Anda di halaman 1dari 76

PERENCANAAN

PROMOSI KESEHATAN
Sub Pokok Bahasan:

Perencanaan Promosi Kesehatan


Implementasi Promosi Kesehatan
Evaluasi Promosi Kesehatan
PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN

HEALTH PROMOTOR KESEHATAN

DATA  PROMOSI KESEHATAN YANG


REALISTIS

- Karakteristik sasaran - Pelaksanaan program kesehatan


- Partisipasi masyarakat - Reaksi dari profesional lainnya
- Perilaku kesehatan masy. - Antisipasi perubahan perilaku
PERENCANAAN PROMKES

Suatu proses diagnosis penyebab masalah,


penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan
PELAKU PERENCANA PROMKES

Masyarakat
Profesional Kesehatan
Promotor Kesehatan
Perencanaan Promkes  Siklus Administrasi

Perencanaan
Implementasi
Evaluasi

Hasil
SIKLUS ADMINISTRASI

Perencanaan Implementasi Evaluasi

Fase dimana Fase dimana


secara rinci dilakukan
Fase dimana
direncanakan pengukuran
perencanaan
jawaban atas hasil
dilaksanakan
pertanyaan (outcome) dan
yang muncul efficacy
Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan
PRECEDE PROCEEDE
(TEORI – LAWRENCE GREEN, 1991)

Predisposing, Reinforcing and Enabling Cause


in Educational Diagnosis and Evaluation

Policy, Regulatory, Organizational Construct in


Educational and Environmental Development
LANGKAH-LANGKAH
Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
Diagnosa masalah
Menetapkan prioritas masalah

Mengembangkan komponen promosi


kesehatan
Menentukan tujuan promosi kesehatan
Menentukan sasaran promosi kesehatan
Menentukan isi promosi kesehatan
Menentukan metode yang digunakan
Menentukan media yang digunakan
Menyusun rencana evaluasi
Menyusun jadwal pelaksanaan
PHASE 5: PHASE 4: PHASE 3: PHASE 2: PHASE 1:
ADMIN N EDUC N ORG BEHAV N EPIDEMIOL SOCIAL
POLICY DIANG. DIAGN. ENVI DIAGN OGI DIAGN. DIAGNOSIS

TEORI: LAWRENCE GREEN


FAKTOR2 QUALITY
PREDIKSI PERILAKU OF LIFE

PENDIDIKAN FAKTOR2 MASALAH


KES PENGUAT KESEHATAN

FAKTOR2 LINGKUNGAN
KEBIJAKAN PEMUNGKIN
REGULASI
ORGANISASI

PHASE 6: PHASE 7: PROSES PHASE 8: IMPACT PHASE 9:


IMPLEMENT EVALUASI EVALUASI OUTCOME EVA.
QUALITY OF LIFE

INDIKATOR SOSIAL:
◦ Pelanggaran
◦ Kriminalitas
◦ Pengangguran
◦ Keterasingan
◦ Diskriminasi
◦ Huru hara
◦ Kejahatan
◦ Dll
PHASE 1
DIAGNOSIS SOSIAL
Diagnosis Sosial:
◦ Masalah2 yang dirasakan oleh masyarakat
terhadap kualitas hidupnya

Cara mengidentifikasikan:
◦ Review literatur/hasil2 penelitian
◦ Pelayanan data masyarakat  mass media, lap
bulanan, BPS, dll
◦ Delphi method  masalah didapat berdasarkan
masukan masyarakat secara angket
◦ Nominal group process  masalah didapat
berdasarkan masukan secara langsung dengan
masyarakat
Contoh Diagnosa Sosial:

Hasil identifikasi masalah sosial di suatu daerah


berdasarkan data.

1. Tingkat pendidikan rendah.


Data: 70% penduduk tidak pernah sekolah. 20%
penduduk tamat SD. 5% penduduk tamat SMP. 5%
penduduk tamat SMA.

2. Kemiskinan.
Data: 90% penduduk berpenghasilan dibawah UMR
daerah.
Buatlah satuan penilaian. Contoh: 1-5

1 = sangat tidak penting


2 = tidak penting
3 = ragu-ragu/netral
4 = penting
5 = sangat penting
Tabel. 1.1
Penentuan Prioritas Masalah Sosial
Di Wilayah Kerja Puskesmas “X”
Tahun 2015

Tim Perencana Promkes

Masalah 1 2 3 4 Prioritas
1. Pendidikan 3 4 1 5 13
rendah
2. Kemiskinan 4 4 5 3 16
MASALAH KESEHATAN
INDIKATOR VITAL
◦ Kesakitan
◦ Kematian
◦ Kesuburan
◦ Kecacatan
◦ dll
DIMENSI
◦ Insiden
◦ Prevalensi
◦ Distribusi
◦ dll

PHASE 2
DIAGNOSIS EPIDEMIOLOGI
Diagnosis Epidemiologi
Penelusuran masalah2 kesehatan yang dapat
menjadi penyebab dari terjadinya masalah yang
diprioritaskan dalam diagnosa sosial

Cara penelusuran:
Melihat data kesehatan yang ada di masyarakat
bedasarkan indikator kesehatan
Enam (6) hal yang perlu diperhatikan dlm
memprioritaskan masalah kesehatan:

Bagaimana dampak masalah kes tsb terhadap


kematian maupun angka absentisme dan biaya
rehabilitasi
Apakah kelompok ibu dan anak mempunyai resiko
yang tinggi
Apakah ada cara untuk mengatasi masalah
tersebut  preventif dan kuratif
◦ Masalah yang belum pernah disentuh atau
terlupakan untuk diintervensi oleh program2 lain

◦ Masalah tsb bila diintervensi mempunyai daya


ungkit yang tinggi dalam meningkatkan status
kesehayan masyarakat dan juga untuk economic
saving

◦ Adanya dukungan dana


Langkah-langkah Diagnosa Epidemiologi:

Mengangkat prioritas masalah di diangnosa sosial.


Contoh: KEMISKINAN
Identifikasi mengenai masalah kesehatan yang
menyebabkan terjadinya diagnosa sosial
Pelajari 6 aspek di dalam diagnosa epidemiologi.
Buatlah satuan penilaian.
Tabel 2.1
Identifikasi Masalah pada Diagnosa Epidemiologi

Masalah Kesehatan

1. Angka kematian pada bayi tinggi. Data?


2. Gizi buruk pada bayi meningkat. Data?
3. Angka kematian pada ibu melahirkan tinggi.
Data?
Tabel 2.2
Penentuan Prioritas Masalah Diagnosa Epidemiologi
Aspek/ ke Ibu an Prevent Blm Daya Dukun Priorita
Masalah m anak if & disentu ungkit gan s
ati kuratif h dana
an
1.Angka 2+ 2+4+5+ 2+2+2+ 5+1+2+ 1+2+4 4+3+2+ 59
mortaliti ibu 3+ 1 2 3 1
melahirkan 1+
5
2.Gizi buruk 5+
5+
4+4+4+ 5+4+3+
4 4
4+3+5+
2
1+4+5+
4
4+4+4+
4
95
4+
3
PENYEBAB PERILAKU & LINGKUNGAN

INDIKATOR PERILAKU
◦ Preventif
◦ Pola konsumsi
◦ Kepatuhan
◦ Dll

DIMENSI
◦ Frekuensi
◦ Kualitas
◦ dll
PHASE 3
DIAGNOSIS PERILAKU DAN LINGKUNGAN
Diagnosa Perilaku dan Lingkungan:
Penelusuran masalah perilaku dan lingkungan
yang dapat menjadi penyebab timbulnya maslah
kesehatan yang telah diprioritaskan

Hal yang perlu diperhatikan dalam perilaku dan


lingkungan:
Preventif lebih diutamakan
Importance
Changeability
Objective Goal dalam perilaku:
WHO
WHAT
WHEN
WHERE
HOW MUCH
Langkah2 dalam diagnosa perilaku:

Mengidentifikasi perilaku kesehatan yang


menyebabkan diagnosa epidemiologi terjadi
Mempelajari 3 aspek dalam diagnosa perilaku
Menentukan satuan penilaian
Identifikasi Masalah
Ct. Gizi Buruk

1. Pola konsumsi gizi bayi tidak seimbang


2. Tidak diberikannya ASI Eksklusif selama
min.6 bulan
Menentukan Prioritas Masalah

Preventif Importance Changeability P

1. Pola 3+2+1+5 4+3+4+5 5+4+5+4 45


konsu
msi

2. ASI E 2+1+3+5 1+2+3+4 3+4+2+4 34


Membuat Objective Goal

WHO: Ibu yang memiliki bayi


WHAT: Pola konsumsi gizi yang tidak seimbang
WHERE: Di wilayah kerja Puskesmas Bernung-
Lampung Tengah
WHEN: Akhir tahun 2015
HOW MUCH: Semua bayi (55 bayi) 100%
SEMUA IBU YANG MEMILIKI BAYI SEJUMLAH 55
ORANG (100%)MAMPU MERUBAH POLA
KONSUMSI GIZI BAYI MENJADI GIZI SEIMBANG
PADA AKHIR TAHUN 2015 DI WILKER PUSK. “X”,
LAMP UNG TENGAH
FAKTOR PREDIKSI
◦ Pengetahuan
◦ Sikap
◦ Nilai
◦ dll
FAKTOR PEMUNGKIN KETERSEDIAAN
◦ Sumber Daya
◦ Keterjangkauan rujukan
◦ dll
FAKTOR PENGUAT
◦ Sikap petugas kesehatan
◦ Sikap orang tua
◦ Sikap toma

PHASE 4
DIAGNOSIS PENDIDIKAN & ORGN
Diagnosa Pendidikan
Penelusuran masalah yang berpengaruh/menjadi
penyebab terjadinya masalah perilaku yang telah
diprioritaskan

Tiga (3) masalah yang berpengaruh:


Faktor Predisposisi: faktor yang mempermudah
dan mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu
 Contoh: pengetahuan, sikap, nilai, dll
Faktor Pemungkin: faktor yang memungkinkan
untuk terjadinya perilaku tertentu tsb
 Contoh: ketersediaan pelayanan kesehatan,
ketercapaian pelayanan kesehatan, dll

Faktor Penguat: faktor yang memperkuat untuk


terjadinya perilaku tersebut
 Contoh: dukungan, kritikan dari orang sekeliling, dll
Penetapan intervensi yang akan dilaksanakan

Hal yang perlu diperhatikan:


Within program analysis  analisa untuk
menetapkan dalam program yang mana kegiatan
ini dilakukan.

PHASE 5
DIAGNOSIS KEBIJAKAN &
ADMINISTRASI
Within organizational analysis  analisa untuk
melihat perlunya kerjasama dengan program2
yang ada dalam organisasi tersebut/kerjasama
lintas program

Interorganizational analysis  analisa untuk


menetapkan perlu tidaknya sektor lain untuk
bekrjasama
PHASE 6: PELAKSANAAN
Media Promosi Kesehatan
Semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik melalui :
1. media cetak,
2. media elektronika dan
3. media luar ruang,

sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya


yang akhirnya dapat berubah perilaku ke arah positif
terhadap kesehatan.
Tujuan Media Promosi Kesehatan
Media dapat mempermudah
penyampaian informasi
 Media dapat menghindari kesalahan
persepsi
 Dapat memperjelas informasi
 Media dapat mempermudah pengertian
 Mengurangi komunikasi yang verbalistik
Memperlancar komunikasi
Kata Abstrak
Media Pembelajaran
Berdasarkan Jenjang Tulisan
Pengalaman
Radio
Film

TV

Pameran
Kunjungan Lapangan

Demonstrasi
Dramatisasi
Benda Tiruan
Pengalaman Langsung Kongkrit

Edgar Dale
Pedoman memilih dan memproduksi
media promosi kesehatan

Apakah sesuai untuk mencapai tujuan promosi


Anda?
Apakah media tersebut paling tepat?
Apakah konsisten dengan nilai dan pendekatan
Anda?
Apakah relevan untuk orang atau sasaran Anda?
Apakah cenderung membedakan ras atas jenis
kelamin?
Apakah dimengerti?
Apakah informasinya tepat?
Apakah memuat iklan?
Ewles, Simnett
Hal Praktis untuk Disain Media Promosi Kesehatan yang
Sukses:

1. Buat studi/assesment
2. Pahami topik yang akan dikomunikasikan
3. Libatkan tenaga ahli disain
4. Pahami target sasaran
5. Tetapkan isi pesan
6. Maksimalkan waktu/periode pesan
7. Libatkan tokoh/pakar yang kompeten
8. Tetapkan goal yang realistis
9. Terdapat dukungan komunitas

Egger, Donovan, Spark


Peran Mass Media dalam Promosi
Kesehatan
To inform (or educate)
Membentuk atau meningkatkan kepedulian, pengetahuan,
pemahaman tentang isue-isue kesehatan (informasi penyakit jantung,
penularan HIV, dll)

To persuade (or motivate)


Mengusahakan perubahan sikap, tindakan perilaku (untuk berhenti
merokok, berperilaku seks aman, dll)

To advocate
Memberdayakan publik untuk terlibat dalam pembuatan kebijakan
kesehatan (peraturan kawasan bebas rokok, akses sarana olahraga, dll)
Metode Penggunaan Mass Media dalam
Promosi Kesehatan:
1. Advertising (Iklan Layanan Masyarakat)

2. Publikasi (liputan berita, feature, dokumenter,


siaran pers)

3. Edutainment (drama TV, radio, talkshow)


Jenis Media
Jenis Transmisi Bentuk

A. Elektronik Televisi Nasional, lokal, TV kabel

Radio Nasional, metropolitan, komunitas, AM/FM

Film Nasional, penayangan terbatas

Telekomunikasi Telpon, fax, email

B. Cetak Suratkabar National, metropolitan, rural, lokal, komunitas,


harian, mingguan, special interest

Majalah Nasional, specific interest, bisnis, mingguan,


bulanan

Leaflet, brosur, poster, Pemerintah, komersial, LSM


stiker

C. Luar Ruang Billboard Tepi jalan, event olahraga/musik

Poster Sisi bus, taxi, t-shirt.


Media Cetak
Yaitu suatu media statis dan mengutamakan
pesan–pesan visual. Umumnya berisi rangkaian
kata, kalimat, gambar, foto dalam tata warna

Contoh : Leaflet, Brosur, Poster, Majalah, Surat


Kabar, Lembar Balik, Stiker.
Media Cetak
Kelebihan:
Tahan lama
Dapat memberikan informasi detail
Informasi dapat dibagikan ke orang lain
 Biaya tidak terlalu tinggi
 Tidak perlu energi listrik
 Dapat dibawa
 Mempermudah pemahaman
 Dapat dibaca setiap saat
 Meningkatkan gairah belajar
Media Cetak
Keterbatasan:
Tidak dapat mensimulasi efek suara dan efek gerak
 Mudah terlipat, hilang
Disain yang kompleks membutuhkan art-designer dan
biaya relatif mahal
Media Elektronik
Yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat
dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui
alat bantu elektronika

Contoh : Televisi, Radio, Film, Kaset, CD, VCD, DVD,


Slide Show, CD Interactive, dll
DAKU
Media Elektronik
Kelebihan:
Melibatkan semua panca indra
Pesan lebih mudah dipahami
Lebih menarik, terdapat suara & gambar
Bertatap muka penyajian dapat dikendalikan
Jangkauan relatif lebih besar / luas
Sebagai alat diskusi dapat diulang – ulang
Media Elektronik
Keterbatasan:
Biaya lebih tinggi
Sedikit rumit
Memerlukan energi listrik
Diperlukan alat canggih dalam proses produksi
Peralatan yang selalu berkembang & berubah
Perlu ketrampilan penyimpanan
Perlu ketrampilan dalam pengoperasian
Media Luar Ruang
Yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya di
luar ruang secara umum melalui media cetak dan
elektronik secara statis .

Contoh : Papan Reklame, Spanduk, Pameran, Banner,


TV, Layar Lebar, dll
Media Luar Ruang
Kelebihan
Sebagai informasi umumdan hiburan
Melibatkan semua panca indra
Lebih menarik karena ada suara dan gambar
Adanya tatap muka
Penyajian dapat dikendalikan
Jangkauan relatif lebih luas
Media Luar Ruang
Kelemahan
Biaya lebih tinggi
Sedikit rumit
Ada yang memerlukan listrik dan atau alat canggih
Peralatan yang selalu berkembang dan berubah
Perlu ketrampilan penyimpanan
Edutainment
Media untuk menyampaikan pesan dengan
kemasan pertunjukan hiburan untuk menarik
perhatian publik

Contoh: Pertunjukan kesenian (konser musik),


teater, drama, operet, dll.
Edutainment
Kelebihan
Disukai masyarakat (kelompok sasaran)
Melibatkan semua panca indra
Pesan mudah diterima dalam suasana santai
Dapat diikuti oleh kelompok yang biasanya sulit
terjangkau (unsur hiburan)
Dapat terjadi interaksi langsung dengan masyarakat
Edutainment
Kelemahan
Biaya lebih tinggi
Sedikit rumit
Membutuhkan pemain hiburan terlatih
Ada yang membutuhkan lokasi pertunjukkan khusus
Ada yang memerlukan listrik dan atau alat canggih
Peralatan yang selalu berkembang dan berubah
PHASE 7: EVALUASI PROSES
Kegiatan intervensi PKM
PHASE 8: EVALUASI IMPAK
Objective Goal
PHASE 9: EVALUASI OUTCOME
Masalah pokok yang ada pada awal perencanaan

EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai