PSIKOLOGI GESTALT
Ainun Ni Intan
Agninda Rahmi
Anzeli Lathifatul
Apriliana Lestari
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt, karena dengan rahmat dan
karunianya sehingga tugas pembuatan makalah berjudul Psikologi Umum : Gestalt pada
mata kuliah Psikologi Umum ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum dalam
semester gasal, sekaligus sebagai bahan pertimbangan dosen kepada mahasiswa. Dalam
kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Diah
Sulistiyorini,S.Psi., M.Psi selaku dosen mata kuliah Psikologi umum yang telah mengarahkan
dan memberi batasan untuk materi makalah. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan agar dalam pembuatan yang berikutnya lebih baik dan benar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya dapat memberi manfaat bagi
pembaca pada umumnya.
Atas perhatian Ibu Dosen kami selaku penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt.
Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih
kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya
juga hilang.
Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang
Khler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang
terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
Tetapi di Amerika Psikologi Gestalt tidak memperoleh dominasi seperti di Jerman.
Hal ini dikarenakan psikologi Amerika telah berkembang melalui periode fungsionalisme dan
pada tahun 1930-an didominasi oleh behaviorisme. Oleh karena itu, kerangka psikologi
gestalt tidak sejalan dengan perkembangan-perkembangan di Amerika.
Menurut Gestalt baik struktualisme atau behaviorisme keduanya melakukan
kesalahan, yaitu karena mengadakan atau menggunakan reductionistic approach, keduanya
mencoba membagi pokok bahasan menjadi elemen-elemen.
Gestalt mempelajari fenomena perceptual secara langsung, maka gestalt kadangkadang juga disebut sebagai phenomenologist. Phenomenologist mempelajari sesuatu secara
meaningful, kejadian psikis tidak dapat dianalisis menjadi elemen-elemen. Pandangan pokok
psikologi gestalt adalah berpusat bahwa apa yang dipersepsi itu merupakan suatu kebulatan,
suatu unity atau suatu gestalt.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gestalt
Secara etimologi, kata gestalt berasal dari bahasa Jerman Gestalt, yang berarti
bentuk, wujud, figur, susunan, dan penampilan. Prinsip gestalt diperkenalkan di dalam
dunia psikologi sekitar tahun 1920 oleh Max Wertheimer. Gestalt adalah persepsi
seseorang memandang keseluruhan.
Aliran ini di bangun oleh 3 orang yaitu Kurf Koffka, Max Wertheimer dan
Wolfgang Kohler. Aliran ini mempelajari dimana seseorang tidak hanya melihat
sesuatu tidak hanya pada satu bagian, tetapi secara keseluruhan. Aliran Gestalt
memberikan efek terhadap pola berfikir manusia dalam menciptakan pemikiran yang
bersifat umum terhadap sesuatu yang kita lihat. Teori gestalt menentang teori
bahviorisme dan dan struktualisme karena 2 teori tersebut dianggap terlalu
mengutamakan elemen atau detail, padahal persepsi manusia terjadi secara
menyeluruh, tidak secara sepotong sepotong.
B. Tokoh dan pemikiran
1. Max Wertheimer (1880-1943)
Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari 3 serangkai pendiri aliran gestalt.
Pada tahun 1904 setelah mendapat gelar doctor dia mulai tertarik dengan
pandangan fenomonologi, yaitu suatu aliran filsafat yang memepelajari fenomena
(gejala). Pada tahun 1910,
Wertheimer membuat sebuah alat yang disebut stroboskop. Koffka dan kohler
bertindak sebagai orang-orang percobaannya. Melalui alat itu Wertheimer
menunjukkan kepada orang-orang percobaannya, dua gambar garis vertical.
Wertheimer memproyeksikan dua garis vertikal pada dua gambar. Garis pertama
terletak ditengah sedangkan garis kedua berada disebelah janan. Kedua gambar
diproyeksikan pada sebuah layar, dengar interval waktu tertentu. Jika interval
waktunya 1/5detik atau lebih besar, kedua gambar akan terlihat sebagai dua
gambar berurutan. Apabila interval waktunya diperkecil menjadi 1/ 30 sampai 1/ 5
detik
akan tampak satu garis yang bergerak dari tengah ke kanan kembali
ketengah, dan seterusnya.kalau interval waktu diperkecil lagi menjadi 1/60 detik,
akan terlihat dua garis vertikal berjajar berdampingan.
Jadi, dengan interval waktu tertentu rangsang yang diperlihatkan bias terlihat
seperti bergerak. Wertheimer mengemukakan kita bias melihat gerakan itu karna
kita melihat kedua garis itu sebagai keseluruhan, tidak melihatnya sebagai bagian
yang
terpisah-pisah.
gerakan(phiphenomenon).
Ia
menanamkan
gajala
ini
sebagai
gejala
Kelebihan :
1. Inti pelajaran menurut ini adalah mendapatkan insight artinya: jika
dimengertinya persoalan dan hubungan masalah tersebut dengan orang
yang mendapat masalah maka akan didapatkan kemampuan memecahkan
masalah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala
sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam teori psikologi Gestalt disebut
sebagai fenomena (gejala). Dalam pengaplikasiannya pada proses pembelajaran, antara lain:
1). Pengalaman tilikan (insight) 2). Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) 3).
Perilaku bertujuan (pusposive behavior) 4). Prinsip ruang hidup (life space) 5). Transfer
dalam Belajar
3.2 Saran
Kelebihan teori belajar Gestalt hendaknya ditingkatkan, seperti murid belajar secara
alamiah, menarik, sesuai dengan tingkat perkembangannya, mudah memahami isi dan murid
lebih cepat bisa membaca dengan mengeja.
DAFTAR PUSTAKA
http://psikologi.or.id/ PDF Gestalt Psikologi
www.psikoterapis.com PDF Terapi Gestalt
Walgito,Bimo.1980.Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta:Andi
Drs. Alex Sobur, M.Si.psikologi Umum, dalam lintasan sejarah. Penerbit Pustaka Setia
Bandung