LAPORAN PRAKTIKUM 3
disusun guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah Kebutuhan Khusus
Dosen Pengampu: Ns. Latifa Aini S, M. Kep., Sp. Kom
oleh:
Kelompok 5
BAB 1. PENDAHULUAN
Dalam model CAP, komunitas dipandang sebagai partner dan sistem terbuka,
dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis. Menurut
Neuman, untuk melindungi klien dari berbagai stresor yang dapat mengganggu
keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan, yaitu pertahanan fleksibel,
pertahanan normal dan pertahanan resisten. (Anderson & Mc Farlan, 2004). Garis
pertahanan fleksibel adalah garis paling luar yang digambarkan garis putus-putus,
sebagai
zona
penyangga
(respon
sementara)
terhadap
stresor.
Garispertahanannormal digambarkan dengan garis utuh yang menunjukkan
pencapaian tingkat kesehatan dari waktu ke waktu. Delapan subsistem berada
dalam garis pertahanan ini dan dipisahkan melalui garis putus-putus yang
menggambarkan bahwa delapan subsistem tersebutsaling mempengaruhi satu
sama lain. Garis pertahanan resisten adalah mekanisme internal terhadap
stresor.Stresor merupakan tekanan yang menghasilkan stimuli yang memiliki
potensi menyebabkan ketidakseimbangan didalam sistem (Anderson & Mc
Farlane, 2004). Implementasi dari keperawatan komunitasterdiri
BAB 3. PEMBAHASAN
e) Karakteristik Penduduk
1) Fisik
Karakteristik lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak pada umumnya. Salah satu faktor anak turun ke
jalan adalah faktor ekonomi. Faktor ekonomi menjadi penyebab utama
yang menjadikan anak turun ke jalanan, yaitu karena kemisikinan,
baik struktural maupun non struktural, sehingga anak turun ke jalan
bukan karena inisiatif sendiri (Fitri dalam fawzie dan Kurniajati,
2012).
2) Psikologis
Banyak kasus anak turun ke jalanan justru karena perintah orang
tuanya. Kemudian, faktor keluarga bisa jadi penyebab seorang anak
turun ke jalanan, yaitu karena penanaman disiplin dan pola asuh
otoriter yang kaku dari orang tua, keluarganya selalu ribut, perceraian,
diusir dan dianiaya orang tua (Fitri dalam fawzie dan Kurniajati,
2012).
3) Sosial
Faktor teman juga bisa menyebabkan anak turun kejalanan, yaitu
adanya dukungan sosial atau bujuk rayu dari teman. Latar belakang
sosial ekonomi yang berbeda dari anak lain pada umumnya, konsep
diri anak jalanan jelas berbeda dengan konsep diri pada anak lainnya.
Kehidupan yang keras, keharusan untuk hidup mandiri, perhatian yang
kurang dari orang tua, lingkungan tempat tinggal yang tidak kondusif,
minimnya kesempatan untuk bersekolah merupakan faktor yang
mempengaruhi konsep diri pada anak jalanan (Fitri dalam fawzie dan
Kurniajati, 2012). Kontribusi lingkungan yang memberikan stigma
sosial dan perlakuan yang tidak manusiawi (mengasingkan,
mengabaikan, melakukan kekerasan dan berbagai ketidakadilan
lainnya) berkorelasi dengan perilaku anak jalanan yang cenderung
memberontak, ingin bebas, dan sulit diatur (Haryono, 2012).
4) Perilaku
Kontribusi lingkungan yang memberikan stigma sosial dan perlakuan
yang tidak manusiawi (mengasingkan, mengabaikan, melakukan
kekerasan dan berbagai ketidakadilan lainnya) berkorelasi dengan
perilaku anak jalanan yang cenderung memberontak, ingin bebas, dan
sulit diatur. Perilaku anak-anak ini merupakan cerminan
daribagaimana masyarakat memperlakukan mereka juga harapan
masyarakat terhadap perilaku mereka. (Haryono, 2012).
2. Sub sistem
a) Lingkungan fisik
Karakteristik lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak pada umumnya. Salah satu faktor anak turun ke jalan
adalah faktor ekonomi. Faktor ekonomi menjadi penyebab utama yang
b)
c)
d)
e)
f)
http://jatim.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/230
https://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=5
http://www.unicef.org/indonesia/id/PKSA2015.pdf
http://eprints.ums.ac.id/18612/3/BAB_I_PENDAHULUAN.pdf
http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/236204/jumlah_anak_terlantar_dan
_gepeng_di_jember_meningkat.html
http://trijokoantro-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-64206-Antropologi
%20Perkotaan-PERILAKU%20ANAK%20JALANAN.html