Anda di halaman 1dari 8

Kerajaan Bali

Raja Bali yang Terkenal


Ksari Warmadewa Ugrasena Dharmodyana Anak Wungsu

Sri Kesari Warmadewa


Sri Kesari Warmadewa adalah Wangsa Warmadewa yang pernah berkuasa

di Pulau Bali, Indonesia dari Tahun 882 M s/d 914 M. Dalem Sri Kesari
pendiri Dinasti Warmadewa di Bali. Raja dinasti Warmadewa pertama di Bali adalah Dalem Sri Kesari Warmadewa (yang bermakna Yang Mulia

Pelindung Kerajaan Singha) yang dikenal juga dengan Dalem Selonding,


datang ke Bali pada akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10, beliau berasal dari Sriwijaya dimana sebelumnya pendahulu beliau dari Sriwijaya telah menaklukkan Tarumanegara (tahun 686) dan Kerajaan Kalingga di pesisir utara Jawa Tengah (Semarang sekarang).

Ugrasena
Ugrasena pernah berkuasa di Pulau Bali, Indonesia dari Tahun 915 M s/d 942 M. Pada masa pemerintahannya kurang lebih terdapat 9 prasasti yang ditemukan. Dari prasasti tersebutlah diketahui bahwa ia memerintah hingga akhir 942 M.

Setelah pemerintahan Ugrasena berakhir, Bali diperintah lagi oleh raja-raja dari keluarga Warmadewa, yaitu : 1. Raja Tabendra Warmadewa 2. Sang Ratu Sri Bhayasingha Warmadewa 3. Sang Ratu Sri Janashadu Warmadewa 4. Dharnodayana 5. Anak Wungsu 6. Jayasakti 7. Rangajaya 8. Jayapangus

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya kerajaankerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di wilayah Indonesia:
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di wilayah Indonesia: Terdesaknya kerajaan-kerajaan sebagai akibat munculnya kerajaan yang lebih besar dan lebih kuat. Tidak ada peralihan kepemimpinan atau kaderisasi, seperti yang terjadi pada masa kekuasaan Kerajaan Majapahit. Berlangsungnya perang saudara yang justru melemahkan kekuasaan kerajaan, seperti yang terjadi pada Kerajaan Syailendra dan Majapahit.

Banyak daerah yang melepaskan diri akibat lemahnya pengawasan


pemerintahan pusat dan raja-raja bawahan membangun sebuah kerajaan yang merdeka serta tidak terikat lagi oleh pemerintahan

pusat.
Kemunduran ekonomi dan perdagangan. Akibat kelemahan pemerintah pusat, masalah perekonomian dan perdagangan diambil

alih para pedagang Melayu dan Islam.


Tersiarnya dan budaya Islam, yang dengan mudah diterima para adipati di daerah pesisir. Hal ini membuat mereka merasa tidak terikat

lagi dengan pemerintahan kerajaan pusat seperti pada masa kekuasaan


kerajaan Majapahit.

Kurangnya Kaderisasi dan Regenerasi dalam kepemimpinan, seperti:


Siapa pengganti pemimpin-pemimpin yang kuat dan terkenal tidak dipersiapkan generasi penerusnya. Contoh: Gajah Mada, Hayam Wuruk, Kertanegara, Brawijaya dsb. Tidak ada pemimpin yang punya kharisma lagi. Mencampuradukkan kepentingan pribadi dan politik dalam pelaksanaan kebijakan pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai