Anda di halaman 1dari 25

TUGAS PKN

“IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PROSES


TERBENTUKNYA NEGARA INDONESIA”

Disusun oleh:
1. Delvi Chintya
2. Dewi Isra Marlina
3. Mida Silvia
4. Refi Pangesti
5. Selma Rahmawati

MA RAUDLATUL ULUM KAYU ARO


TAHUN AJARAN 2013-2014
Kronologis terbentuknya Negara Indonesia
Era Pra Kolonial

Sekitar tahun 100 – 200

Kerajaan “Dwipantara” atau “Jawa Dwipa” sebagaimana dikisahkan oleh para sarjana India berada di
Jawa dan Sumatra. Menurut prasasti yang ditemukan - Pangeran Ajisaka memperkenalkan sistim
penulisan bahasa Jawa berdasarkan naskah yang dari India Selatan..
Kerajaan Hindu yang memerintah di wilayah sekitar Kutai di Kalimantan yaitu Kerajaan
“Langkasuka” ditemukan di sekitar Kedah di Malaya (kini Malaysia)

Sekitar tahun 130


Kerajaan Salaka atau Salanka, atau ada yang menyebut Salakanagara, ditemukan di daerah Jawa Barat

Sekitar tahun 400


Kerajaan Taruma atau Tarumanegara berkembang di Jawa Barat. Pada awal masa ini, banyak
diperkenalkan berbagai macam tanaman ke Indonesia, termasuk merica dan pohon jati.
Naskah Wangsakerta , sebuah dokumen yang di tulis di Cirebon yang ditulis beberapa tahun
kemudian, menyebutkan bahwa kerajaan pertama Tarumanegara - memegang kekuasaannya di tahun
358 termasuk diantara isi tulisan tersebut adalah nama raja-rajanya sampai dengan tahun 669.

Hindu, salah satu agama ke lima di Indonesia.


Awal peradaban di Jawa dan Sumatra sangat dipengaruhi oleh budaya India. Sekarang ini budaya
Indonesia termasuk bahasanya masih memperlihatkan pengaruh dari bahasa dan sastra
Sansekerta(Sanskrit) (Seribu tahun pertama atau sekitar itu, tidak terdokumentasi dengan baik.
Tanggal peristiwanya hanya diperkirakan saja)

Sekitar tahun 425


Agama Budha berkembang di Sumatra.

Sekitar tahun 500


Awal berdirinya kerajaan Srivijaya atau Sriwijaya di dekat Palembang, di Sumatra.

Sekitar tahun 600


Kerajaan Melayu berkembang di sekitar daerah yang sekarang kita sebut Jambi di Sumatra.
Catatan:
Naskah Cina seputar masa ini menyebutkan kerajaan-kerajaan yang ada di Jambi dan Palembang di
Sumatra, dan tiga kerajaan di Jawa, sebuah kerajaan di bagian barat terkait naskah dengan
nama Taruma, sebuah kerajaan di jawab tengah yang disebut ” Kalinga “, and dan kerajaan di bagian
timur dengan ibu kotanya mungkin di dekat kota Surabaya atau Malang.

Sekitar tahun 670


Pengembara Cina IChing mengunjungi Palembang, ibu kota kerajaan Srivijaya.
Candi-candi Hindu temples dibangun di dataran tinggi Dieng plateau - Jawa Tengah Sekitar masa ini
pula Kerajaan Sunda pertama muncul setelah berakhirnya kekuasaan
Tarumanegara.

Sekitar tahun 686


Srivijaya menguasai kerajaan melayu di Jambi, dan mengirim ekspedisi untuk melawan kerajaan-
kerajaan di Jawa.
Catatan:
Batu berbentuk tablet tertanggal 683 dan 686 dari Sumatra Selatan dan Bangka menjelaskan tentang
kampanye militer kerajaan Srivijaya melawan kerajaan-kerajaan Melayu dan Java.
Tulisan itu dikenal paling tua yang ditulis dalam bahasa Malayo-Polynesian.

Sekitar tahun 700


Kerajaan Suwawa berdiri di Sulawesi Utara
Catatan:
menjelas masa ini Srivijaya juga mengalahkan Kedah,di Malaya Peninsula

Sekitar tahun 732


Sanjaya menemukan garis keturunan Pangeran Sanjaya di Jawa Tengah.

Sekitar tahun 770


raja Sailendra Vishnu (atau Dharmatunga) mulai membangun Borobudur.
Mulai melakukan kegiatan pembangunannya di tanah datar Prambanan.
Catatan:
Agama Budha yang menjadi panutannya merupakan agama ke lima di Indonesia

Tahun 782
Sailendra king Vishnu is succeeded by Indra (or Sangramadhanamjaya).

Sekitar tahun 790


Kerajaan Sailendra kingdom menyerang dan mengalahkan Chenla (sekarang disebut Kamboja);
memerintah Chenla selama kurang lebih 12 tahun.
Catatan:
Raja Sailendra ingat bahwa nenek moyangnya berasal dari apa yang sekarang disebut Thailand
atau Kamboja.

Sekitar tahun 812


Raja Sailendra - Indra digantikan oleh Sangramadhanamjaya).

Sekitar tahun 825


Borobudur diselesaikan pembangunannya dibahwa kepemimpinan raja Samaratungga.
catatan:
Borobudur merupakan candi Budha terbesar yang dikelilingi oleh gunung-gunung berapi yang
jauhnya hanya beberapa kilometer antara wilayah yang sekarang disebut Magelang dan Yogyakarta.
Tingkatan-tingkatan pada candi tersebut menggambarkan tahap-tahap pencerahan. Stupa besar yang
ada ditengahnya dalam bentuk kosong. Banyak dari relief patung yang indah itu digunakan untuk
mendidik para biksu muda.

Sekitar tahun 835


Raja Samaratungga wafat. Putranya yang masih muda Balaputra telah dinobatkan untuk
menggantikannya oleh kakak dari ibunya, Patapan dari Sanjaya, yang mengubah ajaran Budha di
Jawa dengan ajaran Hindu.
Catatan:
Sementara pada masa ini agama Budha telah tersebar sampai ke Lombok di Timur jauh.

Sekitar tahun 838


Patapan digantikan oleh putranya
Rakai Pikatan (atau Jatiningrat).

Sekitar tahun 846


Tidore dikunjungi perwakilan Caliph al-Mutawakkil dari Baghdad.

Sekitar tahun 850


Pikatan mengalahkan dengan kekuatan Balaputra, kemudian turun dari singgasananya untuk menjadi
pertapa. Ia digantikan oleh Kayuwani.
Balaputra, yang menuntut turunnya Sailendra, melarikan diri ke Sumatra dan mengambil aleh
kekuasan di Srivijaya.
Raja Warmadewa memerintah Bali.
Catatan:
Sekitar masa ini kami mendapatkan versi dari cerita Ramayana dalam bahasa Jawa Kuno. Karya ini
sungguh luar biasa dan kemungkinan banyak karya-karya dari Jawa Kuno yang tidak mampu
dipertahankan.

Sekitar tahun 898


Raja Sanjaya - Balitung mengambil alih kekuasaan di Jawa Tengah.
Catatan:
Batu berbentuk tablet dari raja Balitung pertama kali menyebut “Mataram” di Jawa Tengah.

Tahun 910
Raja Sanjaya - Daksa menggantikan Balitung di Mataram. Ia mulai membangun candi-candi Hindu
utama di Prambanan.

Tahun 919
Raja Sanjaya - Tulodong menggantikan Daksa; sampai tahun 921.

Tahun 924
Raja Sanjaya - Wawa mengambil alih kekuasaan Mataram, memerintah sampai tahun 928.

Tahun 929
Raja Sanjaya - Mpu Sindok mengambil alih kekuasaan. Ia memindahkan pusat kekuasaannya dari
Mataram ke Jawa Timur (dekat Jombang).
Catatan:
Gunung Merapi meletus pada tahun 928 atau 929 menjadi alasan mengapa raja Mataram itu
memindahkan pusat kekuasaannya termasuk perangkat-perangkat utamanya ke daerah Timur.

Tahun 947
Sri Isyana Tunggawijaya, putri Mpu Sindok, menggantikan Mpu Si.dok sebagai penguasa di Jawa
Timur.

Sekitar tahun 975


Raja Udayana dari Bali, ayah Airlangga, lahir.

Tahun 985
Dharmavamsa menjadi raja Mataram. Ia mengalahkan Bali dan menemukan kediaman barunya di
Kalimantan Barat.
Catatan:
Dharmavamsa juga inga mememrintahkan untuk menterjemahkan kitab mahabaratha ke dalam bahasa
Jawa.

Tahun 990
Dharmavamsa dan Mataram mengirimkan tentaranya ke luar negeri untuk menyerang Srivijaya dan
mengambil alih Palembang, tetapi gagal.

Tahun 992
Raja Chulamanivarmadeva dari Srivijaya mengirimkan duta besarnya ke Cina untuk meminta
perlindungan terhadap kekuasaan Dharmavamsa dari Jawa.

Tahun 1006
Srivijaya menyerang dan menghancurkan ibu kota Mataram. Istananya dibakar, dan Dharmavamsa
terbunuh. Airlangga (yang baru berusia 15 tahun) melarikan dari dari peristiwa penghancuran
tersebut. Beberap tahun kemudian juga terjadilah kekisruhan di Jawa Timur.
Tahun 1017
Rajendra Chola, raja Coromandel di India, menyerang Srivijaya.

Tahun 1019
Airlangga mengambil alih kekuasaan di Jawa Timur, menemukan kerajaan Kahuripan, melakukan
perjanjian damai dengan Srivijaya, melindungi pengikut agama baik agama Hindu dan Budha.
Setelah beberapa tahun memerintah Jawa Timur, dan Bali, menyatukan wilayah-wilayah yang selama
ini saling tidak bersahabat.
Catatan:
Airlangga dikenang oleh bangsa Indonesia saat ini sebagai sosok model yang memiliki toleransi
terhadap penganut agama. Pada awalnya ia menghabiskan waktunya sebagai pertapa.

Tahun 1025
Rajendra Chola dari India Selatan mengambil alih Malaya Peninsula dari kerajaan Srivijaya dan
memerintah selama dua puluh tahun. Chola melancarkan serang ke Jambi dan daerah-daerah lain di
Sumatra.
Airlangga membangun kekuasaan dan mempengaruhi Kahuripan ketika Srivijaya mulai lemah.
Catatan:
Dibawah kekuasaan Airlangga, pelabuhan-pelabuhan yang ada di pantai utara Jawa, khususnya
Surabaya dan Tuban, menjadi pusat perdagangan penting untuk pertama kalinya. Hal ini sebagian
disebabkan karena semakin lemahnya kekuasaan Srivijaya, sehingga membuat perdagangan di sana
tidak aman. Sekitar masa ini, Tumasik merupakan kerajaan kecil yang terletak didaerah yang sekarang
ini disebut Singapora. Sebagian wilayah ini bisa jadi dipengaruhi oleh kerajaan di India Selatan.
Juga disekitar masa ini kerajaan Panai berkembang di wilayah Batak di Sumatra Utara.

Tahun 1030
Airlangga menikahkan putrinya dengan Sangrama Vijayottungavarman, Raja Srivijaya.

Tahun 1045
Airlangga membagi Kahuripan, Janggala (di daerah yang sekarang disebut kota Malang) dan Kediri,
untuk kedua putranya, dan kemudian ia mengabdikan dirinya sebagai pertapa. Ia wafat empat tahun
kemudian

Tahun 1068
Vira Rajendra, raja Coromandel, mengalahkan Kedah dari Srivijaya. Chola juga menggempur
kerajaan-kerajaan di Sumatra.

Tahun 1076
Sekitar masa ini kerajaan Tidung kingdom dibangun di sekitar Tarakan di Kalimantan Timur.

Tahun 1108
kerajaan (kemudian diubah menjadi kesultanan) Tidore didirikan
.
Tahun 1117
Kamesvara menjadi raja Kediri (sampai 1130). Ia menikahi putri Janggala dan menyatukan dua
kerajaan.

Tahun 1135
Raja Joyoboyo memerintah Kediri sampai 1157.
Catatan:
Joyoboyo terkenal karena ramalannya bahwa Indonesia akan diperintah oleh orang yang berkulit putih
dalam waktu lama, kemudian oleh kulit kuning dalam waktu singkat, kemudian merdeka. Masa
kekuasaanya juga merupakan zaman keemasan dalam literatur Jawa Kuno.
Selama masa ini Ternate menjadi negarayang berada dibawah kekuasaan Kediri.

Tahun 1221
Ken Angrok, penguasa Tumapel, mengalahkan prajurit Kediri (Perang Genter).
Tahun 1222
Ken Angrok membangun kerajaan Singhasari dan bergelar raja Rajasa.
Catatan:
Putri Dedes adalah istri dari Ken Angrok. Ia adalah putri dari biksu Budha yang dibawa lari oleh
gubernur Tumapel (di sekat Malang) Jawa Timur. Ken Angrok sendiri mencuri Putri Dedes dari
suami pertamanya untuk dijadikan istri, tetapi putri Dedes saat itu sedang hamil, dan putranya
(kemudian disebut raja Anusapati) sebenarnya adalah istri dari gubernur Tunggul Ametung. Akhirnya
Ken Angrok berkonspirasi untuk membunuh Tunggul Ametung agar ia bisa memerintah Tumapel.
Tumapel membayar upeti kepada Kediri sampai Ken Angrok cukup kuat untuk mengalahkan Kediri
demi kepentingannya sendiri pada tahun 1222. Penguasa terakhir Kediri, Kertajaya, dianggap kejam
dan sewenang-wenang.
Putri Dedes dikenal sebagai sosok dari garis keturunan raja Singhasari, yang kemudian menjadi
Majapahit, Mataram, Yogya dan Solo.

Tahun 1227
Ken Angrok meninggal, dan digantikan oleh Anusapati.
Catatan:
Sejak itu, Jambi menjadi kerajaan yang merdeka di Sumatra.

Tahun 1247
Anusapati meninggal setelah memegang kekuasaan secara damai selama 20 tahun. Tohjaya, anak dari
Angrok dari istri muda, menjadi raja Singhasari.
Catatan:
Menurut tradisi raja Singhasari selama ini terbunuh oleh pengganti mereka, sebagai akibat dari
kecurangan yang dilakukan oleh Ken Angrok saat mencuri Putri Dedes.

Tahun 1250
Tohjaya terbunuh dalam suatu pemberontakan dan diganti oleh Wisnuwardhana. Anak Anusopoati.

Tahun 1257
Baab Mashur Malamo menjadi raja Gapi (kemudian disebut Ternate).

Tahun 1268
King Wisnuwardhana dari Singhasari meningal, dan diganti oleh Kertanegara. Kertanegara
mengangkat persatuan antara agama Hindu dan Budha.

Tahun 1275
Kertanegara mulai berkampanye untuk menyatukan beberapa kerajaan di sekitar Sumatra dan Jawa
(apakah dengan cara aliansi atau menggunakan kekuatan militer masih diperdebatkan).
Catatan:
Hasil penelusuran sejarah menunjukkan bahwa sangat banyak ragam kisahnya mengenai Kertanegara.
Bebara diantaranya ada yang mengatakan bahwa beliau adalah peminum dan penuh birahi. Sementara
yang lain mengatakan bahwa beliau adalah seorang suci dan pertapa

Tahun 1280
Sekelompok masyarakat jawa dari Kediri, yang merasa tidak senang dengan Kertanegara, tinggal di
sekitar Kutai di Kalimantan.
Catatan:
Sekitar masa ini, kerajaan Thai - Sukhotai mulai mengambil bagian di Malaya Peninsula yang
termasuk menjadi kekuasaan Srivijaya.

Tahun 1284
Kertanegara mengambil alih Bali untuk kepentingan Singhasari. Raja terakhir Warmadewa
terbunuh.
Tahun 1289
Kublai Khan mengirim utusan ke Singhasari untuk menuntut upeti; Kertanegara mengiris mukanya
dan mengirimkannya kembali ke Cina.

Tahun 1290
Kertanegara mengambil alih kerajaan Melayu di Sumatra sekitar Jambi.
Catatan:
Sekitar masa ini, Kertanegara juga mengambil alih wilayah Sunda di Jawa Barat, dan menyatukan
seluruh pulau Jawa.

Tahun 1292
Marco Polo mengunjungi Sumatra dan Jawa. Kublai Khan bersiap-siap mengirim 1000 kapal perang
ke Jawa. Kertanegara terbunuh dalam pemberontakan itu; anak tirinya Wijaya melarikan diri dan
membangun kerajaan di Majapahit (sekarang Trowulan), dengan bantuan Arya Wiraraja, penguasa
dari Madura.
Bali memisahkan diri dari Singhasari dibawah kepemimpinan raja Pejeng di Ubud.
Mongol bergerak menuju Jawa; mendarat di Tuban.
Catatan:
Majapahit salah satu dari sedikit kerajaan yang bisa mengalahkan serangan dari Mongol, bersama
dengan Jepang dan Mesir. Akan tetapi perjalanan Mongol dihantam oleh gelombang besar, dan
menolak izin berlabuh di Champa (sekarang Vietnam) untuk mengambil bahan-bahan persediaan.
Saat itu pelayaran akhirnya berlabuh di Tuban, dan tentaranya dalam keadaan sakit dan lemah.

Tahun 1293
Wijaya membentuk aliansi dengan tentara Mongol melawan siswa-sisa pemberontak dari Singhasari
di Kediri, yang dipimpin oleh Jayakatwang.
Gabungan pasukan Mongol/tentara Cina dan Majapahit mengambil alih Kediri. Wijaya kembali ke
Trowulan, kemudian menyerang Mongols dalam suatu serangan yang mendadak. pasukan Mongols
mundur dan melarikan diri dari Jawa. Wijaya diberi gelar sebagai raja Kertarajasa Jayawardhana dari
kerajaan Mojopahit yang baru.

Menurut tradisi, Vijaya menikahi keempat istri dari mantan raja Kertanegara. Sesuatu yang menurut
transi ini merupakan perlambang bahwa keempat putri tersebut mewakili Bali, Madura, Sumatra
(Jambi) dan Kalimantan, wilayah-wilayah terpencil lainnya tergantung pada kerjaan.

Wijaya diangkat sebagai raja Kertarajasa dari Majapahit, dalam sebuah patung saat itu.

Tahun 1295
Pemberontakan melawan raja Kertarajasa dariMajapahit, dipimpin oleh Rangga Lawe, dipatahkan

Tahun 1297
Pasai di Sumatra memeluk agama Islam. Sultan Malek Saleh adalah pengauasa Muslim pertama di
negeri yang sekarang disebut Indonesia.

Tahun 1298
Pemberontakan melawan Kertarajasa, yang dipimpin oleh Sora, digagalkan. Pemberontakan itu
berlangsung selama dua tahun yang akhirnya berhasil dipatahkan.

Tahun 1309
Jayanegara menjadi raja Majapahit.

Tahun 1316
Pemberontakan yang dipimpin oleh Nambi, anak dari mantan Senopatinya, dipatahkan oleh
Jayanegara.
Catatan:
Beberapa pengamat mengatakan bahwa pemberontakan terhadap Majapahit karena menolak kebijakan
yang diterapkan oleh Majapahit, dimana pasukan-pasukan dari Jawa tidak menyukai anggota dari
“luar pulau” seperti dari Sumatra dan wilayah jahan lainnya
.
Tahun 1319
Pemberontakan yang dipimpin oleh Kuti memaksa Jayanegara mengungsi ke pedalaman. Dan
bangkitnya perlawanan terhadap Kuti membuat Jayanegara kembali ke istananya.
Catatan:
Selama pemberontkaan tersebut, Jayanegara dibantu oleh prajurit muda dari pengawalnya-Gajah
Mada. Gajah Mada disusupkan masuk ke kota secara sembunyi-sembunyi, dan mulai menebar rumor
bahwa raja Jayanegara telah terbunuh. Berita ini sangat tidak popupler dimata masyarakat, dengan
mengatakan kepada Gajah Mada bahwa Kuti tidak disukai karena itu kekuasaaan Kuti harus diakhiri.

Tahun 1328
Jayanegara dibantai, kemungkinan dengan bantuan Gajah Mada. Tribhuwana Wijayatungga Dewi,
putri dari Kertarajasa, menjadi pimpinan tituler sampai 1350.
Catatan:
Tradisi mengatakan bahwa Jayanegara telah mencuri istri dari Gajah Mada. Gajah Mada, seorang
Senopati Tinggi, berkonspirasi dengan ahli pengobatannya untuk membunuh raja selagi sakit,
kemudian berbalik membunuh ahli pegobatan itu karena dituduh telah membunuh raja. Sekitar masa
ini , Odoric dari Pordonone, a seorang penda Franciscan dari Itali, mengunjungi
Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.

Tahun 1330
Gajah Madah menjadi patih atau kepala Senopati Majapahit, dengan jabatan sebgai bupati.

Tahun 1333
Kerajaan Pajajaran didirikian, dengan ibu kotanya di Pakuan dekat kota Bogor sekarang.

Tahun 1334
Hayam Wuruk lahir dari ibu Tribhuwana Wijayatungga Dewi; pewaris tahta Majapahit.
Catatan:

Salah satu daerah yang tidak bisa ditaklukkan oleh Majapahit adalah daerah Sunda di Jawa Barat,
kerajaan Pajajaran. Kerajaan ini kadang-kadang membayar upeti ke Majapahit, tetapi dikenal karena
perilakunya yang merdeka.

Tahun 1343
Kekuatan pasukan dibawah Gajah Madah menaklukkan kerajaan Pejeng di Bali, dengan rajanya
Dalem Bedalu, dan mengambil alih Bali dibawah kekuasaan Majapahit.
Catatan:
Patung Gajah Madah dari tahun 1300an. Dengan Gajah Madah sebagai kepala senopati, kerajaan
Majapahit bisa mengendalikan atau mengumpulkan upeti dari sebagian besar wilayah yang kini
disebut Indonesia. Ia dikenal karena “Sumpah Palapa”, mengatakan bahwa ia menolak makan palapa
sampai seluruh pulau bersatu dibawah satu kekuasaan. Sekarang di Yogyakarta, sebuah universitas
menggunakan namanya.
Sekitar masa ini, riwayat yang dikisahkan secara tradional mengatakan bahwa Majapahit
mengumpulkan upeti dari “Makassar, Gowa, Banda, Sumbawa, Ende, Timor, Ternate, Sulu, Seram,
Manila, dan Burni (Brunei?)”. Palembang serta Bali yang juga dibawah kekuasaan Majapahit, hanya
saja lebih banyak bermasalah.

Tahun 1345
Pengembara bangsa Arab serta penulis Ibn Battuta mengunjungi Pasai di Sumatra.
Catatan:
Ibn Battuta melaporkan bahwa Ummat Islam yang ia temui mengikuti madhhab Shafi’i, yang diikuti
oleh hampir semua ummat Islam di Indonesia sekarang ini.
Tahun 1347
Adityavarman, raja Melayu or Jambi, memerintah Minangkabau untuk Majapahit.
Catatan:
Adityavarman yang merupakan perwakilan dari kerajaan Majapahit adalah seorang bocah laki-laki.
Ketiusianya menginjak dewasa, ia memerintah kerajaan Melayu sebagai kaki tangan Majapahit, serta
memperluas pengaruh ke dalam wilayah Minangkabau di Sumatra.

Tahun 1350
Hayam Wuruk menjadi raja Majapahit.
Majapahit mengalahkan kerajaan Islam Pasai dan Aru (kemudian Deli, di dekat Medan) di Sumatra
Utara.
Catatan:
Penyair Mpu Tantular dari Majapahit, yang sampai saat ini dikenal dengan motonya “Bhinneka
Tunggal Eka”, yang menjadi moto bangsa Indonesia saat ini. (The meaning is very similar to the
United States’ “E Pluribus Unum”: “Unity in Diversity”.) berbeda-beda tetapi tetap satu.

Tahun 1351
Hayam Wuruk berkenan ingin menyunting putri dari kerajaan Pajajaran. Raja Pajajaran setuju, dan
pergilah beliau ke Bubat di Jawa timur untuk mengadakan pesta pernikahan. Pada detik-detik terakhir,
Gajah Mada mendesak agar putrinya diserahkan sebagai upeti atas merdekanya seorang raja. Raja
Pajajaran menolak untuk menyerahkannya, terjadilah pelanggaran, dan seluruh prajurit Pajajaran
dibunuh. Pajajaran becomes tergantung kepada Majapahit selama beberapa tahun.

Tahun 1364
Gajah Madah wafat. Banyak tanggung jawab yang diembannya dianggap terlalu berlebihan bagi
orang yang normal, karena itu tugas-tuganya dibagikan ke empat pos pemerintahan yang baru.

Tahun 1377
Majapahit mengirimkan angkat lautnya untuk menyerang Palembang, sisa-sisa kerajaan Srivijaya, dan
mengalahkannya.
Catatan:
Raja Palembang kemudian mengirimkan utusannya ke Cina, menawarkan kekaisarannya kepada yang
mulia raja sebagai imbalan atas perlindungannya. Kaisar Cina menerima tawaran itu, dan
mengirimkan utusannya, tetapi ketika utusan tersebut sampai di Palembang, Palembang telah
dikalahkan oleh Madjapahit dan merekapun dieksekusi.

Tahun 1387
Empu Jamatka mendirikan kerajaan di Banjarmasin.

Tahun 1389
Hayam Wuruk wafat dan digantikan oleh Wikramawarddhana. putra lainnya Hayam Wuruk,
Wirabumi, terjadi perselisihan pada penobatan itu. Mulailah kekuasaan Madjapahit melemah.

Tahun 1400
Aceh memeluk agama Islam.

Tahun 1401
Peralihan kekuasaan menyebabkan terjadinya perang di Majapahit, yang berlangsung selama empat
tahun, dengan pemberontakan yang dipimpin oleh Wirabumi. Kekuasaan Madjapahit mulai menurun.
Paramesvara, seorang pangeran dari Palembang (dan keturunan dari Sailendra), bergerak dari
Palembang menuju Tumasik (sekarang Singapore), yang diperintah oleh raja dari Siam.
Paramesvara membunuh raja tersebut dan mengambil alih Tumasik.

Bersamaan masa ini seorang raja dari Gelgel mulai memerintah sebagai “dewa agung” di Bali.
kompleks candi di Besakih, di wilayah Gelgel di Bali:

Juga disekitar masa ini, Palembang jatuh karena persekongkolan dengan orang-orang Cina.
Tahun 1402
Paramesvara didepak dari Tumasik oleh raja Pahang (atau mungkin Patani), yang bertindak atas nama
raja Siam. Paramesvara dengan pengikutnya pindah ke Melaka di pantai barat Malaya.

Tahun 1404
Paramesvara mengirimkan utusannya ke Beijing, mendapatkan janji perlindungan dari Cina

Tahun 1405
Admiral Cheng Ho berkunjung ke Semarang.

Tahun 1406
Wirabumi dieksekusi, dan kepalanya dibawa ke kerajaan Majapahit. Perang karena suksesi berarkhir.

Tahun 1409
Cheng Ho mengunjungi Melaka untuk pertama kalinya.

Tahun 1411
Paramesvara mengunjungi Beijing sebagi kunjungan kenegaraan.

Tahun 1414
Paramesvara memeluk agama Islam, dan berganti nama menjadi Iskandar Syah, setelah menikah
dengan putri Sultan Pasai. Melaka sekarang menjadi kesultanan Islam

Islam, salah satu agama yang dianut di Indonesia. Agama Islam telah dianut oleh sebagian besar
pedagang di Sumatra dan Jawa. Kerajaan Singhasari dan Majapahit kemungkinan telah mulai memluk
agama Islam. Banyak yang kemudian memeluk agama Islam setelah raja-raja loka menjadikannya
agama baru. Aceh dan Melaka diantara yang pertama memeluk agama Islam. Sebagian besar di Jawa
belum memeluk agama Islam sampai tahun 1500an.
(Sekarang ini, lebih dari 85% of masyarakat Indonesia beragama Islam) Lihat pula Notes on Islam in
Modern Indonesia.

Tahun 1414
Masjid pertama didirikan di pulau Ambon.

Tahun 1419
Iskandar Syah dari Melaka mengunjungi Cina untuk meminta bantuan menghadapi Siam

Tahun 1424
Iskandar Syah wafat pada usia 72. Putranya menerima gelar Sri Maharaja, dan tak lama kemudian
berkunjung ke Cina untuk mencari dukungan.
Catatan:
Putra dan cucu Iskandar Syah menggunakan nama Hindu ; beberapa sarjana menyimpulkan bahwa
Islam belum sepenuhnya berkembang di Melaka.

Tahun 1427
Ratu Suhita mewarisi kerajaan Majapahit dariWikramawardhana.

Tahun 1445
Pemberontakan orang Hindu di Melaka terhadap Islam berhasil ditekan.
Serangan Thai terhadap Melaka berhasil ditekan mundur

Tahun 1446
Muzaffar Syah memimpin kudeta Melaka dan mengambil alih kekuasaan

Tahun 1447
Raja Brawijaya III menduduki tahta kerajaan dan bergelar Wijayaparakramawardhana, menggantikan
Ratu Suhita (Raja Wanita), (kakaknya) yang meninggal dunia. Penyebutan Dyah Krtawijaya sebagai
Brawijaya III tersebut karena raja ini memiliki nama yang berunsur Wijaya (keturunan Raden Wijaya)
dan memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, sehingga dikagumi
rakyatnya. Dalam Prasasti Waringin Pitu disebutkan bahwa Krtawijaya bersifat Dewa Wisnu,
memiliki jiwa yang tinggi dalam pemujaan terhadap para Dewa dan diibaratkan matahari (mentari),
menyilaukan mata, bersumarak bersih nirmala yang disebabkan kemegahan beliau karena pada tubuh
sang raja mengeluarkan cahaya (aurora). Sudah barang tentu sang raja memiliki ilmu supranatural
yang sangat tinggi.
Dalam Babad Tanah Jawi diceritakan bahwa Dyah Krtanegara ini bernama Raden Hardiwijaya, putra
Prabu Murdaningkung. Raden Hardiwijaya ini naik tahta dengan sebutan Prabu Brawijaya III, dengan
patihnya Panular II (Adipati Patih Demang Panular II-Pangeran Demang). Ia memeluk agama Islam
atas saran dari istrinya, Darawati, putri Champa (yang kini dikenal dengan nama Vietnam).

Sunan Ampel, keponakan Kertawijaya, melakukan syiar Islam.

Sunan Ampel dalam sebuah potret tradisional. Sunan Ampel bagian dari Wali songo yang berperan
penting beliau adalah guru agama Islam yang bertugas untuk menyebarkan agama Islam di Jawa,
menjelang akhir tahun 1400an dan awal tahun 1500an.

Tahun 1450
Sekitar masa ini, kerajaan Bugis- Wajo didirikan di Sulawesi.

Tahun 1451
Raja Kertawijaya terbunuh dan digantikan oleh Rajasawardhana, yang menghalahi tersebarnya
agama Islam di Majapahit.

Tahun 1453
Tahun 1453-1456 kerajaan Majapahit tidak memiliki seorang raja pun karena pertentangan di dalam
keluarga yang semakin meruncing. Situasi sedikit mereda ketika Dyah Suryawikrama
Giris?awardhana naik tahta

Tahun 1456
Serangan Thai ke Melaka melalui laut dapat dipukul mundur oleh Angkatan perang Melaka dipimpin
oleh Tun Perak.
Bhre Wengker menjadi raja Majapahit setelah terjadinya kerusuhan selama tiga tahun
Catatan:
Selama masa ini, Palembang memeluk agama Islam.

Tahun 1459
Muzaffar Syah dari Melaka digantikan oleh Raja Abdullah atau Mansur Syah.
Mansur Syah dari Melaka menaklukkan Kedah serta Pahang dari keuasaan Thai. Angkatan perang
Melaka dipimpin oleh Tun Perak. Pahang menjadi kesultanan Islamic dibawh kekuasaan Melaka.

Tahun 1460
Kerajaan Aru (dekat Deli) di Sumatra menjadi merdeka

Tahun 1466
Suraprabhawa menjadi raja Majapahit.
Kyai Demung membuka kota Sumenep di Madura; lepas dari kendali Majapahit.

Tahun 1468
Pemberontakan di kalangan istana Majapahit: Bhre Kertabhumi mendepak Suraprabhawa turun tahta
di Tumapel. Suraprabhawa memindahkan kekuasaannya di Daha, dekat Kediri.
Catatan:
Selama masa ini, banyak pemeluk agam Hindu di Majapahit meninggalkan ja untuk pindah ke Bali.

Tahun 1470
Kerajaan Tanah Hitu didirikan di Ambon.
Tahun 1475
Ternate dan Tidore memeluk agama Islam.

Tahun 1477
Ala’uddin Riayat Syah, putra dari Mansur Syah, menjadi Sultan Melaka. Tun Perak memiliki jabatan
penting di kesultanan tersebut.

Tahun 1478
Wilayah Daha dibawah kepemimpinan Girindrawardhana, cicit Kertawijaya, memberontak. Kerajaan
Majapahit kacau. Bhre Kertabumi, Raja Majapahit di Tumapel, pindah ke Demak. Girindrawardhana
mengangkat dirinya sendiri sebagai penguasa di Majapahit. Kerajaan Islam Demak didirikan oleh
Raden Patah (atau Fattah), seorang pangeran Majapahit (putra dari raja Kertawijaya dari istri yang
berketurunan Cina)Masjid didirikan di Demak. Kesultanan Islam di Cirebon, sebelumnya dalah milik
kerajaan Pajajaran Raja Siliwangi.
Catatan:
Sekitas tahun 1490an, Portugis berlayar mengelilingi Afrika Selatan dan berlabuh di India

Tahun 1486
Zainal Abidin menjadi Sultan Ternate, sampai 1500. (Penguasa Ternate pertama yang bergelar Sultan
dan bukan Raja)
Istana Majapahit pindah ke Kediri.

Tahun 1488
Mahmud menjadi Sultan Melaka. Pertama kalinya menyebut kata Bandung dalam catatan sejarah

Tahun 1495
Ciriliyati menjadi Sultan Tidore. (Penguasa pertama Tidore yang bergelar Sultan dan bukan
Raja.)

Tahun 1498
Tun Perak, Panglima militer di Melaka, wafat.
Catatan:
Sultan Mahmud dari Melaka dianggap merupakan pimpinan yang lemah. Tun Perak dan penggantinya
memegang kendali kekuasaan di kesultanan tersebut. Beberapa tahun tahun terakhir kekuasaan
Mahmud dihabiskan untuk berperang melawan Siam, sampai akhirnya Portuguese menaklukkannya di
tahun 1511.

Tahun 1499
Berita-berita Cina, Italia, dan Portugis masih menyebutkan nama Majapahit di tahun 1499
tanpa menyebutkan nama rajanya. Semakin meluasnya pengaruh kerajaan kecil Demak di pesisir utara
Jawa yang menganut agama Islam, merupakan salah satu penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit.

Tahun 1522
Majapahit tidak lagi disebut sebagai sebuah kerajaan melainkan hanya sebuah kota. Pemerintahan di
Pulau Jawa telah beralih ke Demak di bawah kekuasaan Adipati Unus, anak Raden Patah, pendiri
kerajaan Demak yang masih keturunan Bhre Kertabhumi. Ia menghancurkan Majapahit karena ingin
membalas sakit hati neneknya yang pernah dikalahkan raja Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya.

Tahun 1513
Majapahit diserang olah pasukan DEmak, yang dipimpin oleh Sunan Kudus. terjadilah perang besar
selama 5 tahun (th 1513-1518) yg menewaskan banyak senopati dan orang2 yg berpengaruh dikedua
belah pihak. th 1518 Majapahit takluk, semua kekayaan dan keris pusaka diboyong ke Demak.
Sejarah Majapahit berakhir…beralih ke wilayah Jawa Tengah dengan R. Patah / Jibun (anak dari
Brawijaya IV ) edngan putri Cina, yg dibuang ke Palemban

Tahun 1519
Aceh melepaskan diri dari kerjaaan Pasai pada tahun 1519 yang telah dikuasasi oleh Portugis. Tahun
1524 M Pasai pun dia bebaskan dari Portugis dan selanjutnya tunduk ke negeri baru Aceh. Perang
kerajaan Aceh dengan Portugis berlangsung selama 121 tahun (1520-1641 ).

Tahun 1582
R. Joko Kahiman, diangkat menjadi Bupati Banyumas Pertama

Tahun 1596: Kapal layar Belanda yang pertama datang ke Batavia

Era colonial

Tahun 1602: Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini
adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah
menggantikan Majapahit

Tahun 1605: VOC datang kebumi pertiwi th 1605. Waktu itu belum ada Indonesia. VOC tidak
berminat pada adminstrasi teritorial- maklum tukang dagang. Setelah VOC bangkrut pemerintah
Belanda ambil alih (1825)

Tahun 1612: Seorang laksamana dari kerajaan Aceh bernama Sri Paduka Gocah Pahlawan, bergelar
Laksamana Khoja Bintan bersama pasukannya menyerang dan menaklukkan kerajaan Haru di
Sumatera Timur.

Tahun 1621: Nama Batavia dipakai sampai tahun 1942, setelah itu nama kota berubah menjadi
Jakarta. Tetapi bentuknya dalam bahasa Melayu, yaitu “Betawi” Nama Batavia berasal dari kata
Batavieren, salah satu nama suku Germanik yang bermukim di tepi Sungai Rhein. Orang Belanda dan
sebagian orang Jerman adalah keturunan dari suku ini.Batavia juga merupakan nama sebuah kapal
layar tiang tinggi yang cukup besar buatan Belanda (VOC), dibuat pada 29 Oktober 1628, dinakhodai
oleh Kapten Adriaan Jakobsz. Tidak jelas sejarahnya, entah nama kapal tersebut yang merupakan
awal dari nama Betawi-Batavia, atau bahkan sebaliknya, pihak VOC yang menggunakan nama
Batavia untuk menamai kapalnya.
Kapal tersebut akhirnya kandas di pesisir Beacon Island, Australia Barat. Dan seluruh
awaknya yang berjumlah 268 orang berlayar dengan perahu sekoci darurat menuju kota Batavia ini.

Tahun 1628: Sultan Agung dari Mataram menyerang Belanda di Batavia (1628-1629)

catatan:
Pada tahun 1628, daerah Jatinegara sekarang masih merupakan hutan rimba yang dijadikan tentara
Mataram untuk bersembunyi sebelum menyerang Batavia. Tahu begitu, maka Belanda menebangi
banyak pohon di sekeliling benteng Batavia termasuk pohon-pohon kelapanya. Maka, Batavia pun
kekurangan kelapa dan Belanda mendatangkan kelapa dari Pulau Cocos dekat Pulau Christmas di
Samudera Hindia.
Itu terjadi tahun 1632.

Tahun 1635: Pada tanggal 4 September 1635 telah dilakukan kontrak dagang antara VOC dengan
kesultanan Banjar. Isi kontrak itu, antara lain, bahwa selain mengenai pembelian lada dan tentang bea
cukai, VOC juga akan membantu kesultanan Banjarmasin untuk menaklukkan Pasir, dan melindungi
Kesultanan Banjar terhadap serangan Mataram.
Namun kedatangan kapal Pearl Inggris di Banjarmasin, Tewseling dan Gregory tanggal 17 Juni 1635
menambah masalah baru, sebab Inggris juga meminta diperbolehkan secara resmi, untuk ikut
berdagang dan mendirikan loji, yang bagi VOC tentunya membahayakan eksistensinya di
Banjarmasin.Sultan memberi izin pada VOC membangun loji, sedangkan terhadap Inggris Sultan
sangat marah. Hal ini disebabkan Inggris telah menghasut orang Makassar, agar menyerang
Banjarmasin. Penolakan Sultan atas Inggris tidak seluruhnya disetujui kerabat istana Banjarmasin,
sehingga menimbulkan klik-klik istana. Sebagian anggota Dewan Mahkota memihak Inggris seperti
Pangeran Marta Sahary, Raja Kotawaringin dan Raja Sukadana.
Klik pro Inggris ini bertambah besar karena didorong keinginan terhadap perdagangan yang bebas,
sehingga sikap ini menyebabkan munculnya Contract Craemer Opperkoopman VOC yang
memaksakan agar kontrak tahun 1635 tetap diberlakukan.
Pelayaran perdagangan Banjar ke Batavia diberi VOC surat pas, sedangkan ke Cochin Cina tidak
diberikan meskipun Sultan Banjar memintanya. Keadaan ini menunjukkan sikap VOC telah
memaksakan monopoli perdagangannnya, hingga tidak mengizinkan bagi pedagang Jawa, Cina,
Melayu, Makassar untuk menjalankan perdagangannya dengan kesultanan Banjarmasin. (Wikipedia)

Tahun 1640: Kabupaten Bima berdiri pada tanggal 5 Juli 1640 M, ketika Sultan Abdul Kahir
dinobatkan
sebagai Sultan Bima I yang menjalankan Pemerintahan berdasarkan Syariat Islam. Peristiwa ini
kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Bima yang diperingati setiap tahun

Tahun 1645: Sultan Agung Hanyakrakusuma (Mataram) wafat Ia diganti oleh putranya yang bergelar
Amangkurat I Catatan: Mas Rangsang, yang bergelar Sultan Agung Hanyakrakusuma. Di bawah
pemerintahannya (tahun 1613-1645) Mataram mengalami masa kejayaan. Ibukota kerajaan Kotagede
dipindahkan ke Kraton Plered. Sultan Agung merupakan raja yang menyadari pentingnya kesatuan di
seluruh tanah Jawa. Daerah pesisir seperti Surabaya dan Madura ditaklukkan supaya kelak tidak
membahayakan kedudukan Mataram. Ia pun merupakan penguasa lokal pertama yang secara besar-
besaran dan teratur mengadakan peperangan dengan Belanda yang hadir lewat kongsi dagang VOC
(Vereenigde Oost Indische Compagnie). Kekuasaan Mataram pada waktu itu meliputi hampir seluruh
Jawa, dari Pasuruan sampai Cirebon. Sementara itu VOC telah menguasai beberapa wilayah seperti di
Batavia dan di Indonesia Bagian Timur.

Tahun 1674: Pecahlah Perang Trunajaya yang didukung para ulama dan bangsawan, bahkan
termasuk putra mahkota sendiri. Ibukota Kerta jatuh dan Amangkurat I (bersama putra mahkota yang
akhirnya berbalik memihak ayahnya) melarikan diri untuk mencari bantuan VOC. Akan tetapi sampai
di Tegalarum, (dekat Tegal, Jawa Tengah) Amangkurat I jatuh sakit dan akhirnya wafat. Ia digantikan
oleh Sunan Amangkurat II

Tahun 1677: Sunan Amangkurat II bertahta . Ia sangat tunduk kepada VOC demi mempertahankan
tahtanya.
Pada akhirnya Trunajaya berhasil dibunuh oleh Amangkurat II dengan bantuan VOC, dan sebagai
konpensasinya VOC menghendaki perjanjian yang berisi: Mataram harus menggadaikan pelabuhan
Semarang dan Mataram harus mengganti kerugian akibat perang. Kraton Kerta telah rusak, ia
memindahkan kratonnya ke Kartasura (1681).

Tahun 1703: Amangkurat II mangkat dan digantikan oleh putranya, Sunan Mas (Amangkurat III). Ia
juga menentang VOC. Pihak VOC yang mengetahui rasa permusuhan yang ditunjukkan raja baru
tersebut, maka VOC tidak setuju dengan penobatannya. Pihak VOC lantas mengakui Pangeran Puger
sebagai raja Mataram dengan gelar Paku Buwana I. Hal ini menyebabkan terjadinya perang saudara
atau dikenal dengan sebutan Perang Perebutan Mahkota I (1704-1708)Akhirnya Amangkurat III
menyerah dan ia dibuang ke Sailan oleh VOC. Namun Paku Buwana I harus membayar ongkos
perang dengan menyerahkan Priangan, Cirebon, dan Madura bagian timur kepada VOC

Tahun 1719: Paku Buwana I meninggal dan digantikan oleh Amangkurat IV (1719-1727) atau
dikenal dengan sebutan Sunan Prabu , dalam pemerintahannya dipenuhi dengan pemberontakan para
bangsawan yang menentangnya, dan seperti biasa VOC turut andil pada konflik ini, sehinggga konflik
membesar dan terjadilah Perang Perebutan Mahkota II (1719-1723). VOC berpihak pada Sunan Prabu
sehingga para pemberontak berhasil ditaklukkan dan dibuang VOC ke Sri Langka dan Afrika Selatan.

Tahun 1727: Sunan Prabu meninggal dan diganti oleh Paku Buwana II (1727-1749). Pada masa
pemerintahannya terjadi pemberontakan China terhadap VOC. Paku Buwana II memihak China dan
turut membantu memnghancurkan benteng VOC di Kartasura. VOC yang mendapat bantuan
Panembahan Cakraningrat dari Madura berhasil menaklukan pemberontak China. Hal ini membuat
Paku Buwana II merasa ketakutan dan berganti berpihak kepada VOC. Hal ini menyebabkan
timbulnya pemberontakan Raden Mas Garendi yang bersama pemberontak China menggempur
kraton, hingga Paku Buwana II melarikan diri ke Panaraga. Dengan bantuan VOC kraton dapat
direbut kembali (1743) tetapi kraton telah porak poranda yang memaksanya untuk memindahkan
kraton ke Surakarta (1744).

13 Februari 1755: Terjadilah Palihan Nagari atau Perjanjian Giyanti Isi perjanjian tersebut adalah:
Mataram dibagi menjadi dua. Bagian barat dibagikan kepada Pangeran Mangkubumi yang diijinkan
memakai gelar Hamengku Buwana I dan mendirikan kraton di Yogyakarta. Sedangkan bagian timur
diberikan kepada Paku Buwana III. Mulai saat itulah Mataram dibagi dua, yaitu Kasultanan
Yogyakarta dengan raja Sri Sultan Hamengku Buwana I dan Kasunanan Surakarta dengan raja Sri
Susuhunan Paku Buwana III.

Tahun 1756: Berdirinya kota Jogjakarta

Tahun 1771: Masjid Agung Jogjakarta didirikan

Tahun 1785: Lahirnya pangeran Diponegoro 1785

10 April 1815: Gunung Tambora yang berada di Pulau Sumbawa, NTB meletus.

27 Agustus 1883: Gunung Krakatau meletus, gunung api bawah laut di Selat Sunda.

20 Mei 1919: Gunung Kelud di Blitar, Jawa Timur, meletus pada tangah malam

Tahun 1855 – 1900: Era pabrik gula di Solo dan Jogya Subsidi Belanda bertenaga uap.

20 Mei 1908: Berdirinya Budi Utomo

17 Agustus 1945: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pembacaan teks Proklamasi di Jalan


Pegangsaan Timur 56.

18 Agustus 1945: Penetapan Undang-undang Dasar dan Pemilihan Presiden serta Wakil Presiden
Pertama Republik
Indonesia.

22 Agustus 1945: Pembentukan Komita Nasional, Partai Nasional Indonesia dan Badan Keamanan
Rakyat.

24 Agustus 1945: Terjadi persetujuan antara Kerajaan Inggris dengan Kerajaan Belanda yang terjenal
dengan nama “Civil Affairs Agreement”, yang isinya disebutkan bahwa panglima tentara pendudukan
Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama pemerintah Belanda. Dalam melaksanakan
hal-hal yang berkenaan dengan pemerintahan sipil, pelaksanaannya diselenggarakan oleh NICA di
bawah tanggung jawab Komando Inggris. Kekuasaan itu kemudian akan dikembalikan kepada
Kerajaan Belanda.

1 September 1945: Maklumat Perintah tanggal 31 Agustus 1945 menetapkan pekik perjuangan
“merdeka” sebagai salam nasional, yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945.

2 September 1945: Pembentukan Kabinet Republik Indonesia Yang Pertama. Kabinet pertama ini
sesuai dengan sistem pemerintahan berdasarkan Undang-undang Dasar 1945, dipimpin oleh Presiden
Soekarno.

5 September 1945: Pernyataan Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat sebagai Daerah Istimewa Dalam
Negara Republik Indonesia.

8 September 1945 :Misi Sekutu Pertama.


* Tujuh perwira Inggris di bawah pimpinan A.G. Greenhalgh pada tanggal 8 September 1945 telah
diterjunkan dengan payung di lapangan terbang Kemayoran Jakarta. Mereka adalah anggota misi
Sekutu (Allied Mission) yang dikirim oleh South East Asia Command (SEAC) dari Singapura, untuk
mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia, menjelang pendaratan rombongan sekutu yang
direncanakan seminggu kemudian dengan kapal Inggris. Mayor Greehalgh kemudian mengadakan
hubungan dengan Jenderal Yamaguchi, pimpinan tentara Jepang yang ada di Jakarta.

10 September 1945: Pengumuman Panglima Bala Tentara Kerajaan Jepang di Jawa: Pemerintahan
akan diserahkan kepada Sekutu dan tidak kepada pihak Indonesia.

16 September 1945: Laksamana Muda W.R. Patterson, Wakil Panglima SEAC Lorsd Louis
Mountbatten di Singapura, bersandar di Tanjung Priok dengan Kapal Cumberland. Dalam Kapal itu
turut serta C.H.O. Van der Plas, mewakili Dr. H.J. van Mook, Kepala Netherland Indies Civil
Administration (NICA) yang kemudian diangkat menjadi Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

17 September 1945: Pembentukan Palang Merah Indonesia. Sedangkan Menteri Kesehatan saat itu
Dr. Boentaran Martoatmodjo mendapat perintah dari Presiden Soekarno untuk membentuk PMI
dengan menunjuk lima orang di bawah pimpinan Prof. Dr. R. Mochtar.

19 September 1945: Rapat Raksasa di lapangan Ikada Jakarta menyambut Proklamasi Kemerdekaan
sedangkan sebagian peserta ada yang mengebarkan sepanduk bertuliskan ” Satu Tanah Air, Satu
Bangsa, satu Tekad Tetap Merdeka”

19 September 1945: Dalam waktu yang bersamaan, terjadi peristiwa Insiden Bendera di Surabaya.
Insiden ini dipicu oleh beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendar Merah Putih Biru pada
tiang di atas Hotel Yamato, Tunjungan Surabaya.

29 September 1945: Pemdaratan Tentara Sekutu di Indonesia (AFNEI) Pelaksana tugas ini adlaah
Komando Asia Tenggara (South Each Asia Command) di bawah pimpinan Laksamana Lord Louis
Mountbatten. Mountabatten kemdudian membentuk suatu komando khusus yang diberi nama Allied
Forces Netherlands East Indies (AFNEI) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christion.
Tugas AFNEI adalah 1. menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang.
2. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu. 3. melucuti dan mengumpulkan orang
Jepang untuk kemudian dipulangkan ke negaranya.4. menegakkan dan mempertahankan keadaan
damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil dan; 5. menghimpun keterangan tentang
dan menuntut penjahat perang.

5 Oktober 1945: Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Soeprijadi, pahlawan perlawanan di
Blitar diangkat sebagai Menteri Keamanan Rakyat, tetapi karena Soeprijadi tidak terdengar kabar
beritanya maka pada tanggal 20 Oktober 1945, diumumkan kembali pengangkatan pejabat-pejabat
dilingkungan Kementerian Kemanan Rakyat
sebagai berikut: 1. Menteri Kemanan Rakyat Ad Interm Muhamad Suljoadikusumo 2. Pimpinan
Tertinggi TKR: Soeprijadi 3. Kepala Staf Umum TKP: Oerip Soemohardjo.

15 Oktober 1945: Pertempuran Lima Hari di Semarang Pertempuran ini bermula ketika kurang lebih
400 orang Veteran Jepang (AL Jepang) yang pernah bertempur di Solomon (Lautan Pasifik, sebelah
TImur Pulau Irian) akan dipekerjana untuk mengubah pabrik gula Cepiring, 30 km sebelah barat
Semarang) menjadi pabrik senjata.Mereka ternyata memberontak ketika akan dipindahkan ke
Semarang. Mereka menyerang polisi Indonesia yang mengawal mereka.

16 Oktober 1945: Maklumat Wakil Presiden No. X - yang berbungi sebagai berikut: “Komite
Nasional Pusat Pemberian Kekuasaan Legislatif Kepada Komite Nasional Pusat” Usulan supaya
segera dibentuk Majelis Permusyawaratn Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat.

25 Oktober 1945: Pertemuan Pertama Presiden Soekarno dengan Pimpinan Tentara Sekutu.

3 November 1945: Maklumat Pemerintah tentang Pembentukan Partai- Partai Politik.


10 November 1945: Pertempuran Surabaya. Pertempuran ini merupakan rangkaian peristiwa yang
dimulai pada hari kedua sejak Brigade 49/Divisi India ke 23 tentara Sekutu (AFNEI) di bawah
komando Brigadir Jenderal A.W.A.
Mallaby mendarat untuk pertama kalinya di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Pada tanggal 27
Oktober 1945 mereka menyerbu penjara Republik untuk membebaskan perwira-perwira sekutu dan
pegawai RAPWI (Relief of Allied Prisonners of War and Internees) yang ditawan Republik. Pada
tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos sekutu di seluruh Surabaya diserang oleh rakyat Indonesia. Brigade
Mallaby nyaris tewas. Tetapi justru saat terjadinya penghentian tembak-menembak itu terjadi insiden
yang belum pernah terungkap secara jelas - Brigadir Jenderal Mallaby dimukan tewas tertembak.

Kongres Pemuda seluruh Indonesia sedang berlangsung di Yogyakarta ketika terjadi pertempuran
Surabaya. Mendengar berita itu, sebagian dari para pemuda yang hadir dalam kongres itu yang berasal
dari Surabaya pulang untuk ikut bertempur di Surabaya.

14 November 1945: Pembentukan Kabinet Republik Indonesia Kedua (Kabinet Sjahrir)

17 November 1945: Pertemuan Pertama antara Republik Indonesia, Belanda dan Sekutu.

18 November 1945: Berdirinya Akademi Militer Tangerang

21 November 1945: Pertempuran Ambarawa


Pertempuran ini dipicu oleh mendaratnya tentara sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel
di Semarang pada tanggal 20 November 1945

10 Desember 1945: Pertempuran “Medan Area”


Awalnya berita tentang Proklamasi Indonesia baru sampai di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945.
Berita ini disampaikan oleh Mr. Teuku M. Hassan yang diangkat menjadi Gubernur Sumatra oleh
Pemerintah untuk menegakkan kedaulatan Republik Indonesia dengan membentuk Komite Nasional
Indonesia Wilayah Sumatra. Para pemuda yang dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang
bekas perwira tentara Sukarela (Giyukun), membentuk barisan pemuda Indonesia pada tanggal 13
September 1945, Mekera kemudian mengambil alih gedung-gedung pemerintah dan merebut senjata
dari tangan Jepang.

4 Januari 1946: Presiden dan Wakil Presiden pindah ke Yogya

Menjelang akhir tahun 1945, keamanan kota Jakarta makin memburuk. Tentara Belanda kian
merajalalela dan aksi-aksi teror yang dilakukan oleh mereka semakin meingkat . Pendaratan pasukan
marinir Belanda di Tanjung Priok pada tanggal 30 Desember 1945 menambah gentingnya keadaan.
Mengingat situasi yang makin memburuk itu, Presiden dan Wakil Presiden pindah ke Yogyakarta dan
kemudian ibu kota Republik Indonesia pun turut pula pindah ke Yogyakarta. Sementara Perdana
Menteri Sjahrir untuk sementara tetap di Jakarta.

9 Febuari 1946: Berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

Kongres wartawan di Solo membuahkan hasil disepakatinya pendirian suatu organisasi yang diberi
nama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

10 Febuari 1946: Permulaan Perundingan Indonesia-Belanda

Pada Perundingan Indonesia-Belanda ini H.J. van Mook, Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda
dan Pemimpin Nica mengeluarkan pernyataan sebagai berikut: 1. Indonesia akan dijadikan negara
commonwealth berbentuk federasi yang memiliki pemerintahan sendiri (self-government) di dalam
lingkungan kerajaan Belanda. 2. Masalah dalam negeri diurus oleh Indonesia, sedangkan urusan luas
negeri diurus oleh Pemerintah Belanda. 3. Sebelum dibentuk commonwealth, akan dibentuk
pemerintahan peralihan selama 10 tahun

12 Febuari 1946: Usulan Pemerintah Indonesia


1. Republik Indonesia harus diakui sebagai negara yang berdaulat penuh atas wilayah bekas Hindia
Belanda. 2. Federasi Indonesia-Belanda akan dilaksanakan dalam masa tertentu dan urusan luar negeri
dan pertahanan diserahkan kepada badan federasi yang terdiri atas orang-orang Indonesia-Belanda. 3.
Tentara Belanda segera ditarik dari Indonesia dan jika perlu diganti dengan tentara Republik
Indonesia. 4. Selama perundingan berlangsung semua aksi militer harus dihentikan dan pihak
Republik akan melakukan pengawasan terhadap pengungsian tawanan Belanda dan interniran lainnya.

26 Febuari 1946: Berdirinya KOWANI

Dalam konferensi yang diselenggarakan di Solo, 24-26 Februari 1946, beberapa organisasi wanita
Indonesia memutuskan untuk mendirikan sebuah badan gabungan yang diberi nama “Badan Kongres
Wanita Indonesia” (Kowani)

3 Maret 1946: Berdirinya Balai Perguruan Tinggi Kebangsaan Gadjah Mada.Untuk pertama kalinya
cikal bakal lahirnya universitas Gadja Mada ini hanya memiliki dua Fakultas. yakni Fakultas Hukum
dan Fakultas Sastra.

23 Maret 1946: Meletusnya peristiwa Bandung Lautan Api

9 April 1946: Lahirnya Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara (TRI-AU). Keputusan
Pemerintah Nomor 6/SD Tahun 1946.

24 April 1946: Pengangkutan Tawanan Perang Sekutu Pertama untuk dipulangkan dari Indonesia

28 April 1946: Penyerahan Tawanan Jepang kepada tentara sekutu

1 Juli 1946: Lahirnya Kepolisian Negara

3 Juli 1946: Peristiwa Tan Malaka

5 Juli 1946: Bank Negara Indonesia (BNI-1946) berdiri

15 Juli 1946: Konferensi Malino

19 Juli 1946: Perubahan Nama TRI-Laut menjadi Angkatan Laut Republik Indoensia

21 Juli 1946: Kunjungan Uturan Pemerintah Australia, R.C. Kirby ke Indonesia.

20 Agustus 1946: Bantuan Beras rakyat Indonesia kepada rakyat India

20 September 1946: Perundingan Gencatan Senjata antara Republik Indonesia dengan pihak Sekutu
dan Belanda

1 Oktober 1946: Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) diedarkan. UU No. 17 Tahun 1946

7 Oktober 1946: Perundingan Indonesia – Belanda

23 Agustus-2 November 1949 - Konferensi Meja Bundar dilangsungkan di Den Haag, Belanda antara
Indonesia dan Belanda sebagai cara untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan.

21 Juli-5 Agustus 1947: Belanda melancarkan agresi militer pertamanya.

12 November 1946

Pembentukan Dewan Kelaskaran Pusat dan Seberang

19 Desember 1948-5 Januari 1949: Belanda melancarkan agresi militer keduanya.

17 Januari 1948: Perjanjian Renville


29 Januari 1950: Jenderal Sudirman meninggal pada usia 34.

27 September 1950: Indonesia menjadi anggota ke-60 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa

1953: Borneo digantinama menjadi Provinsi Kalimantan, kemudian pada 1956 dibagi menjadi
Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.

25 April 1950: Republik Maluku Selatan diproklamirkan di Ambon.

18 April-24 April 1955: Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dilaksanakan di Bandung.

24 Agustus-4 September 1962: Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV

1963-1965: Konfrontasi dengan Malaysia

27 Agustus 1964: Soekarno membentuk Kabinet Dwikora

7 Januari 1965: Indonesia keluar dari keanggotaan PBB

30 September 1965: Gerakan 30 September

13 Desember 1965 Devaluasi Rupiah untuk mengendalikan inflasi

Oktober 1965-Maret 1966: Penumpasan PKI, mengakibatkan kira-kira setengah juta jiwa terbunuh.

24 Februari 1966: Soekarno membentuk Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan atau Kabinet
Dwikora II

11 Maret 1966: Penandatanganan Supersemar

28 Maret 1966: Soekarno membentuk Kabinet Dwikora III

11 Agustus 1966: Indonesia dan Malaysia sepakat memulihkan hubungan diplomatik

28 September 1966: Indonesia kembali bergabung dalam PBB

12 Maret 1967: Soeharto diangkat menjadi Pejabat Presiden Indonesia. Sukarno menjadi tahanan
rumah

27 Maret 1968: Soeharto resmi menjadi Presiden Indonesia.

1969: Papua bergabung dengan Indonesia, setelah dilakukan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)

21 Juni 1970: Soekarno meninggal dunia dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur

1970: Nurcholish Madjid (Cak Nur) mulai menyusun gagasan kontroversionalnya "Islam, Yes; Partai
Islam, No"

3 Juli 1971: Pemilihan Legislatif Indonesia yang kedua kali (pertama kali dibawah Orde Baru)
dilaksanakan. Golkar menang.

1973: Pemerintah menciutkan jumlah partai politik menjadi tiga. PDI (dari partai nasionalis dan
Kristen). PPP (dari partai Islam). Sistem tiga partai didominasi oleh Golkar.

April 1975: Terjadinya perang sipil di Timor Leste

7 Desember 1975: Indonesia melancarkan invasi ke Timor Leste

17 Juli 1976: Timor Leste menyatu dengan Indonesia, menjadi Provinsi Timor Timur
1976: Dimulainya Gerakan Aceh Merdeka

Mei 1980: Petisi 50 yang dicanangkan oleh Presiden Soeharto diterbitkan

1982-1983: Terjadinya penembakan misterius (Petrus) yang menewaskan ribuan orang tersangka
kriminal

1983: Prabowo Subianto menikah dengan Titiek, putri Presiden Soeharto

Desember 1984: Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terpilih menjadi Ketua Nahdlatul Ulama

1985: Pemerintah mewajibkan semua organisasi untuk mengadopsi Pancasila sebagai asas tunggal

1987: Megawati Sukarnoputri menjadi anggota parlemen

1988: Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden untuk kelima kalinya

1989: Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mulai aktif kembali setelah sempat diredam

1992-1993 Pemimpin perlawanan Timor Timur Xanana Gusmao ditangkap oleh Prabowo Subianto
dan diadili serta dihukum

1993: Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden untuk yang keenam kalinya

April 1996: Ibu Tien Soeharto meninggal dunia

27 Juli 1996: Peristiwa penyerangan kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) (Peristiwa 27 Juli)

11 Maret 1998: Soeharto terpilih kembali untuk yang keenam kalinya

12 Mei 1998: empat mahasiswa terbunuh dalam demonstrasi terhadap rezim Soeharto di Universitas
Trisakti

13 Mei-15 Mei 1998: Kerusuhan besar terjadi di Jakarta dan beberapa daerah lainnya yang
mengakibatkan ribuan orang tewas, sejumlah wanita tionghoa diperkosa, dan terjadinya penjarahan di
pusat-pusat perbelanjaan

21 Mei 1998, pukul 09.00 wib: Soeharto mundur, dan Habibie mengambil alih jabatan Presiden

7 Juni 1999: Pemilu pertama dilaksanakan pada era Reformasi.

September 1999: Referendum di Provinsi Timor Timur di bawah naungan PBB dengan hasil empat
per lima memilih berpisah dari Indonesia dibandingkan bersatu dengan Indonesia.

20 Oktober 1999: Gus Dur resmi diangkat menjadi Presiden RI

Februari 2001: Kerusuhan etnis terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah, antara Dayak dan Madura.

23 Juli 2001: Megawati secara resmi menjadi Presiden Indonesia ke-5, menggantikan Gus Dur, yang
diberhentikan MPR.

23 September 2001: sebuah bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta.

20 Mei 2002: Timor Timur resmi merdeka dengan nama Timor Leste.

12 Oktober 2002: Bom Bali

Desember 2002: Pemerintah dan GAM menandatangani kesepakatan damai di Jenewa, Swiss
19 Mei 2003: Pembicaraan damai antara Pemerintah dan GAM gagal, militer Indonesia melancarkan
operasi militer di Aceh.

5 Agustus 2003: Sebuah bom mobil meledak di depan Hotel Mariott di Jakarta

April 2004: Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004

Juli 2004: Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004. Dimenangkan
oleh pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

9 September 2004: Bom Kedubes Australia.

26 November 2004: Gempa bumi Nabire

30 November 2004: Terjadi kecelakan pesawat terbang Lion Air Penerbangan 538 di Solo yang
menewaskan 26 orang. Keamanan penerbangan-penerbangan murah di Indonesia mulai disorot.

26 Desember 2004: Tsunami menghantam Aceh dan menewaskan 160.000 jiwa.

28 Mei 2005: Dua ledakan bom mengguncang Pasar Sentral Tentena, Tentena, Poso, Sulawesi
Tengah, menewaskan sedikitnya 20 orang.

17 Juli 2005: Pemerintah Indonesia mengadakan kesepakatan damai dengan Gerakan Aceh Merdeka.

15 Agustus 2005: Pemerintah Indonesia dan GAM kembali berunding. GAM akhirnya setuju untuk
menyerahkan seluruh senjatanya dan pemerintah Indonesia setuju untuk menarik seluruh tentara
Indonesia, memberikan otonomi, dan pemilihan langsung boleh diselenggarakan. Perjanjian damai
berhasil ditandatangani dan secara resmi mengakhiri gerakan separatis GAM.

31 Agustus 2005: Pemerintah Indonesia membebaskan 200 tahanan GAM, atas ditandatanganinya
persetujuan perdamaian.

5 September 2005: Mandala Airlines Penerbangan 91 mengalami kecelakaan di Medan, Sumatera


Utara, menewaskan sedikitnya 100 orang.

1 Oktober 2005: Bom Bali II

29 Oktober 2005: Tiga siswi SMU di Poso yang sedang berjalan ke sekolah Kristen dipenggal oleh
sekelompok orang tak dikenal.

9 November 2005: Penyergapan Polri di sebuah vila di Kota Batu; menewaskan Dr. Azahari, buronan
teroris dari Malaysia

31 Desember 2005: Bom di Palu menewaskan enam orang.

1 Januari 2006: Banjir bandang menewaskan 63 orang di Jember, Jawa Timur.

6 Januari 2006: Terjadinya Insiden perbatasan Timor-Timur yang kedua kali.

13-15 Februari 2006 : tujuh anggota Bali Nine divonis hukuman seumur hidup dan dua dijatuhi
hukuman mati. Setelah melalui banding dan kasasi akhirnya tujuh dijatuhi hukuman mati dan dua
seumur hidup

27 Mei 2006: Gempa bumi mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya mengakibatkan sedikitnya enam
ribu orang meninggal dunia.

Sejak 27 Mei 2006: Bencana Banjir lumpur panas Lapindo melanda Sidoarjo.

31 Mei - 4 Juni 2006: Indonesia Terbuka 2006 diselenggarakan di Surabaya


30 September 2009: Gempa bumi 7,6 SR mengguncang Sumatera Barat menewaskan sedikitnya
1.117 orang.

14 April 2010: Kerusuhan Koja mengakibatkan sedikitnya tiga tewas dan ratusan luka-luka.

20 Oktober 2009: Susilo Bambang Yudhoyono terpilih kembali sebagai Presiden RI periode 2009-
2014. Didampingi oleh Prof. Dr. Boediono, M.Ec., sebagai wakil Presiden.

22 Oktober 2009: Pelantikan Kabinet Indonesia Bersatu II

1 Mei - 15 Juni 2010: Sensus Penduduk Indonesia 2010, yang merupakan sensus penduduk Indonesia
ke-6 setelah Indonesia merdeka.

26 September - 29 September 2010: Kerusuhan Tarakan, merupakan kerusuhan antar suku yaitu Suku
Tidung sebagai suku asli dan suku pendatang yaitu Suku Bugis

25 Oktober 2010: Gempa bumi dengan kekuatan 7,7 SR yang disertai Tsunami melanda Mentawai
mengakibatkan 286 meninggal dan 252 hilang.

26 Oktober 2010: Gunung Merapi meletus mengakibatkan 28 tewas, termasuk juru kuncinya, yakni
Mbah Maridjan.

28 Januari 2011 Terjadi tabrakan kereta api antara KA Mutiara Selatan dengan KA Kutojaya Selatan
di Stasiun Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat. Dalam peristiwa tersebut setidaknya tiga orang tewas
dan 26 orang lainnya terluka.

28 Januari 2011 Setidaknya 13 orang tewas setelah KMP Teduh Laut II yang mengangkut 438
penumpang dan 31 kru kapal terbakar di 3 mil dari Pelabuhan Merak.

6 Februari 2011 Terjadi penyerangan oleh warga Cikeusik terhadap jemaah Ahmadiyah di Desa
Umbulan, Cikeusik, Pandeglang, Banten. Akibat penyerangan ini, diperkirakan antara tiga atau enam
orang tewas, sementara dua mobil, satu motor, dan satu rumah, hancur diamuk massa.

Februari - Aksi anarkis terjadi kembali. Tiga gereja di Temanggung, Jawa Tengah dibakar massa.

Maret

29 Maret 2011 Seorang nasabah Citibank, Irzen Octa meninggal dunia akibat diduga dibunuh oleh
penagih utang kartu kredit Citibank di kantor Citibank Cabang Menara Jamsostek Jakarta. Irzen
diduga dibunuh lantaran protes terhadap tagihan kartu kreditnya.

2 April 2011 Sebuah dana nasabah bank swasta Citibank dibobol oleh Senior Relationship Manager
Citibank N.A Malinda Dee. Kasus tersebut, entah sengaja entah tidak, awalnya ditutup-tutupi oleh
Polri. Pun Citibank lebih banyak tutup mulut soal Melinda yang mereka sebut "eks-karyawan"
Citibank itu.

15 April 2011Sebuah bom meledak di Masjid Mapolersta Cirebon ketika akan diadakan Shalat Jumat.
Peristiwa ini mengakibatkan seorang pelaku tewas dan 25 orang luka-luka.

21 April 2011 Sebuah bom di jalur pipa gas di Christ Cathedral, Serpong, Tangerang berhasil
digagalkan oleh polisi.

22 April 2011 Seorang juru kamera Global TV ditangkap polisi Jumat 22 April 2011 pagi di kawasan
Jakarta Selatan ditangkap karena diduga meliput secara langsung aksi teroris tersebut.

25 Mei 2011 3 orang polisi tewas akibat ditembak oleh sekawanan perampok di Kantor BCA Jalan
Emisaelan Palu.

18 Oktober 2011: Perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II


11 November 2011: Pembukaan SEA Games 2011

Mei 2012 Pesawat sukhoi super jet-100 buatan rusia menbrak gunung salak, jawa barat saat
melakukan uji coba ke-2. Semua penumpang tidak ada yang selamat termasuk juga pilot dan
kopilotnya.
b. Sejarah Indonesia berdasarkan pendekatan teoritis
Proses terbentuknya negara-bangsa Indonesia secara teoritis dilukiskan sebagaimana dalam keempat
alinea Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:

1. Terjadinya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi tetapi adanya pengakuan akan hak
setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa Indonesia memiliki tekad kuat untuk
menghapus segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa atas bangsa yang lain. Inilah
sumber motifasi perjuangan. (alinea I pembukaan UUD 1945)
2. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan dan menghasilkan proklamasi. Jadi
dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara . Negara yang kita cita-citakan adalah
menuju pada keadaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. (alinea II
pembukaan UUD 1945)
3. Terjadinya bangsa Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa Indonesia. Disamping
itu adalah kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa
Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya motivasi spiritual. (alinea III
pembukaan UUD 1945)
4. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi tujuan negara,
bentuk negara, system pemerintahan negara, UUD negara dan dasar negara. Dengan demikian
semakin sempurna proses terjadinya negara Indonesia. (alinea IV pembukaan UUD 1945)

c. Sejarah Imdonesia berdasarkan pendekatan factual(fakta sejarah)


Proklamasi(Proclamation)
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang
makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir.
Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni
mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya,
17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo,
Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan
pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera
Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh
Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

ISI TEKS PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai
pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang
sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-05

Wakil-wakil bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta

Naskah baru setelah mengalami perubahan


Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:

 Kata tempoh diubah menjadi tempo


 Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia
 Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun '05
 Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta
 Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal

Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:


Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta

*Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.

Naskah Ontentik

Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh
pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-'05

Wakil-wakil bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai