Anda di halaman 1dari 3

Tridharma Perguruan Tinggi

Menurut PP.No.60 Th 1999, perguruan tinggi memiliki 3 tugas pokok yang disebut Tridharma
Perguruan Tinggi, yang meliputi:

1. Pendidikan tinggi

Tugasnya yaitu :

 Menyiapkan perserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan


akademik yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya ilmu
pengetahuan.
 Mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan, serta mengupayakan
penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.

Pendidikan tinggi haruslah menghasilkan ilmuan, intelektual, serta pakar yang bermoral
ketuhanan yang mengabdi pada manusia.

2. Penelitian
 Penelitian adalah suatu kegiatan yang taat kaidah. Bersifat objektif dalam upaya
untuk menemukan kebenaran dan atau menyelesaikan masalah dalam ilmu
pengetahuan.
 Seorang peneliti haruslah bermoral dan mengabdikan diri kepada nilai-nilai
kemanusiaan yang didasari nilai Ketuhanan.
 Peneliti harus bersifat objektif dan ilmiah serta berpegang pada moral kejujuran
demi kesejahteraan manusia.

3. Pengabdian kepadan Masyarakat


 Pengabdian kepada masyarakat adalah suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu
pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat.
(Pasal 3 ayat (1) PP. 60 Th. 1999)

Budaya Akademik

Warga dari suatu perguruan tinggi adalah insan-insan yang memiliki wawasan dan integritas ilmiah.
Ciri masyarakat ilmiah sebagai budaya akademik :

1. Kritis
Mengembangkan sikap senantiasa ingin tahu segala sesuatu kemudian mencari jawaban dan
pemecahan masalah melalui suatu kegiatan ilmiah penelitian.

2. Kreatif
Mengembangkan sikap inovatif dan berupaya untuk menemukan sesuatu yang baru dan
bermanfaat bagi masyarakat.

3. Objektif
Kegiatan yang dilakukan benar-benar berdasarkan pada suatu kebenaran ilmiah.

4. Analitis
Kegiatan ilmiah harus dilakukan dengan suatu metode ilmiah.

5. Konstruktif
Mampu mewujudkan suatu karya baru yang memberikan manfaat bagi masyarakat.

6. Dinamis
Senantiasa mengembangkan ciri ilmiah sebagai buaya akademik secara terus menerus.

7. Dialogis
Memberikan ruang pada peserta didik untuk mengembangkan diri, melakukan kritik serta
mendiskusikannya.

8. Menerima kritik
Harus senantiasa bersifat terbuka terhadap kritik.

9. Menghargai prestasi ilmiah/akademik


Menghargai prestasi akademik, yaitu prestasi dari suatu kegiatan ilmiah.

10. Bebas dari prasangka


Mengembangkan moralitas ilmiah yaitu dengan mendasarkan kebenaran pada suatu
kebenaran ilmiah.

11. Menghargai waktu


Senantiasa memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin.

12. Memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah

13. Berorientasi ke masa depan

14. Kesejawatan/kemitraan
Memiliki rasa persaudaraan yang kuat untuk mewujudkan suatu kerjasama yang baik.

Kampus sebagai Moral force


Pengembangan Hukum dan HAM

Masyarakat kampus sebagai masyarakat ilmiah harus:


 Mengamalkan budaya akademik
 Berpegang teguh pada komitmen moral yaitu pada tradisi kebenaran objektif
 Terhindar dari kiprah tarik-menarik kekuasaan dalam pertentangan politik
 Bertanggung jawab terhadap masyarakat bangsa dan Negara
 Mengabdi kepada kesejahteraan manusia

Kampus sebagai Sumber Pengembangan Hukum


Dalam pengembangan hukum positif di Indonesia, maka dasar filsafat Negara merupakan
sumber materi dan sumber nilai bagi pengembangan hukum (Tap No. XX/MPRS/1966 dan Tap No.
III/MPR/2000).
Sumber hukum dasar nasional adalah sumber materi dan nilai bagi penyusunan peraturan
perundang-undangan di Indonesia. Dalam penyusunan hukum positif di Indonesia nilai Pancasila
berperan sebagai sumber materi. Selain itu, rakyat adalah sumber materi dalam penyusunan dan
pengembangan hukum.

Kampus sebagai Kekuatan Moral Pengembangan HAM


Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan kebedaraan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang. (UU No. 39 Th 1999)
Kewajiban Dasar Manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan,
memungkinkan tidak terlaksana dan tegaknya HAM. (UU No. 39 Th 1999)
Dalam menegakkan HAM, mahasiswa harus bersifat objektif dan berdasarkan kebenaran
moral demi harkat dan martabat manusia.

Anda mungkin juga menyukai