Anda di halaman 1dari 7

Tokoh dan Peninggalan

Kerajaan Hindu, Budha dan Islam

Nama : Aviza Oktaprianthi


Kelas : IV – C
A. Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Hindu

Ken Arok
Ken Arok adalah pendiri kerajaan Singasari. Beliau juga
menjadi cikal bakal raja-raja Majapahit. Mula-mula Ken Arok
mengabdi kepada Awuku Tunggul Ametung di Tumapel.
Tumapel termasuk wilayah kerajaan Kediri. Ken Arok jatuh
cinta kepada Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Ken Arok
membunuh Tunggul Ametung. Kemudian ia memperistri Ken
Dedes dan menjadi penguasa di Tumapel. Waktu itu di
Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan kaum
Brahmana. Kaum Brahmana melarikan diri ke Tumapel dan
mendapatkan perlindungan dari Ken Arok. Kemudian, para
brahmana menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel
pada tahun 1222. Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri
Ranggah Rajasa Amurwabhumi. Nama kerajaannya adalah
Singasari. Berita pendirian Kerajaan Singasari membuat raja
Kediri Kertajaya (Dandang Gendis) marah. Kertajaya memimpin pasukan yang besar jumlahnya
dari Kediri untuk menyerang Singasari. Terjadilah pertempuran besar antara Kerajaan Kediri
melawan Singasari di desa Ganter. Ken Arok berhasil memenangkan pertempuran. Sejak saat itu,
wilayah Kerajaan Kediri dikuasai oleh Singasari. Ken Arok tidak lama memerintah Singasari. Pada
tahun 1227 beliau dibunuh oleh suruhan Anusapati, anak tirinya.

Gajah Mada
Gajah Mada adalah patih mangkubumi (maha patih) Kerajaan
Majapahit. Namanya mulai dikenal setelah beliau berhasil
memadamkan pemberontakan Kuti. Gajah Mada muncul sebagai
seorang pemuka kerajaan sejak masa pemerintahan Jayanegara
(1309-1328). Kariernya dimulai dengan menjadi anggota
pasukan pengawal raja (Bahanyangkari). Mula-mula, beliau
menjadi Bekel Bahanyangkari (setingkat komandan pasukan).
Kariernya terus menanjak pada masa Kerajaan Majapahit dilanda
beberapa pemberontakan, seperti pemberontakan Ragga Lawe
(1309), Lembu Sura (1311), Nambi (1316), dan Kuti (1319).
Pada tahun 1328 Raja Jayanegara wafat. Beliau digantikan oleh
Tribhuanatunggadewi. Sadeng melakukan pemberontakan.
Pemberontakan Sadeng dapat ditumpas oleh pasukan Gajah
Mada. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Maha Patih
Majapahit pada tahun 1334. Pada upacara pengangkatannya, beliau bersumpah untuk menaklukkan
seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah itu dikenal dengan Sumpah Palapa.
Gajah Mada tetap menjadi Patih mangkubumi ketika Hayam Wuruk naik tahta. Beliau
mendampingi Hayam Wuruk menjalankan pemerintahan. Pada masa inilah Majapahit mengalami
masa Kejayaan. Wilayah Majapahit meliputi hampir seluruh Jawa, sebagian besar Pulau Sumatera,
Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur hingga Papua.
B. Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Budha

Balaputradewa
Balaputradewa adalah raja Sriwijaya yang memerintah sekitar abad
ke-9 atau ke-10 Masehi. Beliau berasal dari keluarga Syailendra,
yang berkuasa di Pulau Jawa mulai sekitar tahun 750. Ayah
Balaputradewa bernama Samaragrawira dan ibunya bernama Tara.
Balaputradewa kemudian bergelar Sri Wirawairimathana. Pada
zaman pemerintahan Balaputradewa, Sriwijaya menjalin hubungan
dagang dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Semenanjung Malaya,
dan Cina. Karena itu, nama Balaputradewa juga dikenal di negeri
lain. Di daerah Nalanda, India, nama Balaputradewa terpahat pada
prasasti di antara puing suatu wihara kuno. Di situ tercantum
Suwarnadwipa, sebutan lain bagi Pulau Sumatra atau Kerajaan
Sriwijaya.

Kertanegara
Kertanegara adalah raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Beliau
adalah cicit Ken Arok. Kertanegara memerintah tahun 1268-1292.
Kertanegara bergelar Maharajadhiraja Sri Kertanegara Wikrama
Dharmottunggadewa. Kertanegara adalah raja yang sangat terkenal
baik dalam bidang politik maupun keagamaan. Dalam bidang politik,
Jayanegara dikenal sebagai raja yangmenguasai ilmu ketatanegaraan
dan mempunyai gagasan memperluas wilayah kerajaannya.
Kertanegara menganut agama Buddha Tantrayana.
Tahun 1275 Kertanegara mengirim pasukan untuk menaklukkan
Kerajaan Sriwijaya. Pengiriman pasukan itu dikenal dengan
ekspedisi Pamalayu. Ketika Kertanegara memerintah, Kerajaan
Singasari sempat menguasai Sumatera, Bakulapura (Kalimantan
Barat), Jawa Barat (Sunda), Madura, Bali, dan Gurun (bagian
Indonesia Timur).
Pemerintahan Kertanegara berakhir ketika diserang oleh Jayakatwang dari Gelang-gelang. Setelah
Kertanegara gugur, seluruh kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang.

C. Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Islam

Sultan Malik Al-Saleh


Sultan Malik Al-Saleh adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan
Samudera Pasai. Sebelum menjadi raja beliau bergelar Merah Sile atau
Merah Selu. Beliau adalah putera Merah Gajah. Diceritakan Merah Selu
mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Akhirnya, beliau berhasil
diangkat menjadi raja di suatu daerah, yaitu Samudra Pasai.
Merah Selu masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang Syarif Mekah. Setelah
masuk Islam, Merah Selu diberi gelar Sultan Malik Al-Saleh atau Sultan Malikus Saleh. Sultan
Malik Al-Saleh wafat pada tahun 1297 M.

Sultan Iskandar Muda (1606-1637)


Sultan Iskandar Muda adalah sultan Aceh yang ke-12. Beliau
memerintah tahun 1606-1637. Pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda, Aceh mengalami puncak kemakmuran dan
kejayaan. Aceh memperluas wilayahnya ke selatan dan
memperoleh kemajuan ekonomi melalui perdagangan di pesisir
Sumatera Barat sampai Indrapura. Aceh meneruskan perlawanan
terhadap Portugis dan Johor untuk merebut Selat Malaka.
Sultan Iskandar Muda menaruh perhatian dalam bidang agama.
Beliau mendirikan sebuah masjid yang megah, yaitu Masjid
Baiturrahman. Beliau juga mendirikan pusat pendidikan Islam
atau dayah. Pada masa inilah, di Aceh hidup seorang ulama yang
sangat terkenal, yaitu Hamzah Fansuri.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, disusun sistem
perundang-undangan yang disebut Adat Mahkota Alam. Sultan Iskandar Muda juga menerapkan
hukum Islam dengan tegas. Bahkan beliau menghukum rajam puteranya sendiri. Ketika dicegah
melakukan hal tersebut, beliau mengatakan, “Mati anak ada makamnya, mati hukum ke mana lagi
akan dicari keadilan.” Setelah beliau wafat, Aceh mengalami kemunduran.

Benda Peninggalan Bersejarah pada Masa Hindu Budha


 
1. Candi
Candi umumnya terbuat dari batu maupun
batu bata, sehingga bisa bertahan sampai
sekarang. Candi erat hubungannya dengan
keagamaan sehingga bersifat suci. Fungsi
bangunan candi bagi umat Hindu adalah
untuk memuliakan orang yang telah wafat
khususnya raja-raja dan orang-orang
terkemuka. Bagi umat Hindu di Indonesia,
fungsi candi adalah untuk pemujaan terhadap
roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Candi yang bercorak
Buddha fungsinya untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa.
Bangunan candi merupakan salah satu sumber sejarah. Bangunan candi merupakan bukti
peninggalan kerajaan tertentu. Misalnya sumber sejarah yang menjadi bukti peninggalan kerajaan
Mataram Kuno seperti candi-candi pegunungan Dieng dan Candi Gedung Songo, yang terletak di
Jawa Tengah bagian utara. Di Jawa Tengah bagian selatan juga ditemukan candi antara lain Candi
Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, dan Candi Sambi Sari.
2. Prasasti

Prasasti disebut juga batu bertulis, karena prasasti terbuat


dari batu. Prasasti biasanya dibangun untuk mengenang
suatu peristiwa penting yang telah terjadi. Dari prasasti
inilah kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang
pernah terjadi pada masa lalu. Prasasti tertua yang
ditemukan di Indonesia berasal dari abad ke-5, yaitu
peninggalan Raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai dan
peninggalan Raja Purnawarman dari Kerajaan
Tarumanegara. Isi prasasti sebagian besar mengagungkan
keperkasaan raja. Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi
sungai Ciaruteun, di dekat muara sungai Cisadane Bogor.
Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta yang terdiri atas 4 baris syair. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta
sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Raja Purnawarman merupakan salah seorang raja dari
Kerajaan Mataram Kuno.

3. Arca
Arca atau patung biasanya terdapat dalam sebuah candi. Arca menjadi
simbol telah bersatunya raja dengan dewa penitisnya. Patung dewa-dewa
agama Hindu di antaranya Dewa Siwa, Dewa Wisnu, dan Dewa Brahma.
Ketiga dewa tersebut biasanya disebut Trimurti. Di dalam agama Budha
dikenal adanya Arca Buddha. Arca Buddha biasanya sangat sederhana,
tanpa hiasan, hanya memakai jubah.

4. Karya Sastra
Peninggalan bersejarah yang lain adalah karya
sastra. Keberadaan Kerajaan Kediri diketahui
dari hasil karya berupa kitab sastra. Hasil karya
sastra tersebut adalah Kitab Kakawin
Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh yang menceritakan tentang
kemenangan Kediri/Panjalu atas Jenggala.
Keberadaan Kerajaan Singasari dibuktikan
melalui kitab sastra peninggalan zaman
Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca. Karya sastra tersebut
menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singasari. Selain itu, ada Kitab Pararaton yang
menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian besaradalah
mitos atau dongeng, tetapi dari Kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui.

B. Benda Peninggalan Bersejarah pada Masa Islam


Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah
pedalaman. Agama Islam disebarluaskan oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam.
Perkembangan agama Islam diiringi dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Kerajaan-kerajaan tersebut meninggalkan berbagai peninggalan sejarah.

1. Masjid
Masjid merupakan bangunan yang digunakan oleh
umat Islam untuk beribadah. Setelah masuknya agama
Islam di Indonesia, bangunan masjid banyak didirikan
di Indonesia. Masjid-masjid kuno di Indonesia
memiliki ciri sebagai berikut.
 Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang
bersusun semakin ke atas semakin kecil dan tingkatan
paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil
misalnya 1, 3, atau 5. Biasanya ditambah dengan
kemuncak untuk memberi tekanan akan
keruncingannya yang disebut Mustaka.
 Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar Indonesia
atau yang ada sekarang. Masjid kuno biasanya dilengkapi dengan kentongan atau bedug untuk
menyerukan azan atau panggilan salat.
 Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan didirikan di
tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.
Contoh masjid kuno adalah Masjid Agung Demak, Masjid Gunung Jati di Cirebon, dan Masjid
Kudus.

2. Makam

Makam merupakan tempat dikuburkannya orang yang telah


meninggal dunia. Bagi umat beragama Islam, orang yang telah
meninggal harus segera dikubur. Ciri-ciri makam kuno yang
ada di Indonesia antara lain:
 Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-
tempat yang keramat.
 Makam terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan
jirat atau kijing, nisannya juga terbuat dari batu.
 Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang
disebut dengan cungkup atau kubba.
 Makam dilengkapi dengan tembok atau gapura yang
menghubungkan antara makam dengan makam lain atau
kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura tersebut ada
yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk candi bentar (tidak
beratap dan tidak berpintu).
 Di dekat makam biasanya dibangun masjid. Sehingga disebut masjid makam dan biasanya
makam tersebut adalah makam para wali atau raja.

Anda mungkin juga menyukai