Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sri Winarti

NIM/Kelas : 2016120285/A440
Tugas : Bahasa Indonesia-Mengulas Buku

SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO


AMAT

Judul Asli : The Subtle Art of Not Giving A F*ck


Penulis : Mark Manson
Penerbit Asli : HarperOne, New York, AS (2016)
Penerbit Indo : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
(Februari 2018)
Oleh : Danang Sugiarto

(1) Mark Manson adalah seorang blogger kenamaan dengan berjuta pembaca yang
tinggal di New York, AS. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat adalah buku
pertamanya.
(2) Buku ini mengajarkan pada kita untuk tidak peduli dengan terlalu banyak hal di dunia
ini, terutama dengan hal-hal yang sebetulnya remeh dan tak perlu mendapatkan porsi
perhatian yang besar dalam hidup kita.
(3) Sebagai ilustrasi, hidup di era digital ini semakin membuat hidup kita rentan akan
berbagai disrupsi. Setiap iklan di TV atau internet yang diproduksi ingin agar kita
percaya bahwa kunci suatu kehidupan yang baik adalah pekerjaan yang lebih baik,
atau mobil yang lebih mewah, atau pacar yang lebih cantik, gadget yang lebih keren,
baju yang lebih modis. Dunia secara konstan mencecar kita bahwa jalan menuju
kehidupan yang lebih baik adalah lebih, lebih, lebih, beli lebih banyak, dapatkan lebih
banyak, buat lebih banyak, bercinta lebih banyak, pokoknya harus lebih dan lebih.
Kita secara konstan dibombardir dengan pesan untuk memedulikan apa saja, kapan
saja. Berpikir untuk membeli TV baru, gadget baru. Liburan ke destinasi yang lebih
aik daripada rekan kerja atau teman kita. Beli ornamen taman baru. Bahkan kita
didorong untuk mempertimbangkan membeli tongsis yang cocok. Mengapa? Ya
memang membeli lebih banyak barang baik untuk bisnis.
(4) Meskipun tidak ada yang salah dari sisi bisnis, masalahnya justru memedulikan terlalu
banyak hal akan berakibat buruk untuk kesehatan mental kita. Ini membuat kita
menjadi terikat pada hal-hal yang dangkal dan palsu, kita membiarkan hidup kita
demi mengejar fatamorgana kebahagiaan dan kepuasan. Kunci untuk kehidupan yang
lebih baik bukan untuk memedulikan lebih banyak hal akan tetapi tentang
memedulikan hal yang sederhana saja, hanya peduli tentang apa yang benar dan
mendesak lagi penting.
(5) Sebuah seni yang luhur untuk bersikap masa bodoh yang diajarkan Mark Manson
mungkin terdengar seperti konsep yang konyol tetapi justru ternyata menarik untuk
dipelajari dan diamalkan. Penulis menggaris bawahi betapa pentingnya belajar
memfokuskan dan memprioritaskan pikiran kita secara efektif seperti bagaimana
memilih dengan teliti hal apa yang penting dan apa yang tidak penting untuk
kehidupan kita berdasarkan nilai pribadi yang terasah hingga tajam. Ini teramat sulit.
Ini membutuhkan latihan dan kedisilinan seumur hidup untuk mencapainya. Dan kita
akan sering gagal. Namun, ini mungkin perjuangan terlayak yang dapat dilakukan
seeorang dalam hidupnya. Ini mungkin satu-satunya perjuangan dalam hidup
manusia.
(6) Karena ketika kita terlalu mengurusi segala hal-ketika kita memperhatikan setiap
orang dan setiap hal-kita akan senantiasa merasa bahwa kita berhak merasa nyaman
dan bahagia kapan saja, bahwa semuanya harusnya sama persis dengan apa yang kita
inginkan. Ini sebuah penyakit. Dan ini akan menelan kita hidup-hidup. Kita akan
melihat setiap kesulitan sebagai suatu ketidakadilan, setiap tantangan sebagai sebuah
kegagalan, setiap ketidaknyamanan terasa jadi masalah pribadi, setiap perbedaan
pendapat sebagai sebuah pengkhianatan. Kita akan terpenjara dalam kepicikan kita
sendiri, neraka pikiran kita sendiri, hangus oleh amuk dan amarah, lingkaran setan
kita sendiri, dalam gerak konstan yang tak berujung.
(7) Kebanyakan orang membayangkan mental masa bodoh ini dengan sejenis kekaleman
yang tidak terpengaruh apa pun, ketenangan yang mampu melewati semua badai.
Mereka membayangkan dan dingin menjad seseorang yang tidak tergoyahkan dan
tidak membuat gusar siapapun. Tapi bukan seperti itu yang dimaksud, berikut adalah
tiga poin yang dijelaskan Mark Manson untuk menjelaskan masalah tersebut:
1. Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh, masa bodoh berarti nyaman saat
menjadi berbeda
Sama sekali tidak ada yang dapat dikagumi dalam sikap acuh tak acuh. Orang-
orang yang acuh tak acuh adalah mereka yang lemah dan ciut hatinya. Mereka
biasanya menjadi netizen yang usil. Faktanya, orang acuh tak acuh sering
berusaha untuk bersikap masa bodoh karena dalam kenyataanya mereka terlalu
rewel terhadap segala sesuatu. Mereka terganggu dengan apa yang dipikirkan
semua orang tentang rambut mereka, sehingga mereka tidak pernah bersusah
payah mencuci atau menyisirnya. Mereka risau dengan apa yang dipikirkan setiap
orang tentang ide mereka, jadi mereka sembunyi di balik sarkasme dan kritik
pedas. Mereka takut, tidak membiarkan siapapun mendekati mereka, sehingga
mereka menampilkan sosok mereka sebagai manusia yang spesial, unik, dengan
segudang masalah yang tidak mungkin dimengerti orang lain.
Orang yang acuh tak acuh, takut terhadap dunia dan gaung pilihan mereka sendiri.
Itulah alasan mereka tidak sekali pun membuat pilihan yang berarti. Mereka
bersembunyi di dalam liang kelabu tanpa emosi yang mereka gali sendiri, terserap
oleh diri mereka sendirim dan mengasihani diri sendiri, terus-menerus
mengalihkan perhatikan mereka dari hal yang menuntut waktu dan energi mereka,
yang disebut kehidupan.
Karena inilah fakta tentang kehidupan. Tidaj pernah ada yang namanya masa
bodoh. Kita pasti memedulikan sesuatu. Sisi biologis kita selalu peduli akan
sesuatu, dan karena itu kita kan selalu memedulikan sesuatu. Pertanyaanya
kemudian adalah Apa yang kita pedulikan? Hal apa yang kita pilih? Dan
bagaimana caranya agar kita bersikap masa bodoh terhadap hal yang memang
tidak ada makanya?
2. Untuk mengatakan ‘bodo amat’ pada kesulitan, pertama-pertama kita harus peduli
dengan sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitan.
Jika kita menyadari kalau diri kita secara konsisten memberikan porsi perhatian
yang terlalu berlebihan untuk hal sepele yang membuat kita gusar seperti foto baru
mantan pacar kita di FB, betapa cepat batere remot TV kita mati, kehilangan
kesempatan membeli tisu atau hand sanitizer dua gratis satu ini semua berarti
bahwa kita tidak punya sesuatu yang layak dikerjakan di hidup ini. Dan inilah
masalah kita sesungguhnya, bukan postingan mantan pacar atau promo tissu.
Alasan orang-orang mempermasalahkan hal-hal sepele di dunia maya adalah
bahwa mereka tidak punya sesuatu yang layak untuk dipedulikan.
Jadi menemukan sesuatu yang penting dan bermakna dalam kehidupan kita,
mungkin menjadi cara yang paling produktif untuk memanfaatkan waktu dan
tenaga kita. Karena jika kita tidak menemukan sesuatu yang penuh arti, perhatian
kita akan tercurah untuk hal-hal yang tanpa makna dan sembrono.
3. Entah kita sadari atau tidak, kita selalu memilih sesuatu hal untuk dipedulikan
Saat kita masih bayi kita memedulikan banyak hal, bahkan kita menangis kalo
warna topi kita tidak sesuai. Saat belia, semua hal terasa baru dan seru, dan
semuanya tampak begitu berarti. Karena itu kita peduli banyak hal. Saat beranjak
dewasa, dikarenakan banyak pengalaman, kita mulai memperhatikan bahwa
sebagian besar hal semacam ini hanya memiliki dampak yang sangat kecil dalam
hidup kita. Intinya, kita menjadi semakin selektif terhadap perhatian yang rela kita
berikan, Lalu seiring bertambahnya usia dan memasuki paruh baya, perubahan
lain mulai terjadi. Energi kita mulai menurun, identitas kita pun mulai menguat.
Kita tahu siapa kita, dan kita menerimanya sepenuh hati, termasuk bagian-bagian
yang sama sekali tidak membanggakan. Namun anehnya, justru itulah yang
membuat kita merdeka. Kita tidak lagi perduli terhadap setiap hal.
(8) Buku ini akan membantu kita berpikir sedikit lebih jelas untuk memilih mana yang
penting dalam kehidupan dan mana yang sebaliknya. Cuek dan masa bodoh adalah
cara yang sederhana untuk mengarahkan kembali ekspektasi hidup kita dan memilih
apa yang penting dan apa yang tidak. Usaha untuk mengembangkan kemapuan ini
mengarah pada sesuatu yang penulis pikir bisa menjadi semacam ‘pencerahan
praktis’.
(9) Buku ini tidak akan mengajari kita bagaimana cara mendapat atau mencapai sesuatu,
namun lebih pada bagaimana cara berlapang dada dan membiarkan sesuatu pergi. Ini
akan mengajari kita untuk membuat inventaris kehidupan kita dan menyortir hal-hal
yang paling penting saja. Ini juga akan mengajari kita untuk memejamkan mata dan
percaya bahwa kita bisa menjatuhkan diri ke belakang dan tetap baik-baik saja. Ini
akan mengajari kita untuk peduli lebih sedikit.

Anda mungkin juga menyukai