Anda di halaman 1dari 39

TARGET POSITIVE CASH FLOW DALAM PROYEK MULTIYEARS

SEBAGAI PENUNJANG REALISASI PROFIT SESUAI RENCANA


STUDI KASUS : PROYEK CITARUM HILIR PAKET 2

BY :

APRI SETIAWAN
2005051

PT. PP (Persero), Tbk.


1
ABSTRAK
TARGET POSITIVE CASH FLOW DALAM PROYEK MULTIYEARS
SEBAGAI PENUNJANG REALISASI PROFIT SESUAI RENCANA
STUDI KASUS : PROYEK CITARUM HILIR PAKET 2

Makalah ini bertujuan untuk menganalisa perencanaan dan pengelolaan cash flow proyek
pada umumnya dan proyek di lingkungan pemerintah yang bersifat multiyears pada
khususnya sehingga diperoleh positive cash flow dalam suatu proyek. Kadang kala
kontraktor dihadapkan pada permasalahan cash flow yang negatif sebagai akibat cash out
flow lebih besar daripada cash in flow.

Dengan melihat kondisi tersebut maka kontraktor harus jeli untuk melakukan perencanaan
dan pengelolaan cash flow dengan didukung oleh strategi khusus dan efisiensi dalam
pengelolaan manajemen suatu proyek, sehingga tidak merugikan proyek itu sendiri
sebagai akibat negative cash flow yang terjadi secara terus-menerus dan bisa
mengakibatkan terhentinya proyek sehingga tidak tercapainya profit sesuai rencana dan
berdampak merugikan kontraktor / perusahaan.

Dengan perencanaan dan pengelolaan cash flow pada proyek yang diharapkan
mendapatkan positive cash flow sehingga secara tidak langsung bisa menurunkan bahkan
menghilangkan WIP yang ada di proyek, selain itu target profit yang telah ditetapkan dan
direncanakan oleh proyek maupun perusahaan dapat terealisasi dengan maksimal.

Inti dari program pengendalian cash flow adalah bagaimana mengelola nilai cash in flow
lebih besar dari cash out flow yang ada sehingga saldo / cash in hand tetap terjaga (untuk
perencanaan cash out flow ke depan). Apabila terjadi resiko pelaksanaan yang sebelumnya
tidak ter-cover dalam kontrak, maka strategi yang dilakukan adalah dengan mencari
peluang cash in flow tambahan di luar kontrak melalui pendapatan lain – lain (asuransi,
klaim, eskalasi, dll) dan menekan laju cash out flow dengan cara menurunkan biaya
produksi / efisiensi (metode, inovasi, VE dll) serta memindahkan resiko pada pihak lain.

Keywords : cash flow, cash in flow, cash out flow, cash in hand, positive cash flow, negative cash flow,
multiyears project

2
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan karunia berupa kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Makalah ini dengan baik. Makalah ini adalah sebagai salah satu persyaratan
kelulusan yang harus dipenuhi sebagai kandidat Project Manager Profesional di
lingkungan PT. PP (Persero) Tbk.

Penulisan makalah ini mengambil studi kasus Proyek Citarum Hilir Paket 2 yang
mana dalam pelaksanaannya difokuskan pada strategi untuk memperoleh positive cash
flow dalam suatu proyek. Dengan penulisan makalah ini diharapkan bisa menjadi acuan
atau pertimbangan proyek sejenis dalam perencanaan dan pengelolaan cash flow proyek
pada umumnya dan proyek di lingkungan pemerintah yang bersifat multiyears pada
khususnya.

Dalam penulisan makalah ini penulis telah menerima arahan dan bimbingan
sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Ir. Anton Satyo Hendriatmo, M.Sc. selaku KDVM PT. PP (Persero), Tbk.
2. Ir. Toha Fauzi, selaku KDVO II PT. PP (Persero), Tbk.
3. Ir. Agus Samuel Kana, selaku KCB IV PT. PP (Persero), Tbk.
4. Ir. I Wayan Sudenia, selaku ASOP Cabang IV PT. PP (Persero), Tbk.
5. M. Zahid, SE., selaku ASKEU Cabang IV PT. PP (Persero), Tbk.
6. Semua rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat diterapkan
khususnya untuk proyek sejenis. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada
dalam makalah ini, dan semoga pembaca dapat menyempurnakannya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Bandung, Maret 2014

Penulis

3
DAFTAR ISI

Abstrak .......................................................................2

Kata Pengantar .......................................................................3

Index Tabel .......................................................................5

Index Gambar .......................................................................6

BAB I Pendahuluan .......................................................................7

BAB II Tinjauan Pustaka .......................................................................9

BAB III Metodologi .....................................................................14

BAB IV Analisa .....................................................................16

BAB V Kesimpulan dan Saran .....................................................................38

Daftar Pustaka .....................................................................40

4
INDEX TABEL

Table 1. Rincian Analisa Harga Satuan dan Cost Factor .................................25

Table 2. Daftar Indeks Statistik .................................26

5
INDEX GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi Cash Flow .........................................................10

Gambar 2. Ilustrasi Penambahan Saldo Kas .........................................................10

Gambar 3. Ilustrasi Pengurangan Saldo Kas .........................................................10

Gambar 4. Unsur Strategi Induk .........................................................12

Gambar 5. Perbandingan Master Schedule Tender dengan Pagu Anggaran ..............19

Gambar 6. Master Schedule Kontrak sesuai dengan Pagu ..........................................20

Gambar 7. Pengukuran Opname Tanah secara Digital ...............................................21

Gambar 8. Pembuatan Back Up Data Quality dengan Metode Quick Count ...........22

Gambar 9. Simulasi Penyusunan Addendum Kontrak ...............................................31

Gambar 10. Analisa Hasil Evaluasi Desain dan Metode Pelakasanaan ......................32

Gambar 11. Evaluasi Biaya Produksi Bulanan .......................................................33

Gambar 12. Pengendalian Biaya dengan Metode yang Tepat dengan Mengedepankan
Inovasi dan VE .......................................................33

Gambar 13. Kontrak pada Rekanan yang Menjelaskan Cara Pembayaran .................34

Gambar 14. Kontrak pada Rekanan yang Menjelaskan Adanya Transfer Resiko ......35

Gambar 15. Positive Cash Flow .......................................................36

Gambar 16. Negative Cash Flow .......................................................37

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengelolaan proyek pemerintah yang bersifat tahun jamak (multiyears) membutuhkan


perencanaan yang sangat matang karena terbagi dalam beberapa tahapan tahun anggaran /
DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) yang berfungsi sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan dan sebagai alat kendali pelaksanaan, pelaporan dan pengawasan yang berlaku
untuk satu tahun anggaran. Proses kontrol anggaran pelaksanaan proyek multiyears di
lingkungan pemerintah tidak bisa lepas dari rencana anggaran yang tertuang di dalam
DIPA sehingga proses pelaksanaan konstruksi di proyek harus benar-benar
memperhatikan anggaran tiap tahun yang disediakan oleh pemerintah, sehingga dalam
perjalanan proses kontruksi tidak menemui kendala masalah keuangan dalam
pelaksananannya.

Tujuan utama suatu usaha adalah mendapatkan profit untuk membuat usaha tersebut
tumbuh dan berkembang (growth). Begitu pula halnya dengan usaha jasa konstruksi yang
diharapkan untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan memperoleh profit melalui
proyek-proyek yang menjadi sektor utama atau ujung tombak produksi. Tetapi di dalam
pelaksanaan suatu proyek sering terkendala masalah finansial yang berujung berkurangnya
profit yang telah direncanakan dari awal. Hal tersebut sangat mengganggu target profit
yang sudah ditetapkan perusahaan. Salah satu penyebab berkurangnya profit tersebut
adalah perencanaan biaya yang tidak direncanakan secara matang dengan
memproyeksikan biaya pelaksanaan proyek dari awal sampai dengan akhir pelaksanaan
dengan memperhatikan segala potensi risiko yang akan muncul.

Di dalam perencanaan biaya juga diharuskan memperhatikan cash flow demi kelancaran
pembiayaan pelaksanaan proyek di samping perencanaan sumber daya baik berupa man
power, material, equipment (direct cost) ataupun overhead yang terintegrasi dalam biaya
tidak langsung (indirect cost), karena hal ini sangat berpengaruh terhadap keseimbangan
antara cash in flow dari produksi yang dihasilkan dan proyeksi cash in flow mendatang
dengan biaya yang telah dikeluarkan (cash out flow) dan proyeksi cash out flow.

7
Salah satu penghambat kelancaran pelaksanaan proyek yaitu tidak seimbangnya antara
cash in flow dengan cash out flow dan hal ini berdampak langsung terhadap work in
progress (WIP) proyek itu sendiri.

Proyek-proyek multiyears di lingkungan pemerintah sangat rentan terhadap terjadinya


cash flow negatif / negative cash flow karena tidak seimbangnya antara cash in flow
dengan cash out flow yang menyebabkan terjadinya WIP. Dalam hal ini pada proyek
pemerintah yang bersifat multiyears adalah dibatasi oleh anggaran tiap-tiap tahunnya,
sedangkan proses pelaksanaan pekerjaan harus berjalan secara continue dan diharapkan
tepat waktu terhadap master schedule yang telah disepakati bersama pada waktu kontrak.
Sehingga perencanaan cash flow di dalam penyelenggaran suatu proyek sangatlah penting.

1.2. Rumusan Masalah

Kondisi keuangan yang sehat dengan cash flow positif / positive cash flow sangat
didambakan oleh setiap proyek, termasuk pula proyek pemerintah yang bersifat
multiyears. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak lepas dari perencanaan dan pengelolaan
cash flow yang tepat sejak dari awal tender sampai dengan akhir masa pelaksanaan proyek
bahkan sampai dengan akhir masa pemeliharaan. Hal tersebut tentunya untuk menghindari
adanya resiko yang berpotensi timbul terhadap pembengkakan biaya berupa idle alat,
overhead, klaim bunga bank dari pihak ketiga dan risiko lainnya.

1.2. Manfaat dan Tujuan

Setelah membaca makalah ini diharapkan :

a. Pembaca mengetahui cara mengelola cash flow sebuah proyek pada umumnya dan
proyek di lingkungan pemerintah yang bersifat multiyears pada khususnya sehingga
diperoleh cash flow positif.

b. Dengan perencanaan dan pengelolaan cash flow pada proyek yang diharapkan
mendapatkan cash flow positif sehingga bisa menurunkan bahkan menghilangkan
WIP yang ada di proyek dan target profit yang telah ditetapkan dan direncanakan oleh
proyek maupun perusahaan dapat terealisasi dengan maksimal.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI MEWUJUDKAN POSITIVE CASH FLOW DALAM PROYEK

Sebagai sebuah perusahaan jasa konstruksi, strategi dalam merencanakan dan mengelola
keuangan proyek dalam hal ini cash flow sangat diperlukan, yaitu untuk menghindari
adanya resiko yang berpotensi timbul terhadap pembengkakan biaya berupa idle alat,
overhead, klaim bunga bank dari pihak ketiga dan resiko lainnya dalam artian cash out
flow menjadi lebih besar daripada cash in flow yang dapat mengakibatkan tidak
tercapainya profit yang telah direncanakan akibat resiko yang timbul seperti di atas.
Perencanaan strategi cash flow dari awal kontrak sampai dengan selesainya masa
konstruksi atau bahkan sampai dengan akhir masa pemeliharaan tetap harus dilaksanakan
guna merealisasikan visi-misi perusahaan pada umumnya dan visi-misi proyek itu sendiri
pada khususnya dalam hal ini yaitu profit.

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Pengertian Arus Kas / Cash Flow
2.1.1.1. Kas adalah saldo kas (cash in hand) dan rekening giro (demand deposit).
2.1.1.2. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
2.1.1.3. Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2009)
2.1.1.4. Arus Kas adalah cash in flow operasi dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk
mempertahankan cash flow operasi dimasa mendatang. (Brigham dan Houston,
2001)
Dari dua pengertian arus kas / cash flow di atas, dapat disimpulkan bahwa cash flow
adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas dalam periode tertentu yang
berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan.

9
Gambar 1. Ilustrasi Cash Flow

2.1.2. Macam Cash flow


Kita semua menyadari bahwa bisnis tidak bisa lepas dari cash flow. Sebab cash flow
layaknya aliran darah bagi tubuh manusia. Jika aliran darah lancar, tubuh sehat. Jika aliran
darah tidak lancar, tubuh sakit. Berikut ini 3 macam cash flow dan pengertiannya, yaitu :

2.1.2.1. Operating Cash Flow (OCF)


Operating cash flow adalah kas yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan yang
berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran, pendapatan dan biaya-biaya. Kas inilah yang
menggambarkan bagaimana perusahaan mendapatkan profit dan mengubahnya menjadi
kas. Contoh: penjualan tunai, uang muka, hutang lancar, pembelian inventori (alat,
material), pembayaran biaya operasional (listrik, telepon, air), pengiriman barang, gaji
pegawai, pembayaran upah mandor dan lain-lain. Jika OCF positif (+) artinya perusahaan
sehat, jika negatif (-) artinya perusahaan sakit atau bleeding.

Gambar 2. Ilustrasi Penambahan Saldo Kas / Cash in Hand increases

10
2.1.2.2. Investing Cash Flow (ICF)
Investing cash flow adalah kas yang muncul dari kegiatan investasi atau yang berkaitan
dengan jual-beli aset. Contoh: jual-beli property perusahaan, jual-beli saham perusahaan
lain, reksadana, deposito, emas dan-lain-lain. Jika ICF positif (+) artinya uang masuk ke
perusahaan. Jika ICF negatif (-) artinya uang keluar dari perusahaan. ICF yang positif
terus-menerus justru sebetulnya kurang baik sebab itu artinya pemegang saham/owner
harus terus menyetor modal untuk membiayai perusahaan. ICF negatif (-) terus menerus
justru bagus sebab artinya perusahaan menghasilkan uang untuk para pemegang saham.

2.1.2.3. Financing Cash Flow (FCF)


Financing cash flow adalah kas yang muncul dari kegiatan hutang dari pihak lain.
Contohnya pinjaman dari bank, pinjaman dari rentenir, pinjaman dari koperasi, dan
pembayaran pokok hutang-hutang tersebut. Financing Cash Flow dikatakan positif jika
menerima hutang dan negatif jika membayar hutang. Namun Financing Cash Flow
dikatakan baik jika menimbulkan dampak OCF yang positif, artinya uang yang masuk dari
hutang menimbulkan peningkatan pendapatan. Sehingga perusahaan bisa membayar
hutangnya. Sebaliknya, jika OCF negatif, artinya berbahaya sebab uang yang masuk tidak
menimbulkan keuntungan. Sehingga perusahaan belum bisa membayar hutangnya.

Gambar 3. Ilustrasi Pengurangan Saldo Kas / Cash in Hand decreases

2.1.3. Perencanaan Strategi (Strategic Planning)


Perencanaan Strategi adalah suatu perencanaan kedepan yang ditetapkan untuk dijadikan
pegangan, mulai dari tingkat korporat sampai pada tingkat unit bisnis, produk dan situasi
pasar. Perencanaan strategi merupakan strategi induk dari manajemen strategi, yaitu visi,
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan. (Saladin, D(2004:23)

11
Perencanaan Strategi adalah adalah tingkat perencanaan yang memiliki sasaran paling
jauh, merupakan proses penentuan tujuan utamadari suatu organisasi dan kemudian
memilih serangkaian tindakan serta mengalokasikan sumber daya untuk mencapai tujuan
tersebut. (Boone & Kurtz (2000).
2.1.3.1. Tahap Perencanaan Strategi
2.1.3.1.a. Perencanaan Rencana (Plan to Plan)
Tahap perencanaan program kerja, sumber data dan informasi, cara pengumpilan dan
pengolahan, siapa perencananya dan petunjuk-petunjuk apa dan bagaimanaditerapkannya.
2.1.3.1.b. Premises
Prakiraan perkembangan lingkungan eksternal, seperti ekonomi, hukum, sosial budaya
yang disinkronkan dengan prakiraan lingkungan internal yaitu keuangan , SDM, fasilitas,
proses produksi dan pemasaran.
2.1.3.1.c. Perumusan visi dan misi
Visi merupakan kerangka acuan dan perspektif sebagai suatu kesatuan yang tercermin
dalam kegiatan nyata. Visi menggambarkan apa yang dilakukan perusahaan.
Misi merupakan tugas dan prinsip pokok dalam mewujudkan visi.

UNSUR STRATEGI INDUK

Misi Tujuan Sasaran Strategi

Rencana
Identifikasi Hasil khusus komprehensif
Tujuan yang
rancangan, yang ingin untuk
ditentukan
tujuan, arah dicapai mencapai
tujuan dan
sasaran

Program

Gambar 4. Unsur Strategi Induk

12
2.1.4. Metode Dasar Penyusunan Perencanaan Strategi
Dalam proses penyusunan rencana strategi, ada beberapa metode dasar yaitu :
2.1.4.1. Top down approach
Perencanaan dilakukan pada tingkat atas, sedangkan tingkat bawah hanya membuat
rencana yang jangkauannya terbatas.
2.1.4.2. Bottom up approach
Dalam pendekatan ini pimpinan meminta kepada bagian-bagian untuk menyusun rencana.
2.1.4.3. Kombinasi antara Top up dan Bottom up
Kepala divisi atau manajer bersama-sama menyusun rencana bahkan melibatkan staf.
2.1.4.4. Team Planning
Pimpinan membentuk suatu team untuk menyusun rencana strategis, kemudian pimpinan
meneliti dan memutuskan hasil rencana tim.

2.1.5. Proses Perencanaan Strategi Cash flow


Perencanaan strategi cash flow meliputi beberapa langkah di bawah :
1. Mengidentifikasi cash in flow
2. Mengidentifikasi cash out flow
3. Mengkalkulasi proyeksi cash flow (cash flow estimation)
Data yang diperlukan dalam penyusunan cash flow :
1. Jadwal penerimaan proyek sesuai dengan persyaratan pembayaran dan kontrak.
2. Jadwal pengeluaran proyek sesuai dengan kebijakan pembelanjaan.
3. Kas awal / uang muka yang dipunyai oleh proyek.
Manfaat perencanaan cash flow :
1. Menjamin kelancaran dan kemajuan pelaksanaan proyek dari segi pembayaran.
2. Menekan sekecil mungkin biaya pinjaman yang harus ditanggung oleh proyek.

2.1.6. Pengendalian dan Evaluasi Cash Flow


Proses perencanaan dan pengendalian cash flow adalah suatu proses untuk merencanakan
dan mengendalikan cash in flow dengan cash out flow dengan tetap menjaga saldo untuk
perencanaan ke depan sehingga tidak terjadi cash flow negatif / negative cash flow.
Tujuan pengendalian cash flow adalah untuk mengendalikan realisasi cash in flow dan
cash out flow agar sesuai rencana.

13
Dua hal pokok dalam pengendalian cash flow :
1. Pengendalian cash in flow.
Sangat dipengaruhi oleh owner / pihak luar
2. Pengendalian cash out flow
Sangat dipengaruhi oleh kebijakan proyek (skala prioritas dalam pembayaran pihak
ketiga)

14
BAB III
METODOLOGI

3.1. Umum

Langkah awal untuk mendukung strategi perencanaan dan evaluasi cash flow untuk proyek
di lingkungan pemerintah yang bersifat multiyears adalah mempersiapkan secara terinci
dan detail identifikasi cash in flow dan cash out flow sehingga bisa dibuat perencanaan
yang nantinya akan dievaluasi pada saat pelaksanaan sehingga tidak terjadi cash flow
negatif.

3.2. Pengumpulan dan Identifikasi Data


Data awal yang perlu dipersiapkan untuk menunjang perencanaan dan evaluasi cash flow
adalah sebagai berikut :

1. Cash in flow
a. Dokumen Tender
b. Berita Acara Aanwijzing
c. Dokumen Kontrak kepada Owner (Kontrak Awal, Addendum, Eskalasi)
d. DIPA Anggaran
e. Uang Muka
f. Master Schedule
g. Progress Termijn
h. Daftar Aset Tetap
i. Dokumen Klaim kepada Pihak Pertama ataupun Pihak Ketiga
2. Cash out flow
a. Dokumen Kontrak kepada Pihak Ketiga
b. RAPK
c. Matrik profit item pekerjaan
d. Evaluasi Biaya Rutin
e. Progress Pekerjaan Pihak Ketiga
f. Tagihan Pekerjaan Pihak Ketiga
g. Daftar Hutang Pihak Ketiga / Monitoring Pembayaran
h. Bukti Perpajakan Pihak Ketiga

15
BAB IV
ANALISA

4.1 Analisa Data

Dalam bab ini akan diuraikan proses analisa data yang harus dilakukan untuk mendukung
perencanaan dan evaluasi cash flow untuk mendapatkan positive cash flow dan bisa
meminimalisir WIP, yaitu :

1. Cash in flow
a. Dokumen Kontrak kepada Pihak Pertama
Dari dokumen kontrak diperoleh data-data sebagai berikut :
 Status Owner, bertujuan untuk melihat track record dan pola pencairan tagihan
 Sumber Dana, bertujuan untuk melihat kemampuan dan tempo pencairan tagihan
 Nilai Uang Muka, sebagai modal awal / kas awal proyek
 Sifat Kontrak, untuk mengidentifikasi batasan-batasan pembayaran dari volume
pekerjaan yang dilaksanakan (kemungkinan adanya pekerjaan tambah-kurang)
 RAB, untuk mengidentifikasi cash in flow total yang akan diterima dari
pelaksanaan proyek
 Tempo Pencairan Tagihan, untuk memproyeksikan cash in flow
 Eskalasi, Addendum Kontrak / Pekerjaan Tambah, untuk proyeksi tambahan cash
in flow
b. DIPA Anggaran, proyeksi cash in flow total tahunan
c. Master Schedule, untuk proyeksi cash in flow bulanan secara kontraktual
d. Progress Termijn, cash in flow bulanan realisasi
e. Dokumen Klaim kepada Pihak Pertama ataupun Pihak Ketiga,

2. Cash out flow


a. Dokumen Kontrak kepada Pihak Pertama
 Berita Acara Aanwijzing, untuk melihat potensi biaya resiko yang ter-cover
ataupun tidak ter-cover dalam kontrak
 Waktu Pelaksanaan, untuk memproyeksikan biaya overhead
 Masa pemeliharaan, untuk memproyeksikan biaya

16
b. Dokumen Kontrak kepada Pihak Ketiga, untuk mengetahui :
 Ada tidaknya uang muka kepada pihak ketiga
 Jatuh Tempo Pencairan Tagihan pada pihak ketiga
 Membatasi resiko klaim pihak ketiga
 Melakukan transfer resiko pelaksanaan pekerjaan
 Melakukan transfer resiko pemeliharaan
c. RAPK, untuk mengetahui rencana biaya produksi pelaksanaan sampai masa
pemeliharaan dengan segala resiko yang ada
d. Master Schedule, untuk memproyeksi cash out flow bulanan
e. Matrik profit item pekerjaan, untuk mengidentifikasi item untung dan item rugi untuk
menyusun strategi pada saat addendum yang bertujuan untuk menurunkan biaya
produksi secara total
f. Evaluasi dan Proyeksi Biaya Rutin, untuk monitoring biaya yang sudah keluar dan
rencana biaya yang akan dikeluarkan bulanan
g. Progress Pihak Ketiga, untuk menghitung biaya langsung produksi
h. Tagihan Pekerjaan Pihak Ketiga, untuk mengetahui daftar hutang sehingga bisa
memproyeksikan rencana pembayaran sebagai cash out flow (disesuaikan dengan skala
prioritas)
i. Bukti Perpajakan Pihak Ketiga, untuk meminimalkan resiko denda pajak

4.2 Aplikasi Perencanaan dan Evaluasi Cash flow pada Study Kasus
Proyek Citarum Hilir Paket II
1. Data Proyek
 Owner : BBWS Citarum
 Status Owner : pemerintahan
 Sumber Dana : APBN
 NK Awal (excl PPN) : Rp. 237,809,687,439.90
 NK Awal (incl PPN) : Rp. 261,590,656,000.00
 NK ADD Final (excl PPN) : Rp. 253,275,853,713.14
 NK ADD Final (incl PPN) : Rp. 278,603,439,000.00
 Nilai Uang Muka : 20% dari DIPA Tahun I / 2011
Rp 8,164,269,000

17
 Pagu Anggaran :
- Tahun I (2011) : Rp 40,821,345,000.00 (inc. PPN 10 %)
- Tahun II (2012) : Rp 89,189,250,000.00 (inc. PPN 10 %)
- Tahun III (2013) : Rp 148,592,844,000.00 (inc. PPN 10 %)

 Sifat Kontrak : Unit Price


 Pembayaran : Monthly Progress

2. Strategi Positive Cash Flow


Inti dari program pengendalian cash flow adalah bagaimana mengelola nilai cash in
flow lebih besar dari cash out flow yang ada sehingga saldo / cash in hand tetap terjaga
(untuk perencanaan cash out flow ke depan). Apabila terjadi resiko pelaksanaan yang
sebelumnya tidak ter-cover dalam kontrak, maka strategi yang dilakukan adalah
dengan mencari peluang cash in flow tambahan di luar kontrak melalui pendapatan
lain – lain (asuransi, klaim, eskalasi, dll) dan menekan laju cash out flow dengan cara
menurunkan biaya produksi / efisiensi (metode, inovasi, VE dll) serta memindahkan
resiko pada pihak lain. Berikut ini strategi – strategi untuk peningkatan cash in flow
dan usaha – usaha untuk menurunkan cash out flow yang dilaksanakan pada Proyek
Citarum Hilir Paket II :

A. Strategi Pengendalian dan Pengelolaan Cash in flow


Berikut ini usaha yang dilaksanakan pada proyek Citarum Hilir dalam rangka
untuk mengendalikan dan mengelola cash in flow :

1. Penyusunan Master Schedule sesuai dengan Pagu Anggaran


Penyesuaian Master Schedule sesuai dengan Pagu Anggaran berfungsi untuk
meminimalisir WIP yang dapat menyebabkan negative cash flow karena tidak
ada keseimbangan antara cash in flow dengan cash out flow. Adapun langkah
yang dilakukan antara lain :
 Pada saat pelaksanaan tender belum tertera jelas nilai pagu anggaran
pertahun, sehingga pembuatan Master Schedule pada waktu tender masih
berupa estimasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan sequence pekerjaan.

18
 Setelah informasi pagu anggaran diperoleh secara jelas, maka nilai progres
tahunan harus dibatasi maksimal sesuai dengan pagu anggaran, sehingga
WIP II dapat diminimalkan.
 Untuk mendukung langkah tersebut maka diusulkan untuk perubahan
master schedule kontrak di-review disesuaikan dengan pagu anggaran yang
disediakan tiap tahunnya.

Komparasi Master Schedule Tender dengan Pagu Anggaran


100

90
TA 2011 TA 2012
80

70
Deviasi
60
% Progres

50

40

30

20
Deviasi
10

Master Schedule Tender


Pagu Anggaran

Gambar 5. Perbandingan Master Schedule Tender dengan Pagu Anggaran

19
Master Schedule Kontrak sesuai dengan Pagu
100

90
TA 2011 TA 2012
80

70
% Progres

60

50

40

30

20

10

Master Schedule Kontrak sesuai dengan Pagu


Gambar 6. Master Schedule Kontrak sesuai dengan Pagu

2. Pengajuan Addendum Kontrak :


Addendum kontrak sangat berpengaruh terhadap RAB yang memungkinkan
nilai dari RAB awal bertambah sehingga bisa menambah total cash in flow.
Tujuan utama dari percepatan pengurusan addendum adalah agar item baru
yang sebelumnya tidak ada dalam kontrak awal dapat segera ditagihkan,
sehingga tidak ada WIP II.
Berikut ini adalah strategi addendum yang pernah dilakukan di Proyek Citarum
Hilir :
b. Pengawalan Proses Desain
c. Percepatan Perhitungan MC - 0
d. Identifikasi item baru
e. Simulasi RAB Addendum secara detail untuk membantu pihak owner
maupun konsultan dalam pengurusan addendum
f. Pengawalan Proses Addendum secara intensif
g. pembuatan back up negosiasi harga secara lengkap

20
3. Program penagihan Termin
Mayoritas pekerjaan fisik pada Proyek Citarum Hilir merupakan pekerjaan
tanah yang notabene dibutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk pembuatan
back up tagihan, pembuatan back up data secara konvensoinal akan memakan
waktu yang cukup lama yang berpotensi pada keterlambatan proses penagihan
termin, sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan usaha sebagai
berikut :
 Pengukuran opname tanah secara digital
 Transfer data dengan program (meminimalkan record data manual)
 Inovasi pembuatan back up quality dengan quick count (percepatan
pembuatan data quality tanah)
 Pengawalan proses termijn sampai KPPN dan pencairan sehingga
hambatan birokrasi dapat diantisipasi sejak dini.

Gambar 6. Pengukuran Opname Tanah secara Digital

21
Gambar 7. Pembuatan Back Up Data Quality dengan Metode Quick Count

4. Program Penagihan Retensi


Retensi yang ada di owner ditarik setelah masa pelaksanaan selesai tanpa
menunggu akhir waktu pemeliharaan dengan menggunakan jaminan asuransi.
Pemilihan jaminan sangat menentukan besar-kecilnya nilai provisi sehingga
biaya untuk jaminan bisa ditekan lebih rendah daripada menggunakan jaminan
dari bank. Penarikan retensi dengan menggunakan jaminan tersebut akan
menjaga cashflow tetap positif, sehingga klaim pihak ketiga akibat
keterlambatan bayar bisa dihindari.

5. Program Pengurusan Restitusi Pajak


Untuk kontrak multiyears, pengurusan restitusi harus dilakukan secara parsial
pertahun, untuk mendukung program percepatan data restitusi, maka harus
dilaksanakan hal – hal sebagai berikut :
 Pemilihan rekanan taat pajak
 Pengawalan rekanan untuk pembayaran pajak/ pemungutan pajak PPN
secara langsung (WAPU)
 Penggunaan bukti setor pajak sebagai lampiran tagihan

22
 Pungutan dan pembayaran PPH rekanan dilakukan secara langsung
bersamaan saat pembayaran progres rekanan.
Kelalaian pembayaran pajak dan ketidaklengkapan dokumen pajak dapat
menyebabkan cash in semakin mengecil karena terkena denda pajak.
Pengurusan restitusi secara keseluruhan di akhir proyek dapat menyebabkan
resiko cash flow negatif karena besarnya cash out talangan pajak yang tidak
bisa segera mengalir menjadi cash in.
Kondisi negatif cash flow tersebut akan berdampak sangat besar terhadap
keterlambatan produksi dan potensi klaim pihak ketiga akibat keterlambatan
bayar.

6. Strategi Pendapatan Lain - Lain :


Untuk menutup biaya resiko yang sebelumnya tidak tercover dalam kontrak,
maka harus dicari peluang - peluang yang dimungkinkan untuk menambah
pendapatan proyek di luar progres fisik. Tidak adanya pendapatan lain - lain
akan menyebabkan biaya produksi terbebani biaya resiko yang akhirnya
dapat menyebabkan kas keluar akan lebih besar dari kas masuk yang
menyebabkan cash flow negatif.
Pendapatan lain - lain yang dilakukan oleh tim proyek Citarum Hilir antara
lain :

a. Eskalasi :
Proyek Citarum merupakan proyek tahun jamak dengan owner
pemerintah, sesuai dengan Perpres No. 70 Th. 2012 maka untuk pekerjaan
setelah bulan ke -12 dari awal mulai pekerjaan akan mendapatkan eskalasi.
Untuk memaksimalkan nilai ekskalasi dapat dilakukan beberapa strategi
berikut :
 Penyusunan penawaran harga dengan meminimalisir harga satuan
timpang (110% Harga Perkiraan Owner)
 Pelaksanaan progres pekerjaan sebisa mungkin didekatkan dengan
master schedule
 Pengembangan dan pendetailan analisa harga satuan pekerjaan
khususnya untuk item yang tidak ada analisanya dalam kontrak

23
(pengadaan) yang beresiko tidak bisa mendapat eskalasi sesuai Perpres
No. 70 Th. 2012.
 Simulasi Metode Perhitungan eskalasi dengan menggunakan Indeks
Harga Perdagangan Besar Indonesia (IHPB Indonesia) atau Indikator
Ekonomi.
 Simulasi Metode Perhitungan eskalasi dengan metode pengembangan
rumusan baku untuk mendapatkan nilai eskalasi maksimal.

24
RINCIAN ANALISA COST FACTOR
Uraian Pekerjaan : Beton Cor K. 300

Satuan : m3

Harga Satuan Rp 1,109,923

Produksi 1 : m3
HARGA JUMLAH
SATUAN HARGA COST
NO URAIAN SATUAN VOLUME
FACTOR
(Rp) (Rp)

I UPAH

I.1 UPAH UNTUK BETON K-300 TANPA ACUAN m3 1.0000

Pekerja Org/hari 1.6500 40,200.00 66,330.00 0.06

Tukang Org/hari 0.2500 55,200.00 13,800.00 0.01

Kepala Tukang Org/hari 0.0250 60,200.00 1,505.00 0.00

Mandor Org/hari 0.0800 65,300.00 5,224.00 0.00

I.2 UPAH UNTUK BEKISTING PAPAN 3/20 CM m2 4.0000

Pekerja Org/hari 1.1200 40,200.00 45,024.00 0.04

Tukang Org/hari 2.6000 45,200.00 117,520.00 0.10

Kepala Tukang Org/hari 0.2600 50,200.00 13,052.00 0.01

Mandor Org/hari 0.0520 55,300.00 2,875.60 0.00

II BAHAN

II.1 BAHAN UNTUK BETON K-300 TANPA ACUAN m3 1.0000

Semen Zak 8.0000 49,940.00 399,520.00 0.36

Pasir Beton m3 0.4800 150,248.00 72,119.04 0.06

Kerikil/ Split m3 0.8000 145,488.45 116,390.76 0.10

II.2 BAHAN UNTUK BEKISTING PAPAN 3/20 CM m2 4.0000

Kayu Bekesting m3 1.2400 82,780.98 102,648.42 0.09

Paku kg 2.0000 20,080.00 40,160.00 0.04

III ALAT

III.1 ALAT UNTUK BETON K-300 TANPA ACUAN m3 1.0000

Concr. Mixer jam 0.4000 17,570.00 7,028.00 0.01

Concr. Vibrator jam 0.4000 14,558.00 5,823.20 0.01

Jumlah I + II + III 1,009,020.02 0.90

Biaya Umum dan keuntungan 10 % 100,902.00 0.10

Total 1,109,922.02 1.00

DIBULATKAN 1,109,923.00

Tabel 1. Rincian Analisa Harga Satuan dan Cost Factor

25
TABEL INDEKS STATISTIK
PERHITUNGAN NILAI ESKALASI

KODE
NO JENIS BAHAN JENIS/KELOMPOK BARANG KODE
KOMPONEN

1 Batu belah, Batu kali Batu / Stone 2.2.1 M1

2 Pasir pasang, Pasir beton Pasir / Sand 2.2.2 M2

3 Kerikil/Split Koral/kerikil / Coral /gravel 2.2.3 M3

4 Pasir urug, Tanah merah, Gebalan rumput Penggalian / Quarrying 2.2 M4

Kayu dolken, Bambu, Kayu kaso, Kayu papan,


5 Kayu rimba gergajian / Sawn forest wood 3.22.2 M5
Kayu begisting

6 Semen Semen/Cement 3.42.1 M6

Sheet pile type FPC-320 A-500, Mini pile concrete


7 Tiang beton/Concrete pole 3.43.2 M7
25 x 25 cm

8 Beton readymix Readymix / Readymix 3.43.3 M8

9 Besi Beton Besi beton / Iron rods for reinforced concrete 3.46.2 M9

10 Kawat bendrat Kawat beton (bindrad) / Wire concrete steel 3.51.4 M10

11 Bronjong kawat dia.3 mm (2 x 1 x 0.5 m) Kawat lainnya / Other wire 3.51.5 M11

12 Paku Paku, mur, baut / Nail,screw,bolt,etc 3.51.2 M12

13 Pipa GIP dia. 2” Pipa besi / Iron pipe 3.46.7 M13

14 Mata Bor Beton, Sling Logam dasar besi dan baja / Metal iron and steel 3.46 M14

Permintalan dan pertenunan tekstil / Spinned and


15 Geotextille 3.16 M15
woven textile

16 Pipa PVC Pipa PVC / PVC Pipes 3.39.1 M16

17 Waterstop Type D-32 Barang-barang Plastik lainnya 3.39.3 M17

18 PCI Girder Barang-barang dari semen lainnya 3.43.6 M18

19 Bearing pad Barang-barang dari karet lainnya 3.38.1 M19

20 Dempul/thinner Dempul/thinner 3.32.3 M20

21 Cat besi Cat besi 3.32.1 M21

22 Sealant Sealant 3.27.8 M22

23 Gas LPG Pengilangan minyak bumi / Oil refining products 3.27.9 M23

24 FSP III Besi Profile / Propeler Iron 3.46.3 M24

25 Baja UNP 250 Besi Canal / Canal Iron 3.46.4 M25

26 Pelat sambungan 250 x 200 x 10mm Besi Plat / Sheet Iron 3.46.6 M26

27 Solar Solar / Solar 3.27.5 F1

28 Pelumas Pelumas 3.27.10 F2

Excavator,Bulldozer,Dump truck,Wheel loder,


29 Vibro roller, Water tanker, Perahu, Crane, Alat-alat berat / Heavy tools 3.54.1 E1
Concrete mixer
Tabel 2. Daftar Indeks Statistik

26
b. Klaim kepada Pihak Ketiga :
i. Klaim Asuransi
Penggunaan Jasa Asuransi Contractor All Risk (CAR) sangat
membantu proses transfer resiko pelaksanaan, besaran biaya premi
yang dikeluarkan tidak seberapa dibandingkan nilai manfaat yang
diperoleh nantinya mengingat Proyek Citarum memiliki resiko yang
cukup besar. Usaha untuk pengajuan klaim asuransi harus didukung
dengan strategi, sehingga pengajuan klaim dapat disetujui, adapun
strategi pendukung klaim antara lain :

o Melakukan pelunasan premi sebelum terjadinya sebuah klaim


o Pelajari detail isi polis :
• Batas waktu pemberitahuan klaim sesuai kesepakatan polis
• Insurable interest yang menentukan apakah kerugiaannya
sebelumnya sudah tertanggung dalam polis, apabila belum
ter-cover maka harus segera dilaksanakan endorsement
polis.
• Nilai deductible penyesuaian nilai klaim di atas nilai
deductible yang disepakati sehingga nasabah masih
mendapatkan ganti rugi sesuai riel kerugiannya.
• Kemungkinan terjadinya subrogasi (kejadian kerugian
bukan karena kesalahan nasabah atau pihak ketiga) sehingga
pihak asuransi tidak melakukan tuntutan balik

o Penyusunan dokumen klaim yang dilengkapi :


Data pendukung lapangan untuk membuktikan sebuah kejadian
kerugian yang dialami memang layak mendapatkan penggantian
dan bukan merupakan kesalahan dari pihak manapun, seperti
(tergantung kasus yang dialami) :
- Kronologis kejadian
- Surat keterangan dari instansi terkait
- Surat pernyataan dan keterangan saksi
- Data perhitungan desain yang mengalami kerugian

27
- Data keterangan ahli desain mengenai penyebab kejadian dan
pembuktiannya
- Data monitoring pendukung kronologis kejadian
- Data – data pendukung lain

o Data inventarisir dan pengukuran lapangan yang mendukung


item dan besaran nilai klaim
- Data ukur lapangan
- Data inventarisir lapangan sebelum dan sesudah kejadian
- Data perhitungan volume
- Foto – foto pendukung sebelum dan sesudah kejadian
- Pengkondisian lapangan saat adjuster turun ke lokasi
- Pengkondisian saksi – saksi lapangan agar sesuai dengan
data yang kita susun

o Strategi negosiasi dan adu argumen dengan adjuster agar apa


yang kita klaimkan dapat disetujui dengan cara :
- Mempresentasikan isi dokumen klaim yang dilengkapi data
pendukung.
- Pembuktian kerusakan bukan merupakan kesalahan pihak
manapun dengan dilengkapi data oleh instansi terkait
- Perhitungan volume bersama
- Negosiasi harga item – per item yang mempengaruhin nilai
besaran klaim dan didukung standard/ reverensi harga dari
instansi resmi

o Monitoring perjalanan berkas klaim secara intensif dari awal


masuk dokumen, dokumen disetujui sampai dengan nilai klaim
cair.

28
Dengan kondisi tersebut maka diperoleh beberapa pendapatan proyek
antara lain :
o Klaim Trailer pengangkut sheet pile ketika terguling
o Klaim kegagalan struktur akibat karakteristik tanah
o Klaim excavator yang dibakar oknum
o Klaim kejadian banjir

c. Klaim Pihak Pertama :


Di samping klaim kepada pihak ketiga, klaim kepada pihak pertama yang
dilaksanakan dengan mudah asal didukung data yang lengkap bahwa
kesalahan bukan pada pihak pelaksanaan dan kedekatan dengan owner.
Data back up harus lengkap disertai dengan :
 Berita acara kejadian
 Minit rapat
 Record data ukur lengkap
 Foto pelaksanaan
 Foto kejadian klaim
 Data perhitungan klaim
 Data pendukung instansi terkait

Contoh klaim yang pernah dilaksanakan kepada pihak pertama pada


Proyek Citarum Hilir antara lain :
 Klaim Kegagalan struktur akibat desain
 Klaim Banjir

d. Bunga Bank Positif :


Dengan kondisi saldo positif yang dimiliki, maka diperoleh pendapatan
bunga akibat penyimpanan dana pada bank.

29
B. Strategi untuk menekan Cash out flow
Berikut ini usaha yang pernah dilaksanakan pada proyek Citarum Hilir dalam
rangka untuk menekan cash out flow :

1. Review RAP terhadap Addendum Kontrak :


Nilai penekanan biaya produksi secara total ditentukan secara mutlak saat
pelaksaaan MC-0 dan Addendum, tujuan utama dari strategi addendum adalah
untuk meningkatkan item untung dan menurunkan volume item rugi. Sehingga
secara total biaya produksi dapat diturunkan.
Berikut ini adalah strategi review RAP terhadap addendum kontrak yang
dilakukan di Proyek Citarum Hilir :
a. Pembuatan Matrik Profit RC terhadap RAB (item pekerjaan yang
mempunyai profit tinggi diusahakan bertambah, sedangkan item pekerjaan
yang mempunyai profit rendah diusahakan berkurang / optimasi) dengan
justifikasi teknis yang dapat dipertanggungjawabkan (responsibility)
b. Identifikasi peluang item baru yang mempunyai profit tinggi

30
Gambar 8. Simulasi Penyusunan Addendum Kontrak

2. Perencanaan Metode
Perencanaan Metode yang baik dan efektif akan sangat berpengaruh pada
penurunan biaya metode. Karena faktor utama pengendalian biaya dalam
Proyek secara umum adalah dengan perencanaan metode yang tepat.

Gambar 9. Analisa Hasil Evaluasi Desain dan Metode Pelakasanaan

3. Evaluasi dan Perencanaan Biaya Secara Detail


Di samping perencanaan metode, evaluasi biaya terhadap realisasi pekerjaan
yang sudah dilaksanakan (produksi) serta perencanaan biaya ke depan secara
detail dengan melihat sisa pekerjaan yang ada sesuai kondisi lapangan sangat

31
dibutuhkan sebagai kendali atas target biaya yang akan dicapai supaya tidak
terjadi penyimpangan dari rencana awal.

Gambar 10. Evaluasi Biaya Produksi Bulanan

4. Inovasi dan VE

32
Gambar 11. Pengendalian Biaya dengan Metode yang Tepat dengan
Mengedepankan Inovasi dan VE

5. Strategi Menurunkan Resiko :


Strategi menurunkan resiko dapat dilaksanakan dengan :
a. Minimalisir Klaim
i. Klaim Pihak Pertama :
Pelaksanaan Pekerjaan sesuai master schedule sehingga tidak ada klaim
keterlambatan pekerjaan
ii. Klaim Pihak ketiga :
o Jangka waktu pembayaran diikat dalam kontrak (disesuaikan dengan
cash in flow progres termijn dari pihak pertama) sehingga tidak ada
klaim keterlambatan pembayaran dari pihak ketiga (mengacu kontrak
terhadap pihak ketiga)

Gambar 12. Kontrak pada Rekanan yang Menjelaskan Cara Pembayaran

33
o Transfer resiko yang tertuang dalam pasal kontrak
o Penjelasan secara jelas dan terkontrak apa yang menjadi hak dan
kewajiban rekanan
o Transfer resiko pemeliharaan melalui tanahan retensi rekanan

Gambar 13. Kontrak pada Rekanan yang Menjelaskan Adanya Transfer Resiko

6. Strategi Menghindari Denda Pajak


Dalam kenyataannya banyak proyek yang sedikit mengabaikan masalah
perpajakan, padahal resiko denda yang diakibatkan karena kelalaian tersebut
sangat besar. Kelalaian yang sering terjadi antara lain :
1. Permasalahan rekanan tidak taat pajak, PPN yang sudah kita bayarkan pada
invoice rekanan tidak disetorkan oleh rekanan yang bersangkutan.
2. Keterlambatan pembayaran PPh rekanan
Untuk masalah perpajakan, untuk mengantisipasi denda pajak dapat diantisipasi
dengan :
1. Penggunaan rekanan terseleksi dan taat secara perpajakan
2. Pungutan PPN dilakukan secara langsung dan kita setorkan langsung
3. Pembayaran PPh rekanan secara langsung

34
4. Bukti penyetoran pajak digunakan untuk lampiran tagihan berikutnya agar
memudahkan monitoring

4.3 Aplikasi Pengelolaan Cash flow untuk Memperoleh Positive Cash


Flow pada Proyek

Dari uraian tersebut di atas yang menggambarkan bagaimana upaya-upaya yang


dilakukan untuk mengejar cash in flow dan menekan cash out flow, maka
dilakukan upaya atau strategi untuk mengelola cash flow untuk mendapatkan
positive cash flow yaitu dengan cara membuat perencanaan dan pengelolaan cash
flow manual dalam bentuk tabel selain membuat neraca untuk mencerminkan
project performance tiap bulan.

35
Gambar 14. Positive Cash Flow

Gambar 15. Negative Cash Flow

36
BAB V
KESIMPULAN & SARAN

5.1. KESIMPULAN

Inti dari program pengendalian cash flow adalah bagaimana mengelola nilai cash
in flow lebih besar dari cash out flow yang ada sehingga saldo / cash in hand tetap
terjaga (untuk perencanaan cash out flow ke depan) dan menjadi positive cash flow.
Apabila terjadi resiko pelaksanaan yang sebelumnya tidak ter-cover dalam kontrak,
maka strategi yang dilakukan adalah dengan mencari peluang cash in flow
tambahan di luar kontrak melalui pendapatan lain – lain (asuransi, klaim, eskalasi,
dll) dan menekan laju cash out flow dengan cara menurunkan biaya produksi /
efisiensi (metode, inovasi, VE dll) serta memindahkan resiko pada pihak lain.

Strategi untuk meningkatkan Cash in flow dapat dilakukan dengan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Penyusunan Master Schedule sesuai dengan Pagu Anggaran
2. Pengajuan Addendum Kontrak
3. Program percepatan penagihan Termin
4. Program Percepatan pencairan Retensi
5. Program Pengurusan Restitusi secara Parsial
6. Strategi Pendapatan Lain - Lain :
a. Eskalasi
b. Klaim Pihak Pertama
c. Klaim Pihak Ketiga
d. Bunga Bank Positif

Adapun strategi untuk menekan Cash out flow dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Review RAP terhadap Addendum Kontrak
2. Perencanaan Metode
3. Evaluasi dan Perencanaan Biaya Secara Detail
4. Inovasi dan VE
5. Strategi Menurunkan Resiko

37
a. Minimalisir Klaim dari Pihak Pertama (progres on schedule,
mengutamakan kualitas)
b. Minimalisir Klaim dari Pihak Ketiga (tempo pembayaran sesuai kontrak,
transfer resiko pelaksanaan dan pemeliharaan yang dituangkan di dalam
kontrak dengan pihak ketiga)
6. Strategi Menghindari Denda Pajak (taat pajak)

5.1. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran
terutama kepada Project Manager yang menangani pekerjaan di lingkungan
pemerintah yang bersifat multiyears untuk mengelola cash flow dengan baik
sehingga mendapatkan positive cash flow, antara lain :
1. Project Manager sebaiknya melakukan perencanaan dan pengendalian cash in
flow dengan cash out flow dengan tetap menjaga saldo untuk perencanaan ke
depan sehingga tidak terjadi negative cash flow.
2. Melihat dari hasil strategi tersebut di atas, maka sebaiknya Project Manager
rutin melakukan monitoring cash flow pada proyek-proyek yang
ditanganinya, sehingga tidak menimbulkan potensi rugi akibat negative cash
flow.
3. Project Manager juga rutin memberikan arahan-arahan mengenai strategi
untuk memperoleh positive cash flow pada personil proyek sesuai dengan
unit kerja masing-masing.

38
DAFTAR PUSTAKA

Bradley J. Sugars. 2009. Instant cash Flow. Brad Sugars.com.

Budi Santoso. 2009. Manajemen Proyek, Publisher Graha Ilmu

Franklin J. Plewa, Jr. 1995. Understanding Cash Flow. John Willey & Sons.

Herry Achmad Buchory, SE, MM 2010. Manajemen Strategik, Publisher Linda Karya
Bandung.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Iman Suharto. 1999. Manajemen Proyek, Dari Konseptual sampai Operasional, Jilid I,
Publisher Erlangga.

Josh C. Christy CFA. 2009. Free Cash Flow. Willey Finance.

Mahendra Sultan Syah, Ir. 2004. Manajemen Proyek, Kiat Sukses Mengelola Proyek,
Publisher Gramedia Pustaka Utama.

Ram Umar Kakani. 2010. Cash Flow Statement. Mc Graw Hill Education (India) pvt
limited.

Setiawan Hari Purnomo, SE, MBA 1999. Manajemen Strategi, Publisher Economic
Faculty of Indonesia University.

Wulfram I. Ervianto. 2008. Teori - Aplikasi manajemen Proyek Konstruksi

Bambang. S, Drs 1992. Biaya Produksi, Publisher Rineka Cipta.

39

Anda mungkin juga menyukai