Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA HINDU

“WEDA”

Disusun Oleh :
MADE ARY SANJAYA

FAKTULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
2020/2021
KATA PENGANTAR
                    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Weda” Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
                    Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini tentunya terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki kekurangan dalam makalah ini,
sangat kami harapkan. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini.
 Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hukum Hindu adalah sebuah tata aturan yang membahas aspek kehidupan manusia secara
menyeluruh yang menyangkut tata keagamaan, mengatur hak dan kewajiban manusia baik
sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Sumber hukum bagi umat hindu adalah kitab
suci Veda.

1.2 Rumusan Masalah:


- Apa pengertian Weda?
- Apa arti kata Weda?
- Bagaimana kedudukan kitab suci Weda?

1.3 Tujuan : Untuk memahami tentang weda

1.4 Manfaat : Dapat menjadi bahan pembelajaran pendidikan agama hindu khususnya tentang
weda
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Veda

Veda berasal dari bahasa Sanskerta, berasal dari kata “Vid” yang artinya ilmu
pengetahuan. Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama
sansekerta dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang
berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam mempelajari
Sansekerta.
Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam
Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak (bahasa/sabda Dewata). Tokoh yang merintis
penggunaan tatabahasa Sansekerta ialah Rsi Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi Patanjali
dengan karyanya adalah kitab Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.

2.2 Arti Kata Veda

Kata Veda dapat dikaji dari 2 pendekatan yaitu etimologi dan semantik. Kata Veda berasal dari
urat kata kerja Vid yang artinya mengetahui dan Veda berarti 'pengetahuan ', dalam arti semantik
berarti pengetahuan suci, kebenaran sejati, pengetahuan tentang ritual, kebijaksanaan yang
tertinggi, pengetahuan spiritual sejati tentang kebenaran abadi, ajaran suci atau kitab suci sumber
ajaran agama Hindu.

Svami Dayananda Sarasvati dalam bukunya Rgvedadi Bhasya Bhumika menyatakan kata Veda
berasal dari 4 urat kata ke-rja:

1. Yid : Mengetahui (Anad Set, Parasmaipada) -Vetti.

2. Vid : Menjadi ada (Divadi, Anit) -Vidyate.

3. Yid : Membedakan (Rudhadi, Anit) -Vinte.

4. Vidl : Mencapai (f udad Set) -Vidanti atau Vindate.

Veda dalam bentuk tunggal berarti pengetahuan suci dalam bentuk jamak Vedas
berarti dalam pengertian yang luas yakni seluruh kitab Sruti yang terdiri dari 4
2.3 Kedudukan Veda dalam Agama Hindu
1.      Veda Sebagai Kitab Suci dan Sumber Ajaran Hindu
Sebagai kitab suci agama Hindu, maka ajaran Veda diyakini dan dipedomani oleh
umat Hindu sebagai satu-satunya sumber bimbingan dan informasi yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari ataupun untuk melakukan pekerjaan-pekerrjaan tertentu.
Veda dinyatakan sebagai kitab suci karena sifat isinya dan yang menurunkannya pun
adalah Tuhan yang diyakini Maha Suci. Apapun yang diturunkan sebagai ajaran oleh
Tuhan kepada umat manusia kesemuanya itu merupakan ajaran suci. Lebih-lebih isinya
dapat dijadikan pedoman bimbingan tentang bagaimana hidup yang suci harus dijalankan.
Sebagai kitab suci, Veda adalah sumber ajaran agama Hindu sebab dari Vedalah
mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama Hindu. Ajaran Veda dikutip kembali
dan memberikan vitalitas terhadap kitab-kitab susastra Hindu pada masa berikutnya. Dari
kitab Veda(Sruti) mengalirlah ajarannya dan dikembangkan dalam kitab-kitab Smrti,
Itihasa, Purana, Tantra, Darsana dan Tatwa-tatwa yang kita warisi di Indonesia.
Veda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan di Dunia ini dan di
akhirat nanti. Ajaran Veda tidak terbatas hanya sebagai tuntunan hidup individual saja,
tetapi juga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Veda menuntun hidup
manusia sejak lahir hingga akhir menutup mata. Segala tuntunan hidup ditunjukkan
kepada kita oleh ajaran Veda.
2.      Veda sebagai Wahyu Tuhan
Umat Hindu yakin bahwa kitab sucinya itu merupakan wahyu atau sabda Tuhan
Yang Maha Esa yang disebut Sruti yang artinya yang didengar ( revealed teachings).
Veda sebagai himpunan sabda atau wahyu berasal dari Apauruseya (yang artinya bukan
dari Purusha atau manusia), sebab para rsi penerima wahyu berfungsi hanya sebagai
instrument(sarana) dari Tuhan Yang Maha Esa untuk menyampaikan ajaran suci-Nya.
Terhadap pernyataan ini Swami Dayananda Sarasvati menyatakan : Veda adalah
sabda-Nya dan segala kuasa-Nya bersifat abadi. Swami Dayanandapun menambahkan :
Rgveda, Yajurveda, Samaveda dan Atharvaveda berasal dan merupakan sabda-Nya,
Tuhan Yang Maha Agung dan Sempurna, Para Brahman yang memiliki kekuasaan yang
menjadikan diri-Nya sendiri, penuh kesadaran, supra empiris, dan sumber kebahagiaan
dan Veda merupakan sabda-Nya yang bersifat abadi.
Swami Dayananda mengacu pada Yajur Veda berikut “
“Tasmad yajnat sarvahuta
Rcah samani jajnire
Chandamsi jajnire tasmad
Yajus tasmad ajayata”
Yajur Veda XXXI.7.
(Dari Tuhan Yang Maha Agung dan kepada-Nya umat manusia mempersembahkan
berbagai yajna dan dari pada-Nya muncul Rgveda dan Samaveda. Dari padanya muncul
Yajurveda dan Samaveda.)

Tentang para Rsi yang menerima wahyu Tuhan dan menyampaikan secara lisan
melalui tradisi kuno, yakni parampara (sistem perguruan), seorang philologist Veda dan
penyusun kitab Nirukta yang bernama Yaskācarya menyatakan :
”Rsayo mantradrastarah rsirdadarsanat
Stoman dadarsety aupamayavah
Yadenan tapasyamanan brahmasvayambhu

Abhyanarsat tad rsinam rstvam iti vijnayate.”


Nirukta II.11.

(Para rsi adalah mereka yang menerima wahyu. Kata rsi berarti drasta. Acarya Upamanyu
menyatakan : mereka yang karena ketekunannya melakukan Tapa, menerima wahyu
Tuhan Yang Maha Esa disebut rsi.)

Jadi berdasarkan kutipan tersebut di atas, para rsi adalah mereka yang menerima
wahyu Tuhan, karena kesucian pribadinya, mereka menerima sabda sucinya. Ada
beberapa cara seorang rsi menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yaitu melalui :

a.       Svaranada, yakni gema yang diterima para rsi dan gema tersebut berubah menjadi
sabda atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa, kemudian wahyu itu disampaikan kepada
para sisyanya di dalam asrama ( Pasraman).
b.      Upanisad, pikiran para rsi dimasuki oleh sabda Brahman sehingga pikiran para rsi
itu berfungsi sebagai sarana yang menghubungkan Tuhan Yang Maha Esa dengan
para siswa rsi tersebut. Sabda rsi (guru) adalah sabda Brahman yang disampaikan
dalam suasana pendidikan dalam garis perguruan yang disebut “param-para”. Para
siswa duduk dekat di kaki guru untuk menerima ajarannya.
c.       Darsana atau Darsanam, yakni rsi atau orang suci berhadapan dengan deva-deva
seperti halnya Arjuna berhadapan dengan dewa Indra atau Siva dalam suatu
pandangan gaib dengan mata rohani.

d.      Avatara, yakni manusia berhadapan dengan Avatara-Nya, seperti halnya Arjuna
menerima wejangan suci Bhagawad Gita dari Sri Krsna sang Purna Avatara.
Pengertian Veda sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa adalah merupakan
pengertian yang amat penting didalam memahami Veda itu sendiri. Demikianlah
Veda meruakan wahyu dari Tuhan Yang Maha Esa yang ditrerima oleh para Maharsi
dan merupakan sumber ajaran agama Hindu yang kekal abadi (Anadi-Ananta)
3.      Veda sebagai Sumber Hukum Hindu
Peletak dasar hukum Hindu, Maharsi Manu menjelaskan bahwa Veda adalah
sumber dari segala Dharma, :
“Vedo’khilo darma mularin
smrti sile ca tad vidam,
Acaras caiva sadhunam
atmanastustir eva ca”
Manavadharmasastra, II.6
(Veda adalah sumber dari segala Dharma, yakni agama, kemudian barulah Smrti,
disamping Sila (kebiasaan atau tingkah laku yang baik dari orang yang menghayati dan
mengamalkan Veda) dan kemudian Acara yakni tradisi-tradisi yang baik dan orang-orang
suci atau masyarakat yang diyakini baik serta akhirnya Atmanastusti, yakni rasa puas diri
yang dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa).
Berdasarkan kutipan diatas, kita mengenal sumber-sumber hukum Hindu menurut
kronologisnya seperti berikut :
a.       Veda ( Sruti )
b.      Smrti ( Dharmasastra )
c.       Sila ( Tingkah laku orang suci yang telah mendalami Veda )
d.      Acara ( adat isitiadat yang disakralkan )
e.       Atmanastusti ( kepuasan pribadi )
Untuk menegaskan tentang kedudukan sumber-sumber hukum Hindu itu, lebih jauh
sloka-sloka Manavadharmasastra menyatakan sebagai berikut :
”Srutistu vedo vijñeyo

dharmaśāstraṁ tu vai smṛtiḥ

te sarvattheśvamimaṁsye

tabhyaṁ dharmohi nirbabhau”

manavadharmasastra II.10
(Sesungguhnya Sruti (wahyu) adalah Veda, demikian pula Smrti itu adalah Dharmasastra,
keduanya tidak boleh diragukan dalam hal apapun, sebab keduanya adalah kitab suci
yang menjadi sumber dari agama dan hukum Hindu.)
Masih banyak kita jumpai sloka-sloka yang menekankan pentingnya Veda sebagai
sumber hukum Hindu dalam meningkatkan kualitas pribadi maupun masyarakat. Dengan
demikian Veda dapat dikatakan bersifat obligator, baik untuk dihayati, dipahami, dan
diamalkan.
BAB III
PENUTU
P

3.1 Kesimpulan

Weda merupakan kitab suci yang didalamnya terdapat ajaran-ajaran dan filsafat
hidup. Di dalam kitab Weda juga diajarakan pengetahuan yang sifatnya membimbing
umat Hindu ke jalan yang benar.

3.2 Saran

Mari kita wujudkan bsersama-sama tentang bagaimana cara kita sebagai pelajar
dan umat Hindu untuk selalu menghayati dan mengamalkan serta melaksanakan apa
itu yang termuat dalam Weda. Dan saya menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempumaan, untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan dari teman-teman
sekalian dan para pembaca lainnya demi makalah ini lebih sempuma dan bermanfaat bagi
banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai