Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN” M” DENGAN TAHAP


PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DI RT 04 DUSUN BARAT KUBUR
DESA SESELA WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNGSARI

Di Susun Oleh :

Nama : Siti Zuraidatil Apriani

N.P.M : 017.02.0733

PEROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIII-B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

MATARAM

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia,

bertolak dari latar belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini

mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan berhubungan dengan

masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah

bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat

rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok

khusus anak usia sekolah.

Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola

hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan

pada komunitas / masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok

khusus anak sekolah.

Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan di desa

Lisabata Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat yang

dilakukan pada tanggal 05 februari 2011. Ditemukan sebagian besar

anak SD Inpres I dan II Lisabata yang memiliki masalah kebersihan

diri (personal hygiene), cukup banyak antara lain 62 murid yang

bermasalah pada gigi dengan persentase 86%, 30 murid yang tidak

menggosok gigi, dengan persentase 42%, 6 murid yang tidak tidak

mencuci tangan sebelum makan dengan persentase 8%, 27 murid yang

tidak mencuci kaki sebelum tidur dengan persentase 37 %, 18 murid

tidak biasa memakai alas kaki dengan persentase 25 %, 38 murid

tidak biasa potong kuku dengan persentase 53% , 6 murid yang

mempunyai kebiasaan mandi 1 kali sehari dengan persentase 8 %.


Dampak negatif dari prilaku tersebut adalah menimbulkan berbagai

penyakit yang terjadi seperti diare, cacingan, dan gatal – gatal.

Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan pemberian asuhan

keperawatan.

Dalam pemberian asuhan keperawatan kepada kelompok khusus

(anak usia sekolah) tidak terlepas dari proses keperawatan yang

merupakan pendekatan dalam pembuatan asuhan keperawatan dengan

langkah – langkah yaitu : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

Keberhasilan pembangunan kesehatan dipengaruhi oleh banyak

faktor terutama Sumber Daya Manusia (SDM), petugas kesehatan yang

akan berperan sebagai pemikir, perencanaan, penggerak, serta

pengawas pembangunan kesehatan itu sendiri terutama pemberian

asuhan keperawatan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn’M”dengan tahapan perkembangan keluarga anak

sekolah

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu untuk:

a. Melakukan pengkajian terhadap keluarga Tn’M” dengan

tahapan perkembangan keluarga anak sekolah

b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul berkaitan

dengan keadaan kesehatan keluarga Tn’M” dalam tahapan


perkembangan keluarga anak sekolah

c. Membuat rencana keperawatan untuk keluarga Tn’M” dalam

tahapan perkembangan keluarga anak sekolah

d. Mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah

disusun untuk keluarga Tn’M” dengan tahapanperkembangan

keluarga anak sekolah

e. Melakukan evaluasi terhadap implementasi yang telah

dilakukan terhadap keluarga Tn”M” dengan tahapan

perkembangan keluarga anak sekolah

C. SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1. BAB I yaitu pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang

masalah, tujuan penulisan, sistematika penulisan.

2. BAB II yaitu tinjauan pustaka yang terdiri dari : konsep

keluarga, konsep dasar asuhan keperawatan keluarga, konsep dasar

penyakit.

3. BAB III yaitu laporan kasus yang terdiri dari : pengkajian dan

pengumpulan data, analisa data, diagnosa keperawatan, skala

prioritas, rencana keperawatan, tindakan keperawatan dan

evaluasi.

4. BAB IV yaitu pembahasan yang terdiri dari : pembahasan mengenai

data dari hasil pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana

keperawatan, implementasi rencana keperawatan dan evaluasi

dibandingkan dengan kelima teori proses keperawatan.

5. BAB V : meliputi kesimpulan dan saran

6. Daftar Pustaka.
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Menurut Suprajitno (2004) keluarga adalah kumpulan dua orang

atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan

emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang

merupakan bagian dari keluarga.

Menurut Effendy (2005) , Keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang

yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan.

2. Tipe Keluarga

Menurut Suprajitno (2004) pembagian tipe keluarga tergantung

pada konteks keilmuan dan orang mengelompokkan menjadi dua, yaitu

a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi

atau keduanya.

b. Keluarga Besar (Extended family) adalah keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).

Namun dengan berkembang peran individu dan meningkatnya rasa

individualisme, maka pengelompokan tipe keluarga selain kedua

tipe diatas berkembang menjadi :


a. Keluarga bentukan kembali (Dyalic Family) adalah keluarga baru

yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan

pasangannya.

b. Orang tua tunggal (Single Parent family) adalah keluarga yang

terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat

perceraian atau ditinggal pasanganya.

c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage

Mother).

d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri

tanpa pernah menikah (The Single Adult Living Alone).

e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (The nonmarital

heterosexual cohabiting family).

f. Keluarga yang terbentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama

(Gay and lesbian family).

3. Fungsi Keluarga

Menurut Friedmen 1998 dalam (Suprajitno, 2004) secara umum

fungsi keluarga adalah :

a. Fungsi afektif (The affective function) adalah fungsi keluarga

untuk mengajarkan segala sesuatu mempersiapkan anggota keluarga

berhubungan dengan orang lain.

b. Fungsi sosialiasasi dan tempat bersosialisasi (socialization and

social placement function) adalah fungsi mengembangkan dan

tempat melatih berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah

untuk berhubungan dengan orang lain.


c. Fungsi reproduksi (The reprofuctive function) adalah fungsi

untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi (The economic function) adalah keluarga berfungsi

untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat

untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (The health care

function) yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan

anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

4. Stuktur keluarga

a. Patrilineal dalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami.

e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi


bagian keluarga adalah adanya hubungan denga suami atau istri.

5. Tugas Keluarga Dalam Mengatasi Masalah Kesehatan

Tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan menurut

Bailon dan Maglaya (1987) (dalam Suprajitno, 2004) yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan

kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan karena tanpa

kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana

keluarga habis.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas

ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali

keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh

keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami

gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau

perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi


keluarga.

6. Ciri-ciri keluarga

a. Diikat dalam suatu tali perkawinan

b. Ada hubungan darah

c. Ada ikatan batin

d. Ada tanggung jawab masing-masing

e. Ada pengambilan keputusan

f. Kerjasama diantara anggota keluarga

g. Komunikasi interaksi antara anggota keluarga

h. Tinggal dalam satu rumah

7. Tahap-tahap kehidupan keluarga

a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan

yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.

b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas keluarga yang utama untuk

mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak

merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang

sama dinantikan.

c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik

dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini

bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya.

d. Tahap mengahadapi anak prasekolah, tahap ini anak sudah mulai

mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman

sebaya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan karena

tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih.

e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga


adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk

mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak untuk belajar

secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak dan

meningkatkan pengetahuan umum anak.

f. Tahap mengahadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang

paling rawan, karena dalam tahap ini akan mencari identitas diri

dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan

diri kedua orang tuanya sangat diperlukan.

g. Tahap melepaskan anak dimasyarakat, setelah melalui tahap remaja

dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap

selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai

kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini akan memulai

kehidupan berumah tangga.

h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dana menempuh kehidupan

keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja.

Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak

menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.

i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua

orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-

spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup

seluruh proses kehidupan manusia.

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga.

Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang

dialami keluarga dengan menggunakan pendekan proses keperawatan.

Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatnya

kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara

mandiri.

Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang

rawan kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau

yang beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat

mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang

dibinanya. Dalam pengkajian data yang diperoleh dari perawat yaitu

data yang berhubungan dengan keluarga dan anak

pengkajian yang berhubungan dengan keluarga :

a. Identitas yang terdiri dari: nama kepala keluarga, alamat,

komposisi keluarga (nama, jenis kelamin, hubungan keluarga,

tempat tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan), tipe keluarga,

suku/budaya yang dianut keluarga, agama, status sosial dan

aktivitas keluarga.

b. Riwayat dan tahap-tahap perkembangan keluarga yang terdiri dari:


tahap perkembangan keluarga saat ini, tugas perkembangan

keluarga saat ini, tugas perkembangan yang sudah dilakukan,

riwayat keluarga inti, riwayat keluarga suami-istri.

c. Lingkungan terdiri dari: karakteristik rumah, karakteristik

lingkungan, mobilitas keluarga, hubungan keluarga dengan

keluarga, system sosial yang mendukung.

d. Struktur keluarga terdiri dari: pola komunikasi, pengambilan

keputusan, peran anggota keluarga, nilai-nilai yang berlaku di

keluarga.

Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah terdiri

dari: identitas anak, riwayat kehamilan sampai melahirhan, riwayat

kesehatan bayi sampai saat ini, kebiasaan saat ini (pola perilaku

dan kegiatan sehari-hari), pertumbuhan dan perkembangan saat ini

dan pemeriksaan fisik.

2. Diagnosa dan Intervensi keperawatan

Perumusan diagnosa keperawatan keluarga mengguanakan aturan

yang telah disepakati terdiri dari :

a. Problem (masalah) adalah suatu pernyatan tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota

keluarga.

b. Penyebab (etiologi) adalah suatu pernyataan yang menyebabkan

masalah dengan mengacu kepada tugas-tugas keluarga.

c. Tanda (symptom) adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif.

Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3

kelompok yaitu :
a. Dignosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami

oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.

b. Diagnosa resiko adalah masalah keperawatan yang belum terjadi

tetapi tanda untuk masalah keperawatan aktual dapat terjadi

dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan dari perawat.

c. diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga,

ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatan.

3. Rencana asuhan keperawatan

Metode sederhana dalam menyusun asuhan keperawatan adalah

problem, etiologi dan symptom

Masalah keperawatan yang digunakan untuk merumuskan diagnosa

keperawatan adalah :

a. Masalah aktual atau resiko

1) Gangguan pemenuhi nutrisi atau kurang dari kebutuhan tubuh

2) Menarik diri dari lingkungan sosial

3) Ketidak berdayaan mengerjakan pekerjaan tugas sekolah

4) Menurunnya/berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang

diberikan

5) Berontak/menentang terhadap aturan keluarga

6) Keengganan melakukan kewajiban agama

7) Ketidak mampuan berkomunikasi secara verbal

8) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang

digunakan untuk bermain)

9) Nyeri (akut/kronis)

10) Cedera trauma pada system integument dan gerak


11) Potensial/sejahtera

a) Meningkatkan kemandirian anak

b) Peningkatan daya tahan tubuh

c) Dimulainya tahap industri pada anak

d) Hubungan dalam keluarga yang harmonis

e) Terpenuhinya kebutuhan anaksesuai tugas perkembangannya

f) Pemeliharaan kesehatan yang optimal

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil

denga kriterial standar yang telah ditetapkan untuk melihat

keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian,

perlu disusun rencana keperawatan baru.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya

dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan atau keluhan yang

dirasakan secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan

implementasi keperawatan. O adalah keadaan obyektif yang dapat

diidentifikasi oleh perawat dengan menggunakan pengamatan yang

obyektif setelah implementasi keperawatan. A adalah analisis

keperawatan setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif

keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah

ditentukan mengacu pada tujuan pada rencana keperawatan keluarga.

P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan

analisis.

Ada 2 evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu

evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi


secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai

kontrak pelaksanaan dan evaluasi somatif yang bertujuan menilai

secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosa keperawatan apakah

rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan

perubahan intervensi atau dihentikan.

C. Konsep Anak Usia Sekolah

1. Definisi

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat

anak masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan

tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.

Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam

ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini

anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat

berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan

dan daya tahannya.

2. Perkembangan Fisik

a. Tinggi dan berat badan

Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat

dari pada setelah lahir tetapi, meningkat secara terus

menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak mengikuti pola

secara tepat. Anak usia sekolah lebih langsing dari pada anak

usia prasekolah, sebagai akibat perubahan distribusi dan

kekebalan lemak (Edelmen dan Mandle, 1994)

Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan dirinya

dengan kelompok besar anak anak dengan usia yang sama.

Pemeriksaan fisik yang biasanya diperlukan selama kelas 1


merupakan kesempatan yang baik perawat untuk mendiskusikan

dengan anak dan orang tua tentang pengaruh genetic, nutrisi,

dan olah raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki laki

sedikit labih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan

selama tahun pertama sekolah. Kira kira 2 tahun sebelum

pubertas. Anak mengalami peningkatan pertumbuhan yang cepat.

b. Fungsi kardiovaskular

Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia

sekolah. Denyut jantung rata- rata 70 – 90 denyut/menit,

tekanan darah normal 110 / 70 mm Hg dan frekuensi pernafasan

stabil 19 – 21, Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan

menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan lebih teratur. Akan

tetapi pada akhir periode ini jantung 6 kali ukurannya saat

lahir dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasa.

c. Fungsi neuromuscular

Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi

otot besar meningkat dan kekuatannya dua kali lipat. Banyak

anak berlatih ketrampilan motorik kasar yaitu berlari,

melompat, menyeimbangkan gerak tubuh, dan menangkap selama

bermain. Menghasilkan peningkatan ketrampilan neuromuscular.

Perbedaan individual dalam kecepatan pencapaian penguasaan

ketrampilan dasar mulai terlihat. Perbedaan individual dalam

ketrampilan motorik terbentuk dalam partisipasi anak dalam

aktivitas yang membutuhkan pergerakan otot yang terkoordinasi

dan kemampuan motorik halus.

Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh


ketrampilan motorik kasar tetapi berkembang kira- kira dalam

kecepatan yang sama, saat kontrol jari dan pergelangan tangan

tercapai, anak menjadi pandai melakukan aktivitas. Ketrampilan

meningkatkan motorik halus pada anak dalam pertengahan masa

kanak – kanak membuat mereka menjadi sangat mandiri dalam

merawat kebutuhan personal lain.

Mereka mengembangkan keinginan personal yang kuat dalam proses

kebutuhan ini akan terpenuhi. Penyaklit dan hospitalisasi

mengancam pengendalian anak dalam area ini. Maka sangat

penting mengizinkan mereka untuk berpartisipasi dalam

perawatan dan mempertimbangkan kemandirian sebanyak mungkin.

d. Nutrisi

Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi

secara relative. Jika terjadi defisiensi biasany defisiensi

zat besi, vitamin A, atau kalsium. Anak usia sekolah dapat

belajar banyak hal tentang piramida makanan dan diet yang

seimbang dengan membantu menyiapkan makanan. Perawat harus

menganjurkan orang tua untuk menyediakan makanan dalam jumlah

yang adekuat bagi anak untuk mendukung pertumbuhan dan

aktivitas.

3. Perkembangan Kognitif

Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada

kemampuan untuk berfikir dengan cara yang logis. Pemikiran anak

usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh persepsinya dan

sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7

tahun, anak memasuki tahap piaget ketiga yaitu perkembangan


kognitif, yang di kenal sebagai operasional konkret, ketika

merewka mampu mengunakan symbol secara operasional (aktivitas

mental) dalam pemikiran bukan kerja Mereka mulai menggunakan

proses pemikiran yang logis dengan materi konkret. Periode ini di

tandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan yaitu

mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan. Pada akhir

masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah

(problem solving) yang sederhana.

a. Perkembangan bahasa

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain.

Dalam pengertian ini tercakup semua semua cara untuk

berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di nyatakan dalam

bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan

kata-kata, kalimat bunyi, lambing, gambar atau lukisan,

dengan bahasa, semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama

manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai

moral atau agama.

Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan

bahasa, yaitu sebagai berikut :

1) Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu

menjadi matang (orang-orang suara / bicara sudah

berfungsi ) untuk berkata kata.

b. Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah

matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang

lain dengan jalan mengimitasi/ meniru ucapan atau kata-

kata yang di dengarnya. Perkembagan bahasa sangat cepat


selama masa kanak-kanak tengah dan pencapaian berbahasa

tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6

tahun memiliki kosakata sekitar 3000 kata yang cepat

berkembang dengan meluasnya pergaulan dengan teman

sebaya dan orang dewasa serta kemampuannya membaca. Anak

meningkatkan penggunaan berbahasa dan mengembangkan

pengetahuan strukturalnya. Mereka menjadi lebih

menyadari aturan sintaksis, aturan merangkai kta menjadi

kalimat.

4. Perkembangan Psikososial

Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi

dan ketrampilan yang penting bagi mereka yang berfungsi sama

sepertu dewasa. Anak usia sekolah yang mendapatkan keberthasilan

positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang

menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa saja ) /

perasaan tidak berharga yang dapat mengakibatkan menarik diri

dari sekolah dan teman sebaya.

a. Perkembangan moral

Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata

sesuai kemampuan kognitif dan pengalaman social anak sekolah,

mereka memandang aturan sebagai prinsip dasar kehidupan, bukan

hanya perintah dari yang memiliki otoritas.

Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan

keluarga. Usaha untuk menanamkan konsep moral sejak dini

merupakan hal yang seharusnya, karena informasi yang di terima

anak mengenai benar salah, baik buruk, akan menjadi pedoman


pada tingkah lakunya.

b. Hubungan sebaya

Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya

lain jenis. Identitas jender yang kuat dapat di lihat pada

ikatan yang kuat dengan teman sejenis yang di pertahankan oleh

anak biasa di sebut “geng“. Umumnya anak laki-laki dan

perempuan memandang jenis kelamin yang berbeda secara

negative. Pengaruh sebaya menjadi lebih berbeda selama tahap

perkembangan ini. Konformitas terlihat pada perilaku, gaya

berpakaian, dan pola berbicara yang di dorong dan dipengaruhi

adanya kontak dengan sebaya. Identitas kelompok meningkat,

seiring perubahan anak sekolah menuju adolesens.

c. Identitas seksual

Freud menggambarkan usia sekolah sebagai periode laten

karena ia merasa pada periode ini anak memiliki sedikit

ketertarikan dalam seksualitasnya. Sekarang ini banyak

peneliti percaya bahwa anak usia sekolah memiliki ketertarikan

yang besar pada seksualitasnya.

d. Konsep diri dan kesehatan

Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih

kuat dan lebih individual. Persepsi sehat sakit berdasarkan

pada fakta yang mudah diobservasi seperti adanya atau tidak

adanya penyakit dan keadekuatan tidur atau makan. Kemampuan

fungsional standar untuk kesehatan personal dan kesehatan yang

lain dinilai.

5. Masalah Kesehatan Spesifik Pada Anak Usia Sekolah


Kecelakaan dan cedera merupakan masalah kesehatan utama

yang terjadi pada anak. Anak usia sekolah juga secara signifikan

mengalami kanker, cacat lahir, pembunuhan, dan penyakit jantung.

Pada kelompok usia ini, masalah ini dari seluruhmemiliki angka

mordibitas tinggi jumlah infeksi hamper 80 penyakit anak. Infeksi

pernafasan merupakan prevalensi terbanyak, flu biasa tetap

merupakan penyakit utama pada masa ini.

Beberapa kelompok lebih mudah mengalami penyakit dan

ketidakmampuan, sering kali sebagai akibat adanya rintangan

pencapaian pelayanan kesehatan. Retardasi mental, gangguan

belajar, kerusakan sensasi, dan malnutrisi merupakan prevalensi

terbanyak di antara anak-anak yang hidup dalam kemiskinan.

6. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah

a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

7. Promosi Kesehatan Selama Periode Usia Sekolah

Periode usia sekolah merupakan periode klinis untuk

penerimaan latihan perilaku dan kesehatan menuju kehidupan dewasa

yang sehat. Jika tingkat kognisi meningkat pada periode ini,

pendidikan kesehatan yang efektif harus dikembangkan dengan

tapat. Promosi praktek kesehatan yang baik merupakan tanggung

jawab perawat.

Selama progam ini, perawat berfokus pada pengembangan

perilaku yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan


anak. Perawat dapat berperan untuk memenuhi tujuan kebijakan

nasional dengan menigkatkan kebiasaan gaya hidup yang sehat

termasuk nutrisi. Anak usia sekolah harus berpartisipasi dalam

progam pendidikan yang memungkinkan mereka untuk merencanakan,

memilih dan menyajikan makanan yang sehat. Perawat juga

mengikutsertakan orang tua tentang peningkatan kesehatan yang

tepatbagi anak usia sekolah. Orang tua perlu mengenali pentingnya

kunjungan pemeliharaan kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,


dan praktik Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC
Sudiharto, S.Kp, M.Kes. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC
http://bimbingan%20%20ttg%20minat%20%5BCompatibility%20Mode%5D
Friedman, M., Marilyn. 1998. Family Nursing : Research, Theory &
Practice. USE : Appleton And Lange.
http:/www.scribd.com/tika_arlina/d/50136705-Keluarga-Anak-Usia-
Sekolah
Iqbal, Mubarak Wahit. Dkk. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas:
Konsep dan Aplikasi. Jakarta: EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam
praktik. Jakarta : EGC
Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatanh
masyarakat. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai