Anda di halaman 1dari 35

MENGKAJI KEBUTUHAN PROMKES TERKAIT DG ABG PADA SASARAN KLIEN KELOMPOK KESPRO REMAJA

Introduksi

Promkes mengintervensi pd area tingkat pencegahan primer, sekunder, dan tersier yg bertujuan memperpendek lingkaran penyakit atau meningkatkan mutu hidup melalui perubahan / pengembangan perilaku yg terkait kes dan kondisi kehidupan. Teori L.Green merupakan salah satu teori modifikasi perubahan perilaku yg dp digunakan dlm mendiagnosis masalah kes ataupun sbg alat untuk merencanakan suatu keg perencanaan kes, atau mengembangkan suatu model pendekatan yg dp digunakan untuk membuat perencanaan kes yg dikenal dg kerangka kerja PRECEDE and PROCEED. Kerangka PRECEDE mempertimbangkan berbagai faktor yg membentuk status kes dan membantu perencana tiba di suatu subset yg sangat dipusatkan sbg target untuk intervensi. PRECEDE juga menghasilkan sasaran khusus dan ukuran untuk intervensi. Kerangka PROCEED menyediakan langkah tambahan untuk mengembangkan kebijakan dan memulai proses implementasi dan evaluasi.

PRECEDE dan PROCEED bekerjasama secara erat, menyediakan suatu rangkaian langkah yg berlanjut atau menggunakan scr bertahap perencanaan, implementasi, dan proses evaluasi. Identifikasi prioritas dan penetapan sasaran dlm tahap PRECEDE menyediakan object dan kriteria untuk kebijakan, implementasi, dan evaluasi dlm tahap PROCEED. Green (1980) telah mengembangkan suatu model pendekatan yg dp digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kes yg dikenal sbg kerangka PRECEDE. PRECEDE (Predisposing, Reinforcing and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation). PRECEDE memberikan serial langkah yg menolong perencana untuk mengenal masalah mulai dari keb pendidikan sampai pengembangan program untuk memenuhi keb tsb. Namun demikian pd th 1991 Green menyempurnakan kerangka tsb menjadi PRECEDE-PROCEED (Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational and Enviromental Development). PRECEDE-PROCEED harus dilakukan secara bersama-sama dlm proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi. PRECEDE digunakan pd fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan program, sedangkan PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasi.

KERANGKA KERJA PRECEDE-PROCEED

Kerangka kerja PRECEDE merupakan satu model dlm pengembangan perencanaan Promkes dg pendekatan diagnosis perilaku. PRECEDE merupakan singkatan dari :

P redisposing R einforcing and E nabling C auses in E ducational D iagnosis and E valuation

P olicy R egulatory O rganizational C onstruct in E ducational and E nviromental D evelopment

Penerapan kerangka kerja PRECEDE dlm layanan masy merupakan model dlm melakukan asuhan untuk memenuhi keb promkes kepada klien

PRECEDE (Predisposing, Reinforcing, and Enabling Constracts in Educational/Environmental Diagnosis


and Evaluation) Phase 5
Administrative and policy diagnosis

Phase 4
educational and organizational diagnosis

Phase 3
Behavioral and environmental diagnosis

Phase 2
Epidemiological diagnosis

Phase 1
Social diagnosis

HEALTH PROMOTION
HEALTH EDUCATION

PREDISPOSING FACTORS

REINFORCING FACTORS

BEHAVIOR & LIFE STYLE HEALTH QUALITY OF LIFE

POLICY REGULATION ORGANIZATION

ENABLING FACTORS

ENVIRONMENT

Phase 6
Implementation

Phase 7
Process evaluation

Phase 8
Impact evaluation

Phase 9
Outcome evaluation

PROCEDE (Policy, Regulatory, and Organizatinal Constructs in Educational/Environmental Development)

Behaviour

Health
Environment Vital Indicators : -Cacat -Gelisah -Kesuburan - Kebugaran -Kesakitan -Kematian -Physiological risk factors Dimensions : -Distribution -Duration -Functional level -Incidence -Intensity -Longevity -Prevalence

Quality of life
Social indicators -Ketidakhadiran - Prestasi - Aesthetics - Pengasingan - Kenyamanan - Kejahatan - Berkerumun - Diskriminasi - Kebahagiaan - Permusuhan - Illigitimacy - Capaian - Kekacauan -Agumi diri sendiri -Hura-hura -Pengangguran -Kesejahteraan

Behavioral Indicators : -Kepatuhan -Pola Konsumsi -Coping -Up.Pencegahan -Up. Memelihara Kes diri -Pmanfaatan yan.kes Dimensions: -Frekuensi -Persistence -Promptness -Kualitas -Rentang

Environmental Indicators : -Economic -Physical -Services -Social Dimensions : -Access -Affordability -Equity

Komunikasi langsung ke publik,pasien, karyawan,dll

Predisposing Factors/pendorong: -Pengetahuan - Sikap - Kepercayaan - Nilai-Nilai - Persepsi

Health education Component of health Promotion program

Komunikasi Tidak langsung Melalui Pelatihan, Pengawasan, Konsultasi Umpan balik

Reinforcing Factors/Penguat: Sikap & perilaku petugas kes dll, teman sebaya, ortu ,majikan, dll

Behavior (Actions) of individuals, groups, or communities

Policy Regulation organization

Pelatihan: Masyarakat Organisasi

Enabling factors/ Pemungkin: Ketersediaan sumber daya Keterjangkauan saran Rujukan Aturan Dan Hukum Ketrampilan

Environmental factors

PRECEDE = Pendahulu P = Predisposing R = Reinforcing E = Enabling C = Constructs in E = Educational Environmental D = Diagnosis E = Evaluation

Proceed = Proses yg berlangsung & hasilnya P = Policy R = Regulatory O = Organizational C = Constructs in E = Educational and E = Environmental D = Development

PRECEDE :
Menjamin sebuah program yg akan dilaksanakan sesuai dg keb &Keinginan masy

PROCEED:
Menjamin program yg akan dijalankan akan : -tersedia sumber dayanya -Mudah diakses/dicapai -Dp diterima scr politik dan sesuai peraturan yg ada -Dp dievaluasi oleh policy makers, consumers, dan administrators

Fase 1 : Diagnosis Sosial


Penentuan persepsi masy thd kualitas hidupnya melalui partisipasinya dan penerapan berbagai info yg di desain sebelumnya. Hub sehat kualitas hidup hub sebab akibat

Input: Penkes, kebijakan, regulasi dan organisasi, yg menyebabkan perubahan outcome (kualitas hidup) Fase ini, membantu komuniti menilai kualitas hidupnya tidak hanya pd kes

Hub Sehat Kondisi Sosial

Social Policy Social Service intervention

Kondisi Sosial
Sehat Kualitas Hidup

Health Policy Health intervention

Identifikasi Masalah Sosial


1. Review literature ( hasil-hasil penelitian ) 2. Data (misal BPS, Mass Media) 3. Group Method : a. Nominal Group process (NGP) (scr langsung berdiskusi dg masy) b. Delphi Technique (Secara angket) c. Focus Group Method

Fase 2 : Dignosa Epidemiologi

Masalah kes merupakan hal yg sangat berpengaruh thd kualitas hidup masy, baik langsung maupun tidak langsung. Merupakan penelusuran masalah kes yg dp menjadi penyebab dari diagnosa sosial yg telah diprioritaskan. Dlm penelusuran perlu dilihat data kes yg ada dimasy berdasarkan indikator kes yg bersifat negatif (misal : angka kematian, kesakitan,dsb) dan yg bersifat positif (misal: angka harapan hidup, cakupan air bersih, cangkupan rumah sehat)

Diagnosa Epidemiologi
Kekurangan gizi Kes Meternal rendah Kes Bayi rendah Alcoholism Anemia Sakit mental Kehamilan Anak remaja

Health Problem

Social Problem/ Quality of life

Environmental Problem

Pengangguran Pendidikan rendah Keretakan sosial Kelebihan penduduk Geografis Transportasi

Menilai Pentingnya Masalah Kes


Berdasarkan : 1. Indikator Kes: Angka morbiditas, Mortalitas, disability 2. Membuat perbandingan: antar komuniti, antar masalah kes 3. Rates ; menekankan angka kematian dan penyakit per 1000 jml penduduk per tahun

Prioritas Masalah Kes


1. Masalah yg mempunyai dampak terbesar pd kematian, kesakitan, lama hari kehilangan kerja, biaya rehabilitasi, dll. 2. Apakah kelompok ibu dan anak yg mempunyai resiko. 3. Masalah kes yg paling rentan untuk intervensi 4. Masalah yg merupakan daya ungkit tinggi dlm meningkatkan status kes, economic savings, 5. Masalah yg belum pernah disentuh/diintervensi 6. Apakah merupakan prioritas daerah/nasional.

Mengembangkan Tujuan Kes

1. Who, siapa yg akan menerima program (kepada siapa program difokuskan)


2. What, apa manfaat kes yg akan mereka terima 3. How much, berapa banyak manfaat akan diterima 4. By when, kapan diterima, atau berapa lama program akan berjalan

Fase 3 : Diagnosa Perilaku dan Lingkungan


DIAGNOSA PERILAKU
Tahapan (5 steps) : 1. Memisahkan penyebab perilaku dan non perilaku dari masalah kes 2. Mengembangkan Penyebab Perilaku

a. Preventive behaviours (primary, secondar, tertiary)


b. Treatment behaviours 3. Melihat importance Perilaku a. Frekuensi terjadinya perilaku

b. Terlihat hubungan yg nyata dg masalah kes


4. Melihat changeability Perilaku 5. Memilih target perilaku

Diagnosa Perilaku
Untuk mengidentifikasi masalah perilaku yg mempengaruhi status kes digunakan indikator perilaku seperti :
Pemanfaatan pelayanan kes (utilisasi) Upaya pencegahan (preventoive action) Pola konsumsi makanan (consumtion pattern)

Kepatuhan (Compliance)
Upaya pemeliharaan diri (self care)

Diagnosa Lingkungan
1. 2. 3. 4. 5. Membedakan penyebab perilaku dan non perilaku Menghilangkan penyebab non perilaku yg tidak bisa diubah Melihat importance faktor lingkungan Melihat Changeability faktor lingkungan Memilih target lingkungan menentukan tujuan lingkungan

Fase 4 : Diagnosa Pendidikan dan Organisasi

Mengidentifikasi kondisi perilaku dan lingkungan yg status kes/kualitas hidup dg memperhatikan faktor penyebabnya
Mengidentifikasi faktor yg harus dirubah untuk kelangsungan perubahan perilaku dan lingkungan Merupakan target antara atau tujuan dari program

Ada 3 kelompok masalah yg mepengaruhi perilaku :


1. Predisposing Factors: Knowledge Attitudes Beliefs Values Perception

1 6
Spesific behavior by Individuals/ by organization

2. Enabling factors -Availability of resources -Accessibility -Referrals -rules and laws -Skills

11

4
7 3 8 10 Health

5
3. Reinforcing Factor Attitudes and behavior of health personnel and other, peers, parents, employers, etc

Environment (conditions of living)

12

Tahapan :
1.
2. 3.

Identifikasi & menetapkan faktor menjadi 3 kategori


Menetapkan prioritas antara kategori Menetapkan prioritas dlm kategori

Tahap 1 : Identifikasi & Memilah

Mengidentifikasi penyebab perilaku dan dipilah-pilah sesuai dg 3 kategori yg ada: predisposing, enabling, reinforcing factors 1. Metode Formal a. Literatur b. Checklist & Kuesioner 2. Metode Informal a. Brainstorming b. Nominal Group Process (NGP)

Tahap 2 : Prioritas antara Kategori


Menetapkan faktor mana yg menjadi obyek intervensi, dan seberapa penting dari ke-3 faktor yg ada

Tahap 3 : Menetapkan prioritas dlm kategori


Berdasarkan pertimbangan 1. Importance : prevalensi, penting dan segera diatasi menurut logic, pengalaman, data dan teori 2. Immediacy : seberapa penting 3. Necessity : mungkin prevalensi rendah tapi masih harus dimunculkan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang terjadi 4. Changeability : mudahnya untuk dirubah

Fase 5 : Diagnosa Administrasi dan Kebijakan

Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan , sumber daya dan kejadian dlm organisasi yg mendukung atau menghambat perkembangan prom kes

Administrative Diagnosis : Memperkirakan/ menilai resources/sumber daya yg dibutuhkan program

Policy Diagnosis :
Menilai dukungan politik Dukungan regulasi/peraturan Dukungan sistem didlm organisasi Hambatan yg ada dlm pelaksanaan program Dukungan yg memudahkan pelaksanaan program

Menilai resources yg ada didlm organisasi/ masy


Mengidentifikasi faktor penghambat dlm mengimplementasi program

Tahap Diagnosa Administrasi :


Step 1 : Menilai Keb Sumber Daya Time , Personnel, Budget Step 2 : Menilai Ketersediaan Sumber Daya Personnel , Budgetary Contraints (keterbatasan budget) Step 3 : Menilai Penghambat Implementasi Staff Commitement & Attitude , Goal Conflict, Rate of Change, Familiarity, Complexity, Space, Community barriers

Tahapan Diagnosa Kebijakan


Step 1 : Menilai Kebijakan, Regulasi dan organisasi

Issue of loyality, Consistency, Flexibility, Administrative of Profesional Disrection

Step 2 : Menilai Kekuatan Politik Level of Analysis, The Zero-Sum Game, System Approach, Exchange Theory, Power Equalization Approach, Power Educative Approach, Conflict Approach, Advocacy & Educating the Electorate, Empowerment Education & Community Development

Fase 6: Implementasi
Kunci keberhasilan implementasi : 1. Pengalaman 2. Sensitif terhadap kebutuhan 3. Flexible dalam situasi kondisi 4. Fokus pada tujuan 5. Sense of humor

Fase 7 : Evaluasi & Accountability


Evaluasi membandingkan tujuan dg standar Object of interest : 1. Mengukur quality of life

2. Indikator status kes


3. Faktor perilaku & lingkungan 4. Faktor perdisposing, enabling & reinforcing 5. Aktivitas intervensi 6. Perubahan kebijakan, regulasi atau organisasi 7. Tingkat keahlian staff 8. Kualitas penampilan dan pendidikan Orders of interest : Input, Intermediate effects, Ultimate Outcame Objective Tingkatan : Ultimate objectives : sosial dan kesehatan Intermediate objective : perilaku dan lingkungan Immediate objectives : educational, regulatory, policy

Tingkat Evaluasi :
1. Evaluasi Proses evaluasi dari program promkes yg dilaksanakan 2. Evaluasi impact menilai efek langsung dari program pd target perilaku (predisposing, enabling dan reinforcing factors) dan lingkungan 3. Evaluasi Outcome evaluasi thd masalah pokok yg pd proses awal perencanaan yg akan diperbaiki : status kes & quality of life

Aplikasi Preced-Proced Model dlm Masalah Kespro


Aplikasi Precede Proceed Model, dicontohkan dg diagnosis sosial berupa kesejahteraan rendah, kebahagiaan rendah, produktifitas, angka absen disebabkan oleh masalah kes berupa Anemia pd kehamilan di daerah X tinggi.

Predisposing factors: Karakteristik klien anemia Pengetahuan klien ttg anemia pd kehamilan Kepercayaan klien Nilai yg dianut ttg anemia Persepsi Bumil ttg anemia pd kehamilan Sikap Bumil thd anemia pd kehamilan

Reinforcing factors : Sikap & perilaku petugas kes dll thd anemia Sikap & perilaku keluarga teman, tetangga, majikan ttg anemia pd kehamilan Sikap & perilaku toma dan orang yg menjadi panutan Ibu hamil thd anemia pd kehamilan

Perilaku klien (behaviour): berobat (kepada siapa, kapan dimana, berapa kali) Kepatuhan minum tablet Fe Mengantisipasi efek samping tablet Fe Perilaku yg mendukung peningkatan gizi Perilaku Ante Natal Care

Status kes Individu/masy: Angka kesakitan ibu hamil AKI/AKB akibat kehamilan, persalinan, nifas

Quality of life -Kesejahteraan individu -Kebahagiaan individu -Produktivitas -Angka absen

Enabling factors : Ketersediaan pengobatan anemia dan sistem pelynan Kemampuan klien untuk mendapatkan pengobatan ketersediaan SDM pelayanan Kebijakan pemerintah -adanya peraturan

Environmental factors : Norma sosial masy thd anemia pd Kehamilan Kualitas & kuantitas pelayanan bagi Bumil anemia Sosial ekonomi masy Keberadaan sarana pelayanan kes

Health Promotion
Direct Comm: - Konseling - Penyuluhan - Marketing Indirect Comm: -Perbaikan sikap dan perilaku orang2 terdekat penderita oleh staf kesehatan. -training staf, supervisi -Konsultasi dan -feed back -PKM Institusi -Community Development -Perbaikan policy dan peraturan pelyn pengob ibu hamil terutama penderita anemia -Perbaikan sistem plynan pengobatan

Predisposing factors: -Karakteristik penderita anemia -Pengetahuan penderita tentang anemia pd kehamilan -Kepercayaan penderita -Nilai yang dianut tentang anemia -Persepsi Bumil ttg anemia pada kehamilan -Sikap Bumil hd anemia pd khamilan

Reinforcing factors : -Sikap dan perilaku petugas kesehatan dan lainnya thd anemia -Sikap dan perilaku keluarga teman, tetangga, majikan tentang anemia pd kehamilan -Sikap dan perilaku toma dan orang yang menjadi panutan Ibu hamil thd anemia pd kehamilan

Perilaku penderita /calon penderita (behaviour): -berobat (kepada siapa, kapan dimana, berapa kali) -Kepatuhan minum tablet Fe -mengantisipasi dampak anemia -perilaku yang mendukung peningkatan gizi -perilaku Ante Natal Care

Enabling factors : -Ketersediaan pengobatan anemia dan sistem pelynan -Kemampuan penderita untuk mendapatkan pengobatan -ketersediaan SDM pelayanan -Kebijakan pemerintah -adanya peraturan

Environmental factors : -Norma sosial masyarakat terhadap anemia pd Kehamilan -Kualitas dan kuantitas pelayanan bagi Bumil anemia -Sosial ekonomi masy -Keberadaan sarana pelayanan kesehatan

CONTOH KASUS PENGGUNAAN TEORI L GREEN


Predisposing - Pengetahuan - Persepsi - Sikap - Penyuluhan
Perilaku
Kepatuhan minum tablet Fe -mengantisipasi dampak anemia -perilaku yang mendukung peningkatan gizi -perilaku Ante Natal Care - Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan lingkungan

Terciptanya kualitas hidup sehat

Environment Factors

Reinforcing (sikap &perilaku org terdekat) -Keluarga -TOMA -Pet Kes -Kelurahan / PEMDA

- Norma sosial masyarakat terhadap anemia pd Kehamilan -Kualitas dan kuantitas pelayanan bagi Bumil anemia -Sosial ekonomi masy -Keberadaan sarana pelayanan kesehatan

Enabling (tmsk akses, affordability) Ketersediaan informasi tentang kesehatan dan fasilitas kes Kemampuan penderita untuk mendapatkan pengobatan ketersediaan SDM pelayanan Adanya peraturan / UU Adanya Kebijakan

- menurun Angka Kesakitan anemia (% kejadian) - AKI/AKB

Tugas Mahasiswa
MENGKAJI KEBUTUHAN PROMKES TERKAIT DG ABG PADA :
1. SASARAN KLIEN KELOMPOK KESPRO REMAJA 2. SASARAN KLIEN KELOMPOK LANSIA

Anda mungkin juga menyukai