Anda di halaman 1dari 3

Contoh 5 Proyek TI yang Gagal

Tidak semua proyek teknologi informasi mengalami kesuksesan, bahkan mayoritas proyek teknologi
informasi mengalami kegagalan. Suskses atau gagalnya sebuah proyek teknologi dapat diukur dengan
berbagai standar. Namun secara umum, ukuran keberhasilan dari sebuah proyek teknologi informasi
dapat diukur dengan standar berikut :

1. Pengerjaan proyek sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta selesai pada waktunya.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut tidak melebihi pagu anggaran yang telah
diperhitungkan sebelumnya.
3. Sistem yang dihasilkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan dari
penggunanya.

1. Website DPR-RI

Dari kriteria yang telah disebutkan diatas, kami mendapatkan sebuah contoh proyek yang dapat
dikatakan gagal. Walapun berskala kecil, namun proyek tersebut sempat menyita perhatian banyak
pihak di Indonesia. Proyek yang dimaksud adalah proyek pembangunan website resmi Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Kegagalan proyek tersebut dapat diuraikan berdasarkan
tolak ukur yang telah disebutkan diatas.

Berdasarkan tolak ukur pertama, dapat dipastikan bahwa pelaksanaan proyek tersebut berjalan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Karena sesuai dengan peraturan yang ada dalam pengadaan
barang dan jasa instansi pemerintah, proyek harus dilaksanakan tepat waktu. Apabila melampaui batas
waktu yang telah ditentukan, maka akan dikenakan sanksi terhadap penyedia barang/jasa. Selama ini
tidak pernah terdengar bahwa proyek tersebut mengalami keterlambatan.

Berdasarkan tolak ukur kedua, dapat dikatakan sebenarnya proyek ini juga berhasil karena tidak
melebihi pagu yang telah ditentukan. Namun dilihat dari kelayakan secara umum, proyek ini sangat
tidak layak dilakukan melihat dari ukuran finansialnya. Nilai pemeliharaan proyek yang mencapai Rp. 8,4
M/tahun, Pemeliharaan situs Rp 1,3M/tahun, serta pengembangan sistem yang mencapai angka Rp 12
M sangat layak dipertanyakan. Dilihat dari biaya yang telah dikeluarkan, maka dapat dikatakan bahwa
website tersebut adalah website termahal yang ada di dunia. Padahal apabila dilihat dari fitur website
tersebut yang kebanyakan hanya berisi berita dan peraturan yang bisa diunduh, tentu nilai tersebut
sangat tidak pantas.

Berdasarkan tolak ukur ketiga, proyek bisa dikatakan gagal. Mungkin kita masih ingat tentang insiden
yang pernah terjadi ketika anggota komisi VIII DPR-RI melakukan studi banding ke Australia. Ketika
diminta alamat email, maka salah satu staf memberikan alamat email gratis yang biasa kita gunakan
sehari-hari, yaitu email Yahoo. Tentu saja hal tersebut menjadi bulan-bulanan media massa di tanah air,
karena DPR-RI sendiri telah memiliki webmail yang bisa digunakan oleh anggotanya. Sehingga webmail
tersebut menjadi sia-sia apabila tidak digunakan semaksimal mungkin. Dari sudut pandang tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sebenarnya wemail yang juga tercakup dalam proyek website tersebut tidak
dibutuhkan oleh penggunanya, yaitu anggota DPR RI serta pihak yang bersewang seperti Sekjen DPR-RI.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa proyek tersebut
gagal dilihat dari sisi biaya yang telah dikeluarkan serta manfaatnya bagi user.

SUMBER : http://news.detik.com/read/2011/05/04/175929/1632619/10/minta-tak-dipojokkan-
komisi-viii-dpr-sudah-ada-alamat-email-khusus

2. Pemilu di Komisi Pemilihan Umum


Proyek IT yang dimaksudkan untuk mempermudah proses pelaksanaan pemilu dan penghitungan suara
pemilu ini banyak mendapat kecaman dari berbagai pihak. Disamping karena ditengarai adanya korupsi
di dalam pelaksanaannya, juga ketika digunakan banyak mengalami kegagalan dan bahkan KPU tidak
menggunakannya sebagai bahan acuan perhitungan suara, KPU pada akhirnya tetap menggunakan hasil
perhitungan suara manual.

Proyek IT senilai 170 milyar Rupiah ini hanya menghasilkan polemik di masyarakat daripada
mendapatkan manfaatnya. Dari mulai pelaksanaan pemilihan pemenang tender yang kemudian
melaksanakan proyek tersebut sudah bermasalah sehingga manajemen proyek sangat tidak terencana
dan amburadul. Banyak pihak yang saling memaksakan keinginan dari mulai partai dan bahkan pengurus
KPU sendiri.

Terlepas dari keberhasilan dan kegagalan sebuah proyek IT, seharusnya sejak dini sebuah proyek IT
direncanakan dengan matang dan dilaksanakan oleh orang-orang yang berkompeten sertadapat
mengidentifikasikan ukuran keberhasilan dari proyek tersebut mulai dari jangka waktu yang realistis,
perencanaan yang baik, komunikasi yang lancar dan ruang lingkup proyek yang jelas sehingga jia terjadi
perubahan dapat diketahui dengan baik .

Sumber : http://news.detik.com/read/2009/08/25/220042/1189631/10/kpk-temukan-pemborosan-
dalam-proyek-it-kpu

3. Project IT Pemkab Selayar


Proyek Selayar yang dianggap sebagai proyek IT milik pemkab Selayar yang mengusung tema E-
Goverment. Diberitakan bahwa proyek ini telah bernialai miliaran rupiah dan sempat berjalan. Namun
hingga sekarang outpunya dan akhir dari proyek tersebut tidak jelas kabarnya.

Selayar sebetulnya sudah sedikit melangkah lebih maju, karena sudah mempunyai website
www.selayar.go.id. Namun beberapa bulan terakhir ini, alamat itu tidak bisa diakses. Sudah bisa
dibayangkan, investasi ke situ sudah pasti tidak tergolong kecil, kalau berkaca pada hal sejenis oleh
instansi pemerintah. Akhirnya sia-sia, tidak terpergunakan sebagaimana mestinya. Padahal sebetulnya
biaya maintenance-nya untuk fasilitas seperti itu tidaklah seberapa. Buktinya, kami secara pribadi yang
dari segi ekonomi tidak termasuk berlebih, bisa menangani www.selayar.com. Padahal domain go.id
sampai detik ini belum membutuhkan biaya tahunan sebagai mana domain international seperti .com.

Sumber : http://selayar.org/economics-a-politics/92-abu-abu-proyek-it

4. Bank Mandiri e-Toll Card


Pada saat membayar di gerbang tol menggunakan e-Toll card, ternyata saldo pengguna kartu tidak
mencukupi. Dengan sendirinya palang pintu tidak terbuka padahal ada mobil lain yang sudah antre di
belakang. Mau maju tidak mungkin karena ada palang.

Pengelola tol dan e-Toll card tidak memperhitungkan skenario kalau e-Toll card saldonya habis, atau e-
Toll card ternyata rusak, atau alat pembaca e-Toll card di gerbang tol rusak. Mereka tidak mau
memikirkan contingency scenario seperti ini, padahal kemungkinan terjadinya cukup besar dan sangat
penting untuk keselamatan pengguna jalan tol.

SUMBER : http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/03/28/dahlan-iskan-ngamuk-yang-gagal-
jasa-marga-atau-bank-mandiri-e-toll-card/

5. “SIM Smart”, Alat bayar kena tilang


Bank BRI bekerja sama dengan Polri menciptakan inovasi baru kartu "SIM Smart" yang dapat digunakan untuk
langsung membayar titipan denda tilang kepada petugas polisi.

SIM Smart merupakan Surat Ijin Mengemudi berteknologi Microchip yang berfungsi selain sebagai Driving License
(SIM) juga dapat sebagai alat bayar titipan denda tilang melalui mesin EDC (Electronic Data Capture) yang dibawa
petugas penindakan di lapangan, ujar Corporate Secretary Bank BRI Muhamad Ali di Jakarta, Sabtu.

Ali mengatakan, SIM Smart memiliki keuntungan antara lain mempercepat urusan pembayaran tilang karena dapat
digunakan langsung di lokasi pelaksanaan tilang melalui mesin EDC yang dibawa petugas penindakan, serta aman
karena pembayaran denda tilang, cukup menggunakan saldo uang yang ada pada SIM Smart sehingga masyarakat
tidak perlu membawa uang tunai.

Prosedur kepemilikan SIM Smart tidak sulit karena cukup mengikuti prosedur antara lain aplikasi SIM Smart di
Kantor Pelayanan SIM setempat dengan mengisi formulir, pendaftaran, mengikuti tes teori dan praktek, mengikuti
proses pemotretan dan terakhir mengaktifkan SIM Smart di Bank BRI.

Petugas Bank BRI akan memberikan panduan tentang pengaktifan SIM Smart dan menganjurkan kepada pemegang
SIM untuk mengisi saldo ke dalam SIM Smart.

Adapun pengisian saldo SIM Smart (top up) dapat dilakukan secara tunai maupun "overbooking" dari Kartu Debit
BRI atau Kartu Debit bank lain, baik melalui mesin EDC, ATM maupun teller di seluruh Kantor Cabang Bank BRI,
kata Ali.

Nantinya para pemegang SIM dapat melakukan penggantian SIM Smart pada saat perpanjangan dan perubahan
dari SIM biasa ke SIM Smart, tidak dikenakan biaya.

Ditargetkan seluruh pemegang SIM di wilayah kerja Polda Metro Jaya akan dapat menggunakan SIM Smart yang ke
depan dimungkinkan dapat dipergunakan untuk transaksi di pom bensin, secure parking, minimarket dan lain-lain.

Namun sampai dengan saat ini project tersebut tidak lagi terdengar kabar beritanya.

SUMBER : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/03/26/linbv4-sim-smart-alat-bayar-bila-kena-
tilang

Anda mungkin juga menyukai