Veda, demikian pula Smerti (Dharmasastra) juga
adalah Veda. Kedua jenis kitab itu tidak boleh diragukan kebenarannya dalam hal apa pun,
sebab keduanya merupakan kitab suci yang menjadi sumber hukum dharma.”
Secara bahasa, kata Semerti berasal dari kata "Smr" yang artinya ingat. Sedangkan secara
istilah, Veda Semerti adalah Veda yang disusun kembali berdasarkan ingatan.
Secara garis besar, Veda Semerti dibagi menjadi tiga kelompok, yakni Vedangga, Upaveda,
dan Nibandha
1. Vedangga
Bagian Vedangga berisi petunjuk-petunjuk tertentu untuk mendalami Veda. Vedangga
terdiri atas beberapa bidang, yaitu:
a.Siksa, memuat cara mengucapkan mantram Veda dan tekanan suaranya atau dikenal
sebagai ilmu phonetik (bunyi) Veda.
b.Vyakarana, memuat cara memahami Veda dengan bahasa yang benar atau dikenal
sebagai ilmu tata bahasa Veda.
c.Nirukta, memuat penafsiran asli mengenai kata-kata dalam Veda atau dikenal dengan
ilmu tentang etimologi (arti kata).
d.Chanda, memuat tentang irama Veda.
e.Jyotisa, memuat pokok-pokok ajaran astronomi atau ilmu tentang astronomi dan
astrologi (ilmu perbintangan).
f.Kalpa, memuat tentang ritual upacara korban atau Yajna.
2. Upaveda
Kata Upaveda berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “upa” yang artinya dekat dan “veda”
yang artinya pengetahuan suci. Jadi, Upaveda adalah bagian yang paling dekat dengan
Veda.
Made Urip Dharmaputra dalam buku Sanatana Dharma menyebutkan, Upaveda juga
dikenal sebagai Veda tambahan. Sebagai kitab Semerti yang kedua, Upvaeda terdiri dari
enam bagian, yaitu:
a.Ayurveda, merupakan kitab yang memuat ilmu pengobatan.
Gandharwaveda, merupakan kitab yang memuat pengetahuan untuk melagukan
mantram Sama Veda.
b.Arthasastra, merupakan kitab yang memuat ilmu pemerintahan, ekonomi, pertanian,
dan ilmu sosial.
c.Itihasa, merupakan kitab yang memuat cerita kepahlawanan atau epos, seperti
Mahabharata dan Ramayana.
d.Purana, merupakan kitab yang berisi himpunan cerita tentang peristiwa tertentu dan
tradisi.
e.Sarasamuscaya dan Slokantara, merupakan kitab yang berisi mengenai etika dan tata
susila.

3. Purana
Purana adalah sumber hukum ketiga dalam agama Hindu yang berisi kisah-kisah mitologi
Hindu dan sejarah para dewa, raja-raja, dan tokoh-tokoh penting lainnya. Purana
memberikan panduan tentang ritual, adat-istiadat, serta nilai-nilai agama Hindu yang
menjadi landasan hukum dalam masyarakat Hindu.

4. Darsana
Darsana adalah sumber hukum dalam agama Hindu yang merujuk pada berbagai aliran
filsafat dan pandangan tentang hukum dan moralitas. Darsana terdiri dari berbagai karya
filsafat seperti Vedanta, Nyaya, Vaisheshika, Sankhya, Yoga, dan Mimamsa. Karya-karya
filosofis ini memberikan sudut pandang dan penafsiran yang berbeda tentang hukum
dalam agama Hindu serta konsep tentang kewajiban moral dan malapetaka.
5. Tradisi dan Adat Istiadat
Selain sumber-sumber tekstual, tradisi dan adat istiadat juga sangat penting dalam
menentukan hukum dalam agama Hindu. Praktik hukum dan kepercayaan yang
diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi juga menjadi panduan bagi
penganut agama Hindu dalam menjalankan kewajiban sosial, agama, dan keluarga.
B. Weda sebagai sumber hukum hindu dilihat dari beberapa sudut pandang

1. Weda sebagai sumber hukum dalam arti sejarah.

Sumber hukum hindu dalam arti sejarah adalah sumber hukum hindu yang digunakan oleh
para ahli Hindulogi dalam peninjauan dan penulisannya mengenai pertumbuhan serta
kejadiannya. Menurut catatan sejarah perkembangan hukum Hindu, dibedakan menjadi
beberapa bagian antara lain:

a.Pada zaman Karta Yuga berlaku hukum Hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh M
anu.
b. Pada zaman Treta Yuga berlaku hukum hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh
Gautama
c. Pada zaman Dwapara Yuga berlaku hukum hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis ole
h Samkhalikhita
d. Pada zaman Kali Yuga berlaku hukum hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh
Parasara
Selanjutnya sejarah pertumbuhan hukum hindu lebih jauh ditandai oleh adanya madzab,
yaitu:
1. Aliran Yajnyawalkya oleh Yajnyawalkya
2. Aliran Mitaksara oleh Yajnaneswara
3. Dayabhaga oleh Jimutawahana2
2.Weda sebagai sumber hukum dalam arti sosiologi.
Masyarakat adalah kelompok manusia pada daerah tertentu yang telah mempunyai aturan
yang melembaga baik berdasarkan tradisi maupun pengaruh-pengaruh baru lainnya.
Pemikiran tentang berbagai kaidah hukum tidak terlepas dari pandangan-pandangan
masyarakat setempat.
3.Weda sebagai sumber hukum dalam arti formal
Dapat kita lihat susunan sumber hukum dalam arti formal sebagai undang-undang,
kebiasaan danadat, traktat, yurisprudensi, dan pendapat ahli hukum yang terkenal.
4.Weda sebagai sumber hukum dalam arti filsafat.
Filsafat membimbing manusia tidak saja menjadi pandai tetapi juga menuntun manusia
untuk mencapai tujuan hidup, yaitu jagadhita dan moksa. Untuk dapat hidup bahagia, baik
di dunia maupun di akhirat diperlukan adanya keharmonisan hidup. Hal ini, bisa diajarkan
dan diberikan filsafat. Untuk mencapai tingkat kebahagiaan itu ilmu filsafat Hindu
menegaskan sistem dan metode pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Harus berdasarkan pada dharma

b. Harus diusahakan melalui keilmuan (Jnana)

c. Hukum didasarkan pada kepercayaan (Sadhana)

d. Harus didasarkan pada usaha yang secara terus menerus dengan pengendalian; pikiran,
ucapan, dan perilaku

e. Harus ditebus dengan usaha prayascita atau penyucian

5. Sumber Hukum menurut Weda

Pengertian Weda sebagai sumber ilmu menyangkut bidang yang sangat luas sehinga Sruti
dan Smrti diartikan sebagai Weda dalam tradisi Hindu. Sedangkan ilmu hukum Hindu itu
sendiri telah membatasi arti Weda pada kitab Sruti dan Smrti saja. Kitab-kitab yang
tergolong Sruti menurut tradisi Hindu adalah: Kitab Mantra, Brahmana dan Aranyaka. Kitab
Mantra terdiri dari: Rg Weda, Sama Weda, Yajur Weda dan Atharwa Weda.Smrti merupakan
kitab-kitab teknis yang merupakan kodifikasi berbagai masalah yang terdapat di dalam Sruti.
Smrti bersifat pengkhususan yang memuat penjelasan yang bersifat autentik, penafsiran dan
penjelasan ini menurut ajaran Hukum Hindu dihimpun dalam satu buku yang disebut
Dharmasastra. Dari semua jenis kitab Smrti yang terpenting adalah kitab Dharmasastra,
karena kitab inilah yang merupakan kitab Hukum Hindu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Agama Hindu memiliki beberapa sumber-sumber hukum yang memberikan panduan
tentang moralitas, tata kelola sosial, ritual, dan tata cara hidup umat Hindu. Sumber-sumber
hukum utama dalam agama Hindu adalah Sruti, Smriti, Purana, Darsana, serta tradisi dan
adat istiadat. Memahami sumber-sumber hukum ini penting untuk memahami prinsip-
prinsip hukum dalam agama Hindu dan praktik hukum yang dijalankan oleh umat Hindu.
3.2 Saran
Dalam melaksanakan Dharma agama, umat Hindu menjadikan kitab suci Wedasebagai sumber
ajaran/pedoman hidup. Orang yang yakin dengan ajaran ini akan berfikirseribu kali untuk berbuat
dosa karena takut akan hasil yang diterima. Mereka akanmemegang teguh Dharma sebagai pedoman
hidup untuk dapat menciptakan kehidupanyang harmonis, bahagia, lahir, dan batin.Upaya-upaya
yang harus dilakukan umat Hindu untuk menegakkan hukum adalahmelaksanakan ajaran agamanya
dengan baik, seperti melaksanakan Panca Sradha, TriKaya Parisudha, Tri Hita Karana, dan ajaran etika
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/21143603/SUMBER_HUKUM_HINDU_MENURUT_SEJARAH

https://novitamahayeni.blogspot.co.id/2016/08/makalah-agama-weda-sebagai-sumber-hukum.html

Anda mungkin juga menyukai