Gambyong merupakan salah satu bentuk tarian Jawa klasik yang berasal-mula dari wilayah Surakarta dan biasanya dibawakan untuk pertunjukan atau menyambut tamu. Gambyong bukanlah satu tarian saja melainkan terdiri dari bermacam-macam koreografi, yang paling dikenal adalah Tari Gambyong Pareanom (dengan beberapa variasi) dan Tari Gambyong Pangkur (dengan beberapa variasi). Meskipun banyak macamnya, tarian ini memiliki dasar gerakan yang sama, yaitu gerakan tarian tayub/tlèdhèk. Pada dasarnya, gambyong dicipta untuk penari tunggal, namun sekarang lebih sering dibawakan oleh beberapa penari dengan menambahkan unsur blocking panggung sehingga melibatkan garis dan gerak yang serba besar.
SEJARAH TARI GAMBYONG
Serat Centhini, kitab yang ditulis pada masa pemerintahan Pakubuwana IV (1788-1820) dan Pakubuwana V (1820-1823), telah menyebut adanya gambyong sebagai tarian tlèdhèk. Selanjutnya, salah seorang penata tari pada masa pemerintaha Pakubuwana IX (1861-1893) bernama K.R.M.T. Wreksadiningrat menggarap tarian rakyat ini agar pantas dipertunjukkan di kalangan para bangsawan atau priyayi. Tarian rakyat yang telah diperhalus ini menjadi populer dan menurut Nyi Bei Mardusari, seniwati yang juga selir Sri Mangkunegara VII (1916-1944), gambyong biasa ditampilkan pada masa itu di hadapan para tamu di lingkungan Istana Mangkunegaran. Perubahan penting terjadi ketika pada tahun 1950, Nyi Bei Mintoraras, seorang pelatih tari dari Istana Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VIII, membuat versi gambyong yang "dibakukan", yang dikenal sebagai Gambyong Pareanom. Koreografi ini dipertunjukkan pertama kali pada upacara pernikahan Gusti Nurul, saudara perempuan MN VIII, di tahun 1951. Tarian ini disukai oleh masyarakat sehingga memunculkan versi-versi lain yang dikembangkan untuk konsumsi masyarakat luas. 2. TARI REOG (JAWA TIMUR)
PENGERTIAN TARI REOG
Reog Ponorogo merupakan salah satu kesenian tradisional Jawa Timur. Salah satu seni pertunjukkan yang kentalm dengan hal-hal yang berbau mistis dan juga ilmu kebatinan yang diketahui berasal dari Kabupaten Ponorogo. Oleh karena itu lebih populer dengan sebutan Reog Ponorogo. Identitas dari reog pun sangat melekat dengan kabupaten yang berbetasan langsung dengan Jawa Tengah ini. Selain telah mendapatkan julukan Kota Reog atau Bumi Reog, pernak-pernik dari reoh pun banyak dijumpai, termasuk di gerbang pintu masuk Ponorogo. Sebetulnya, selain di daerah Ponorogo, istilah dari Reog juga dapat mewakili nama dari kesenian yang berada di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di daerah Jawa Barat, reog merupakan nama dari kesenian tradisional Sunda yang dibawakan oleh empat orang dengan memainkan gendang. Adapun di daerah Jawa Tengah ada sebuah kesenian reog yang berasal dari Kabupaten Brebes yang dapat dimainkan oleh dua orang bertopeng. Sayangnya seni reoh yang ada di kedua provinsi ini sudah menjadi pertunjukan yang sulit untuk dijumpai karena jarangnya permintaan tampil. SEJARAH TARI REOG Terdapat beberapa versi yang berkembang tentang sejarah seni reog di daerah Jawa Timur. Cerita populer yang telah melatarbelakangi Reog Ponorogo merupakan cerita Tentang Pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi atau Raja Majapahit ke-15.Selain itu disebabkan juga oleh kuatnya pengaruh istri raja yang berasal dari daerah Tiongkok, pemberontakan ini juga dipicu oleh pemerintahan yang korup.Ki Ageng Kutu kemudian meninggalkan Majapahit dan mendirikan sebuah Perguruan yang mengajarkan seni bela diri kepada kaum muda termasuk juga Ilmu Kekebalan Diri dan juga Ilmu Kesempurnaan.Karena sadar pasukannya terlalu sedikit jika harus melawan beberapa pasukan kerajaan, maka pesan politis dari Ki Ageng Kutu ini disampaikan melalui seni Reog. Secara tidak langsung, pertunjukan seni reog tercipta sebagai “sindiran” kepada Raja Kertabhumi.Pagelaran dari Reog menjadi cara dari Ki Ageng Kutu untuk membangun perlawanan masyarakat lokal memakai kepopuleran Reog. Topeng Singa Barong ini dapat disimbolkan sebagai Raja Kerabhumi.Sedangkan di atas topeng ini sudah ditancapkan kipas raksasa. Kipas ini yang terbuat dari bulu-bulu merak sebagai salah satu simbol kuatnya pengaruh cina terhadap raja Majapahit.Adapun Jathilan oleh para penari gemblak yang mengisyaratkan kekuatan pasukan kerajaan, sebagai perbandingan kontras dengan warok. Dalam hal ini, warok yang berada di balik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu.Warok sudah menjadi pengambaran tentang perjuangan seorang diri Ki Ageng Kutu tersebut. Dapat digambarkan bahwa ia menopang berat topeng singa barong yang beratnya dapat mencapai lebih dari 50 kg, hanya dengan memakai giginya.Seiring dengan berjalannya waktu, kesenian Reog oleh Ki Ageng Kutu ini pun semakin populer. Hal ini disebabkan karena Raja Kertabhumi menyerang perguruan Ki Ageng Kutu sampai pemberontakkan dapat diatasinya.Meskipun perguruannya telah dilarang untuk mengajar tentang warok, murid-murid dari Ki Ageng Kutu tetap saja melanjutkannya secara diam-diam. Adapun beberapa kesenian reog ini sendiri masih boleh untuk dipentaskan karena sudha menjadi salah satu pertunjukn populer di masyarakat.Reog ini boleh saja ditampilkam namun dengan jalan cerita yang mempunyai alur baru.di dalam pementasannya ditampilkan beberapa karakter dari cerita rakyat Ponorogo yakni Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.Pada saat ini alur cerita resmi dari Reog Ponorogo yaitu cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat untuk melamar putri Kediri Dewi Ragil Kuning. Disebuah tengah perjalanan ia dicegat atau dihadang oleh Raja Singabarong dari Kediri yang berpasukan merak dan singa.Dari pihak Kerajaan Ponorogo ada Raja Kelono yang wakilnya Bujang Anom. Keduanya tersebut dikawal oleh warok seorang pria yang berpakaian hitam- hitam dalam tariannya. Menariknya, warok yang dimaksud tersebut mempunyai ilmu hitam yang sangat mematikan.Seluruh tarian yang ada di dalam Reog Ponorogo adalah tarian perang antara kerajaan Kediri dan kerajaan Ponorogo. Kedua kerajaan tersebut saling beradu ilmu hitam. Pada umumnya pada penari dalam keadaan “kerasukan” saat mementaskan tariannya. 3. TARI JAIPONG (JAWA BARAT)
PENGERTIAN TARI JAIPONG
Tari Jaipong atau Jaipongan merupakan salah satu tari daerah yang sangat terkenal dan tidak asing lagi bagi kita. Tarian ini merupakan jenis tarian tradisional yang berasal dari daerah Bandung, Jawa Barat.Tari Jaipong adalah salah satu tarian yang lahir dari budaya Sunda. Tarian ini diciptakan oleh Gugum Gumbira dan juga Haji Suanda. Gerakan-gerakan dari tarian Jaipong yaitu gabungan dari beberapa kesenian tradisional misalnya Wayang Golek, Pencak Silat, dan juga Ketuk Tilu.Karakter dari tarian ini sangat enerjik dan unik. Di dalam setiap pementasannya akan diiringi oleh musik tradisional bernama degung.Selain enerjik, tarian ini juga dapat dilakukan dalam suasana ceria dan humoris sehingga sangat menghibur para penonton. Bahkan tidak jarang para penikmat dari jaipongan akan tertawa karena terbawa oleh suasana. Tari ini sangat unik yang berasal dari Jawa Barat ini sampai sekarang masih tetap lestari dan mudah untuk dipelajari. SEJARAH TARI JAIPONG Haji Suanda merupakan seniman berbakat yang berasl dari daerah Karawang. Beliau mempunyai bakat yang luar biasa dan memiliki kemampuan menguasai beberapa jenis kesenian tradisional dari berbagai daerah, khususnya di daerah karawang. Beberapa jenis seni daerah yang beliau kuasai yaitu Ketuk Tilu, Wayang Golek, Topeng Benjet, dan juga Pencak Silat.Pada tahun 1976, Haji Suanda melakukan sebuah inovasi dengan mencampurkan beberapa gerakan kesenian yang beliau beliau kuasai, terutama yaitu kesenian Pencak Silat, Ketuk Tilu dan Wayang Golek.Hasil dari penggabungan ini kemudian lahirlah sebuah karya seni unik yang banyak disukai oleh masyarakat, dimana pada saat itu pertunjukan yang beliau gelas belum diberi nama tari Jaipong.Sebagai pengiring dari pementasan tersebut, dikenakan alat musik misalnya Gendang, Degung, Gong, dan juga alat musik ketuk lainnya, sehingga dapat membuat musik pengiring dari tarian ini sangat unik dan enerjik.Di dalam setiap pertunjukannya juga diiringi oleh nyanyian dari seorang yang disebut dengan sinden. Kemudian kesenian ini menarik minat Gugum Gumbira, seorang seniman Sunda sampai beliau mempelajarinya.Ketika Gugum Gumbira sudah menguasai tarian ini, kemudian beliau mengemas ulang gerakan-gerakan pada tarian tersebut sehingga tercipta tari Jaipong. Pada saat itu pula tarian ini mulai langsung diperkenalkan kepada masyarakat Bandung.Tarian ini telah mengalami perkembangan pesat pada tahun 1979. Perkembangan ini meliputi pementasan dan juga properti yang dikenakan oleh seorang penarinya.Kondisi ini telah menjadikan tari Jaipongan banyak dikenal hampir diseluruh wilayah Jawa Barat, misalnya Cianjut, Sukabumi bahkan di daerah Bogor. Bahkan masyarakat diluar Jawa Barat pun mulai mengenalnya. 4. TARI SAMAN (ACEH)
PENGERTIAN TARI SAMAN
Pada zaman dahulu, Tari Saman adalah salah satu media dakwah. Sebelum tari ini dipertunjukkan, para pemuka adat akan memberikan nasehat kepada para pemain dan juga penontonnya.Selain itu, pertunjukan tarian ini juga sangat kental dengan syair petuah dan dakwah yang dilantunkan memakai bahasa Arab dan Gayo.Pada awal kehadirannya, tari Saman adalah salah satu tarian sakral yang hanya boleh dipertontonkan pada saat peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.Sekarang, tarian sudah menjadi tarian resmi yang biasanya menandai penyambutan tamu-tamu terhormat antara kabupaten maupun tamu-tamu Negara pada pembukaan festival maupun seremonial kenegaraan lainnya.Tarian ini bisa jadi hanya dapat menyajikan keindahan gerakan tanpa serta meriahnya tepuk tangan para penari sembari mereka memukul dada dan pangkal paha dengan gerakan menghempaskan badan ke bagian arah tanpa iringan musik.Umumnya, tarian ini terdiri dari belasan atau puluhan penari laki-laki, dengan seorang pemimpin yang mengarahkan gerakan itu yang biasa disebut dengan Syeikh. Seorang syeikh selain mejadi seorang koreografer ia juga bertugan untuk menyanyikan syair lagu Saman. Di dalam pertunjukkan ini, seorang syeikh berperan penting untuk menjaga harmonisasi gerakan diantara para penarinya itu. SEJARAH TARI SAMAN Tari Saman merupakan jenis tarian yang memerlukan gerakan kerjasama antar tim. Selain gerakannya yang unik, tarian inijuga sudah menjadi media penyampaian nasihan, pesan dan juga dakwah kepada masyarakat.Banyak pesan dan juga makna filosofis yang dapat diambil dari tarian ini, seperti tentang ilmu agama, pendidikan, sopan santun, kepahlawanan, kebersamaan, dan yang paling penting kekompakan.Sebelum tarian ini dimulai, para pemuka adat yang mewakili masyarakat setempat akan menuturkan nasihan yang berguna dan juga bermanfaat untuk para penari dan seluruh penonton. Pemain tari saman ini terdiri dari pria dan wanita muda dengan menggunakan pakaian adat Aceh.Meskipun mempunyai gerakan yang sederhana, namun oleh masyarakat luar negeri tarian ini bahkan lebih populer jika dibandingkan dengan tari kecak dan tari pendet. Beberapa gerakan dasar tari saman yaitu antara lain tepuk tangan, gerak guncang, kirep, lingang, dan juga saring-saring. Gerakan sederhana dengan tempo cepat tersebutlah yang menjadi karakteristik dari tarian ini.Tari saman ini terkenal akan keseragam dan juga keserasian gerakan pada saat ditampilkan. Para penari harus berkonsentrasi dan melewati latihan demi latihan agar terlihat kompak dan tidak melakukan kesalahan. 5. TARI PENDET (BALI)
PENGERIAN TARI PENDET
Bagi seorang wisatawan Mancanegara, bali merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia. Pulau Dewata ini memiliki panorama alam yang memukau dan keanekaragaman budaya, termasuk dari segi seni tari.Salah satu kesenian tari yang berasal dari daerah Bali yaitu Tari Pendet. Tarian ini tidak kalah terkenal dengan tarian tradisional Bali lainnya, misalnya Tari Kecak maupun Tari Barong.Tari Pendet adalah tarian dengan gerakan yang indah dan juga menjadi salah satu wisata budaya kebanggaan Indonesia. Bahkan karena keunikannya tersebut, Negara tetangga Malaysia sempat melaksanakan klaim secara sepihak. Oleh karena itu, sebagai para generasi penerus bangsa sudah sepatutnya kita menjaga dan juga melestarikan kekayaan nusantara ini. SEJARAH TARI PENDET Dari berbagai jenis tari daerah yang berasal tari daerah Bali, tari pendet adalah jenis tarian tertua di Pulau Dewata. Tarian ini telah diperkirakan ada sejak tahun 1950.Pada awalnya tarian pendet merupakan tari sembahan yang dilakukan di pura-pura umat Hindu sebagai bentuk ucapan selamat datang atas turunnya dewa ke bumi. Tarian pendet ini adalah hasil ubahan maestro seni tari Bali yang bernama I Wayan Rindi. Wayan rindi merupakan salah satu seniman tari yang mempunyai penguasaan gerak tari yang luar biasa. Oleh sebab itu, perkembangan dan juga sebaran dari tarian ini adalah jasa Beliau.Gerakan tari ini diambil dari pakem-pakem gerakan tari pendet dewa atau tari pendet asli yang ditujukan untuk sebuah persembahan. Tanpa menghilangkan nilai religi, sakra, dan juga keindahannya. Wayan Rindi bersama dengan rekannya yang bernama Ni Ketut Reneng telah berhasil memasukkan unsur tarian pendet dewa ke dalam tari pendet yang kita kenal sampai sekarang ini.Sehingga dengan seiring perkembangan zaman turut pula untuk merubah fungsi asli dari tari pendet tersebut. Sekarang tarian ini juga dikenakan sebagai sarana pertunjukan dan juga tarian upacara selamat datang. Seperti ketika dipentaskan pertama kali pada tahun 1960 di dalam ajang Asean Games. Pada saat itu tarian ini digelas saat acara pembukaan Asean Games oleh presiden Soekarno. 6. TARI PIRING (SUMATRA BARAT)
PENGERTIAN TARI PIRING
Tari piring ini sendiri berasal dari daerah Solok, Minangkabau. Tarian ini menggambarkan kehidupan para petani yang sedang bercocok tanam sampai kegiatan pada saat musim panen tiba. Salah satu alat atau properti utama yang digunakan untuk menarikan tarian ini yaitu piring.Para penari tersebut menggenggam piring di telapak tangan, kemudian piring diayun- ayunkan dengan cepat. Di akhir pertunjukan anda akan dapat menjumpai aksi piring dilontarkan ke udata, kemudian pecahan piring-piring tersebut diinjak-injak oleh para penari tanpa menimbulkan luka pada telapak kaki mereka.
SEJARAH TARI PIRING
Pada zaman dahulu, masyarakat Minangkabau ini mempunyai anggapan menarik tentang keberadaan benda bernama piring. Hal ini dapat menimbulkan rasa penasaran di dalam diri masyarakat terhadapat piring tersebut yang dinilai mempunyai keunikan.Pada saat itu, piring tidak hanya dikenakan sebagai alat makan saja melainkan mempunyai fungsi sebagai salah satu alat kesenian. Salah satu contohnya yaitu sebagai alat untuk menampilkan tari piring tersebut.Awal mulanya yaitu piring-piring yang dikenakan dalam tarian ini didatangkan langsung dari Cina. Hal ini dapat dikarenakan piring-piring porselen yang berasal dari Cina memiliki nilai estetis yang sangat tinggi, sehingga cocok untuk dikenakan sebagai alat atau properti untuk menari. 7. TARI TOR TOR (SUMATRA UTARA)
PENGERTIAN TARI TOR TOR
Tari Tor Tor merupakan salah satu tarian perayaan yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Asal tarian ini yaitu dari daerah Batak Toba, Sumatera Utara. Berdasarkan sejarah, tarian ini awaknya adalah tari ritual dan juga sakral yang telah dipentaskan pada upacara kematian, kesembuhan, dan sebagainya.Seiring dengan perkembangan zaman dan kemudian masuknya budaya Hindu-Budha, maka tarian ini telah memperoleh pengaruh dan berkembang tidak hanya sebagai tarian upacara. Tari Tor Tor lalu digelar sebagai media hiburan dan tontonan warga Batak. Selain itu, busana tradisional yang digunakan penari ini juga berubah dan mengalami modifikasi agar lebih menarik.Pada saat menarikan tarian ini, para penari akan diiringi oleh musik gondang. Musik ini akan dapat menghasilkan suara hentakan kaki penari diatas panggung.Tarian tor tor merupakan salah satu tari daerah Batak yang mengandung arti komunikasi. Selain itu, tarian ini juga memiliki 3 pesan spiritual, yakni pesan kepada Tuhan. SEJARAH TARI TOR-TOR Tarian ini telah diperkirakan sudah ada sejak zaman Batak purba. Pada masa itu, tarian tor tor telah dijadikan sebagai tari persembahan bagi roh leluhur. Nama tarian ini berasal dari kata tor tor, yakni bunyi hentakan kaki penari di pantai papan rumah adat Batak.Ada beberapa pendapat dari seorang praktisi dan juga pencinta tari tor tor yang bernama Togarma Naibaho, Beliau memberikan pendapa bahwa tujuan dari tarian ini awalnya yaitu untuk upacara kematian, panen, hiburan atau pesta muda-mudi, dan juga sebagai penyembuhan.Selain itu, sebelum melakukan tarian harus melalui ritual tertentu. Sampai saat ini belum ada literature ilmiah yang muncul yang menjelaskan sejarah tari tor tor dan gondang Sembilan yang mengirinya.Akan tetapi menurut Edi Setyawat, Guru Besar tari dari Universitar Indonesia, sudah ada beberapa catatan dari zaman kolonial yang telah mendeskripsikan perjalanan tarian tor tor ini.Meskipun berasal dari Batak, ternyata jika dapat kita telusuri tarian ini mendapat pengaruh dari India, bahkan lebih jauh lagi tarian ini mempunyai kaitan dengan budaya Babilonia.Ada juga pendapat yang memperkirakan jika tari tor tor ada sejak abad ke013 Masehi dan sudah menjadi bagian dari kebudayaan Batak. Pendapat ini sudah disampaikan oleh mantan anggotan anjungan Sumatara Utara pada periode 1973 sampai 2010 sekaligus pakar tari tor tor tersebut.Perkembangan awal tarian ini dulunya hanya berada di kehidupan masyarakat Batak pada kawasan Samosir, Toba dan sebagian kawasan Humbang. Dalam praktiknya, tarian tor tor juga telah melibatkan beberapa patung batu yang telah dimasuki oleh roh dan patung tersebut akan “menari”.Kemudian tari tor tor mengalami sebuah transformasi seiring masuknya agama Kristen di kawasan Silindung. Pada saat itu, budaya tor tor lebih dikenal sebagai kesenian nyanyian dan tari modern.Tarian tor tor di pahaee ini dikenal dengan tarian gembiran dan juga lagu berpantun yang disebut dengan tumba atau pahae do mula ni tumba. Dari sinilah tari tor tor tidak lagi berkaitan dengan roh dan juga unsur gaib lainnya, akan tetapi menjadi perangkat kebudayaan yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Batak. 8. TARI TANGGAI (SUMATRA SELATAN)
PENGERTIAN TARI TANGGAI
Tari tanggai merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari banyaknya kesenian tari di Indonesia, yaitu dari kota Palembang, Sumatera Selatan. Tarian ini umumnya dipentaskan untuk menyambut para tamu yang sudah hadir memenuhi para undangan.Tarian ini sendiri sudah menggambarkan keramahan dan juga rasa hormat para penduduk Palembang atas kedatangan sang tamu tersebut. Di dalam gerakan tarian ini telah mengandung sebuah makna tersembunyi yaitu ucapan selamat datang dari orang yang sudah mengadakan upacara kepada para tamu.Tarian ini merupakan hasil kombinasi antara seni musik tradisional dan juga gerakan yang lemah lembut dengan busana khas daerah. Sehingga dapat membuat para penarinya terlihat lebih cantik pada saat pementasan.Gerakan yang luwes dan juga kelentikan jemari para penari yang dapat menggambarkan betapa tulusnya tuan rumah dalam memberikan penghormatan kepada para tamunya.Keserasian dari lagu pengiring yang berjudul “enam bersaudara” ini dengan dikombinasikan gerakan gemulai para penari menggambarkan kehangatan kehidupan para masyarakat Palembang.Pemberian nama tari tanggai ini dapat disebabkan oleh para penari yang membawakan tarian ini semuanya memakai tanggai yang dipasangkan di delapan jari kecuali pada jari jempol.Tanggai sendiri merupakan benda yang terbuat dari perak atau kuningan yang selanjutnya dipasangkan pada ujung jari tangan.Keindahan dan juga kekuatan dari tari tanggai ini terletak pada tanggai atau kuku palsu yang dikenakan oleh para penarinya.Tarian tanggai ini mempunyai fungsi selain sebagai media hiburan dan juga penyambutan yaitu sebagai media pendidikan.Pada tarian ini banyak orang yang sedang melihatnya akan mengetahui keindahan budaya yang ada di daerah Palembang dan juga mempelajari bagaimana tarian ini dilakukan.
ASAL USUL DAN SEJARAH TARI TANGGAI
Sebenarnya tidak ada yang mengetahui ini secara persis, tentang kapan dan juga bagaimana sejarah Tari Tanggai ini bermula.Namun jika didasarkan pada sumbernya, asal usul tari tanggai ini bermula dari adanya ritual persembahan dari masyarakat Budha di daerah Sumatera Selatan terhadap Dewa Siwa.Jadi tidak heran lagi karena Palembang memang menjadi pusatnya kerajaan Budha terbesar pada masaitu, yaitu Kerajaan Sriwijaya di bawah kekuasaan Wangsa Syailendra.Dengan para pimpinannya tersebut raja-raja yang mayoritas manganut Agama Budha Mahayana.Apalagi dengan adanya pengaruh budaya Tionghoa yang terasa begitu kental dalam tariannya.Dapat menyebabrkan terjadinya akulturasi budaya antara masyarakat asli dengan pembawa agama Budha dari China, sehingga tarian ini hampir sama dnegan tarian yang ada di sana.Salah satu jenis tarian tradisional yang sudah tergolong tua ini awalnya lebih disakralkan dan juga disucikan, karena memang berfungsi untuk mengantarkan sesembahan ke dewa-dewi para penganut Budha tersebut.Sebab itu bentuknya berupa tari persembahan, maka tidak boleh sembarangan untuk ditarikan.Kelengkapan dari persembahan ini sudah termasuk sesajen yang isianya meliputi beraneka macam Bunga dan juga buah.Itulah sebabnya tarian tanggai ini lalu diajarkan secara turun-temurun, untuk dapat melaksanakan pemujaan dan juga persembahan tersebut.Sayangnya, sebuah aturan yang tidak memperbolehkan para penari untuk menari turun pada masa penjajahan Belanda.Ketertarikan mereka untuk dapat menarikannya muncul, karena hanya laki-laki saja yang telah diperbolehkan untuk membawakannya.Tarian ini mulai dibawakn bersama dengan properti berupa tanggai dan sekapur sirih kira-kira pada tahun 1920 silam.Namanya bahkan mempunyai sedikit perbedaan, yakni Tari Tanggai atau Tari Tepak.Tari Tanggai ini kembali diangkat sebagai salah satu tarian penyambutan oleh kerja sama antara Elly Rudi dan Anna Kumari, karena Palembang tidak memiliki tarian penyambutan tamu kehormatan Negara sejak masa itu.Sementara itu, penamaan dari tari tanggai ini sendiri berangkat dari aksesoris yang berupa kuku palsu atau tanggai yang dipasahkan di delapan jari (kecuali dua ibu jari) pada penarinya. 9. TARI ONDEL-ONDEL (BETAWI)
PENGERTIAN TARI ONDEL-ONDEL
Ondel-ondel adalah tari pertunjukkan yang sering ditarikan rakyat suku Betawi untuk memeriahkan berbagai kegiatan pesta rakyat. Dalam tarian ondel-ondel terlihat seperti menggambarkan sosok leluhur yang senantiasa memelihara keamanan, ketertiban, keberanian, ketegasan kejujuran dan anti manipulasi.
SEJARAH TARI ONDEL-ONDEL
Sejarah tari ondel ondel betawi sudah melewati rentetan sejarah yang amat panjang yang awal kemunculannya pada abad ke 16 di Batavia (nama Kota Jakarta di masa penjajahan Belanda). Di awal kemunculannya itu tarian ini belum bernama ondel-ondel seperti sekarang, namun masyarakat Betawi menyebutnya boneka raksasa. 10. TARI MANCE (KALIMANTAN UTARA)
PENGERTIAN TARI MANCE
Tari Mance atau Bemance adalah tarian daerah yang berasal dari daerah Kalimantan Utara khas suku Bulungan. Tari ini disebut juga dengan tari silat,dikarenakan gerakannya hampir sama menyerupai gerakan silat pada umumnya. Yang membedakan Tari Mance dengan Silat adalah gerakan yang disajikan Tari Mance lebih menonjolkan unsur seninya,luwes dan hanya ditunjukan untuk hiburan saja.Umumnya kesenian ini dilakukan oleh laki-laki dalam pertandingan Bemance’ tersebut, ada aturan dimana dua orang yang melakukan duel. Tari Mance atau Bemance ditarikan oleh dua orang penari pria namun juga bisa ditarikan oleh penari wanita, dengan menggunakan pakaian adat khas Bulungan.Pakaian adat tersebut bukan pakaian resmi atau pakaian kerajaan . Melainkan sebuah pakaian tradisional pada masa prekolonial, dengan dilengkapi Elempai atau selempang berwarna kuning dan ikat kepala. Sedangkan untuk kostum penari wanita menggunakan kemben dan penari pria hanya mengenakan celana tanpa baju. Untuk Kedua penari pria akan saling memegang rotan atau bambu bulat dengan panjang 75cm hingga 1 meter, serta memiliki tinggi dari kaki hingga pinggang pria dewasa.Tari Mance atau Bemance akan dilakukan dalam sebuah lingkaran diiringi dengan suara gong bertalu-talu. Sedangkan untuk aturannya sendiri tidak terlalu baku sebab, jika ada pemain yang menyerah maka akan langsung diganti dengan pemain lainnya. Bemance’ barulah selesai setelah Sultan Bulungan bangkit dari kursi dan meninggalkan arena kesenian. Saat ini Bemance’ sudah sangat jarang terlihat, bahkan khususnya pada even resmi seperti Birau SEJARAH TARI MANCE Sejarah Tari Mance atau Bemance berawal dari Seni Beladiri yang muncul. Seni beladiri ini diperkirakan sudah lama berkembang di Bulungan Provinsi Kalimantan Utara, puncaknya pada abad ke-19. Dimasa Ali Kahar yang bergelar Sultan Kaharuddin II (1875-1889), Bemance’ mulai dikenal luas sebagai salah satu kegiatan resmi saat pelaksaan pesta rakyat atau Birau. Konon dimasa tersebut kesenian inilah yang paling disenangi oleh Sultan Bulungan.