Oleh:
1
Dharma wacana: Kesetaraan Gender Menurut Hindu
Om Swastyastu
Om Awignam Astu Namo Sidham Om Sidhirastu Tat Astu Svaha
Om Ano Bhadrah Krtavo Yantu Visvatah
Puji syukur kita panjatkan Kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas
Asung Kertha Wara Nugraha-Nya lah kita diberikan kesehatan sehingga dapat
Umat sedharma sekalian, pada dharma wacana ini tema yang saya ambil adalah
“Kesetaraan Gender Menurut Hindu”. Alasan saya memilih tema ini mengingat
masih banyak masyarakat kita yang memandang wanita itu sebelah mata,
menganggap wanita itu selalu tidak sepadan dengan pria, contohnya dalam
kehidupan masyarakat Hindu Bali wanita tidak berhak mendapatkan warisan, dan
sebagainya. Selain itu banyak masyarakat yang belum memahami bahwa wanita
Kesetaraan kata dasarnya adalah setara, yang menurut KBBI memiliki makna
Gender adalah karakteristik pembedaan antara wanita dan pria yang tidak
2
Yatra naryastu pu jyante
Ramante tarra dewatah
yatraitastu na pu jyante
sarvastatra phalah kriyah
melimpahkan anugerahnya. Dimana wanita tidak dihormati tidak ada upacara suci
Berdasarkan sloka diatas kedudukan wanita dalam agama Hindu adalah istimewa
dan harus dihormati. Hal ini membuat peranan yang penting bagi orang tua serta
Dalam Manawa Dharmasastra I.32 menyatakan bahwa pria dan wanita sama-
sama diciptakan oleh Tuhan. Dalam ajaran Hindu tidak dikenal bahwa wanita itu
berasal dari tulang rusuk pria. Ini artinya menurut Manawa Dharmasastra tersebut
bahwa pria dan wanita dalam pandangan Hindu memiliki kesetaraan. Sayangnya
dalam adat istiadat Hindu Bali, wanita masih belum sepenuhnya setara. Bahkan di
tenaga kerja di segala bidang dan sebagai pendidik bagi anak – anaknya. Konsep
terjun dalam kegiatan di luar rumah dan menjadi istri serta ibu yang baik.
Perbedaan pria dan wanita itu adalah perbedaan yang komplementatif artinya
perbedaan yang saling melengkapi. Artinya tanpa wanita, pria itu tidak lengkap.
3
Manawa Dharmasastra IX.132 menyatakan bahwa anak perempuan boleh
diangkat sebagai ahli waris orang tuanya. Dalam sloka 133 berikutnya
dinyatakan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang diangkat
statusnya sebagai ahli waris. Dalam hal pembagian harta waris menurut Manawa
dari saudara lakinya. Meskipun setelah ia bersuami wanita itu tidak memiliki
beban kewajiban formal pada keluarga asalnya, namun ia memiliki hak waris, itu
Tetapi dalam adat istiadat Hindu Bali wanita itu tidak dapat warisan, apa lagi ia
Dalam hal karier, menurut Manawa Dharmasastra IX.29 wanita dapat memilih
sebagai sadwi atau sebagai brahma vadini. Jika seorang wanita memilih sebagai
sadwi artinya ia memilih sebagai seorang ibu rumah tangga yang mendidik
wanita yang berkarier di luar rumah tangga. Contohnya sebagai ilmuwan, politisi,
birokrasi, kemiliteran maupun berkarier dalam bidang bisnis dan masih banyak
yang lainnya. Disini saya mengambil contoh nyata yang ada di Indonesia pada
4
bidang politik, dimana keterwakilan wanita yang duduk dalam bangku parlemen
yaitu 30%, dan pada bidang pemerintahan saat ini terdapat Menteri Wanita yang
memegang kendali seperti Menteri keuangan, ibu Sri Mulyani. Semuanya itu
mulia dan tidak terlarang bagi wanita. Itu semua merupakan konsep normatif dari
sudah menerapkan apa yang telah diajarkan dalam pandangan Hindu, seperti
Presiden ke lima Indonesia dipimpin oleh seorang wanita, yaitu ibu Megawati
mestinya. Oleh karena itu, sebagai generasi muda, mari kita bersama-sama
membuat perubahan kearah yang lebih baik. Kita tunjukkan bahwa wanita dan
pria itu memiliki kesetaraan baik dalam hal artha warisan, karier dan lainnya.
Dari contoh yang telah saya jelaskan, mulailah dari sekarang kita jangan
memandang wanita itu sebelah mata, hargailah mereka, hormati, dan janganlah
kita mengekang haknya. Karena wanita dan pria itu sama kedudukannya di
Sekian yang dapat saya sampaikan kurang dan lebihnya saya mohon maaf, kepada
Brahman saya mohon ampun . Ada peribahasa yang menyebutkan bahwa “Tak
Ada Gading yang Tak Retak”, jadi tak ada sesuatu yang sempurna.. Saya akhiri