Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DHARMASASTRA

Disusun Oleh :
Nama: Ni Putu Bunga Cantika Kintani
No Absen: 30
Kelas: X.4

SMAN 2 SUKAWATI
KATA PENGANTAR
Om swastiastu,
Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“dharmasastra” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Saya menyadari bahwa penulisan makalah
ini tidak akan membuahkan hasil yang baik, tanpa
berkatan dari Sang Hyang Widhi Wasa, pada
kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih
pada bapak/ibu guru yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arah serta teman-teman yang telah
banyak memberikan dorongan semangat kepada saya.
Dalam penyusunan ini saya menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan pada kesempatan
ini saya berharap kritik dan saran yang bersifat
membangun guna menyempurnakan penulis masa-
masa mendatang.
Om Santi,Santi,Santi Om

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………i
Daftar isi…………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dharmasastra……………………………..2
2.2 Sumber Sumber Hukum Hindu……………………….2
2.3 Tri Kaya Parisudha Dalam Manawa Dharmasatra…….4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………6
3.2 Saran…………………………………………………..6
DAFTAR PUSAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


2 1.1 Latar Belakang
3 Dalam kehidupan sehari hari umat
4 manusia khususnya umat Hindu mempunyai pedoman
hidup sebagai penuntut kehidupannya yaitu kitab suci
veda . Dalam ajaran veda sangat universal ,maka dari itu
khususnya lagi yang dijadikan sebagai pedoman
pedoman oleh manusia dalam bertingkah laku disebut
dengan susila. Susila merupakan peraturan tingkah laku
yang baik dan mulia,yang bertujuan untuk membina
perhubungan yang selaras atau yang rukun antar
seseorang dengan makhluk yang hidup disekitarnya.
Tata susila berngakat dari ajaran agama bahwa
hakikatnya jiwatma setiap makhluk adalah sama,
demikian jiwatma setiap manusia.Ajaran etika atau
moralitas adalah tingkah laku yang baik dan benar untuk
kebahagiaan hidup serta keharmonisan hidup
antarsesama manusia, antarmanusia dengan alam bahkan
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa,untuk
mendapatkan kemuliaan akhlak ada beberapa ajaran
yang berkaitan dengan pengendalian diri untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari hari,diantaranya
ajaran karmaphala,trikaya parisudha,dan lain
sebagainnya. Ajaran tata susila tersurat dalam pustaka
hindu seperti dalam veda, Manawa
5 Dharmasastra,Bhagawadgita, Sarasmuccaya dan
beberapa lontar. Sebagaimana kita ketahui etika
merupakan tatanan yang melandasi
6 tingkah laku manusia dan dengan etika manusia
bertingkah bersikap yang lebih baik. Dalam hal ini etika
dapat dikatakan sebagai pemberi arahan,atau pedoman
kepada manusia bagaimana sebaiknya bertingkah laku
dalam masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Apa pengertian dharmasastra?
1.2.2. Apa saja sumber-sumber hukum hindu?
1.2.3. Apa saja sumber etika agama hindu
1.2.4. Bagaimana tri kaya parisudha dalam Manawa
Dharmasatra?

1.4 Tujuan Penulisan


1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dharmasastra
1.3.2. Untuk mengetahui sumber-sumber hukum
agama hindu
1.3.3. Untuk mengetahui sumber etika agama hindu
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana tri kaya
parisudha dalam Manawa Dharmasatra

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dharmasastra


Dharmasastra (Sanskerta: धर्मशास्त्र) adalah salah
satu susastra Hindu yang berkaitan dengan agama,
kewajiban dan hukum. Susastra Dharmasastra,
terutama dari tradisi Brahmani di India dan
merupakan sistem skolastik yang rumit dari tradisi
weda.[1] Dan karena yurisprudensi dalam
Dharmasastra ini, oleh Pemerintah Kolonial Inggris
di India dijadikan sebagai dasar Hukum Pertanahan
bagi penduduk Hindu di India.[2]Sejak saat itu,
Dharmasastra dikaitkan sebagai hukum Hindu,
sedangkan dalam hindu sendiri, Dharmasastra lebih
tepat disebut sebagai penuntun kehidupan
beragama, yang mana kandungan isi dari
Dharmasastra lebih merujuk pada kehidupan
beragama dibandingkan dengan buku hukum. Dan
Dharmasastra merupakan sastra yang sangat
penting dalam agama dan tradisi Hindu. Pertama
sebagai sumber hukum keagamaan untuk menuju
rumah tangga yang ideal, kedua sebagai sumber
pengatahuan hukum tentang agama Hindu, tradisi
dan etika.

2.2 Sumber Hukum Hindu


2.1 Pengertian Sumber Hukum Hindu
Sumber adalah rujukan dasar atau asal muasal.
Sumber yang baik adalah sumber yang memiliki
sifat dinamis dan tidak pernah mengalami
kemandegan (Ilmy, dkk., 2007:58). Hukum adalah
peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik yang
ditetapkan oleh penguasa, pemerintah, maupun
berlakunya itu secara alamiah (Sudirga, dkk.
2007:102). Menurut Wirjono hukum adalah
rangkaian peraturan mengenai tingkah laku orang-
orang sebagai anggota suatu masyarakat, sedangkan
satu-satunya tujuan dari hukum ialah menjamin
keselamatan, kebahagiaan, dan tata tertib dalam
masyarakat itu (Darmodiharjo, dan Shidarta,
2006:12). Hukum berfungsi sebagai pengendalian
sosial agar tercapai
ketertiban. Ketertiban merupakan syarat pokok
dalam masyarakat. Agar ketertiban ini bisa tercapai
maka perlu adanya kepastian hukum di dalam
masyarakat sehingga mampu menciptakan
masyarakat yang tenang, tentram, damai, adil,
sejahtera, dan bahagia (Sudirga, dkk. 2007:102).
Sumber Hukum Hindu adalah rujukan dasar yang
digunakan dalam pengambilan Hukum Hindu.
Pokok-pokok ajaran Hindu yang diyakini dan
dijadikan sebagai rujukan dasar terdapat pada Kitab
Manawa Dharmaçastra.
Sumber utama yang menjelaskan mengenai sumber
Hukum Hindu (Dharma) adalah kitab Weda Smrti
(Manawa Dharmasastra), yaitu sebuah buku yang
memuat himpunan ajaran- ajaran dari Bhatara Manu
(Surpha, 2005:32). Kedudukan Manawa
Dharmasastra itu tetap sangat penting sejak jaman
dahulu sampai sekarang, oleh karena Manawa
Dharmasastra memuat ajaran-ajaran pokok tentang
Agama Hindu, serta memuat dasar-dasar Hukum
Hindu yang kemudian dikembangkan menjadi
sumber ajaran Dharma bagi masyarakat Hindu di
masa penyebaran Agama Hindu ke seluruh pelosok
India sampai ke Indonesia (Surpha, 2005:42-43).
Selain itu, Manu Smrti atau Manawa Dharmasastra
adalah sebuah buku hukum yang telah teratur secara
sistematik dari bab ke bab dan dibagi atas 12 Bab
atau Adhyaya. Manawa Dharmasastra memuat
delapan belas tata hukum (wyawahara) yang dapat
dikategorikan dalam bentuk Hukum Perdata Hindu,
Hukum Pidana Hindu, dan peraturan-peraturan
lainnya yang bersifat mengatur secara (Surpha,
2005:43).

2.3 Tri Kaya Parisudha Dalam Manawa Dharmasatra


Tri Kaya Parisuda berasal dari kata “tri” artinya tiga,
“kaya” artinya tingkah laku dan “parisuda” artinya
mulia/bersih/suci. Tri Kaya Parisuda dengan demikian
berarti tiga tingkah laku yang mulia/suci/baik. Tiga
perilaku suci (Tri Kaya Parisuda) yang mempengaruhi
keberadaan manusia dalam hidupnya di dunia. Ketiga
perbuatan dimaksud adalah berpikir yang baik
(manacika parisuda), berkata atau berkomunikasi yang
baik (wacika parisuda), dan berlaksana yang baik
(kayika parisuda). Tiga perilaku ini merupakan bagian
yang sangat esensial dalam pengembangan mutu umat
Hindu di era Kali Yuga dan era perdagangan bebas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dharmasastra adalah salah satu susastra hindu yang
berkaitan dengan agama, kewajiban, dan hukum.
Dharmasastra merupakan sastra yang sangat penting
dalam agama dan tradisi Hindu. Pertama, sebagai
sumber hukum keagamaan untuk menuju rumah tangga
yang ideal. Kedua, sebagai sumber pengetahuan hukum
tentang agama hindu, tradisi dan etika.
Dalam Kitab Manawa Dharmasastra dapat ditemukan
adanya butir butir tri kaya parisudha yang mengandung
ajaran tentang berpikir yang baik, berkata yang baik,
berbuat yang baik. Dalam sloka IV-18 dinyatakan
bahwa pakaian kita, pikiran kita dan kata ksts kita
hendaknya menyesuaikan diri dengan kewangsaan,
kedudukan maupun kemampuan kita.

3.2 Saran

Saran dari penulis, sebagai generasi muda bangsa,


sedikit tidaknya kita harus mengetahui dan
memahami kitab Dharmasastra yaitu susastra
hindu yang berkaitan dengan agama, kewajiban
dan hukum. Dengan dipahaminya makalah ini
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca
tentang susila dalam Dharmasastra.

Om, Shanti, Shanti, Shanti, Om.

Daftar Pusaka
Lestawi, I Nengah. 2015. Hukum Hindu Serta Perkembangannya. Surabaya: Paramita
Tristaningrat,
Made Adi Nugraha. 2020. Manawa Dharmasatra (Kitab Hukum Hindu) Dalam Fungsi
Memperkuat Konsep Egalitarian Di Masyarakat. 30-34
Kemenuh, Ida Ayu Aryani. 2017. Sumber Hukum Dalam Manawa Dharmasatra Agama
Dan Budaya, Singaraja. 1 Nomor2, 2017: 38-24.
Wiranata, Anak Agung Gede. 2020. Etika Hindu Dalam Kehidupan, Palangka raya: 3-
12

Anda mungkin juga menyukai