1. Rapai
Seperti layaknya geundrang, rapai juga termasuk kepada alat musik
yang berkategori membranofon.
Tetapi terdapat perbedaan dimana rapai dimainkan dengan cara
dipukul namun langsung menggunakan tangan tanpa alat bantu. Rapai
dapat dimainkan dengan cara ensamble yang terdiri dari 8 – 12 orang
yang disebut awak rapai.
Rapai seringkali digunakan pada upacara adat di Aceh seperti acara
perkawinan, sunat rasul, pasar malam dan acara adat resmi lainya.
2. Serune Kalee
3. Tambo
1. Doli-Doli
2. Hapetan
3. Gordang
Alat musik dari Sumatera Barat yang satu ini, biasa dipakai pada kegiatan atau upacara yang
bernuansa Islam. Rebana atau juga disebut Rabano ini terbuat dari kayu nangka pada
bagian tubuhnya, dan menggunakan kulit kambing atau biawak pada bagian atasnya.
2. Aguang
Aguang juga memiliki nama lain, yaitu Gong Minang. Bentuknya persis seperti Gong, dan
terbuat dari bahan perunggu. Bentuk Aguang pun berbeda-beda, sehingga menghasilkan
suara yang berbeda juga, tergantung diameternya. Alat musik dari Sumatera Barat ini
dimainkan dengan cara dipukul, tentunya, dan biasa dipakai sebagai penanda dimulai atau
diakhirinya sebuah acara adat.
3. Sarunai
Alat musik dari Sumatera Barat, yang dimainkan dengan cara ditiup berikutnya adalah
Sarunai atau juga dikenal dengan nama Pupuik Sarunai. Sejatinya alat musik tradisional
Sumatera Barat ini berasal dari Lembah Kashmir di India Utara, yang bernama Shehnai.
Menariknya, Sarunai atau Pupuik Sarunai ini juga ada di beberapa wilayah lain di luar
Sumatera Barat. Penyebaran alat musik dari Sumatera Barat ini dibawa oleh para perantau
dari Minang.
Tehyan termasuk alat musik tradisional perangkat gambang kromong. Tehyan dibuat dari
kayu dan dimainkan dengan cara digesek. Cara memainkan alat musik ini hampir mirip
dengan biola atau rebab. Ada juga Kongahian dan Sukong yang memiliki bentuk sama
seperti tehyan. Ketiga alat musik ini dibunyikan dengan cara digesek. Kongahian, tehyan,
dan sukong termasuk alat musik melodi yang dimainkan memakai tongkat bersenar plastik
(kenur).
2. Ning-nong
Alat musik Ning-nong di Jawa Tengah disebut bonang. Alat musik ini dibuat dari bahan besi
atau perunggu. Nong-nong berbentuk 2 buah piringan yang memiliki diamater 10 cm.
Piringan ini ditempatkan pada bingkai kayu bertangkai satu. Cara memainkan ning nong
dipukul memakaitongkat besi untuk menghasilkan nada. Supaya menghasilkan irama yang
sesuai, tongkat besi dipukul bergantian dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
3. Kromong
kromong seperti alat musik bonang. Kromong terdiri dari 10 gong (pecon) yang dibuat dari
perunggu atau kuningan yang disusun 2 baris. Wadah kayu tempat menyimpan kromong di
bagian bawah dipasang tali penyangga. Kromong dipukul memakai kayu lonjong yang dibalut
kain untuk menghasilkan nada.
Alat Musik Kalimantan Barat
1. Rabab
Seperti halnya terah umat, alat musik tradisional satu ini berasal dari Suku Dayak Uut
Danum. Terbuat dari bahan kayu yang berbentuk bulat pada bagian bawahynya. Rabab
dimainkan dengan cara digesek dengan alat gesek layaknya biola. Rabab yang
merupakan alat musik gesek ini memiliki 1 buah dawai atau senar dan dimainkan secara
tunggal. Rebab dimainkan pada acara-acara data atau sebagai sarana hiburan bagi
masyarakat.
2. Kollatung
Kollatung termasuk pada alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan alat pukul khusus yang terbuat dari kayu. Kollatung terbuat dari bahan dasar
utama logam yang berjenis kuningan. Kollatung memiliki fungsi yang sama seperti Agukng,
selain menjadi alat musik kollatung juga dapat dijadikan sebagai mas kawin dalam
pernikahan dan juga digunakan untuk alat pembayaran dalam hukum atau kebiasaan
masyarakat Suku Dayak.
3. Keledik
Keledik atau Korondek pada masyarakat lokal Rumpun Uut Danum adalah alat musik
tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup. Keledik pada umumnya dimainkan untuk
menjadi pengiring nyanyian tradisional, kesenian tari tradisional dan pada saat upacara adat
suku Dayak, Kalimantan Barat.
2. Salude
Salude adalah alat musik yang termasuk kedalam kelompok
idio-kardofon. Alat musik ini memang dapat dimainkan
dengan dua cara, yaitu dipukul serta dipetik menggunakan
pelepah pinang. Salude adalah alat musik tradisional yang
cukup unik karena terbuat dari sebuah ruas bambu yang
cukup besar dan dilubangi pada salah satu sisinya yang
berfungsi sebagai resonator. Terdapat dua buah dawai atau
senar yang terbuat dari kulit ari.
3. Sasesahang
Sasesahang merupakan alat musik
tradisional yang sangat unik yang terbuat
dari ruas bambu yang dipotong dan
dibentuk seperti paruh burung.
Sasesahang dimainkan dengan cara
dipukul menggunakan tongkat yang sudah
dilapisi oleh karet agar tidak menghasilkan
suara kasar. Nada atau bunyi yang dihasilkan oleh alat musik ini tergantung
pada panjang pendeknya ujung ruas bambu yang berbentuk paruh burung
tersebut. Jadi setiap ruas bambu memiliki panjang yang berbeda agar
menghasilkan nada yang beragam.
Tifa adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul, alat musik satu ini
sedikit mirip dengan gendang dan alat musik yang digunakan dalam marawis. Pembuatan tifa
sendiri menggunakan kayu besar yang diambil isinya (dikosongkan), kemudian selanjutnya
diberika kulit rusa pada bagian sisi. Kulit rusa yang digunakan adalah kulit rusa yang
sebelumnya telah dikeringkan. Kulit rusa sendiri memiliki peranan yang sangat penting, yaitu
sebagai penghasil suara yang dipukul. Kulit rusa sendiri bukan satu satunya pilihan yang
digunakan oleh masyarakat Papua untuk membuat tifa, pada kenyataannya banyak kulit
hewan lain yang digunakan, seperti kulit babi ataupun kulit kambing.
2. Fuu
Fuu adalah alat musik tiup yang terbuat dari bahan bambu dan kayu. Alat ini digunakan
sebagai alat bunyi untuk memanggil penduduk dan juga digunakan sebagai pengiring tari-
tarian tradisional suku Asmat. Fuu memiliki bentuk perpaduan antara bentuk suling dan
tabung karena memang bentuknya yang gempal dan terdapat lubang di ujung alat ini. Fuu
seringkali dimainkan dengan alat musik Papua yang lain seperti tifa atau kelambut.
3. Kecapi Mulut
Alat musik dari Papua ini terbuat dari bahan bambu wulu. Untuk ukurannya pun tidak terlalu
besar dan terlihat sangat sederhana. Kendati demikian kecapi mulut memiliki teknik dalam
memainkannya. Beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam memainkan kecapi mulut di
antaranya sebagai berikut;
1. Jepitlah alat musik ini di antara bibir.
2. Kemudian tiup sambil menarik talinya.
3. Mainkan sesuai dengan irama.
Alat Musik Tradisional Bali
1. Gamelan Selonding
Gamelan Selonding adalah gamelan tradisional Bali yang digunakan untuk upacara adat dan
agama. Kata Selonding diambil dari kata "salon" dan "ning". Artinya adalah gamelan yang
dikeramatkan atau disucikan. Alat musik ini dipakai untuk upacara besar seperti Usaba
Dangsil, Usaba Sumbu, Usaba Sri, Usaba Manggung. Gamelan Selonding tersebar di
wilayah Bugbug, Prasi, Seraya, Tenganan Pegringsingan, Timbrah, Asak, Bungaya, Ngis,
Bebandem, Besakih, dan Selat. Alat ini terbuat dari bilah-bilah besi yang diletakkan diatas
badan gamelan. Alat musik ini memiliki suara khas yang dikeluarkan dari tujuh nada.
2. Rindik
Mengutip dari buku Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Bali, alat musik
rindik terbuat dari bambu. Bambu yang dipakai memiliki ukuran besar dan tebal seperti jenis
bambu tiing petung. Rindik menghasilkan nada tinggi dan rendah sesuai tebal tipisnya
bambu. Bambu dari pangkal batang ke ujung akan menipis. Sehingga nada-nada tinggi yang
dipakai bambu bagian pangkal dan nada rendah di bagian ujung.
3. Genggong
Genggong adalah alat musik dari Bali yang dibunyikan dengan mengulum yang disebut
palayah. Selain mulut, tangan kanan dan kiri bekerja untuk menghasilkan suara. Genggong
menghasilkan suara ketika jari tangan kiri memegang alat di sebelah kiri. Lalu tangan kanan
menggenggam tangkai bambu kecil. Tangkai bambu kecil ini dihubungkan dengan tali
benang di ujung alat sebelah kanan. Cara membunyikan genggong ditarik tali ke samping
lalu agak menyudut ke depan. Bagian mulut berfungsi untuk membesarkan atau mengecilkan
nada.
Alat Musik Jawa Tengah
1. Gong
2. Gambang
3. Saron
1. Foy Doa
Foy doa adalah alat musik tradisional yang termasuk ke
dalam kategori aerofon. Yang berarti alat musik ini
dimainkan dan menghasilkan suara dari hembusan
nafas atau ditiup.
Alat musik tradisional satu ini seringkali dimainkan oleh
para remaja pada masyarakat sekitar entah itu
perempuan atau laki-laki. Lagu yang dimainkan pada
umumnya adalah lagu yang berisi tentang nasihat dan
kehidupan.
2. Knobe Khabetas
Seperti yang dijelaskan pada pengenalan alat musik
tradisional NTT, alat musik ini memiliki umur yang sangat
panjang.
Masyarakat daerah Dawa meyakini alat musik satu ini
sudah ada pada zaman ketika nenek moyang mereka
masih tinggal dalam gua.
Knobe khabetas dimainkan dengan cara di gesek dan
memiliki bentuk seperti busur panah. Knobe Khabetas
pada umumnya dimainkan pada saat berada dikebun
sembari mengwasi ternak. Namun alat musik ini juga digunakan pada upacara adat Napoitan
Li’iana dan upacara adat lain.
3. Leko Boko
Leko boko atau seringkali disebut dengan nama “Bijol”
adalah alat musik tradisional yang berasal dari suku
Dawan. Alat musik satu ini selalu berpasangan dengan
heo dalam pertunjukan.
Leko boko terbuat dari bahan yang terdiri dari :
Labu hutan, yang berfungsi sebagai wadah resonansi.
Kayu, sebagai kerangka dan badan yang digunakan untuk mementangkan dawai atau senar.
Usus kuskus, yang digunakan sebagai bahan pembuatan dawai pada leko boko.
Leko boko memiliki 4 buah senar seperti alat musik heo. Selain digunakan sebagai hiburan
semata, alat musik ini digunakan sebagai pengiring dalam pesta adat.
2. Jukulele
Pembuatan alat musik Maluku ini berasal dari kayu dan kulit
hewan. Alat musik jukulele atau disingkat dengan sebutan Juk
ini merupakan alat musik petik jenis lut, dengan memiliki 4
dawai dan tangga nada 5, 1, 3, 6 atau sol, do, mi, la.
Alat musik ini dimainkan sebagai pengiring musik Hawaian,
keroncong dan lain-lainnya. Seiring berkembangnya zaman,
modifikasi jukulele berubah dari kayu ke tempurung kelapa
yang merupakan hasil dari masyarakat setempat.
Seperti namanya, pembuatan alat musik Maluku ini berasal dari kerang. Jenis kerang yang digunakan
adalah triton atau triton shell yang berkualitas sangat baik untuk digunakan sebagai alat tiup. Bagian
kerang dilubangi untuk menjadi tempat hembusan udara dengan bunyi monofon. Cara meniupnya juga
sama dengan meniup terompet pada umumnya.
Untuk masyarakat Maluku, alat musik terompet kerang ini berfungsi untuk alat komunikasi guna
mengumpulkan masyarakat, tanda bahaya, orang meninggal, upacara adat, memanggil para leluhur,
memanggil angin ketika berlayar hingga berfungsi sebagai alat musik. Yang mana dimainkannya
secara bersamaan dengan alat musik lainnya seperti angklung.