Anda di halaman 1dari 9

I Kadek Sena Artha Guna Wibawa

09 / X PH 2

DHARMASASTRA
PENGERTIAN DHARMASASTRA

 Dharmasastra adalah salah satu susastra Hindu yang berkaitan dengan agama, kewajiban


dan hukum. Susastra Dharmasastra, terutama dari tradisi Brahmani di India dan merupakan
sistem skolastik yang rumit dari tradisi weda.
 Dan Dharmasastra merupakan sastra yang sangat penting dalam agama dan tradisi Hindu.
Pertama sebagai sumber hukum keagamaan untuk menuju rumah tangga yang ideal, kedua
sebagai sumber pengetahuan hukum tentang agama Hindu, tradisi dan etika.
Kitab dharmasastra memuat bidang hukum hindu tertua dan sebagai
sumber hukum hindu yang paling terkenal adalah Manawa
Dharmasastra

 Bidang hukum yang termuat dalam kitab Manawa Dharmasastra antara lain :
1. Bidang Hukum Keagamaan, adalah bidang hukum yang memuat ajaran-ajaran yang
mengatur tentang tata cara keagamaan seperti bahwa semua alam semesta ini diciptakan
dan dipelihara oleh suatu hukum yang disebut rta/dharma.
2. Bidang Hukum Kemasyarakatan, adalah adalah bidang hukum yang memuat tentang tata
cara hidup bermasyarakat.
3. Bidang Hukum Tata Kenegaraan, adalah bidang hukum yang memuat tentang tata cara
bernegara, dimana terjalinnya hubungan warga masyarakat dengan negara sebagai
pengatur tata pemerintahan.
Hubungan Dharmasastra dengan Manawa
Dharmasastra
 Manawa dharmasastra merupakan salah satu kitab yang berpengaruh di antara kitab-
kitab Dharmasastra.Kitab Manawa dianggap paling penting bagi masyarakat Hindu dan
merupakan salah satu bagian dari kitab Sad Wedangga. Kitab ini adalah bagian dari Kitab
Dharma yang dikumpulkan secara struktural oleh seorang penganut ajaran Manu, yaitu
Bhagawan Bhrigu. Wedangga sendiri merupakan kitab yang merupakan batang tubuh weda
yang tidak dapat dipisahkan dari Weda Sruti ataupun Weda Smrti. Oleh karena itu, kitab ini
dijadikan dasar hukum oleh masyarakat Hindu.

Pada zaman Majapahit, Manawa Dharmasastra lebih populer dikenal dengan sebutan
Manupadesa. Proses penyesuaian kaidah hukum Hindu berjalan terus hingga abad ke-12
yang dipelopori oleh tokoh-tokoh suci seperti Balakrida, Wijnaneswara, dan Apararka.
Sumber-Sumber Hukum Hindu

 Sumber hukum bagi umat hindu atau masyarakat yang beragama hindu adalah kitab suci
Veda.
 Sruti adalah sumber dari segala sumber hukum, sruti merupakan sumber dari smerti.
 Manawa Dharmasastra/ Manusmerti adalah kitab hukum yang telah tersusun secara teratur
dan sistematis. Kitab ini terbagi menjadi dua belas (12) bab/adyaya.
Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan, peninjauan sumber
hukum hindu dapat di lakukan melalui berbagai macam kemungkinan

1. Sumber Hukum Hindu menurut Sejarah


Adalah sumber hukum hindu yang digunakan oleh para ahli Hindulogi dalam penulisannya mengenai
pertumbuhan serta kejadiannya.
Menurut bukti-bukti sejarah, dokumen tertua yang memuat pokok-pokok hukum Hindu untuk pertama
kalinya kita jumpai di dalam Veda yang dikenal dengan nama Sruti. Kitab Veda Sruti tertua adalah
kitab Reg Veda yang diduga mulai ada pada tahun 2000 SM. Adapun kitab-kitab berikutnya yang
merupakan sumber hukum berkembang pada zaman Smerti. Dalam zaman ini terdapat yajur Veda,
Atharwa Veda, dan Sama Veda. Kemudian dikembangkan pada kitab Brahmana dan Aranyaka.
Kitab Smerti memiliki jenis-jenis buku dalam jumlah yang banyak dan mulai berkembang sejak abad
ke 10 SM. Kitab Smerti dikelompokkan menjadi 6 jenis yang dikenal dengan istilah Sad Vedangga.
Kitab Dharmasastra menurut penulisannya dibedakan menjadi dua macam yaitu sutra (bentuk
penulisan yang amat singkat yakni semacam aphorisme) dan sastra (bentuk penulisan yang
berupa uraian-uraian panjang).
Menurut catatan sejarah perkembangan hukum Hindu, periode berlakunya hukum tersebut pun
dibedakan menjadi beberapa bagian, antara lain : ‘
1. Pada zaman Krta Yuga, berlaku hukum Hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh
Manu.
2. Pada zaman Treta Yuga, berlaku hukum Hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh
Gautama.
3. Pada zaman Dwapara Yuga, berlaku hukum Hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis
oleh Samkhalikhita.
4. Pada zaman Kali Yuga, berlaku hukum Hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh
Parasara.
2. Sumber Hukum Hindu dalam arti Sosiologi
Pengetahuan yang membicarakan tentang kemasyarakatan disebut dengan sosiologi. Hubungan
diantara masyarakat telah mempunyai aturan yang melembaga, baik berdasarkan tradisi maupun
pengaruh-pengaruh baru lainnya yang datang kemudian. Pemikiran tentang berbagai kaidah hukum
tidak terlepas dari pandangan-pandangan masyarakat setempat. Terlebih pada umumnya hukum itu
bersifat dinamis, maka peranan para pemikir, orang-orang tua, lembaga desa, parisudha dan lembaga
yang lainnya turut mewarnai perkembangan hukum yang di maksud.
3. Sumber Hukum Hindu dalam arti Formal
Sumber hukum dalam arti formal menurut Prof. Mr. J.L Van Aveldoarm adalah sumber hukum yang
berdasarkan bentuknya yang dapat menimbulkan hukum positif. Artinya dubuat oleh badan atau
lembaga yang berwenang.
Yang termasuk sumber hukum dalam arti formal dan bersifat pasti, yaitu undang-undang, kebiasaan
dan adat, traktat, yurisprudensi dan pendapat ahli hukum yang terkenal.
4. Sumber Hukum Hindu dalam arti Filsafat
Adalah aspek rasional dari agama dan merupakan satu bagian yang tak terpisahkan atau integral dari
agama. Filsafat adalah ilmu piker, dan juga merupakan pencairan rasional ke dalam sifat
kebenaran/realistis, yang juga memberikan pemecahan yang jelas dalam mengemukakan
permasalahan-permasalahan yang lembut dari kehidupan ini.
Agama bukan hanya mengajarkan bagaimana manusia menyembah tuhan, tetapi jugamemuat tentang
filsafat, hukum, dan lain-lain. Manawa Dharmasastra adalah kitab suci agama hindu yang memuat
berbagai masalah hukum dilihat dari sistem filsafatnya, sosiologinya, dan bahkan dari aspek politik.
Maha Rsi Manu membagi jenis isi Veda itu ke dalam dua kelompok besar yaitu Veda Sruti dan Veda
Smerti.
Pembagian tersebut selanjutnya untuk menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai
kitab Veda baik secara tradisional maupun secara institusional ilmiah.
Dalam hal ini kelompok Veda Sruti merupakan kelompok buku yang isinya hanya memuat WAHYU
sedangka kelompok Smerti adalah kelompok yang sifat isinya sebagai penjelasan terhadap “sruti”.
Jadi merupakan “manual”, buku pedoman yang isinya tidak bertentangan dengan Sruti.

Anda mungkin juga menyukai