Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASET TETAP BERWUJUD

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Akuntansi Dasar

Dosen Pengampu:Kadek Benny Wandhana, SE.,M.Pd

OLEH

1. Ida Ayu Hindira Intan Saraswati 2312121110


2. Luh Putu Rita Cahyani 2312121112
3. Kadek Novi Sintia Dewi 2312121013
4. Putu Desyy Sulistia Dewi 2312121114
5. Luh Putu Ade Krisnanda 2312121115
6. Ni Luh Meta Arianti 2312121132
7. Kadek Agus Purnayasa Laksana 2312121123
8. Komang Puja Astuti 2312121117
9. Kadek Wicya Pradnya 2312121119
10. Kadek Juliawan 2312121122
11. Putu Wahyu Darma Yasa 2312121121

PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKONOMI 1D

JURUSAN DHARMA DUTA

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGRI MPU KUTURAN SINGARAJA

2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah singkat yang kami tulis ini adalah“ASET
TETAP BERWUJUD.”

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih


kepada dosen mata kuliah akuntansi dasar yang telah membimbing kami
untuk menyelesaikan makalah singkat ini.

Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah singkat ini. Penulis
menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah ekonomi singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.

Singaraja,11 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................iii

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2

1.3 Tujuan.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3

2.1 Pengertian aset tetap berwujud........................................................ 3

2.2 Karakteristik aset tetap berwujus..................................................... 4

2.3 Cara memperoleh aktiva tetap berwujud.......................................... 4

2.4 Perolehan,penyusutan dan pelaporan aktiva tetap berwujud..........6

BAB III PENUTUP....................................................................................... 14

3. 1 Kesimpulan...........................................................................................14

3. 2 Saran...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas
usahanya menggunakan aktiva tetap seperti tanah, gedung, mesin,
peralatan yang terlibat langsung dalam proses produksi. Akuntansi
mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat untuk
pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan
sehari-hari terutama bagi operasi perusahaan dalam satu periode. Di
dalam akuntansi kita telah mengenal proses penyusunan laporan
keuangan, dimana terdapat nama-nama akun dan nomor-nomor akun
yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Proses akuntansi diantaranya
mulai dengan bukti transaksi, jurnal (jurnal umum dan jurnal khusus),
posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan
keuangan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal
penutup, neraca saldo setelah pentupan, dan jurnal balik.
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva
lancar, aktiva tetap, kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini
adalah aktiva tetap , yaitu berbagai jenis aktiva dapat digunakan lebih dari
satu periode untuk operasi perusahaan. Aktiva tetap terdiri dari aktiva
tetap berwujud dan tidak berwujud. Oleh karena itu perlunya untuk
mengetahui serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik aktiva
tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara demikian kita
mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap
sebuah perusahaan Aktiva tetap merupakan faktor yang sangat penting
bagi perusahaan, karena aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap
kegiatan operasional perushaan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian aktiva tetap berwujud?


2. Apa saja karakteristikaktiva tetap berwujud?
3. Bagaimana cara memperoleh aktiva tetap berwujud?
4. Jelaskan perolehan,penyusutan dan pelaporan aktiva tetap berwujud!

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian aktiva tetap berwujud


2. Untuk mengetahui dan memahami apa Karakteristik aktiva tetap
berwujud
3. Untuk mengetahui dan memahami cara memperoleh aktiva tetap
berwujud
4. Untuk mengetahui dan memahami perolehan,penyusutan, dan
pelaporan pada aktiva tetap berwujud

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aset Tetap Berwujud

Aktiva atau aset adalah harta yang menjadi salah satu sumber ekonomi
perusahaan yang dipakai untuk aktivitas operasional perusahaan. Menurut
Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan juga
penyajian laporan keuangan. Untuk bisa menghasilkan produk, maka peran
aktiva ini sangatlah besar. Seperti misalnya lahan sebagai tempat untuk
melakukan produksi, bangunan yang digunakan untuk tempat pabrik ataupun
kantor, mesin dan juga peralatan sebagai alat untuk berproduksi dan lain
sebagainya.Untuk memahami tentang aset tetap ini, terdapat beberapa
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yaitu,Menurut
pernyataan yang disampaikan oleh Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Nomor 16 paragraf 5 menyebutkan bahwa “Aktiva tetap merupakan aktiva
berwujud yang didapatkan dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih
dulu, yang kemudian digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa aktiva tetap


berwujud adalah aktiva berwujud yang berumur panjang yakni lebih dari satu
tahun periode akuntansi yang sifatnya permanen. Aktiva tetap berwujud
digunakan dalam operasi perusahaan dan dibeli bukan untuk dijual lagi dalam
operasi normal perusahaan. Dengan kata lain, aktiva tetap berwujud meliputi
semua barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dipakai secara
aktif dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa kegunaan yang relatif
permanen. Pada umumnya, aktiva tetap berwujud merupakan bagian utama
dalam aktiva perusahaan karena jumlahnya yang signifikan. Adapun yang
termasuk aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh perusahaan di antaranya
tanah, bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, alat kantor serta alat kendaraan
dan lain sebagainya.

3
2.2 Karakteristik Aset Tetap Berwujud

Karakteristik asset tetap adalah suatu aset yang manfaatnya lebih dari satu
periode,digunakan dalam proses operasi Perusahaan,dan bukan merupakan
barang dagangan. Berikut penjelasannya:

o Aset dimiliki untuk digunakan dalam operasional dan bukan untuk


dijual, dalam hal ini hanya aset yang digunakan dalam operasi normal
bisnis yang diklasifikasikan sebagai aset tetap. Misalnya, bangunan
yang tidak terpakai disklasifikasi terpisah sebagai investasi property,
plant, dan equipment yang dimiliki untuk price appreciation, lalu
kemudian diklasifikasi sebagai investasi.
o Aset memiliki masa umur manfaat yang panjang dan biasanya
disusutkan, pada karakteristik ini aset tetap memiliki umur manfaat
lebebanan depresiasi secara periodik.
o Aset memiliki substansi fisik, dalam hal ini aset tetap merupakan aset
berwujud yang ditandai dengan keberadaan atau substansi fisik. Hal
inilah yang membedakan aset tetap dengan aset tidak berwujud seperti
paten atau goodwill. Namun tak seperti bahan baku, aset tetap secara
fisik tidak akan menjadi bagian untuk produk yang akan dijual Kembali

2.3 Cara Memperoleh Aset Tetap Berwujud

Aset tetap berwujud dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana


masing masing akan mempengaruhi penentuan harga perolehan aset tetap
berwujud yang bersangkutan. Harga perolehan aset tetap bisa disebut cost of
fixed assets, meliputi semua pengeluaran yang diperlukan guna mendapatkan
aktiva tetap berwujud, sampai mendapatkan aktiva tetap berwujud siap untuk
dioperasikan dalam perusahaan. Ada berbagai cara memperoleh,
mendapatkan aset tetap berwujud yang mempengaruhi harga perolehan
yaitu:

4
1. Pembelian tunai

Aset tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam

pembukuan sejumlah yang dikeluarkan ditambah biaya-biaya sampai dengan


aset tersebut dapat digunakan seperti biaya angkut, premi asuransi, dan
sebagainya. Semua biaya diatas diklasifikasikan sebagai harga perolehan aset
tetap berwujud

2. Pembelian Angsuran

Pada pembelian kredit (angsuran), walaupun terdapat adanya beban bunga

namun aktiva tersebut akan dicatat sebesar harga tunainya, sedangkan biaya
bunganya akan dibebankan pada pendapatan selama jangka waktu angsuran.
Ada juga model perolehan aset yang berasal dari sumbangan. Dalam SAK
dinyatakan bahwa aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat
sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan
akun “Modal donasi”

Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa untuk Aset tetap yang


diperoleh dari sumbangan/donasi akan dicatat sebesar harga pasarnya. Dalam
menerima donasi mungkin dikeluarkan biaya-biaya yang jauh lebih kecil dari
nilai aset yang diterima, sehingga jika dicatat sebesar biaya yang sudah
dikeluarkan maka hal ini juga akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal
terlalu kecil, juga beban depresiasi terlalu kecil. Perusahaan mungkin
membuat sendiri aset tetap berwuud yang diperlukan seperti gedung, alat-
alat, dan perabot. Beberapa alasan perusahaan membuat sendiri Aset tetap
berwujud adalah dapat menghemat biaya, menggunakan fasilitas yang
menganggur, memperoleh kwalitas produk yang diinginkan.

Semua biaya yang dikeluarkan ini dibebankan secara langsung, termasuk


biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik agar
tidak menimbulkan masalah dalam penentuan cost/harga pokok aktiva.

5
Apabila harga aset tetap yang dibuat lebih rendah dari pada harga beli diluar,
maka selisihnya merupakan penghemataan biaya (bukan laba). Sedangkan
apabila harga pokok lebih tinggi dari harga beli diluar selisihnya diperlakukan
sebagai kerugian dan aktiva tersebut akan dicatat sebagai harga pasarnya.

2.4 Perolehan,Penyusutan, dan Pelaporan pada Aset Tetap Berwujud

2.4.1 Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap

Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga

Perolehannya. Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan


untuk mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain agar

aSET siap untuk digunakan (Haryono Jusup, 2005; 155)

Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperolehnya dan menyiapkan aktiva tetap

tersebut sampai siap digunakan (Wit & Erhans, 2000; 82).

Misal :

Sebuah computer merk Dell dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dengan

potongan tunai 10 % biaya yang dikeluarkan untuk install komputer dan


pemasangan hingga siap digunakan sebesar Rp. 250.000. maka

harga perolehan komputer tersebut dapat dihitung sbb :

Harga beli: 7.500.000 -Potongan tunai 10 %: 750.000 =6.750.000

Biaya install dan pasang : 250.000

Harga Perolehan 7.000.000

Jurnal untuk mencatat perolehan aktiva tetap adalah

Komputer 7.000.000

6
Kas 7.000.000

Terdapat berbagai cara dalam memperoleh aset tetap, yang akan


mempengaruhi penentuan harga perolehan. Berbagai cara tersebut antara
lain:

1. Pembelian Tunai

Dalam pembelian secara tunai, harga perolehan adalah harga

belibersih setelah dikurangi potongan tunai ditambah dengan

pengeluaran-pengeluaran.

Misal : dibeli mesin pabrik Rp. 55.000.000, pengeluaran yang berkaitan

dengan pembelian mesin antara lain : PPN sebesar Rp. 5.500.000;

Premi asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya pemasangan sebesar

Rp. 1.450.000 maka harga perolehannya :

Harga beli: 55.000.000

PPN: 5.500.000

Premi asuransi: 550.000

Biaya pemasangan: 1.450.000

Harga perolehan 62.500.000

Jurnal Mesin pabrik 62.500.000

Kas 62.500.000

2. Pembelian dengan Kredit

Pembelian secara kredit jangka panjang pada umumnya melibatkan

bunga. Bunga dapat ditetapkan secara eksplisit dan secara implisit.

7
Bunga eksplisit dalam pembelian kredit adalah bunga yang ditetapkan

secara jelas/terus terang

Bunga implisit : bunga yang ditetapkan tidak secara terus terang

sehingga harus mencari terlebih dahulu bunganya.

3. Pembelian dengan Menggunakan Wesel Berbunga

Dalam pembelian aktiva dengan jumlah rupiah yang besar, kadangkadang


perusahaan membayarnya dengan wesel erbunga. Biasanya

pembeli diwajibkan membayar uang muka dan sisanya dibayar dengan

wesel berbunga dimana bunga wesel dibayar pada saat jatuh tempo

wesel tersebut. Harga perolehan aktiva dihitung dengan jumlah uang

muka ditambah nilai nominal wesel. Sedangkan biaya bunga

merupakan biaya pendanaan (financing cost) yang dicatat dengan

mendebet rekening biaya bunga.

PT FEDNY membeli peralatan pabrik dengan harga tunai 120.000.000

Uang muka yang diberikan sebesar 20.000.000 dan sisanya dibayar

dengan wesel berbunga janka waktu 1 tahun bunga 10 %. Jurnal untuk

mencatat pembelian aktiva tetap tersebut :

Peralatan pabrik 120.000.000

Kas 20.000.000

Utang wesel 100.000.000

(untuk mencatat uang muka dan penarikan utang wesel)

8
Pada saat jatuh tempo wesel, dibayarkan nilai nominalnya ditambah

dengan bunga sebesar 10.000.000 ( 100.000.000 x 10%) dan dicatat

dalam jurnal :

Utang wesel 100.000.000

Biaya bunga 10.000.000

Kas 110.000.000

4. Pembelian dalam satu paket (gabungan)

Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering disebut sebagai

pembelian secara lump-sum. Harga paket (borongan)didasarkan pada

harga perolehan masing-masing aktiva tetap yang ditentukan dengan

harga pasar .

Misal:

PT LISA pada tanggal 1 januari 2010 membeli tanah, gedung dan

peralatan dengan harga total 100.000.000 dan harga pasar masingmasing


sebesar 45.000.000 untuk tanah, 75.000.000 untuk gedungnya

dan 30.000.000 untuk peralatan. Hitunglah alokasi harga perolehan

masing-masing aktiva tersebut dan buatlah jurnalnya.

Golongan Harga Pasar

Tanah 45.000.000

Gedung 75.000.000

Peralatan 30.000.000

=150.000.000

9
% dari HP & Perhitungan

30 % x 100.000.000

50 % x 100.000.000

20 % x 100.000.000

= 100%

Alokasi

30.000.000

50.000.000

20.000.000

= 100.000.000

Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap secara gabungan

Tanah, gedung & peralatan 100.000.000

Kas 100.000.000

Jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan masing-masing aktiva

Tanah 30.000.000

Gedung 50.000.000

Peralatan 20.000.000

Tanah, gedung & peralatan 100.000.000

2.4.2 Penyusutan

Penyusutan merupakan suatu proses alokasi sebagian harga perolehan aktiva


menjadi biaya (cost allocattion), sehingga biaya tersebut mengurangi laba
usaha, serta

10
penyusutan juga dapat diartikan sebagai alokasi jumlah suatu aktiva yang
dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang di estimasi, dan jika di lihat
dari sudut pandang pajak.

Penentuan harga perolehan aktiva tetap sangat penting karena harga


perolehan menjadi dasar untuk menghitung besarnya biaya penyusutan tiap-
tiap tahun. Adapun ketentuan sesuai dengan pasal 10 UU Perpajakan:

1. Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang

tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang sesungguhnya


dikeluarkan atau di terima sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa
adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau di terima.

2. Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta

adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau di terima berdasarkan harga


pasar.

3.Nilai perolehan atau nilai pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka
likuidasi, penggabungan, peleburan pemekaran, pemecahan, atau
pengembalihan usaha adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau
diterima berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri
Keuangan.

Ketententuan penggunaan tarif penyusutan dan metode penyusutan di atur


dalam Pasal 11 ayat (6) UU Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008. Metode
penyusutan aktiva tetap yang diperkenankan UU Perpajakan dan dasar
penyusutan terdiri dari 2 metode yaitu:

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Dasar penyusutan adalah harga perolehan. Penyusutan dengan metode garis


lurus adalah penyusutan dalam bagian-bagian yang sama besar selama

masa manfaat yang ditetapkan bagi harta tersebut.

11
2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)Dasar penyusutan
adalah nilai sisa buku fiskal. Penyusutan dengan metode saldo menurun
adalah penyusutan dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku. Cara perlakuan nilai sisa

buku suatu aktiva tetap pada akhir masa manfaat yang disusutkan dengan
metode saldo menurun adalah nilai sisa buku suatu aktiva pada akhir masa
manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun harus disusutkan
sekaligus.

2.4.3 Pelaporan asset tetap berwujud

Hermika (2013:4) setiap jenis aset tetap seperti tanah, bangunan, investaris
kantor, dan lain sebagainya harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah
atau terinci dalam catatan atas laporan keuangan. Pelaporan aktiva tetap akan
terlihat di posisi laporan keuangan. Adapun unsur-unsur pelaporan aktiva
tetap.

1. Laporan Neraca

Jenis-jenis aktiva tetap yang dilaporkan di neraca diantaranya:

a. Tanah

Nilai tanah dilaporkan berdasarkan harga perolehan tanah tersebut, tanah


tidak memasukkan unsur

akumulasi penyusutan karena tanah merupakan aktiva tetap yang nilainya


akan selalu meningkat.

b. Bangunan

Dalam hal penyusutan, tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan ,
maka bangunan mengalami

penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap


periodenya. Sehingga bangunan dilaporkan dalam neraca sebesar nilai
bukunya yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan bangunan.

12
c. Kendaraan

Kendaraan dilaporkan dalam neraca sebesar nilai buku kendaraan yaitu harga
perolehan kendaraan

dikurangi akumulasi penyusutan kendaraan.

d. Peralatan

Peralatan dilaporkan sebesar nilai buku peralatan yaitu harga perolehan


peralatan dikurangi akumulasi

penyusutan peralatan.

e. Inventaris kantor

Inventaris kantor dilaporkan sebesar nilai buku inventaris kantor yaitu harga
perolehan inventaris kantor

dikurangi akumulasi penyusutan inventaris kantor.

2. Laporan Laba rugi

a. Dalam laba rugi dilaporkan beban penyusutan. Yang merupakan pengakuan


atas penggunaan manfaat

potensial dari suatu aktiva.

b. Biaya pemeliharaan dan reparasi sehari-hari.

c. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan


aktiva tetap.

3. Laporan Arus Kas

a. Pembayaran sejumlah kas untuk memperoleh aktiva tetap.

b. Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap.

13
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Aktiva tetap berwujud merupakan aset tetap yang masa manfaatnya relatif
permanen atau tahan lama.Manfaat ekonomisnya biasanya lebih dari satu
tahun atau satu periode. Kondisi yang demikian, apabila hanya dibebankan
pada periode saat membelinya akan menyebabkan ketidakseimbangan. Biaya
pada periode tersebut menjadi lebih besar dari yang semestinya, sementara
periode-periode berikutnya menjadi lebih kecil.Akibatnya laporan kuangan
yang dibuat menjadi salah.Laporan keuangan semestinya dapat memberikan
informasi yang handal kepada para pemakainya. Untuk itu harus dimulai dari
cara pencatatan akuntansi yang benar.

Pencatatan yang benar juga mesti dilakukan terhadap aset tetap berwujud.
Pada saat pembelian dicatat sebesar harga perolehannya, kemudian
diperkirakan masa pakainya berapa lama.Ini yang dimaksud dengan umur
ekonomis. Selanjutnya aset tetap berwujud dibiayakan secara menyebar ke
tiap periode selama umur ekonomis dengan cara penyusutan. Metode
penyusutan boleh memakai salah satu dari beberapa metode yang ada.Tetapi
akuntan lebih sering menggunakan metode garis lurus.Pada saat penghentian
penggunaan aktiva juga mesti diperhitungkan dengan cermat serta dicatat
dengan benar.

1.2 Saran

Kami selaku pembuat makalah menyadari akan kekurangan dan kelebihan


dalam penulisan, maupun penyusunan makalah ini. Maka dengan ini kami
mengharapkan kritiik dan saran kepada pembaca, khususnya Dosen kami
supaya dalam pembuatan selanjutnya kami dapat Menyusun lebih baik dari
sebelumnya..

14
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/11604

https://karya.brin.go.id/id/eprint/15278/1/Jurnal_Idarni%20Harefa_Unive
rsitas%20Nias_2022-17.pdf

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132318566/pendidikan/AKTIVA+TETAP.
pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/100-Article%20Text-402-1-10-
20190712.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai