Anda di halaman 1dari 11

MATERI LCC AGAMA HINDU

Nilai-nilai Yadnya dalam Ramayana

Yajña dalam agama Hindu adalah aspek keimanan dan upacara dalam ajaran Hindu
merupakan bagian daripada Yajña, bukan sebaliknya Yajña itu bagian dari upacara. Yajña
mempunyai arti yang sangat luas sekali. Menurut etimologi kata Yajña berasal dari kata yaj
yang artinya memuja atau memberi pengorbanan atau menjadikan suci. Kata ini juga
diartikan bertindak sebagai perantara. Dalam Ṛgveda VIII, 40. 4. Yajña artinya pengorbanan
atau persembahan. Yajña merupakan suatu perbuatan dan kegiatan yang dilakukan dengan
penuh keikhlasan untuk melakukan persembahan kepada Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha
Esa yang pada pelaksanaan di dalamnya mengandung unsur Karya (perbuatan), Śreya
(tulus ikhlas), Budhi (kesadaran), dan Bhakti (persembahan).

Latar belakang manusia untuk melakukan Yajña adalah adanya Ṛṇa (hutang). Dari Tri
Ṛṇa kemudian menimbulkan Pañca Yajña yaitu dari Dewa Ṛna menimbulkan deva Yajña dan
Bhuta Yajña, dari Ṛsī Ṛna menimbulkan Ṛsī Yajña, dan dari Pitra Ṛna menimbulkan Pitra
Yajña dan Manusa Yajña. Pañca Yajña merupakan realisasi dari ajaran Tri Ṛṇa yaitu tiga
macam hutang yang kita miliki dalam kehidupan ini. Kemudian Pañca Yajña menjadi
rumusan dalam upaya membayar hutang (Ṛṇa).

Ramayana terdiri dari tujuh kanda (Sapta Kanda), yaitu:

1. Bala kanda = Kitab balakanda merupakan awal dari kisah Ramayana. Kitab
Balakanda menceritakan Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu:
Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Prabu Dasarata berputra empat, yaitu Rama, Bharata,
Lakshamana, dan Satrughna.

2. Ayodya kanda = dibuangnya Rama ke hutan bersama Dewi Sita dan Lakshmana
karena permohonan Dwi Kekayi. Setelah itu, Prabu Dasarata yang suda tua wafat.

3. Aranyaka kanda = kisa Rama, Sita, dan Laksmana di tengah hutan selama masa
pengasingan. Di tengah hutan, Rama sering membantu para pertapa yang diganggu
oleh para rakshasa.

4. Kiskinda kanda = pertemuan Sang Rama dengan Raja kera Surgriwa. Di Subali Sang
Rama membantu Sugriwa untuk merebut kerajaan, kakaknya. Dalam pertempuran
ini, Subali terbunuh.

5. Sundara kanda = kisah tentara Kiskindha.  

6. Yudha kanda = kisah pertempuran antara laskar kera Sang rama dengan pasukan
raksasa Sang Rawana. Cerita diawali dengan usaha pasukan Sang Rama yang
berhasil menyebrangi lautan dan mencapai Alengka.
7. Uttara kanda = kisah pembuangan Dewi Sita karena Sang Rama mendengar desas
desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi Sita. Kemudian Dewi Sita
tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkan Kusa dan Lawa.

UPAVEDA

Kata Veda berasal dari Bahasa Saṅskṛta yang artinya Ilmu Pengetahuan atau
Pengetahuan Suci. Istilah Upaveda diartikan sebagai Veda yang lebih kecil dan merupakan
kelompok kedua setelah Vedāngga. Upa berarti dekat atau sekitar dan Veda berarti
pengetahuan dan dapat pula berarti Veda. Dengan demikiam Upaveda dapat diartikan
sekitar hal-hal yang bersumber dari Veda. Umat Hindu berkeyakinan bahwa Veda bersifat
anādi ananta, yakni tidak berawal dan tidak berakhir dan sebagai śabda Brāhmān. Kelompok
Veda Śruti isinya memuat dan menguraikan tentang wahyu Tuhan. Sedangkan kelompok
Smṛti memuat tentang kehidupan manusia dalam bermasyarakat, bernegara dan semua
didasarkan atas hukum yang juga disebut Dharma Śāstra. Dharma berarti hukum, Śāstra
berarti ilmu.

Kitab Upaveda artinya dekat dengan Veda (pengetahuan suci) atau Veda tambahan.
Kitab Upaveda terdiri atas beberapa cabang ilmu antara lain Itihāsa (Rāmāyana dan
Mahābhārata), Purāṇa, Arthaśāstra, Āyur Veda dan Gandharwa Veda. Purāna adalah kitab
yang memuat berbagai macam tradisi atau kebiasaan dan keterangan-keterangan lainnya,
baik itu tradisi, tradisi lokal, tradisi keluarga, dan lainnya. Menurut catatan yang dapat
dikumpulkan, pada mulanya kita memiliki kurang lebih 18 kitab Purāna, yaitu masing-masing
namanya adalah:
Brahmānda Purāna., Brahmawaiwarta Purāna., Mārkandeya Purāna. Bhawisya Purāna.
Wāmana Purāna. Brahama Purāna atau adhi Purāna. Wisnu Purāna. Nārada Purāna.
Bhāgawata Purāna. Garuda Purāna. Padma Purāna. Warāha Purāna. Matsya Purāna. Karma
Purāna. Lingga Purāna. Siwa Purāna. Skanda Purāna. Agni Purāna.

Adapun jenis Upaveda yang paling penting adalah yang tergolong Arthaśāstra.
Arthaśāstra adalah ilmu tentang politik atau ilmu tentang pemerintahan. Dasar-dasar ajaran
Arthaśāstra terdapat dihampir semua bagian kitab sastra dan Veda. Di dalam Rgveda
maupun Yajurveda terdapat pula pokok-pokok pemikiran mengenai Arthaśāstra. Kautilya
menulis bukunya yang pertama dengan nama Arthaśāstra. Kitab Arthaśāstra inilah yang
dianggap paling sempurna sehingga dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa
Kautilya atau Canakya atau Viṣṇugupta dapat kita anggap sebagai Bapak Ilmu politik Hindu.
Āyur Veda adalah sebuah pengetahuan pengobatan yang bersumber dari kitab Upaveda
Smerti. Kitab Āyurveda berbeda dengan kitab Yajurveda. Sering sekali kedua kitab ini
dianggap sama. Padahal kitab Āyurveda mengulas tentang bagaimana tata caranya agar
tetap sehat dan berumur panjang. Kitab ini berada di dalam sub kelompok Veda Smerti
Upaveda. Sedangkan kitab Yajurveda yang membahas tentang Yadnya merupakan bagian
dari kelompok Mantra Veda Śruti. Isi kitab Āyurveda lebih banyak mengacu atau merujuk
pada kitab Mantra Atharwaveda, bukan kepada kitab Mantra Yajurveda. Menurut isi kajian
yang dibahas di dalam berbagai macam jenis Āyurveda, keseluruhannya dapat dibagi atas
delapan bidang, yaitu :

1. Śalya, yaitu ilmu tentang bedah dan cara-cara penyembuhannya

2. Salakya, yaitu ilmu tentang berbagai macam penyakit pada waktu itu

3. Kāyacikitsa, yaitu ilmu tentang jenis dan macam obat-obatan

4. Bhūtawidya, yaitu ilmu pengetahuan psikoterapi

5. Kaumārabhṛtya, yaitu ilmu tentang pemeliharaan dan pengobatan penyakit anak-


anak termasuk pula cara perawatannya.
6. Agadatantra, yaitu ilmu tentang pengobatan atau toxikologi

7. Rasāyamatantra, yaitu tentang pengatahuan kemujijatan dan cara-cara pengobatan


non medis.
8. Wajikaranatantra, yaitu ilmu tentang pengetahuan jiwa remaja dan
permasalahannya

Gandharwaveda juga mengajarkan tentang tari, musik atau seni suara. Adapun nama-nama
buku yang tergolong Gandharwaveda tidak diberi nama Gandharwaveda, melainkan dengan
nama lain. Penulis terkenal Sadasiwa, Brahma dan Bharata. Bharata menulis buku yang
dikenal dengan Natyasāstra, dan sesuai menurut namanya, Natya berarti tari-tarian, karena
itu isinya pun jelas menguraikan tentang seni tari dan musik.

PADEWASAN

Padewasan berasal dari kata “dewasa” mendapat awalan pa- dan akhiran -an (pa-
dewasa-an). Dewasa artinya hari pilihan, hari baik. Padewasan berarti ilmu tentang hari
yang baik. Dewasa Ayu artinya hari yang baik untuk melaksanakan suatu. Selanjutnya kata
“divesa” dalam bahasa Sansekerta berasal dari akar kata “div” yang artinya sinar. Dari kata
div lalu menjadi divesa yang berarti sorga, langit, hari. Dari uraian tersebut dapatlah
diketahui bahwa kiranya kata divesa itulah mengalami peluluhan pengucapan menjadi kata
“dewasa” yang berarti hari pilihan atau hari yang baik. Berdasarkan dua konsep pengertian
“dewasa” tersebut dapat disimpulkan bahwa dewasa adalah hari pilihan atau hari yang baik.
Jadi berdasarkan beberapa uraian dapat dijelaskan wariga dalam pengertian bahasa Bali
adalah ajaran mengenai sistem kelender/tarikh tradisional Bali, terutama dalam menentukan
diwasa/dewasa (baik-buruknya hari) terkait kepentingan masyarakat. Jadi padewasan dapat
ditentukan dengan menggunakan wariga.

Ada lima pokok yang harus dipahami dalam menentukan padewasan yaitu wewaran,
wuku, penanggal panglong, sasih dan dauh. Berikut ini akan diuraikan mengenai penjelasan
dari masing-masing pedoman pekok dalam menentukan padewasan ( wariga) sebagai
berikut:

Wewaran
Wewaran adalah bentuk jamak dari kata wara yang berarti hari. Secara arti kata
Wewaran berasal dari bahasa Sansekerta dari akar kata wara (diduplikasikan/dwipura)
dan mendapat akhiran – an (we + wara + an) sehingga menjadi wewaran, yang berarti
istimewa, terpilih, terbaik, tercantik, mashur, utama, hari. Jadi wewaran adalah hari yang
baik atau hari yang utama untuk melakukan suatu hal atau suatu pekerjaan. Dalam
menentukan padewasan, pengetahuan tentang wewaran menjadi dasar yang sangat
penting. Dalam hubungannya dengan baik-buruknya hari dalam menentukan padewasan,
wewaran mempunyai urip, nomor atau bilangan, yang disesuaikan dengan letak
kedudukan arah mata angin, serta dewatanya.
WUKU
Ada 30 wuku sinta- watugunug, contoh hari buruk berdasarkan wuku Rt =Wuku Rangda
Tiga merupakan hari yang kurang baik untuk melangsungkan perkawinan, barakibat
perpisahan, Tp = Wuku Tan Peguru, hari-hari buruk untuk memulai pekerjaan
penting/besar, berakibat tidak berhasil atau sukses.

Penanggal dan Panglong

Penanggal dan Panglong perhitungannya berdasarkan peredaran bulan satelit dari bumi.
Penanggal (tanggal) disebut pula Suklapaksa yaitu perhitungan hari-harinya dimulai sesudah
bulan mati (tilem) sampai dengan purnama (bulan sempurna). Lama penanggal 1 sampai
dengan 15 lamanya 15 hari. Penanggal ke 14 atau sehari sebelum purnama disebut Purwani
artinya bulan mulai akan sempurna nampak dari bumi. Sedangkan Penanggal ke 15 disebut
purnama artinya bulan sempurna nampak dari bumi. Pada hari Purnama merupakan hari
beryoganya Sang Hyang Candra (Wulan).

Panglong disebut pula Krsnapaksa yaitu perhitungan hari dimulai sesudah purnama yang
lamanya juga 15 hari dari panglong 1 sampai dengan pangglong 15. Panglong ke 14 sehari
sebelum tilem disebut Purwaning Tilem artinya bulan mulai tidak akan nampak dari bumi.
Sedangkan pangglong 15 disebut tilem artinya bulan sama sekali tidak nampak dari bumi.
Pada hari tilem beryoganya Sang Hyang Surya.

Berdasarkan Sasih

Padewasan sasih adalah hitungan baik buruknya bulan bulan tertentu yang berpedoman
pada letak matahari, apakah berada di Uttarayana (utara), Wiswayana (tengah) atau
Daksinayana (selatan). Sasih 1-12 adanya

Dauh
Padewasan menurut dauh merupakan ketetapan dalam menentukan waktu yang baik
dalam sehari guna penyelenggaraan suatu upacara-upacara tertentu. Pentingnya dari
dewasa dauh akan sangat diperlukan apabila upacara-upacara yang akan dilakukan sulit
mendapatkan hari baik (dewasa ayu). Dauh jika dibandingkan mirip dengan pembagian
waktu menurut jam, namun bedanya hanya penempatan panjangnya waktu. Hitungan
jam dalam sehari dibagi 24, hingga sehari dalam hitungan jam panjangnya 24 jam.
Dalam perhitungan dewasa dauh mengandung makna dalam waktu satu hari terdapat
dauh (waktu-waktu tertentu) yang cocok untuk melakukan suatu kegiatan.
DARSANA

Kata Darśana berasal dari urat kata dṛś yang artinya melihat, menjadi kata Darśana (kata
benda) yang artinya penglihatan atau pandangan. Kata Darśana dalam hubungan ini berarti
pandangan tentang kebenaran (filsafat). Filsafat adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
caranya mengungkapkan nilai-nilai kebenaran hakiki yang dijadikan landasan untuk hidup
yang dicita-citakan. Demikian juga halnya dengan Darśana yang berusaha mengungkap
nilai-nilai kebenaran dengan bersumber pada kitab suci Veda. Dalam agama Hindu terdapat
sembilan cabang filsafat yang disebut Nawa Darśana.

Pada masa Upaniṣad, Darśana dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu astika
(kelompok yang mengakui Veda sebagai ajaran tertinggi) dan nastika (kelompok yang tidak
mengakui Veda ajaran tertinggi ). Terdapat enam cabang filsafat yang mengakui Veda yang
disebut Ṣaḍ Darśana (Nyāyā, Sāṁkya, Yoga, Mīmāmsā, Vaisiseka, dan Vedānta) dan tiga
cabang filsafat yang menentang Veda yaitu Jaina, Carvaka dan Buddha. Filsafat juga
merupakan pencarian rasional ke dalam sifat kebenaran atau realitas yang juga memberikan
pemecahan yang jelas dalam mengemukakan permasalahan-permasalahan yang lembut
dari kehidupan ini, di mana ia juga menunjukkan jalan untuk mendapatkan pembebasan
abadi dari penderitaan akibat kelahiran dan kematian. Filsafat bermula dari keperluan
praktis umat manusia yang menginginkan untuk mengetahui masalah-masalah
transendental ketika ia berada dalam perenungan tentang hakikat kehidupan itu sendiri.

1. Pratyakṣa : pengamatan langsung


2. Anumāna : dengan penyimpilan
3. Upamāṇa : mengadakan perbandingan
4. Śabda: kesaksian kitab suci atau orang bijak
5. Arthāpatti : penyimpulan dari keadaan
Dan oleh Kumārila ditambahkan dengan:
1. An-upalabdhi: pengamatan ketidakadaan.
Empat cara pengamatan di atas hampir sama dengan cara pengamatan dari Nyāya, hanya pada pengamatan
upamāṇa ada sedikit tambahan, di mana perbandingan yang dipergunakan di sini tidak sepenuhnya sama
dengan contoh yang telah diketahui. Pengamatan Arthāpatti adalah pengamatan dengan penyimpulan
dari keadaan. Pengamatan An-upalabdhi, yaitu pengamatan ketidakadaan objek, jadi suatu cara
pembuktian bahwa objek yang dimaksudkan itu benar-benar tidak ada.

CATUR ASRAMA

Kata Catur Asrama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata Catur dan Asrama. Catur berarti
empat dan kata Asrama berarti tempat atau lapangan ’kerohanian’. Kata ’asrama’ sering juga dikaitkan
dengan jenjang kehidupan. Jenjang kehidupan itu berdasarkan atas tatanan rohani, waktu, umur, dan sifat
perilaku manusia.

1. Brahmacari
2. Grhastha
3. Wanaprastha
4. Bhiksuka

CATUR VARNA

Kata varna sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti memilih. Di situ setiap orang
berhak memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat.
Dasar yang digunakan acuan untuk menentukan Catur Varna adalah guna dan karma, hal ini sesuai
dengan pernyataan yang ada dalam berbagai sumber kitab suci Hindu salah satunya Bhagawadgita.
Tetapi dalam kenyataannya sekarang, Hindu di Bali menggunakan dasar sistem wangsa atau
keturunan. Di Bali dapat dilihat dengan kasat mata pengaruh penerapan ajaran Agama Hindu
khususnya ajaran Catur Varna sebagai salah satu sistem religi pada proses terbentuknya dan dinamika
sistem sosial sebagai salah satu sistem kebudayaan. Untuk lebih memudahkan kita memahami tentang
keberadaan “Catur Varna” ke empat bagian yang dimaksud adalah;

1. Brāhmaṇa Varna
2. Kṣatriya Varna
3. Waiṣya Varna
4. Śudra Varna
CONTOH SOAL KLS X

1.Sembahyang adalah perwujudan dari ….


a.sradha c.niat dan kewajiban e.cinta dan rasa
b.bakti d.sradha dan bakti

2.Kedua telapak tangan dicakupkan menjadi satu dan berada di depan ulu hati disebut sikap
….
a. panganjali b.  amustikarana c. mudra d.  paramasanti e.meditasi

3.Pedoman sembahyang yang telah ditetapkan oleh Mahasabha Parisada Hindu Dharma
Indonesia yang ke ….
a. II b.III c.IV d. V e.VI

4.Sikap sembahyang dengan cara berdiri tegak disebut


a. asana b.silasana c.bajrasana d. sawasana e.padasana

5.Bagi seorang yang sedang sakit, masih diberi kesempatan kemudahan dalam
bersembahyang yaitu dengan sikap  ....
a. asana b.silasana c.bajrasana d. sawasana e.padasana

6.Wahai pemimpin, lindungilah warga negaramu, tanpa merugikan mereka, adalah arti dari
Sloka Kitab …. 
a. Yajur Weda XII.30 c. Yajur Weda XIII.31 e. Yajur Weda XII.31
b. Yajur Weda XIII.30d. Yajur Weda X.30

7.“Pemimpin dinobatkan untuk Negara, seperti penobatan Sang Hyang Agni” adalah arti dari
Sloka yang berbunyi …. 
a. Acchinnapatrah praja anuwiksaswa d.Janam janam janyo nati manyate
b. Agner bhrajasa, suryasya warcasa e.Indra sya indriyena
c.Agneh samra jyena abhisincami

8.setelah kita melakukan pranayama, urutan sembahyang selanjutnya adalah .…


a.asana b. karasodhana c. panganjali d. waktrasodhana e.paramasanti

9. Sembahyang muspa diawali dengan sembah puyung dengan mengucapkan mantram ...
a. Om adityasya param jyoti d.Om atma tatwatma sudha mam swaha
b.Om dewa suksma parama cintya ya namah e.Om puspadhantaya namah
c.Om sudhamam swaha
10.Kerjasama pemimpin dan bawahan dalam Kitab Niti Sastra diibaratkan seperti ….
a. harimau dengan pendeta         c.singa dengan hutan                   e.purusa dan pradhana 
b. seekor kera dengan pangeran d. air dengan rembulan

11.Delapan landasan sikap mental bagi seorang pemimpin yang diajarkan Rama kepada
Wibisana disebut ….
a. Asta Bratha b.Asta Dala c.Asta Aiswarya d.  Asta Wara    e. Asta Dasa Parwa

12.Jawaban di bawah ini yang bukan manfaat sembahyang yaitu ….


a.mengucapkan terima kasih c.mohon perlindungan e.agar mendapat pahala
b.mensucikan lahir batin d.mohon ampun atas kesalahan

13.Salah satu sarana sembahyang adalah bunga, karena bunga sebagai lambang ….
a.kesucian b.ketulusan c.keikhlasan d. kerendahan hati    e. rasa hormat 

14.Kalau ada seorang pemimpin yang korupsi dan membuat rakyat sengsara berarti
bertentangan dengan ....
a.Bayu Brata b. Surya Brata c.Yama Brata d.Baruna Brata e.Indra Brata

15.Yama brata artinya pemimpin hendaknya ….


a. memberi kemakmuran c. bijaksana dalam menggunakan dana   e. Memberikan penerangan
b.memperlihatkan wajah tenang d.memberi hukuman secara adil

16.Salah satu bagian dari ajaran Sad Warnaning Raja niti adalah ....
a.Wijaya c.Abhicanika e.Pradnya Nidagda
b. Tut Wuri Handaytani d.Maya

17.Hari Raya Nyepi telah diakui sebagai hari libur Nasional mulai tahun ….
a.1982 b.1983 c.1984 d.1994 e.1993

18.Rangkaian hari Raya Nyepi diawali dengan mengadakan upacara ….


a.Melasti c.Catur Bratha Nyepi e.Dharma Santi
b.Tawur Agung d.Ngembak Geni

19.Amati lelanguan dalam catur brata Nyepi memiliki arti ....


a. tidak bekerja c. tidak menyalakan api                 e. tidak makan minum
b. tidak bersenang-senang d.tidak bepergian jauh

20.Sidhi adalah bagian dari upaya guna sidhi artinya ....


a. kemampuan untuk bersahabatc.cakap dalam memimpin     e. mampu mempertahankan
hunungan baik
b. memiliki kewibawaan d. memiliki kebijaksanaan

21.Sifat utama yang harus dimiliki pemimpin menurut Buku Tata Negara Majapahit Parwa
III halaman 102 disebut  ....
a. Tri Upaya Sandhi c.Asta Dala e.Nawa Natya
b. Asta Brata d. Catur Kotamaning Nrpati

22.Kewangen yang dipakai sebagai sarana sembahyang adalah sebagai simbul ….


a. raksasa b.bhuta kala c.leluhur d. iswara e.dewa

23.Untuk mensucikan bunga yang kita gunakan untuk sembahyang dengan mantram  ....
a. Om Toyam Siwa Suci Nirmalaya Namah d.Om Ung Namah
b.Om Ang Namah e.Om Mang Namah
c.Om Puspa Ahantaya Namah

24.Hari Raya Galungan kita peringati setiap   ….


a. 6 bulan sekali c.1 tahun sekali  e. purnama tilem
b.210 hari d.mangso ke 3

25.Tiga hari sebelum perayaan hari Raya Galungan disebut ....


a. Hari Panyekeban c.Penampahan e.Hari Kuningan
b.Hari Penyajaan d. Hari Galungan

26. Sepuluh hari setelah perayaan hari Raya Galungan adalah hari ….
a. Panyekeban b.Penyajaan c.Penampahan d.  Galungan  e.Kuningan

27. Tujuan utama perayaan hari Raya Galungan adalah untuk memperingati ….
a.pergantian tahun saka   d.malam renungan suci
b. kemenangan Dharma e.tumpek kandang
c.turunnya ilmu pengetahuan suci

28.Hari Raya Saraswati jatuh pada hari ….


a. Budha Kliwon Wuku Galungan d.Budha Kliwon Tumpek
b.Saniscara Umanis Sinta e.Sasih ke 9
c.Saniscara Umanis Watugunung

29. Ilmu itu tidak akan ada habisnya di pelajari. Dalam hal ini ilmu disimbulkan dengan  ....
a. kropak b.angsa c.wina d. bunga teratai e. Genitri

30.Pada tahun 2005 ini umat Hindu Kabupaten Jepara mengadakan upacara Melasti di Pantai
….
a. Kartini b.Pungkruk c.Bandengan d. Bondo e.Marina

31.Untuk tingkat propinsi Jawa Tengah dan DIY, upacara Tawur Agung dipusatkan di Candi

a.Sukuh b.Cetho c.Borobudur d.Kalasan e.Jonggrang

32.Dasar dari perayaan hari Raya Siwlatri adalah kisah perjalanan hidup …. 
a.Lubdaka b.Empu Tanakung c.Rsi Wiyasa d.Rsi Agastya e. Dewa Siwa

33.Norana mitra manglewihane wara guna mangruhur artinya ...


a.Tiada sahabat yang melebihi ilmu pengetahuan
b.Tiada sahabat yang melebihi sahabat karib
c.Belajarlah dengan penuh disiplin
d. Hawa napsu adalah musuh yang utama 
e. Dengan ilmu akan mencapai kebahagiaan
34.Om nama dewa adhisthanaya, sarwa wyapi waiswaya Padmasana Eka prathisthaya,
ardhanareswaryai namo namah adalah mantram ....
a. Saraswati c.Sembah Puyung e.Muspa III
b. Permohonan anugrah d. Gayatri

35.“Mahate Ksatraya mahate jyaisth yaya” terdapat dalam kitab ….


a. Reg Weda X.I c. Yajur Weda IX.40                     e. Atharwa Weda X.X
b.Reg Weda X.II d. Yajur Weda IX.41

36.Dalam kepemimpinan Hindu tujuan utama yang harus dilaksanakan seorang pemimpin
adalah ….
a.Dharma d.Dharma Negara dan Dharma agama                  
b.Artha e.Dharma dan Moksa
c.Kama

37.Secara prinsip Dharma Negara menuntut umat Hindu untuk bakti kepada ....
a. Guru Rupaka c.Guru Wisesa e.Guru Susrusa 
b. Guru Pengajian d.Guru Swadyaya

38. Dharma agama menuntut seorang pemimpin memiliki tanggung jawab kepada ajaran
Agamanya. Untuk selalu bakti kepada …. 
a. Guru Rupaka c.Guru Wisesa e.Guru Susrusa 
b. Guru Pengajian d.Guru Swadyaya

39.Pada umumnya semua air sama, akan tetapi air yang telah disucikan dengan suatu cara
tertentu akan beda, air yang demikian disebut …. 
a.Tirtha b.Toyo c.Udaka   d.Turun tirtha e.Tirtha Amerta 

40.Dalam kitan sarasamuscaya 350 dikatakan pengetahuan itu menjadi kotor pada orang yang
rendah budhi seperti .…
a. air dalam tempayan c.air dalam tengkorak e.air mengalir
b.air dalam daun talas d.air dalam kendi

41.Untuk tingkat uttama, bratha siwalatri dilakukan dnegan cara ….


a. jagra c. upawasa dan jagra e. jagra, mona dan upawasa
b.mona d.jagra dan mona

42.Pelaksanaan upacara siwalatri dimulai pagi hari pada ….


a.panglong ke 14 sasih kapitu d.panglong ke 13 sasih kasanga
b.panglong ke 14 sasih kasanga e. purnaning mangsa kapitu
c.panglong ke 13 sasih kapitu 

43.Ia yang tidak ikut memutar roda yadya ini adalah jahat. Hal ini dijelaskan dalam Kitab
Bhagawadgita sloka ….
a. III. 13 b.III. 14 c.III. 15 d.III. 16 e.III. 17  

44. Jaman Weda dimulai sejak datangnya bangsa arya ke India pada tahun …. 
a. 600 SM b.1000 SM c.1500 SM d.2500 SM e.6000 SM
45.Masa perpindahan bangsa Arya menunju India dan Iran di selat Bosporus disebut …. 
a.pase perkembangan c.pase India Iran e.pase peralihan 
b.pase Indo Iran         d.pase penjajahan

Anda mungkin juga menyukai