Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH DINAMIKA PENERAPAN DEMOKRASI

PANCASILA

DISUSUN OLEH :
NAMA ANGGOTA : 1. FIONA APRIANI
2. RIASTY CHANDRI ALVIOLOLA
3. RENA APRILIA HAYUNINGRUM
4. FLOURA APRIYANTI
5. RISKI NANDA RAMADHAN
6. NORMA YUNITA
7. TRI ZULFA HIDAYATI
8. GUSTI PURNAMA
9. PUTRA BAGAS ADITYA
10. M.KURNIAWAN
11. SYAHPUTERA
KELAS : XI.IPA 3
GURU PEMBIMBING : AHMAD ARDO AGREZKY

SMA NEGERI 1 MARTAPURA


TAHUN AJARAN 2022/2023
DINAMIKA PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA

1. Prinsip prinsip demokrasi pancasila


Ahmad sanusi mengutarakan 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia
menurut pancasila dan UUD Negara republic Indonesia tahun 1945.
a. Demokrasi yang berketuhanan maha esa
b. Demokrasi dengan kecerdasan
c. Demokrasi yag berdaulatan rakyat
d. Demokrasi dengan rule of law
e. Demokrasi dengan pemisahanan kekuasaan Negara
f. Demokrasi dengan hak asasi manusia
g. Demokrasi dengan peradilan yang merdeka
h. Demokrasi dengan otonomi daerah
i. Demokrasi dengan kemakmuran
j. Demokrasi yang berkeadilan social
Karakter utama demokrasi pancasila adalah sila keempat, yaitu kerakyatan
yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dengan kata
lain, demokrasi pancasila mengandung 3 karakter utama yaitu
kerakyatan,permusyawaratan,dan hikmat kebijaksanaan.
Demokrasi pancasila mengandung beberapa nilai moral yang bersumber dari
pancasila, antara lain sebagai berikut.
a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
c. Pelaksanaan kebebasan yang dipertanggungjawabkan secara moral kepada tuhan
yang maha esa, diri sendiri, dan orang lain.
d. Mewujudkan rasa keadilan social
e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat
f. Mengutamkan persatuan nasional dan kekeluargaan
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita cita nasional

2. Periodisasi perkembangan demokrasi pancasila


Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan kita,semua konstitusi yang pernah
berlaku menganut prinsip demokrasi. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam ketentuan
ketentuan berikut.
a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen) berbunyi
“kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat”.
b. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(setelah diamandemen) berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
c. Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1:
1) Ayat (1) berbunyi “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan
berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan berbentuk
federasi”
2) Ayat (2) berbunyi “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat
dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat
dan Senat”
d. Dalam UUDS 1950 Pasal 1:
1) Ayat (1) berbunyi “ Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat
ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan”
2) Ayat (2) berbunyi “Kedaulatan Republik Indonesia adalah ditangan
rakyat dan dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan
Perwakilan rakyat”.
Untuk melihat apakah suatu system pemerintahan adalahsistem yang demokratis
atau tidak, dapat dilihat dari indicator indicator yang dirumuskan oleh affan gaffar
berikut ini.
1. Akuntabilitas
Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat
mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya.

2. Rotasi kekuasaan
Dalam demokrasi peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada dan dilakukan
secara teratur dan damai. Dalam suatu negara yang tingkat demokrasinya masih
rendah, rotasi kekuasaannya biasanya rendah pula, bahkan peluang untuk itu sangat
terbatas.
3. Rekruitmen politik yang terbuka
Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan suatu sistem
rekruitmen yang terbuka. Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi
suatu jabatan politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam
melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan tersebut. Dalam negara yang tidak
demokratis, rekruitmen politik biasanya dilakukan secara tertutup. Artinya, peluang
untuk mengisi jabatan politik hanya dimiliki oleh segelintir orang saja.

4. Pemilihan Umum
Dalam suatu negara demokrasi pemilu dilaksanakan secara teratur. Setiap warga
negara yang telah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dan bebas
menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati nuraninya.

5. Pemenuhan hak hak dasar


Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga negara dapat menikmati hak-
hak dasar mereka secara bebas, termasuk didalamnya hak untuk menyatakan
pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat serta hak untuk menikmati pers yang
bebas.

a. Pelaksanaan demokrasi di indonesia pada periode 1945-1949


Pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan ini (1945-1949), pelaksanaan
demokrasi baru terbatas pada berfungsinya pers yang mendukung revolusi
kemerdekaan. Sedangkan elemen-elemen demokrasi yang lain belum sepenuhnya
terwujud, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Hal ini dikarenakan
pemerintah harus memusatkan seluruh energinya bersama-sama rakyat untuk
mempertahankan kemerdekaan dan menjaga kedaulatan negara, agar Negara kesatuan
tetap hidup.

b. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada periode 1949-1959


Pada periode ini terjadi dua kali pergantian undang-undang dasar, yaitu:
1. Pergantian UUD 1945 dengan Konstitusi RIS pada rentang waktu 27
Desember 1949 - 17 Agustus 1950. Dalam rentang waktu ini, bentuk negara
Indonesia berubah dari kesatuan menjadi serikat. Sistem pemerintahan
berubah dari presidensil menjadi quasi parlementer.

2. Pergantian Konstitusi RIS dengan Undang-undang Dasar Sementara (UUDS)


1950 pada rentang waktu 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959. Periode pemerintahan
ini bentuk negara kembali berubah menjadi negara kesatuan. Sistem
pemerintahan menganut sistem parlementer.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada periode 1949-1959, negara


Indonesia menganut demokrasi parlementer.
Masa demokrasi parlementer merupakan masa yang semua elemen demokrasi nya
dapat kita temukan perwujudannya dalam kehidupan politik di Indonesia.
1. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat
tinggi dalam proses politik yang berjalan.
2. Akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemegang jabatan dan politisi pada
umumnya sangat tinggi.
3. Kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh ruang yang sebesar
besarnya untuk berkembang secara maksimal.
4. Sekali pun pemilihan umum hanya dilaksanakan satu kali, yaitu pada 1955,
tetapi pemilihan umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan prinsip
demokrasi.
5. Masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahkan hak-hak dasar mereka
tidak dikurangi sedikit pun, sekalipun tidak semua warga negara dapat
memanfaatkannya dengan maksimal.
6. Dalam masa pemerintahan parlementer, daerah-daerah memperoleh otonomi
yang cukup bahkan otonomi yang seluas luasnya dengan asas desentralisasi
sebagai landasan untuk berpijak dalam mengatur hubungan kekuasaan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

c. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada periode 1959-1965


Sejarah Indonesia (1959-1965) adalah masa ketika sistem Demokrasi
Terpimpin sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem
demokrasi yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara,
kala itu Presiden Soekarno.
d. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada periode 1965-1998
Era baru dalam pemerntahan dimulai setelah melalui masa transisi yang
singkat, yaitu antara tahun 1966 – 1968, ketika Jenderal Soeharto dipilh menjadi
Presiden Republik Indonesia. Era yang kemudian dikenal dengan sebutan Orde Baru
dengan konsep Demokrasi Pancasila.
Visi utama pemerintahan orde baru ini adalah untuk melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat Indonesia. Dengan visi tersebut, Orde Baru memberikan secercah harapan
bagi rakyat Indonesia.

e. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada perdiode 1998-sekarang


Setelah Presiden Suharto mengundurkan diri dari jabatannya, dan digantikan
oleh B.J Habibie, Indonesia telah memasuki masa Reformasi. Pada masa Reformasi,
kehidupan banyak yang berubah. Demokrasi pada masa Reformasi didasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945, dengan menegaskan fungsi, wewenang, dan tanggung
jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas
antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Kebebasan pers diberikan sebagai ruang publik untuk ikut berpartisipasi dalam
bangsa dan negara. Dibelakukannya sistem multipartai dalam pemilu, berbeda dengan
masa Orde Baru yang hanya memperbolehkan tiga partai saja. Perkembangan pemilu
sampai saat ini terus berkembang memberikan jalan bagi rakyat untuk menggunakan
hak politiknya dalam pemilu, bahkan pada pemilu 2004 rakyat akhirnya bisa memilih
langsung wakil di lembaga legislatif dan memilih presiden/wakil presiden secara
langsung. Pada 2005 pun akhirnya kepala-kepala daerah dapat dipilih secara langsung.
Dengan demikian, pelaksaan demokrasi pada masa Reformasi terlihat dari
pelaksanaan pemilu yang lebih demokratis, adanya sistem multipartai yang mandiri,
adanya pengaturan mengenai HAM, konsep Triaspolitika masing-masing bersifat
otonom.
3. Kesimpulan
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan
dari waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang
dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila.
Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di bidang aspek Aspek
Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif,
Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut juga harus didasari
dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai