Anda di halaman 1dari 10

Sengketa dugaan pelanggaran hak

cipta Lagu Payung Hitam selesai


pascamediasi
 Kamis, 16 September 2021 15:04 WIB

Kedua belah pihak dan saksi-saksi menandatangani Berita Acara Mediasi sebagai tanda telah
terselesaikannya perkara sengketa dugaan pelanggaran hak cipta Lagu Payung Hitam dengan
cara mediasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tegal, Rabu (15/9/2021). ANTARA/HO-
Kemenkumham

Semarang (ANTARA) - Sengketa dugaan pelanggaran hak cipta Lagu Payung


Hitam atas laporan pengaduan nomor : HKI.7.KP.08.01.01.01.12.LP Tahun 2021
tanggal 23 Februari 2021 atas pelanggaran Hak Cipta Lagu Payung Hitam yang
telah dicatatkan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dengan nomor 39210
tanggal 14 Agustus 1998, telah selesai pasca-dilakukannya mediasi.
Mediasi berlangsung Rabu (15/9/2021) di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Tegal oleh Tim Mediasi Direktorat Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan ikut terlibat dalam mediasi antara
lain Kepala Seksi Penyelesaian Sengketa Alternatif Direktorat Penyidikan dan
Penyelesaian Sengketa Noprizal Muh Fandhi Fanani selaku mediator dan
Sunarsih selaku staff penyelesaian sengketa.
Hadir sebagai saksi Kepala Sub Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual Kanwil
Kemenkumham Jateng Tri Junianto dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Lapas
Tegal Andriana Wing Kartika.
Berdasarkan catatan resmi Ditjen KI, Lagu Payung Hitam resmi terdaftar sebagai
karya dari Puji Rahaesita selaku pemilik dan pemegang Hak Cipta dan perkara
berkembang ketika lagu tersebut dinyanyikan, dicover, dan diunggah di channel
youtube milik JayMultimedia tanpa ijin dari pemilik dan pencipta resmi lagu
Payung Hitam.
Atas pelanggaran tersebut, termohon mendapatkan keuntungan serta menerima
atau menikmati keuntungan dari youtube.

Sumber :
https://jateng.antaranews.com/berita/403905/sengketa-dugaan-pelanggaran-hak-
cipta-lagu-payung-hitam-selesai-pascamediasi
Gojek Digugat Rp 24,9 Triliun ke
Pengadilan karena Masalah Hak Cipta
Minggu, 2 Januari 2022 13:01 WIB

Logo Gojek. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek dan


Nadiem Makarim sebagai pendirinya digugat oleh seseorang bernama Hasan
Azhari alias Arman Chasan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Gugatan itu
berkaitan dengan perkara hak cipta.
Gugatan teregistrasi di Pengadilan Niaga dengan nomor
86/Pdt.Sus-HKI/Cipta/2021/PN Niaga Jkt.Pst pada 31 Desember 2021. Surat
gugatan sudah dilayangkan sejak 21 Desember lalu.
Pihak tergugat I adalah Gojek Indonesia. Sedangkan tergugat II ialah Nadiem
Makarim.
Dalam petitumnya, pihak penggugat meminta Gojek dan Nadiem membayar ganti
rugi secara tanggung renteng sebesar Rp 10 miliar. Kemudian, kedua pihak juga
digugat untuk membayar royalti sebesar Rp 24,9 triliun.
Dengan demikian, Gojek dan Nadiem digugat dengan total nilai Rp 24,91 triliun.
Pihak penggugat meminta pengadilan mengabulkan gugatan untuk seluruhnya. 
Penggugat juga memohon agar pengadilan menyatakan pihak tergugat I dan II
melakukan pelanggaran hak cipta.
Adapun sidang pertama kasus ini dijadwalkan akan digelar pada hari Kamis, 13
Januari 2022. 
Ketika dikonfirmasi, Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan
perusahaannya belum menerima surat pemberitahuan gugatan resmi.
"Namun yang dapat kami sampaikan bahwa Gojek sebagai entitas anak bangsa
selalu memenuhi seluruh peraturan yang berlaku di Indonesia," kata Nila ketika
dihubungi, Ahad, 2 Januari 2022.
Adapun penggugat, Arman Chasan, belum memberikan tanggapan saat dihubungi
melalui media sosial Instagramnya, @armand_chasand, ihwal duduk perkara
gugatannya. Namun dalam media sosial itu, ia mengklaim bahwa dirinya
merupakan pelopor atau perintis pertama istilah ojek onlie atau ojol sejak 2008,
sebelum Gojek ada.

Sumber :
https://bisnis.tempo.co/read/1545691/gojek-digugat-rp-249-triliun-ke-
pengadilan-karena-masalah-hak-cipta
Perjalanan Lengkap Kasus Rebutan
Merek MS Glow Vs PS Glow
Kompas.com - 19/07/2022, 08:13 WIB

Shandy Purnamasari dan Juragan 99(Instagram @shandypurnamasari)

Penulis Muhammad Idris | Editor Muhammad Idris


KOMPAS.com - Kisruh merek dagang antara MS Glow dan PS Glow berbuntut
panjang di Pengadilan Niaga. Terbaru, PS Glow memenangkan perebutan merek
di Pengadilan Niaga (PN) Surabaya.
Dalam putusannya, Hakim PN Surabaya memerintahkan MS Glow harus
membayar ganti rugi sebesar Rp 37,9 miliar kepada penggugat, PS Glow.
Selain ganti rugi, MS Glow juga diminta untuk menghentikan produksi,
perdagangan, serta menarik seluruh produk MS Glow yang telah beredar di
Indonesia.
Seperti diketahui, sengketa merek dagang ini terjadi antara pemilik MS Glow
Shandy Purnamasari dan suaminya Gilang Widya Pramana yang lebih populer
dikenal sebagai Juragan 99 melawan Putra Siregar dan sang istri Septia Siregar,
pemilik PS Glow.
Kedua belah pihak saling melapor tentang siapa yang sebenarnya lebih berhak
atas merek dagang produk kosmetik tersebut. Kasus ini menyita perhatian
khalayak karena kedua pasangan pengusaha tersebut juga merupakan influencer di
media sosial dan sebutan 'crazy rich'.

Sumber :
https://money.kompas.com/read/2022/07/19/081355626/perjalanan-lengkap-
kasus-rebutan-merek-ms-glow-vs-ps-glow?page=all
Kronologi Kasus Dugaan Pelanggaran
Hak Cipta yang Seret Nama Tina Toon
Kompas.com - 30/08/2021, 15:56 WIB

Tina Toonita saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).(Kompas.com/Ira Gita)

Penulis Baharudin Al Farisi | Editor Andi Muttya Keteng Pangerang


JAKARTA, KOMPAS.com - Personel Anima, Engkan Herikan, mengatakan, ia
bersama teman-teman menciptakan lagu "Bintang" pada 2003-an saat grup
bandnya belum merapat ke label musik mana pun.
Seiring berjalannya waktu, Engkan mengungkapkan, Anima bergabung ke Sony
Music.
Pada saat itu, Sony Music dan Anima mendaur ulang lagu “Bintang” menjadi
versi terbaru di bawah naungan label tersebut.
"(Sony Music) membeli master. Karena kan posisinya waktu itu (ibarat) lagunya
diambil, dipindahkan ke label," ucap Engkan dalam jumpa pers di kawasan
Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/8/2021).
Engkan mengaku terkejut karena lagu tersebut meledak di industri musik Tanah
Air.
Padahal, dia tidak memiliki ekspektasi lebih pada saat itu.
Beberapa lama kemudian setelah "Bintang" naik daun, Engkan mengaku
memutuskan vakum dari industri musik Indonesia.
Namun, kata Engkan, royalti dan segala macam yang bersinggungan dengan lagu
"Bintang" masih berjalan sebagaimana mestinya.
Beberapa tahun kemudian, Engkan kaget karena Tina Toon membawakan ulang
dan merilis lagu "Bintang" yang sempat ia populerkan bersama Anima. Ia
diberitahu oleh salah satu temannya.
Tina Toon merilis "Bintang" di bawah naungan perusahaan produksi Universal
Music Indonesia.
Permasalahan semakin runyam ketika Engkan mengetahui bahwa pencipta lagu
diubah menjadi Basia Saritha Kaban dan Baros Roulette.

Sumber :
https://www.kompas.com/hype/read/2021/08/30/155603166/kronologi-kasus-
dugaan-pelanggaran-hak-cipta-yang-seret-nama-tina-toon?page=all
Youtube Diminta Hapus Jutaan Konten
Terkait Hak Cipta
Selasa 07 Dec 2021 15:59 WIB
Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nora Azizah

Youtube merilis laporan terkait transparansi hak cipta di platformnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Youtube telah merilis laporan Transparansi


Hak Cipta perdananya untuk menjelaskan upaya penegakan hak cipta di
platformnya. Berdasarkan data dari paruh pertama tahun 2021, Youtube
memeriksa tiga alat utama yang menyusun pengelolaan hak cipta, yakni formulir
web, alat pencocokan hak cipta, dan sistem Content ID.
Formulir web tersedia untuk semua orang dan diakses oleh pemegang hak cipta.
Sementara, Copyright Match Tool atau alat pencocokan hak cipta mendukung
mereka untuk menemukan konten yang diunggah ulang dan perlu mengirimkan
permintaan penghapusan. Selama periode enam bulan, Youtube mengatakan,
sebagian besar permintaan dan klaim penghapusan berasal dari deteksi otomatis
oleh alat pencocokan hak cipta dan Content ID.
Akibatnya, lebih dari 1,6 juta permintaan penghapusan dibuat menggunakan alat
pencocokan hak cipta. Sementara itu, lebih dari 722 juta klaim dibuat melalui
Content ID yang mewakili lebih dari 99 persen dari semua tindakan hak cipta di
YouTube.
Youtube juga meneliti seberapa sering pembuat konten menolak penghapusan dan
klaim Content ID yang mereka yakini sebagai kekeliruan. Youtube menemukan
ada tingkat rendah di mana kurang dari satu persen dari semua klaim Content ID
yang dibantah selama paruh pertama tahun 2021. Meskipun dalam kasus di mana
perselisihan memang muncul terkait klaim Content ID, data dari laporan
menunjukkan lebih dari 60 persen permasalahan diselesaikan untuk kepentingan
pengunggah.
Laporan tersebut juga menunjukkan lebih dari delapan persen video yang diminta
untuk dihapus melalui formulir web publik pada paruh pertama 2021 takluk pada
permintaan penghapusan karena pelanggaran hak cipta. Ini berarti permintaan
dinilai oleh tim peninjau YouTube sebagai kemungkinan pernyataan kepemilikan
hak cipta yang salah.

Sumber :
https://www.republika.co.id/berita/r3qmb0463/youtube-diminta-hapus-jutaan-
konten-terkait-hak-cipta
Diduga Cover Lagu Tanpa Izin, Tri Suaka
Dituntut Ganti Rugi Rp2 M
Tim | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jun 2022 07:21 WIB

Tri Suaka diminta untuk membayar ganti rugi sebesar Rp2 M karena membawakan lagu band Dadali tanpa
izin. (Foto: Tri Suaka Channel via Twitter)

Jakarta, CNN Indonesia -- 

Tri Suaka diminta untuk membayar ganti rugi sebesar Rp2 M terkait pelanggaran
hak cipta lagu Di Saat Aku Tersakiti milik Dadali. Tuntutan itu dilayangkan oleh
Dirga, vokalis band tersebut, karena Tri Suaka diduga membawakan lagu itu
tanpa izin di dua tempat berbeda.

Dirga menganggap Tri Suaka melakukan pelanggaran Undang-Undang Hak


Cipta. Ia juga merasa dirugikan atas tindakan Tri Suaka menyanyikan lagu tanpa
izin.

"Ini kan ada dua tempat ya. Kami di sini (menunutut) Rp2 M karena ini dua
tempat," kata Genuari Wawuru, kuasa hukum Dirga, di kawasan Menteng, Jakarta
Pusat, dikutip dari detikHot.

Sebelum membawa permasalahan ini ke jalur hukum, Dirga dan kuasa hukumnya
akan melayangkan somasi kepada Tri Suaka. Mereka meminta agar Tri Suaka
meminta maaf atas tindakannya.

Mereka memberikan waktu satu minggu bagi Tri Suaka untuk meminta maaf. Jika
permintaan tersebut tidak dikabulkan, Dirga dan kuasa hukumnya akan
melakukan langkah selanjutnya.

Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20220610071731-227-807165/diduga-
cover-lagu-tanpa-izin-tri-suaka-dituntut-ganti-rugi-rp2-m
Vidio.com Tuntut Penyedia STB
Welhome atas Kasus Pembajakan
Nurrohman Sidiq
23 Sep 2022, 19:45 WIB

Ilustrasi pembajakan (Photo by Clint Patterson on Unsplash)

Otosia.com, Jakarta PT Vidio Dot Com selaku operator dan pemilik platform
Over the Top Vidio menegaskan komitmennya memerangi para pelaku
pembajakan. Dan jika terbukti melakukan pelanggaran hukum, maka Vidio tak
segan untuk mengambil langkah-langkah pidana.

Seperti awal September lalu, Vidio melaporkan penyedia Set Top Box (STB)
dengan merek dagang 'Welhome' ke Kepolisian Daerah Banten. Vidio
memperkarakan secara pidana penyedia STB Welhome berdasarkan ketentuan
Undang-Undang No.20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis dan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, atas tuduhan
pencatutan logo dan konten secara ilegal.

Saat ini, kasus pencatutan logo dan konten milik Vidio secara ilegal oleh STB
Welhome tengah dalam tahap penyidikan dan penggeledahan barang bukti, oleh
pihak Kepolisian. Setelah laporan pengaduan secara resmi diterbitkan pada
tanggal 8 September 2022, aparat Kepolisian Daerah Banten melanjutkan
penyidikan dengan mengadakan penggeledahan atas tempat produksi STB
Welhome, di Kabupaten Tangerang, pada tanggal 13 September 2022.

Sumber :
https://www.otosia.com/berita/read/5078632/vidiocom-tuntut-penyedia-stb-
welhome-atas-kasus-pembajakan
Pegadaian Siap Ikuti Proses Hukum soal
Gugatan Hak Cipta Tabungan Emas
tim | CNN Indonesia
Senin, 16 Mei 2022 11:43 WIB

PT Pegadaian siap mengikuti proses hukum atas dugaan pelanggaran hak cipta layanan tabungan emas dalam
gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Jakarta, CNN Indonesia -- 

PT Pegadaian siap mengikuti proses hukum gugatan dugaan pelanggaran hak


cipta layanan Tabungan Emas. 

Vice President of Corporate Communication PT Pegadaian Basuki Tri Andayani


mengatakan pihaknya tengah mempelajari berkas gugatan yang diajukan di di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut.

"Kami sudah menerima berkas gugatan itu dan sedang dipelajari dengan seksama.
Sebagai perusahaan yang menjunjung GCG, kami akan mengikuti proses hukum
yang sudah berlaku dan mematuhi regulasi pemerintah maupun ketentuan hukum
lainnya," kata Basuki dalam siaran pers, Senin (16/5).

Ia menegaskan pihaknya akan terus melindungi hak hak konsumen agar tidak
terdapat kerugian nasabah.

Sebelumnya, PT Pegadaian (Persero) digugat senilai Rp322,5 miliar atas


pelanggaran hak cipta layanan Tabungan Emas yang dimiliki perusahaan.

Gugatan dilayangkan oleh Arie Indra Manurung dengan nomor perkara


40/Pdt.Sus-HKI/Cipta/2022/PN Niaga Jakarta Pusat tertanggal 28 April 2022.
Gugatan dilayangkan melalui kuasa hukum bernama Usman.

Ia menilai layanan Tabungan Emas milik Pegadaian dianggap sama dengan sistem
investasi dan transaksi jual beli emas milik Arie bernama Goldgram.

Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220516110346-92-797178/pegadaian-
siap-ikuti-proses-hukum-soal-gugatan-hak-cipta-tabungan-emas
Bikin Gojek Digugat Rp 24 T, Pahami
Dulu Aturan soal Hak Cipta
Tim detikcom - detikFinance
Rabu, 05 Jan 2022 16:44 WIB

Foto: Dok. Gojek

Jakarta - 

PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dan Nadiem Makarim digugat oleh
Hasan Azhari alias Arman Chasan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN
Jakpus) dengan Nomor Perkara 86/Pdt.Sus-HKI/Cipta/2021/PN Niaga Jkt.Pst.

Pada intinya, gugatan senilai Rp 24,9 triliun yang dilayangkan Hasan Azhari alias
Arman Chasan kepada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek dan Nadiem
Makarim menuduh adanya pelanggaran hak cipta yang dilakukan Gojek.

Perihal hak cipta, rupanya masih banyak masyarakat Indonesia yang memahami.
Apa lagi, dalam kasus Gojek, objek tuntutan adalah ide atau gagasan bisnis yang
sulit dibuktikan karena tak berwujud.

Lantas, bagaimana sih aturan perlindungan hak cipta di Indonesia? Yuk pahami
bareng-bareng.

Ahli Konsultan Hukum Hak Kekayaan Intelektual dan pengacara Gunawan


Suryomurcito secara sederhana menjelaskan, hak cipta yang diatur di Indonesia
bisa dilindungi bila objek yang dimaksud sudah memiliki wujud fisik. Misalnya
saja, sudah berbentuk perangkat lunak atau software, atau perusahaan yang
menjalankan gagasan bisnis itu sudah terbentuk dan dituangkan jelas dalam akta
pendirian usaha.

Sumber :
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5885819/bikin-gojek-digugat-
rp-24-t-pahami-dulu-aturan-soal-hak-cipta
Pelanggar Hak Cipta Bisa Dipidana
Meski Pembuat Karya Belum Dapat
Sertifikasi HKI
Nur Khabibi
Sabtu, 30 Juli 2022 - 00:11 WIB
views: 4.191

Plt. Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham, Razilu menyatakan pelanggaran hak cipta bisa dipidana
meski karya tersebut belum mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Foto/MPI

JAKARTA - Plt. Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham, Razilu


menyatakan pelanggaran hak cipta bisa dipidana meski karya tersebut belum
mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Diketahui, HKI kembali hangat diperbincangkan masyarakat setelah kekayaan


intelektual ini bisa dijadikan agunan pinjaman di bank maupun non bank.
"Walaupun dia (pencipta) belum mendapatkan surat pencatatan (HKI) bisa
dipidana (pelanggar)," kata Razilu dalam Webinar Partai Perindo dengan tema
'Mewujudkan Hak Kekayaan Intelektual sebagai Agunan Bank dan Non Bank',
Jumat (29/7/2022).

Menurut Razilu, pencatatan hak cipta sebenarnya bukanlah sebuah kewajiban


karena lahirnya secara otomatis ketika sebuah karya dipublikasi oleh penciptanya.
Razilu melanjutkan, unsur lain yang dijadikan syarat sebuah kekayaan intelektual
bisa dijadikan agunan pinjaman, harus didaftarkan terlebih dahulu sehingga bisa
dihukum jika terdapat kasus pelanggaran.

"Di luar hak cipta sebelum mendapatkan sertifikat tidak bisa diproses secara
hukum, karena sifatnya adalah konstitutif dia harus mendaftar dulu ada tahapan-
tahapan prosesnya kemudian nanti baru ditetapkan dia adalah melanggar atau
tidak," ujarnya.

Sumber :
https://nasional.sindonews.com/read/841065/12/pelanggar-hak-cipta-bisa-
dipidana-meski-pembuat-karya-belum-dapat-sertifikasi-hki-1659114440

Anda mungkin juga menyukai