Anda di halaman 1dari 4

Manawa Dharmasstra

(Kitab Hukum Hindu)


A. Pengertian Manawa Dharmastra sebagai Kitab Hukum Hindu
Kata dharmaastra berasal dari bahasa Sansekerta (dharma stra). Dharma (masculine)
: perintah menetapkan; lembaga; adat kebiasaan; aturan; kewajiban; moral; pekerjaan yang baik;
kebenaran; hukum; keadilan. stra (neuter) : perintah; ajaran; nasihat; aturan; teori; tulisan
ilmiah. Dharmastra berarti ilmu hukum.
Hukum Hindu adalah sebuah tata aturan yang membahas aspek kehidupan manusia secara
menyeluruh yang menyangkut tata keagamaan, mengatur hak dan kewajiban manusia baik
sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, dan aturan manusia sebagai warga negara (tata
Negara).
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa hukum Hindu penting untuk dipelajari.
1. Hukum Hindu merupakan bagian dari hukum positif yang berlaku bagi masyarakat Hindu
di Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya
pasal 29 ayat 1 dan 2, serta pasal 2 aturan peralihan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Untuk memahami bahwa berlakunya hukum Hindu di Indonesia dibatasi oleh falsafah
Negara Pancasila dan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
3. Untuk dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara hukum adat (Bali) dengan
hukum agama Hindu atau hukum Hindu.
4. Untuk dapat membedakan antara adat murni dengan adat yang bersumber pada ajaranajaran agama Hindu.
B. Hubungan Dharmastra dengan Manawa Dharmastra
Manawa Dharmasastra adalah sebuah kitab Dharmasastra yang dihimpun dengan bentuk
yang sistematis oleh Bhagawan Bhrigu, salah seorang penganut ajaran Manu, dan beliau pula
salah seorang Sapta Rsi. Kitab ini dianggap paling penting bagi masyarakat Hindu dan dikenal
sebagai salah satu dari kitab Sad Wedangga. Wedangga adalah kitab yang merupakan batang
tubuh Veda yang tidak dapat dipisahkan dengan Veda Sruti dan Veda Smrti. Dua tokoh pemikir
Hindu, yaitu Sankhalikhita dan Wikhana berpandangan bahwa Manawa Dharmastra adalah
ajaran dharma yang khas untuk zaman Krtayuga, sedangkan sekarang adalah zaman Kaliyuga.
Keduanya mengelompokkan Dharmastra yang dipandang sesuai dengan zaman masingmasing, yaitu seperti di bawah ini.
1. Manu; Manawa Dharmastra sesuai untuk zaman Krta Yuga
2. Gautama; Manawa Dharmastra sesuai untuk zaman Treta Yuga
Page 1 of 4

3. Samkhalikhita; Manawa Dharmastra sesuai untuk zaman Dwapara Yuga


4. Parasara; Manawa Dharmastra sesuai untuk zaman Kali Yuga
Berbagai bidang hukum Hindu yang termuat dalam Kitab Manawa Dharmasastra antara lain
sebagai berikut.
1. Bidang Hukum Keagamaan
Bidang hukum ini banyak memuat ajaran-ajaran yang mengatur tentang tata cara
keagamaan yaitu menyangkut tentang beberapa hal seperti berikut ini.
1. Bahwa semua alam semesta ini diciptakan dan dipelihara oleh suatu hukum yang disebut
rta atau dharma.
2. Ajaran-ajaran yang diturunkan bersifat anjuran dan larangan yang semuanya
mengandung konsekuensi atau akibat (sanksi)
3. Tiap-tiap ajaran mengandung sifat relatif yaitu dapat disesuaikan dengan zaman atau
waktu dan di mana tempat dan kedudukan hukum itu dilaksanakan, dan absolut berarti
mengikat dan wajib hukumnya dilaksanakan.
4. Pengertian warna dharma berdasarkan pengertian golongan fungsional.
2. Bidang Hukum Kemasyarakatan
Bidang hukum ini banyak memuat tentang aturan atau tata-cara hidup bermasyarakat
(sosial). Dalam bidang ini banyak diatur tentang konsekuensi atau akibat dari sebuah
pelanggaran, kalau kita telusuri lebih jauh saat ini lebih dikenal dengan hukum perdata dan
pidana.
3. Bidang Hukum Tata Kenegaraan
Bidang ini banyak memuat tentang tata-cara bernegara, di mana terjalinnya hubungan
warga masyarakat dengan negara sebagai pengatur tata pemerintahan yang juga menyangkut
hubungan dengan bidang keagamaan. Di samping sistem pembagian wilayah administrasi dalam
suatu negara, Hukum Hindu ini juga mengatur sistem masyarakat menjadi kelompok kelompok
hukum yang disebut Warna, Kula, Gotra, Ghana, Puga, dan Sreni.

C. Sumber-sumber Hukum Hindu


Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan, peninjauan sumber hukum Hindu dapat
dilakukan melalui berbagai macam kemungkinan antara lain sebagai berikut.
Page 2 of 4

1. Sumber Hukum Hindu menurut Sejarah


Menurut bukti-bukti sejarah, dokumen tertua yang memuat pokok-pokok hukum Hindu, untuk
pertama kalinya kita jumpai di dalam Veda yang dikenal dengan nama Sruti.
Fase berikutnya dalam sejarah pertumbuhan sumber hukum Hindu adalah adanya kitab
Dharmasastra yang merupakan kitab undang-undang murni bila dibandingkan dengan kitab
Sruti. Kitab dharma sastra menurut bentuk penulisannya dapat dibedakan menjadi dua macam,
antara lain; 1) Sutra, yaitu bentuk penulisan yang amat singkat yakni semacam aphorisme. 2)
Sastra, yaitu bentuk penulisan yang berupa uraian-uraian panjang atau lebih terinci.
Selanjutnya sejarah pertumbuhan hukum Hindu dinyatakan terus berkembang. Hal ini ditandai
dengan munculnya tiga mazhab dalam hukum Hindu di antaranya adalah, 1) Aliran Yajnawalkya
oleh Yajnawalkya, 2) Aliran Mitaksara oleh Wijnaneswara, 3) Aliran Dayabhaga oleh
Jimutawahana.
2. Sumber Hukum Hindu dalam Arti Sosiologi
Sumber hukum (dharma) bukan saja hanya kitab-kitab sruti dan smerti, melainkan juga
termasuk sila (tingkah laku orang-orang beradab), acara (adat-istiadat atau kebiasaan setempat)
dan atmanastusti yaitu segala sesuatu yang memberikan kebahagiaan pada diri sendiri.
3. Sumber Hukum Hindu dalam Arti Formal
Yang dimaksud dengan sumber hukum dalam arti formal menurut Prof. Mr. J.L. Van
Aveldoorm adalah sumber hukum yang berdasarkan bentuknya yang dapat menimbulkan hukum
positif. Artinya dibuat oleh badan atau lembaga yang berwenang. Yang termasuk sumber hukum
dalam arti formal dan bersifat pasti, yaitu; 1) undang-undang, 2) kebiasaan dan adat, 3) traktat.
Di samping sumber-sumber hukum yang disebutkan di atas, ada juga sumber hukum yang
diambil dari yurisprudensi dan pendapat para ahli hukum. Dengan demikian dapat kita lihat
susunan sumber hukum dalam arti formal sebagai 1) undang-undang, 2) kebiasaan dan adat, 3)
traktat, 4) yurisprudensi, dan 5) pen- dapat ahli hukum yang terkenal.
Berdasarkan penjelasan sloka suci kitab hukum Hindu tersebut, dapat kita ketahui bahwa
sumber-sumber hukum Hindu menurut Manawa Dharmasastra, adalah Veda Sruti, Veda Smerti,
Sila, Acara (Sadacara), Atmanastuti.
4. Sumber Hukum Hindu dalam Arti Filsafat
Manawa Dharmasastra adalah kitab suci agama Hindu, yang memuat berbagai masalah
hukum dilihat dari sistem kefilsafatannya, sosiologinya, dan bahkan dari aspek politik.
Kelompok Veda Sruti merupakan kelompok buku yang isinya hanya memuat Wahyu
(Sruti) sedangkan kelompok kedua Smrti adalah kelompok yang sifat isinya sebagai penjelasan
terhadap Sruti. Jadi merupakan manual, buku pedoman yang isinya tidak bertentangan
dengan Sruti.
Kalau kita bandingkan dengan ilmu politik, Sruti, merupakan UUD-nya Hindu sedangkan
Smrti adalah UU pokok. U.U. pelaksanaannya adalah kitab Nibandha, atau Carita, atau Sasana.
Kedua-duanya merupakan sumber hukum yang mengikat yang harus diterima

Page 3 of 4

Sumber:
hukum-hindu.html

http://rah-toem.blogspot.com/2014/12/manawa-dharmasastra-kitab-

Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai