Anda di halaman 1dari 10

Sanksi Penghapusan Data Motor Cs

Penunggak Pajak, Efektif?

Foto: Sejumlah pemudik yang mengendarai motor meramaikan Jalan Raya Kalimalang, Rabu
(27/4/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) merilis rencana penghapusan


registrasi kendaraan bermotor bagi pemilik kendaraan bermotor yang tidak
melakukan registrasi ulang atau tidak melakukan perpanjangan masa berlaku
Surat Tanda Nomor Kendaraan(STNK) maksimal dua tahun. Kebijakan tersebut
didasarkan pada Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun 2012 khususnya pasal 110.
Menyikapi rencana penerapan kebijakan tersebut, pendapat publik pun terbelah.
Sebagian masyarakat sependapat dengan rencana tersebut dan sebagian lain
menyatakan keberatan atas rencana penerapan sanksi administratif berupa
penghapusan data kendaraan yang tidak melakukan perpanjangan STNK.
Apabila dicermati lebih jauh, pengelolaan STNK memiliki keterkaitan erat antara
pemerintah pusat dan daerah. Lebih lanjut keterkaitan tersebut berasal dari faktor
pendapatan bagi masing-masing pihak yang terlibat dalam pengelolaan kendaraan
bermotor di tanah air.
Bagi pemerintah pusat, pengelolaan kendaraan bermotor berkaitan dengan PNBP
pada Polri khususnya Pendapatan Penerbitan STNK dan Pendapatan Penerbitan
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Sedangkan bagi pemda pengelolaan
kendaraan bermotor berkaitan dengan penerimaan daerah khususnya mengenai
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB).
Keterkaitan antara STNK dan PKB dapat dilihat dari masa berlakunya masing-
masing dokumen. STNK berlaku untuk masa 5 tahunan sedangkan PKB berlaku
selama 1 tahun. Kelalaian pemilik membayar PKB menjadi indikasi kemungkinan
STNK kendaraan tersebut tidak diperpanjang pada akhir masa berlaku. Hal
tersebut diakibatkan akumulasi PKB dan denda yang harus dibayarkan bertambah
secara progresif setiap tahunnya.

Sumber :
https://www.cnbcindonesia.com/opini/20220725160633-14-358388/sanksi-
penghapusan-data-motor-cs-penunggak-pajak-efektif
Aspek Hukum dan Pajak dalam
Likuidasi Perusahaan
Kompas.com - 15/04/2022, 05:29 WIB

Ilustrasi likuidasi.(SHUTTERSTOCK/OLIVIER LE MOAL)

Editor Palupi Annisa Auliani


LIKUIDASI merupakan opsi terakhir yang mungkin tidak pernah diharapkan
oleh pelaku usaha mana pun dalam setiap proses bisnis. 
Langkah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum ini mencakup
pembayaran kewajiban kepada para kreditur dan pembagian harta tersisa kepada
para pemegang saham perusahaan.
Dalam kondisi tertentu—pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, misalnya
—, likuidasi tidak terhindarkan dan bisa jadi justru merupakan opsi terbaik yang
bisa diambil sebagai solusi bagi permasalahan perusahaan.
Tentu saja, ada konsekuensi dari likuidasi. Ini mencakup aspek hukum dan
perpajakan. Para pengambil kebijakan perusahaan perlu mencermati konsekuensi
dari pilihan likuidasi.
menjadi opsi terbaik untuk menuntaskan permasalahan perusahaan. Walaupun ada
konsekuensi hukum dan perpajakan yang harus tetap diperhatikan dan
dipertimbangkan pelaku usaha sebelum memilih opsi ini.
"Jangan sampai, proses likuidasi menimbulkan masalah hukum atau
memunculkan persoalan pajak," ujar Tax Partner MUC Consulting, Meydawati,
dalam webinar Kupas Tuntas Aspek Legal dan Perpajakan Proses Likuidasi
Perseroan yang digelar MUC Consulting dan MUC Attorney at Law, Selasa
(29/3/2022).

Sumber :
https://money.kompas.com/read/2022/04/15/052914226/aspek-hukum-dan-pajak-
dalam-likuidasi-perusahaan?page=all
Manfaat Besar Bagi Indonesia dari
Aturan Pajak Perusahaan
Multinasional
Senin, 18 Juli 2022 / 16:33 WIB

ILUSTRASI. Kontan - KOMINFO Kilas Online

Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal


KONTAN.CO.ID - Kesepakatan pajak perpajakan terhadap perusahaan
multinasional dalam dua pilar oleh kelompok negara G20 diperkirakan masih
menghadapi tantangan. Soal perpajakan akan akan menjadi salah satu topik saat
pertemuan Presidensi G20 yang akan digelar di Bali pekan ini.
Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef, Nailul Huda
mengatakan, pembahasan perpajakan perusahaan multinasional termasuk alot.
Negara- besar yang memiliki kepentingan relatif menolak kesepakatan itu.
merika Serikat pasti akan keberatan apabila perusahaan digital semacam Netflix
dikenakan pajak penghasilan. Padahal perusahaan itu mempunyai pendapatan dan
keutungan dari negara lain seperti Indonesia.
"Kepentingan dari negara maju di dalam pembahasan ini kuat," kata Huda pada
Kontan.co.id, Jumat (8/7).
Jika perpajakan perusahaan multinasional global diterapkan sesuai dua pilar yang
sudah disepakati, menurut Huda, manfaatnya bagi Indonesia akan besar. Terlebih
bagi pemasukan kas negara. Apalagi melihat, perusahaan-perusahaan seperi
Netflix, Google dan perusahaan lain berbasis digital memiliki transaksi besar di
Indonesia.
Sedangkan Indonesia merupakan negara dengan ekonomi digital terbesar di
Asean. Sehingga memberikan potensi bisnis besar bagi perusahaan-perusahaan
multinasional tersebut.

Sumber :
https://nasional.kontan.co.id/news/manfaat-besar-bagi-indonesia-dari-aturan-
pajak-perusahaan-multinasional
Tri Suaka Tanggapi Somasi Dyrga Dadali
Atas Dugaan Pelanggaran Hak Cipta
Kompas.com - 11/06/2022, 11:00 WIB

Penyanyi Tri Suaka akhirnya menanggapi somasi yang dilayangkan oleh Dirga Dadali karena diduga meng-
cover lagu tanpa izin dan membawakannya dalam penampilan berbayar. (KOMPAS.com/Ady Prawira Riandi)

Penulis Ady Prawira Riandi | Editor Andi Muttya Keteng Pangerang


JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Tri Suaka akhirnya buka suara setelah
disomasi oleh Dyrga Dadali atas dugaan pelanggaran hak cipta.
Tri diduga meng-cover lagu "Disaat Aku Tersakiti" tanpa izin dan
membawakannya dalam penampilan di dua kota, Lamongan dan Yogyakarta.
Menurut Tri Suaka, permasalahan itu sudah ia serahkan sepenuhnya kepada kuasa
hukumnya.
"Itu sudah aku serahkan ke pengacara," kata Tri Suaka saat ditemui di Kemang,
Jakarta Selatan, Jumat (11/6/2022).
Tri Suaka sendiri tak ingin ambil pusing dengan berbagai permasalahan yang
menimpanya beberapa waktu terakhir.
"Istilahnya gini, terserah orang mau bilang apa, pada intinya aku ya, aku seperti
ini. Orang mau fitnah sana-sini, ya terserah," katanya.
Sebelumnya, Dyrga Dadali melayangkan somasi dan tuntutan ganti rugi sebesar
Rp 2 miliar.
Dyrga berniat mengambil langkah hukum lanjutan bila Tri Suaka tak memberikan
tanggapan atas somasi yang dilayangkannya.
Ini bukan somasi pertama yang diterima oleh Tri Suaka. Sebelumnya, ia juga
pernah disomasi oleh para penyanyi dan pencipta lagu yang tergabung dalam
Forum Komunikasi Artis Minangkabau Indonesia (Forkami).

Sumber :
https://www.kompas.com/hype/read/2022/06/11/110039466/tri-suaka-tanggapi-
somasi-dyrga-dadali-atas-dugaan-pelanggaran-hak-cipta
Nokia Gugat Oppo Rp689 M Atas Tuduhan
Pelanggaran Hak Paten
CNN Indonesia
Rabu, 26 Jan 2022 09:04 WIB

Nokia menggugat produsen merek dagang Oppo, Bright Mobile Communication Rp689 miliar atas tuduhan
langgar paten setelah Juli 2021 mereka gugat Rp2,3 triliun. Ilustrasi. (Tangkapan layar instagram @oppo).

Jakarta, CNN Indonesia -- 


Nokia Technologies OY menggugat produsen merek dagang Oppo PT Bright
Mobile Telecommunication sebesar Rp689 miliar atas tuduhan pelanggaran hak
paten. Gugatan ini terdaftar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus)
dengan nomor perkara 5/Pdt.Sus-HKI/Paten/2022/PN Niaga Jkt.Pst.
Mengutip Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Jakpus, Rabu (26/1),
Nokia Technologies OY menunjuk Anastasia Dwiputri untuk menjadi kuasa
hukum atas perkara ini.
Dalam petitumnya, penggugat meminta lima hal kepada hakim PN
Jakpus. Pertama, menerima gugatan mereka untuk seluruhnya.
Kedua, menyatakan tergugat telah melakukan pelanggaran terhadap paten
penggugat dengan nomor pendaftaran IDP000031183 berjudul estimasi
perlambatan pola nada dengan membuat, menjual, dan/atau menyediakan untuk
dijual produk-produk tergugat yang menggunakan paten penggugat secara sengaja
dan tanpa hak.
Ketiga, memerintahkan tergugat untuk menghentikan pembuatan, penjualan,
dan/atau menyediakan untuk dijual produk-produk tergugat yang mengandung
paten penggugat, khususnya semua ponsel yang menggunakan merek OPPO dan
Realme yang mengimplementasikan koder EVS yang dapat digunakan di
Indonesia.
Keempat, memerintahkan tergugat membayar ganti rugi sebesar Rp689 miliar atau
kerugian material yang diderita penggugat akibat perbuatan pelanggaran paten
yang dilakukan tergugat.
Kelima, menghukum tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara. Penggugat
meminta PN Jakpus untuk membuat keputusan yang seadil-adilnya.

Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220126075056-92-751284/nokia-
gugat-oppo-rp689-m-atas-tuduhan-pelanggaran-hak-paten
Gugatan Hak Cipta Gojek, Menanti
Keadilan bagi Pencipta Gagasan
Kelas UKM
Kompas.com - 09/01/2022, 15:18 WIB

Ilustrasi ojek online, tarif baru ojek online(Shutterstock)

Editor Egidius Patnistik

HARI-HARI ini penulis membaca pemberitaan yang masif tentang gugatan hak


cipta seorang anak bangsa, Hasan Azhari alias Arman Chasan, di Pengadilan
Niaga pada Pengadilan Negeri Klas IA Jakarta Pusat. Arman Chasan menggugat
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) dan Nadiem Makarim sebagai
pelopor ojek online.
Wajar bila media memberitakan secara luas, sebab itu memang berita yang punya
magnitude. Apalagi ada tiga identitas yang terkait dengan gugatan itu. Pertama,
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) sebagai bisnis rintisan yang kini
menjadi decacorn dengan nilai aset bersama Tokopedia sebesar Rp 257 triliun.
Kedua, ada sosok Nadiem Makarim, sebuah nama besar sebagai perintis Gojek
dan PT AKAB, dan kini menjabat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.
Ketiga, adalah Arman Chasan sebagai sosok yang tak dikenal publik, lantas tiba-
tiba menggugat Gojek dengan jumlah tuntutan dana yang fantastis, dan apakah dia
sedang mencari sensasi dalam kasus ini, tentu saja publik penasaran tentang sosok
ini.

Sumber :
https://money.kompas.com/read/2022/01/09/151859926/gugatan-hak-cipta-gojek-
menanti-keadilan-bagi-pencipta-gagasan-kelas-ukm?page=all
Gen Halilintar Didenda Rp 300 Juta, Imbas
Pelanggaran Hak Cipta Lagu Lagi Syantik
Ferry Noviandi | Rena Pangesti
Sabtu, 21 Mei 2022 | 12:44 WIB

Gen Halilintar liburan di Amerika Serikat. [Instagram]

Suara.com - Gen Halilintar harus menelan pil pahit dengan didenda Rp


300 juta. Ini adalah imbas dari pelanggaran hak cipta karena meng-cover
dan mengubah lirik lagu Siti Badriah, "Lagi Syantik" tanpa izin.
Denda tersebut berdasarkan gugatan yang diajukan Nagaswara selaku label.
Mahkamah Agung pun memutus bersalah Gen Halilintar yang melakukan
cover dan mengubah lirik lagu "Lagi Syantik".
"Putusan ini sudah final dan berkekuatan hukum tetap," kata Yosh Mulyadi,
kuasa hukum Nagaswara, ditemui di kantor Nagaswara, Menteng, Jakarta
Pusat, baru-baru ini.
Sayangnya, keputusan yang sudah ditetapkan pada Desember 2021 itu
belum mendapat respons baik dari pihak Gen Halilintar. Terbukti dengan
tidak dibayarnya uang denda hingga saat ini.
"Sampai sekarang belum ada iktikad baik untuk membayar," ujar Yosh
Mulyadi.
Permasalahan ini bermula dari aksi Gen Halilintar yang menyanyikan lagu
"Lagi Syantik". Keluarga Atta Halilintar ini pun mengubah beberapa lirik.
Nagaswara pun tidak terima dan menggugat Gen Halilintar pada Januari
2020. Kala itu, label yang menaungi Siti Badriah meminta ganti rugi Rp 9,5
miliar.
"Kerugian moril, itu susah diukur dengan uang. Jadinya kami susah
ngomong apa segitu mewakili moril sebenarnya tidak juga," kata Yosh
Mulyani di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).
"Tapi kita ngomong hukum terpaksa saya harus konversikan seberapa.
Hanya saja itu bukan tujuan utama, tujuan utama perlindungan hak cipta itu
sendiri," ucapnya menambahkan.
Pihak Gen Halilintar yang diwakili Thariq Halilintar mengatakan,
diubahnya lirik tersebut menyesuaikan dengan usia adik-adiknya.

Sumber :
https://www.suara.com/entertainment/2022/05/21/124421/gen-halilintar-didenda-
rp-300-juta-imbas-pelanggaran-hak-cipta-lagu-lagi-syantik
Surya Darmadi ajukan nota
keberatan karena dakwaan sumir
 Rabu, 21 September 2022 5:48 WIB

Arsif foto - Terdakwa kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam kegiatan usaha perkebunan
kelapa sawit dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) Surya Darmadi (tengah) berjalan
meninggalkan ruangan usai menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis
(8/9/2022). (ANTARA/Rivan Awal Lingga)

Jakarta (ANTARA) - Pemilik Darmex Group Surya Darmadi mengajukan nota


keberatan (eksepsi) karena menilai dakwaan terhadapnya sumir dan prematur
dalam perkara dugaan korupsi usaha perkebunan kelapa sawit tanpa izin di
provinsi Riau periode 2004-2022 dan tindak pidana pencucian uang 2005-2022.
"Bahwa akibat dari dakwaan Penuntut Umum yang sumir dan prematur tersebut,
jelaslah bahwa terdakwa Surya Darmadi adalah Korban dari proses penegakan
hukum yang terkesan dipaksakan dan terburu-buru untuk suatu tujuan tertentu,"
kata penasihat hukum Surya Darmadi, Juniver Girsang, di pengadilan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin.
Menurut Juniver, kata "sumir" dan "prematur" dalam konteks surat dakwaan,
diartikan sebagai dakwaan yang disusun dan atau dibuat terlalu singkat dan
terburu-buru, yang belum saatnya untuk diajukan ke depan persidangan.
Padahal, kata Juniver, telah ada aturan baru dalam Omnibus Law di Indonesia
melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dalam Pasal
110A dan Pasal 110B Jo Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
91/PUU-XVIII/2020, yang menyatakan masih memberi waktu selama 3 tahun
kepada Pelaku Usaha untuk menyelesaikan administrasi pengurusan izin
pelepasan kawasan hutan dan hanya dikenakan sanksi administratif atas
pelanggaran ketentuan dimaksud.
"Beberapa perusahaan milik Terdakwa yaitu: PT. Palma Satu, PT. Seberida Subur
dan PT. Panca Agro Lestari masih memiliki waktu hingga Tahun 2023 untuk
menyelesaikan semua proses administrasi pengurusan izin pelepasan kawasan
hutan tersebut. Sementara, PT. Kencana Amal Tani dan PT. Banyu Bening Utama
sudah memiliki Hak Guna Usaha (HGU)," ungkap Juniver.

Sumber :
https://riau.antaranews.com/berita/303073/surya-darmadi-ajukan-nota-keberatan-
karena-dakwaan-sumir
Tokopedia dan Bukalapak Komentari
Aksi Pengawasan AS, Shopee Masih
Bungkam
Kompas.com - 22/02/2022, 10:33 WIB

Startup eCommerce Bukalapak(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Penulis Lely Maulida | Editor Reza Wahyudi


KOMPAS.com - Sejumlah marketplace yang beroperasi di Indonesia tercatat
dalam daftar pengawasan atau "Notorious Market List" yang dirilis oleh
Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS).
Daftar tersebut menghimpun perusahaan-perusahaan global yang diduga
menjual barang palsu, tiruan, atau bajakan yang notabene melanggar hak cipta.
Notorious Market List 2021 merupakan daftar terbaru yang dirilis oleh
Departemen Perdagangan AS. Secara total, ada 42 perusahaan online yang diduga
terlibat atau memfasilitasi penjualan barang palsu.
Dari puluhan perusahaan itu, tiga di antaranya merupakan pasarloka asal
Indonesia yaitu Bukalapak dan Tokopedia, serta e-commerce asal Singapura
yang beroperasi di Indonesia, yakni Shopee.
Baca juga: Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee Masuk Daftar Pengawasan
AS
Terkait masuknya perusahaan dalam daftar "hitam" tersebut, Tokopedia dan
Bukalapak angkat bicara.
External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya
mengatakan, pihaknya menindak tegas segala bentuk penyalahgunaan di
Tokopedia sesuai dengan aturan penggunaan platform.
"Kami juga memiliki fitur Pelaporan Penyalahgunaan, di mana masyarakat dapat
melaporkan produk yang melanggar, baik aturan penggunaan platform Tokopedia
maupun hukum yang berlaku di Indonesia," kata Ekhel kepada KompasTekno,
Senin (21/2/2022).
Sementara itu AVP Marketplace Quality Bukalapak, Baskara Aditama
mengatakan pihaknya senantiasa berkomitmen untuk melindungi Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI) dan melarang penjualan barang palsu dan bajakan di
Bukalapak.
Sumber :
https://tekno.kompas.com/read/2022/02/22/10330007/tokopedia-dan-bukalapak-
komentari-aksi-pengawasan-as-shopee-masih-bungkam?page=all
Tri Suaka dan Zinidin Zidan Diduga Langgar
Undang Undang Hak Cipta, Ini Kata Pencipta
Lagu Emas Hantaran
Lintang Tribuana
Kamis 26 Mei 2022 19:56 WIB

Pencipta lagu Erwin Agam angkat bicara mengenai dugaan pelanggaran hak cipta yang
dilakukan Tri Suaka dan Zinidin Zidan. (Foto: Soundcloud/Erwin Agam)

JAKARTA, celebrities.id - Pencipta lagu Erwin Agam angkat bicara mengenai


dugaan pelanggaran hak cipta yang dilakukan Tri Suaka dan Zinidin Zidan.
Mereka mengcover lagu ciptaannya tanpa izin dengan menyebarluaskan melalui
konten YouTube. 
Menurut Erwin, ada dua lagu ciptaannya yang dicover oleh pihak Tri Suaka dan
Zinidin Zidan, yaitu Emas Hantaran dan Luka Sekerat Rasa. Lagunya pun sudah
dicover berulang kali. 
"Sebenarnya mengcover itu masuk ke ranah pembajakan. Pengambilan hak
kekayaan intelektual orang lain kalau tanpa izin," kata Erwin, dikutip dari
YouTube Official Nitnot, Kamis (26/5/2022). 
"Kalau ada izin, tidak (masuk pembajakan). Di situ akan ada perjanjian dan
kontrak-kontrak (antara pencipta dan pengcover lagu)" ujar dia lagi. 
Erwin Agam kecewa dengan aksi cover lagu tanpa izin yang dilakukan pihak Tri
Suaka dan Zinidin Zidan. Apalagi dia juga memiliki label yang tak pernah
mengandalkan lagu orang lain untuk dinyanyikan tanpa izin oleh artis-artisnya. 
"Seandainya sepakat semua bahwa cover lagu itu bebas-bebas aja, tanpa minta
izin ke pengarang lagunya, di sini saya sebagai pengarang lagu sekaligus produser
yang punya label, dan belasan orang penyanyi. Kalau gitu berhenti aja dong bikin
lagu?" kata Erwin. 
"Ya, saya tunggu aja lagu yang trending dan semua artis-artis saya, suruh cover
lagu. Kalau lagu itu trending, saya suruh ulang-ulang lagi, seperti Tri Suaka yang
mengcover dua lagu saya," ucapnya lagi. 

Sumber :
https://www.celebrities.id/read/tri-suaka-dan-zinidin-zidan-diduga-langgar-
undang-undang-hak-cipta-ini-kata-pencipta-lagu-emas-hantaran-7IJ0q6

Anda mungkin juga menyukai