Anda di halaman 1dari 17

TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI,

BUDAYA AKADEMIK
KAMPUS SEBAGAI MORAL FORCE
SERTA PENGEMBANGAN HUKUM
DAN HAM
TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

Pengertian Tri Dharma

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia kata Tri Dharma adalah kata
dalam bahasa sangsekerta yang diIndonesiakan dengan arti Tri “tiga”
kemudian Dharma “kewajiban”. Dengan demikian maka pengertian
tri dharma perguruan tinggi adalah tiga kewajiban yang harus
dijalankan oleh perguruan tinggi dalam mengelolah seluruh
komponen yang ada di dalamnya (civitas akademika).
Tri Dharma Perguruan Tinggi

1. Dharma Pendidikan dan Pengajaran

Dharma Pendidikan Pengajaran adalah kegiatan yang


berorientasi pada transfer ilmu pengetahuan baik bersifat
teori mapun praktek di dalam lingkungan perguruan tinggi.
Yang melibatkan Kurikulum, Sarana prasa pendidikan dan
pengajaran, tenaga pengajar (dosen), peserta didik
(mahasiswa), tenaga non edukasi (pegawai adminstrasi) dan
lain sebagainya.
b. Dharma Penelitian

Dharma Penelitian merupakan kegiatan dalam upaya


menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep,
metodologi, model, atau informasi baru yang memperkaya
ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.

c. Dharma Pengabdian Pada Masyarakat

Pengabdian kepada masyarakat pada hakikatnya membantu


masyarakat agar masyarakat mau dan mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri.
Beberapa bentuk pengabdian kepada masyarakat :

1. Pengembangan Desa Binaan


Ada beberapa keuntungan pengembangan desa
binaan antara lain, dapat dilaksanakan secara
berkesinambungan, dapat melibatkan berbagai
disiplin ilmu, serta dapat memecahkan masalah
secara tuntas.

2. Pelaksanaan KKN (mahasiswa)


3. Pelatihan di kampus dan luar kampus
Pelatihan yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan akan mampu dengan segera
mengembangkan sumber daya manusia sesuai
kebutuhan.

4. Local verification trial


Local verification trial akan mampu menyatukan
kegiatan penelitian dengan pengabdian
masyarakat. Masyarakat dapat melihat secara
langsung cara menghasilkan suatu teknologi karena
langsung dilibatkan.
BUDAYA AKADEMIK
Pengertian Budaya Akademik
Kampus merupakan komunitas atau
masyarakat yang tersendiri yang disebut
masyarakat akademik (academic
community). Di dalam kampus terdapat
kegiatan-kegiatan dan tata aturan yang
lain dari yang lain. Oleh karena itu, kampus
menjadi semacam lembaga akademik dan
jalinan antarkampus memiliki suasana
yang khas, yaitu suasana akademik
(academic atmosphere).
 Ciri-ciri masyarakat akademik yaitu kritis,
objektif, analitis, kreatif dan konstruktif,
terbuka untuk menerima kritik,
menghargai waktu dan prestasi ilmiah,
bebas dari prasangka, kemitraan dialogis,
memiliki dan menjunjung tinggi norma
dan susila akademik serta tradisi ilmiah,
dinamis, dan berorientasi kemasa depan.
Membangun Budaya Akademik
Untuk membangun budaya akademik dalam suatu
PT, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi.
1. Adanya sumber daya manusia, terutama staf
pengajarnya yang mempunyai keunggulan
akademik dan mempunyai dedikasi tinggi untuk
pengembangan keilmuan.

2. Menguasai tradisi akademik yang unggul, melalui


penyusunan kurikulum yang aktual, realistik, dan
berorientasi ke depan.
3. Tersedianya sarana dan prasarana akademik
yang memadai, seperti lingkungan kampus yang
sejuk, perpustakaan yang lengkap, dan
laboratorium yang modern.
Pada akhirnya PT sebagai pusat kebudayaan
akademis terikat pada etika.
Untuk itu, etika yang wajib dipedomani dan
sekaligus dikembangkan adalah:
1. Selalu ingin tahu
2. Teliti
3. Rasional
4. Objektif
5. Jujur
6. Inovatif
7. Terbuka
8. Produktif
9. Multidimensi
KAMPUS SEBAGAI MORAL FORCE
PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAM
Peran Kampus dalam Pengembangan Hukum dan
Hak Asasi Manusia

Peran Kampus, antara lain:


a. Sebagai pusat ilmu dimana mahasiswa bersama
dosen menggali, menganalisis, menyamakan  antar
sejumlah teori, atau antar teori dengan temuan-
temuan faktual empiris untuk kepentingan kritik
teori.
b. Sebagai arena dan wahana menyamai atau
mengembangkan pemimpin, kampus memiliki
peran spesifik. Pemimpin secara sederhana
diibaratkan sebagai seseorang yang memiliki
kemampuan pengaruh dan kekuatan melakukan
perubahan.

c. Sebagai pusat peradaban, merupakan komitmen


dan tugas dosen bersama mahasiswa menjadikan
komunitas kampus sebagai pusat mendidik dan
mengembangkan pemimpin yang ilmuwan.
Kampus sebagai Moral Force

Mahasiswa adalah sebuah lapisan masyarakat terdidik


yang menikmati kesempatan mengenyam pendidikan di
perguruan tinggi sesuai dengan perkembangan usianya yang
secara emosional sedang bergejolak menuju kematangan dan
berproses menemukan jati diri kebenaran. Itu diekspresikan
dalam bentuk-bentuk protes, menggugat hingga aksi
demonstrasi. Konsep ini kemudian tak bisa dipisahkan dari
mereka dan menempatkannya sebagai pendekar sosial.
Hubungan Kampus dengan Adanya Hak Asasi
Manusia

Dalam penegakkan hak asasi manusia, mahasiswa sebagai


masyarakat kampus sekaligus sebagai kekuatan moral harus
bersifat obyektif dan benar-benar berdasarkan kebenaran
moral demi harkat dan martabat manusia. Sebagai mahluk
sosial, sekaligus mahluk intelektual, mahasiswa memiliki
fungsi yang juga berpengaruh bagi kehidupan di sekitarnya,
antara lain, agen perubahan, kekuatan moral, dan kontrol
sosial.
Mahasiswa Dalam Mengembangkan
Kekuatan Moral, Pengembangan Hukum
dan Hak Asasi Manusia Dalam Dunia
Kampus
Fungsi pokok sebagai mahasiswa :
1. Mahasiswa sebagai Subyek Hukum
Mahasiswa mengembangkan hukum dalam
berbagai cara, agar mampu menjadi kekuatan
moral yang bukan hanya di lingkungan kampus
tapi juga sistem kenegaraan. Antara lain
sebagai berikut :
2. Pengembangan Hukum dan HAM oleh
Mahasiswa
 Kegiatan-kegiatan yang ada di atas yang dilakukan
mahasiswa ini biasanya tidak secara sekaligus, akan
tetapi mereka melakukannya secara bertahap dan
pada tempat, waktu dan ruang yang berbeda.
 Mahasiswa sebagai subjek hukum yang mana
memiliki hak sebagaimana yang ada dalam hak asasi
manusia, telah mereka gunakan sebaik mungkin dari
sebagian yang tercantum didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai