Tidak semua proyek teknologi informasi mengalami kesuksesan, bahkan mayoritas proyekteknologi
informasi mengalami kegagalan. Suskses atau gagalnya sebuah proyek teknologidapat diukur dengan
berbagai standar. Namun secara umum, ukuran keberhasilan dari sebuahproyek teknologi informasi
dapat diukur dengan standar berikut :
1. Pengerjaan proyek sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta selesai padawaktunya.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut tidak melebihi pagu anggaran yang
telahdiperhitungkan sebelumnya.
3. Sistem yang dihasilkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan
daripenggunanya.
1. Website DPR-RI
Dari kriteria yang telah disebutkan diatas, kami mendapatkan sebuah contoh proyek
yang dapatdikatakan gagal. Walapun berskala kecil, namun proyek tersebut sempat menyita
perhatianbanyak pihak di Indonesia. Proyek yang dimaksud adalah proyek pembangunan
website resmiDewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Kegagalan proyek tersebut
dapatdiuraikan berdasarkan tolak ukur yang telah disebutkan diatas.
Berdasarkan tolak ukur pertama, dapat dipastikan bahwa pelaksanaan proyek tersebut
berjalansesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Karena sesuai dengan peraturan yang ada
dalampengadaan barang dan jasa instansi pemerintah, proyek harus dilaksanakan tepat
waktu.Apabila melampaui batas waktu yang telah ditentukan, maka akan dikenakan sanksi
terhadappenyedia barang/jasa. Selama ini tidak pernah terdengar bahwa proyek tersebut
mengalamiketerlambatan.
Berdasarkan tolak ukur kedua, dapat dikatakan sebenarnya proyek ini juga berhasil
karena tidakmelebihi pagu yang telah ditentukan. Namun dilihat dari kelayakan secara umum,
proyek inisangat tidak layak dilakukan melihat dari ukuran finansialnya. Nilai pemeliharaan
proyek yangmencapai Rp. 8,4 M/tahun, Pemeliharaan situs Rp 1,3M/tahun, serta
pengembangan sistemyang mencapai angka Rp 12 M sangat layak dipertanyakan. Dilihat dari
biaya yang telahdikeluarkan, maka dapat dikatakan bahwa website tersebut adalah website
termahal yang adadi dunia. Padahal apabila dilihat dari fitur website tersebut yang kebanyakan
hanya berisi beritadan peraturan yang bisa diunduh, tentu nilai tersebut sangat tidak pantas.
Berdasarkan tolak ukur ketiga, proyek bisa dikatakan gagal. Mungkin kita masih ingat
tentanginsiden yang pernah terjadi ketika anggota komisi VIII DPR-RI melakukan studi banding
keAustralia. Ketika diminta alamat email, maka salah satu staf memberikan alamat email
gratisyang biasa kita gunakan sehari-hari, yaitu email Yahoo. Tentu saja hal tersebut menjadi
bulan-bulanan media massa di tanah air, karena DPR-RI sendiri telah memiliki webmail yang
bisadigunakan oleh anggotanya. Sehingga webmail tersebut menjadi sia-sia apabila tidak
digunakan semaksimal mungkin. Dari sudut pandang tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sebenarnyawemail yang juga tercakup dalam proyek website tersebut tidak dibutuhkan oleh
penggunanya,yaitu anggota DPR RI serta pihak yang bersewang seperti Sekjen DPR-RI.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa
proyektersebut gagal dilihat dari sisi biaya yang telah dikeluarkan serta manfaatnya bagi user.
Sumber : https://news.detik.com/berita/1632619/minta-tak-dipojokkan-komisi-viii-dpr-
sudah-ada-alamat-email-khusus
Sumber : https://news.detik.com/berita/1189631/kpk-temukan-pemborosan-dalam-
proyek-it-kpu
Sumber : http://www.selayar.org/economics-a-politics/92-abu-abu-proyek-it
4. Bank Mandiri e-Toll Card
Pada saat membayar di gerbang tol menggunakan e-Toll card, ternyata saldo pengguna
kartutidak mencukupi. Dengan sendirinya palang pintu tidak terbuka padahal ada mobil lain
yangsudah antre di belakang. Mau maju tidak mungkin karena ada palang.
Pengelola tol dan e-Toll card tidak memperhitungkan skenario kalau e-Toll card saldonya
habis,atau e-Toll card ternyata rusak, atau alat pembaca e-Toll card di gerbang tol rusak.
Merekatidak mau memikirkan contingency scenario seperti ini, padahal kemungkinan terjadinya
cukupbesar dan sangat penting untuk keselamatan pengguna jalan tol.
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2103855/dahlan-iskan-anggap-sistem-e-toll-
pass-gagal
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/03/26/linbv4-sim-
smart-alat-bayar-bila-kena-tilang