Lesson 09 - Emotion

Emosi sangat penting, berharga dan layak untuk kepedulian.

Lesson 9 membantu Anda memahami cara berkomunikasi tentang:

✔️Cara mengekspresikan emosi sehari-hari: sedih, senang atau kecewa

✔️Cara menyenangkan, mendorong, dan memberikan solusi

✔️Kesulitan dalam bekerja kelompok dan cara bekerja kelompok yang efektif

✔️Pengaruh negatif dari media sosial dan cara menghindarinya

Topic 01: Woe is Me!

Susan broke her iPhone on the way to Sarah’s house, which made her really upset.
Susan merusakkan iPhone-nya dalam perjalanan ke rumah Sarah, yang membuatnya
benar-benar kesal.
Sarah: What’s wrong, Susan? You look miserable. Are you crying?
Sarah: Ada apa, Susan? Anda terlihat menyedihkan. Apakah Anda menangis?
Susan: I have something terrible to tell you: I broke my iPhone.
Susan: Saya memiliki sesuatu yang buruk untuk dikatakan: iPhone saya rusak.
Sarah: Well, don’t feel too bad about that, Susan. You can take it to a store to have it
fixed.
Sarah: Yah, jangan merasa sedih tentang itu, Susan. Anda dapat membawanya ke toko
untuk memperbaikinya.
Susan: No, Sarah, I feel empty inside! And my contact list is empty, too.
Susan: Tidak, Sarah, hati saya terasa kosong! Dan daftar kontak saya juga kosong.
Sarah: I’m a little surprised you’re being so dramatic, Susan. You know what they
say, it’s no use crying over spilled milk.
Sarah: Saya sedikit terkejut Anda begitu dramatis, Susan. Anda tahu apa yang mereka
katakan, tidak ada gunanya mengeluh seperti itu.
Susan: This is not “spilled milk,” this is a dropped iPhone! And now I have to buy a
new one, but I’ve been saving my money for a vacation to Bali!
Susan: Ini bukan "susu yang tumpah," ini adalah iPhone yang jatuh! Dan sekarang saya
harus membeli yang baru, tetapi saya sudah menabung uang saya untuk berlibur ke
Bali!
Sarah: Well what about buying a less expensive phone?
Sarah: Nah bagaimana dengan membeli ponsel yang lebih murah?
Susan: Ew! No way! If I buy a cheap phone, I won’t be as trendy.
Susan: Ew! Tidak mungkin! Jika saya membeli ponsel murah, saya tidak bisa
tampil trendi.
Sarah: I’m surprised that you’re worried about looking fashionable.
Sarah: Saya terkejut bahwa Anda khawatir terlihat modis.
Susan: What do you mean? Why are you saying that?
Susan: Apakah maksud Anda? Mengapakah Anda mengatakan itu?
Sarah: Susan, maybe you should check a mirror.
Sarah: Susan, mungkin Anda harus bercermin.
Susan: Oh this is terrible! My shirt has a giant coffee stain on it! This is my favorite
shirt, and I was planning on wearing it to dinner with John tonight!
Susan: Oh, ini mengerikan! Kemeja saya memiliki noda kopi raksasa di atasnya! Ini
adalah kemeja favorit saya, dan saya berencana memakainya untuk makan malam
bersama dengan John malam ini!
Sarah: Remember Susan, don’t cry over spilled milk… coffee stains on shirts… or
iPhones.
Sarah: Ingat Susan, jangan menangisi susu yang tumpah... noda kopi di baju... atau
iPhone.
Susan: I feel empty. Everything I love is leaving me.
Susan: Saya merasa kosong. Semua yang saya sukai meninggalkan saya.
Sarah: You are still going to see John, tonight, right?
Sarah: Anda masih akan bertemu John, malam ini, kan?
Susan: Oh. Suddenly, things are looking up.
Susan: Oh Tiba-tiba, keadaan menjadi lebih baik.
Topic 02: Rock n’ Roll n’ Feelings
Working together in groups is always challenging. There are as many personalities as
there are people in the world. This makes playing in the orchestra especially difficult,
but as long as everyone does their personal best for the sake of the music,
personalities can blend as beautifully and as naturally as the sounds of
the instruments.
Bekerja bersama dalam kelompok selalu menantang. Ada banyak kepribadian seperti
halnya ada banyak orang di dunia. Hal ini menjadikan bermain di orkestra menjadi
sangat sulit, tetapi selama semua orang melakukan perorangan terbaiknya untuk
kepentingan musik, kepribadian dapat berbaur seindah dan sealami bunyi instrumen.
Mick, for instance, plays first violin, which totally fits his personality. He’s
extremely decisive and a little abrasive at times, but he’s a perfectionist. That probably
explains why he’s been first chair forever.
Mick, misalnya, memainkan biola pertama, yang sangat cocok dengan kepribadiannya.
Dia sangat tegas dan terkadang agak kasar, tetapi dia perfeksionis. Itu mungkin
menjelaskan mengapa dia menjadi kursi pertama selamanya.
Tommy is one of the best percussionists I’ve ever heard, but he is super stubborn and
his inflexibility can be super annoying because music is so precise
in rhythm and timing. Billy, on the other hand, balances all of us out. Like the slide of
his trombone, he’s even-tempered and easy going, making everyone laugh when
things get intense.
Tommy adalah salah satu pemain perkusi terbaik yang pernah saya dengar, tetapi ia
sangat keras kepala dan kekakuannya bisa sangat menyebalkan karena musik sangat
tepat dalam ritme dan waktu. Sebaliknya, Billy menyeimbangkan kami semua. Seperti
alunan trombonnya, ia tenang dan santai, membuat semua orang tertawa ketika
keadaan semakin tegang.
Fortunately, we have Mary, who feels more like a mom than an orchestra director. She’s
like an emotional mind reader, she can sense our moods when we walk into the room.
No matter what kind of day we’re having, she knows how to pull us all together and
unite us in our music. She’s also incredibly sensitive, like me. One day, she sensed I
was agitated. I was. I’ve been challenging Mick on the violin forever, but I’ve never
moved up to first chair. She picked up on it right away and encouraged me not to take
things so personally. Reminding me to stay out of my head, she said: “It’s about the
music, get your ego out of the way and put your feelings into the music, the rest will
take care of itself.”
Untungnya, kami memiliki Mary, yang merasa lebih seperti seorang ibu daripada
sutradara orkestra. Dia seperti pembaca pikiran yang emosional, dia bisa merasakan
suasana hati kami ketika kami memasuki ruangan. Tidak peduli hari apa yang kami
alami, dia tahu bagaimana menyatukan kami semua dan menyatukan kami dalam
musik kami. Dia juga sangat sensitif, seperti saya. Suatu hari, dia merasa saya gelisah.
Saya memang gelisah. Saya menantang Mick di biola selamanya, tetapi saya tidak
pernah naik ke kursi pertama. Dia segera tanggap dan membesarkan hati saya untuk
tidak mengambil hal-hal secara pribadi. Mengingatkan saya untuk tidak perlu
memikirkannya, dia berkata: "Ini tentang musik, singkirkan ego Anda dan
masukkan perasaan Anda ke dalam musik, sisanya akan tertata dengan sendirinya."
She was right. At the end of the day, I’m proud of how well we work together as an
orchestra. We’ve also become better musicians and better people because of Mary,
which is probably why we’ve done so well as a group.
Dia benar. Pada akhirnya, saya bangga dengan seberapa baik kami bekerja sama
sebagai orkestra. Kami juga menjadi musisi yang lebih baik dan orang-orang yang lebih
baik karena Mary, yang mungkin mengapa kami melakukannya dengan sangat baik
sebagai grup.
Topic 03: Social Media Depression
Your old high school classmate is getting married, your college friend is vacationing
abroad, and you’re at home looking at their pictures online…
… How do you feel?
Teman sekelas SMA Anda akan menikah, teman kuliah Anda berlibur ke luar negeri,
dan Anda di rumah melihat foto-foto mereka secara daring...
… Bagaimana perasaan Anda?
Some researchers have coined the term “social media depression”…
… to describe the feelings of jealousy and guilt…
… that some people feel when they use social media too much.
Beberapa peneliti telah menciptakan istilah "depresi media sosial"...
... untuk menggambarkan perasaan cemburu dan rasa bersalah...
... yang dirasakan sebagian orang ketika mereka menggunakan media sosial terlalu
banyak.
Researchers have actually coined a new pop culture term that describes what happens
to our emotional psyche from using SM too much.
It’s called, “social media depression.”…
…Instead of feeling more connected to people, we feel jealous and inadequate.
It creates unrealistic expectations that lead to feelings of depression, which then leads
us to disconnecting and isolating more.
Para peneliti sebenarnya telah menciptakan istilah budaya pop baru yang
menggambarkan apa yang terjadi pada jiwa emosional kita karena terlalu banyak
menggunakan MS.
Itu disebut, "depresi media sosial."...
...Alih-alih merasa lebih terhubung dengan orang, kita merasa cemburu dan
tidak mampu.
Ini menciptakan harapan yang tidak realistis yang mengarah pada perasaan depresi,
yang kemudian membawa kita untuk memutuskan dan mengisolasi lebih banyak.
At least we’re becoming aware of this now.
More and more researchers are recommending that people turn off their devices, and
social media altogether, they can get outside and connect with people face-to-face, or
with nature.
Setidaknya kita menjadi sadar akan hal ini sekarang.
Semakin banyak peneliti yang merekomendasikan agar orang mematikan perangkat
mereka, dan media sosial secara bersamaan, mereka dapat keluar dan terhubung
dengan orang-orang secara langsung, atau dengan alam.
Daymond John (the CEO and founder of The Shark Group) even suggests we avoid
checking social media for the first hour of the day, we can center our minds on the
things that matter most:…
… our personal relationships.
Daymond John (CEO dan pendiri The Shark Group) bahkan menyarankan agar kita
tidak memeriksa media sosial selama satu jam pertama hari tersebut, kita dapat
memusatkan pikiran kita pada hal-hal yang paling penting:
hubungan pribadi kita.
Snap out of it! Put your device down and ask a friend to meet you face-to-face for an
ice cream… so you can talk.
The key to overcoming this negative evolving state of mind is to trust that you are
good enough and perfect just the way you are.
Keluar dari situ! Letakkan perangkat Anda dan mintalah seorang teman untuk
menemui Anda secara langsung untuk membeli es krim sehingga Anda dapat
berbicara.
…just the way you are.
Kunci untuk mengatasi kondisi pikiran negatif yang berkembang ini adalah percaya
bahwa Anda cukup baik dan sempurna seperti apa adanya Anda.
Further practice: Mempraktikkan kosakata dan pola kalimat
utama
Topic 01: Woe is Me!
Vocabulary
1. Crying (v-ing) - What’s wrong, Susan? You look miserable. Are you crying?
Menangis
2. Terrible (adjective) - I have something terrible to tell you: I broke my iPhone.
Menyedihkan
3. Empty (adjective) - No, Sarah, I feel empty inside! And my contact list is empty, too.
Kosong
4. Trendy (adjective) - If I buy a cheap phone, I won’t be as trendy.
Trendi
5. Surprised (adjective) - I’m surprised that you’re worried about looking fashionable.
Terkejut
6. Fashionable (adjective) - I’m surprised that you’re worried about looking fashionable.
Modis
Expression
1. You look miserable - What’s wrong, Susan? You look miserable. Are you crying?
Anda terlihat menyedihkan
2. Feel too bad - Well, don’t feel too bad about that, Susan. You can take it to a store to
have it fixed.
Merasa terlalu buruk
3. I’m surprised - I’m a little surprised you’re being so dramatic, Susan. You know what
they say, it’s no use crying over spilled milk.
Saya terkejut
4. It’s no use crying over spilled milk - I’m a little surprised you’re being so dramatic,
Susan. You know what they say, it’s no use crying over spilled milk.
Tidak ada gunanya mengeluh seperti itu.
5. Planning on wearing - Oh this is terrible! My shirt has a giant coffee stain on it! This is
my favorite shirt, and I was planning on wearing it to dinner with John tonight!
Berencana memakai
6. I feel empty - I feel empty. Everything I love is leaving me.
Saya merasa kosong
7. Things are looking up – You are still going to see John, tonight, right? – Oh.
Suddenly, things are looking up.
Keadaan menjadi lebih baik
Topic 02: Rock n’ Roll n’ Feelings
Vocabulary
1. Orchestra (noun) - This makes playing in the orchestra especially
Orkestra
2. Personal (adjective) - …but as long as everyone is doing their personal best for the
sake of the music…
Perorangan / Pribadi
3. Music (noun) - …but as long as everyone is doing their personal best for the sake of
the music…
Musik
4. Personalities (noun) - …personalities can blend as beautifully and as naturally as the
sounds of the instruments.
Kepribadian
5. Sounds (noun) - ….personalities can blend as beautifully and as naturally as
the sounds of the instruments.
Bunyi / Suara
6. Instruments (noun) - …personalities can blend as beautifully and as naturally as the
sounds of the instruments.
Instrumen
7. Violin (noun) - Mick, for instance, plays first violin, which totally fits his personality.
Biola
8. Decisive (adjective) - He’s extremely decisive and a little abrasive at times, but he’s a
perfectionist.
Tegas
6. Abrasive (adjective) - He’s extremely decisive and a little abrasive at times, but he’s a
perfectionist.
Kasar
7. Perfectionist (noun) - He’s extremely decisive and a little abrasive at times, but he’s
a perfectionist.
Perfeksionis
8. Percussionists (noun) - Tommy is one of the best percussionists I’ve ever heard.
Pemain Perkusi
9. Stubborn (adjective) - …but he is super stubborn and his inflexibility can be super
annoying.
Keras kepala
10. Inflexibility (adjective) - …but he is super stubborn and his inflexibility can be super
annoying.
Kekakuan
11. Annoying (adjective) - …but he is super stubborn and his inflexibility can be
super annoying.
Mengganggu
12. Rhythm (noun) - …because music is so precise in rhythm and timing.
Ritme / Irama
13. Timing (noun) - …because music is so precise in rhythm and timing.
Pengaturan waktu
14. Trombone (noun) - Like the slide of his trombone, he’s even–tempered and easy
going, making everyone laugh when things get intense.
Trombon
15. Intense (adjective) - …making everyone laugh when things get intense.
Tegang / Intens
16. Emotional (adjective) - She’s like an emotional mind reader.
Emosional
17. Sense (noun) - …she can sense our moods when we walk into the room.
Merasakan
18. Moods (noun) - …she can sense our moods when we walk into the room.
Suasana hati
19. Sensitive (adjective) - She’s also incredibly sensitive, like me.
Sensitif
20. Agitated (adjective) - One day, she sensed I was agitated.
Gelisah
21. Encouraged (verb) - She picked up on it right away and encouraged me not to take
things so personally.
Membesarkan hati / Mendorong
22. Ego (noun) - It’s about the music, get your ego out of the way and put your feelings
into the music, the rest will take care of itself.
Ego
23. Feelings (noun) - It’s about the music, get your ego out of the way and put
your feelings into the music, the rest will take care of itself.
Perasaan
Expression
1. First chair - That probably explains why he’s been first chair forever.
Kursi pertama
2. Balance all of us out - Billy, on the other hand, balances all of us out.
Menyeimbangkan kami semua
3. Even-tempered - He’s even-tempered and easy going, making everyone laugh when
things get intense.
Tenang
4. Easy going - He’s even-tempered and easy going, making everyone laugh when
things get intense.
Mudah bergaul
5. Stay out of my head - …reminding me to stay out of my head, she said: “It’s about
the music, get your ego out of the way and put your feelings into the music, the rest will
take care of itself.”
Tidak perlu memikirkannya
Topic 03: Social Media Depression
Vocabulary
1. Depression (noun) - Some researchers have coined the term “social
media depression”.
Depresi
2. Jealousy (noun) - …to describe the feelings of jealousy and guilt.
Kecemburuan
3. Guilt (noun) - …to describe the feelings of jealousy and guilt.
Bersalah
4. Jealous (adjective) - Instead of feeling more connected to people, we feel jealous and
inadequate.
Iri / Cemburu
5. Inadequate (adjective) - Instead of feeling more connected to people, we feel jealous
and inadequate.
Tidak memadai
6. Unrealistic (adjective) - It creates unrealistic expectations that lead to feelings of
depression…
Tidak realistis
7. Disconnecting (v-ing) - …which then leads us to disconnecting and isolating more.
Memutuskan
8. Isolating (v-ing) - …which then leads us to disconnecting and isolating more.
Mengisolasi
9. Negative (adjective) - The key to overcoming this negative evolving state of mind is to
trust that you are good enough and perfect, just the way you are.
Negatif
10. Perfect (adjective) - The key to overcoming this negative evolving state of mind is to
trust that you are good enough and perfect, just the way you are.
Sempurna
Expression
1. Coined the term - Some researchers have coined the term“social media depression”.
Menciptakan istilah
2. Personal relationships - …we can center our minds on the things that matter most:
our personal relationships.
Hubungan pribadi
3. Snap out of it! - Snap out of it! Put your device down and ask a friend to meet you
face-to-face for an ice cream so you can talk.
Keluar dari situ!
4. State of mind - The key to overcoming this negative evolving state of mind is to trust
that you are good enough and perfect.
Keadaan pikiran

Mempraktikkan Respon cepat

Topic 01: Woe is Me!

1. Why does Susan look miserable? - It’s because she broke her iPhone./ Susan looks
miserable because she broke her iPhone.
Mengapa Susan terlihat sedih? - Itu karena dia merusak iPhone-nya./ Susan terlihat
sedih karena dia merusak iPhone-nya.
2. Is Susan crying? - Yes, she is./ Yes, Susan is crying.
Apakah Susan menangis? - Ya, dia menangis./ Ya, Susan menangis.
3. What terrible thing happened to Susan? - She broke her iPhone./ Her iPhone was
broken.
Hal buruk apa yang terjadi kepada Susan? - Dia merusak iPhone-nya./ IPhone-nya
rusak.
4. Why is Sarah telling Susan not to feel bad about her iPhone? - It’s because her
iPhone can be fixed at a store./ Sarah is telling Susan not to feel bad about her iPhone
because Susan can bring it to a store to have it fixed.
Mengapa Sarah memberitahukan Susan agar tidak merasa sedih tentang iPhone-nya?
- Itu karena iPhone-nya dapat diperbaiki di toko./ SSarah memberi tahu Susan agar
tidak merasa sedih tentang iPhone-nya karena Susan dapat membawanya ke toko
untuk memperbaikinya.
5. Is Susan’s contact list empty or full? - It’s empty./ Susan’s contact list is empty.
Apakah daftar kontak Susan kosong atau penuh? - Daftarnya kosong./ Daftar kontak
Susan kosong.
6. What made Sarah surprised? - Susan’s being so dramatic made Sarah surprised./ It’s
Susan’s being so dramatic what made Sarah surprised.
Apakah yang membuat Sarah terkejut? - Keadaan Susan yang begitu dramatis
membuat Sarah terkejut./ Susan begitu dramatis sehingga membuat Sarah terkejut.
7. Will buying a cheap phone make Susan trendy? - No, it won’t./ Buying a cheap
phone won’t make Susan trendy.
Akankah membeli telepon murah membuat Susan trendi? - Tidak, itu tidak akan./
Membeli telepon murah tidak akan membuat Susan trendi.
8. What is Susan worried about? - Not looking fashionable./ Susan is worried about
not looking fashionable.
Apa yang dikhawatirkan Susan? - Tidak terlihat modis./ Susan khawatir tidak
terlihat modis.
9. What terrible thing happened to Susan’s favorite shirt? - There was a big coffee
stain on it./ The terrible thing that happened to Susan’s favorite shirt was the big coffee
stain on it.
Hal buruk apa yang terjadi pada kemeja favorit Susan? - Ada noda kopi besar di
atasnya./ Hal mengerikan yang terjadi pada kemeja favorit Susan adalah noda kopi
besar di atasnya.
10. Was Susan planning on wearing a dress or a shirt to go to dinner with John? - A
shirt./ Susan was planning on wearing a shirt to go to dinner with John.
Apakah Susan berencana mengenakan gaun atau kemeja untuk pergi makan malam
bersama dengan John? - Kemeja./ Susan berencana mengenakan kemeja untuk pergi
makan malam bersama dengan John.
11. Why shouldn’t Susan cry over spilled milk? - Susan shouldn’t cry over spilled milk
because it is the past now, and she can do nothing about it./ Susan shouldn’t cry over
spilled milk because she can’t change the past, but she can change the future.
Mengapa Susan sebaiknya tidak mengeluh seperti itu? - Susan tidak boleh menangisi
susu yang tumpah karena itu sudah lewat, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa./ Susan
tidak boleh mengeluh seperti itu karena dia tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi dia
bisa mengubah masa depan.
12. Why does Susan feel empty? - It’s because everything she loves is leaving her./
Susan feels empty because everything she loves is leaving her.
Mengapa Susan merasa kosong? - Itu karena semua yang dia cintai
meninggalkannya./ Susan merasa hampa karena semua yang dia cintai
meninggalkannya.
Topic 02: Rock n’ Roll n’ Feelings
1. What makes playing in an orchestra challenging? - Having many personalities
playing together in a group makes it challenging to play in an orchestra./ As there are
many personalities, working in a group is always challenging, which makes working in
an orchestra challenging too.
Apakah yang membuat bermain di orkestra menantang? - Adanya banyak
kepribadian yang bermain bersama dalam sebuah kelompok membuat sulit untuk
bermain dalam orkestra./ Karena ada banyak kepribadian, bekerja dalam kelompok
selalu menantang, yang membuat bekerja dalam orkestra juga menantang.
2. And, what makes playing in an orchestra less difficult? - Playing in an orchestra is
less difficult when everyone does their best for the sake of the music./ It’s when
everyone does their personal best for the sake of the music, personalities can blend as
beautifully and as naturally as the sounds of the instruments.
Dan, apakah yang membuat bermain di orkestra tidak terlalu sulit? - Bermain di
orkestra tidak terlalu sulit ketika semua orang melakukan yang terbaik demi musik./
Saat semua orang melakukan perorangan terbaiknya untuk kepentingan musik,
kepribadian dapat berbaur seindah dan sealami suara instrumen.
3. Can personalities blend as beautifully and as naturally as the sounds of the
instruments? - Yes, they can./ Yes, personalities can blend as beautifully and as
naturally as the sounds of the instruments.
Dapatkah kepribadian berpadu seindah dan sealami suara instrumen? - Ya, bisa./ Ya,
kepribadian dapat menyatu dengan indah dan sealami suara instrumen.
4. What has Mick been forever? - A first chair./ He’s been a first chair forever.
Apakah yang telah dilakukan Mick selamanya? - Kursi pertama./ Dia menjadi kursi
pertama selamanya.
5. Does Mick play violin or piano? - He plays violin./ Mick plays violin.
Apakah Mick bermain biola atau piano? - Dia memainkan biola./ Mick memainkan
biola.
6. Why does playing first violin fit Mick’s personality? - It’s because he’s a
perfectionist./ Playing first violin fits Mick’s personality because he’s a perfectionist.
Mengapa bermain biola pertama cocok dengan kepribadian Mick? - Itu karena dia
perfeksionis./ Bermain biola pertama cocok dengan kepribadian Mick karena dia
perfeksionis.
7. Is Tommy one of the best violinists out there? - No, he’s not./ No, Tommy is one of
the best percussionists out there.
Apakah Tommy salah satu pemain biola terbaik di luar sana? - Tidak, bukan dia./
Tidak, Tommy adalah salah satu pemain perkusi terbaik di luar sana.
8. What makes Tommy super annoying sometimes? - It’s his stubbornness and
inflexibility./ Being stubborn and inflexible is what makes Tommy super annoying
sometimes.
Apakah yang membuat Tommy terkadang sangat menyebalkan? - Karena keras
kepala dan tidak fleksibel./ Keras kepala dan tidak fleksibel adalah hal yang membuat
Tommy terkadang sangat menyebalkan.
9. Why is Tommy inflexible? - He’s inflexible to be able to play music precisely in
rhythm and timing./ Tommy is inflexible because his music needs to be so precise in
rhythm and timing.
Mengapa Tommy tidak fleksibel? - Ia tidak fleksibel untuk dapat memainkan musik
dengan tepat dalam ritme dan waktu./ Tommy tidak fleksibel karena musiknya harus
tepat dalam ritme dan waktu.
10. Who balances all of them out? - It’s Billy./ Billy balances all of them out.
Siapakah yang menyeimbangkan semuanya? - Itu adalah Billy./ Billy
menyeimbangkan semuanya.
11. Does Billy make everyone laugh when things get intense? - Yes, he does./ Yes,
Billy makes everyone laugh when things get intense.
Apakah Billy membuat semua orang tertawa ketika segalanya menjadi tegang? - Ya,
benar./ Ya, Billy membuat semua orang tertawa ketika segalanya menjadi tegang.
12. How can Mary be like an emotional mind reader? - By sensing everyone’s moods
when they walk into the room./ She senses everyone’s moods when they walk into the
room.
Bagaimana Mary bisa seperti pembaca pikiran yang emosional? - Dengan merasakan
suasana hati setiap orang ketika mereka memasuki ruangan./ Dia merasakan suasana
hati semua orang ketika mereka memasuki ruangan.
Topic 03: Social Media Depression
1. What term have researchers coined about social media? - It’s “social media
depression”./ They have coined the term “social media depression”.
Istilah apa yang telah peneliti temukan tentang media sosial? - Itu adalah "depresi
media sosial"../ Mereka telah menciptakan istilah "depresi media sosial".
2. What does the term “social media depression” describe? - It describes the feelings of
jealousy and guilt that some people feel when they use social media too much./ It is
used to describe the feelings of jealousy and guilt that some people feel when they use
social media too much.
Apakah yang digambarkan istilah "depresi media sosial"? - Ini menggambarkan
perasaan cemburu dan rasa bersalah yang dirasakan sebagian orang ketika mereka
menggunakan media sosial terlalu banyak./ Ini digunakan untuk menggambarkan
perasaan cemburu dan rasa bersalah yang dirasakan sebagian orang ketika mereka
menggunakan media sosial terlalu banyak.
3. According to scientists, do people feel jealous when checking social media? - Yes,
they do./ Yes, according to scientists, people feel jealous when checking social media.
Menurut para ilmuwan, apakah orang merasa iri ketika memeriksa media sosial?
- Ya, mereka begitu./ Ya, menurut para ilmuwan, orang merasa iri ketika memeriksa
media sosial.
4. Does social media make people feel more connected or inadequate? - Social media
makes people feel inadequate./ It makes people feel inadequate.
Apakah media sosial membuat orang merasa lebih terhubung atau tidak mampu?
- Media sosial membuat orang merasa tidak mampu./ Itu membuat orang merasa tidak
mampu.
5. Why does social media lead to depression? - Because it creates unrealistic
expectations./ Social media leads to depression because it creates unrealistic
expectations.
Mengapa media sosial menyebabkan depresi? - Itu karena menciptakan harapan yang
tidak realistis./ Media sosial mengarah pada depresi karena menciptakan harapan yang
tidak realistis.
6. Does social media depression lead to more connectedness or disconnection and
isolation? - It leads to disconnection and isolation./ Social media depression leads to
disconnection and isolation.
Apakah depresi media sosial mengarah pada lebih banyak keterhubungan atau
pemutusan dan isolasi? - Ini mengarah pada pemutusan dan isolasi./ Depresi media
sosial mengarah pada pemutusan dan isolasi.
7. Why are more researchers recommending that people turn off their devices? - So
that people can disconnect from social media, get outside, and connect with people
face-to-face, or with nature./ More researchers are recommending that people turn off
their devices to disconnect from social media, and connect with people face-to-face.
Mengapa lebih banyak peneliti merekomendasikan agar orang mematikan
perangkat mereka? - Sehingga orang dapat memutuskan koneksi dari media sosial,
keluar, dan terhubung dengan orang-orang secara langsung, atau dengan alam./ Lebih
banyak peneliti merekomendasikan agar orang mematikan perangkat mereka untuk
memutuskan koneksi dari media sosial, dan terhubung dengan orang-orang secara
langsung.
8. What does Daymond John (the CEO and founder of The Shark Group) recommend
people to do for the first hour of the day? - To avoid checking social media for the first
hour of the day to center their minds on the things that matter most: our personal
relationships./ He recommends people to avoid checking social media for the first hour
of the day to center their minds on the things that matter most: our personal
relationships.
Apa yang direkomendasikan oleh Daymond John (CEO dan pendiri The Shark
Group) pada jam pertama hari tersebut? - Untuk menghindari memeriksa media sosial
selama satu jam pertama hari tersebut untuk memusatkan pikiran mereka pada hal-hal
yang paling penting: hubungan pribadi kita./ Dia merekomendasikan orang-orang
untuk menghindari memeriksa media sosial selama satu jam pertama hari tersebut
untuk memusatkan pikiran mereka pada hal-hal yang paling penting: hubungan
pribadi kita.
9. Do personal relationships matter more than social media? - Yes, they do./ Yes,
personal relationships matter more than social media.
Apakah hubungan pribadi lebih penting daripada media sosial? - Ya, lebih penting./
Ya, hubungan pribadi lebih penting daripada media sosial.
10. Why should people snap out of their phones? - It’s to have personal relationships,
and meet their friends face-to-face./ People should snap out their phones to have
personal relationships, and meet their friends face-to-face.
Mengapa orang harus mematikan ponsel mereka? - Ini untuk memiliki hubungan
pribadi, dan bertemu teman-teman mereka secara langsung./ Orang-orang harus
mematikan ponsel mereka untuk menjalin hubungan pribadi, dan bertemu teman-
teman mereka secara langsung.
11. What is the negative state of mind? - It is to think that one is not good enough./
The negative state of mind is to think that one is not good enough.
Apakah kondisi pikiran negatif? - Berpikir bahwa seseorang tidak cukup baik./
Kondisi pikiran negatif adalah berpikir bahwa seseorang tidak cukup baik..
12. How can people overcome the negative state of mind? - It’s by trusting themselves,
and knowing that they’re perfect just the way they are./ People can overcome the
negative state of mind by trusting that they’re good enough and perfect, just the way
they are.
Bagaimana orang bisa mengatasi kondisi pikiran negatif? - Dengan memercayai diri
mereka sendiri, dan mengetahui bahwa mereka sempurna seperti apa adanya mereka./
Orang dapat mengatasi kondisi pikiran negatif dengan percaya bahwa mereka cukup
baik dan sempurna, seperti apa adanya mereka.
Tantangan

 ✔️Menceritakan 1 kisah, 1 kenangan yang membuat Anda terharu.

✔️Menggunakan kosakata dan pola kalimat yang telah Anda berlatih dalam
Lesson 09 untuk menjelaskannya secara terperinci dan hidup.

✔️Kemudian, merekam atau membuat video Anda dengan menceritakannya

dalam bahasa Inggris.