Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

SUMBER DANA DALAM DAN LUAR NEGERI

DOSEN PENGAMPU
Dr. Hj. Heni Noviarita, S. E., M. Si

DISUSUN OLEH
Kelompok 11

Ahmad Hendrawansyah 2051010206


Sheila Deviyanti 2051010211
Syamsi Nurhayati Safitri 2051010171

Program Studi Ekonomi Syariah


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
Jl. Letnan Kolonel H Jl. Endro Suratmin, Sukarame,
Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung
35131

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Sumber Dana Dalam dan Luar Negeri" ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sumber dana
dalam dan luar negeri bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Heni Noviarita, S.E.,
M. Si., selaku dosen mata kuliah Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Lampung, 11 Mei 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... 1

DAFTAR ISI.......................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah ............................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Manfaat Investasi Asing ................................................................... 5


B. Kebijakan-kebijakan NSB Terhadap Investasi Asing....................... 7
C. Sumber Pinjaman Luar Negeri bagi Pembangunan di Indonesia ..... 10
D. Sekilas Tentang Utang Luar Negeri Indonesia ................................. 11

BAB III PENUTUP

2.1 Kesimpulan ....................................................................................... 13

2.2 Saran ................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 15

2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara berkembang, Indonesia masih sangat memerlukan
banyak pembangunan disektor perekonomian, terutama pembangunan yang
berkelanjutan. Namun, masih ditemukan banyak kendala dalam mewujudkan
pembangunan-pembangunan tersebut. Contohnya saja keterbatasan modal
dalam pembiayaan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. 1 Hal ini dapat
disebabkan oleh porsi alokasi untuk investasi yang rendah, dana yang lebih
banyak dibawa ke luar negeri, dan banyaknya masyarakat yang lebih memilih
untuk mengalokasikan uangnya untuk investasi tidak bergerak, seperti tanah.
Untuk mengatasi kendala tersebut, pemerintah melakukan berbagai
kebijakan yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, baik dengan dorongan dalam negeri maupun luar negeri. Selain
mendorong sumber-sumber penerimaan negara melalui ektensifikasi dan
intensifikasi pajak dan non pajak, pemerintah Indonesia juga telah
menerapkan kebijakan utang luar negeri dan penanaman modal asing.
Sumber-sumber dana dari dalam dan luar negeri yang didapat
diharapkan akan mampu menopang pembiayaan pembangunan di Indonesia,
yang nantinya juga diharapkan akan menstimulus pertumbuhan ekonomi.
Adanya pertumbuhan ekonomi, mengindikasikan keberhasilan pembangunan
ekonomi di sebuah negara yang diharapkan mampu mewujudkan
kesejahteraan bagi masyarakatnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja manfaat investasi asing?
2. Apa saja kebijakan-kebijakan NSB terhadap investasi asing?
3. Darimana saja sumber pinjaman luar negeri bagi pembangunan di
Indonesia?
4. Pemaparan sekilas mengenai utang luar negeri Indonesia.

1
Junaedi, Dedi. 2018. Hubungan Antara Utang Luar Negeri dengan Perekonomian dan
Kemiskinan: Komparasi Antarrezim Pemerintahan. Jurnal SNKN 2018 BPPK Kementrian Keuangan RI. Jilid
1. Hlm. 563-587.

3
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
1. Mengetahui manfaat investasi asing.
2. Mengetahui apa saja kebijakan-kebijakan NSB terhadap investasi asing.
3. Mengetahui darimana saja sumber pinjaman luar negeri bagi
pembangunan di Indonesia?
4. Memahami pemaparan sekilas mengenai utang luar negeri Indonesia.

4
PEMBAHASAN
A. Manfaat Investasi Asing
Pada dasarnya, investasi atau penanaman modal asing adalah investasi
atau penanaman modal yang dilakukan oleh investor luar negeri baik
menggunakan modal asing yang dilakukan oleh penanam modal asing
sepenuhnya, maupun berkongsi dengan penanam modal dalam negeri dengan
membangun suatu perseroan terbatas.2
Investasi asing tentunya memiliki banyak dampak positif untuk
peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seperti yang disebutkan
pada UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007, bahwa salah satu tujuan dari
penyelenggaraan investasi baik dalam negeri maupun luar negeri adalah
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang selanjutnya tidak hanya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memeratakan dan
meningkatkan kesejahteraan nasional secara berkelanjutan yang disebut juga
sebagai pembangunan ekonomi.
Baik penanaman modal asing maupun dalam negeri telah menjadi
salah satu sumber pembiayaan yang penting bagi suatu negara yang sedang
berkembang dan akan memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan
di negara tersebut. Sebagai salah satu bagian dari aliran modal, penanaman
modal asing dianggap sebagai aliran modal yang lebih stabil daripada jenis
aliran modal lainnya, seperti investasi portofolio maupun utang luar negeri.3
Menurut analisis neoklasik tradisional, investasi asing langsung adalah
suatu hal yang positif, karena investasi asing langsung mengisi kekurangan
tabungan yang dapat dihimpun dari dalam negeri, menambah cadangan
devisa, memperbesar penerimaan pemerintah, dan mengembangkan keahlian
manajerial bagi perekonomian di negara yang menerima investasi asing
langsung tersebut. Semua manfaat yang dihasilkan oleh investasi asing
langsung tersebut merupakan faktor-faktor penting yang dibutuhkan untuk
2
Makhfudz, M. 2016. Seberapa Penting Investasi Asing dipertahankan di Indonesia. Adil Yarsi:
Jurnal Hukum. Vol. 7, No.1. Fakultas Hukum Universitas Tama Jagakarsa.
3
Kambono, H., Marpaung, E. I. 2020. Pengaruh Investasi Asing dan Investasi Dalam Negeri
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Akuntansi. Vol. 12, No. 1. Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Maranatha.

5
mencapai target pembangunan dan pertumbuhan bagi suatu negara yang
berkelanjutan.4
Selain itu, ada pula beberapa peranan positif dari investasi asing
langsung. Diantaranya adalah yang pertama, peranannya dalam mengisi
kekurangan sumber daya antara tingkat investasi yang ditargetkan dengan
jumlah sesungguhnya dari tabungan domestik yang dapat dikelola. Ada
kalanya sebuah negara memiliki kemampuan yang terbatas dalam mencapai
tingkat investasi yang ditargetkan sebagai akibat dari tabungan domestik yang
digunakan untuk pembiayaan pembangunan, seringkali tidak memadai skala
investasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, adanya investasi asing langsung
dapat mengatasi persoalan yang berkaitan dengan kesenjangan tabungan dan
investasi dalam negeri.
Kedua, peranan dalam mengurangi ketidakseimbangan antara target
jumlah devisa yang dibutuhkan dan jumlah aktual devisa dari ekspor yang
ditambah dengan bantuan dari luar negeri. Jadi, apabila investasi asing
langsung hadir di negara yang bersangkutan, maka hal ini tidak hanya dapat
menghilangkan sebagian atau seluruh defisit yang terdapat dalam neraca
pembayaran, tetapi juga dapat menghilangkan defisit dalam jangka panjang,
apabila pemilik modal atau perusahaan asing tersebut dimungkinkan untuk
hadir di negara yang bersangkutan guna menghasilkan devisa atau alat-alat
pembayaran luar negeri dari hasil-hasil ekspornya secara neto atau bersih.
Ketiga, peranan dalam mengurangi kesenjangan antara target
penerimaan pajak pemerintah dan jumlah pajak sebenarnya yang dapat
dikumpulkan. Dengan memungut pajak atas keuntungan-keuntungan dari
perusahaan-perusahaan asing tersebut, maka pemerintah dari negara-negara
tujuan investasi asing langsung tersebut akan dapat mengelola sumber-sumber
finansial dalam rangka membiayai proyek-proyek pembangunannya, misalnya
pembangunan sarana dan prasarana publik.
Keempat, peranan dalam mengurangi atau bahkan menghilangkan
kesenjangan dibidang manajemen, semangat kewirausahaan, teknologi

4
Todaro, M, P., & Smith, S, C., (2006), Pembangunan Ekonomi, Jilid dua, Edisi Kesembilan,
Erlangga, Jakarta.

6
produksi dan keterampilan kerja, yang menurut pemikiran neoklasik
tradisional akan diisi sebagian ataupun seluruhnya oleh perusahaan-
perusahaan asing yang beroperasi di negara-negara penerima investasi asing
langsung. Perusahaan-perusahaan asing tersebut tidak hanya akan dapat
menyediakan sumber-sumber finansial atau pabrik-pabrik baru saja kepada
negara-negara tujuan investasi asing langsung, tetapi dapat juga menyediakan
berbagai sumber-sumber daya yang dapat dibutuhkan bagi proses
pembangunan secara keseluruhan, termasuk juga pengalaman dan kecakapan
manajerial, kemampuan kewirausahaan dan teknologi produksi. Selanjutnya,
perusahaan-perusahaan asing tersebut juga berguna untuk mendidik para
manajer lokal agar mereka dapat mengetahui cara-cara dalam mengadakan
hubungan dengan bank-bank diluar negeri, mencari alternatif pasokan sumber
daya, dan memperluas jaringan-jaringan pemasaran sampai ketingkat
internasional. Selain itu, perusahaan-perusahaan asing tersebut juga akan
membawa pengetahuan baru dan teknologi yang paling canggih, sekaligus
memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan-peralatan modern ke negara-
negara tujuan investasi asing langsung. Transfer pengetahuan dan teknologi
tersebut akan sangat berguna dan produktif bagi negara-negara penerima
investasi asing langsung.5

B. Kebijakan-kebijakan NSB (Negara Sedang Berkembang) terhadap Investasi


Asing
Pemerintah NSB biasanya menggunakan berbagai kebijakan yang
bersifat restriktif dan insentif bagi perusahaan-perusahaan asing.
Kebijakan-kebijakan NSB yang bersifat restriktif terhadap investasi
asing adalah sebagai berikut.
1. Prasyarat Kinerja
Prasyarat kinerja biasanya ditetapkan disetiap industri. Prasyarat
kinerja ini biasanya ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan NSB yang
telah dibicarakan sebelumnya, yaitu lapangan kerja, alih teknologi, dan

5
Prabowo, Andre. 2015. Faktor-faktor Penentu Investasi Asing Langsung di Indonesia Tahun
1988-2012. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.

7
untuk kegiatan-kegiatan yang berorientasi ekspor dan perolehan devisa.6
Misalnya, bagi TNC (Transnasional Coorporation) yang memasuki
industri perakitan otomobil diharuskan meningkatkan kandungan lokal
dari mobil secara progresif. Sedangkan mereka yang memasuki ekstraksi
mineral diminta untuk melakukan investasi-investasi untuk industri
pengolahannya di masa depan.
2. Hukum “Kejenuhan”
Kebijakan lain yang juga banyak dipakai (terutama di Amerika
Latin dan Asia Tenggara), yang ditujukan untuk mempercepat proses alih
teknologi yang lebih banyak, adalah desakan NSB terhadap para investor
asing agar mencari mitra kerja lokal dengan membentuk usaha patungan
(joint ventures). Prasyarat-prasyarat ini biasanya terkandung pada apa
yang telah dikenal sebagai hukum kejenuhan (saturation laws), yang
mengharuskan TNC (Transnasional Coorporation) agar menjual jumlah
tertentu dari modalnya (biasanya 51%) untuk setiap proyek kepada
pengusaha lokal. Tujuannya adalah agar mitra lokal dapat memantau
teknologi yang masuk, mengambilnya, dan kemudian menerapkannya
dalam perekonomiannya. Namun, banyak kerja sama dengan pola joint
ventures merupakan pengaturan-pengaturan yang melibatkan elite-elite
lokal yang dekat dengan penguasa politik yang kurang berminat dengan
masalah-masalah bisnis.
3. Repatriasi Laba
Repatriasi adalah proses pengembalian akumulasi penghasilan
berupa aset atau harta dari luar negeri ke wilayah Indonesia. Singkatnya,
repatriasi adalah dana yang kembali ke Indonesia dan diinvestasikan
didalam negeri. Batasan-batasan lain yang biasanya diterapkan oleh NSB
adalah batas maksimum repatriasi laba kepada perusahaan induk dan
keharusan untuk menginvestasikan kembali sebagian laba negara tuan
rumah. Batas maksimum repatriasi laba ditujukan untuk mengurangi aliran
keluar dari sumber daya di NSB pada masa yang akan datang. Batasan-

6
Baiti, Nur. 2020. Sistem Ekonomi Indonesia: Investasi. Program Studi Ilmu Pemerintahan.
STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang.

8
batasan seperti ini ditetapkan secara luas oleh NSB, khususnya di Amerika
Latin dan India. Di Kolumbia, jumlah maksimum repatriasi laba oleh
perusahaan kepada perusahaan induknya di luar negeri sampai 14% dari
investasi pekerjaan Kolumbia. Di negara-negara lain, seperti Argentina
dan Ghana, walaupun tidak secara eksplisit menyatakan persentase batas
maksimum repatriasi laba, repatriasi tersebut dibatasi melalui sistem
dibatasi melalui sistem devisa yang mereka anut.7
4. Pinjaman Komersial
Dewasa ini, sumber dana dari luar negeri yang paling pesat
perkembangannya adalah pinjaman swasta yang berasal dari tiga sumber,
yaitu bond leading, pinjaman komersial, dan kredit ekspor. Bond leading
ini merupakan salah satu bentuk dari investasi portofolio. Bentuk kedua
dan yang relatif paling baru adalah pinjaman komersial dari bank-bank
luar negeri, dari pasar Eurocurrency, maupun pinjaman biasa dari bank-
bank diluar negeri dengan menggunakan dana mereka sendiri. Kredit
Eurocurrency ini biasanya dilakukan oleh suatu sindikat bank, bukan oleh
bank secara individual. Pinjaman jenis ini biasanya digunakan untuk
jangka waktu yang jauh lebih pendek ketimbang bond issues dan dengan
tingkat bunga yang sama jika bank-bank tersebut meminjamkan pada bank
lainnya.
Ada pula kebijakan NSB yang bersifat insentif terhadap investasi asing
yaitu insentif pajak. Sejauh ini, insentif pajak merupakan dorongan yang
paling banyak diberikan pada TNC (Transnational Coorporation atau disebut
juga dengan perusahaan yang beroperasi di dua negara atau lebih). Ragam
insentif yang paling umum adalah tax holidays atas pendapatan. Tingkat pajak
atas pendapatan tersebut perusahaan di NSB biasanya berkisar antara 40-50%.
Untuk menarik investor asing, pemerintah dari NSB biasanya sering
memberikan pembebasan pajak pendapatan bagi TNC yang baru masuk
beberapa tahun, umumnya 3-6 tahun.

7
Assegaf, R. (15 Desember 2008). Investasi dan Kebijakan-kebijakan NSB tentang Investasi
Asing. Blog Ridho Assegaf. http://ridhoassegaf.blogspot.com/2008/12/investasi-dan-kebijakan-kebijakan-
nsb.html

9
Bagi investor-investor asing yang mampu memenuhi prasyarat-
prasyarat kinerja, kebanyakan NSB memberikan dorongan-dorongan yang
positif, misalnya tax holidays dan insentif pajak lainnya, hak monopoli dipasar
lokal, dan jaminan bahwa investor-investor tersebut boleh melakukan
repatriasi laba ke negara asalnya.8

C. Sumber Pinjaman Luar Negeri bagi Pembangunan di Indonesia


Pinjaman dari luar negeri sendiri menurut peraturan pemerintah
Republik Indonesia nomor 10 tahun 2011 tentang tata cara pengadaan
pinjaman luar negeri dan penerimaan hibah adalah setiap pembiayaan melalui
utang yang diperoleh pemerintah dari pemberi pinjaman luar negeri yang
diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga
negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.
Sumber-sumber pinjaman luar negeri bagi Indonesia sendiri diterima
dari:
1. Kreditor Multilateral, merupakan lembaga keuangan internasional yang
beranggotakan beberapa negara, yang memberikan pinjaman kepada
pemerintah. Contohnya adalah Bank Dunia (World Bank) dan Bank
Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB),
2. Kreditor Bilateral, merupakan pemerintah negara asing atau lembaga yang
ditunjuk oleh pemerintah negara asing atau lembaga yang bertindak untuk
pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman kepada pemerintah.
Contohnya adalah negara Spanyol, Belanda, Jepang (Japan Internasional
Cooperation Agency/JICA), dan lain-lain.
3. Kreditor Swasta Asing, terdiri dari lembaga keuangan asing, lembaga
keuangan nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan
melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Indonesia yang memberikan
pinjaman kepada pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman tanpa
jaminan dari lembaga penjamin kredit ekspor. Contohnya adalah Deutsche

8
Baiti, Nur. 2020. Sistem Ekonomi Indonesia: Investasi. Program Studi Ilmu Pemerintahan.
STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang.

10
Bank, Woori Bank, Tokyo Leasing Corporation, Eurocopter Singapore,
Lawrence Industries, dan SCS Network Pte Ltd.
4. Lembaga penjamin kredit ekspor, merupakan lembaga yang ditunjuk
negara asing untuk memberikan jaminan, asuransi, pinjaman langsung,
subsidi bunga, dan bantuan keuangan untuk meningkatkan ekspor negara
yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana tersebut dipergunakan
untuk membeli barang atau jasa dari negara bersangkutan yang berdomisili
dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Indonesia. Contohnya
adalah ECA Financing.9
Dengan menggunakan dana pinjaman luar negeri yang didapat,
pembangunan nasional juga sedang gencar dilakukan, terlihat beberapa tahun
belakangan ini, banyak infrastruktur yang baru dibangun. Mulai dari MRT,
jalan TOL diberbagai daerah, sekolah didaerah terpencil, bendungan, ataupun
jembatan baru. Saat ini pemerintah tidak hanya berfokus melakukan
pembangunan di pusat, justru pembangunan nasional ini diharapkan dapat
menyetarakan infrastruktur diseluruh daerah di Indonesia.10

D. Sekilas tentang Utang Luar Negeri Indonesia


Indonesia sendiri tercatat pada Januari 2020 mempunyai utang luar
negeri senilai 4.817,5 triliun. Angka tersebut mungkin terdengar sangat
banyak, akan tetapi berdasarkan UU, jumlah tersebut masih dalam batas
normal. Berdasarkan UU, utang luar negeri harus berada dibawah 60% dari
PDB, dan jumlah 4.817,5 T masih diposisi 30% terhadap PDB. Bila
dibandingkan dengan negara lain, rasio utang luar negeri Indonesia dapat
dikatakan terjaga bahkan kecil. Beberapa Negara tetangga seperi Philipina,
Jepang, dan Singapura memiliki rasio utang terhadap PDBnya melampaui
30%.

9
Departemen Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang No.
PER- 04/PU/2009 tentang Klasifikasi Pinjaman Luar Negeri Pemerintah. Direktur Jenderal Pengelolaan
Utang. Jakarta.
10
Kementrian Keuangan RI. (2020). Mengenal Pinjaman Luar Negeri. Diakses pada 8 Mei 2022,
Pukul 20.02 WIB. https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/kph/id/data-publikasi/artikel/2803-mengenal-pinjaman-
luar-negeri-2.html.

11
Utang luar negeri diperlukan untuk memberikan pengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi seperti dengan cara meningkatkan produksi
(PDB), memperluas kesempatan kerja dan memperbaiki neraca pembayaran.
Namun, apabila utang digunakan secara tidak wajar maka kemungkinan utang
tersebut akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi bahkan
mengancam kestabilan makro ekonomi negara. Kondisi utang luar negeri
Indonesia baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya tentu tidak lepas dari
kondisi perekonomian sebelumnya. Dengan kata lain, buruknya kinerja
perekonornian di tahun-tahun sebelumnya bisa jadi sebagai pendorong
munculnya masalah utang luar negeri dewasa ini.11

11
Kementrian Keuangan RI. (2020). Mengenal Pinjaman Luar Negeri. Diakses pada 8 Mei 2022,
Pukul 20.02 WIB. https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/kph/id/data-publikasi/artikel/2803-mengenal-pinjaman-
luar-negeri-2.html.

12
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Beberapa manfaat positif dari investasi asing langsung diantaranya
adalah mengisi kekurangan sumber daya antara tingkat investasi yang
ditargetkan dengan jumlah sesungguhnya dari tabungan domestik yang dapat
dikelola, mengurangi ketidakseimbangan antara target jumlah devisa yang
dibutuhkan dan jumlah aktual devisa dari ekspor yang ditambah dengan
bantuan dari luar negeri, mengurangi kesenjangan antara target penerimaan
pajak pemerintah dan jumlah pajak sebenarnya yang dapat dikumpulkan, dan
peranan dalam mengurangi atau bahkan menghilangkan kesenjangan dibidang
manajemen, semangat kewirausahaan, teknologi produksi dan keterampilan
kerja.12
Pemerintah NSB biasanya menggunakan berbagai kebijakan yang
bersifat restriktif dan insentif bagi perusahaan-perusahaan asing. Kebijakan-
kebijakan NSB yang bersifat restriktif terhadap investasi asing adalah
prasyarat kinerja, hukum kejenuhan, repatriasi laba, dan pinjaman komersial.
Sedangkan kebijakan NSB yang bersifat insentif terhadap investasi asing yaitu
insentif pajak.13
Sumber-sumber pinjaman luar negeri bagi Indonesia sendiri diterima
dari kreditor multirateral, kreditor bilateral, kreditor swasta asing, dan
lembaga penjamin kredit ekspor.14 Indonesia sendiri tercatat pada Januari
2020 mempunyai utang luar negeri senilai 4.817,5 triliun. Utang luar negeri
diperlukan untuk memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan

12
Prabowo, Andre. 2015. Faktor-faktor Penentu Investasi Asing Langsung di Indonesia Tahun
1988-2012. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.
13
Assegaf, R. (15 Desember 2008). Investasi dan Kebijakan-kebijakan NSB tentang Investasi
Asing. Blog Ridho Assegaf. http://ridhoassegaf.blogspot.com/2008/12/investasi-dan-kebijakan-kebijakan-
nsb.html
14
Departemen Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang No.
PER- 04/PU/2009 tentang Klasifikasi Pinjaman Luar Negeri Pemerintah. Direktur Jenderal Pengelolaan
Utang. Jakarta.

13
ekonomi seperti dengan cara meningkatkan produksi (PDB), memperluas
kesempatan kerja dan memperbaiki neraca pembayaran.15

2.2 Saran
Penulis tentunya menyadari jika makalah yang telah kami susun masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari sempurna. Penulis akan berusaha
memperbaikinya dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

15
Kementrian Keuangan RI. (2020). Mengenal Pinjaman Luar Negeri. Diakses pada 8 Mei 2022,
Pukul 20.02 WIB. https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/kph/id/data-publikasi/artikel/2803-mengenal-pinjaman-
luar-negeri-2.html.

14
DAFTAR RUJUKAN

Assegaf, R. (15 Desember 2008). Investasi dan Kebijakan-kebijakan NSB


tentang Investasi Asing. Blog Ridho Assegaf. http://ridhoassegaf.blogspot.com/-
2008/12/investasi-dan-kebijakan-kebijakan-nsb.html

Baiti, Nur. 2020. Sistem Ekonomi Indonesia: Investasi. Program Studi


Ilmu Pemerintahan. STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang.

Departemen Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Direktur Jenderal


Pengelolaan Utang No. PER- 04/PU/2009 tentang Klasifikasi Pinjaman Luar
Negeri Pemerintah. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang. Jakarta.

Junaedi, Dedi. 2018. Hubungan Antara Utang Luar Negeri dengan


Perekonomian dan Kemiskinan: Komparasi Antarrezim Pemerintahan. Jurnal
SNKN 2018 BPPK Kementrian Keuangan RI. Jilid 1. Hlm. 563-587.

Makhfudz, M. 2016. Seberapa Penting Investasi Asing dipertahankan di


Indonesia. Adil Yarsi: Jurnal Hukum. Vol. 7, No.1. Fakultas Hukum. Universitas
Tama Jagakarsa.

Kambono, H., Marpaung, E. I. 2020. Pengaruh Investasi Asing dan


Investasi Dalam Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal
Akuntansi. Vol. 12, No. 1. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

Kementrian Keuangan RI. (2020). Mengenal Pinjaman Luar Negeri.


Diakses pada 8 Mei 2022, Pukul 20.02 WIB. https://djpb.kemenkeu.go.id/-
kppn/kph/id/data-publikasi/artikel/2803-mengenal-pinjaman-luar-negeri-2.html.

Prabowo, Andre. 2015. Faktor-faktor Penentu Investasi Asing Langsung di


Indonesia Tahun 1988-2012. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Yogyakarta.

Todaro, M, P., & Smith, S, C., (2006), Pembangunan Ekonomi, Jilid dua,
Edisi Kesembilan, Erlangga, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai