Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI KEUANGAN 2

PENYUSUTAN DAN DEPLESI

KELOMPOK 2 :
1. NI PUTU DORA MAHAYANI (02)
2. PUTU MIKA CAHYANTI (11)
3. NI LUH WAYAN CEMPAKA SUANDEWI PUTRI (30)
4. NI NENGAH ERNAWATI (34)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019

i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
hidayah-Nya serta keluasan ilmu-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Penyusutan dan Deplesi” disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Akuntansi Keuangan 2 yang diampu oleh Ibu Luh Gede Novitasari, SE,M.Si.,Ak.,CA.
Makalah ini telah kami susun dengan baik dan saksama berdasarkan beberapa refrensi buku yang
kami pilih untuk dijadikan referensi utama. Tidak pula dipungkiri bahwa bantuan dari banyak
pihak yang dengan sukarela membantu kami sehingga mempermudah proses penyusunan
makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari akan adanya beberapa kekurangan dalam susunan makalah
kami, sehingga saran dan masukan dari pembaca kami harapkan untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan dalam susunan makalah ini di penyusunan makalah berikutnya.
Besar harapan kami bahwa makalah ini bisa bermanfaat bagia siapapun yang
membacanya, serta dapat menjadi sumber kontribusi penambahan pengetahuan bagi para
pembaca.

Gianyar, 4 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................1
........................................................................................................................
1.2. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
........................................................................................................................
1.3. TUJUAN PENULISAN.................................................................................2
........................................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN PENYUSUTAN......................................................................3
2.2. SEBAB-SEBAB DEPRESIASI........................................................................3
2.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA
PENYUSUTAN................................................................................................4
2.3. METODE-METODE PERHITUNGAN PENYUSUTAN...............................4
2.4. PELAPORAN DAN ANALISIS ASSET TETAP............................................11
BAB III. PENUTUP
3.1. KESIMPULAN.................................................................................................15
3.2. SARAN.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu perusahaan tertentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai
tujuandidirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar tercapainya tujuan itu,
setiapperusahaan mempunyai aktiva (harta/asset ) tertentu guna memperlancar kegiatan
yangdilaksanakanperusahaan. Aktiva tetap merupakan komponen yang sangat penting bagi
perusahaan untuk kegiatanoperasionalnya. Aktiva tetap tersebut merupakan salah satu
komponen dalam neraca, sehinggaketelitian dalam pengolahan aktiva tetap sangat
berpengaruh terhadap kewajaran penilaiannyadalam laporan keuangan.Kewajaran penilaian
aktiva tetap suatu perusahaan dapat disesuaikan dengan PernyataanStandar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 16 (2009). Dalam PSAK ini dinyatakan bahwa aset tetapadalah aset
berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap biasanya memiliki masa pemakaian
lebih dari satu tahun, sehingga diharapkandapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam
jangka waktu yang relatif lama. Namun,manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya
semakin lama semakin menurun manfaatnya secaraterus menerus, dan menyebabkan terjadi
penyusutan (depreciation).Seiring dengan berlalunya waktu, aktiva tetap akan mengalami
penyusutan (kecuali tanah).Faktor yang mempengaruhi menurun kemampuan suatu aktiva
tetap untuk memberikan jasa/manfaaat yaitu :
Secara fisik, disebabkan oleh pemakaian dan keausan karena penggunaanyang berlebihan
dan secara fungsional, disebabkan oleh ketidakcukupan kapasitas yang tersediadengan yang
diminta (misal kemajuan teknologi). Sehingga penurunan kemampuan aktiva tetaptersebut
dapat dialokasikan sebagai biaya.Masalah pengalokasian biaya penyusutan merupakan
masalah penting, karenamempengaruhi laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Apabila
menggunakan metodepenyusutan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku atau
kondisi perusahaantersebut, maka akan mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan setiap
periode akuntansi. Selainitu juga mempengaruhi nilai dari aktiva tetap tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah Pengertian Penyusutan?
1.2.2. Apa Saja yang Menyebabkan Depresiasi?
1.2.3. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Penyusutan?
1.2.4. Apa Saja Metode-Metode Penyusutan?
1.2.5. Bagaimana Aktiva Tetap Dilaporkan dan Dianalis?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Agar pembaca mengetahui pengertian dari penyusutan.
1.3.2. Agar pembaca mengetahui apa saja yang menyebabkan depresiasi?
1.3.3. Agar pembaca mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan.
1.3.4. Agar pembaca mengetahui metode-metode menghitung penyusutan.
1.3.5. Agar pembaca mengetahui bagaimana aktiva tetap dilaporkan dan dianalisis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penyusutan
Menurut PSAK No.17, Depresiasi (Penyusutan) adalah alokasi jumlah suatu
aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan
dibebankan ke pendapaatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Aktiva tetap yang dapat disusutkan yaitu :
a. Diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode
b. Memiliki masa manfaat terbatas
c. Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok
barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan perusahaan tertentu.
Pengertian penyusutan menurut para ahli,
a. Pengertian Penyusutan  menurut Dwi Martani  (2012:313), Depresiasi adalah
metode pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis
selama periode manfaat dari aset tersebut.
b. Pengertian Penyusutan menurut Skousen et al (2005:104), Penyusutan adalah alokasi
yang sistematis dari harga perolehan aktiva selama periode-periode berbeda yang
memperoleh manfaat dari penggunaan suatu aktiva.
c. Pengertian Penyusutan menurut Hongren et al (1997:505), Penyusutan adalah proses
untuk mengalokasikan harga perolehan dari aktiva tetap menjadi beban pada suatu
periode.
d. Pengertian Penyusutan menurut Hery, S.E., M.Si. (2011:168), Penyusutan adalah
alokasi secara periodik dan sistematis dari harga perolehan aktiva selama periode-
periode berbeda yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva bersangkutan.
2.2. Sebab-Sebab Depresiasi
Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Faktor-Faktor Fisik
Faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus karena dipakai, aus
karena umur dan kerusakan-kerusakan.

3
b. Faktor-Faktor Fungsional
Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain
ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu
diganti dan karena adanya perubahan permintaan terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan, karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak
ekonomis lagi dipakai.
2.3. Faktor-Faktor Dalam Menentukan Biaya Depresiasi
Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi
setiap periode. Faktor-faktor itu adalah :
a. Harga Perolehan (Cost)
Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya yang terjadi
dalam memperoleh suatu aktiva dam menempatkannya agar dapat digunakan.
b. Nilai Sisa (Residu)
Nilai sisa suatu aktiva didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva dijual,
ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi,
dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarkannya.
c. Taksiran Umur Kegunaan (Masa Manfaat)
Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva dapat dipengaruhi oleh
cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan yang dianut dalam reparasi. Taksiran
umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau
satuan jam kerjanya.
2.4. Metode-Metode Menghitung Penyusutan
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban
depresiasi. Untuk dapat memilih salah satu metode hendaknya dipertimbangkan keadaan-
keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Metode-metode itu ialah :
a. Metode Gari Lurus (Straight Line Method)
Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak
digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama (kecuali ada
jurnal penyesuaian)

4
Contoh soal :
Mesin dengan harga perolehan Rp600.000,00, taksiran nilai sisa (residu) adalah Rp
40.000,00 dan umurnya ditaksir selama 4 tahun. Depresiasi tiap tahun dihitung
sebagai berikut :
Jawaban :
HP−NS
Depresiasi =
n
Rp 600.000,00−Rp 40.000,00
=
4
= Rp 140.000,00
Keterangan :
HP : Harga Perolehan
HS : Nilai sisa (residu)
n : Taksiran umur kegunaan

Tabel Depresiasi - Metode Garis Lurus

Akhir Total
Akumulasi
Tahun Depresiasi Akumulasi Nilai Buku
Depresiasi
Ke Depresiasi

600,000
1 140,000 140,000 140,000 460,000
2 140,000 140,000 280,000 320,000
3 140,000 140,000 420,000 180,000
4 140,000 140,000 560,000 40,000

560,000 560,000
   

Perhitungan depresiasi dengan garis lurus didasarkan pada anggapan-anggapan


sebagai berikut :
1. Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proporsional setiap
periode

5
2. Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap.
3. Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu
4. Penggunaan (kapasitas) aktiva tetap tiap-tiap periode relatif tetap.
b. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan
lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) dibandingkan dengan
penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam metode ini beban depresiasi
dihitung dengan dasar satuan jam jasa.
Contoh soal :
Mesin dengan harga perolehan Rp600.000,00, taksiran nilai sisa (residu) adalah Rp
40.000,00 dan umurnya ditaksir dapat digunakan selama 8.000 jam. Depresiasi tiap
tahun dihitung :

Jawaban :
HP−NS
Depresiasi =
n
Rp 600.000,00−Rp 40.000,00
=
8.000
= Rp70,00
Keterangan :
HP : Harga Perolehan
HS : Nilai sisa (residu)
n : Taksiran umur kegunaan
Apabila dalam tahun pertama digunakan selama 3.000 jam maka depresiasinya –
3.000 x Rp70,00 = Rp210.000,00. Apabila disusun dalam bentuk tabel, maka
perhitungan depresiasi dan akumulasi depresiasi adalah sebagai berikut :

6
Tabel Depresiasi - Metode Jam Service

Akhir Akumulas Total


Tahun Depresiasi i Akumulasi Nilai Buku
Ke Depresiasi Depresiasi
600,000
3,000 210,000 210,000 210,000 390,000
2,500 175,000 175,000 385,000 215,000
1,500 105,000 105,000 490,000 110,000
1,000 70,000 70,000 560,000 40,000
8,000 560,000 560,000
   
c. Metode Hasil Produksi
Dalam metode ini unsur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit
hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi,
sehingga depresiasi periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil
produksi.dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk
menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk
yang dapat dihasilkan.
Contoh soal :
Mesin dengan harga perolehan Rp600.000,00, taksiran nilai sisa (residu) adalah
Rp 40.000,00 dan umurnya ditaksir dapat digunakan selama 56.000 unit.
Depresiasi tiap tahun dihitung :
HP−NS
Depresiasi/ unit =
n
Rp 600.000,00−Rp 40.000,00
=
56.000
= Rp10,00
Keterangan :
HP : Harga Perolehan
HS : Nilai sisa (residu)
n : Taksiran umur kegunaan
Apabila dalam tahun pertama digunakan selama 18.000 unit maka depresiasinya –
56.000 x Rp10,00 = Rp180.000,00. Apabila disusun dalam bentuk tabel, maka
perhitungan depresiasi dan akumulasi depresiasi adalah sebagai berikut :
7
Tabel Depresiasi - Metode Hasil Produksi

Akhir Akumulas Total


Tahun Depresiasi i Akumulasi Nilai Buku
Ke Depresiasi Depresiasi
600,000
18,000 180,000 180,000 180,000 420,000
16,000 160,000 160,000 340,000 260,000
12,000 120,000 120,000 460,000 140,000
10,000 100,000 100,000 560,000 40,000
56,000 560,000 560,000
   
d. Metode Beban Berkurang (Reducing Charge Method)
Dalam metode ini beban depresiasi tahun-tahun pertama akan lebih besar dari
pada tahun-tahun berikutnya. Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva akan
dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan aktiva yang lain.
Ada 4 cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun dari tahun ke tahun :
1. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Year’s Digits Method)
Dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian
pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan , nilai
residu. Bagian pengurang ini dihitung sebagai berikut :
Terbilang : bobot (weight) untuk tahun yang bersangkutan.
Penyebut : jumlah angka tahun selama unsur ekonomis aktiva atau jumlah
angka bobot (weight)
Contoh soal :
Mesin yang harga perolehannya Rp100.000,00, residu Rp10.000,00 ditaksir umur
ekonomis 3 tahun. Depresiasi mesin
Tahun Bobot Bagian
dihitung sebagai berikut :
(Weight) Penguran
g
1 3 3
6

2 2 2
6

3 1 1
6
8
6 6
6
Keterangan :

- Penyebut dalam kolom bagian pengurang dihitung dengan cara menjumlahkan


angka bobot 3+2+1 = 6
- Pembilang dalam kolom bagian pengurang adalah angka bobot tahun yang
bersangkutan. Untuk tahun pertama 3 dan seterusnya.

Tabel Depresiasi - Metode Jumlah Angka Tahun

Tahun Depresiasi Akumulasi Total Nilai Buku


Depresiasi Akumulasi
Depresiasi
100,000
1 3 45,000 45,000 55,000
x 90.000 = 45.000
6
2 2 30,000 75,000 25,000
x 90.000 = 30.000
6
3 1 15,000 90,000 10,000
x 90.000 = 15.000
6

Jika aktiva umur ekonomisnya panjang, maka penyebut (jumlah angka tahun)
dapat dihitung dengan rumus berikut :

(n+1)
Jumlah angka tahun = n
2

(3+1)
Untuk mesin umur di atas 3 tahun = 3 =6
2

2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

9
Dalam cara ini beban depresiasi periodik dihitung dengan cara mengalikan
tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva.

NS
T=1-n
√ −¿ HP

Contoh Soal :
Mesin yang harga perolehannya Rp100.000,00, residu Rp10.000,00 ditaksir umur
ekonomis 3 tahun. Depresiasi mesin dihitung sebagai berikut :
NS
T=1-n
√ −¿ HP
10.000
=1-3
√ −¿ 100.000

= 1,536 atau 53,6%

Tabel Depresiasi - Metode Saldo Menurun

Akhir Total
Akumulasi
Tahun Depresiasi Akumulasi Nilai Buku
Depresiasi
Ke Depresiasi
100,000
1 53,6% x 100.000,00 = 53.600,00 53,600 53,600 46,400
2 53,6% x 46.400,00 = 24.870,00 24,870 78,470 21,530
3 53,6% x 21.530,00 = 11.530,00 11,530 90,000 10,000

3. Metode Double Declining Balance Method

10
Dalam metode ini, beban depresiasi tiap tahunnya menurun. Untuk dapat
menghitung beban depresiasi yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah
persentase depresiasi dengan cara garis lurus. Persentase ini dikalikan dua dan
setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu
menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun.
4. Metode Tarif Menurun (Declining Rate on Cost Method)
Tarif ini setiap periode dikalikan dengan harga perolehan. Penurunan tarif
(%) setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti, tetapi
ditentukan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan.
2.5. Pelaporan dan Analisis Aktiva Tetap
1. Pelaporan dan Penilaian Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi penyusutan. Tetapi apabila manfaat ekonomi dari suatu aktiva
tetap tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aktiva tersebut dinyatakan sebesar jumlah
yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan
aktiva tersebut dicatat sebagai kerugian. Dalam laporan keuangan, aktiva tetap dirinci
menurut jenisnya, seperti tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan dan lain-lain.
Contoh penyajian kelompok aktiva tetap di neraca apabila akumulasi penyusutan
dikurangkan secara keseluruhan adalah sebagai berikut :          
  Aktiva tetap :
                        Peralatan kantor                      Rp. 30.000.000
                        Peralatan toko                                50.000.000
                        Kendaraan                                      25.000.000
                        Gedung                                         105.000.000
                        Tanah                                              20.000.000 +
                                                                       Rp. 230.000.000          
                        Akumulasi penyusutan             (     52.500.000 )
                        Total aktiva tetap,neto            Rp. 177.500.000
   

11
Berdasarkan gambaran penyajian laporan aktiva tetap untuk meningkatkan
performa laporan keuangan maka penelitian ini sangat penting untuk segera diteliti.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:


a. Mendeskripsikan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam pelaporan aktiva
tetap
b. Membangun alternative penyajian pelaporan aktiva tetap yang ideal untuk
meningkatkan pengawasan kelembagaan pemerintah.
2. Analisis Aktiva Tetap
Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan kriteria dari aktiva tetap yaitu :
1. Existency/Validity
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum
2. Completeness
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
3. Valaution
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Aset tetap disajikan berdasarkan
biaya perolehan asset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila
terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan
disajikan dengan penyesuaian pada masingmasing akun aset tetap dan akun
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
4. Right & Obligation

12
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan
memenuhi kriteria yaitu mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan, biaya perolehan aset dapat diukur secara andal, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam operasi normal entitas dan diperoleh atau dibangun dengan maksud
untuk digunakan. Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah
diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya
berpindah.
5. Classification & Disclosure
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset
tetap sebagai berikut :
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying
amount)
b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan:
- Penambahan,
- Pelepasan
- Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
1. Mutasi aset tetap lainnya
2. Informasi penyusutan, meliputi:
c. Nilai penyusutan
d. Metode penyusutan yang digunakan
e. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
f. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
a. Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap
b. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan asset tetap
c. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; dan
d. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi (telaah dokumen) dari
sumber media cetak dan elektronik dan Observation (Pengamatan Langsung). Dalam

13
penelitian ini obsevasi yang dilakukan adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan dengan membandingkan Informasi
dan dokumen yang didapat dengan keadaan yang ada dilapangan tentang objek yang
diteliti. Data yang telah dikumpulkan dianalisis antara keadaan nyata dengan keadaan
yang diinginkan (GAP) secara kualitatif dengan cara mendeskripsikan,
mengkategorisasikan, membandingkan, menganalisis, mengevaluasi dan
menginterpretasikannya untuk kemudian menarik kesimpulan yang logis. Dalam
analisis tersebut digunakan bantuan tabel, gambar, chart dan sebagainya.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Depresiasi (Penyusutan) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan
sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapaatan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor yang Menentukan biaya depresiasi
adalah harga perolehan, nilai sisa (residu) dan taksiran umur kegunaan (masa manfaat).
Metode-metode dalam menghitung besarnya penyusutan yaitu metode garis lurus, metode

14
jam jasa, metode hasil produksi dan metode beba n berkurang yang dibagi lagi menjadi 4
yaitu metode jumlah angka tahun, metode saldo menurun, metode double declining
balance method dan metode tarif menurun.
3.2. Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud,
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar
akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih
banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin
luas.

DAFTAR PUSTAKA
Bridwan, Zaki.2004. Intermediate Accounting : Edisi 8.Yogyakarta:BPFE

15

Anda mungkin juga menyukai