PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase ketika jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang muncul secara rinci direncanakan. Perencanaan promosi kesehatan
harus menggambarkan karakteristik sasaran, partisipasi masyarakat terhadap
program kesehatan masyarakat, penetapan pelaksanaan promosi kesehatan yang
direncanakan, antisipasi reaksi dari para profesional kesehatan lainnya, dan
perubahan perilaku akibat promosi kesehatan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Promosi Kesehatan
2. Apa saja model-model dalam Perencanaan Promosi Kesehatan
3. Apa saja langkah-langkah Perencanaan Promosi Kesehatan
C. Tujuan
1. Memahami definisi dari Perencanaan Promosi Kesehatan
2. Mengetahui model-model dalam Perencanaan Promosi Kesehatan
3. Memahami langkah-langkah dalam Perencanaan Promosi Kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah beberapa model perencanaan promosi kese hatan yang sering
digunakan.
1. Model PERT
Model ini dikembangkan sejak tahun 1960 (Ross dan Mico) dan dalam beberapa
versi dan modifikasi, model ini masih digunakan enam aplikasi kegiatan atau
program. Model PERT terdiri atas enam fase, yaitu Initiation, Needs assessment,
goal settings, planning/ programming, Implementation, dan evaluation. Perhatian
langsung atau dimensi model ini adalah sebagai berikut:
a. Dimensi isi. Hal ini berarti diperlukan informasi untuk setiap fase.
b. Dimensi metode. Hal ini meliputi cara mendapatkan dan menganalisis informasi.
c. Dimensi proses. Hal ini menunjukkan adanya tahapan tertentu secara sistematis.
3
2. Model PRECEDE-PROCEED
Model yang dikembangkan oleh Green dan Kreuter (1991) pada tahun 1980,
merupakan model yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi
promosi kesehatan, yang dikenal dengan model PRECEDE (predisposing,
Reinforcing and Enabling Causes in and Educational Diagnosis and Evaluation).
PRECEDE merupakan kerangka untuk membantu perencana mulai dari kebutuhan
mengenal masalah, mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan
program. Pada tahun 1991, model ini disempurnakan menjadi model PRECEDE-
PROCEED. PROCEED merupakan singkatan dari policy, Regulatory and
organizational Contructs in educational and Environmental Development.
1. Diagnosis Masalah
4
______
PRECEDE
PROMOSI Faktor
KESEHATAN
predisposisi
Perilaku dan
Pendidikan kebiasaan
kesehatan Faktor
penguat
Kualitas
Kesehatan
hidup
Kebijakan
regulasi Faktor Lingkungan
organisasi kemungkinan
5
PROCEED ______
Fase 3 Fase 2 Fase 1
Diagnosis Diagnosis Diagnosis sosial
Lingkungan epidemiologi
Dan perilaku
Kualitas hidup
Kesehatan
Lingkungan
Affordability kejahatan,
Dimensi : equity dimensi: kepadatan,
Frecuency distribusi, diskriminasi,
Persistence durasi, kebahagiaan,
Promptness tingkat fungsi, penyerangan,
Quality insiden , kegiatan ilegal
Range intensitas, kinerja, gangguan
Kelangsungan hidup, harga diri,
Prevalensi, pengangguran,
6
Pemilihan umum,
Kesejahteraan.
_
Sumber. Ela Nurfaela Hadi, dalam notoatmodjo.2005
Gambar 6.2 indikator dimensi, dan hubungan di antara factor factor yang didentifikasi pada fase 1,2,3, pada
kerangka PRECEDE-PROCEED.
Pada fase ini, siapa atau kelompok mana yang terkena masalah kesehatan (umur,
jenis kelamin, lokasi, dan suku) diidentifikasi. Di samping itu, dicari pula
bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut (mortalitas,
morbiditas, disabilitas tanda dan gejala yang timbul) dan cara menanggulangi
masalah tersebut (imunisasi, perawatan atau pengobatan, modifikasi lingkungan
atau perilaku). Informasi ini sangat penting untuk menetapkan prioritas masalah,
yang didasarkan pertimbangan besarnya masalah dan akibat yang ditimbulkan serta
kemungkinan untuk diubah. Prioritas masalah harus tergambar pada tujuan program
dengan ciri “who will benefit how much of what outcome by when”.
7
Fase 3 (Diagnosis perilaku dan lingkungan)
untuk fase ini, masalah perilaku dan lingkungan yang memengaruhi perilaku dan
status kesehatan atau kualitas hidup seseorang masyarakat diidentifikasi. Penting
bagi promotor kesehatan untuk membedakan masalah perilaku yang dapat dikontrol
secara individu atau harus dikontrol melalui institusi. Contohnya pasa kasus
malnutrisi yang disebabkan oleh ketidakmampuan membeli bahan makanan,
intervensi pendidikan tidak akan bermanfaat sehingga di perlukan pendekatan
perubahan sosial untuk mengatasi masalah lingkungan.
8
Fase 4 (Diagnosis pendidikan dan organisasional)
Pada fase ini, dilakukan analisis kebijakan, sumber daya, dan per aturan yang
berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat pengembangan program
promosi kesehatan. Untuk diagnosis administratif, dilakukan tiga penilaian, yaitu
sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program, sumber daya yang
terdapat di organisasi dan masyarakat, serta hambatan pelaksanaan program untuk
diagnosis kebijakan, dilakukan identifikasi dukungan dan hambatan politis,
Peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program serta pengembangan
lingkungan yang dapat mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi
kesehatan.
Pada fase ini kita melangkah dari perencanaan dengan PRECEDE ke implementasi
dan evaluasi dengan PROCEED-PRECEDE digunakan untuk meyakinkan bahwa
9
program akan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan individu atau masyarakat
sasaran. Sebaliknya PROCEED untuk meyakinkan bahwa program akan tersedia,
dapat dijangkau, dapat diterima dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penilaian
sumber daya dibutuhkan untuk meyakinkan keberadaan program, Perubahan
organisasional untuk meyakinkan program dapat dijangkau, perubahan politis dan
peraturan untuk meyakinkan program dapat diterima oleh masyarakat, dan evaluasi
untuk meyakinkan program dapat dipertanggungjawabkan kepada penentu
kebijakan, administrator, konsumen atau klien, dan stakeholder terkait, hal ini
dilakukan untuk menilai kesesuaian program dengan standar yang telah ditetapkan,
Data yang dibutuhkan untuk perencanaan promosi kesehatan dapat diperoleh dari
berbagai sumber berikut
Cara ini cukup sederhana dan relatif murah, karena informasi yang diperoleh
mewakili berbagai perspektif dan selain untuk membuat perencanaan, data yang ada
juga dapat membantu pengimplementasian promosi kesehatan. Informasi yang
diperoleh dari informan kunci melalui Focus Groups Discussion sangat menolong
untuk memahami masalah yang ada.
10
b) Community forum approach
cara pengumpulan data kebutuhan masyarakat yang paling valid dan akurat, karena
estimasi kesalahan dapat diseleksi. Namun, cara ini sangat mahal. Metode yang
digunakan adalah wawancara dan observasi (terutama jika ingin melihat skill)
11
Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan
pada dasarnya, tujuan utama promosi kesehatan mencakup tiga hal yaitu
peningkatan perilaku masyarakat dan peningkatan status kesehatan masyarakat.
Agar tujuan dapat dicapai dan dijalankan sesuai keinginan, penetapan tujuan harus
memenuhi syarat :specifie,Measurable, Appropriate, reasonable, time bound, dan
dinyatakan dalam bentuk performance, bukan effort.
Tujuan promosi kesehatan terdiri atas tiga tingkatan (Green 1991 ), yaitu tujuan
program, tujuan pendidikan dan tujuan perilaku.
Tujuan program merupakan refleksi dari fase sosial dan epidemiologi, berupa
pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan
dengan status kesehatan. Tujuan ini harus mencakup who will in how much of what
by when. Tujuan program juga sering disebut sebagai tujuan jangka panjang
(contohnya, mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50% setelah
promosi kesehatan benjalan lima tahun)
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku
yang diinginkan. Tujuan pendidikan disebut juga tujuan jangka menengah
(contohnya, cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah
promosi kesehatan berjalan tiga tahun)
Merupakan tujuan jangka pendek, yang merupakan gambaran perilaku yang aka
dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan perilaku berhubungan dengan
12
pengetahuan, dan tindakan (contohnya pengetahuan pekerja sikap, bahaya di tempat
kerja tentang tanda-tanda meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan enam
bulan).
Pada tahap ini, ditentukan sasaran langsung (primer) dan sasaran tidak langsung (
sekunder dan tersier). Sasaran promosi kesehatan adalah individu dan kelompok
atau keduanya.
Komponen isi promosi kesehatan berisi bahan yang akan disampaikan kepada
sasaran untuk meningkatkan pencapaian tujuan Adapun persyaratan isi promosi
kesehatan meliputi berorientasi pada tujuan, harus menunjang pencapaian tujuan
(khususnya tujuan jangka pendek), dan harus disusun berdasarkan masing masing
tujuan jangka pendek paling sedikit jumlahnya sama dengan tujuan jangka pendek
yang dirumuskan.
Isi pesan dapat dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat
sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh sasaran sehingga meraka merasa
pesan tersebut benar-benar ditujukan untuk mereka dan diharapkan sasaran mau
melaksanakan isi pesan tersebut.
13
Aspek sikap. Metode yang dapat digunakan berupa contoh konkret yang dapat
menggugah emosi, perasaan, dan sikap sasaran, misalnya memperlihatkan foto,
slide, film, atau video.
Aspek keterampilan. Metode yang dapat digunakan berupa memberi kesempatan
kepada sasaran untuk mencoba keterampilan tersebut.
a) Rumah tangga (leaflet, model buku bergambar, benda nyata seperti buah-buahan,
dan sayuran).
b) Tempat kerja dan sekolah (papan tulis, flipchart, poster, leaflet, buku cerita gambar,
kotak gambar gulung, dan boneka)
c) Masyarakat umum (poster, spanduk, leaflet, flannel graf, dan wayang)
Merupakan penjabaran dari waktu, tempat dan pelaksanaan yang biasanya disajikan
dalam bentuk Gantt chart.
14
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Terdapat 2 model perencanaan promosi kesehatan yakni model PERT dan model
PRECEDE-PROCEED. Model PERT terdiri atas enam fase, yaitu Initiation, Needs
assessment, goal settings, planning/ programming, Implementation, dan evaluation.
15
Menentukan sasaran promosi kesehatan, Menentukan isi promosi kesehatan ,
Menentukan metode yang akan digunakan, Menentukan media yang akan
digunakan, Menyusun rencana evaluasi, dan Menyusun jadwal pelaksanaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Prilaku. Jakarta. Rineka Cipta
17