Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BISNIS INTERNASIONAL
INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI
(FOREIGN DIRECT INVESMENT-FDI)

Dosen Pengampu :
Lalu Supardin, S.E., M.M

Di Susun Oleh : Kelompok 5


1. Putra Geovani Koroh 2018008491
2. Betti Novian 2018008454
3. Diana Riski Puspitasari 2018008115
4. Briandika Choirul Azmi 2018008280
5. Syifaul Linas Salwa 2018008226
6. Rika Nuraisyah 2018008229
7. Vincensius Jala 2018008247

MANAJEMEN 6A7
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Mata kuliah
Etika Bisnis
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Yogyakarta, 20 April 2020

Penulis,

ii
DAFTAR
ISI

Halaman Judul ......................................................................................... i


Kata Pengantar ......................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
A. Investasi langsung luar negri(Foreign Direct Investment – FDI) ... 3
B. Perbedaan teori dalam FDI ........................................................... 5
C. Keuntungan dan kerugian FDI bagi negara asal dan negara
tujuan ........................................................................................... 9
D. Instrumen Kebijakan FDI ............................................................. 14
E. Implikasi bagi manajemen terkait teori dan kebijakan pemerintah
akan FDI ...................................................................................... 17
BAB III PENUTUP ................................................................................ 20
A. Kesimpulan .................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi Langsung Luar Negeri (foreign direct investment – FDI)
terjadi ketika sebuah perusahaan secara langsung berinvestasi dengan
menfasilitasi proses produksi ataupun dalam memasarkan produk di negara
lain. Menurut U.S Departemen Of Commerce (departemen perdagangan
AS), FDI terjadi ketika warga negara amerika serikat, organisasi atau
kelompok – kelompok gabungan mengambilan keuntungan sebanyak 10%
atau lebih pada bisnis dengan negara lain. Ketika sebuah perusahaan
menjalankan FDI, perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan
multinasional.
Kita akan memulai bab ini dengan melihat pentingnya investasi
langsung luar negri didalam dunia ekonomi. Kemudian, kita juga akan
melihat kembali teori – teori yang telah digunakan untuk menjelaskan
investasi langsung luar negri itu sendiri. Bab ini kemudian akan membahas
mengenai kebijakan pemerintah terkait investasi langsung luar negri dqan
diakhiri dengan pembahasan implikasinya pada dunia bisnis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Investasi langsung luar negri (Foreign
Direct Investment – FDI ) ?
2. Bagaimana perbedaan teori dalam FDI ?
3. Bagaimana keuntungan dan kerugian FDI bagi negara asal dan negara
tujuan ?
4. Bagaimana Instrumen Kebijakan FDI ?
5. Bagaimana Implikasi bagi manajemen terkait teori dan kebijakan
pemerintah akan FDI ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Investasi langsung luar negri (Foreign Direct
Investment – FDI )
2. Untuk mengetahui perbedaan teori dalam FDI
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian FDI bagi negara asal dan
negara tujuan
4. Untuk mengetahui Instrumen Kebijakan FDI
5. Untuk mengetahui Implikasi bagi manajemen terkait teori dan
kebijakan pemerintah akan FDI

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Investasi langsung luar negri ( Foreign Direct Investment – FDI )
Investasi langsung luar negeri (FDI) adalah arus modal internasional
dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas
perusahaannya di negara lain. Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset
produktif, misalnya pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian
tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi peralatan atau bangunan yang
baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman kembali modal
(reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka
pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau
afiliasinya juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Oleh karena itu
tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi
pemberlakuan control terhadap perusahaan di luar negeri. Investasi asing
langsung atau FDI menjadi salah satu sumber pembiayaan (modal) yang
penting bagi negara berkembang, dan mampu memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi pembangunan melalui transfer asset dan manajemen, serta
transfer teknologi guna mendorong perekonomian negara.
FDI ini merupakan sumber pembiayaan luar negeri yang paling
potensial dibandingkan dengan sumber yang lain. FDI lebih penting dalam
menjamin kelangsungan pembangunaan dibandingkan dengan aliran bantuan
atau modal portofolio, sebab terjadinya FDI disuatu negara akan diikuti
dengan transfer of technology, management skill, resiko usaha relatif kecil
dan lebih profitable. FDI juga membuka pasar dan jalur pemasaran yang baru
bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih murah dan akses pada
teknologi, produk, ketrampilan, dan pendanaan yang baru.
Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa
mengontrol atau setidaknya punya pengaruh penting dalam manajemen dan
produksi dari perusahaan di luar negeri. Hal ini berbeda dari portofolio atau
investasi tak langsung, dimana pemodal asing membeli saham perusahaan
lokal tetapi tidak mengendalikannya secara langsung. Biasanya juga FDI

3
adalah komitmen jangka-panjang. Peningkatan dari FDI adalah akibat dari
pertumbuhan pesat perusahaan-perusahaan multinasional dalam ekonomi
global.
 FDI di Indonesia
UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk
menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di
Indonesia adalah wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung
luar negeri. Dalam dekade terakhir ini pemodal asing enggan
menanamkan modalnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi
ekonomi dan politik. Kini muncul tanda-tanda bahwa situasi ini berubah:
ada sekitar 70% kenaikan FDI di paruh pertama tahun 2005, bersamaan
dengan tumbuhnya ekonomi sebesar 5-6% sejak akhir 2004. Pada awal
2005, Inggris, Jepang, Cina, Hong Kong, Singapura, Australia, dan
Malaysia adalah sumber-sumber FDI yang dianggap penting. Menurut
data statistik UNCTAD, jumlah total arus masuk FDI di Indonesia adalah
US$1.023 milyar pada tahun 2004 (data terakhir yang tersedia);
sebelumnya US$0.145 milyar pada tahun 2002, $4.678 milyar pada tahun
1997 dan $6.194 milyar pada tahun 1996 [tahun puncak].
Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber
daya alam menguasai pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan
maupun yang baru muncul) dan menekan biaya produksi dengan
mempekerjakan buruh murah di negara berkembang, biasanya adalah
para penanam modal asing ini. Contoh 'klasik' FDI semacam ini misalnya
adalah perusahaan-perusahaan pertambangan Kanada yang membuka
tambang di Indonesia atau perusahaan minyak sawit Malaysia yang
mengambil alih perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia. Cargill,
Exxon, BP, Heidelberg Cement, Newmont, Rio Tinto dan Freeport
McMoRan, dan INCO semuanya memiliki investasi langsung di
Indonesia. Namun demikian, kebanyakan FDI di Indonesia ada di sektor
manufaktur di Jawa, bukan sumber daya alam di daerah-daerah.

4
Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa
mengontrolâ€"atau setidaknya punya pengaruh pentingâ€"manajemen
dan produksi dari perusahaan di luar negeri. Hal ini berbeda dari
portofolio atau investasi tak langsung, dimana pemodal asing membeli
saham perusahaan lokal tetapi tidak mengendalikannya secara langsung.
Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka-panjang. Itu sebabnya ia
dianggap lebih bernilai bagi sebuah negara dibandingkan investasi jenis
lain yang bisa ditarik begitu saja ketika ada muncul tanda adanya
persoalan.
B. Perbedaan teori dalam FDI
Pada dasarnya, negara-negara sedang berkembang sangat
membutuhkan investasi khususnya investasi asing. Tujuan investasi adalah
mempercepat laju pembangunan di negara tersebut. Tori yang menganalisis
faktor penyebab negara maju menanamkan investasinya dinagara berkembang
adalah the product cycle theory dan The Industrial Organization Theory
Vertical Integration.
The Product Cycle Theory atau Teori Siklus Produk ini dikembangkan
oleh Raymond Vernon (1996). Teori ini paling cocok diterapkan pada
investasi asing secara langsung (foreign direct investment) dalam bidang
manufacturing, yang merupakan usaha ekspansi awal perusahaan-perusahaan
negara-negara maju seperti Amerika Serikat dengan mendirikan pabrik-pabrik
untuk membuat barang-barang sejenis dinegara lain. The Product Cycle
Theory membantu menjelaskan bahwa pwerusahaan multinasional dan
persaingan oligopoli perkembangan dan penyebaran teknologi industri
merupakan unsur-unsur penentu utama terjadinya perdagangan dan
penempatan lokasi-lokasi aktivitas ekonomi secara global melalui investasi
dan timbulnya strategi perusahaan yang mengimplementasikan perdagangan
dan produksi diluar negeri.
The Industrial Organization Theory Vertical atau Teori Organisasi
Industri Integrasi Vertikal, teori ini cocokj diterapkan pada new
multinationalisme baru dan pada investasiyang terintegrasi secara vertical,

5
yakni produksi barang di beberapa pabrik-pabrik lain dan suatu perusahaan
yang sejeniss.
Pendekatan ini berawal dari pemahaman bahwa biaya-biaya untuk
bisnis diluar negeri dengan investasi baik direct maupun indirect harus
mencakup biaya-biaya lain yang dipikul perusahaan lebih banyak dan pada
biaya-biaya yang diperuntukan hanya untuk mengekspor barang dari pabrik-
pabrik dalam negeri, oleh karena itu perusahaan harus memiliki keunggulan
kompensasi atau “Compensating Advantages” atau keunggulan spesifik
seperti keahlian teknis manajerial, keadaan perekonopmian yang
memungkinkan perolehan sewa secara monopoli untuk openasi
perusahaannya dinegara-negara lain.
Menurut Anaroga Panji, teori-teori yang erat dengan penanaman modal
asing dilihat dari sisi ahlinya yaitu :
1. Teori Alan M. Rugman
Bahwa penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment
(FDI) dipengaruhi oleh variabel lingkungan dan variabel internalisasi.
Tiga jenis variabel lingkungan yang menjadi perhatian yaitu ekonomi,
non ekonomi, dan pemerintah.
2. Teori John Dunning
Sebagai teori ancangan eklekris. Teori ini menetapkan tiga
pensyaratan yang diperlukan bila suatu penusahaan akan berkecimpung
dalam penanaman modal asing yaitu: pertama, keunggulan spesifik
perusahaan; kedua, keunggulan internalisasi; ketiga, keunggulan spesifik
negara.
3. Teori David K. Eitemen
Mengemukakan tiga motif yang memengaruhi arus penanaman
modal asing ke negara penerima modal yaitu: motif strategis, motif
penilaku, dan motif ekonomi. Motif strategis dibedakan dalam hal
mencari pasar, mencari bahan baku, mencari efisiensi produksi, mencari
pengetahuan, dan mencari keamanan politik.

6
Motif perilaku merupakan rangsangan lingkungan eksternal dan
yang lain dan organisasi didasarkan pada kebutuhan dan komitmen
individu atau kelompok. Motif ekonomi merupakan motif untuk mencari
keuntungan dengan memaksimalkan keuntungan jangka panjang dan
harga pasar saham perusahaan.
4. Teori Robock & Simmonds
Melalui pendekatan global, pendekatan pasar yang tidak
sempurna, pendekatan internalisasi, model siklus produk, produksi
internasional, model imperialisasi Marxis. Melalui pendekatan global,
kekuatan internal yang memengaruhi penanaman modal asing yaitu
pengembangan teknologi atau produk baru, ketergantungan pada sumber
bahan baku, memanfaatkan mesin-mesin yag sudah usang, mencari pasar
yang lebih besar. Kekuatan eksternal yang memengaruhi penanaman
modal asing yaitu pelanggan, pemerintah, ekspansi ke luar negeri dari
pesaing dan pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE).
5. Teori Kindleberger
Aspek yang paling sensitif dalam perekonomian internasional
adalah aspek investasi langsung atau direct investment. Amerika Serikat
dan Inggris berusaha membatasi inves tasi langsung oleh perusahaan-
perusahaan yang berdomisili di dalam batas-batas kedua negara ini untuk
membatasi tekanan pada neraca pembayaran mereka. Teori investasi
langsung atau direct investment mempunyai banyak implikasi, yaitu:
a. Investasi langsung tidak akan terjadi dalam industri di mana ada
persaingan murni.
b. Perusahaan penanam modal tidak berkepentingan untuk mengadakan
usaha bersama atau joint venture dengan pengusaha setempat karena
akan berusaha memiliki sendiri seluruh keuntungan; dan pada saat
bersamaan para penanam modal setempat tentu tidak mau membeli
saham-saham dan perusahaan induk serta penghasilan keseluruhan
penanam modal menjadi kabur atau samarsamar dibandingkan

7
dengan keadaan setempat yang dapat membawa banyak keuntungan
sebagaimana mereka lihat.
c. Investasi langsung terjadi menurut dua arab industri yang sama, hal
mi tidak akan terjadi apabila kegiatan didasarkan atas tingkat-tingkat
laba umum. Hal mi untuk sebagian merupakan kejadian yang khas
dalam persaingan oligopoli yaitu setiap perusahaan harus bertindak
seperti dilakukan perusahaan yang lain untuk menghmndarkan agar
perusahaan lain tidak mendapatkan laba secara tidak terduga.
Muchammad Zaidun dalam orasi ilmiahnya, mengemukakan teori-teori
yang berkaitan dengan kepentingan negara dalam bidang investasi,
tinjauannya adalah dari sudut pandang kepentingan pembangunan ekonomi,
yaitu melihat segi kepentingan ekonomi yang menjadi dasar pertimbangan
perumusan kebijakan, lazimnya meminjam teori-teori ekonomi pembangunan
sebagai dasar pijakan kebijakan hukum investasi yang cukup populer, antara
lain:
1. Neo-Classical Economic Theory
Teori ini berpendapat bahwa Foreign Direct Investment (FDI)
memiliki kontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi host country.
Fakta menunjukkan modal asing yang dibawa ke host country mendorong
modal domestik menggunakan hal tersebut untuk berbagai usaha. Sejalan
dengan kesimpulan Sornarajah investasi asing secara keseluruhan
bermanfaat atau menguntungkan host country sehingga mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.
2. Dependency Theory
Teori ini secara diametral berlawanan dengan ekonomi klasik yang
berpendapat foreign investment tidak menimbulkan makna apa pun bagi
pembangunan ekonomi di host country. Mereka berpendapat bahwa
foreign investment menindas pertumbuhan ekonomi dan menimbulkan
ketidakseimbangan pendapatan di host country seperti pernyataan
Rothgeb. Teori ini berpendapat Foreign Direct Investment tampaknya
sebagai ancaman terhadap kedaulatan host country dan terhadap

8
kebebasan pembangunan kehidupan sosial dan budaya karena investasi
asing cenderung memperluas yurisdiksi menggunakan pengaruh kekuatan
pemerintah asing terhadap host country sehingga pengaruh politik
investasi asing terhadap host country cukup besat
3. The Middle Path Theory
Banyak negara berkembang mengembangkan regulasi antara lain
mengatur penapisan dalam perizinan dan pemberian insentif melalui
kebijakan investasi. Menurut teori ini investasi asing memiliki aspek
positif dan aspek negatif terhadap host country, karena itu host country
harus hati-hati dan bijaksana. Kehati-hatian dan kebijaksanaan dapat
dilakukan dengan mengembangkan kebijakan regulasi yang adil.
4. State/Government Intervention Theory
Pendukung teori ini berpendapat, perlindungan terhadap invant
industries di negara-negara berkembang dan kompetensi dengan industri di
negara-negara maju merupakan hal yang esensial bagi pembangunan
nasional (Grabowski).Teori ini melihat pentingnya peran negara yang
otonom yang mengarahkan langkah kebijakan ekonomi termasuk
investasi, peran negara dipercaya akan bisa mengintervensi pasar untuk
mengoreksi ketimpangan pasar dan memberikan perlindungan kepada
invant industries, kepentingan masyarakat, pengusaha domestik dan
perlindungan lingkungan. Peran negara juga dapat memberi perlindungan
bagi kepentingan para investor termasuk investor asing.
Beberapa teori di atas paling tidak menggambarkan adanya varian
pemikiran dalam memahami kebijakan investasi yang dapat dipilih yang
menjadi dasar pertimbangan kebijakan hukum investasi dan sisi kepentingan
dan kedaulatan host country.
C. Keuntungan dan kerugian FDI bagi negara asal dan tujuan
1. Keuntungan dari negara tujuan atau penerima
Keuntungan utama masuknya FDI kesebuah negara tujuan adalah
timbulnya pengaruh pertukaran sumber daya, pengaruh pada dunia

9
pekerja, pengauh pada neraca pembayaran dan pengaruhnya pada
pertumbuhan dan persaingan ekonomi.
 Pengaruh terhadap perpindahan sumber daya
Investasi langsung luar negri bisa memberikan kontribusi
yang positif kepada negara penerima, dengan memberikan modal,
teknologi dan sumber daya manajemen yang tidak akan tersedia
begitu saja dan bisa menjadi dorongan untuk pertumbuhan
ekonomi negara.
Sejalan dengan teknologi. Teknologi sendiri terdiri atas dua
bentuk, kedua nya sama bernilainya. Teknologi bisa bergantung
dalam proses produksi (misalnya, teknologi dalam penemuan,
penggalian, bahkan pengilangan minyak) atau teknologi dapat
dimasukan kedalam sebuah produk (misalnya, computer personal).
Beberapa negara harus mempercayakan kemajuan industilialisasi
negara yang dengan demikian banyak dibutuhkan teknologi untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan FDI bisa menyediakanya.
Kemampuan manajerial asing diperlukan lewat FDI juga
memberikan kemanfaatan pada tujuan. Manajemer asing yang
dilatih dengan manajerial paling mutakhir bisa
membantumemperbaiki efisiensi operasional di negara tujuan, jika
operasionalnya diperlukan atau menggunakan pengembangan lahan
hijau. Pengaruh perputaran manfaat bisa muncul ketika personel
local yang lain dilatih dalam bidang manajerial, finansial, dan
teknikal dicabang dari perusahaan multinasional asing keluar dari
perusahaan dan membangun perusahaan local. Kemanfaatan
serupa bisa muncul ketika kemampuan manajemen superior dari
perusahaan multinasionall asing mendorong pemasokan local,
distributor, dan pesaing untuk memperbaiki kemampuan
manajerialnya.

10
 Pengaruh pada pekerja
Kemanfaatan lain yang didapat pada pekerja adalah FDI
membuka lahan pekerjaan yang tidak bisa didapat di negara tujuan.
Kemanfaatan tersebut bisa didapat secara langsung maupun tidak
langsung. Kemanfaatan langsung didapat ketika perusahaan
multinasional mempekerjakan sejumlah warga negara penerima
investasi. Pengaruh tidak langsungnya didapat ketika lapangan
pekerjaan diciptakan karena meningkatnya pengeluaran pekerja
oleh perusahaan multinasional.
 Pengaruh FDI pada neraca pembayaran
Merupakan isu yang sangat penting bagi kebanyakan
pemerintah negara tujuan investasi. Laporan neraca pembayaran (
balance – of – payments accouts ) negara mencatat dua hal, yaitu
yang dibayarkan dan diterima dinegara lain. Pemerintah biasanya
menghawatirkan keadaan neraca pembayaran terkini yang dehsit.
Neraca berjalan atau lancer ( current account ) tersebut mencatat
jumlah ekspor dan impor barang serta jasa. Devisit neraca berjalan
tersebut atau yang biasa kita kenal dengan devisit perdagangan,
terjadi ketika impor lebih besar daripada impor.
 Pengaruh pada persaingan dan pertumbuhan ekonomi
Teori ekonomi mengatakan bahwa penggunaan efisiensi
pasar bergantung pada ksetaraan tingkat persaingan antara para
produsen. Ketika FDI memutuskan pada lahan hijau, dengan
membangun perusahaan yang benar – benar baru, hal ini akan
menambah pemain dalam pasar dalam negri dan pilihn para
konsumen. Hal ini juga bisa meningkatkan tingkat persaingan
nasional, dengan demikian harga akan turun dan kesejahteraan
konsumen akan meningkat pula. Meningkatnya persaingan ini
mendorong investasi modal dalam pembangunan perusahaan,
pengadaan peralatan, dan program penelitian dan pengembangan (
R&D ) sebagai cara mengalahkan pesaing. Pengruh FDI pada pasar

11
local mungkin berpengaruh pada beberapa bidang jasa, seperti
telekomunikasi, peritelan, dan beberapa jasa keuangan dimana
ekspor biasanya tidak memiliki sebuah pilihan karena jasa terus di
produksi dimana jasa tersebut dipasarkan.
2. Kerugian yang didapat negara tujuan investasi
Terdapat tiga kerugian yang dikhawatirkan olh pemerintah negara
tujuan yaitu efek yang merugikan pada persaingan bisnis, efek yang yang
merugikan pada neraca pembayaaran, dan kurangnya kedaulatan
ekonomi nasional serta otonomi.
 Dampak merugikan dalam persaingan bisnis,
Jika cabang perusahaan tersebut merupakan bagian dari
perusahaan glogal yang lebih besar, mereka dimungkinkan bisa
menghimpun dana dari tujuan untuk menyubsidi biaya yang
dikeluarkan dari negara asal yang bisa mematikan langkah
perusahaan local. Ketika suatu pasar termonopoli MNE asing bisa
menaikan harga yang mempengaruhi pasar, dan berdampak pada
kesejahteraan ekonomi nasional. Kekhawatiran ini bertambah besar
ketika sebuah negara meempunyai perusahaan besar (biasanya
negara yang kurang berkembang) yang iasanya hal ini tidak
berpengaruh banyak dinegara industry yang sudah maju.
Secara umum, FDI memalui investasi lahan hijau seharusnya
meningkatkan persaingn ekonomi, namun hal ini kurang jelas
terhadap FDI yang memakai prinsip akuisisi untuk
mengembangkan perusahaan baru di negara tujuan, seperti saat
volvo mengakuisisi divisi ekskavasi Samsung. Karena akuisisi
tidak menamabah pemain pasar, yidak akan ada pengaruh pada
tingkat persaingan ekonominya. Ketika sebuah perusahaan
investasi mengambil alih dua atau lebih perusahaan di negara
tujuan investasi dan suatu ketika melakukan merger mereka,
hasilnya adalah berkurangnya tingkat kompetisi, membangun

12
kekuatan memonopoli, dan mengurangi keleluasaan konsumen
untuk memilih dan kenikan harga.
 Kedaulatan dan otonomi nasional
Beberapa pemerintah negara tujuan khawatir bahwa FDI
disertai dengan beberapa hilangnya kemandirian ekonomi.
Kekhawatiran bahwa keputusan penting yang dapat
memepengaruhi perekonomian negara tujuan investasi akan
dilakukan oleh pihak asing yang tidak memiliki komitmen nyata
untuk negara tujuan investasi dan dimana pemerintah negara tujuan
investasi tidak memiliki control nyata.
3. Keuntungan bagi negara asal investasi
Keuntungan bagi negara asal FDI bisa diraih dari 3 sumber.
Pertama, keuntungan neraca pembayaran negara asal dari masuknya
aliran dana kedalam pendapatan asing. FDI juga dapat menguntungkan
bagi neraca pembayaran negara asal apabila cabang perusahaan asing
menciptakan permintaan ekspor ke negara asal seperti peralatan modal,
barang setengah jadi, produk pelengkap, dan sejenisnya. Kedua,
keuntungan bagi negara asal dari keluarnya aliran dana FDI yang
meningkat dari dampak pekerjaan. Seperti dengan neraca pembayaran,
dampak kerja yang positif meningkat ketika cabang perusahaan asing
menciptakan permintaan ekspor negara asal. Ketiga, keuntungan muncul
ketika perusahaan multinasional negara asal mempelajari keterampilan
berharga dari eksposr kepasar luar negri yang kemudian dapat di transfer
kembalik negara asal. Jumlah ini untuk dampak transfer sumber daya
terbalik. Melalui ekspor kepasar luar negri, sebuah MNE dapat belajar
tentang Teknik manajemen unggul dan produk unggulan serta teknologi
prosessumber daya ini kemudian dapat ditransfer kembali ke negara asal.
Berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara asal investasi itu.
4. Kerugian bagi negara asal investasi
Berlawanan dengan keuntungan-keuntungan tersebut disesuaikan
dengan kerugian-kerugian nyata dari FDI bagi negara asal (sumber).

13
Perhatian yang paling penting berpusat pada neraca pembayaran dan
dampak pekerjaan dari keluarnya aliran dana FDI. Neraca pembayaran
negara asal mungkin menenggung kerugian dalam tiga hal. Pertama,
neraca pembayaran menunggu kerugian dari aliran keluar modal awal
yang diperlukan untuk membiayai FDI. Kedua, neraca berjalan dari
neraca pembayaran menanggung kerugian apabila tujuan investasi asing
adalah untuk melayani pasar asal dari lokasi produksi yang berbiaya
rendah. Ketiga, neraca berjalan dari nerraca pembayaran menanggung
kerugian apabila FDI adalah sebagai pengganti untuk ekspor langsung.
D. Instrumen Kebijakan
1. Kebijakan negara asal investasi
Dengan melalui kebijakan yang dimiliki, negara asal investasi bisa
mendorong ataupun membatasi FDI oleh perusahaan-perusahaan lokal.
a. Mendorong keluarnya FDI
Negara investor pada masa sekarang memiliki program
asuransi yang didukung pemerintah untuk menutupi jenis utama dari
resiko investasi asing, jenis-jenis resiko diasuransikan melalui program
ini meliputi resiko pengambilalihan, kerugian perang, dan
ketidakmampuan untuk mentransfer keuntungan kembali ke negara
asal. Program ini sangat berguna untuk mendorong ketika keadaan
politik tidak stabil. Beberapa negara maju memiliki dana khusus atau
bank yang memberikan pinjaman pemerintah kepada perusahaan-
perusahaan yang ingin berinvestasi dinegara berkembang. Sebagai
insentif lebih lanjut untuk mendorong perusahaan-perusahaan
domestik untuk melakukan FDI, banyak negara telah menghapus pajak
berganda pendapatan asing yaitu : perpajakan atas penghasilan kedua
negara baik negara asal investasi maupun negara. Sejumlah negara
investor (termasuk Amerika serikat) telah mengunakan pengaruh
politik mereka untuk membujuk negara-negara tujuan investasi untuk
melonggarkan pembatasan mereka pada FDI.

14
b. Membatasi keluarnya FDI
Negara investor telah melaksanakan beberapa kontrol atas
FDI dari waktu ke waktu. Salah satu kebijakan telah membatasi aliran
modal keluar dari kekhawatiran terhadap neraca pembayaran negara.
Dari awal 1960-an sampai 1979, memiliki peraturan tukar-kontrol
yang terbatas jumlah modal perusahaan bisa mengambil dari negara.
Meskipun maksud utama kebijakan tersebut adalah untuk
meningkatkan neraca pembayaran inggris, maksud sekunder yang
penting adalah untuk membuat lebih sulit bagi perusahaan untuk
melakukan FDI. Selain itu negara-negara kadang memanipulasi
peraturan pajak untuk mencoba mendorong perusahaan mereka untuk
berinvestasi di negara asal. Tujuan dibalik kebijakan tersebut adalah
untuk menciptakan lapangan kerja di negara asal. Negara terkadang
melarang perusahaan nasional untuk berinvestasi di negara-negara
tertentu untuk alasan politik, pembatasan tersebut dapat bersifat
formal atau informal.
2. Kebijakan negara tujuan investasi
Negara tujuan investasi mengadopsi kebijakan yang dirancang,
baik untuk membatasi maupun mendorong FDI masuk ke negaranya.
Ideologi politik telah ditentukan oleh jenis dan lingkup kebijakan ini pada
masa lalu. Pada dekade terakhir Abad ke-20, banyak negara bergerak cepat
menjauh dari kepatuhan terhadap beberapa versi sikap radikal, yang
melarang FDI, dan menuju kombinsi tujuan pasar bebas dan nasionalisme
pragmatis.
a. Pendorong masuknya FDI
Pemerintah untuk menawarkan insentif kepada perusahaan
asing untuk berinvestasi di negara mereka. Insentif tersebut
mempunyai banyak bentuk tetapi, yang paling umum adalah konsensi
pajak, pinjaman berbunga redah, dan hibah atau subsidi. Insentif
termotivasi oleh keinginan untuk memperoleh hasil dari sumber daya
transfer dan pekerjaan dampak FDI. Mereka juga didorong oleh

15
keinginan untuk merebut FDI dan menjauhkan dari negara tujuan
investasi potensi lainya.
b. Pembatasan masuknya FDI
Pemerintah negara tujuan investasi mengunakan berbagai
kontrol untuk membatasi FDI dalam satu atau cara lainnya. Dua yang
paling umum adalah pembatasan kepemilikan dan persyaratan kinerja.
Pembatasan kepemilikan mempunyai beberapa bentuk. Di beberapa
negara, perusahaan asing dikecualikan dari bidang tertentu seperti
tembakau dan pertambangan di swedia serta pengembangan sumber
daya alam tertentu di Brasil, Finlandia, dan Maroko. Dalam industri
lain, kepemilikan asing dapat diizinkan meskipun insvetor lokal harus
memiliki proporsi yang signifikan dari ekuitas perusahaan cabang.
Alasan yang mendasari pembatasan kepemilikan tampaknya
menjadi sua kali lipat. Pertama, perusahaan asing sering dikecualikan
dari sektor-sektor tertentu dengan alasan keamanan nasional atau
kompetisi. Terutama di negara-negara kurang berkembang, yang
berkesan bahwa perusahaan lokal mungkin tidak dapat
mengembangkan, kecuali persaingan asing dibatasi oleh kombinasi
tarif impor dan kontrol pada FDI. Kedua, pembatasan kepemilikan
tampaknya didasarkan keyakinan bahwa pemilik lokal dapat
membantu memaksimalkan sumber daya transfer dan pekerjaan
manfaat FDI untuk negara tujuan infestasi. sampai awal 1980-an,
pemerintah jepang melarang kebanyakan FDI. Tetapi mengizinkan
ventura bersama antara perusahaan jepang dengan MNE asing, jika
MNE asing tersebut memiliki eknologi yang berharga. Selain itu
persyaratan kinerja juga dapat terdiri atas beberapa bentuk.
Persyaratan kinerja kontrol atas perilaku anak perusahaan lokal MNE
itu. Persyaratan kinerja paling umum terkait dengan konten lokal,
ekspor, transfer teknologi, dan partisipasi lokal dalam manajemen
puncak.

16
E. Implikasi bagi manajemen terkait teori dan kebijakan pemerintah akan
FDI
1. Impikasi Teori FDI
Implikasi dari teori FDI untuk praktik bisnis langsung. Pertama,
perlu dicatat bahwa keuntungan spesifik lokasi argumen John Dunning
tidak membantu menjelaskan arah FDI. Namun, pendapat keunggulan
lokasi khusus tidak menjelaskan mengapa perusahaan lebih memilih FDI
daripada pemberian lisensi atau kegiatan ekspor. Dalam hal ini, dari
keduanya baik penjelasan maupun perspektif bisnis, mungkin adalah
yang teori yang paling berguna adalah yang fokus pada keterbatasan
kegiatan ekspor dan pemberian izin atau pemberian lisensi. Teori ini
menunjukan bahwa pengeksporan dinilai lebih disukai daripada
pemberian lisensi dan FDI, pengeksporan, dan pemberian lisensi
bervariasi sesuai dengan keadaan.
Teori-teori menunjukan bahwa pengeksporan dinilai lebih disukai
daripada pemberian lisensi dan FDI selama biaya transportasi yang
ringan dan hambatan perdagangan bukan masalah yang benar. Ketika
biaya transportasi atau perdagangan meningkat, ekpor tidak lagi
menguntungkan, dan pilihan antara FDI dan pemberian lisensi. Hal lain
yang serupa meskipun pemberian lisensi dapat dilaksanakan, itu bukan
pilihan yang menarik ketika satu atau lebih dari kondisi berikut:
Perusahaan memiliki konsep nilai keahui bagaimana bahwa kontrak
pemerintah lisensi tidak bisa melindungi, Perusahaan perlu pengawasan
yang lebih ketat terhadap entitas asing untuk memaksimalkan pangsa
pasar dan pendapatan keuntungan di negara itu, Kerampilan dan
kemampuan suatu perusahaan tidak dapat diberikan lisensi.
Perusahaan mengangap bahwa pemberian lisensi bukanlah pilihan
baik yang akan cenderung mengelompok dalam tiga jenis industri:
a. Industri teknologi tinggi yang melindungi perusahaan berkeahlian
khusus sebagai kepentingan dan pemberian lisensi dianggap me
bahayakan.

17
b. Oligipoli global
Dimana independen kompetitif mengharuskan perusahaan
multinasional untuk mempertahankan kontriol ketat atas operasi
asing supaya mereka memiliki kemampuan untuk melancarkan
seranggan terkoordinasi terhadap pesaing global mereka.
c. Industri dimana tekanan biaya intens mengharuskan perusahaan
multinasional utama untuk mengontrol dengan ketat atas operasi
perusahaan asing (sehingga mereka dapat menyebarkan manufaktur
untuk lokasi seluruh dunia dimana biaya faktor yang paling
mengunungkan untuk meminimalkan biaya).
Perusahaan yang memberikan lisensi adalah pihak baik yang
cenderung berada dalam industri yang kondisinya berlawanan dengan
yang tercantum sebelumnya. Artinya, pemberian lisensi cenderung lebih
umum dan lebih menguntungkan dalam terfragmentasi, industri yang
rendah teknologi tersebar secara global manufakturing bukanlah pilihan.
2. Kebijakan pemerintah
Pemerintah tuan rumah atau negara investtasi memiliki sikap
terhadap FDI menjadi variabel penting dalam keputusan tentang dimana
untuk menemukan fasilitas produksi asing dan dimana akan
melaksanakan investasi langsung luar negeri. Hal ini dianggap sama,
berinvestasi di negara-negara yang memiliki kebijakan permisif terhadap
FDI jelas lebih baik untuk berinvestasi di negara-negara yang membatasi
FDI. Masalah ini seringkali tidak mudah. Meskipun bergerak ke arah
sikap pasar bebas dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara masih
memiliki sikap yang lebih pragmatis terhadap FDI.
Dalam kasus tersebut, sebuah perusahaan mempertimbangkan
untuk melaksanakan FDI biasanya harus sering menegosiasikan
persyaratan tertentu dari investasi tersebut dengan pemerintah negara
tujuan. Negosiasi ini memiliki dua isu utama. Jika pemerintah negara
tujuan sedang mencoba untuk menarik FDI masuk ke negaranya, isu
yang muncul semacam insentif dari pemerintah negara tujuan untuk

18
menawarkan kepada MNE dan perusahaan asing yang berkomitmen
dalam melakukan investasi. Apabila pemerintah negara tujuan tidak
yakin tentang manfaat FDI dan mungkin memilih untuk membatasi akses
investasi asing yang masuk, isu sentralnya menjadi konsensi bahwa
perusahaan harus membuat agar diizinkan untuk maju dengan investasi
yang diusulkan.
Dalam skala yang lebih besar, hasil dari perjanjian dinegosiasikan
bergantung pada kekuatan tawar-menawar dari kedua belah pihak. Daya
tawar masing-masing pihak bergantung pada tiga faktor:
a. Nilai masing-masing tempat pada setiap penawaran.
b. Jumlah alternatif yang tersedia dan bisa dibandingkan pada masing-
masing sisi.
c. Pertimbangan perbedaan horizon waktu masing-masing pihak.
Dari sudut pandang perusahaan yang ingin bernegosiasi mengenai
ketentuan investasi dengan pemerintah negara tuhuan, daya tawar
perusahaan tinggi ketika pemerintah negara tujuan menetapkan penilaian
yang tinggi kepada investasi yang akan masuk, jumlah alternatif
sebanding yang terbuka untuk perusahaan juga lebih besar, dan
perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan
negosiasi. Begitu pula sebaliknya, daya tawar perusahaan rendah ketika
pemerintah negara tujuan menempatkan nilai yang rendah pada apa yang
perusahaan tawarkan, jumlah alternatif sebanding terbuka untuk
perusahaan lebih sedikit, dan perusahaan memiliki waktu yang singkat
untuk menyelesaikan negosiasi.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam meneberinvestasi ke luar negeri, manajer harus memastikan
bahwa perusahaan memiliki keunggulan yang memungkinkan untuk
bersaing pada pasar local (home market). Keunggulan kompetitif tersebut
harus merupakan bentuk yang spesifik dari perusahaan, dapat dipindahkan
dan cukup kuat untuk menggati kemungkinan terjadinya resiko dari
operasi luar negeri.
FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar
negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian
mengglobal. Hal ini bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara
menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di
negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa
disebut 'home country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di
negara tujuan investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau
seluruhnya.
FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya
pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau
bangunan; atau konstruksi peralatan atau bangunan yang baru yang
dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman kembali modal
(reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman
jangka pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak
atau juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul
corak-corak baru dalam FDI seperti pemberian lisensi atas penggunaan
teknologi tinggi

20
DAFTAR PUSTAKA

https://customslawyer.wordpress.com/2014/06/26/teori-teori-hukum-
investasi-dan-penanaman-modal/amp/#referrer=https://www.google.com,
Perbedaan teori dalam FDI

https://www.academia.edu/35661419/INVESTASI_LANGSUNG_LUAR
_NEGRI_FDI_DI_INDONESIA_Makalah_DISUSUN_UNTUK_MEME
NUHI_TUGAS_TERSTRUKTUR_DALAM_MATA_KULIAH_BISNIS
_INTERNASIONAL, Investasi langsung luar negri ( foreign direct
investment – FDI )

Hiil, Charles W.L.; Wee, Chow-hou; dan Udayanasankar, Krihsna. 2014.


Bisnis Internasional Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat

21

Anda mungkin juga menyukai