MINI RISET
OLEH :
KELOMPOK I
XIII-B
Program Studi Profesi Ners Aangkatan XIII-B
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram
2017/2018
Latar
Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan
Masalah
Tujuan
Manfaat
Keaslian
Penelitian
LATAR BELAKANG
Menjadi tua atau menua Menurut World Health Usia yang semakin
(aging process) adalah Organization (WHO), bertambah
proses normal yang terjadi seseorang dikatakan kemunduran fisik
secara alamiah sepanjang lansia apabila sudah maupun psikologis
masa kehidupan yang berumur 60 tahun atau (aging proses)
ditandai dengan adanya lebih dan hal yang sama masalah kesehatan pd
perubahan fisik dan tingkah juga disebutkan dalam lansia yaitu Hipertensi
laku sesuai tahap UU No. 13 Tahun 1998 (degenaratif), yang
perkembangan kronologis (Nugroho, 2014; Stanley merupakan penyakit
tertentu. Individu yang & Beare, 2012; Kemenkes kronik akibat gx sistem
memasuki usia tua disebut RI, 2013). sirkulasi darah.
lanjut usia (lansia).
CONT...
Tujuan Umum
Tujuan Tujuan Khusus
1Bagi Peneliti
Manfaat 2Bagi Institusi Pendidikan
3Bagi Lansia
4Bagi Peneliti Selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep lansia
Konsep hipertensi
Kerangka konsep Hipotesis
Desain Penelitian:
Quasi Experiment
Identifikasi variabel :
Independen : teknik pijat
swedia
Dependent : hipertensi
pada lansia
Kerangka kerja
Jumlah KK yang ada di Dusun Barat Kubur yaitu sebanyak 450 KK, dari
hasil survey yang terkaji sebanyak 418 KK dengan jumlah 1.523 Jiwa.
DATA UMUM
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Tabel 4.2 : Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Usia
No Jenis Frekuens Presentase No Usia Frekuensi Presentase
. Kelamin i (%) . (%)
1. Laki-Laki 2 18 %
1. 60-74 10 90
2. Perempuan 9 82 % 2. 75-90 1 10
Total 11 100
Total 11 100 %
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh hasil p value (0,003) < α (0,05) yang
artinya ada pengaruh terapi pijat swedia terhadap perubahan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi di RT 04 Dusun Barat Kubur, Desa Sesela, sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima
Selain berdasarkan hasil analisa dari taraf Asymp. Sig (2-
tailed), hasil tersebut juga dapat dilihat dari nilai Z hitung
yang diperoleh yakni (-2.936b) > Z tabel 1,645 pada α (0,05),
yang artinya ada pengaruh terapi pijat swedia terhadap
perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di
RT 04 Dusun Barat Kubur, Desa Sesela.
CONT…
A. Identifikasi tekanan darah sebelum perlakuan
Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 4.3 terlihat bahwa sebelum diberikan terapi
pijat Swedia dari 11 responden, sebanyak 6 orang (55%) mengalami hipertensi ringan,
hipertensi sedang sebanyak 2 orang (18%) dan terdapat normal tiggi sebanyak 3 orang
(27%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden mengalami hipertensi pada
klasikasi hipertensi ringan atau memiliki tekanan darah antara 140-159 mmHg, dimana
dari data penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi tersebut sebagian besar ditemukan
pada rentang usia 60-74 tahun.
Menurut Martuti (2009), kurangnya olahraga atau beraktivitas cenderung meningkatkan
tekanan darah. Selain itu Tjokronegoro (2001) menambahkan bahwa tekanan darah yang
lebih rendah dijumpai pada individu yang fisiknya lebih sehat, latihan fisik secara teratur
sangat dianjurkan untuk mencegah hipertensi dan penyakit jantung, sebab lemak tidak
akan tertimbun di dalam tubuh sehingga aliran darah akan lancar.
CONT…
Faktor yang berpengaruh thdp pathogenesis HT pada lansia (Hadi,2007):
Peningkatan sensitifitas terhadap asupan natrium,
Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer dan
Perubahan ateromatous
Hal ini sesuai dengan data umum penelitian terkait usia responden menunjukkan bahwa semua
responden yang mengalami hipertensi telah memasuki usia lanjut usia (60 tahun keatas), dimana
sebanyak 11 orang (55%) berada pada rentang usia 60-74 tahun dan sebanyak 9 orang (45%) berada
pada rentang usia 75-90 tahun.
Seseorang yang telah mencapai usia lanjut, akan mengalami suatu perubahan dalam sistem
kardiovaskuler baik secara anatomi dan fisiologi. Secara anatomi elastisitas pembuluh darah
berkurang. Berkurangnya/hilangnya elastisitas pembuluh darah tersebut juga mengakibatkan
kurang efektifnya pembuluh darah dalam menyuplai darah ke jaringan tubuh. Kurang elastis dan
efektifnya pembuluh darah dalam menyuplai darah dengan pompa jantung yang konstan dapat
menyebabkan tekanan yang meningkat pada dinding kapiler.
CONT…
Terkait dengan faktor jenis kelamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
(82%) adalah berjenis kelamin perempuan, sedangkan (18%) responden berjenis kelamin laki-laki. Hal
ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan lebih rentan menderita hipertensi, hal
serupa ditemukan pula dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Eksanoto (2013) terkait
kejadian hipertensi pada sejumlah lansia yang berusia 55 tahun di Kelurahan Jagalan, wilayah kerja
Puskesmas Pucangsawit, yang menyatakan bahwa perempuan cenderung menderita hipertensi
daripada laki-laki.
Pada penelitian tersebut sebanyak 27,5% perempuan mengalami hipertensi, sedangkan untuk laki-laki
hanya sebesar 5,8%, hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa setelah menopause, wanita
cendrung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pria pada usia tersebut (Perry & Potter 2005).
Menurut Bustan (2007) angka kejadian hipertensi lebih tinggi pada wanita dibanding pada pria,
penyebabnya karena adanya pengaruh kehamilan dan penggunaan pil kontrasepsi.
CONT…
Hasil analisa uji statistik Wilcoxon tentang pengaruh terapi pijat Swedia
terhadap perubahan tekanan darah pada pasien lansia dengan
hipertensi di RT 04 Dusun Barat Kubur, didapatkan hasil p value
(0,003) < α (0,05) yang artinya ada pengaruh terapi pijat swedia
terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di RT
04 Dusun Barat Kubur, Desa Sesela
Selain berdasarkan hasil analisa dari taraf Asymp. Sig (2-tailed), hasil
tersebut juga dapat dilihat dari nilai Z hitung yang diperoleh yakni (-
2.936b) > Z tabel 1,645 pada α (0,05), yang artinya ada pengaruh terapi
pijat swedia terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi di RT 04 Dusun Barat Kubur, Desa Sesela.
CONT…
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Smaltzer (2011) bahwa pendekatan non-farmakologis, yang
termasuk didalamnya adalah relaksasi merupakan intevensi wajib yang harus dilakukan pada setiap
terapi hipertensi. Relaksasi merupakan tindakan yang harus dilakukan pada setiap terapi anti-
hipertensi. Apabila tekanan darah terlalu tinggi, pembuluh darah yang rileks akan terjadi vasodilatasi
pembuluh darah sehingga akan menyebabkan tekanan darah turun dan kembali normal. Menurut
Muttaqin (2009) untuk membuat tubuh menjadi rileks dapat dilakukan dengan beberapa cara dan
salah satunya adalah terapi masase (terapi pijat).
Hal ini sejalan dengan pendapat Perry dan Potter (2005) yang menyatakan bahwa terapi pijat dapat
digunakan sebagai salah satu terapi untuk menurunkan tekanan darah sistemik. Sehingga pemberian
terapi pijat swedia dapat digunakan kedalam salah satu penalataksanaan non-farmakologis pada
penderita hipertensi, karena dapat memberikan efek relakasasi sehingga tekanan darah kembali
turun dan normal.
BAB V
KESIMPULAN
& SARAN
KESIMPULAN
Sebelum pemberian terapi pijat swedia pada responden, tekanan darah
responden berada pada kategori hipertensi ringan sebanyak 6 orang (55%).
Setelah pemberian terapi pijat Swedia pada responden, tekanan darah
responden berada pada kategori hipertensi ringan sebanyak 2 orang (18%)
dengan rata-rata penurunan sebesar 5 mmHg.
Berdasarkan analisa uji wilcoxon didapatkan nilai p-value (0,003) < α (0,05)),
dan didapatkan pula nilai Z hitung yang diperoleh yakni (-2.936b) > Z tabel 1,645
pada α (0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terapi pijat Swedia
berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah pada pasien lansia dengan
hipertensi di RT 04 Dusun Barat Kubur, Desa Sesela.
CONT…
B. SARAN