Anda di halaman 1dari 8

Labrak Azas, Pemicu Dominan Koperasi Kolaps

DENPASAR, NusaBali – Pemicu kasus koperasi bermasalah atau kolaps, dominan karena pengelolaan
koperasi yang tidak sesuai atau melanggar prinsip-prinsip koperasi. Pelanggaran tersebut pengelolaan
koperasi, atas dasar suka-sukanya pengurus, mengabaikan rapat anggota sebagai forum tertinggi. Atau
‘kekeliruan’ atau salah kaprah tentang azas kekeluargaan dalam koperasi. Kalangan praktisi
perkoperasian mengatakan hal tersebut, menyusul kasus-kasus perkoperasian yang kerap mencuat.
“Karena itu koperasi mesti dikelola sesuai dengan jati dirinya atau karakternya,” ujar Gede Sutmasa,
assessor dari Lembaga Sertifikasi Jasa Keuangan (LSJK), Minggu (12/5). Dikatakan Sutmasa,manejemen
koperasi tidak bisa disamakan dengan manejemen lembaga yang lain. “Karena koperasi ada jati diri.
Selama ini orang mengaburkan itu,”. Misalnya koperasi simpan pinjam, dianggap sama dengan
bank.Padahal berbeda, meskipun simpan pinjamnya sama. Tetapi ada jati diri di dalamnya. Pertama
koperasi memang dibangun oleh anggota sendiri. Anggota di dalamnya sebagai pemilik sekaligus yang
menggunakan jasa . Fakta ini jelas berbeda sekali, antara bank dan koperasi. “Kan berbeda sekali. Kalau
yang kita namanya di bank, kita hanya di ikut menabung sebagai nasabah. Kalau koperasi jelas, sebagai
pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa,” jelasnya.
Tandasnya prinsip ini harus dipegang dalam pengelolaan koperasi. Jadi tidak bisa misalnya , satu atau
beberapa orang menentukan pengelolaan koperasi secara umum. Karena ini milik anggota, mau tidak
mau harus lewat keputusan rapat anggota sebagai lembaga tertinggi.
Dampak pelangggaran terhadap prinsip koperasi itulah, kata Sutmasa menyebabkan munculnya koperasi
bermasalah . Banyak koperasi kolaps, karena praud- perbuatan penyimpangan pengelolaan keuangan,
baik secara sendiri atau secara bersama-sama. Koperasi kerap dijadikan kedok tempat menghimpun
dana, investasti yang tidak benar, karena dianggap gampangan. “Karena itulah pengelolaan koperasi
harus sesuai dengan karakter dan jati diri koperasi,” tegas Sutmasa.
Sebelumnya Kadis Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra, untuk pengawasan koperasi
ada dua pola. Masing-masing pengawasan internal dan pengawasan eksternal. “Untuk di internal,
pengawas di koperasi masing-masing harus aktif melakukan pengawasan, melakukan supervise. Jangan
member toleransi terhadap pelanggaran, sekalipun masih kecil sifatnya,” ujar Gede Indra. Dengan
demikian koperasi akuntable dan terpecaya.Kemudian koperasi yang telah memenuhi syarat untuk
diaudit public, mesti diaudit sehingga bisa dipastikan tata kelola akuntansi benar atau tidak sesuai
dengan koperasi. Kemudian sisi eksternal pengawasan itu dilakukan Pemerintah, Dinas Koperasi UKM
Provinsi atau Kabupaten /kota sesuai kewenangannya. Kata Gede Indra, sesuai dengan prosedurnya,
Dinas Koperasi dan UKM sesuai kewenangannya akan member pembinaan atau rehabilitasi terhadap
koperasi-koperasi yang bermasalah. Jika upaya tersebut tidak diindahkan proses lanjutannya, misalnya
SP dan seterusnya. Kalau memang, tidak bisa dibenahi lagi, maka Dinas Koperasi UKM tak segan
mengambil tindakan sesuai aturan. Misalnya penutupan. Gede Indra mencontohkan penutupan 7
koperasi yang merupakan binaan dari Diskop UKM Bali, karena tidak mematuhi persyaratan.
Di Bali sendiri saat ini tercatat 4.962 koperasi. K17

Portofolio Kredit Segmen UKM Bank Danamon Capai Rp 31,1 Triliun

DENPASAR, NusaBali -Kalangan perbankan mengaku penyerapan kredit kuarta pertama 2019
secara keseluruhan masih masih rendah. Termasuk di segmen UKM. Diharapkan kuartal kedua
dan ketiga, pertumbuhan kredit, termasuk segmen UKM meningkat.
“Namun tetap sejalan dengan prinsip kehati-hatian atau pruden,” ujar Pemimpin Regional Bank
Danamon Wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) I Gusti Agus Indrawan, Rabu (8/5).Kata
Gusti Indrawan, pihaknya di Bank Danamon ini berharap pertumbuhan kredit 11 persen secara
keseluruhan dengan dukungan dari semua segmen, termasuk segmen UKM.Khusus untuk kredit
UKM mencatatkan pertumbuhan sebesar 6 persen, menjadi Rp 31,1 triliun.

Kata Kemudian kita dorong juga seluruh koperasi duduk menjadi anggota koperasi sekunder. Koperasi
sekunder ini ikut memberi pengawasan kepada koperasi primer.Misalnya di Badung, Pusat Koperasi
Jagadhita, berfungsi sebagai intermediasi. Saling prinssip kerjasama.

Di pengawasan koperasi ada dua pola yang dilakukan, yakni pengawasan internal dan eksternal.
Pengawas internal itu, adalah pengawas di koperasinya masing-masing yang harus melakukan
pengawasan actife memberikan supervise kepada koperasinya sehingga akuntabel dan terpercaya.
Kemudian bagi koperasi yang telah memenuhi syarat untuk diaudit public, saya minta diaudit sehingga
bisa dipastikan tata kelola akuntansi benar atau tidak sesuai dengan koperasi. Kemudian sisi eksternak
pengawasan itu dilakukan Pemerintah, Dinas Koperasi UKM rProvinsi atau Kabupaten /kota sesuai
kewenangannya. Kemudian kita dorong juga seluruh koperasi duduk menjadi anggota koperasi
sekunder. Koperasi sekunder ini ikut memberi pengawasan kepada koperasi primer.Misalnya di Badung,
Pusat Koperasi Jagadhita, berfungsi sebagai intermediasi. Saling prinssip kerjasama.

Karena selamaini angggota tak berperan. Hanya dianggap sebagai penghimpunan anggota . Misalnya
koperasi diasnggap sebagai bank, tetapi pengelolaannya tidak sebagai bank

adalah banyak contohnya koperasi kolaps, yang kemudian praud (perbuatan penyimpangan pengelolaan
keuangan) dilakukan sendiri atau secara bersama-sama, baik bersama atau sengaja. Karena dikelola
tidak sesuai dengan koperasi. Karena pengelolaannya salah. Koperasi sevagai tenpat macam
menghimpun dana, inestasti yang tidak benar, karena dianggap gampangan. Karena selamaini angggota
tak berperan. Hanya dianggap sebagai penghimpunan anggota . Misalnya koperasi diasnggap sebagai
bank, tetapi pengelolaannya tidak sebagai bank
tu yang harus dipegang, oleh pengurus. Itu yang selama ini banyak kabur, kekurangan pahaman . Itu
karena persepsi umum, lalu yang kedua pendidikan yan g diberikan koperasi selama ini tidak jalan.

Dampaknya pemahamannya koperasi yang keliru disamakan dengan lembaga usaha lain. Kalau
pemahaman sudah keliru, action juga keliru.Semua pengelolaan dan hasilnya juga keliru.”Kurang pas,”.
Contoh posisi anggota, dia adalah pemilik, dia bertanggung jawab terhadap maju mundurnya koperasi.
Dampaknya kekurangpahaman adalah banyak contohnya koperasi kolaps, yang kemudian praud
(perbuatan penyimpangan pengelolaan keuangan) dilakukan sendiri atau secara bersama-sama, baik
bersama atau sengaja. Karena dikelola tidak sesuai dengan koperasi. Karena pengelolaannya salah.
Koperasi sevagai tenpat macam menghimpun dana, inestasti yang tidak benar, karena dianggap
gampangan. Karena selamaini angggota tak berperan. Hanya dianggap sebagai penghimpunan anggota .
Misalnya koperasi diasnggap sebagai bank, tetapi pengelolaannya tidak sebagai bank. Namanya duit
seharunsy dikelola dengan baik, karena pemahaman yang keliru menempatkan koperasi selama ini
sebagai simpanpinjam semacam bank , tetapi pengelolaanya tidak professional seperti bank. Bisa –bisa
saja gitu kan. Kemudian azas kekeluargaan dipelesetkan, dadi dadi gen misalnya. Ini kan aspek lemah
yang sebenarnya, Bukan itu maksudnya.

assessor koperasi jasa keuangan lemnqa srrufika profesi


kopreasa jasa keuanganb, jakatra. Perwakualna di lembaga
diklatr pordfisi bali certif. di jln gunubg sang

Di pengawasan koperasi ada dua pola yang dilakukan, yakni pengawasan internal dan eksternal.
Pengawas internal itu, adalah pengawas di koperasinya masing-masing yang harus melakukan
pengawasan actife memberikan supervise kepada koperasinya sehingga akuntabel dan terpercaya.
Kemudian bagi koperasi yang telah memenuhi syarat untuk diaudit public, saya minta diaudit sehingga
bisa dipastikan tata kelola akuntansi benar atau tidak sesuai dengan koperasi. Kemudian sisi eksternak
pengawasan itu dilakukan Pemerintah, Dinas Koperasi UKM rProvinsi atau Kabupaten /kota sesuai
kewenangannya. Kemudian kita dorong juga seluruh koperasi duduk menjadi anggota koperasi
sekunder. Koperasi sekunder ini ikut memberi pengawasan kepada koperasi primer.Misalnya di Badung,
Pusat Koperasi Jagadhita, berfungsi sebagai intermediasi. Saling prinssip kerjasama.

Manejemen Koperasi tidak bias disamakan dengan manejemen lembaga yang lain. Karena di koperasi
kan mau tak mau karena koperasi ada jati diri. Selama ini orang mengaburkan itu. Misalnya koperasi
simpan pinjam. Dianggap sama dengan bank.Padahal berbeda, meskipun simpan pinjamnya sama.
Tetapi ada jati diri di dalamnya. Pertama koperasi memang dibangun oleh anggota sendiri. Anggota di
dalamnya sebagai pemiliki sekaligus yang mennggunakan jasa . Kan berbeda sekali. Kalau yang kita
namanya di bank, kita hanya di ikut menabung sebagai nasabah. Kalau koperasi jelas, sebagai pemilik
sekaligus sebagai pengguna jasa.

Prinsip ini harus dipegang dalam pengelolaan koperasi. Jadi tidak bisa misalnya , satu atau beberapa
orang menentukan pengelolaan koperasi secara umum. Karena ini milik anggota, mau tidak mau harus
lewat keputusan rapat anggota sebagai lembaga tertinggi. Itu yang harus dipegang, oleh pengurus. Itu
yang selama ini banyak kabur, kekurangan pahaman . Itu karena persepsi umum, lalu yang kedua
pendidikan yan g diberikan koperasi selama ini tidak jalan.

Dampaknya pemahamannya koperasi yang keliru disamakan dengan lembaga usaha lain. Kalau
pemahaman sudah keliru, action juga keliru.Semua pengelolaan dan hasilnya juga keliru.”Kurang pas,”.
Contoh posisi anggota, dia adalah pemilik, dia bertanggung jawab terhadap maju mundurnya koperasi.
Dampaknya kekurangpahaman adalah banyak contohnya koperasi kolaps, yang kemudian praud
(perbuatan penyimpangan pengelolaan keuangan) dilakukan sendiri atau secara bersama-sama, baik
bersama atau sengaja. Karena dikelola tidak sesuai dengan koperasi. Karena pengelolaannya salah.
Koperasi sevagai tenpat macam menghimpun dana, inestasti yang tidak benar, karena dianggap
gampangan. Karena selamaini angggota tak berperan. Hanya dianggap sebagai penghimpunan anggota .
Misalnya koperasi diasnggap sebagai bank, tetapi pengelolaannya tidak sebagai bank. Namanya duit
seharunsy dikelola dengan baik, karena pemahaman yang keliru menempatkan koperasi selama ini
sebagai simpanpinjam semacam bank , tetapi pengelolaanya tidak professional seperti bank. Bisa –bisa
saja gitu kan. Kemudian azas kekeluargaan dipelesetkan, dadi dadi gen misalnya. Ini kan aspek lemah
yang sebenarnya, Bukan itu maksudnya.

Kalau kita lihat di media, yang terjadi ada koperasi yang bodong, , tidak badan hokum koeprasi ,
kemdian menyebut diri koperasi lalu menghimpun dana. Yang rugi kan anggota.Bukan anggota sih, tetai
mereka sih ikut- ikut masyarakat seperti itu. Karen aiming- iming, misalnya bunganya besar. Dan ini
tidak terkontrol, seenaknya. Jadinya., Dan sekarang pemerintah lebih tegas sejak adanya Deputi
Pengawasan di Kementerian Koperasi sampai Dinas Provinsi, Kabupaten/Kota. Sekarang cukup
intens.Misalnya di Provinsi sudah ada berapa koperasi yang dibubarkan karena ada hanya papan nama
saja.
Ekspor Pertanian, Manggis Menurun Tuna Ramai
DENPASAR, NusaBali –Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, menyatakan ikan tuna atau tuna salah
satu komoditas yang meningkat ekspornya
belakangan ini. Data sementara pada Januari lalu,
ekspor tuna senilai 10 juta dollar lebih. Tentu saja,
hingga Maret dan April lalu, nilai sudah melambung.
Hanya saja belum bisa dipastikan berapa besaran
pertambahannya.Alasannya data dari Dinas
Perikanan belum seluruhnya masuk.
Namun demikian, Kadis Perindag Bali Putu Astawa
mengiyakan perkiraan tersebut. “Memang demikian,
tuna selalu menjadi salah satu komoditas ekspor
unggulan,” ujar Astawa, Minggu (12/5). Boleh
dikatakan, tuna merupakan salah satu primadona
ekspor Bali untuk katagori sub sector perikanan.
Selain itu, juga jenis ikan lainnya, kakap, kerapu,
kepiting hingga lobster. Ekspor tuna ini memberi
kontribusi terbesar yakni 20 persen untuk total
ekspor sector pertanian sebesar 21,4 juta dollar, per
Januari.
Produk ekspor Bali ke manca negara mengalami
fluktuasi.Jika sebelumnya ekspor buah manggis
sempat merajai, namun kini ekspor tuna yang
menanjak.
Hal itu ditunjukkan penurunan pengurusan dokumen
ekspor produk di Dinas Perindustrian Perdagangan
(Perindag).“Dari pengurusan dokumen (ekspor)
manggis yang berkurang,” ungkap I Gusti Ngurah
Satria, Kasi yang membidangi dokumen ekspor
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag),
Sabtu (11/5). Sedangkan sebelumnya,dokumen
ekspor untuk manggis cukup ramai.
Hanya apa persis penyebab penurunan tersebut,
Ngurah Satria tak memastikan. Namun dari
penuturan kalangan ekspoter, faktor faktor
menyebabkan penurunan ekspor. “Informasina
karena faktor hujan menyebabkan buah manggis
rusak, alami luka dalam,” cerita Ngurah Satria.“Itu
informasinya,” kata Ngurah Satria. Padahal,
manggis sebelumnya sedang naik daun, karena
ramainya pengurusan dokumen. Sebaliknya yang
meningkat pengurusan dokumennya adalah tuna.
“Itu yang ramai belakangan,” ujar Ngurah Satria.
Rata-rata pengurusan dokumen ekspor ke Dinas
Perindustrian Perdagangan, berkisar 100-150 an
dokumen per hari.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) I Putu Astawa, mengiyakan hal
tersebut. “Ya memang ekspor tuna yang ramai
belakangan ini. Sedang ekspor buah, khususnya
manggis menurun,” kata Astawa. Tentu saja,
komoditas ekspor Bali tidak sebatas pada dua
komoditas itu. Karena potensi Bali dan juga barang
yang diekspor dari Bali, banyak itemnya.
“Fesyen, handcraft dan perkebunan khususnya kopi,
merupakan juga komoditas yang menjadi
unggulan,” ujar Astawa. Produk-produk itu juga
sudah dikenal dan diharapkan makin luas
pasarannya ekspornya.
Sebelumnya pelaku bisnis hortikultura Bali
menyatakan faktor cuaca, yakni hujan yang sempat
melanda Bali beberapa waktu lalu berimbas pada
kondisi buah manggis. Buah manggis banyak
mengalami luka dalam, sehingga tak layak ekspor.
“Itulah penyebabnya penurunan ekspor selain
memang musim manggis juga jelang berakhir,” ujar
I Wayan Sugiarta, seorang pebisnis hortikultura
dari Blahkiuh Badung. Sebagaimana diketahui
ekspor manggis hampir seluruhnya ke China. K17

Anda mungkin juga menyukai