BY :
APRI SETIAWAN
2005051
Makalah ini bertujuan untuk menganalisa perencanaan dan pengelolaan cash flow proyek
pada umumnya dan proyek di lingkungan pemerintah yang bersifat multiyears pada
khususnya sehingga diperoleh positive cash flow dalam suatu proyek. Kadang kala
kontraktor dihadapkan pada permasalahan cash flow yang negatif sebagai akibat cash out
flow lebih besar daripada cash in flow.
Dengan melihat kondisi tersebut maka kontraktor harus jeli untuk melakukan perencanaan
dan pengelolaan cash flow dengan didukung oleh strategi khusus dan efisiensi dalam
pengelolaan manajemen suatu proyek, sehingga tidak merugikan proyek itu sendiri
sebagai akibat negative cash flow yang terjadi secara terus-menerus dan bisa
mengakibatkan terhentinya proyek sehingga tidak tercapainya profit sesuai rencana dan
berdampak merugikan kontraktor / perusahaan.
Dengan perencanaan dan pengelolaan cash flow pada proyek yang diharapkan
mendapatkan positive cash flow sehingga secara tidak langsung bisa menurunkan bahkan
menghilangkan WIP yang ada di proyek, selain itu target profit yang telah ditetapkan dan
direncanakan oleh proyek maupun perusahaan dapat terealisasi dengan maksimal.
Inti dari program pengendalian cash flow adalah bagaimana mengelola nilai cash in flow
lebih besar dari cash out flow yang ada sehingga saldo / cash in hand tetap terjaga (untuk
perencanaan cash out flow ke depan). Apabila terjadi resiko pelaksanaan yang sebelumnya
tidak ter-cover dalam kontrak, maka strategi yang dilakukan adalah dengan mencari
peluang cash in flow tambahan di luar kontrak melalui pendapatan lain – lain (asuransi,
klaim, eskalasi, dll) dan menekan laju cash out flow dengan cara menurunkan biaya
produksi / efisiensi (metode, inovasi, VE dll) serta memindahkan resiko pada pihak lain.
Keywords : cash flow, cash in flow, cash out flow, cash in hand, positive cash flow, negative cash flow,
multiyears project
2
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan karunia berupa kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Makalah ini dengan baik. Makalah ini adalah sebagai salah satu persyaratan
kelulusan yang harus dipenuhi sebagai kandidat Project Manager Profesional di
lingkungan PT. PP (Persero) Tbk.
Penulisan makalah ini mengambil studi kasus Proyek Citarum Hilir Paket 2 yang
mana dalam pelaksanaannya difokuskan pada strategi untuk memperoleh positive cash
flow dalam suatu proyek. Dengan penulisan makalah ini diharapkan bisa menjadi acuan
atau pertimbangan proyek sejenis dalam perencanaan dan pengelolaan cash flow proyek
pada umumnya dan proyek di lingkungan pemerintah yang bersifat multiyears pada
khususnya.
Dalam penulisan makalah ini penulis telah menerima arahan dan bimbingan
sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Ir. Anton Satyo Hendriatmo, M.Sc. selaku KDVM PT. PP (Persero), Tbk.
2. Ir. Toha Fauzi, selaku KDVO II PT. PP (Persero), Tbk.
3. Ir. Agus Samuel Kana, selaku KCB IV PT. PP (Persero), Tbk.
4. Ir. I Wayan Sudenia, selaku ASOP Cabang IV PT. PP (Persero), Tbk.
5. M. Zahid, SE., selaku ASKEU Cabang IV PT. PP (Persero), Tbk.
6. Semua rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat diterapkan
khususnya untuk proyek sejenis. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada
dalam makalah ini, dan semoga pembaca dapat menyempurnakannya.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Abstrak .......................................................................2
4
INDEX TABEL
5
INDEX GAMBAR
Gambar 8. Pembuatan Back Up Data Quality dengan Metode Quick Count ...........22
Gambar 10. Analisa Hasil Evaluasi Desain dan Metode Pelakasanaan ......................32
Gambar 12. Pengendalian Biaya dengan Metode yang Tepat dengan Mengedepankan
Inovasi dan VE .......................................................33
Gambar 13. Kontrak pada Rekanan yang Menjelaskan Cara Pembayaran .................34
Gambar 14. Kontrak pada Rekanan yang Menjelaskan Adanya Transfer Resiko ......35
6
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan utama suatu usaha adalah mendapatkan profit untuk membuat usaha tersebut
tumbuh dan berkembang (growth). Begitu pula halnya dengan usaha jasa konstruksi yang
diharapkan untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan memperoleh profit melalui
proyek-proyek yang menjadi sektor utama atau ujung tombak produksi. Tetapi di dalam
pelaksanaan suatu proyek sering terkendala masalah finansial yang berujung berkurangnya
profit yang telah direncanakan dari awal. Hal tersebut sangat mengganggu target profit
yang sudah ditetapkan perusahaan. Salah satu penyebab berkurangnya profit tersebut
adalah perencanaan biaya yang tidak direncanakan secara matang dengan
memproyeksikan biaya pelaksanaan proyek dari awal sampai dengan akhir pelaksanaan
dengan memperhatikan segala potensi risiko yang akan muncul.
Di dalam perencanaan biaya juga diharuskan memperhatikan cash flow demi kelancaran
pembiayaan pelaksanaan proyek di samping perencanaan sumber daya baik berupa man
power, material, equipment (direct cost) ataupun overhead yang terintegrasi dalam biaya
tidak langsung (indirect cost), karena hal ini sangat berpengaruh terhadap keseimbangan
antara cash in flow dari produksi yang dihasilkan dan proyeksi cash in flow mendatang
dengan biaya yang telah dikeluarkan (cash out flow) dan proyeksi cash out flow.
7
Salah satu penghambat kelancaran pelaksanaan proyek yaitu tidak seimbangnya antara
cash in flow dengan cash out flow dan hal ini berdampak langsung terhadap work in
progress (WIP) proyek itu sendiri.
Kondisi keuangan yang sehat dengan cash flow positif / positive cash flow sangat
didambakan oleh setiap proyek, termasuk pula proyek pemerintah yang bersifat
multiyears. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak lepas dari perencanaan dan pengelolaan
cash flow yang tepat sejak dari awal tender sampai dengan akhir masa pelaksanaan proyek
bahkan sampai dengan akhir masa pemeliharaan. Hal tersebut tentunya untuk menghindari
adanya resiko yang berpotensi timbul terhadap pembengkakan biaya berupa idle alat,
overhead, klaim bunga bank dari pihak ketiga dan risiko lainnya.
a. Pembaca mengetahui cara mengelola cash flow sebuah proyek pada umumnya dan
proyek di lingkungan pemerintah yang bersifat multiyears pada khususnya sehingga
diperoleh cash flow positif.
b. Dengan perencanaan dan pengelolaan cash flow pada proyek yang diharapkan
mendapatkan cash flow positif sehingga bisa menurunkan bahkan menghilangkan
WIP yang ada di proyek dan target profit yang telah ditetapkan dan direncanakan oleh
proyek maupun perusahaan dapat terealisasi dengan maksimal.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai sebuah perusahaan jasa konstruksi, strategi dalam merencanakan dan mengelola
keuangan proyek dalam hal ini cash flow sangat diperlukan, yaitu untuk menghindari
adanya resiko yang berpotensi timbul terhadap pembengkakan biaya berupa idle alat,
overhead, klaim bunga bank dari pihak ketiga dan resiko lainnya dalam artian cash out
flow menjadi lebih besar daripada cash in flow yang dapat mengakibatkan tidak
tercapainya profit yang telah direncanakan akibat resiko yang timbul seperti di atas.
Perencanaan strategi cash flow dari awal kontrak sampai dengan selesainya masa
konstruksi atau bahkan sampai dengan akhir masa pemeliharaan tetap harus dilaksanakan
guna merealisasikan visi-misi perusahaan pada umumnya dan visi-misi proyek itu sendiri
pada khususnya dalam hal ini yaitu profit.
9
Gambar 1. Ilustrasi Cash Flow
10
2.1.2.2. Investing Cash Flow (ICF)
Investing cash flow adalah kas yang muncul dari kegiatan investasi atau yang berkaitan
dengan jual-beli aset. Contoh: jual-beli property perusahaan, jual-beli saham perusahaan
lain, reksadana, deposito, emas dan-lain-lain. Jika ICF positif (+) artinya uang masuk ke
perusahaan. Jika ICF negatif (-) artinya uang keluar dari perusahaan. ICF yang positif
terus-menerus justru sebetulnya kurang baik sebab itu artinya pemegang saham/owner
harus terus menyetor modal untuk membiayai perusahaan. ICF negatif (-) terus menerus
justru bagus sebab artinya perusahaan menghasilkan uang untuk para pemegang saham.
11
Perencanaan Strategi adalah adalah tingkat perencanaan yang memiliki sasaran paling
jauh, merupakan proses penentuan tujuan utamadari suatu organisasi dan kemudian
memilih serangkaian tindakan serta mengalokasikan sumber daya untuk mencapai tujuan
tersebut. (Boone & Kurtz (2000).
2.1.3.1. Tahap Perencanaan Strategi
2.1.3.1.a. Perencanaan Rencana (Plan to Plan)
Tahap perencanaan program kerja, sumber data dan informasi, cara pengumpilan dan
pengolahan, siapa perencananya dan petunjuk-petunjuk apa dan bagaimanaditerapkannya.
2.1.3.1.b. Premises
Prakiraan perkembangan lingkungan eksternal, seperti ekonomi, hukum, sosial budaya
yang disinkronkan dengan prakiraan lingkungan internal yaitu keuangan , SDM, fasilitas,
proses produksi dan pemasaran.
2.1.3.1.c. Perumusan visi dan misi
Visi merupakan kerangka acuan dan perspektif sebagai suatu kesatuan yang tercermin
dalam kegiatan nyata. Visi menggambarkan apa yang dilakukan perusahaan.
Misi merupakan tugas dan prinsip pokok dalam mewujudkan visi.
Rencana
Identifikasi Hasil khusus komprehensif
Tujuan yang
rancangan, yang ingin untuk
ditentukan
tujuan, arah dicapai mencapai
tujuan dan
sasaran
Program
12
2.1.4. Metode Dasar Penyusunan Perencanaan Strategi
Dalam proses penyusunan rencana strategi, ada beberapa metode dasar yaitu :
2.1.4.1. Top down approach
Perencanaan dilakukan pada tingkat atas, sedangkan tingkat bawah hanya membuat
rencana yang jangkauannya terbatas.
2.1.4.2. Bottom up approach
Dalam pendekatan ini pimpinan meminta kepada bagian-bagian untuk menyusun rencana.
2.1.4.3. Kombinasi antara Top up dan Bottom up
Kepala divisi atau manajer bersama-sama menyusun rencana bahkan melibatkan staf.
2.1.4.4. Team Planning
Pimpinan membentuk suatu team untuk menyusun rencana strategis, kemudian pimpinan
meneliti dan memutuskan hasil rencana tim.
13
Dua hal pokok dalam pengendalian cash flow :
1. Pengendalian cash in flow.
Sangat dipengaruhi oleh owner / pihak luar
2. Pengendalian cash out flow
Sangat dipengaruhi oleh kebijakan proyek (skala prioritas dalam pembayaran pihak
ketiga)
14
BAB III
METODOLOGI
3.1. Umum
Langkah awal untuk mendukung strategi perencanaan dan evaluasi cash flow untuk proyek
di lingkungan pemerintah yang bersifat multiyears adalah mempersiapkan secara terinci
dan detail identifikasi cash in flow dan cash out flow sehingga bisa dibuat perencanaan
yang nantinya akan dievaluasi pada saat pelaksanaan sehingga tidak terjadi cash flow
negatif.
1. Cash in flow
a. Dokumen Tender
b. Berita Acara Aanwijzing
c. Dokumen Kontrak kepada Owner (Kontrak Awal, Addendum, Eskalasi)
d. DIPA Anggaran
e. Uang Muka
f. Master Schedule
g. Progress Termijn
h. Daftar Aset Tetap
i. Dokumen Klaim kepada Pihak Pertama ataupun Pihak Ketiga
2. Cash out flow
a. Dokumen Kontrak kepada Pihak Ketiga
b. RAPK
c. Matrik profit item pekerjaan
d. Evaluasi Biaya Rutin
e. Progress Pekerjaan Pihak Ketiga
f. Tagihan Pekerjaan Pihak Ketiga
g. Daftar Hutang Pihak Ketiga / Monitoring Pembayaran
h. Bukti Perpajakan Pihak Ketiga
15
BAB IV
ANALISA
Dalam bab ini akan diuraikan proses analisa data yang harus dilakukan untuk mendukung
perencanaan dan evaluasi cash flow untuk mendapatkan positive cash flow dan bisa
meminimalisir WIP, yaitu :
1. Cash in flow
a. Dokumen Kontrak kepada Pihak Pertama
Dari dokumen kontrak diperoleh data-data sebagai berikut :
Status Owner, bertujuan untuk melihat track record dan pola pencairan tagihan
Sumber Dana, bertujuan untuk melihat kemampuan dan tempo pencairan tagihan
Nilai Uang Muka, sebagai modal awal / kas awal proyek
Sifat Kontrak, untuk mengidentifikasi batasan-batasan pembayaran dari volume
pekerjaan yang dilaksanakan (kemungkinan adanya pekerjaan tambah-kurang)
RAB, untuk mengidentifikasi cash in flow total yang akan diterima dari
pelaksanaan proyek
Tempo Pencairan Tagihan, untuk memproyeksikan cash in flow
Eskalasi, Addendum Kontrak / Pekerjaan Tambah, untuk proyeksi tambahan cash
in flow
b. DIPA Anggaran, proyeksi cash in flow total tahunan
c. Master Schedule, untuk proyeksi cash in flow bulanan secara kontraktual
d. Progress Termijn, cash in flow bulanan realisasi
e. Dokumen Klaim kepada Pihak Pertama ataupun Pihak Ketiga,
16
b. Dokumen Kontrak kepada Pihak Ketiga, untuk mengetahui :
Ada tidaknya uang muka kepada pihak ketiga
Jatuh Tempo Pencairan Tagihan pada pihak ketiga
Membatasi resiko klaim pihak ketiga
Melakukan transfer resiko pelaksanaan pekerjaan
Melakukan transfer resiko pemeliharaan
c. RAPK, untuk mengetahui rencana biaya produksi pelaksanaan sampai masa
pemeliharaan dengan segala resiko yang ada
d. Master Schedule, untuk memproyeksi cash out flow bulanan
e. Matrik profit item pekerjaan, untuk mengidentifikasi item untung dan item rugi untuk
menyusun strategi pada saat addendum yang bertujuan untuk menurunkan biaya
produksi secara total
f. Evaluasi dan Proyeksi Biaya Rutin, untuk monitoring biaya yang sudah keluar dan
rencana biaya yang akan dikeluarkan bulanan
g. Progress Pihak Ketiga, untuk menghitung biaya langsung produksi
h. Tagihan Pekerjaan Pihak Ketiga, untuk mengetahui daftar hutang sehingga bisa
memproyeksikan rencana pembayaran sebagai cash out flow (disesuaikan dengan skala
prioritas)
i. Bukti Perpajakan Pihak Ketiga, untuk meminimalkan resiko denda pajak
4.2 Aplikasi Perencanaan dan Evaluasi Cash flow pada Study Kasus
Proyek Citarum Hilir Paket II
1. Data Proyek
Owner : BBWS Citarum
Status Owner : pemerintahan
Sumber Dana : APBN
NK Awal (excl PPN) : Rp. 237,809,687,439.90
NK Awal (incl PPN) : Rp. 261,590,656,000.00
NK ADD Final (excl PPN) : Rp. 253,275,853,713.14
NK ADD Final (incl PPN) : Rp. 278,603,439,000.00
Nilai Uang Muka : 20% dari DIPA Tahun I / 2011
Rp 8,164,269,000
17
Pagu Anggaran :
- Tahun I (2011) : Rp 40,821,345,000.00 (inc. PPN 10 %)
- Tahun II (2012) : Rp 89,189,250,000.00 (inc. PPN 10 %)
- Tahun III (2013) : Rp 148,592,844,000.00 (inc. PPN 10 %)
18
Setelah informasi pagu anggaran diperoleh secara jelas, maka nilai progres
tahunan harus dibatasi maksimal sesuai dengan pagu anggaran, sehingga
WIP II dapat diminimalkan.
Untuk mendukung langkah tersebut maka diusulkan untuk perubahan
master schedule kontrak di-review disesuaikan dengan pagu anggaran yang
disediakan tiap tahunnya.
90
TA 2011 TA 2012
80
70
Deviasi
60
% Progres
50
40
30
20
Deviasi
10
19
Master Schedule Kontrak sesuai dengan Pagu
100
90
TA 2011 TA 2012
80
70
% Progres
60
50
40
30
20
10
20
3. Program penagihan Termin
Mayoritas pekerjaan fisik pada Proyek Citarum Hilir merupakan pekerjaan
tanah yang notabene dibutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk pembuatan
back up tagihan, pembuatan back up data secara konvensoinal akan memakan
waktu yang cukup lama yang berpotensi pada keterlambatan proses penagihan
termin, sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan usaha sebagai
berikut :
Pengukuran opname tanah secara digital
Transfer data dengan program (meminimalkan record data manual)
Inovasi pembuatan back up quality dengan quick count (percepatan
pembuatan data quality tanah)
Pengawalan proses termijn sampai KPPN dan pencairan sehingga
hambatan birokrasi dapat diantisipasi sejak dini.
21
Gambar 7. Pembuatan Back Up Data Quality dengan Metode Quick Count
22
Pungutan dan pembayaran PPH rekanan dilakukan secara langsung
bersamaan saat pembayaran progres rekanan.
Kelalaian pembayaran pajak dan ketidaklengkapan dokumen pajak dapat
menyebabkan cash in semakin mengecil karena terkena denda pajak.
Pengurusan restitusi secara keseluruhan di akhir proyek dapat menyebabkan
resiko cash flow negatif karena besarnya cash out talangan pajak yang tidak
bisa segera mengalir menjadi cash in.
Kondisi negatif cash flow tersebut akan berdampak sangat besar terhadap
keterlambatan produksi dan potensi klaim pihak ketiga akibat keterlambatan
bayar.
a. Eskalasi :
Proyek Citarum merupakan proyek tahun jamak dengan owner
pemerintah, sesuai dengan Perpres No. 70 Th. 2012 maka untuk pekerjaan
setelah bulan ke -12 dari awal mulai pekerjaan akan mendapatkan eskalasi.
Untuk memaksimalkan nilai ekskalasi dapat dilakukan beberapa strategi
berikut :
Penyusunan penawaran harga dengan meminimalisir harga satuan
timpang (110% Harga Perkiraan Owner)
Pelaksanaan progres pekerjaan sebisa mungkin didekatkan dengan
master schedule
Pengembangan dan pendetailan analisa harga satuan pekerjaan
khususnya untuk item yang tidak ada analisanya dalam kontrak
23
(pengadaan) yang beresiko tidak bisa mendapat eskalasi sesuai Perpres
No. 70 Th. 2012.
Simulasi Metode Perhitungan eskalasi dengan menggunakan Indeks
Harga Perdagangan Besar Indonesia (IHPB Indonesia) atau Indikator
Ekonomi.
Simulasi Metode Perhitungan eskalasi dengan metode pengembangan
rumusan baku untuk mendapatkan nilai eskalasi maksimal.
24
RINCIAN ANALISA COST FACTOR
Uraian Pekerjaan : Beton Cor K. 300
Satuan : m3
Produksi 1 : m3
HARGA JUMLAH
SATUAN HARGA COST
NO URAIAN SATUAN VOLUME
FACTOR
(Rp) (Rp)
I UPAH
II BAHAN
III ALAT
DIBULATKAN 1,109,923.00
25
TABEL INDEKS STATISTIK
PERHITUNGAN NILAI ESKALASI
KODE
NO JENIS BAHAN JENIS/KELOMPOK BARANG KODE
KOMPONEN
9 Besi Beton Besi beton / Iron rods for reinforced concrete 3.46.2 M9
10 Kawat bendrat Kawat beton (bindrad) / Wire concrete steel 3.51.4 M10
11 Bronjong kawat dia.3 mm (2 x 1 x 0.5 m) Kawat lainnya / Other wire 3.51.5 M11
14 Mata Bor Beton, Sling Logam dasar besi dan baja / Metal iron and steel 3.46 M14
23 Gas LPG Pengilangan minyak bumi / Oil refining products 3.27.9 M23
26 Pelat sambungan 250 x 200 x 10mm Besi Plat / Sheet Iron 3.46.6 M26
26
b. Klaim kepada Pihak Ketiga :
i. Klaim Asuransi
Penggunaan Jasa Asuransi Contractor All Risk (CAR) sangat
membantu proses transfer resiko pelaksanaan, besaran biaya premi
yang dikeluarkan tidak seberapa dibandingkan nilai manfaat yang
diperoleh nantinya mengingat Proyek Citarum memiliki resiko yang
cukup besar. Usaha untuk pengajuan klaim asuransi harus didukung
dengan strategi, sehingga pengajuan klaim dapat disetujui, adapun
strategi pendukung klaim antara lain :
27
- Data keterangan ahli desain mengenai penyebab kejadian dan
pembuktiannya
- Data monitoring pendukung kronologis kejadian
- Data – data pendukung lain
28
Dengan kondisi tersebut maka diperoleh beberapa pendapatan proyek
antara lain :
o Klaim Trailer pengangkut sheet pile ketika terguling
o Klaim kegagalan struktur akibat karakteristik tanah
o Klaim excavator yang dibakar oknum
o Klaim kejadian banjir
29
B. Strategi untuk menekan Cash out flow
Berikut ini usaha yang pernah dilaksanakan pada proyek Citarum Hilir dalam
rangka untuk menekan cash out flow :
30
Gambar 8. Simulasi Penyusunan Addendum Kontrak
2. Perencanaan Metode
Perencanaan Metode yang baik dan efektif akan sangat berpengaruh pada
penurunan biaya metode. Karena faktor utama pengendalian biaya dalam
Proyek secara umum adalah dengan perencanaan metode yang tepat.
31
dibutuhkan sebagai kendali atas target biaya yang akan dicapai supaya tidak
terjadi penyimpangan dari rencana awal.
4. Inovasi dan VE
32
Gambar 11. Pengendalian Biaya dengan Metode yang Tepat dengan
Mengedepankan Inovasi dan VE
33
o Transfer resiko yang tertuang dalam pasal kontrak
o Penjelasan secara jelas dan terkontrak apa yang menjadi hak dan
kewajiban rekanan
o Transfer resiko pemeliharaan melalui tanahan retensi rekanan
Gambar 13. Kontrak pada Rekanan yang Menjelaskan Adanya Transfer Resiko
34
4. Bukti penyetoran pajak digunakan untuk lampiran tagihan berikutnya agar
memudahkan monitoring
35
Gambar 14. Positive Cash Flow
36
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1. KESIMPULAN
Inti dari program pengendalian cash flow adalah bagaimana mengelola nilai cash
in flow lebih besar dari cash out flow yang ada sehingga saldo / cash in hand tetap
terjaga (untuk perencanaan cash out flow ke depan) dan menjadi positive cash flow.
Apabila terjadi resiko pelaksanaan yang sebelumnya tidak ter-cover dalam kontrak,
maka strategi yang dilakukan adalah dengan mencari peluang cash in flow
tambahan di luar kontrak melalui pendapatan lain – lain (asuransi, klaim, eskalasi,
dll) dan menekan laju cash out flow dengan cara menurunkan biaya produksi /
efisiensi (metode, inovasi, VE dll) serta memindahkan resiko pada pihak lain.
Strategi untuk meningkatkan Cash in flow dapat dilakukan dengan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Penyusunan Master Schedule sesuai dengan Pagu Anggaran
2. Pengajuan Addendum Kontrak
3. Program percepatan penagihan Termin
4. Program Percepatan pencairan Retensi
5. Program Pengurusan Restitusi secara Parsial
6. Strategi Pendapatan Lain - Lain :
a. Eskalasi
b. Klaim Pihak Pertama
c. Klaim Pihak Ketiga
d. Bunga Bank Positif
Adapun strategi untuk menekan Cash out flow dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Review RAP terhadap Addendum Kontrak
2. Perencanaan Metode
3. Evaluasi dan Perencanaan Biaya Secara Detail
4. Inovasi dan VE
5. Strategi Menurunkan Resiko
37
a. Minimalisir Klaim dari Pihak Pertama (progres on schedule,
mengutamakan kualitas)
b. Minimalisir Klaim dari Pihak Ketiga (tempo pembayaran sesuai kontrak,
transfer resiko pelaksanaan dan pemeliharaan yang dituangkan di dalam
kontrak dengan pihak ketiga)
6. Strategi Menghindari Denda Pajak (taat pajak)
5.1. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran
terutama kepada Project Manager yang menangani pekerjaan di lingkungan
pemerintah yang bersifat multiyears untuk mengelola cash flow dengan baik
sehingga mendapatkan positive cash flow, antara lain :
1. Project Manager sebaiknya melakukan perencanaan dan pengendalian cash in
flow dengan cash out flow dengan tetap menjaga saldo untuk perencanaan ke
depan sehingga tidak terjadi negative cash flow.
2. Melihat dari hasil strategi tersebut di atas, maka sebaiknya Project Manager
rutin melakukan monitoring cash flow pada proyek-proyek yang
ditanganinya, sehingga tidak menimbulkan potensi rugi akibat negative cash
flow.
3. Project Manager juga rutin memberikan arahan-arahan mengenai strategi
untuk memperoleh positive cash flow pada personil proyek sesuai dengan
unit kerja masing-masing.
38
DAFTAR PUSTAKA
Franklin J. Plewa, Jr. 1995. Understanding Cash Flow. John Willey & Sons.
Herry Achmad Buchory, SE, MM 2010. Manajemen Strategik, Publisher Linda Karya
Bandung.
Iman Suharto. 1999. Manajemen Proyek, Dari Konseptual sampai Operasional, Jilid I,
Publisher Erlangga.
Mahendra Sultan Syah, Ir. 2004. Manajemen Proyek, Kiat Sukses Mengelola Proyek,
Publisher Gramedia Pustaka Utama.
Ram Umar Kakani. 2010. Cash Flow Statement. Mc Graw Hill Education (India) pvt
limited.
Setiawan Hari Purnomo, SE, MBA 1999. Manajemen Strategi, Publisher Economic
Faculty of Indonesia University.
39