Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESSAI

KONSEP HOMEOSTASIS TUBUH PADA PERUBAHAN KONDISI


LINGKUNGAN DI DAERAH WISATA

Nama : Rosalina Yolanda


NIM : 020.06.0073
Blok SP : Neuromusculoskeletal I
Dosen : Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020/2021
LATAR BELAKANG

Tubuh manusia memiliki keadaan standar untuk menjaga stabilitas metabolisme dalam
tubuh, seperti halnya suhu tubuh kita yang memiliki set point tertentu. Segala sesuatu yang
terjadi di dalam tubuh manusia diatur oleh berbagai system. Mekanisme kerja dari system tubuh
kita berbeda-beda. Jika kondisi tubuh kita baik-baik saja berarti mekanisme kerja system tubuh
masih dalam kondisi normal dan kondisi demikian diharapkan dapat dipertahankan. Kondisi
tubuh dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Usaha untuk mempertahan kondisi internal
tubuh disebut homeostasis.

Homeostasis adalah pengaturan kondisi-kondisi statis atau konstan di lingkungan dalam


tubuh. Tubuh menghadapi perubahan kebutuhan, sementara ia harus mempertahankan kestabilan
lingkungan internal yang dibutuhkan oleh setiap sel dan organ agar dapat berfungsi karena kerja
sistem tubuh yang sangat teratur dan terkoordinasi. Sel-sel tubuh tidak berkontak langsung
dengan lingkungan luar, maka dari itu kelangsungan hidup sel bergantung pada pemeliharaan
lingkungan cairan internal yang stabil yang berhubungan langsung dengan sel. Contohnya di
lingkungan internal O2 dan zat-zat gizi harus terus menerus diganti sesuai dengan kecepatan
penggunaannya oleh sel sehingga homeostatis diperlukan menstabilkan dan
menyeimbangkannya.

ISI

Seperti yang kita ketahui, homeostasis adalah suatu keadaan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang dihadapi. Istilah ini
digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu
konstan di lingkungan dalam. Homeostasis merupakan suatu proses yang terjadi secara terus-
menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Dan merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai kondisi
yang dialaminya.

Mekanisme homeostasis, yang dimana Perubahan kondisi lingkungan internal dapat


timbul karena 2 hal, yaitu adanya perubahan aktifitas sel tubuh dan perubahan lingkungan
eksternal yang berlangsung terus- menerus. Untuk menyelenggarakan seluruh aktifitas sel dalam
tubuhnya, hewan selalu memerlukan pasokan berbagai bahan dari lingkungan luar secara
konstan, misalnya oksigen, nutrient dan garam. Sementara itu, aktivitas sel juga menghasilkan
bermacam – macam hasil sekresi sel yang bermanfaat dan berbagai zat sisa, yang di alirkan ke
lingkungan internal yaitu cairan ekstraseluler (CES). Apabila aktifitas sel berubah pengambilan
zat dari lingkungan internal dan pengeluarran berbagai zat dari dalam sel ke lingkungan internal
juga berubah. Perubahan aktifitas sel semacam itu akan mengubah keadaan lingkungan internal.
Perubahan lingkungan internal yang ditimbulkan oleh sebab manapun ( penyebab pertama atau
kedua ) harus selalu dikendalikan agar kondisi homeostasis selalu terjaga. Mekanisme
pengendalian kondisi homeostasis pada manusia berlangsung melalui system system umpan
balik. Akan tetapi, kita tidak boleh lupa bahwa ada 2 macam system umpan balik, yaitu umpan
balik positif dan negative. Sistem umpan balik yang berfungsi dalam pengendalian kondisi
homeostasis pada tubuh manusia adalah system umpan balik negative. Homeostasis
dipertahankan oleh berbagai proses pengaturan keseimbangan yang sangat halus namun bersifat
dinamis (dynamic steady state). Macam-macam pengaturan yang terlibat dalam homeostasis itu
sendiri meliputi umpan balik negatif dan umpan balik positif. Pengaturan umpan balik negatif
(negative feedback) merupakan pengaturan penting dalam homeostasis. Dalm pengaturan umpan
balik negatif ini sistem pengendali senantiasa membandingkan parameter yang dikendalikan
(misalnya suhu tubuh atau tekanan darah) dengan nilai setpoint.  Contohnya adalah pada saat
keadaan panas, badan akan diatur untuk mengurangi panas badan. Selain itu, ada juga pengaturan
umpan balik yang positif (negative feedback). Pengaturan ini tidak bersifat homeostasis karena
tidak memperbesar respons, sampai ada faktor luar yang menghentikannya.

Homeostasis terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) Homeostasis primer, yang dimana Jika terjadi
desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi homeostasis primer. Homeostasis
primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi
terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak
tahan lama. Karena itu, jika homeostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka
akan berlanjut menuju homeostasis sekunder. 2) Homeostasis Sekunder, Jika terjadi luka yang
besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup
untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan
trombosit dan faktor koagulasi. Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring
fibrin. Homeostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah
cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke homeostasis tersier. 3) Homeostasis
Tersier, Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak
berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.
Untuk mempertahankan homeostasis, tubuh harus mampu mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi pada faktor-faktor lingkungan internal yang perlu dijaga dalam
retang yang sempit. Tubuh juga harus mampu mengontrol berbagai sistem tubuh yang
bertanggung jawab untuk menyesuaikan faktor-faktor itu. Sebagai contoh, untuk
mempertahankan konsentrasi CO2 di cairan ekstrasel pada kadar yang optimal, tubuh harus
mampu mendeteksi adanya perubahan pada konsentrasi CO2 dan kemudian dengan tepat
mengubah aktifitas pernapasan, sehingga konsentrasi CO2 kembali ke tingkat yang diinginkan.
Sistem control dalam homeostasis dapat dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu: 1) Control
intrinsic, Control intrinsik (local, intrinsic berarti ”di dalam”) terdapat di dalam atau inheren bagi
organ yang bersangkutan. Sebagai contoh, sewaktu suatu otot yang beraktifitas menggunakan O2
dan mengeluarkan CO2  untuk menghasilkan energy yang diperlukan untuk menjalankan
aktifitas kontraktilnya, konsentrasi O2 turun dan CO2 meningkat di dalam otot tersebut. Melalui
kerja langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah yang mengaliri otot-otot tersebut,
perubahan-perubahan kimiawi local tersebut menyebabkan otot polos melemas dan pembuluh
terbuka lebar untuk mengakomodasikan peningkatan aliran darah ke otot tersebut. Mekanisme
local ini ikut berperan mempertahankan kadar O2 dan CO2 yang optimal di dalam lingkungan
cair internal yang mengelilingi sel-sel otot tersebut. 2) Control ekstrinsik, Control ekstrinsik
(extrinsic berarti “di luar”), yaitu mekanisme pengatur yang dicetuskan di luar suatu organ untuk
mengubah aktifitas organ tersebut. Control ekstrinsik berbagai organ dan system dilaksanakan
oleh system saraf dan endokrin, dua sistem kontrol utama pada tubuh. 3) Control ekstrinsik
memungkinkan pengaturan beberapa organ sekaligus untuk mencapai suatu tujuan bersama;
sebaliknya, control intrinsic berfungsi untuk melayani organ tempat control tersebut bekerja.
Mekanisme pengaturan keseluruhan yang terkoordinasikan penting untuk mempertahankan
keadaan stabil dinamis lingkungan internal secara keseluruhan.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, homeostasis adalah segala upaya
yang dilakukan oleh tubuh kita agar lingkungan hidup sel didalam tubuh tetap dalam keadaan
konstan, mekanisme homeostasis melibatkan hampir seluruh organ tubuh manusia. homeostasis
ini akan selalu melakukan adaptasi terhadap setiap perubahan lingkungan baik dari luar atau
dalam tubuh. Adaptasi tubuh dilakukan melalui perubahan fungsi dan mekanisme sistem, organ
dan jaringan, serta sel yang ada dalam tubuh kita. Hal ini bertujuan agar dapat menjamin
homeostasis dapat berlangsung dengan baik. Dan terdapat  mekanisme homeostatis yaitu terdiri
atas sistem umpan balik negatif dan sistem umpan balik positif.

REFERENSI

Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes. Power Point Konsep Homeostasis Tubuh pada
Perubahan Kondisi Lingkungan di Daerah Wisata. 2021

Sherwood, L. 2019. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 9. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai