Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
X-MIPA5
Ada beberapa ciri yang biasanya digunakan sebagai tolak ukur diferensasi sosial.
Ciri-ciri ini merupakan identitas khas yang menjadikan suatu kelompok tampak
berbeda dengan kelompok lainnya. Adapun ciri-ciri diferensiasi sosial yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
a. Ciri-ciri fisik,
Yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan sifat-sifat kasat mata yang ditunjukkan oleh ras,
sepertibentuk dan warna rambut, warna kulit, postur tubuh, bentuk dan warna mata, dan
lain sebagainya. Pada prinsipnya ciri-ciri fisik yang ditunjukkan oleh manusia merupakan
anugerah Alloh Ta'ala sehingga adanya bentuk-bentuk diskriminasi seperti politik
aphartheid atau rasdiskriminasi yang sempat diterapkan di Afrika Selatan merupakan
pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai ketuhanan. Bahkan dalam ajaran
islam disebutkan bahwa Alloh sekali-kali tidak menilai manusia dari bentuk dan ciri fisiknya,
akan tetapi lebih pada hati dan amal kebajikannya.
b.Ciri-ciri Sosial
Adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan fungsi warga masyarakat dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebagaimana sudah maklum bahwa setiap warga masyarakat
memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda yang berkaitan dengan profesi,
pekerjaan, maupun mata pencaharian sehari-hari, baik untuk kepentingan dirinya
sendiri maupun untuk kepentingan sosial. Profesi, pekerjaan, maupun mata
pencaharian yang dipilih oleh seseorang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang
bersifat vertikal, melainkan menunjukkan adanya perbedaan bakat dan minat antara
orang yang satu dengan orang yang lain yang bersifat horisontal.
c. Ciri-ciri budaya
Merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan adat istiadat dan ke- budayaan yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat. Setiap bangsa memiliki adat istiadat dan
kebudayaan yang berbeda-beda. Di Indonesia saja, terdapat sekitar dua ratusan
sistem adat dan sistem budaya, seperti yang terdapat pada masyarakat Jawa,
Sunda, Bali, Madura, Lombok, Batak, Dayak, dan lain sebagainya. Dalam cakupan
dunia tentu sistem adat dan system budaya akan semakin banyak jumlahnya.
Masyarakat Asia, Afrika, Australia, Eropa, dan Amerika tentu mamiliki
karakteristik yang khas yang membedakan satu sama lain.
Ragam ras yang tersebar di seluruh dunia telah diklasifikasikan oleh A.L. Kroeber. Ras
Australoid, penduduk asli Australia (Aborigin). Ras Mongoloid, yang terbagi menjadi subras
Asiatik (Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Tengah), subras Melayu (Asia Tenggara,
Indonesia, Malaysia, dan Filipina), Subras Amerika (Indian dan Eskimo). Ras Kaukasoid,
penduduk asli Eropa. Negroid, dibedakan menjadi subras Negro Afrika, subras Negrito, dan
subras Melanesian. Bushman, merupakan pendudiik Afrika Selatan. Vedoid, di pedalaman Sri
Lanka dan Sulawesi Selatan. Polynesia tersebar di Kepulauan Mikronesia dan Polynesia,
selanjutnya ras Ainu, penduduk asli Jepang.
Di Indonesia kita mengetahui beraneka ragam suku bangsa. Beberapa suku bangsa
terbesar di Indonesia ialah Aceh, Sunda, Jawa, Bali, Batak, Minangkabau, Dayak,
Bugis, Toraja, Ambon dan Lombok. Beberapa kriteria yang menentukan batas-batas
masyarakat suku bangsa yang menjadi pokok dan lokasi nyata suatu uraian mengenai
kebudayaan suatu suku bangsa ialah sebagai berikut.
Dari uraian diatas kita dapat mengidentifikasi, bahwa ciri-ciri klan ialah sebagai
berikut.
Bentuk klan dapat dengan mudah kita temukan di Indonesia, salah satunya klan yang
ada pada budaya Batak yang disebut dengan marga, seperti Marga Simanjuntak,
Marga Hutabarat, Marga Harahap, Marga Hutagalung, Marga Hutauruk, dan lain
sebagainya.
Agama sangat penting bagi manusia untuk memelihara ketertiban dan kestabilan
dalam masyarakat. Di Negara kita tidak boleh ada sikap anti agama serta tidak
boleh ada paham yang meniadakan Tuhan. Setiap warga Negara harus percaya dan
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan bertakwa kepada-Nya, hal tersebut
sesua dengan sila pertama dalam Pancasila.
Yaitu diferensiasi yang didasari suatu pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan
teknik atau keterampilan secara intelektual. Jadi, untuk menjadi seorang profesional tidak
cukup hanya berbekal latihan, tetapi harus pula terampil (competence) serta teruji dalam
menjalankan tugas-tugas khususnya. Seorang profesional hanya menekuni dan
mengembangkan satu jenis pekerjaan dengan diakui secara luas oleh masyanakat (misalnya,
dokter, hakim, guru, arsitek, sosiolog, militer, olah ragawan, politisi, petani, advokat,
pedagang, pengusaha, dan lain sebagainya. ). Oleh kanena suatu profesi bensifat khusus
maka dia akan melahirkan diferensiasi sosial. Artinya, tidak ada perbedaan tinggi atau
nendah, terhormat atau tidak terhormat di antara profesi-profesi tensebut.
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat
tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa.
Masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat ditemukan dalam hal-hal berikut:
perilaku
tutur kata
cara berpakaian
cara menghias rumah dan sebagainya.
Stratifikasi sosial atau disebut juga dengan pelapisan sosial telah dikenal saat
manusia menjalankan kehidupan. Terbentuknya stratifikasi sosial yaitu dari hasil
kebiasaan manusia seperti berkomunikasi, berhubungan atau bersosialisasi satu
sama lain secara teratur maupun tersusun, baik itu secara individual maupun
berkelompok. Tapi apapun wujudnya dalam kehidupan bersama sangat memerlukan
penataan serta organisasi, dalam rangka penataan pada kehidupan inilah yang pada
akhirnya akan terbentuk sedikit-demi sedikit stratifikasi sosial.
Ada beberapa ukuran yang dijadikan sebagai dasar dari pembentukan stratifikasi
sosial, yaitu:
1) Ukuran Kekayaan
Kekayaan yang bersifat materi atau kebendaan dapat dijadikan sebagai ukuran
penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, dimana
siapapun yang memiliki kekayaan paling banyak, maka ia akan termasuk ke dalam
lapisan teratas dalam sistem stratifikasi sosial. Hal ini juga berlaku sebaliknya,
dimana mereka yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan
yang rendah dalam stratifikasi sosial.
Ukuran kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal,
benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya
dalam berbelanja, serta kemampuannya dalam berbagi terhadap sesama yang
membutuhkan (berdonasi).
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati
lapisan teratas dalam sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan. Ukuran kekuasaan biasanya tidak terlepas dari ukuran kekayaan,
sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain
yang tidak kaya. Bisa pula terjadi sebaliknya, dimana karena seseorang memiliki
kekuasaan dan wewenang, maka dari situlah ia bisa mendapatkan kekayaan.
3) Ukuran Kehormatan
Dapat terjadi karena faktor yang sudah ada sejak seseorang lahir, atau proses ini
bisa terjadi karena pertumbuhan masyarakat. Sesorang yang menempati lapisan
tertentu bukan atas kesengajaan yang dibuat oleh masyarakat atau dirinya sendir
akan tetapi terjadi secara otomatis, seperti misalnya keturunan.
Dapat terjadi dengan sengaja dengan maksud untuk tujuan atau kepentingan
bersama. Sistem ini ditentukan dengan adanya wewenang dan juga kekuasaan yang
diberikan oleh seseorang atau organisasi. Misalnya seperti diberikan oleh partai
politik, perusahaan tempat bekerja, pemerintahan dan lain-lain.
Semakin tinggi kelas, maka semakin sedikit warga masyarakat yang termasuk di
dalamnya. Sebaliknya, semakin rendah kelas maka semakin banyak warga masyarakat
yang dapat digolongkan di dalamnya. Hal tersebut juga berlaku pada bentuk-bentuk
stratifikasi masyarakat dengan kriteria sosial dan politik.
Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi tiga kelas yaitu sebagai
berikut.
Golongan Kaya
Golongan kaya merupakan golongan kedua dan cuku banyak terdapat dalam
masyarakat, misalnya pedagang.
Golongan Miskin
Golongan Kapitalis/Borjuis
Golongan Menengah
Golongan Proletar
Golongan proletar adalah orang-orang yang tidak mempunyai tanah dan alat
produksi.
Sistem kasta pada masyarakat Hindu yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu
Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra.
1. Elit,
2. Profesional,
3. Semi propesional,
4. Tenaga terampil,
Stratifiksai masyarakat desa di Jawa Tengah atas dasar milik atas tanah, sawah,
kebun atu rumah, yaitu sebagai berikut.
4. Indung tlosor.
Elit desa yaitu lurah, pegawai, guru, tokoh politik maupun agama, dan petani kaya.
Massa yaitu petani menengah, petani kecil, buruh tani, dan pedagang kecil.
Kelas penguasa
Kelas ini terdiri atas sekelompok elit yang jumlahnya sedikit. Di tangan kelas
penguasa itulah wewenang untuk mengatur gerak masyarakat berada.
Kelas ini terdiri atas warga masyarakat kebanyakan. Mereka menjadi objek
kekuasaan serta tidak mempunyai wewenang untuk mengatur. Mereka harus tunduk
kepada semua aturan yang telah dibuat dan diputuskan oleh penguasa, serta menjadi
objek kekuasaan. Menurut Mac Iver, ada tiga pola umum sistem pelapisan kekuasaan
atau piramida kekuasaan yaitu tipe kasta, oligarkis, dan demokratis.
Tiga pola umum pelapisan kekuasaan menurut Mac Iver adalah sebagai berikut.
Tipe Kasta
Tipe Demokratis
Selain pola pada umumnya sistem pelapisan kekuasaan tersebut, perlu diketahui juga
sistem pelapisan kekuasaan yang berlaku pada masyarakat feodal. Raja merupakan
tokoh sentral yang penuh dengan kekuasaan dan priviege (hak-hak istimewa).
Kekuasaan dan priviege yang lebih rendah dari yang ada pada raja, semakin jauh dari
lingkaran keluarga raja, maka semakin berkurang kekuasaan dan hak-hak istimewa
maupun prestise (kehormatan) yang dimiliki oleh seseorang.
Dengan adanya stratifikasi sosial membuat sekelompok orang memiliki ciri-ciri yang
berbeda dalam hal kedudukan, gaya hidup, dan perolehan hak dan sumber daya.
Ketiga ciri stratifikasi sosial sebagai berikut.
1) Perbedaan Kemampuan
Anggota masyarakat dari kelas (strata) tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi
dibandingkan dengan anggota kelas sosial di bawahnya.