Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN KASUS

KOMUNITAS MATERNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN” M” DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KECEMASAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI
DI RT 04 DUSUN BARAT KUBUR DESA SESELA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNGSARI

Di Susun Oleh :
Nama : Siti Zuraidatil Apriani
N.P.M : 017.02.0733

PEROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIII-B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

MATARAM

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakng

Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan

kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita,

meskipun tidak selalu demikian. Untuk optimalisasi manfaat

kesehatan KB, pelayanan tersebut harus disediakan bagi wanita

dengan cara menggabungkan dan memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan reproduksi utama dan yang lain. Juga responsive

terhadap berbagai tahap kehidupan eproduksi wanita. Peningkatan

dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu

usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang

sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.

Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi. Tidak

hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi

juga karena metode-metode tersebut mungkin tidak dapat diterima

sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual,

dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh menimbang

berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping

potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang

tidak diinginkan, yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma

budaya mengenai kemampuan mempunyai anak.

Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun

demikian, meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua


kontrasepsi yang tersedia, tetap saja terdapat kesulitan untuk

mengontrol fertilitas secara aman, efektif, dengan metode yang

dapat diterima, baik secara perseorangan maupun budaya pada

berbagai tingkat reproduksi. Tidaklah mengejutkan apabila banyak

wanita merasa bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang problematis

dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan

konsekuensi yang merugikan atau tidak menggunakan metode KB sama

sekali.

Terdapat beberapa cara atau metode kontrasepsi dengan

kelebihan dan kekurangannya. Kontrasepsi sendiri adalah metode

untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan

antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Depkes

RI, 2002).

Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara sederhana

(coitus interuptus, pantang berkala, kondom, diafragma, cream,

jelli, dan vaginal tablet) dan metode efektif (pil, AKDR,

suntikan, implant, tubektomi dan vasektomi).

Di Jawa Barat tahun 2006 akseptor KB implant sebanyak

35.073 orang (5,5%), IUD sebanyak 68.931 orang (10,5%), suntik

sebanyak 357.803 orang (54,9%), dan pil sebanyak 190.166 orang

(29,1%).

Untuk meningkatkan program tersebut dengan cara penyediaan

sarana dan alat kontrasepsi yang bermutu dengan jumlah yang

cukup dan merata, meningkatkan mutu pelayanan kontrasepsi agar


sesuai dengan pelayanan mulai dari penjaringan calon akseptor

baru, konseling, pelayanan kontrasepsi, pelayanan rujukan,

kunjungan ulang termasuk pelayanan efek samping, komplikasi dan

kegagalan, menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam memdapatkan

pelayanan kontrasepsi maupun mengelola pelayanan kontrasepsi.

Dengan makalah ini diharapkan dapat memberi masukan dan

pengetahuan bagi wanita untuk memilih alat kontrasepsi yang

tepat.

B. Tujuan Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan laporan studi kasus ini adalah

untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai asuhan keperawatan

pada klien dengan masalah keperawatan kecemasan terhadap

penggunaan alat kontrasepsi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk

mendapatkan gambaran nyata tentang:

a. Pengkajian data yang menunjang masalah keperawatan pada

klien dengan masalah keperawatan kecemasan terhadap

penggunaan alat kontrasepsi.

b. Diagnosa keperawatan pada klien dengan dengan masalah

keperawatan kecemasan terhadap penggunaan alat kontrasepsi.

c. Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa

keperawatan pada klien dengan dengan masalah keperawatan

kecemasan terhadap penggunaan alat kontrasepsi.


d. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan dengan

masalah keperawatan kecemasan terhadap penggunaan alat

kontrasepsi.

e. Pelaksanaan evaluasi pada klien dengan masalah keperawatan

kecemasan terhadap penggunaan alat kontrasepsi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana (KB)

Pengertian keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha

yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga

bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau

masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian

sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut Pengertian

sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar

pada pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan

antara sel mani pada laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar

persetubuhan (Risyadi, 2001).

Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami istri untuk:

1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu

2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan

4. Mengatur interval saat kehamilan

5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

B. Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau

melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur


(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang

mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau

mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan antara sel telur

yang matang dengan sel sperma tersebut.

Cara kerja kontrasepsi pada umumnya dapat dibagi menjadi:

1. Metode Sederhana:

a. Tanpa alat / obat

b. Senggama terputus

Pantang berkala

2. Dengan alat / obat

a. Kondom

b. Diafragma atau cap

c. cream, jelly dan cairan berbusa

d. tablet berbusa (vaginal tablet)

3. Metode Efektif

a. Pil KB

b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD

c. Suntikan KB

d. Susuk KB

4. Metode Mantap dengan cara operasi

a. Pada Wanita : Tubektomi

b. Pada Pria : Vasektomi

C. Cara Kerja Kontrasepsi

1. Metode Sederhana

a. Tanpa Alat / obat

1) Senggama terputus (Azal atau coitus interuptus)


Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada

puncak senggama alat kelamin pria (zakar) dikeluarkan

dari vagina, sehingga mani keluar dari luar vagina. Cara

ini tidak berbahaya baik fisik maupun mental. Namun

sebenarnya cara ini tidak dapat diandalkan sepenuhnya

karena:

a) Memerlukan penguasaan diri yang kuat

b) Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung

spermatozoa tertumpah dari zakar dan masuk kedalam

vagina sehingga dapat terjadi kehamilan, meskipun

sudah dilakukan pencabutan sebelum mani menyemprot.

2) Pantang Berkala

Pantang berkala ádalah tidak melakukan senggama pada

masa subur seorang wanita, yaitu sekitar waktu

kejadiannya ovulasi. Cara menentukan masa ovulasi

adalah:

a) Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui

siklus haid yang akan datang

b) Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui

siklus haid

c) Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat

sekurang-kurangnya 8-12 siklus haid selama 8 bulan

2. Dengan Alat/Obat

Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan atau

menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim sedangkan

penggunaan obat dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma.


1. Kondom

Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak

berwarna dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum

dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani tertampung di

dalamnya dan tidak masuk ke dalam vagina, dengan demikian

mencegah terjadinya pembuahan. Adapaun indikasi pemakaian

kondom adalah:

a) 6 Minggu sesudah vasektomi, kondom perlu dipakai sampai

selama 6 minggu sesudah vasektomi (sampai mani tidak

mengandung spermatozoa lagi yang dapat diketahui lebih

jelas dengan pemeriksaan laboratorium)

b) Sementara menunggu pemasangan AKDR

c) Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang

diminum

d) Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari

36 jam

e) Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu

diagnosa yang pasti

f) Bersamaan dengan pemakaian spermicide

g) Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang

tersedia atau dipakai.

2. Diafragma / Cap

Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok,

dipakai untuk menutup serviks gunanya untuk mencegah

masuknya mani kedalam serviks. Diafragma dimasukkan kedalam


vagina setinggi mungkin sampai menutupi mulut rahim,

kemudian dikeluarkan lagi delapan jam setelah persetubuhan.

3. Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa

Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang

disebut spermicida adalah suatu bahan kimia yang

menghentikan gerak/ melumpuhkan spermatozoa didalam vagina

sehingga tidak dapat membuahi telur. Untuk penggunaan

spermicida yang berbentuk tablet berbusa dimasukkan kedalam

vagina.

4. Metode efektif

a. Pil Keluarga Berencana

1) Pengertian Pil KB

Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen

dan atau hormon progesteron yang dimakan wanita secara

teratur untuk mencegah kehamilan (Syahlan, 1996).

Menurut Herti (2007) pil adalah obat pencegah

kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak

tahu 1960, pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak

hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan

sementara yang paling efektif bila diminum secara

teratur.

2) Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana

Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :

a) Pil gabungan atau kombinasi

Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu

hormone estrogen dan progestin. Pil gabungan


mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang

mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila

diminum secara teratur.

b) Pil berturutan

Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen

yang disediakan selama 14-15 hari pertama dari siklus

menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil gabungan antara

estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Kelalaian

minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan

dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur

sehingga terjadi kehamilan.

c) Pil khusus

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin

sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan,

terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim

(merubah sekresi pada leher rahim) sehingga

mempersulit pengangkutan sperma.

3) Cara Pemakaian Pil KB

Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada

hari kelima siklus haid. Dapat juga dimulai pada suatu

hari yang diinginkan, misalnya hari minggu agar mudah

diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan

sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pada pasca

keguguran 1-2 minggu sesudah kejadian (Wiknjosastro,

2002:919).
Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai

dimakan terus menerus, dan kemudian istirahat selama 1

minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri atas 28 tablet

(21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil

diminum terus menerus. Tablet yang diminum pertama

kali sewaktu haid ialah tablet plasebo. Pada 2 minggu

pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya jangan

bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain.

(Wiknjosastro, 2002:919).

Pemberian pil dihentikan sementara bila terdapat:

a) Denyut nadi melebihi 120/menit

b) Radang pembuluh darah balik (phlebitis)

c) Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit

kepala yang hebat, nafas sesak atau berdebar-debar

d) Pertambahan berat badan yang progresif

4) Efek Samping Pil KB

Gejala-gejala sampingan penggunaan pil KB

disebabkan oleh karena adanya gangguan keseimbangan

hormon estrogen dalam tubuh. Gejala-gejala tersebut

baik yang bersifat subjektif maupun objektif biasanya

hanya sementara, ringan, tidak terdapat pada semua

pemakai pil dan hilang dengan sendirinya setelah dua

sampai tiga bulan (Syahlan, 1996:109).


Efek Samping Pil KB

Estrogen Progestin

Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan

 Nausea  Irritabili  Nafsu  Darah


 Edema tas makan haid
 Keputihan  Semburan meningka lebih
 Kloasma panas t banyak
 Disposisi lemak  Prolapsus  Berat disert
berlebihan uteri badan ai
 Eksotrofie  Spotting bertamba bekuan
serviks  Darah haid h pendar
 Teleangiektasia berkurang  Cepat ahan
 Nyeri kepala  Tidak lelah surut
jenis vaskuler adanya  Depresi terlam
perdarahan  ØLibido bat
 Hipertensi
 Supersi laktasi surut berkuran
 Libido g
berkurang  Akne
 jaundice
 Lama
haid
berkuran
g
 Buah dada tegang  Nyeri
dengan retensi kepala
cairan  Efek
anabolic
 Monilias
is
 Payudara
membesar
Payudara
tegang tanpa
retensi
cairan

Sumber: Wiknjosastro (2002:920)

Menurut Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari

penggunaan pil KB dibagi dalam 2 golongan, yaitu :

a) Efek sampingan ringan


Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah:

adanya pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur

haid, mual-mual, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis,

amenorea pascapil, retensi cairan, dan keluhan-keluhan

gastrointestinal. Umumnya efek sampingan ini akan

berkurang dan hilang dengan sendirinya, ada pula yang

hilang jika pasien berpindah ke pil yang lain dengan

kadar estrogen dan progestron yang lebih sesuai

b) Efek sampingan berat

Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB

adalah tromboemboli yang mungkin terjadi karena

peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau

mungkin juga karena pengaruh vaskuler secara langsung.

Angka kejadian tromboemboli pada para wanita pemakai pil

adalah sekitar 4-9 kali lebih tinggi dari pada para

wanita bukan pemakai pil golongan umur yang sama. Angka

kematian ialah 3 per 100.000 wanita pemakai pil,

sehingga kalau dibandingkan dengan angka kematian

maternal (oleh karena kehamilan) angka itu sebenarnya

jauh lebih rendah. Kemungkinan mendapat tromboemboli-

suatu komplikasi jarang-dikurangi oleh pemakaian pil

yang mengandung estrogen dosis rendah, misalnya 50 mikro

gram atau kurang dari itu. Walaupun demikian masih ada

kemungkinan hubungan antara tromboemboli progesteron.

5) Penanggulangan Efek Samping Pil KB


a) Spotting

Berikan penjelasan bahwa hal tersebut hanya

sementara, tetapi jika terus menerus berikan pil KB

1-2 tablet per hari selama beberapa hari sampai

spotting hilang atau diganti dengan Pil KB yang

kadar estrogennya lebih tinggi.

b) Rasa mual

Berikan vitamin B 6, ganti dengan pil yang

mengandung estrogen lebih rendah atau ganti dengan

cara KB yang lain.

c) Cloasma

Hentikan penggunaan pil, atau ganti dengan cara

penggunaan cara KB lain

d) Acne

Ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi

atau pil dihentikan sementara dengan menggunakan

e) Candidialis vaginal

Berikan antymycotic, ganti dengan pil yang

mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan

sementara dengan menggunakan cara KB lainnya

f) Nyeri kepala

Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih

rendah atau hentikan penggunaan pil, ganti dengan

cara KB yang lain

g) Penambahan berat badan


Bila penambahan berat badan secara progresif dan

banyak maka pemakaian pil sebaiknya dihentikan atau

diganti dengan cara KB yang lain.

h) Varises/tromboplebitis

Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat

perawatan khusus

i) Hypertensi

Apabila lebih dari 160/105 mmHg, maka penggunaan

pil perlu dihentikan dan harus mendapat perawatan

khusus.

5. IUD/AKDR

a. Pengertian

IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke

dalam rahim yang bertujuan untuk mencegah terjadinya

kehamilan (Prawiroharjo, 1999). Bahan-bahan IUD yang biasa

digunakan terdiri dari plastik, benang sutera, dan metal

(Digitized by Usu, 2003).

b. Cara Kerja IUD

Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai

berikut :

1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke

tubafalopi

2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum

uteri
3) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum

bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk

kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi

kemampuan sperma untuk fertilisasi

4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam

uterus

c. Keuntungan-keuntungan AKDR

Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR

adalah sebagai berikut :

1) Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi,

dimana menurut BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan

dalam 125-170 kehamilan.

2) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380

A dan tidak perlu diganti)

4) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat

5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual

6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu

takut untuk hamil.

7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T –

380 A)

8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah

abortus apabila tidak terjadi infeksi

10) Dapat digunakan sampai menopause

11) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan


12) Membantu mencegah kehamilan ektopik

d. Kerugian-kerugian AKDR

Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan

oleh IUD adalah :

1) Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS

2) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau

perempuan yang sering berganti pasangan

3) Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan

dengan IMS memakai IUD, dimana PRP dapat memicu

intertilitas

4) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan

dalam pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut

selama pemasangan

5) Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi

segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang

dalam 1-2 hari

6) Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri.

Petugas kesehatan terlatih yang harus melepas IUD

7) Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering

terjadi apabila IUD dipasang segera sesudah

melahirkan)

8) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena

fungsi IUD untuk mencegah kehamilan normal

9) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari

waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan


memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan

tidak mau melakukan ini.

e. Indikasi pemasangan AKDR

1) Telah mendapat persetujuan suami

2) Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak serta ukuran

rahimnya tidak kurang dari 5 cm

3) Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk

sterilisasi.

4) Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun

5) Dianjurkan sebagai pengganti Pil KB, bagi peserta yang

umumnya di atas 35 tahun

f. Kontraindikasi pemasangan AKDR

1) Adanya kehamilan

2) Infeksi panggul (pelvis) yang terus menerus, akut, dan

kronis

3) Lecet ( erosi) atau peradangan pada leher rahim

4) Diketahui datau dicurigai kanker rahim

5) Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin

6) Perdarahan haid yang hebat

7) Alergi logam

8) Rahim kecil, endometriosis

g. Saat yang baik pemasangan AKDR

Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap saat biasanya

dilakukan pada waktu haid, yaitu pada akhir haid atau pada

hari sebelum berakhirnya haid, karena:

1) Serviks lembut dan sedikit terbuka


2) Perdarahan dan sakit perut mungkin tidak menimbulkan

keluhan pada wanita tersebut

Pemasangan AKDR dapat juga dilakukan sewaktu-waktu,

pada saat:

1) Segera setelah induksi haid atau abortus spontan,

asalkan tidak ada tanda-tanda infeksi misalnya: tidak

panas, rahim tidak lembut, tidak ada keputihan

seperti nanah/banyak sekali

2) Setelah melahirkan yaitu: segera setelah melahirkan

2-4 hari setelah melahirkan 40 hari setelah

melahirkan.

6. Suntikan KB

Suntikan KB mengandung hormon progresteron, tidak

mengandung estrogen.

a. Cara kerja

Kontasepsi senantiasa mencegah kehamilan dengan cara:

1) Menghalangi terjadinya ovulasi

2) Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi

3) Memekatkan lendir serviks sehingga menghambat

perjalanan spermatozoa melalui kanalis servikalis

b. Keuntungan

1) Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%

2) Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada

3) Dapat diberikan pada ibu yang menyusukan karena tidak

mengurangi produksi ASI

4) Diberikan setiap 12 minggu sekali


c. Jenis

Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2

macam, yaitu DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat)

yang lazim disebut Depo Provera dan net oen

(noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo

provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dosis 150

mg/3 cc sedangkan noristerat dengan dosis 200 mg/cc

1) Waktu pemberian

a) Pasca persalinan sampai 40 hari

b) Pasca keguguran sampai 7 hari

c) Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum

hari kelima haid

2) Cara penyuntikan

a) Intramuskular

b) Tempat penyuntikan

i. Pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas

suntikan ditutup dengan plester untuk

mencegah keluarnya obat.

ii. Pada otot pangkal lengan (deltoid)

3) Indikasi

a) Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu

b) Tidak dalam keadaan hamil

c) Riwayat siklus haid teratur

d) Tidak terdapat kontraindikasi

4) Kontraindikasi

a) Hamil
b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya

c) Tumor/ keganasan

d) Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal

hati, tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes

5) Efek samping dan penanggulangannya

a) Devo provera

Efek samping dapat berupa :

i. Gangguan haid: amenorhea, menoragia,

metroragia, dan spotting

ii. Gangguan bukan haid: pusing sakit kepala,

mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan

berat badan, kenaikan tekanan darah, penurunan

libido, alergi dan hyperpigmentasi.

b) Penanggulangannya

Penanggulangan haid belum ada yang tepat, tapi

untuk sementara dianjurkan antara lain adalah

perbaikan gizi, pemberian pil KB 1-3 /hari selama

5-7 hari, penerangan yang lebih intensif, pemberian

obat symtomatis.

c) Noristerat

i. Perdarahan yang mengganggu, penanggulangannya

dengan pil kombinasi 1 tablet /hari selama 10

hari

ii. Tidak sedang haid (amenorhea),

penanggulangannya tidak diberikan pengobatan

bila tidak menimbulkan kegelisahan-


kegelisahan. Amenorhea di tanggulangi dengan

pil kombinasi 2-3 tablet perhari selama 7

hari. Bila amenorhea yang terus menerus

setelah 3 kali suntikan, dengan atau tanpa

pengobatan, maka suntikan dihentikan

7. Alat Kontrasepsi Susuk (Implant)

a. Pengertian Alat Kontrasepsi Implant

Alat kontrasepsi susuk KB atau implant adalah alat

kontrasepsi bagi wanita yang dipasang (disusukan)

dibawah kulit lengan bagian atas yang terdiri atas 1

atau 2 atau 6 kapsul berukuran kira-kira 3 cm berisi zat

levonorgestrvel. (Hartono, 2003)

b. Cara Kerja Susuk KB

Dengan disusupkannya kapsul tersebut silastik Implant

dibawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap

sejumlah Levonogestrel kedalam darah melalui proses

difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan

silastik tersebut, besar kecilnya levonogestrel yang

tergantung dari besar kecilnya levonogestrel permukaan

kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul

tersebut.

Menurut Sadikin (2003), dengan dilepaskannya hormon

levonogestrel secara konstan dan kontiyu maka cara kerja

implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri

dari 3 mekanisme dasar yaitu:

1) Menghambat terjadinya ovulasi


2) Terhambatnya perjalanan sel telur menuju rahim

3) Menebalkan leher rahim/lendir serviks

4) Yang Tidak Diperbolehkan Menggunakan susuk KB

5) Menurut Sadikin (2003) akseptor yang tidak

diperbolehkan menggunakan Implant / susuk KB adalah:

6) Akseptor diperkirakan hamil atau tidak hamil

7) Menderita Tumor

8) Wanita berpenyakit jantung, darah tinggi dan kencing

manis, sakit kuning, infeksi panggul, varices berat,

wasir

8. Keuntungan susuk KB

Menurut Sadikin (2003) keuntungan dari penggunaan alat

kontrasepsi implant adalah sebagai berikut:

a. Tidak menekan produksi ASI

b. Praktis dan efektif

c. Tidak ada faktor lupa

d. Masa pakai jangka panjang (5 tahun)

e. Membantu mencegah anemia

f. Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah

pengangkatan

g. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon

estrogen.

1) Pemasangan susuk KB

Waktu pemasangan implant yang tepat adalah pada saat

ibu sedang haid, yaitu sejak hari pertama haid sampai

selambat-lambatnya hari ketujuh, Postpartum 3-4 minggu.


Pemeriksaan Ginekologi sebelum pemasangan Implant perlu

dilakukan sama seperti pada pemakaian kontrasepsi

hormonal lainnya, jika tidak terdapat kontra indikasi

hormon progestin maka pemasangan implant dapat

dilakukan.

2) Pencabutan susuk KB

Akseptor sebaiknya berbaring horisontal selama

pencabutan Implant, untuk mempermudah pencabutan, tempat

tidur/meja ditutup dengan kain yang bersih.

3) Efek Samping, Penaggulangan, dan Pengobatan

a) Gangguan Haid

i.Gejala dapat berupa Amenorhea dan Methrorhagia

ii.Penanggulangan dan pengobatan

a. Penanggulangannya dengan cara memberikan penjelasan

kepada calon implant bahwa pemakaian Implant dapat

menyebabkan gejala-gejala tersebut akibat dan

hormonal implant. Biasanya gejala-gejalanya

perdarahan tidak berlangsung lama. Bila amenorhea,

berikan penjelasan dengan baik.

b. Pengobatannya dengan cara bila pasien ingin haid,

dapat dilaksanakan dengan memberikan pil KB hari I

sampai 2 masing-masing 3 tablet. Selanjutnya dari

hari 4, l x 1 selama 4-5 hari. Bila perdarahan dapat

pula diberikan preparat estrogen misalnya Ethynil

Estradiol 2 x I sehari sampai perdarahan berhenti.

Setelah perdarahan berhenti dapat dilaksanakan


“tapering off” (1 x 1 tablet) selama beberapa hari.

Dosis dapat ditingkatkan bila perlu.

b) Depresi

1) Gejala dan keluhan dapat berupa rasa sakit, tidak

semangat dalam bekerja/ kehidupan.

2) Penanggulangan dan pengobatan

i.Penanggulangannya dengan cara memberikan penjelasan

kepada calon akseptor guna menghindari perasaan

bersalah dan calon akseptor.

ii.Pengobatannya dengan cara terapi psikologis bagi

yang menderita depresi, pemberian vitamin-vitamin

seperti B6 50 mg.

c) Keputihan

1) Gejala dan keluhannya berupa cairan putih yang

berlebihan yang keluar dari liang senggama dan

mengganggu. Hal ini jarang terjadi pada peserta

implant dan bila terjadi ada penyebab lain. Tidak

berbahaya kecuali berbau, panas atau terasa gatal.

2) Penanggulangan dan pengobatan

a) Penanggulangannya dengan cara memberikan

penjelasan kepada peserta Implant jarang

terjadi keputuhan, bila hal ini terjadi juga

harus dicari penyebabnya.


b) Pengobatannya tidak diperlukan pada kasus

dimana cairan berlebihan, dapat diberikan

preparat anti kolinergik seperti ektrat

belladona 10 mg, 2 x 1 tablet.

d) Jerawat

1) Gejala dan keluhannya berupa jerawat di wajah/badan

dapat disertai infeksi atau tidak.

2) Pengobatan

Pengobatannya dengan memberikan Vitamin A dan

vitamin E dosis tinggi. Bila disertai infeksi dapat

diberikan preparat Tetrasiklin 250 mg 2x1 kapsul

selama 1 atau 2 minggu.

e) Perubahan Libido

1) Gejala dan keluhannya menurunnya atau meningkatnya

libido akseptor. Hal ini bersifat subyektif dan

sulit dinilai.

2) Penanggulangan dan pengobatan

Menjelaskan kepada pasien kemungkinan hal ini dan

sifatnya yang subyektif pengobatan medis tidak

dianjurkan.

f) Perubahan Berat

1) Gejala dan keluhannya berat badan bertambah

beberapa Kg dalam beberapa bulan setelah pemakaian

Implant.

2) Penanggulangannya
Menjelaskan kepada akseptor Implant bahwa

kenaikan berat badan adalah salah satu efek samping

dan pemakaian Implant, akan tetapi tidak selalu

kenaikan berat tersebut diakibatkan dan pemakaian

implant.

g) Hematoma

1) Gejala dan keluhannya berupa warna biru dan rasa

nyeri pada daerah pemasangan atau pencabutan akibat

perdarahan bawah kulit

2) Penanggulangan dan pengobatan

i. Penanggulangannya dengan cara membenikan

penjelasan kepada peserta akseptor mengenai

kemungkinan hal tersebut.

ii. Pengobatannya dengan cara kompres dingin pada

daerah yang membiru selama dua hari. Setelah

itu rubah menjadi kompres panas hingga wama

biru/kuning hilang.

h) Nyeri

1) Gejala dan keluhannya berupa rasa nyeri pada daerah

pemasangan akibat iritasi saraf setempat, hal ini

mungkin terjadi dari pemasangan Implant.

2) Penanggulangan dan pengobatan

i. Penanggulangannya dengan cara memberikan

penjelasan kepada akseptor tentang fisiologis

dan cara pemasangan Implant secara jelas.


ii. Pengobatannya pemberian preparat analgetik

anti prostaglandin misalnya Acetosal 500 mg

3x1 tablet atau parasetamol 500 mg 3x1 tablet.


9. Metode Mantap

a. Tubektomi (MOW)

Tubektomi adalah kontrasepsi permanen wanita yang

tidak menginginkan anak lagi yang bekerja menghambat sel

telur wanita sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma.

Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan

operasi kecil dengan mengikat dan memotong sel tuba

(telur) pada istri. Keuntugannya adalah: Pemakaian atau

perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat

tinggi, dapat digunakan seumur hidup, tidak mengganggu

hubungan suami istri, tidak mengganggu produksi ASI.

Kerugiannya berupa: faktor resiko dan efek samping

bedah.

b. Vasektomi (MOP)

Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi

tindakan ringan dengan cara mengikat dan memotong sel

sperma (vas diferent) sehingga sperma tidak dapat lewat

dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan

demikian tidak terjadi pembuahan. Keuntungan dari

vasektomi adalah:

1) Tidak ada mortalitas (kematian)

2) Morbiditas (mengakibatkan sakit) kecil sekali

3) Dilakukan anastesi local, hanya kurang lebih 15 menit

4) Kemungkinan kegagalan tidak ada, karena diperiksa

kepastian laboratorium
5) Tidak mengganggu hubungan seksual dan cairan mani

yang dikeluarkan waktu coitus tidak berubah

6) Biaya murah

7) Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan

tenang, tidak selalu harus di kamar mandi.

Efek samping vasektomi adalah: kulit membiru atau

lecet, pembengkakan dan rasa sakit, keadaan ini

merupakan hal yang ringan dan akan hilang sendiri

tanpa pengobatan sederhana, gejala tersebut timbul

sebagai akibat persiapan, teknik dan perawatan yang

kurang sempurna disamping factor penderita sendiri.

Penangulangannya adalah dengan pemberian

antibiotika dan analgetik, kemudian konsultasikan

dengan ahli jiwa jika penderita mengalami gangguan

psikologis.

Kegagalan pada vasektomi dapat terjadi konsepsi

antara lain:

1) Kesalahan memotong

2) Cara mengikat tidak sempurna, cepat atau terlalu

keras

3) Duplikasi vas diferent (kelainan bawaan)

4) Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif

5) Adanya penyambungan kembali dari ujung-ujung vas

diferent yang dipotong.


BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN

Berdasarkan hasil pengkajian keperawatan keluarga pada hari

Jum’at, 5 Januari 2018 jam 20.00 wita pada keluarga Tn M dengan

dengan istri Ny S memiliki masalah tentang kecemasan dalam

penggunaan alat kontrasepsi. Berdasarkan hasil pengkajian yang

diperoleh melalui anamnesa dan observasi didapatkan data

subjektif dan data objektif yang mengacu pada beberapa

permasalahan keperawatan. Permasalahan yang diangkat pada

kleuarga Tn M yaitu 2 masalah keperawatan yaitu asnsietas

berhubungan dengan efek samping penggunaan alat kontrasepsi dan

kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya

informasi yang didapatkan tentang alat kontrasepsi.Pengkajian

membahas suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan

informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.

Dalam pengkajian data yang diperoleh dari perawat yaitu data yang

berhubungan dengan keluarga dan masalah reproduksi pada istri Tn

M tentang kecemasan penggunaan alat kontrasepsi.


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dari kedua diagnosa yang diangkat menjadi prioritas utama

yaitu ansietas berhubungan dengan efek samping penggunaan alat

kontrasepsi suntik. Hal ini ditandai dengan Ny S mengatakan takut

menggunakan alat kontrasepsi karena sakit yang di derita.

Dari data sujektif yang didapat dari anamnesa dengan Ny S

memiliki riwat penyakit asma dan pernah menggunakan KB suntik

asma yang di derita sering kambuh. Sekarang Ny S tidak

menggunakan KB apa-apa dikarenakan takut menggunakan KB selain KB

suntik.

Prioritas kedua yaitu kurang pengetahuan keluarga berhubungan

dengan kurangnya informasi yang didapatkan tentang alat

kontrasepsi. Kurangnya pengetahuan keluarga dikarenakan tingkat

pengetahuan keluarga tentang KB sangat rendah dan juga tidak

pernah mengikuti kegiatan-kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh

pihak puskesmas dikarenakan kesibukan bekerja.

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Dalam laporan asuhan keperawatan keluarga maternitas ini,

mahasiswa merencanakan tindakan keperawatan dengan mengkaji

sejauh mana pengetahuan keluarga tentang alat kontrasepi/KBserta

dan keuntungan serta efek samping. Penggunaan KB sangat penting

sekali untuk mengatur jarak kelahiran anak, jarak kelahiran akan

menetukan kualitas didikan anak dan kondisi kesehatan fisik ibu

yang akan melahirkan.

D. IMPLEMENTASI
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada kedua diagnosa

diatas, maka dilakukan penyuluhan tentang keuntungan penggunaan

alat kontrasepsi.

Tindakan yang dapat dilakukan juga dengan memotivasi keluarag

untuk selalu mengikuti penyuluhan-penyuluhan tentang KB/alat

kontrasepsi yang diadakan oleh pihak puskesmas.

E. EVALUASI

Pada diagnosa pertama Ny S dan keluarga mengatakan sudah

mengetahui tentang KB tapi masih takut menggunakan KB. Ny S juga

mampu menjawab pertanyaan saat di tanya tentang KB dan macam-

macam KB, dimana masalah pada diagnosa pertama dapat teratasi

sebagian.

Pada diagnosa kedua Ny S dan keluarga mengatakan sudah

mengetahui macam-macam KB tetapi masih tidak mau menggunakan KB,

Ny S takut karena sakit yang di deritanya dan tidak berani

menggunakan KB selain KB suntik. Dimana masalah pada diagnosa

kedua dapat teratasi sebagian.


Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil

dengan kriterial standar yang telah ditetapkan untuk melihat

keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil

sebagian, perlu disusun rencana keperawatan baru.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keduga diagnosa yang diangkat yaitu diagnosa pertama

yaitu asnsietas berhubungan dengan efek samping penggunaan alat

kontrasepsi dan kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan

kurangnya informasi yang didapatkan tentang alat kontrasepsi,

kedua dianosa ini hanya bisa teratasi sebagian di karenakan istri

Tn M (Ny S) masih takut dalam menggunakan alat kontrasepsi selain

KB suntik.

B. Saran

1. Keluarga

Agar keluarga dapat mengerti dan mengetahui pentingnya alat

kontrasepsi/KB dan efek samping serta keuntungannya.

2. Puskesmas

Diharapkan kepada Puskesmas agar sering mengontrol atau turun

ke masyarakat secara langsung agar lebih mengetahui masalah yang

ada di masyarakat.

3. Institusi

Sebagai bahan masukan didalam melanjutkan perkuliahan

komunitas keluarga maternitas dan meningkatkan SDM mahasiswa

STIKES Mataram.

4. Penulis

Untuk menambah pengetahuan khususnya maslah alat

kontrasepsi/KB.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman

untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta :

EGC

Doenges, Marylinn E. (2000). Rencana Asuhan keperawatan, edisi 3,

penerbit buku kedokteran, Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakarta ; EGC

Sarwono P. ( 1999). Ilmu Kandungan, Yayasan bina pustaka, edisi 2,

Jakarta
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI

OLEH :

SITI ZURAIDATIL APRIANI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIII B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2017/2018
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik : Keuntungan Penggunaan Alat


Kontrasepsi

Sasaran : Pasangan Usia Subur

Hari/ Tanggal : Selasa/09-10-2018

Waktu : 09.00

Tempat : Posyandu

I. ANALISA SITUASI
A. Peserta
Peserta yang akan diberikan pendidikan kesehatan
yaitu kepada pasangan usia subur yang berkunjung ke
posyandu, dengan latar belakang pendidikan bermacam –
macam.
B. Ruangan
Pendidikan kesehatan akan dilakukan di posyandu
dengan kondisi ruangan terang, cukup luas bersih dan
nyaman.
C. Pengajar
Pendidikan kesehatan Alat kontrasepsi ini akan
diberikan oleh mahasiswa/mahasiswi Program Profesi
STIKES Mataram

II. TUJUAN ISTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang
Keuntungan penggunaan alat kontrasepsi selama 15 menit
diharapkan keluarga yang berkunjung ke posyandu mampu
memilih alat kontrasepsi dengan tepat.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan tentang penyuluhan
kesehatan diharapkan keluarga dapat :
A. Menyebutkan pengertian Keluarga berencana
B. Menyebutkan tujuan keluarga berencana
C. Menyebutkan jenis-jenis metode alat kontrasepsi
D. Menyebutkan macam-macam alat kontrasepsi beserta
kelebihan masing –masing
IV. MATERI
A. Pengertian Keluarga berencana
B. Tujuan keluarga berencana
C. Jenis-jenis metode alat kontrasepsi
D. Macam-macam alat kontrasepsi beserta kelebihan
masing -masing

V. METODE
A. Ceramah
B. Tanya jawab
C. Demonstrasi

VI. MEDIA dan ALAT BANTU PENDIDIKAN KESEHATAN


A. MEDIA
1. Lembar balik

VII. KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN


No. Waku Pelaksanaan Kegiatan Respon Keluarga

1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam


3 menit  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
dan anggota
 Apersepsi  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
dari penyuluhan
 Kontrak waktu  Mendengarkan
2 Pengembangan  Menjelaskan  Mendengarkan &
10 menit pengertian Keluarga mencatat
berencana
 Menjelaskan Tujuan  Mendengarkan
keluarga berencana
 Menjelaskan tanda dan
gejala diare
 Menjelaskan Jenis-  Mendengarkan
jenis metode alat
kontrasepsi  Mendengarkan
 Menjelaskan Macam-
macam alat  Mendengarkan
kontrasepsi beserta
kelebihan masing -
masing
 Menanyakan kepada  Menjawab
Keluarga tentang pertanyaan
materi yang telah
diberikan dan
reinforcement kepada
Keluarga yang
menjawab
 Menyimpulkan materi  Mendengarkan
4 Penutup  Mengucapkan  Mendengarkan
2 menit terimakasih atas
peran serta Keluarga
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

VIII. KRITERIA EVALUASI


A. Indikator/ Standar
Keluarga dapat :
1. Menyebutkan Keluarga berencana
2. Menyebutkan Tujuan keluarga
3. Menyebutkan Jenis-jenis metode alat kontrasepsi
4. Menyebutkan Macam-macam alat kontrasepsi beserta
kelebihan masing -masing

B. Proses
1. Pasangan antusias terhadap materi pendidikan
kesehatan yang diberikan
2. Tidak ada salah satu dari anggota keluarga yang
meninggalkan tempat pendidikan kesehatan di tengah
penyampaian materi
3. Pasangan mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar

C. Pertanyaan Evaluasi
1. Sebutkan Keluarga berencana
2. Sebutkan Tujuan keluarga
3. Sebutkan Jenis-jenis metode alat kontrasepsi
4. Ssebutkan Macam-macam alat kontrasepsi beserta
kelebihan masing -masing
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. Saifudin AB. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal YBPSP. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
2. Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan Edisi IV. Jakarta :
YBPSP
3. Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra
Cendikia
4. Bidan kusholihah.blogspot.com/2009/04/kebutuhan-dasar-ibu-
nifas.htm.tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-
dasar-ibu-nifas.html
5. Hanifa, P. 2009.Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Lampiran

Materi Penyuluhan

Keuntungan Penggunaan Alat Kontrasepsi

A. Pengertian Keluarga Berencana


Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No. 10 tahun 1992
(Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera)
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (Handayani,
2010).

KB memiliki arti mengatur jumlah anak sesuai kehendak anda, dan


menentukan sendiri kapan anda akan hamil, serta bisa menggunakan metode KB
yang sesuai dengan keinginan dan kecocokan kondisi tubuh anda (Uliyah,
2010).

B. Tujuan Keluarga Berencana


Tujuan umum: meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang
menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.

Tujuan Khusus:

1. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan


anak.
2. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi
3. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi
4. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara
penjarangan kelahiran.

C. Jenis-Jenis Metode Alat Kontrasepsi


Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi
untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap individu sebagai
makhluk seksual (Saifuddin, 2010).
Jenis-jenis metode kontrasepsi antara lain:

1. Cara alamiah, meliputi metode senggama terputus dan metode


kalender.
2. Cara sederhana, terdiri dari kondom, jelly, diafragma,
spermisida, tisu KB.
3. Alat kontrasepsi hormonal, yakni pil, AKBK (susuk/implant),
suntik.
4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) yang dikenal dalam
beberapa jenis desain seperti lippes loop (spiral), CuT 380
A, NOVA T.
5. Kontrasepsi mantap (KONTAP) yakni tubektomi (untuk perempuan)
dan vasektomi (untuk laki-laki).

D. Macam-macam alat kontrasepsi


1. Cara Alamiah
a. Senggama Terputus
Senggama terputus sebenarnya adalah senggama biasa.
Hanya pada saat hampir terjadi ejakulasi, penis segera
ditarik keluar sehingga cairan sperma yang keluar tidak
masuk ke dalam liang senggama atau vagina. Dengan cara ini
kemungkinan terjadinya pembuahan (kehamilan) bisa
dikurangi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak
memerlukan obat atau alat sama sekali. Dengan demikian
cara ini sebenarnya relatif sehat bagi perempuan dari pada
menggunakan alat KB yang lain. Akan tetapi risiko
kegagalan metode ini cukup tinggi.

b. Metode Kalender (Tanggalan)


Metode kalender adalah cara menentukan kapan
melakukan/tidak melakukan persetubuhan dengan
memperhitungkan kalender kesuburan perempuan. Sebelum
menjalankan metode ini, sebaiknya selama 3 bulan dilakukan
pengamatan untuk mengetahui lama siklus haid yang akurat.
Anjuran bagi pengguna metode ini adalah: jangan
bersenggama pada masa subur yaitu dua hari sebelum dan
sesudah sel telur keluar. Untuk metode kalender sebaiknya
digunakan oleh perempuan dengan siklus haid yang teratur

2. Cara Sederhana
a. Kondom
1) Pengertian
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang
terbuat dari lateks (karet) atau plastik (vinil), yang
dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom
digunakan setiap akan melakukan hubungan seksual. Agar
efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke
dalam kondom.
Adapun cara kerjanya adalah :
a) Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas diujung selubung karet
yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut
tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan
b) Mencegah penularan mikoroorganisme dari satu
pasangan ke pasangan yang lain.
2) Kelebihan
a) Efektif bila digunakan secara benar dan konsisten
b) Tidak mempunyai pengaruh sistemik
c) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi
lainnya harus ditunda
d) Memberi dorongan suami untuk ikut ber-KB
e) Dapat mencegah penularan IMS
f) Mencegah ejakulasi dini
g) Membantu mencegah terjadinya kanker serviks
(mengurangi iritasi bahan karsinogenik pada serviks)
h) Tidak mengganggu poduksi ASI
i) Tidak mengganggu kesehatan klien
j) Saling interaksi sesama pasangan
k) Murah dan dapat dibeli secara umum
l) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan
khusus
m) Sebagai terapi infertilitas.
3) Efek samping
1. Alergi terhadap lateks atau pelumas atau permisida
yang dipakai atau ada di kondom
2. Kondom rusak atau diperkirakan bocor
3. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina
saat berhubungan
4. Mengurangi kenikmatan seksual
5. Cara pemakaian sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi
6. Mengurangi sensitivitas seksual
7. Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk
mempertahankan ereksi
8. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan
seksual
9. Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat
umum
10. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah
dalam hal limbah

2. Alat Kontrasepsi Hormonal


a. Pil Kombinasi
1) Pengertian
Pil yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron (pil kombinasi) atau progesteron saja yang
diminum setiap hari selama 21 atau 28 hari.

2) Jenis
a) Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandug
hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet ampa hormon aktif
b) Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progest (E/P) dengan dua dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif

c) Trifasik
Pilyang ersedia dalam kemsan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progest (E/P) dengan 3 dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
3) Adapun cara kerjanya adalah :
a) Menekan ovulasi
b) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh
sperma
c) Mencegah inflantasi sel telur
d) Pergerakan tuba terganggu sehingga perjalanan sel
telur terganggu pula.
4) Aturan pakai
a) Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada
saat yang sama setiap hari
b) Pil yang pertama mulai pada hari pertama sampai hari
ketujuh siklus haid
c) Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama
haid
d) Pada paket 28 pil dianjurkan mulai minum pil plasebo
sesuai hari yang ada pada paket
e) Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lan 21
pil. Bila paket 28 pil habis, sebaiknya anda mulai
minum pil dari paket yang baru
f) Bila paket 21 pil habis, sebaiknya tunggu 1 mnggu
baru kemudian minum pil dari paket yang baru
g) Bila lupa minum pil (hari 1 ampai 21), segera minum
pil setelah ingat boleh minum 2 pil pada hari yang
sama. Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi
yang lain
h) Bila lupa 2 pil atau lebih (hari 1 sampai 21),
sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai
jadwal yang ditetapkan.
5) Kelebihan
a) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan
dihentikan
b) Mengurangi rasa kejang atau nyeri perut saat haid
c) Terlindung dari penyakit radang panggul dan
kehamilan ektopik
d) Mudah menggunakannya dan dihentikan setiap saat
e) Siklus haid jadi teratur
f) Mengurangi esiko kanker ovarium
g) Cocok digunakan untuk menunda kehamilan bagi
pasangan muda
h) Produksi ASI tidak dipengaruhi oleh pil yang hanya
mengandung progesteon.
6) Efek samping
a) Dapat terjadi bercak-bercak darah diantara masa haid
pada pemakaian tiga bulan pertama
b) Amenore
c) Pusing, mual pada minggu pemakaian
d) Air susu berkurang untuk yang menggunakan pil
kombinasi
e) Perubahan berat badan
f) Flek hitam pada muka
g) Dapat mengurangi produksi ASI untuk pil kombinasi
h) Tidak dapat mencegah IMS, HIV
7) Kontraindikasi
a) Hamil atau dicurigai hamil
b) Tidak diminum bagi mereka yang menderita penyakit
hati, tumor, jantung, varises, darah tinggi lebih
dari 180/110 mmHg, kanker payudara, perokok dengan
usia lebih dari 35 tahun, stroke, kencing manis
lebih dari 20 tahun, gangguan pembekuan darah
c) Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
d) Migren atau sakit kepala sebelah.
b. Suntikan
1) Pengertian
Obat suntik yang berisi progesteron yang
disuntikkan setiap 2 atau 3 bulan, atau hormon estrogen
dan progesteron yang disuntikkan setiap 1 bulan
(suntikan kombinasi) pada otot panggul atau lengan
atas.
Adapun cara kerjanya adalah :
a) Menekan ovulasi
b) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh
sperma
c) Menipiskan endometrium atau selaput lendir sehingga
tidak siap untuk kehamilan
d) Menghambat transportasi sel telur yang telah dibuahi
oleh tuba.
2) Kelebihan
a) Aman, efek samping kecil
b) Tidak mempengruhi ASI
c) Tidak berpengruh pada hubungan suami istri
d) Mengurangi jumlah perdarahan saat haid, nyeri haid
e) Mencegah anemia, penyakit payudara jinak, kista,
ovarum, kehamilan ektopik, dan melindungi dari
penakit radang panggul
3) Efek samping
a) Pusing, mual
b) Menstruasi kadang tidak keluar selama 3 bulan
pertama
c) Kadang perdarahan lebih banyak pada saat menstruasi
d) Perubahan berat badan
e) Kembalinya kesuburan agak terlambat (4-6 bulan)
f) Harus kembali ketempat pelayanan
g) Tidak dapat mencegah IMS, HIV
h) Efek samping serius dapat timbul seperti serangan
jantung, stroke, tumor hati, pembekuan darah pada
paru dan otak.
4) Kontraindikasi
a) Hamil atau dicurigai hamil
b) Riwayat kanker payudara
c) Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
d) Menderita penyakit jantung, hepatitis, darah tinggi,
kencing manis
e) Sedang menyusui atau kurang dari 6 mnggu setelah
melahirkan
f) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit
kepala
g) Wanita usia lebih dari 35 tahun yang merokok.
5) Waktu pemberian
a) Setelah melahirkan : hari ke 3–5 pasca salin dan
setelah ASI berproduksi
b) Setelah keguguran : segera setelah dilakukan
kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu
belum hamil lagi
c) Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa
haid.

c. Akbk
1) Pengertian
AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) atau sering
disebut implant merupakan satu, dua atau 6 batang
silastik yang berisi hormon progesteron yang dimasukkan
dibawah kulit lengan atas. Implant satu dan dua batang
dapat digunakan selama 3 tahun sedangkan yang 6 batang
digunakan selama 5 tahun.

Adapun cara kerjanya adalah :

a) Menekan ovulasi
b) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh
sperma
c) Mengganggu proses pembentukan lapisan endometrium
sehingga sulit terjadi implantasi.
2) Jenis implant
a) Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut
berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4
mm yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun
b) Implanon. Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan
panjang kira- kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang
diisi dengan 68 mg 3-Keto-Desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun
c) Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang
diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja
3 tahun.
3) Waktu mulai menggunakan implant
a) Setiap saat selama siklus haid hari ke 2 sampai hari
ke 7
b) Bila menyusui antara 6 minggu ampai 6 bulan pasca
persalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat.
Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai
metode kontrasepsi lain
c) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi
haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat,
tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7
hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk
7 hari saja
d) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi
suntikan, implan dapa diberikan pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi lain
e) Pasca keguguran, implan dapat segera diinsersikan.
4) Kelebihan
a) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan
dihentikan
b) Praktis efektif dan daya guna tinggi
c) Masa pakai janga panjang
d) Bebas dari pengaruh estrogen
e) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
f) Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid
g) Mengurangi dan memperbaiki anemia
h) Melindungi terjadinya kanker endometrium
i) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
j) Melindungi dari beberapa penyebab penyebab penyakit
radang panggul
k) Produksi ASI tidak dipengaruhi.
5) Efek samping
a) Perdarahan bercak ringan
b) Amenore
c) Ekspulsi (lepasnya batang implant dari tempat
pemasangan)
d) Infeksi pada daerah pemasangan
e) Perubahan berat badan
f) Perubahan pola haid meningkatnya jumlah darah haid
atau tidak haid
g) Timbul keluhan seperti nyeri kepala
h) Berat badan naik, pusing, mual
i) Perubahan perasaan
j) Membutuhkan tindakan bedah minor untuk pemasangan
dan pencabutan
k) Tidak melindungi terhadap IMS dan HIV
l) Efektifitas menurun bila menggunakan obat-obat TBC
atau obat epilepsi.
6) Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Ibu yang sedang menyusui
3. Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
4. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5. Penyakit mioma uteri
6. Penyakit dengan gangguan toleransi glukosa
7. Penyakit hati, stroke, jantung, yang menggunakan
obat untuk epilepsi atau TBC.

3. AKDR
a. Pengertian
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat
kecil yang terdiri dari rangka plastik yang lentur dengan
dililiti kawat tembaga dan benang yang dipasang didalam
rahim.

Adapun cara kerja AKDR adalah :

a) Menghambat kemampuan spermatozoa untuk masuk kedalam


saluran tuba
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum
uteri
c) Mencegah sperma dan ovum bertemu
d) Memungkinkan mencegah inplantasi ovum keuterus.
b. Jenis AKDR
a) AKDR CuT-380A
b) Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk
huruf T diselubungi oleh kawat halus yang diselubungi
oleh tembaga (Cu)
c) AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA T
(Schering).
c. Cara Kerja
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri
c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertlisasi
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam
uterus.
d. Kelebihan
a) Praktis dan ekonomis.
b) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
c) Kesuburan segera kembali jika AKDR dibuka
d) Tidak harus mengingat
e) Tidak mempengaruhi produksi ASI
f) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
g) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu
takut hamil
h) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
i) Membantu mencegah kehamilan ektopik
e. Efek samping
a) Sebagian besar efek samping tidak berbahaya (bukan
tanda-tanda penyakit, akan tetapi tubuh perlu waktu
untuk menyesuaikan
b) Setelah pemasangan dapat terjadi kram
c) Terdapat flek dalam beberapa minggu
d) Haid lebih lama dan lebih banyak
e) Bercak atau flek diantara masa haid
f) Terjadi kram atau nyeri selama haid
g) Sekret vagina lebih banyak
h) Tidak mencegah IMS
i) Sedikit nyeri dan perdarahan seteah pemasangan.
f. Kontraindikasi
a) Kemungkinan hamil
b) Baru saja melahirkan (2 – 28 hari pasca persalinan)
c) Mestruasi yang tak biasa
d) Memiliki resiko IMS (termasuk HIV)
e) Infeksi atau masalah dengan organ kewanitaan seperti
penyakit radang panggul dalam 3 bulan terakhir, inveksi
setelah melahirkan atau keguguran, dan kanker pada organ
kewanitaan
f) Diketahui menderita TBC pelvic
g) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin AB. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal YBPSP. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan Edisi IV. Jakarta :
YBPSP
Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra
Cendikia
Bidan kusholihah.blogspot.com/2009/04/kebutuhan-dasar-ibu-
nifas.htm.tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-
dasar-ibu-nifas.html
Hanifa, P. 2009.Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN ALAT 2. Cara sederhana 2. Menstruasi kadang tidak
KONTRASEPSI a. Kondom keluar selama 3 bulan
pertama
3. Kadang perdarahan lebih
banyak pada saat
menstruasi

3. Alat kontrasepsi hormonal


a. pil kombinasi
1. Dapat terjadi bercak-
KB memiliki arti mengatur jumlah bercak darah diantara
anak sesuai kehendak anda, dan masa haid pada pemakaian
menentukan sendiri kapan anda akan
hamil, serta bisa menggunakan metode tiga bulan pertama
KB yang sesuai dengan keinginan dan 2. Amenore
kecocokan kondisi tubuh anda 3. Pusing, mual pada minggu c. Alat kontrasepsi bawah
(Uliyah, 2010).
pemakaian kulit (inflant)
1. Infeksi pada daerah
Macam-macam alat kontrasepsi pemasangan
2. Perubahan berat badan
1. Cara Alamiah
3. Perubahan pola haid
a. Senggama terputus
meningkatnya jumlah
b. Metode kalender
b. Suntik darah haid atau tidak
1. Pusing, mual haid
k) Setelah pemasangan dapat
terjadi kram
l) Terdapat flek dalam
beberapa minggu

d. Alat Kontrasepsi Dalam


Rahim

SITI ZURAIDATIL APRIANI

017.02.0733

j) Sebagian besar efek


samping tidak berbahaya
(bukan tanda-tanda
penyakit, akan tetapi
tubuh perlu waktu untuk
PROFESI NERS STIKES
menyesuaikan MATARAM 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai