Anda di halaman 1dari 14

OM

SWASTYASTU
AGAMA HINDU
MENGHORMATI KITAB SUCI WEDA

KELOMPOK 10
ANGGOTA KELOMPOK :
0 Ida Bagus Pradnyana

1
2107511210 (26)

0 I Made Bagus Ananta Wiguna

2
2107511284 (27)

0 I Komang Surya Adhi Pradnyana

3
2107511230 (28)
PENGERTIAN
WEDA
Weda berasal dari kata "Vid" (bahasa sansekerta), yang artinya mengetahui atau
pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha sempurna dan kekal abadi
serta berasal dari Hyang Widhi Wasa, bagi para pemeluk agama Hindu. Weda adalah ilmu
pengetahuan suci yang maha sempurna berasal dari Sang Hyang Widhi yang didengarkan
oleh Para Maha Rsi melalui pawisik (wahyu), sehingga weda disebut Sruti yang berarti Sabda
Suci atau pawisik yang didengarkan sehingga weda itu sebagian besar adalah nyanyian-
nyanyian dari Hyang Widhi yang berbentuk puisi, dalam Weda disebut Chandra.
BAHASA
WEDA
Kitab Suci Weda menggunakan menggunakan bahasa Sansekerta karena Maha Rsi penerima
wahyu Weda tersebut menggunakan bahasa sansekerta. Sampai saat ini bahasa sansekerta juga
digunakan dalam penulisan susastra Hindu.

Dengan perkembangannya yang pesat sesudah diturunkannya Weda, kemudian para ahli Sansekerta
membedakan bahasa Weda kedalam tiga kelompok, yakni:
1) Bahasa Sansekerta Weda (Vedic Sanskrit)
2) Bahasa Sansekerta Klasik (Classical Sanskrit)
3) Bahasa Sansekerta Campuran (Hybrida Sanskrit) 
UMUR KITAB SUCI
WEDA
Umat Hindu meyakini bahwa Weda itu tidak berawal dan tidak berakhir dalam
pengertian waktu. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum itu atau tidak ada sesuatu yang
lebih awal dari Weda. Weda berarti sudah ada sebelum pengertian waktu itu ada.
Dalam hal ini Weda telah ada saat Brahman ada, yaitu sebelum alam semesta ini
diciptakan. Brhadaranyaka Upanisad menyatakan:

Seperti juga sinar api yang dihidupkan dengan minyak bak dicampur air,
berbagai asap akan keluar dan menyebar, begitu juga Rg Weda, Yajur
Weda, SamaWeda, AtharvaWeda (Atharvangirasa), Itihasa, Purana dan
ilmu pengetahuan, Upanisad, sloka, sutra (aphorisme), penjelasan atau
komentar komentar. Daripada-Nya semuanya dinafaskan.
SIFAT – SIFAT
WEDA
Sifat Weda yang utama adalah anadi ananta, artinya Weda itu bersifat abadi. Karena
Weda adalah sabda Tuhan yang diterima oleh Para Maha Rsi.
Lebih jauh dapat ditegaskan sifat Weda itu adalah sebagai berikut :

1. Weda itu tidak berawal


2. Weda tidak berakhir
3. Weda berlaku sepanjang zaman
4. Weda itu disebut  Apauruscyam
5. Weda mempunnyai keluwesan
WEDA WAHYU TUHAN
YANG MAHA ESA
Seperti halnya setiap ajaran agama memberikan tuntunan untuk kesejahteraan dan
kebahagiaan umat manusia lahir dan batin dan diyakini pula bahwa ajaran itu bersumber
pada ajaran Weda yang merupakan wahyu atau sabda Tuhan Yang Maha Esa yang disebut
dengan Sruti yang artinya didengar.
Para Maha Rsi adalah mereka yang menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa karena
kesucian pribadi, hati, dan pikiran mereka yang dapat merekam sabda suci-Nya. Kata Maha
Rsi berasal dari urat kata drs yang artinya melihat atau memandang, dalam pengertian yang
lebih luas berarti memperoleh atau menerima. Oleh karena itu seorang Rsi disebut dengan
mantradrastra (mantra drestah iti Resih)
Weda sebagai himpunan sabda atau wahyu berasal dari Apauruseyam (bukan dari
Purusa atau Manusia), sebab para Rsi penerima wahyu hanya  berfungsi sebagai instrument
(sarana) dari Tuhan Yang Maha Esa untuk menyampaikan menyampaikan ajaran suci-Nya.

“Tasmad yajnat sarvahuta rcah samani yajnire, chandamsi yajnire tasmadd yajus
tasmad ajayata” Artinya : (Dari Tuhan Yang Maha Agung dan kepada-Nya umat
manusia mempersembahkan berbagai Yajna daripadaNyalah muncul Rg Weda dan
Sama Weda. daripadaNyalah muncul Yajur Weda dan Atharva Weda).
Yajur Weda XXXI.7.
WEDA SUMBER AJARAN
AGAMA HINDU
Sebagai Sebagai kitab suci, Weda adalah  sumber ajaran agama Hindu sebab dari
Weda mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama Hindu. Ajaran Weda dikutip
kembali dan memberikan warna terhadap kitab-kitab susastra Hindu pada masa
berikutnya. Dari kitab Weda mengalirlah ajarannya dan dikembangkan dalam kitab-kitab
Smrti, Itihasa, Purana, Tantra, Darsana dan Tatwa-tatwa yang kita warisi di Indonesia. Svami
Sivananda, seorang yogi besar di abad modern ini, menyatakan menyatakan Weda adalah
kitab tertua dari perpustakaan perpustakaan umat manusia.
Weda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan di dunia ini dan di akhirat nanti.
Ajaran Weda tidak terbatas hanya sebagai tuntunan hidup individual, tetapi juga dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maharsi Manu, peletak dasar hukum Hindu
menjelaskan bahwa Weda adalah sumber dari segala Dharma :

”Vedo ’khilo dharma mulam smrti sile ca tad vidam, acarasca iva sadhunam atmanas tustir
eva ca” Artinya: (Weda adalah sumber dari segala Dharma, yakni agama, kemudian
barulah Smrti, disamping Sila (kebiasaan atau tingkah laku yang baik dari orang yang
menghayati dan mengamalkan ajaran Weda) dan kemudian Acara yakni tradisi-tradisi yang
baik dari orang-orang suci atau masyarakat yang diyakini baik serta akhirnya Atmatusti,
yakni rasa puas diri yang dipertanggung jawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa).
Manavadharmasastra II.6.
KITAB SUCI WEDA DI
JAMAN SEKARANG
Di zaman global ini, umat Hindu harus dapat hidup, memenuhi kebutuhan hidupnya
dan mewujudkan kesejahteraan hidup, berlandaskan ajaran agama. Ajaran agama dan ilmu
harus mampu membuat umat untuk “hidup”. Tanpa mampu untuk itu, agama akan
ditinggalkan. Ajaran Weda mampu mewujudkan kehidupan umat menjadi lebih baik. Ajaran
Hindu adalah bersifat universal, sehingga mampu menjadi jembatan, baik jembatan
antaragama atau keyakinan, maupun jembatan antargenerasi Hindu. Dalam weda
mengajarkan tata susila dalam berbagai konsep seperti: Tri kaya parisudha, Tri hita karana,
Vasudewa kutumbakam, Tat wam asi, serta desa, kala, patra. Di samping konsep tersebut,
tentu masih banyak konsep yang sudah diimplementasikan sebagai nilai etika Hindu.
Pada tatwa Weda yaitu tatwa, etika dan upacara diajarkan dan diterapkan kepada
seluruh umat secara utuh dalam kehidupan beragama. Orang belum beragama, kalau hanya
memahami dan melaksanakan satu atau dua unsur tersebut. Oleh karena itu, Hindu
mengajarkan umat untuk menempuh jalan sesuai dengan kemampuan menuju atau
menyembah Tuhan, melalui catur marga, yaitu bhakti marga melalui upacara, karma marga
melalui etika, serta jnana dan raja marga melalui tatwa.
Sesi
Diskusi
Om Shanti,
shanti,
shanti Om

Anda mungkin juga menyukai