FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020/2021
LATAR BELAKANG
Tubuh manusia memiliki keadaan standar untuk menjaga stabilitas metabolisme dalam
tubuh, seperti halnya suhu tubuh kita yang memiliki set point tertentu. Segala sesuatu yang
terjadi di dalam tubuh manusia diatur oleh berbagai system. Mekanisme kerja dari system tubuh
kita berbeda-beda. Jika kondisi tubuh kita baik-baik saja berarti mekanisme kerja system tubuh
masih dalam kondisi normal dan kondisi demikian diharapkan dapat dipertahankan. Kondisi
tubuh dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Usaha untuk mempertahan kondisi internal
tubuh disebut homeostasis.
ISI
Seperti yang kita ketahui, homeostasis adalah suatu keadaan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang dihadapi. Istilah ini
digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu
konstan di lingkungan dalam. Homeostasis merupakan suatu proses yang terjadi secara terus-
menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Dan merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai kondisi
yang dialaminya.
Homeostasis terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) Homeostasis primer, yang dimana Jika terjadi
desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi homeostasis primer. Homeostasis
primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi
terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak
tahan lama. Karena itu, jika homeostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka
akan berlanjut menuju homeostasis sekunder. 2) Homeostasis Sekunder, Jika terjadi luka yang
besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup
untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan
trombosit dan faktor koagulasi. Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring
fibrin. Homeostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah
cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke homeostasis tersier. 3) Homeostasis
Tersier, Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak
berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.
Untuk mempertahankan homeostasis, tubuh harus mampu mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi pada faktor-faktor lingkungan internal yang perlu dijaga dalam
retang yang sempit. Tubuh juga harus mampu mengontrol berbagai sistem tubuh yang
bertanggung jawab untuk menyesuaikan faktor-faktor itu. Sebagai contoh, untuk
mempertahankan konsentrasi CO2 di cairan ekstrasel pada kadar yang optimal, tubuh harus
mampu mendeteksi adanya perubahan pada konsentrasi CO2 dan kemudian dengan tepat
mengubah aktifitas pernapasan, sehingga konsentrasi CO2 kembali ke tingkat yang diinginkan.
Sistem control dalam homeostasis dapat dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu: 1) Control
intrinsic, Control intrinsik (local, intrinsic berarti ”di dalam”) terdapat di dalam atau inheren bagi
organ yang bersangkutan. Sebagai contoh, sewaktu suatu otot yang beraktifitas menggunakan O2
dan mengeluarkan CO2 untuk menghasilkan energy yang diperlukan untuk menjalankan
aktifitas kontraktilnya, konsentrasi O2 turun dan CO2 meningkat di dalam otot tersebut. Melalui
kerja langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah yang mengaliri otot-otot tersebut,
perubahan-perubahan kimiawi local tersebut menyebabkan otot polos melemas dan pembuluh
terbuka lebar untuk mengakomodasikan peningkatan aliran darah ke otot tersebut. Mekanisme
local ini ikut berperan mempertahankan kadar O2 dan CO2 yang optimal di dalam lingkungan
cair internal yang mengelilingi sel-sel otot tersebut. 2) Control ekstrinsik, Control ekstrinsik
(extrinsic berarti “di luar”), yaitu mekanisme pengatur yang dicetuskan di luar suatu organ untuk
mengubah aktifitas organ tersebut. Control ekstrinsik berbagai organ dan system dilaksanakan
oleh system saraf dan endokrin, dua sistem kontrol utama pada tubuh. 3) Control ekstrinsik
memungkinkan pengaturan beberapa organ sekaligus untuk mencapai suatu tujuan bersama;
sebaliknya, control intrinsic berfungsi untuk melayani organ tempat control tersebut bekerja.
Mekanisme pengaturan keseluruhan yang terkoordinasikan penting untuk mempertahankan
keadaan stabil dinamis lingkungan internal secara keseluruhan.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, homeostasis adalah segala upaya
yang dilakukan oleh tubuh kita agar lingkungan hidup sel didalam tubuh tetap dalam keadaan
konstan, mekanisme homeostasis melibatkan hampir seluruh organ tubuh manusia. homeostasis
ini akan selalu melakukan adaptasi terhadap setiap perubahan lingkungan baik dari luar atau
dalam tubuh. Adaptasi tubuh dilakukan melalui perubahan fungsi dan mekanisme sistem, organ
dan jaringan, serta sel yang ada dalam tubuh kita. Hal ini bertujuan agar dapat menjamin
homeostasis dapat berlangsung dengan baik. Dan terdapat mekanisme homeostatis yaitu terdiri
atas sistem umpan balik negatif dan sistem umpan balik positif.
REFERENSI
Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes. Power Point Konsep Homeostasis Tubuh pada
Perubahan Kondisi Lingkungan di Daerah Wisata. 2021
Sherwood, L. 2019. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 9. Jakarta : EGC.