Oleh :
Muhammad Dzaky Ramadhan NIM 20190830020
0
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya
Saya dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Pembagian Golongan
Masyarakat Jepang dan Indonesia” ini.
Tidak lupa Shalawat dan salam selalu kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua sebagai umatnya,
yang mana beliau menyampaikan Syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.Selanjutnya
dengan kerendahan hati Saya meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah
ini supaya selanjutnya bisa kami revisi kembali. Karena penulis menyadari, bahwa
makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Tidak lupa Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini
hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, Semoga makalah ini mampu memberikan
manfaat kepada setiap pembacanya.
1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
A.LATAR BELAKANG...........................................................................................................................3
B.RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................................3
C.TUJUAN DAN MANFAAT.................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
1. Definisi Stratifikasi dan Diferensiasi...............................................................................................5
Diferensiasi sosial..............................................................................................................................5
2. Bentuk Stratifikasi dan Diferensiasi Bangsa Indonesia..................................................................6
3. Bentuk Stratifikasi dan Diferensiasi Bangsa Jepang.......................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.........................................................................................................................................11
A.Kesimpulan...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Selama dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang dihargai dan setiap masyarakat pasti
mempunyai sesuatu yang dihargainya, akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan
adanya sistem lapisan dalam masyarakat itu, serta akan menimbulkan perbedaan yang
dapat kita lihat dan kita rasakan dalam masyarakat yang biasanya dibedakan melalui
suku bangsa, ras, agama, klan dan sebagainya.
B.RUMUSAN MASALAH
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
Bruce J. Cohen mengatakan stratifikasi sosial adalah pengelompokan seseorang pada kelas
tertentu berdasarkan kualitas yang dimiliki. Sedangkan menurut Theodorson, stratifikasi
sosial adalah pelapisan sosial yang didasarkan pada status dan peranan relatif yang terjadi
pada sistem sosial dalam hal kekuasaan, pengaruh dan perbedaan hak. Kesimpulannya
bahwa stratifikasi sosial adalah pengelompokan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok
tertentu secara bertingkat.
Diferensiasi sosial
Pada dasarnya diferensiasi menunjukkan adanya keragaman dalam sebuah komunitas. Baik
ditinjau dari suku, adat istiadat, bahasa, ras, budaya, agama, dan lain sebagainya. Konsep
diferensiasi sosial tidak harus diartikan sebagai suatu diferensiasi derajat serta martabat
manusia. Akan tetapi, konsep diferensiasi sosial menunjukkan adanya diferensiasi atau
perbedaan yang nampak pada masyarakat tanpa memandang kelas-kelas sosial yang bersifat
hierarchies. Dengan demikian, konsep diferensiasi sosial lebih diartikan sebagai keragaman
5
6
yang bersifat horisontal, bukan pembedaan kelas yang bersifat vertikal. Diferensiasi sosial
atau perbedaan sosial dapat kita artikan pembedaan warga masyarakat ke dalam golongan-
golongan atau kelompok-kelompok secara horisontal (sejajar). Sedikit berbeda dengan
stratifikasi sosial atau pelapisan sosial yang mengelompokkan masyarakat ke dalam struktur
kelas yang bersifat hierarkhies dan vertical, diferensiasi sosial atau diferensiasi sosial
mengelompokkan masyarakat secara horizontal, yakni pengelompokan masyarakat dari sudut
fisik semata. Salah satu ahli sosiologi yakni Soerjono Soekanto berpendapat mengenai
diferensiasi sosial , bahwa diferensiasi sosial merupakan variasi pekerjaan, prestise, serta
kekuasaan kelompok tertentu di masyarakat, yang dihubungkan dengan interaksi atau akibat
umum dari proses interaksi sosial yang lain. Perwujudan pada pengelompokan masyarakat itu
sendiri yakni atas dasar perbedaan pada kriteria-kriteria tertentu yang tidak memunculkan
berbagai tingkatan antara lain dalam hal agama, ras, jenis kelamin, klan, profesi, suku bangsa,
dan lain sebagainya.
6
7
• Ada pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum fedral merupakann panutan
yang harus disegani, sedangkan rakyat harus menghambat dan selalu dalam posisi di rugikan.
• Terdapat pola hubungan antar kelompok yang ddeskriminatif.
• Golongan bawah cenderung memiliki sistem stratifikasi tertutup.
Contoh lapisan sosial pada masyarakat feodal
a. Lapisan sosial pada masyarakat Surakarta dan Yogyakarta
1. Kaum bangsawan.
2. Golongan priyayi, yaitu pegawai kerajaan yang memiliki pendidikan tinggi.
3. Golongan wong cilik.
masyarakat Jepang terbagi dalam beberapa kelas sosial. Kelas sosial itu serupa kasta yang
memberi jurang yang sangat jauh antara kaum bangsawan dan rakyat jelata. Di zaman
modern seperti ini, kita tidak akan menemukan perbedaan perlakuan hanya karena status
sosial, berbeda dengan zaman feodal yang menjunjung tinggi statusnya. Kelas sosial
masyarakat Jepang ini dipengaruhi oleh paham neo konfusianisme yang juga dianut negara di
wilayah asia timur seperti Korea dan Cina.
Keluarga Kerajaan
7
8
Di pucuk tertinggi kelas masyarakat Jepang tentu saja Kaisar dan keluarga kerajaan. Kaisar
akan didampingi Permaisuri dan nantinya pangeran yang dilahirkan pertama kali akan diberi
gelar Pangeran Mahkota atau Putra Mahkota. Keturunan laki-laki adalah sosok yang sangat
diharapkan karena akan menjadi penerus tahta.
Selain keluarga utama, para kerabat kerajaan juga dianggap memiliki status sosial yang
tinggi. Kaisar sering dianggap sebagai titisan dewa, oleh sebab itu titah Kaisar sangat
dipegang teguh oleh para prajurit dan juga rakyatnya. Kita bisa membaca sejarah pasukan
Jepang di masa Perang Dunia yang bahkan rela mati demi memenuhi amanat Kaisar agar
melindungi negaranya sampai titik darah penghabisan. Loyalitas dan kesetiaan tinggi itulah
yang menjadi karakter utama orang Jepang.
Golongan Bangsawan
Golongan bangsawan ini terbagi lagi menjadi beberapa tingkatan yaitu shogun, daimyo,
samurai dan ronin. Para shogun ini umumnya memiliki kekuatan militer di kerajaan. Atau
para pejabat tinggi yang ditunjuk langsung oleh Kaisar.
Daimyo adalah nama lain dari tuan tanah. Para daimyo ini umumnya dilindungi oleh
pengawal setianya dari kaum samurai. Biasanya daimyo memiliki kekuasaan luas karena
wilayah tanah yang dimiliki bisa tersebar di berbagai daerah. Mungkin jika diumpamakan
dengan zaman sekarang, daimyo identik dengan para pebisnis. Pada masa itu daimyo dan
para samurai termasuk kaum yang ditakuti rakyat jelata.
Ronin adalah kelompok terendah di golongan bangsawan. Para ronin ini tidak memiliki
majikan untuk dilindungi seperti para samurai. Biasanya mereka membangun bisnis atau
menjadi pekerja bayaran bagi para daimyo atau siapapun yang mau membayar tinggi. Mereka
juga bisa bekerja di beberapa majikan berbeda pada satu waktu. Seorang samurai yang
8
9
kehilangan majikannya entah karena meninggal atau melepaskan diri dari para daimyo, maka
akan menjadi ronin.
Petani
Kaum petani sudah termasuk rakyat jelata. Meskipun bukan seorang bangsawan, petani
termasuk peternak, berada di kelas tertinggi masyarakat biasa. Di masa feodal, petani sering
mengeluhkan tuntutan pajak yang tinggi. Bahkan ketika masa kepemimpinan generasi ketika
Tokugawa shogun, Iemitsu, para petani tidak diizinkan untuk makan beras dari padi yang
ditanam. Semua padi yang dipanen oleh petani harus diserahkan kepada daimyo dan para
petani hanya bisa menunggu kemurahan hati dari daimyo untuk berbagi beras.
Pengrajin
Kaum pengrajin ini dikenal dengan kepiawaiannya dalam menciptakan barang kerajinan
indah seperti alat makan, peralatan masak, pakaian, kerajinan dari kayu, keramik dan lainnya.
Meskipun cakap dalam menciptakan barang indah dan bernilai seni, para pengrajin dianggap
tidak lebih penting daripada petani. Mungkin para petani membantu proses penanaman padi
atau hasil kebun lainnya dan membuat para daimyo tidak kekurangan bahan pangan,
makanya posisi para pengrajin dipandang tidak terlalu berguna. Umumnya para pengrajin
akan hidup terpisah dari para samurai serta tersebar di kota. Para samurai biasanya tinggal di
lingkungan istana daimyo yang dilindunginya.
Pedagang
Pedagang berada di kelas sosial terbawah dalam masyarakat Jepang zaman feodal. Para
pedagang ini melingkupi penjual barang, pedagang keliling atau pemilik toko. Pada masa itu
pedagang dianggap sebagai parasit yang mengambil keuntungan dengan membeli barang dari
para buruh dengan harga murah lalu dijual ke para petani atau pengrajin dengan harga tinggi.
9
10
Kaum pedagang juga hidup terpisah dari golongan lainnya, para kaum yang berada di kelas
sosial lebih tinggi dari pedagang juga dilarang untuk berhubungan dekat kecuali untuk urusan
bisnis. Terkecuali para pedagang yang berhasil dan sukses membangun kerajaan bisnis maka
seiring pertumbuhan ekonomi mereka, pengaruh dalam hubungan politik pun menguat dan
pembatasan pada mereka akan semakin melemah.
Ada golongan masyarakat yang tidak termasuk di kelas masyarakat di atas dan mereka
disebut eta. Ada juga yang menyatakan jika mereka ini termasuk kelas terbawah dalam
masyarakat feodal, namun pada masa itu kaum eta tidak dianggap sebagai manusia yang
berhak dihormati atau diajak bicara. Orang-orang yang bekerja di industri tabu seperti
pembunuh bayaran dan tukang daging atau budak termasuk dalam kaum eta.
BAB III
PENUTUP
10
11
A.Kesimpulan
Stratifikasi sosial atau yang biasa disebut pelapisan sosial merupakan pembedaan
penduduk/masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat. Perwujutannya adalah
terjadinya lapisan-lapisan sosial tinggi dan yang lebih rendah. Dasar dan inti dari startifikasi
sosial adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-
kewajiban, serta tanggumg jawabnya terhadap nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara
anggota-anggota masyarakat. Sehingga dengan adanya stratifikasi sosial ini menyebabkan
seseorang mempunyai peranan yang berbeda antar individu-individu lainnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat majemuk atau diferensisasi
sosial adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat ke dalam golongan – golongan
atau kelompok – kelompok secara hoirizontal atau tidak bertingkat. Adapun wujudnya adalah
penggolongan penduduk atas dasar ras, suku bangsa, agama dan lain – lain. Dalam
pembedaan tersebut tidak menunjukkan tinggi rendahnya martabat atau derajat seseorang
sebagaimana yang terdapat dalam stratifikasi sosial atau pelapisan sosial masyarakat.
Dengan kata lain, pembedaan ras, suku bangsa, agama, profesi, jenis kelamin, asal daerah dan
partai politik dalam masyarakat Indonesia bukan merupakan bentuk pelapisan sosial, tetapi
merupakan pembagian sosial yang mempunyai kedudukan atau derajat yang sama.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Sofyanto,Wahyu.15 September 2011. diferensiasi-stratifikasi-sosial.
http://wahyusofyanto55.blogspot.com/2015/10/diferensiasi-stratifikasi-sosial.html. Waktu 15 april
2020. 08.55 pm.
12
13
13
14
14