Anda di halaman 1dari 163

SENI TARI

21. SENI TARI 1 BAB I WAWASAN SENI A. Kebudayaan dan Permasalahannya Budaya berasal dari kata
budi dan daya. Budi bermakna akal dan batin yang digunakan untuk menimbang perbuatan baik dan
buruk, benar dan salah. Makna perbuatan di dalamnya dilihat dari watak, perangai, tabiat, akhlak
perbuatan baik dengan ikhtiar. Di sisi lain, daya mengandung arti tenaga, kekuatan, pengaruh, cara atau
jalan akal dalam berikhtiar. Dengan demikian budaya berarti kekuatan yang mendorong seseorang
untuk bertabiat baik, benar dengan melalui cara-cara yang dapat menimbang perbuatan yang harus dan
tidak boleh dilakukan. Pakar budaya Kuntjoroningrat dalam buku Simbolisme Budaya Jawa yang dikutip
Budiono H, menyatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta (bhuddhayah) adalah
bentuk jamak dari buddi yang berarti budi dan akal. Selanjutnya, Koencoroningrat menguraikan dan
menjabarkan bahwa kebudayaan terdiri dari tujuh unsur universal dan terdiri dari aspek-aspek sebagai
berikut di bawah ini. Tujuh (7) unsur kebudayaan adalah sebagai berikut: 1. Sistem religi dan upacara
keagamaan, 2. Sistem dan organisasi kerjasama, 3. Sistem pengetahuan, 4. Bahasa, 5. Kesenian, 6.
Sistem mata pencaharian hidup, 7. Sistem teknologi dan peralatan, Para siswa yang kami sayangi,
mengacu pada ke tujuh unsur kebudayaan tersebut di atas, salah satu yang akan dibahas dalam buku ini
adalah kesenian. Kesenian khususnya menyangkut salah satu aspek seni yakni seni tari. Kesenian dalam
bentuk kegiatan merupakan budi daya manusia. Kesenian merupakan perwujudan gagasan-gagasan
tradisional yang diperoleh secara historis. Kesenian hubungannya dengan nilai-nilai merupakan bentuk
simbolisasi, mencipta karya BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

22. SENI TARI 2 atau berkarya yang berarti memberi bentuk tujuan/visi manusia secara pribadi.
Kebudayaan merupakan warisan fakta-fakta budaya yang memiliki makna apabila dituangkan melalui
konsep pikir, perasaan, berkeindahan secara bebas. Dengan demikian, kebudayaan dapat membentuk
tingkah laku manusia yang harmonis secara bebas. Kebudayaan pada dasarnya merupakan proses
mencapai tingkah laku yang sempurna. Kaitan berkebudayaan dengan kehidupan bermasyarakat atau
berkebangsaan sebagai kontaks budaya dalam konteks kebersamaan, manusia berkelompok
membentuk warisan tata cara dan pernyataan maksud dalam mencapai tujuan bersama. Secara
histories. akumulasi pernyataan kebudayaan dapat dituangkan dalam bentuk hubungan tata cara dan
tingkah laku yang disepakati sesuai adat kebiasaan, adat yang diatur dalam agama. Hal tersebut dapat
dibuktikan melalui perilaku suku bangsa dalam berkebudayaan akan selalu berupaya melakukan
adaptasi atau penyesuaian dalam perilaku berbudi pekerti santun, terpuji, dan berbudi bahasa serta
bertutur yang baik. Manusia berbudaya dapat dipandang lebih tinggi dibanding dengan makhluk lain di
dunia. Manusia menghasilkan hasil budaya, konsep cara berpikir, dan kemampuan mengorganisasikan
ingatan, dan motif bertindak melalui ungkapan pikiran yang dimiliki. Konteks budaya manusia bermacam
bentuknya. Secara teoretis, konteks budaya manusia berbentuk tulisan, perilaku, implementasi motif
ungkapan verbal (lisan) . Para siswa yang tercinta, perjalanan hidup manusia di dalam menerapkan
pengalaman perilakunya dimodifikasi untuk mencapai tujuan hidupnya. Manusia menomorsatukan
peran fungsi kelakuan fungsi rohaniah dalam bentuk kemauan yang ditunjukan. Hal tersebut biasanya
bertujuan untuk mengungkapkan kemauan, maksud tujuan agar dapat dibicarakan atau menjadi buah
bibir. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya perilaku dan penghayatan rohani manusia dapat saling
bertolak belakang. Kemampuan manusia untuk menalarkan budaya erat hubungannya dengan
kemampuan berpikir, kepekaan perilaku, dan kreativitas dan eksperimen imajinasi dalam mewujudkan
hasil budi daya (budaya). Cara-cara tersebut muncul pada saat mencari ide, menjabarkan ide, dan
memproses terwujudnya komunitas berkesenian. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

23. SENI TARI 3 Kemampuan menuangkan ide seperti disebut di atas patut disyukuri. Prosedur
mewujudkan kreativitas dan imajinasi hasil budaya sangat penting. Kualitas perwujudannya dapat
dilakukan seseorang melalui menempatkan kelebihan berpikir dan berimajinasi. Seseorang dalam
melakukan perwujudan keseniannya mutlak syarat yang harus dikembangkan. Hal ini dapat digunakan
untuk membedakan manusia dengan mahluk lain. Perwujud melaksanakan kebudayaan manusia
dikembangkan sesuai konsep hasil budaya dengan berbagai pilihannya. Hasil budaya tersebut di atas
selanjutnya digunakan manusia sebagai alat untuk beradaptasi dengan lingkungan alam, terutama
tujuannya untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Dengan demikian kemampuan untuk
melahirkan gagasan, arah dan tujuan yang ingin dicapai, hingga perubahan yang diharapkan terutama
dalam melahirkan satu konsep yang dibayangkan, dipikirkan, dan dicita-citakan manusia yang
bersangkutan selalu berhubungan dengan orientasi budaya dan tingkat adaptasinya di dalam
pengembangan yang diharapkan. Ilustrasi tentang kemampuan manusia untuk melahirkan kreativitas
dan imajinasi inilah yang selanjutnya digunakan oleh penulis untuk memahami corak-ragam kesenian
yang pada tingkat adaptasinya sebagai hasil budaya. Konsekuensi logis yang harus ada adalah menjadi
pencerahan hasil budaya manusia untuk difokuskan dalam bentuk kesenian. Kesenian yang telah mapan
telah mempola membentuk identitas, dalam perkembangannya disosialisasikan menjadi hasil budaya
nenek moyang atau leluhur yang siap diwariskan. Nilai budaya nenek moyang telah mencapai
pemahaman yang tinggi. Falsafah yang terkandung bermakna dan memiliki bobot. Hal ini dapat tersirat
di dalamnya dengan mengajarkan berbagai makna dalam isi yang berbudi luhur. Makna simbolis budaya
nenek moyang yang telah diwariskan secara implicit sebagai pernyataan budaya. Kurun waktu yang
berjalan terus hingga akhir zaman, wujud kebudayaan yang salah satu sisi diungkapkan dalam bentuk
kesenian sangat bervariasi. Pencapaian tingkat penghayatannya diarahkan untuk mencapai standar hasil
kesenian hingga pada tingkat adaptasinya untuk mewujudkan hasil pemikiran manusia secara beragam.
Pada masa datang hasil seni diharapkan bisa menjadi panutan, cahaya hidup, dan sumber inspirasi
penciptaan. Konsep dasar yang dapat dituangkan melalui seni tersirat sebagai BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

24. SENI TARI 4 pijakan dari pengembangan budi dan daya manusia dalam memecahkan dilema masalah
yang dihadapi manusia. Reputasi kesenian yang tampil tersebut selanjutnya menjadi model bermacam
jenis seni yang ada di bumi. Kendala yang dihadapi dalam menyatakan hasil kesenian berhubungan
dengan sesuatu yang dibayangkan, dipikirkan, dan dicita-citakan. Produk kesenian yang diwujudkan
pada hakikatnya harus dianalisis atau dirinci sehingga pada bentuk yang muncul mampu menjelaskan
khasanah refleksi kehidupan manusia agar masuk akal atau logis. Kesenian di Indonesia berwujud hasil
budaya manusia Indonesia yang secara integral diakui oleh kalangan pendidikan dan ini digunakan
bahan pembelajaran. Para siswa yang kami cintai, kesenian sebagai wujud hasil kreasi manusia patut
diakomodasi ke dalam tulisan buku ini. Sebagai hasil kreasi yang diinventarisasi sejak awal sangat positif.
Pendokumentasian seni tari kurang ditumbuhkembangkan. Penulis pada kesempatan ini memposisikan
penulisan buku sebagai satu personifikasi rasa empati, simpati, dan pengayaan bahan bacaan siswa dan
masyarakat tentang Seni Tari. Langkah mengupayakan apresiasi lebih dini terhadap buku Seni Tari sudah
layaknya dipikirkan. Hal ini dipentingkan sebagai literatur atau bahan bacaan yang digunakan sebagai
pijakan transformasi budaya siswa Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk sekarang dan masa yang
akan datang. Hal ini bertujuan agar siswa sebagai generasi penerus tidak menjadi kehilangan warisan
budaya. Kesempatan ini secara kebetulan menjadi momen yang tidak disia-siakan untuk memaparkan
kompleksitas Seni Tari, hubungannya dengan seni lain, jenis dan wahana seni tari, serta perspektif seni
tari untuk masa datang serta bagaimana peran fungsi dan harapan ke depan agar mampu diantisipasi
oleh generasi yang akan datang sehingga tidak layu sebelum berkembang. Dengan perkataan lain, dapat
dijelaskan bahwa konversi seni dan budaya dalam wadah Seni Tari adalah sebagai salah satu asset
budaya yang ada di Indonesia. Cakupan ini ditulis sebagai arah pandang generasi datang untuk
pembelajaran. Kronologi yang diharapkan agar generasi penerus tidak akan mengalami degradasi
mental untuk belajar keseniannya sendiri kepada bangsa lain. Pada muaranya, hasil kesenian yang
direpresentasikan ini tidak putus mata rantainya, hingga kita kehilangan seni dan budaya bangsa sendiri.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

25. SENI TARI 5 Oleh sebab itu, rangkaian mata rantai penulisan, penelusuran, argumentasi, dan
pernyataan yang terkandung dalam buku ini tidak semata-mata untuk dikukuhi sebagai amalan
pendapat penulis saja, melainkan sebagai hasil kesenian yang dicacah- gabungkan menjadi hasil
penulisan informasi banyak pihak, sehingga generasi berikut tidak kehilangan arah untuk melestarikan
dan mengembangkan kesenian sendiri agar lebih inovatif, variatif, akomodatif, dan perspektif. Patut
disadari bahwa perkembangan zaman dan teknologi yang sangat pesat dapat digunakan untuk
mengubah momen ini menjadi penting. Perkembangan ini harus dapat dimanfaatkan untuk konservasi,
revitalisasi, dan transformasi kesenian agar tidak punah. Dokumentasi dan pelestarian kesenian harus
dilakukan sebagai upaya untuk mencegah agar generasi berikut tidak buta budaya atau kesenian bangsa
sendiri. Selanjutnya, pada implementasinya bentuk penyadaran kepada generasi penerus kita agar mau
dan sanggup bertanggung jawab dalam pewarisan dan pengembangan ke mana arah dan laju kesenian
kita akan dibawa. B. Pengertian Kesenian Para siswa yang bahagia, dalam banyak buku antropologi
disebutkan bahwa salah satu cabang kebudayaan adalah kesenian. Beberapa sumber menyebutkan
bahwa kebudayaan sebagai keseluruhan cara hidup manusia, dalam bentuk warisan sosial yang
diperoleh seseorang dan kelompoknya serta merupakan bagian yang dianggap jamak bagi lingkungan
dan komunitasnya harus diwariskan. Hal tersebut berhubungan dengan penjabaran konsep dan replika
penciptaan manusia. Menurut Kuncoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam tiga sistem, yakni
pertama sistem budaya yang lazim disebut adat- istiadat. Kedua sistem sosial yang merupakan suatu
rangkaian tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, system teknologi sebagai modal peralatan
manusia untuk menyambung keterbatasan jasmaniahnya. Bagaimana manusia menghargai ketiga sistem
di atas, pada sesungguhnya manusia itu sendiri butuh aktivitas demi menjamin terpenuhinya kebutuhan.
Hal penting yang diperlukan untuk menyatakan maksud adalah peran fungsi budaya dalam tatanan
kehidupan secara lahiriah dan batiniah. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
26. SENI TARI 6 Secara eksplisit, fungsi kebudayaan manusia yang difungsikan untuk memahami dan
mengintegrasikan lingkungan dan pengalaman adalah hasil kesenian. Kesenian akan menjadi panduan
agar dapat dijadikan kerangka dasar di dalam mewujudkan kelakuan biasanya dinyatakan dengan
maksud yang disamarkan. Atau dengan istilah lain, seni merupakan pernyataan simbolisme makna dan
maksud penciptanya. Menurut pandangan penulis, bahwa berdasarkan konteks kesenian yang memiliki
banyak ragam, cabang-cabang seni memiliki banyak jenis, salah satu unsurnya adalah seni tari (kesenian
tari). Kesenian tari yang ada ini pada awalnya terjadi disebabkan adanya lapisan-lapisan ekspresi jiwa
manusia yang bertumpu kepada sejarah dari zaman ke zaman. Rekapitulasi kesenian tari secara periodic
selanjutnya menghasilkan bermacam kreasi terutama berhubungan dengan aspek kesenian tari itu
sendiri. Jenis-jenis kesenian tari tertentu mempunyai kelompok pendukung yang memiliki fungsi
berbeda. Adanya perubahan fungsi kesenian tari yang ada dapat membentuk perubahan hasil-hasil
seninya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya dinamika masyarakat, kreativitas, dan pola tingkah laku
manusia yang beradaptasi dalam konsteks kemasyarakatan. Di sinilah kesenian tari menjadi
berkembang, bersosialisasi, dan beradaptasi dalam lingkungan sosial-budaya baik secara sendiri maupun
melalui pemahaman sosialisasi manusia di kalangan pendukungnya berkembang secara sporadis
membentuk modifikasi kesenian tari yang baru dalam bentuk seni tari yang berwawasan teknologi.
Seperti di depan telah disinggung, unsur kebudayaan salah satunya adalah kesenian (Kuntjoroningrat:
2002, 12-35). Selanjutnya, macam dan jenis kesenian yang ada terdiri dari banyak jenis. Kesesuaian yang
sering diperbincangkan adalah bahwa kesenian dibatasi dengan ruang lingkup yang sudah diprogram
oleh pemerintah meliputi aspek-aspek sebagai berikut: Cabang Kesenian (Jenis-jenis Seni) 1. Seni rupa,
2. Seni musik, 3. Seni tari, 4. Seni teater, 5. Seni kerajinan, 6. Seni berwawasan teknologi 7. Seni-seni
lainnya. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

27. SENI TARI 7 Secara konseptual peta seni dalam konsep kebudayaan dapat dilihat pada bagan di
bawah ini adalah sebagai berikut: Kebudayaan 6 aspek lain Kesenian Kebudayaan Seni Rupa Seni Musik
Seni Tari Seni Teater Kerajinan Tangan Seni Berteknologi Bagan 1.1 Peta Seni dalam konteks Budaya
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

28. SENI TARI 8 C. Wawasan Seni dan Proses Kreatif, serta Pendidikan Kesenian Siswa yang budiman,
pada kesempatan lanjut dapat dipahami, kesenian sebagai produk merupakan hasil dari segala potensi
manusia menyangkut cipta, rasa, dan karsa. Kesenian memiliki unsur keluhuran (nilai etis), unsur
keindahan (estetik), dan hasil dari emosi (rasa) serta rasio (akal) manusia (Ki Hajar Dewantoro: 2002, 12-
24). Ragam kesenian terjadi karena adanya kontak budaya yang terutama pada lapisan-lapisan
komunitas seni dan kesenian itu sendiri, sehingga bersemi dan mengakar pada pendukungnya.
Selanjutnya, kontak budaya yang berkembang lebih lanjut tumbuh- menyebar bertumpu pada
perjalanan sejarah dari zaman ke zaman. Jenis-jenis kesenian beraneka-ragam. Kesenian jenis tertentu
memiliki fungsi-fungsi yang berbeda satu dengan lainnya. Adanya perubahan fungsi ke perubahan
bentuk pada hasil-hasil kesenian, menjadikan dinamika masyarakat pendukungnya berubah. Hal
tersebut seperti dihalaman sebelumnya telah disebut memperlihatkan bahwa dalam konteks
kemasyarakatan, arah dan perkembangan seni semakin variatif. Oleh sebab itu, perubahan dan tumbuh
kembangnya yang bervariasi tersebut memberikan corak yang beragam pada jenis kesenian. Dengan
demikian apabila ditinjau dari contoh paradigma kesenian tersebut, kesenian menjadi bagian integral
yang dapat menempatkan manusia untuk ambil bagian di dalamnya. Hal tersebut berhubungan dengan
membentuk, mengatur, dan mengembangkan kesenian itu sendiri agar menjadi bentuk baru atau
reservasi bentuk lama menjadi bentuk modifikasi. Pada akhirnya akan mampu berubah wujud menjadi
hakiki kesenian yang mengakar. Pernyataan tentang bentuk baru seni, modifikasi, dan perubahan wujud
di dalamnya tersirat proses kreatif yang tidak hanya dua pihak yang terlibat, melainkan tiga yaitu
kesadaran manusia yang realis, medium ungkap seni, serta kemungkinan tentang ruang penciptaan
menempati kedudukan yang mutlak. Dengan demikian dapat dicatat, bahwa proses kreatif merupakan
pertemuan dan pertautan ganda antara kesadaran manusia dengan realitas di satu sisi dan pada sisi lain
kesadaran dan keterampilan seniman dengan media yang digunakan secara bergiliran dipilih, dibentuk,
dan disusun menjadi lambang-lambang seni beserta BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

29. SENI TARI 9 eksistensinya sehingga terjadi pertautan lambang seni yang memiliki hubungan
struktural guna mengungkapkan pengalaman yang dialami seniman, bulat, utuh, dan dibalut ke dalam
makna simbolis. Proses kreatif pada implementasinya adalah pembinaan kemampuan pemahaman
konseptual untuk terwujudnya berbagai segi seni. Dalam pendidikan, peserta didik diberi pengetahuan
dan dilatih bagaimana cara membuat konsep dan gejala yang generalisasinya memuat tentang gejala
kesenian. Penuangan konsep dan generalisasi kesenian dilakukan melalui proses kreatif. Usaha
penyelamatan, pewarisan, pengembangan dan penciptaan baru seni bertolak dari kesenian tradisional
dan nontradisional. Pengembangan seni dan konservasi di bidang penciptaan menekankan proses
kreatif. Ada asumsi yang menyatakan bahwa kesenian tidak dapat dipelajari secara ilmiah dan
digeneralisasikan. Pandangan ini pada dasarnya hanya salah satu pendapat. Pada sisi yang dilakukan
secara ilmiah, konsep-konsep kesenian dan generalisasi tentang seni timbul sebagai bentuk kerancuan
yang muncul kurang informatif dan adaptif. Selama gejala dan asumsi tentang bagaimana cara dan
penjelasan pola pikir tentang konsep dan generalisasi seni masuk akal, maka tafsiran intelektual
kesenian diharapkan dapat diterima, rasional, serta menjadi karya seni yang merupakan pengetahuan
yang kurang lengkap, ilmiah secara empiris dapat diterima. Masalah pemanduan bakat, penafsiran
pendidikan dan latihan adalah kerangka yang harus dilewati seseorang dalam belajar kesenian melalui
proses kreatif. Jika pendidikan yang demikian harus dilengkapi dengan melalui pernyataan makna
simbolis yang mampu dijelaskan secara logika, maka seni yang dibentuk melalui penciptaan karya-karya
baru menjadi formal dan ilmiah. Dengan demikian proses kreatif yang sejak awal sebagai prosedur
pembelajaran, pelatihan, dan pernyataan makna simbolis akan dapat merepresentasikan keilmiahannya
mana kala mampu dijabarkan secara logis, obyektif sebagai bagian kenyataan, dan dilakukan secara
prosedural yang masuk akal. Kesenian secara prinsip memiliki beberapa cabang seni. Cabang seni yang
tumbuh dan mengakar di pendukungnya banyak didominasi oleh cabag seni yang secara eksplisit dapat
disebutkan adalah seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama (teater), seni kaligrafi, dan seni lain yang
pada perkembangannya menjadi bagian dari paradigma kesenian secara empiris. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

30. SENI TARI 10 1. Seni Rupa, Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki
wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur rupa sebagai salah satu wujud yang
diklasifikasikan ke dalam bentuk gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.
Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni rupa adalah meliputi kemampuan memahami dan
berkarya lukis, kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan memahami dan berkarya
grafis, kemampuan memahami dan membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan
berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi ini pada dasarnya telah ditetapkan sebagai
kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang kerupawanan. Seni rupa telah mengakar mulai
zaman animisme dan dinamisme hingga jaman melenium. Seni Rupa menjadi salah satu bagian cabang
seni yang secara performatif mempresentasikan wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat
diserap dan dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada bagian atas. Representasi
bentuk seni rupa dipertimbangkan secara sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai
dasar perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud mediasi bentuk kasat mata yang
dekat ke arah perlambang gambar, lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan multimedia. berhubungan
dengan unsur cabang kesenian. 2. Seni Musik, Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain
dalam bentuk harmoni, melodi dan notasi musik merupakan wujud sarana yang diajarkan. Media seni
musik adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik Barat dan alat
musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain terdiri dari seruling, gambang
kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba. Jenis alat musik Barat antara
lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.
Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni musik meliputi kemampuan memahami
dan berkarya musik, pemahaman pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

31. SENI TARI 11 notasi musik serta kecerdasan musikal yang memungkinkan seseorang dapat
beradaptasi dengan perangkat musik secara cepat. Di sisi lain, kemampuan memahami dan membuat
notasi, kemampuan mengaransemen, serta praktik dasar maupun mahir dalam banyak alat atau
instrumen secara terampil, serta kemampuan memahami dan membuat multimedia. Seni musik yang
lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai medium dasar musik lebih memiliki proporsi pada bunyi
yang teratur, bunyi yang berirama, serta paduan bunyi yang menjurus kepada eksperimental bunyi
secara harafiah tanpa ritme, melodi maupun harmoni. Seni musik banyak berkembang pada komunitas
masyarakat yang memiliki aliran klasik, ekspresionis, eksperimentalis, dan fluonsis dengan memetakan
perkembangan musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada. Seni musik tumbuh-
kembang sejak zaman Renaissance hingga abad milenium. Secara progresif aliran musik yang
berkembang pada saat ini lebih ke arah musik yang memiliki tonasi, interval, dan harmoni secara varian.
Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya. Bunyi sebagai media ungkap menjadi salah
satu alat komunikasi dalam menginternalisasikan makna bunyi ke dalam penerjemahan kuantum dari
pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan
musik terhadap cara penyampaian makna musik untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan
demikian makna penataan musik semakin mudah dipahami, dimengerti dan menjadi media komunikasi
antara penata musik dengan penghayat musiknya. 3. Seni Teater, Kompetensi dasar bidang seni teater
mencakup kemampuan memahami dan berkarya teater, kemampuan memahami dan membuat naskah,
kemampuan memahami berperan di bidang casting kemampuan memahami dan membuat setting atau
tata teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai perangkat tambahan dalam
membidangi seni teater. Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar dirinya adalah
penguasaan khusus yang harus dikuasai secara teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami
dan membuat sarana dan prasarana perlengkapan berbasis multimedia adalah BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

32. SENI TARI 12 pendekatan aktual yang harus dikuasai seorang dramawan dalam kaitannya dengan
penyajian teater berbasis teknologi. Seni teater juga sebagai bagian integral kesenian memiliki media
ungkap suara dalam wujud pemeranan. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting,
pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten adalah bagian penting dari
penjelmaan profesi yang harus dimiliki. 4. Seni Tari, Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari
merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media
untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada
bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton. Kompetensi
dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari
meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer
dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan memahami dan berkarya tari (koreografi) adalah
keterampilan khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan memiliki
kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad
modern, kemampuan memahami dan membuat perangkat multimedia hubungannya dengan tari adalah
bentuk penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi. Perwujudan ekspresi
budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar
ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur
terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan
spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting hingga kini pada
puncak kesenian daerah menjadi simbol dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan.
Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang
diunggulkan daerah.di mana tarian tersebut berasal. Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi
masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral maupun yang sekuler, tradisional BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

33. SENI TARI 13 maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman prasejarah hingga zaman modern,
produk dari zaman tertentu membantu sejarah kehidupan tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga
akhir zaman. Seni tari memerlukan media gerak. Gerak murni atau wantah tidak memiliki maksud-
maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki makna maksud-maksud tertentu dan apabila dibangun
dengan unsur keindahan, maka gerakan tari semakin halus, estetis, dan geraknya memiliki bangunan
ekspresi bentuk yang diungkapkan manusia untuk dinikmati. Seni tari banyak dipengaruhi oleh
kepercayaan dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu, sejak zaman dulu tarian sudah memiliki peran
fungsi yang sentral dalam kehidupan beragama. Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan
tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara keagamanaan atau ritual. Seni tari mewariskan bentuk-
bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual yang dipengaruhi kepercayaan animisme
dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap upacara keagamaan. Dalam
perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif
melalui dramatari prembun, hingga sendratari jenis kesenian yang lahir pada zaman modern. Pada
masyarakat modern yang dinamis ini, kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang baik, guru-
guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan masa depan tari secara
proporsional. Oleh sebab itu, beberapa hal harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar
dapat memenuhi syarat sebagai penari yang profesional. 5. Kerajinan Tangan Cabang kesenian ini pada
dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal
kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat, seni dekoratif, serta seni yang
menekankan keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui oleh
pembaca dalam upaya pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan
terasa hambar dan gersang apabila kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek
budaya dan memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual
kesenian BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

34. SENI TARI 14 yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan
multidimensional. Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni yang paling kalian senangi.
Coba berilah contoh salah satu cabang seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang
pernah kalian buat atau kalian kenali. 6. Seni Berwawasan Teknologi Pertumbuhan perkembangan ilmu
pengetahuan secara signifikan mampu mengadopsi berbagai penerapan pengetahuan ke dalam
munculnya cabang pengetahuan baru. Salah satu reformasi di bidang pengetahuan yang berhubungan
dengan seni adalah munculnya cabang seni berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih.
Cabang pengetahuan seni yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi adalah munculnya cabang
seni, seperti seni peran (khususnys sinetron), pendokumentasian (sinema), audio- visual (keproduseran)
dan lain-lain. Wahana penjajagan pengetahuan di bidang yang berhubungan dengan pemanfaatan alat-
alat canggih tersebut memunculkan garapan pengetahuan di bidang seni peran dan adaptasinya.
Munculnya cabang seni berwawasan teknologi menjadi pertanda bahwa wahana pengembangan seni
dan pengetahuan kesenian dalam kaitannya dengan wawasan teknologi mampu mengadaptasikan
pengetahuan baru sebagai wadah penuangan bakat-bakat seni berhubungan dengan penggunaan alat-
alat canggih. Kesenian sebagai sebuah metodologi memperkenalkan seseorang memahami obyek ke
dalam permasalahan-permasalahan yang dikaitkan dengan pekerjaan seni dan bersosialisasi. Dengan
imajinasi, seseorang yang mempelajari seni dapat berangan-angan terutama dalam menemukan hal
baru, menciptakan hal baru, serta memodivikasi berbagai temuan yang sudah ada ke bentuk baru
sebagai representasi sesuatu yang telah lama ada. Cabang-cabang kesenian seperti telah disebut di atas
merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk mendatangkan inspirasi bagi banyak orang.
Imajinasi seseorang yang belajar kesenian dapat dikembangkan secara lebih luas dengan meningkatkan
dan mengembangkan bahasa gerak, rupa, bunyi, dan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

35. SENI TARI 15 suara untuk tetap tumbuh dan berkembang menurut tingkat dan reputasi bahasa
tubuh, bahasa gerak, serta bahasa bunyi dikombinasikan dengan pendekatan psikologis. Kegiatan
kesenian yang terbungkus dalam pembuatan seni berupa karya seni berhubungan dengan refleksi ide-
ide, dan tindakan-tindakan yang terkait dengan proses berkesinambungan. Kegiatan seni melibatkan
beberapa aspek multilingual, multikultural dan multidimensional mampu menjangkau secara luas atas
beberapa hal yakni. 1. Menyiapkan pendidikan yang sejajar, 2. Mengembangkan pengetahuan berbagai
budaya, 3. Memberikan nilai masyarakat, Mengenalkan budaya dalam dunia pendidikan, serta, 4.
Membantu pendidik dan terdidik mengembangkan perspektif multibudaya. Dalam ranah khusus, konsep
pengembangan kewirausahaan menjadi konsep dasar pengembangan penulisan buku ini. Sebagai bahan
kajian, jawaban yang integral dapat menjembatani lahirnya pengembangan kewirausahaan ke dalam
pendidikan model profesional. Model ini digunakan dalam pendidikan untuk mencetak profesionalisme
penari yang berkualitas, memiliki kompetensi, memiliki kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan
profesionalismenya baik di depan umum maupun di lingkup pendidikan formal yang dimiliki. Model
profesional sebagai alat pengemban pendidikan di dalamnya memiliki indikator yang dapat menjadi arah
pelaku seni yang kompeten terhadap penciptaan seni dan seperangkat keahlian dalam gaya, teknik, dan
metodologi yang dapat digunakan sebagai pendekatan keahlian yang diterapkan. Konsep profesional ini
dibekali dengan ide yang dibalut kerja kreatif, jadwal terprogram, serta proses penuangan yang dilandasi
oleh profesionalisme sehingga pengalaman ke depan menjadi semakin terasah. Penekanan kerja mandiri
dan tindak kreatif yang terstruktur menjadi kemampuan profesional menjadi semakin bertumpu pada
landasan yang kuat dan memadai. Dengan demikian proses ke depan terjadi simulasi yang mengerucut
dan mampu menjadikan seseorang yang mempelajari dengan konsep profesional dapat menciptakan
kewirausahaan secara jelas. Di sini dibutuhkan penempaan yang memiliki landasan basis profesional
sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan seorang BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

36. SENI TARI 16 profesional menjadi tangguh dalam berwirausaha serta potensial dalam menghadapi
tantangan di masa depan. Dengan demikian wahana konsep ini selayaknya digunakan untuk menempa
bibit-bibit profesional menjurus ke jalur yang sudah diatur atau ketentuan yang tidak dapat ditawar lagi.
Beberapa indikator profesional dalam bentuk keterampilan adalah sebagai berikut di bawah ini. a.
Menekankan kepada produk/hasil, b. Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicita- citakan,
c. Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang terasah, d. Gaya penyampaian dan teknik
profesional menjadi simbol konsep profesional, e. Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk
kreativitas simbol profesionalismenya, f. Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak
dan karakteristik konsep profesional mampu berkembang mandiri, dan berkelompok koloni. g.
Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk berkualitas adalah simbol pematangan diri dan
penempaan mentalita pengalaman yang terasah dalam performa profesionalisme yang diidamkan. h.
Profesionalisme yang dibina meliputi pelaku profesional, artis dan koreografer. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

37. SENI TARI 17 KONSEP PROFESIONAL SENIMAN Pelaku Tari, Kritikus Tari, dan Koreografer, serta Artis
Karakteristik berproses dalam Kemampuan, kemahiran, dan menghasilkan produk penampilan diri
menjadi watak berkualitas adalah simbol dan karakteristik konsep profesional pematangan diri dan
penempaan mentalita Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol konsep profesional,
Prosedur imitatif, Pengetahuan Obyektivitas dan latihan, demonstrasi, profesionalisme latihan menjadi
dan unjuk kreativitas menjadi model pengalaman batin yang dicita-citakan simbol yang terasah,
profesionalismenya Peminat, Pemerhati, dan Pecinta Kesenian Bagan 1.2 Peta Konsep Model
Profesional BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

38. SENI TARI 18 Dalam lingkup pendidikan, dari level sekolah dasar (SD) hingga sekolah lanjutan tingkat
atas (SLTA), secara spesifik peserta didik diarahkan untuk memiliki sejumlah kompetensi pada setiap
lingkup seni yang dipelajari. Batas dan standar kompetensi yang ditetapkan berangkat dari cakupan
indikator kompetensi yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pencapaian uraian bahasan yang
disajikan dibutuhkan kriteria tentang kompetensi dasar dan kompetensi yang diharapkan hingga tuntas.
Lebih dari itu, cakupan kompetensi dasar dan tercapainya kompetensi belajar kesenian bagi siapapun
yang memiliki perhatian dan empati menjadi indikasi pemenuhan standar kompetensi yang ditawarkan
oleh masing-masing cabang seni. Pada akhirnya tercapainya standar kompetensi yang dituangkan secara
utuh dalam bidang seni yang seharusnya dituntaskan pembaca, peserta didik, dan siapapun yang
memiliki empati untuk mempelajari kesenian lebih mendalam dibutuhkan banyak prasyarat yang kurang
lebih dapat disimak dan dipelajari sebagai berikut di bawah ini. Uraian tentang unsur-unsur budaya pada
khususnya mencakup kesenian cukup luas. Oleh karena itu agar pembahasan dapat terfokus, maka
uraian di bawah akan dibatasi dalam bidang seni tari. Dalam buku ini pembahasan seni tari akan
terfokus, sehingga seni tari dapat lebih mudah dipahami secara teoretik. Pembahasan mengenai seni
tari ditujukan untuk apresiasi saja. Oleh karena itu, bidang seni lain akan dibahas pada bab lain secara
terpisah. Para pembaca budiman, pada kesempatan ini dapat disampaikan bahwa buku ini pada
dasarnya diperlukan untuk pembaca yang berminat mempelajari tentang tari. Konsep yang dituangkan
dalam bagian buku yang akan dipelajari adalah mulai dari bagaimana cara-cara bergerak yang taktis,
efektif, dan bersinergi dan motivasi tinggi melalui olah tubuh. Selanjutnya, untuk mempelajari pemetaan
pengetahuan lain dalam buku ini berhubungan dengan tari dan latar belakang sosial budayanya. Tari dan
sosial budaya yang melatarbelakangi sangat erat hubungannya peran fungsinya di masyarakat. Bukti
yang menunjukan hal itu adalah tari berperan fungsi dalam kehidupan manusia. Hal tersebut apabila
belum cukup, mengingat untuk mendalami tari secara lebih luas maka masalah tentang adanya berbagai
kegiatan yang mampu digunakan sebagai lahan dan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

39. SENI TARI 19 wahana dalam mengorganisasikan dan menata tari masih harus dipelajari.
Pengetahuan dimaksud adalah berhubungan dengan manajemen produksi dan koreografi tari. Di
samping itu, terkait pula dengan: 1. Kekuatan, kecepatan, dan fokus, 2. Memperkuat bentuk disain gerak
dalam komposisi tari, 3. Memperkuat ekspresi gerak tari dan ide pengembangan gerak dan musik,
peralatan tari D. Pengertian Tari Para siswa yang budiman, perlu kami jelaskan di sini bahwa di bawah ini
adalah beberapa pendapat tentang pengertian tari. Pendapat tentang tari tersebut mendefinisikan,
bahwa secara simulasi memiliki pengertian beragam. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh
imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya
sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Masalah ungkapan tari sebagai ekspresi subyektif juga
dikemukakan oleh La Meri, di sini ungkapan dimaksud lebih diubah proporsinya menjadi bentuk
obyektif. Di sisi lain diungkapkan oleh Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan
melalui gerak ritmis yang indah. Selanjutnya, pola dan struktur dari alur gerakan lebih berirama. Porsi
alur gerak anggota tubuh diselaraskan dengan bunyi musik atau gamelan. Di mana bunyi gamelan diatur
oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tari (Soeryodiningrat). Dalam koridor yang tetap
berorientasi pada gerak Curt Sach menjelaskan bahwa tari merupakan gerak yang ritmis. Apabila dikaji
secara menyeluruh, dapat diosimpulkan bahwa tari adalah gerak ritmis yang indah yang diiringi musik
dan membentuk kesatuan maksud yang dapat digunakan untuk menjelaskan makna yang menyusunnya.
Elemen dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak secara aktual tidak dapat dipisahkan dengan unsur
ruang, tenaga, dan waktu. Oleh sebab itu, tari secara umum merupakan bentuk penjabaran dari gerak,
ruang, tenaga, dan waktu. Tari secara prinsip banyak diasumsikan oleh banyak kalangan sebagai cabang
seni yang memiliki elemen dasar berupa gerak. Tari secara akumulatif adalah keindahan ekspresi jiwa
manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah dari BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

40. SENI TARI 20 tubuh manusia, gerak yang distilisasi atau diperhalus dan dibalut oleh estetika
keindahan sehingga menjadi bentuk seni. Tari dapat dinikmati melalui berbagai acara seperti acara
televisi, hajad kaul, pernikahan, maupun berbagai kegiatan lain berfungsi sebagai acara pergelaran tari,
paket tontonan dan kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara berkaitan dengan keagamaan dan
upacara adat. Tari merupakan salah satu cabang seni, sebagai media ungkap yang digunakan adalah
tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi
manusia yang digunakan untuk media komunikasi dimana secara universal dapat dinikmati oleh siapa
saja, dan pada waktu kapan saja. Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam
kehidupan masyarakat. Berbagai even tari dapat berperanfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat
membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana
upacara yang berhubungan dengan agama dan adat, maupun keperluan tertentu lainnya. Apabila
disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untuk mengikuti irama musik dan gerak tari,
maupun unjuk kemampuan dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan
rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi orang yang menyukai tari serta bagi
pendukungnya. Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan gerak tubuh, Oleh karena
itu, tubuh sebagai alat ungkap untuk komunikasi verbal dan bahasa tubuh sangat penting perannya bagi
manusia. Gerakan tubuh dapat dinikmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu
tubuh memiliki peran dan fungsi menjadi bahasa gerak untuk memperoleh makna gerakan. Tari
merupakan salah satu cabang seni yang mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa
gerak merupakan alat ekspresi manusia. Sebagai sarana atau media komunikasi yang universal, tari
menempatkan diri pada posisi yang dapat dinikmati oleh siapa saja dan pada waktu kapan saja. Tari
memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang ada dalam kehidupan
manusia, tari digunakan untuk keperluan sesuai kepentingannya. Masyarakat BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

41. SENI TARI 21 membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis saja, melainkan juga sebagai
upacara agama dan adat. Dalam konteksnya, tari terdiri beberapa unsur meliputi gerak, ritme, tenaga,
dan musik, serta unsur pendukung lainnya. John Martin dalam The Modern Dance, menyatakan bahwa
tari menjadi bentuk pengalaman gerak yang paling awal bagi kehidupan manusia. Manusia lahir ke dunia
yang dilakukan gerak berhubungan dengan jantung, tubuh, dan ruang alam dunia. Gerak tari memiliki
makna denyutan tubuh yang memungkinkan manusia hidup, di dalamnya terdapat ekspresi. Gerak tari
dimaksud sebagai media ungkap tari sebagai bentuk keinginan/hasrat manusia, direfleksi melalui gerak
baik secara spontan, maupun dalam bentuk ungkapan komunikasi kata-kata, gerak-gerak maknawi
ataupun bahasa tubuh/gesture. Secara khusus, tari sebagai ungkapan gerak maknawi hadir dalam wujud
gerak dan elemen pendukungnya yang terdiri dari cabang seni lain. Banyak unsur yang menyatu dan
secara langsung dapat ditonton ketika menikmati tarian. Tari dinikmati pada saat tarian di atas pentas.
Dengan demikian gambaran tari menurut Soeryobrongto adalah gerak-gerak anggota tubuh yang selaras
dengan bunyi musik. Irama musik sebagai iringan tari dapat mengungkapkan maksud dan tujuan yang
ingin disampaikan (Jazuli, 1994:44). Pada dasarnya tari memiliki irama atau ritme. Tari di dalamnya
mempelajari gerakan yang bersumber dari kehidupan sehari-hari manusia, baik yang berbentuk gerakan
berpindah tempat (locomotive movement) dan gerak di tempat (stationary movement), mewujudkan
momentum gerak yang tidak dapat dipisahkan dengan ruang, waktu, dan tenaga. Di sisi lain Hawkins
yang menyebutkan, tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk
media gerak. Simbolis gerakan tersebut menjadi gambaran atau representasi dari ungkapan si
penciptanya (Hawkins, 1990:2). Sussanne K Langer pada sisi lain menyatakan bahwa tari adalah gerak
ekspresi manusia yang indah. Gerakan yang ada dapat dinikmati melalui penghayatan rasa dengan
penghayatan ritme tertentu. Menelaah kedua pendapat tersebut di atas, maka tari adalah pernyataan
gerak ritmis yang indah mengandung ritme. Oleh sebab itu, tari merupakan ungkapan hasrat yang
secara periodik BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

42. SENI TARI 22 digerakan sebagai pernyataan komunikasi ide maupun gagasan dari penciptanya. Pada
sisi lain Suryodiningrat menyatakan dalam buku Babad Lan Mekaring Djoged Djawi bahwa tari
merupakan gerak seluruh anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) dan diatur oleh
irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Sejalan pendapat Suryobrongto, Soedarsono menambahkan
bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak- gerak ritmis yang indah.
Demikian pengertian tari secara menyeluruh dapat didefinisikan sebagai gerak tubuh manusia yang
indah diiringi musik ritmis yang memiliki maksud tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang
sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari
merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak
ritmis.Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi
dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai
bentuk latihan-latihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama
seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya. Untuk
memperoleh pengertian tari lebih mendalam, maka diperlukan informasi tentang unsur tari, aspek tari,
dan pendukung tari melalui sumber media dalam bentuk foto-foto, VCD tari, serta media lain yang dapat
menambah referensi tentang apa itu tentang tari. 1. Gerak Unsur utama tari adalah gerak. Gerak pada
dasarnya merupakan fungsionalisasi dari tubuh manusia (anggota gerak bagian kepala, badan, tangan,
dan kaki), ruang secara umum (ruang gerak yang terdiri dari level, jarak, atau cakupan gerak), waktu
sebagai jeda (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan sikap, posisi, dan kedudukan), tenaga untuk
menghayati gerak (kualitas gerak berhubungan dengan kuat, lemah, elastis dan kaku dan personifikasi
gerakan). Gerak sebagai unsur penting suatu tarian akan selalu berhubungan dengan ruang, waktu, dan
tenaga. Reproduksi gerak BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

43. SENI TARI 23 dimulai dari pengerutan dan peregangan otot, kontraksi otot, dan kapasitas perubahan
volume ruang dan perpindahan tempat yang direpresentasikan melalui waktu gerakan dilakukan.
Gerakan tubuh manusia dalam wujud gerak sehari-hari, gerak olah raga, gerak bermain, gerak bekerja,
gerakan pencak- silat, serta gerak untuk berkesenian. Jenis gerakan seperti tersebut diatas, apabila
harus diwujudkan ke dalam bentuk gerak tari pada puncaknya harus distilisasi atau didistorsi. Tari
merupakan relaksasi dan penegangan otot yang secara penghayatan menghasilkan ekspresi gerak untuk
berkesenian. Gerakan tari berwujud jenis gerak yang telah distilisasi atau didistorsi. Wujud gerakan yang
secara impulsif bersifat lembut dan mengalir, tegas terputus-putus, dan tegang-kendur dan gabungan
lemas-kencang, lambat-cepat, patah-patah-mengalir dan sebagainya adalah bentuk distorsi dan stilisasi
gerak yang menjadi ciri pembeda gerakan sehari-hari dengan gerakan tari. Gerakan tubuh manusia
secara umum terbagi menjadi tiga wilayah gerak. Menurut Evelyn Pearch gerakan berpusat pada
anggota gerak bagian atas (Caput) anggota gerak bagian tengah (Thorax), dan anggota gerak bagian
bawah (Ladix/Pedix). Masing- masing anggota gerak dapat bergerak masing-masing serta pada kapasitas
lebih variatif dapat bergerak secara koordinatif. Pembagian wilayah gerak dapat dilihat pada uraian di
bawah ini sebagai berikut. Sumber: Buku Evelyn Pearch Gb. 1.1 Gambar Tengkorak (Anggota Gerak
Bagian Atas Manusia berfungsi sebagai pusat kendali dan penyeimbang tubuh. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

44. SENI TARI 24 Anggota gerak bagian tengah (thorax) memiliki cakupan karakteristik gerak kurang
fleksibel. Hal ini lebih ditujukan sebagai penopang dan pembentuk sikap anggota gerak bagian atas dan
bawah. Kedudukan anggota gerak bagian tengah terkesan statis, namun memiliki pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap dan kedudukan anggota gerak lainnya. Sumber: Buku Evelyn Pearch Gb.
1.2 Gambar: Anggota Gerak Bagian Tengah/Thorak Tubuh Manusia sebagai kerangka yang mewadahi
alat dalam manusia sebagai sarana kerja kehidupan kita) Lebih lanjut Laban membagi ke dalam anggota
wilayah gerak dalam hubungannya dengan porsi tubuh, yaitu anggota gerak bagian kepala terpusat pada
bagian kepala dengan leher sebagai pengendali(Caput), anggota gerak bagian badan terdiri dari badan
hingga pangkal pelvis atau pinggul, tangan(Thorax). Anggota gerak bagian bawah terdiri dari pangkal
paha hingga ibu jari kaki (Ladix) yang secara masing-masing jangkauannya berbeda sesuai kebutuhan
ruang yang dapat dijangkau oleh anggota gerak tubuh. Faktor space meliputi ruang gerak, misalnya
level, jarak/rentangan atau tingkatan gerak. Faktor time lebih diproyeksikan pada waktu, misalnyai
durasi gerak dan dan faktor dynamics lebih BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

45. SENI TARI 25 menekankan kualitas atau tekstur gerak, misalnya gerak yang kuat, lemah, elastis,
aksentuasi, penekanan (Ann Hutchinson, 1989:2). Anggota gerak bagian bawah (ladix) memiliki suatu
karakteristik gerak yang dinamis dan fleksibel. Dinamisasi dan fleksibilitasnya digunakan sebagai alat
gerak perpindahan yang lebih banyak, sebagai tumpuhan tubuh, dan juga menjadi alat gerak yang
potensial terutama bagi manusia yang normal (tidak cacat). Kapabilitas gerak lebih ditujukan sebagai
penopang dan pembentuk sikap anggota gerak bagian atas dan tengah. Kedudukan anggota gerak
bagian bawah mampu beradaptasi secara sinergis dengan anggota gerak tubuh lainnya. Sumber: Buku
Evelyn Pearch Gb. 1.3 Gambar Anggota Gerak Bagian Bawah/Kaki Manusia memiliki kemampuan
beranjak yang begitu cepat, luas, dan dinamis. Ayo para siswa, sekarang coba simak dan lakukan
beberapa kriteria gerak yang harus coba kalian lakukan. Gerakan terdiri dari patahan bagian tubuh dan
koordinasi gerak seluruh tubuh. 1. Gelengkan kepala, dan lanjutkan dengan memutar ke kanan dan arah
sebaliknya. 2. Lakukan gerakan tubuh dengan memutar bagian thorak/dada 3. Gekan langkah kaki ke
kanan dan ke kiri, maju-mundur dan memutar salkah satu kaki sebagai tumpuhan. 4. lakukan kordinasi
gerak antara anggota gerak bagian bawah, tengah dan atas secara sinkronisasi. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

46. SENI TARI 26 Gerakan berciri stakato atau patah-patah dan mbanyu mili, biasanya dilakukan untuk
memperjelas jenis dan karakter gerak tari. Ciri dan karakteristik gerak tari yang demikian biasanya dapat
diidentifikasi menjadi gerak tari yang telah diproses melalui stilisasi gerak. Di bawah ini dapat disimak
beberapa motif gerak pada tari tradisi di indonesia secara umum dapat diikuti adalah sebagai berikut.
Gerak tari yang berkonsep gerakan yang mengalir secara kontinyu terdapat pada grak tari Bedoyo Songo
(Sembilan). Pada gerak tari yang lebih menekankan pada gerak perubahan secara cepat, stakato, dan
veriasi level pada tari Garapan Tari Gejolak (Tradisional Jambi) Sumber: Koleksi DisbudPar Gb.1.4 Tari
Bedoyo 9 (Sembilan) Gerakan tari Klasik (istana) karakter gerakan bersifat mengalir secara
kontinyu/mbanyu mili Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 1.5 Tari Gejolak Gerak tari Pengambangan Tradisi
Jambi tegas, patah-patah diselingi hentakan pada kaki dan tangan (koleksi Rahmida dan Bambang
Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

47. SENI TARI 27 Pada gerakan tari klasik di bawah ini memiliki ciri gerak lebih atraktif dan penuh
fleksibilitas. Karakter gerak yang diperagakan lebih cenderung merupakan gerakan karakter tari putra.
Tari Topeng Cirebon sebagai karakter tari klasik putra dari Jawa Barat/Kasepuhan Cirebon (gambar atas),
pada gambar bawah dapat dilihat konsep garapan tari klasik gaya tari Surakarta bertajuk Bima Suci.
Sumber: Koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 1.6 Tari Topeng Cirebon (fibrasi badan, rentang tangan, dan
goyangan kepala sangat dominan pada tari topeng Cirebon). Sumber: koleksi Pribadi Gb. 1.7 Tari Bima
Suci (Klasik Gaya Surakarta) gerak patah-patah diselingi hentakan pada kaki dan tangan (Koleksi Rahmida
dan Bambang) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

48. SENI TARI 28 Marilah coba kita perhatikan beberapa foto tarian di bawah ini yang memiliki
kedekatan dengan sistem gerak anggota gerak tubuh dan karakter gerak dari motif gerak tari yang
merupakan rumpun gerak tari campuran gaya tari kerakyatan, klasik dan pengembangan tradisi yang
padat dicontohkan melalui figur gambar di bawah ibi adalah sebagai berikut Gaya tari tradisional
kasepuhan Cirebon (Topeng Cirebon), gaya tari klasik tradisional Bali (Oncorowo), dan gaya tari
kerakyatan dari Banyumasan (Gumyak). Sumber: koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 1.8 Tari Topeng
Cirebon (fibrasi badan, rentang tangan, dan goyangan kepala sangat dominan pada tari topeng Cirebon).
Sumber: Koleksi Pribadi Sumber: koleksi Pribadi Gb. 1.9 Tari Oncarowo Gb. 1.10 Gumyak Banyumasan
Gb 1.8 Nebar Sonder pada Topeng Cirebon dan Gb 1.9 Motif gerak Pendapan pada tari Oncarowo. Gb.
1.10 Motif gerak Rentang Helmet pada Tari Gumyak (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

49. SENI TARI 29 1.1 Gerak Dasar Pengertian gerak dasar adalah gerakan patokan. Ketentuan- ketentuan
gerak ditetapkan guna mengatur dan menumbuhkan keselarasan gerak bagi yang melakukan(penari).
Ketentuan gerakan harus dipatuhi, sehingga wujud prinsip-prinsip gerak patokan dapat dijadikan
standar. Patokan gerak digunakan sebagai unit kompetensi gerak yang harus dilakukan penari sebagai
bentuk unjuk kepenarian. Para siswa apabila dicermati secara teliti, gerak tari masih memiliki bagian
yang lebih kecil lagi yang disebut dengan ragam gerak. Ragam gerak sebagai bagian terkecil gerak tari
disebut dengan motif (Royce: 1980, 67). Penari yang memperagakan gerak secara totalitas terdiri dari
motif gerak-motif gerak. Motif gerak tari terdiri dari motif anggota gerak bagian kepala, tangan, badan,
dan kaki. Ragam gerak tersebut terpola dalam konteksnya terbagi menjadi gerak pokok, gerak khusus,
gerak peralihan, dan gerak penghubung(Iyus Rusliana: 1989, 20), Motif gerak tari tradisional Betawi,
antara lain terdiri dari Selancar, Rapet Nindak, Pakblang, Kewer, Blongtur, dan Gibang. Gerakan
peralihan terdiri dari Koma, Cendoliyo, Gonjingan. Contoh lain dari motif gerak pada tari Jambi yaitu
Gerak Sembah, Nyetangaen, Ngenak Cincin, Ngenak Gelang, Ngenak Subang, Nyanggul, Nyelak, Tegak
berdiri, Ngaco, Nyilau, Begaya, Lenggang, Melenggang Turun Naik, Kedidi Merentang, Nyerah Sekapur
Sirih. Pada gerak peralihan didominasi gerak Trisik dan gerak Jalan Melambai. Sumber: Koleksi Deden
Jurusan Tari UNJ Gb. 1.11 Arak Cerano pada Sekapur Sirih Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb.
1.12 Motif Sembah Tari Sekapur Sirih Gb. 1.11 -- 1.12 Motif gerak Sembah dan pemberian sirih kepada
tamu yang digormati padaTari Sekapur Sirih BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

50. SENI TARI 30 Beberapa motif ragam gerak tari secara kapabel dapat dicontohkan menjadi tari model.
Secara inaguratif beberapa model tarian yang dicontohkan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.2 Motif
Gerakan Tari Tunggal atau Gerakan Individu No Anggot Kompetensi Uraian Teknik Gerak Keterangan a
Gerak Gerak 1 Anggota Kepala Gerakan ke samping Bentuk dan sikap ke Gerak (Caput) kanan/kiri.
Gerakan ke dua kaki rapat (level Bagian relaksasi depan/belakang. tinggi, sedang, Atas dengan leher
Gerakan berpaling ke rendah), terbuka dan kanan/kiri, memutar ke sikap tertentu seperti kanan/kiri.
Gerakan Tanjak-Tancep, supinasi, dan Rapal, Adeg-adeg, mengayun, kuda-kuda, mengangguk, berputar.
Pronasi pada Badan kontraksi, rileks, Pangkal leher ekstensor penegangan otot pada sebagai tumpuhan
bertumpu seluruh anggota tubuh. gerakan, sendi leher pada otot Gerakan pacak gulu, berperan sentral.
tengkorak gebesan, gileg, gelieur, anggukan dan gelengan kepala, tengok kanan/kiri. 2 Anggota Sikap
Badan Meliuk-liuk, mengkerut- Gerak Olah Tubuh Gerak (Thorax) kerut, pinggul(pelvis) pada pemanasan
Bagian pronasi pada berputar dan berporos gerak. Tengah ruas tulang, pada cranum. Pelvis supinasi
pada bergerak sebatas pusat kemampuan sesuai tumpuhan motif ragam tari yg gerakan yang dilakukan.
Kontraksi ada setiap otot di sekitar Thorax sendi yang secara sendiri atau sedang bersama-sama
difungsikan. memberi daya lentur pada penguatan Gerak scalula pada gerakan tubuh. tari Klono Topeng
Gerakan badan ke dan atau pada BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

51. SENI TARI 31 samping kanan/kiri, ke Topeng Cirebon. depan/belakang. Vibrasi perut yang Vibrasi
scapula, ogek dilakukan oleh Tokoh lambung, Pronasi pada Jin Besar, Tuyul dan kontraksi tulang Yul
Sinetron Tuyul & scapula dan perut mba Yul. membentuk gerakan khsusus. Bentuk dan Gerakan bahu-
skapula Bentuk dan sikap sikap anggota ke atas/bawah, tangan bergerak gerak tangan. supinasi ke
depan, secara sendiri. Gerakan belakang. Bentuk dan sikap bervariasi. Grakan tangan lurus, tangan-
kordinasi tekukan pada siku, dengan anggota tekukan pada palmar gerak yang lain. tangan, serta
gerakan jari-jari melakukan gerak pada bentuk dan sikap motif gerak tertentu atau khusus. Sikap palmar
dari Gerakan kordinatif tangan Ngiting, pada sendi bertumpu Nyempurit, Ngruji, pada sentral gerak dan
sikap tangan bahu, lengan atas, pokok. Bentuk dan lengan bawah, palmar Sikap gerakan tangan, dan
jari-jari tangan Elieu pada membentuk sikap gerak dasar tari tertentu. Motif grak tari India, Nyeluntir
pada tertentu yang tari gendhing digerakan secara ideal Sriwijaya, dan Nguya sesuai tuntutan frase pada
tari dasar ragam gerak tari. Thailand. Gerak dasar tersebut bila dipadu dengan gerak dasar senam dan
gerak pemanasan mampu melatih gerak tangan sesuai porsi dan penegangan pada gerak tari BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

52. SENI TARI 32 tertentu atau merupakan penegangan tangan semata. Goyang pinggul ke Harmoinisasi
goyang Pelvis sebagai kanan/kiri dengan pinggul, memberi penopang, volume dan reaktivitas kesan
gerak seksi Cranum gerak tertentu. bagai orang lain. sebagai Kecepatan, macam Goyang plastik, otorizet.
goyangan, dilakukan goyang pantat pada Gerakan dan sesuai keterampilan Jaipongan, goyang getaran
individu, masing- pinggul oleh pinggul, masing berbeda-beda. penyanyi dangdut. sensualitas, kelenturan
pada paha, Kolumna vertebralis, berfungsi sebagai penyengga dan tumpuhan gerak bertugas menopang
dan mengkontrol gerakan 3 Anggota Support Kaki Kepala mengangguk- Gerakan Jalan, Gerak (Ladix)
angguk-badan Geser, Kengser, Bagian merunduk, kepala jalan kaki pada tarian Bawah menggeleng
badan kuda-kuda, kaki mengikuti sikap gerak berputar dengan kepala. Kepala –badan tumpuan satu
atau berputar bersama kedua kaki adalah dengan berguling atau dominasi gerak variasi gerakan kpala
anggota bawah. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

53. SENI TARI 33 badan dan kedua Teknik Tumpuhan tangan bergoyang kaki pada tari balet, dalam posisi
Salto, loncat membungkuk, semua harimau, strugel track gerakan dilakukan di udara, kiprah dalam
posisi kedua perang pada tari- kaki rapat atau jika tarian Yogyakarta. mungkin bertumpu satu kaki. 4
Anggota Kontraksi Kepala mengangguk- Gerakan tersebut Gerak gerakan angguk-badan dilakukan pada
saat Atas kepala-badan merunduk, kepala olah tubuh. Gerak dan dari supinasi menggeleng badan pada
tari Bawah kerangka mengikuti sikap gerak Rebana/Rangguk axial. kepala. Kepala –badan (Jambi)
peragaan Anggota berputar bersama gerak sering gerak atas- dengan berguling atau dilakukan. pinggul
variasi gerakan kpala Peragaan gerak motif kerangka badan dan kedua Rodat, Zamrah, dan tulang
tangan bergoyang tari-tarian berciri (appendikuler) dalam posisi kerakyatan membungkuk, semua
mengutamakan gerakan dilakukan gabungan gerak ke dalam posisi kedua dua anggota tubuh kaki rapat
atau jika ini. Kepala- mungkin bertumpu satu badan-tangan kaki. Gerak pada tari dengan Kepala
mematuk- Belibis (Bali) Tari melakukan matuk, kaki lenagkah Merak (Jawa-Sunda) penegangan ke
depan/belakang, seperti gerakan kaki-kepala samping kanan/kiri. burung. proksimal- Tekukan kepala
dan Gerak rol, loncat sentripetal kaki lurus pada gerak harimau, Keept up roll atau guling 5 Anggota
Sinartrosis, Sinkronisasi gerak Jalan lurus, Lampah Gerak sinkondrosis, tulang dan jaringan Ringdom,
Putar Atas- sinfibrosis, dimana kedua tulang tangan sikap kaki Tengah- diarthrosis antara tidak terjadi
efek jalan lurus ke smua Bawah gerakan. penjuru, BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

54. SENI TARI 34 Kordinasi ke2 tulang Putaran Tubuh ke yang berhubungan semua arah. oleh adanya
jaringan tulang rawan yang beroperasional secara tepat. Kedua tulang yang Tegak dan bongkok
beroperasional badan. dihubungkan oleh Pacak Gulu, Gileg, tulang tengkorak. Galier, dan Godeg. Kedua
tulang tidak Gelang kepala, meng saling menunjang angguk-anggukan gerak. Gerakan kepala, tengok
kanan dilakukan pada sendi /kiri peluru, sendi poros Putar kaki pada tulang bahu, dasargerak balet.
tulang panggul, serta pada karpal dan Gerakan merendah falang. atau mendak, Sinkronisasi karpal dan
falang dalam Nindak, Tanjekan, menunjang gerakan Mapal, Ngeseh, dan secara terpadu. variasi gerakan
kepala, badan, tangan, dan kaki. Tabel 1.1 Motif Gerak Tari Tunggal Tugas: 1. Coba lakukan gerakan
memutar sendi peluru, sendi poros pada tulang bahu ke segala arah sesuai petunjuk motif individu.
Gabungkan salah satu gerakan di atas dengan salah satunya adalah motif gerak supinasi step dan slip. 2.
Lakukan gerakan ngeseh, nindak secara individu BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

55. SENI TARI 35 1.3 Motif Gerakan Tari Berpasangan atau Kelompok No Anggota Kompetensi Uraian
Keterangan Gerak Gerak Teknik Gerak 1 Anggota Kepala Gerakan Bentuk dan sikap Gerak (Caput)
supinasi duduk (tari Saman) Bagian ayunan, atau kedua kaki (level Atas anggukan, tinggi, sedang,
berputar. rendah) pada tari Saudati, tari garapan lain. 2 Anggota Badan(Thorak Gerakan Bentuk dan
sikap ke Gerak ) relaksasi dan dua kaki rapat (level Bagian supinasi tinggi, sedang, Tengah anggota
rendah), terbuka dan tubuh secara sikap tertentu seperti periodik dan Tanjak-Tancep, temporer. Rapal,
Adeg-adeg, kuda-kuda. Gerakan Tari Topeng Cirebon, dan topeng Klono. 3 Anggota Kaki(Ladix) Gerakan
Bentuk dan sikap ke Gerak supinasi slip, dua kaki rapat (level Bagian step(langkah tinggi, sedang, Bawah
ganda), lenso, rendah), terbuka dan straidel.(Jung sikap tertentu seperti kir balik) Tanjak-Tancep, Rapal,
Adeg-adeg, kuda-kuda, Tabel 1.2 Motif gerak Kelompok Tugas: 3. Coba lakukan gerakan sesuai petunjuk
motif individu yang salah satunya adalah motif gerak supinasi step dan slip. 4. Lakukan gerakan mapal
berkelompok. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

56. SENI TARI 36 2. Ruang Ruang adalah sesuatu yang harus diisi. Ruang dalam tari mencakup aspek
gerak yang diungkapkan oleh seorang penari yang membentuk perpindahan gerak tubuh, posisi yang
tepat, dan ruang gerak penari itu sendiri. Ruang tari bersentuhan langsung dengan penari. Ruang gerak
penari merupakan batas paling jauh yang dapat dijangkau penari. Di sisi lain, ruang menjadi salah satu
bentuk dari imajinasi penari dalam mengolah ruang gerak menjadi bagian yang digunakan untuk
berpindah tempat, posisi dan kedudukan. Gambar di bawah ini menunjukan posisi penari yang
menghadap ke samping ruang gerak pada bagian depan, dan belakang tampak frontal (Tari Jaipongan),
Mahasiswa tari sedang olah tubuh ruang tercipta dari jarak mahasiswa, gerakan olah tubuh, dan sikap
dan posisi berdiri masing-masing mahasiswa. ) Sumber: Koleksi Ojang Jurusan Tari ) Gb. 1.13 Penari
Jaipongan Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 1.14 Mahasiswa Tari sedang Workshop Olah
Tubuh Gb. 1.13 dan 1.14 menunjukan perbedaan ruang gerak tarian di atas memerlukan ruang gerak
luas karena gerakan berpindah tempat, ruang gerak gambar Olah Tubuh bagian bawah cukup luas
jangkauan gerak saja. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

57. SENI TARI 37 Sumber: Koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 1.15 Penari Klana Cirebon Rentang Tangan
Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 1.16 Penari Saman berbanjar Gb. 1.15 Penari Klana Cirebon
membutuhkan ruang gerak tangan kiri yang lebar, dan tangan kanan tolak pinggang. Gambar 1.16 Penari
Saman bawah membutuhkan ruang gerak untuk adaptasi gerak kepala, ke dua tangan sebatas ruang
duduk penari yang saling merapat. (perhatikan gambar: Tari Klana atas, dan Tari Saman Bawah. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

58. SENI TARI 38 Ruang gerak penari tercipta melalui desain. Desain adalah gambaran yang jelas dan
masuk akal tentang bentuk/wujud ruang secara utuh. Bentuk ruang gerak penari digambarkan secara
bermakna ke dalam atas desain atas dan desain lantai (La Mery: 1979: 12). Ruang gerak tari diberi
makna melalui garis lintasan penari dalam ruang yang dilewati penari. Kebutuhan ruang gerak penari
berbeda-beda. Jangkauan gerak yang dimiliki oleh setiap gerakan sesungguhnya juga dapat
membedakan jangkauan gerak penari secara jelas. Bentuk dan ruang gerak yang dimiliki oleh penari
yang membutuhkan jangkauan gerak berhubungan dengan kebutuhan dan kesanggupan penari dalam
melakukan gerakan. Dengan demikian penari dalam melakukan gerakan sesuai pengarahan koreografer.
Koreografer dalam mendesain ruang gerak penari ditentukan oleh kesesuaian bagaimana penari
bergerak dan tercapainya desain yang sesuai dengan kebutuhan gerakan tersebut dilakukan oleh penari.
Dengan demikain penari sangat membutuhkan sensitivitas rangsang gerak sebagai bentuk ekspresi
keindahan gerak yang dilakukan. Kebutuhan ekspresi gerak oleh penari berhubungan dengan
kemampuan penari menginterpretasikan kemauan koreografer dalam melakukan gerakan yang
diberikan. Dengan itu terjadi sinkronisasi kemauan koreografer dalam mendesain gerak dengan
kepekaan penari dalam menafsirkan gerakan melalui peta ruang. Penari tidak semata-mata memerlukan
ruang gerak yang lebar saja. Kebutuhan ruang gerak yang sempit juga menjadi bagian penerjemahan
ruang gerak tari oleh penari. Ruang gerak penari menjadi alat yang ampuh dalam menciptakan desaian
tentang ruang oleh penari maupun koreografer. Ruang gerak penari yang membutuhkan jangkauan
gerak luas untuk dilakukan membutuhkan teknik dan karakterisasi gerak yang dalam oleh penari.
Kebutuhan teknik gerak yang harus dilakukan penari adalah bagaimana penari mengawali dan
mengakhiri gerakan serta dengan teknik gerak seperti apa penari harus menuntaskan harapan gerak
yang harus dilakukan. Penari dalam mengekspresikan jangkauan gerak membutuhkan ekspresi gerak
yang sepadan dengan jangkauan gerak yang harus dilakukan. Ekuivalensi gerak dan jangkauan gerak
menjadi tuntutan koreografer dalam menciptakan ruang gerak penari serta penghayatan yang
diperlukan penari dalam mencapai tujuan gerakan tersebut dilakukan. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

59. SENI TARI 39 Di bawah ini masih terkait motif gerak dan ruang yang diciptakan oleh penari dalam
bentuk ruang gerak penari adalah sebagai berikut. Sikap Agem pada tari klasik Bali (Margapati).
Eksplorasi suasana kesedihan pada gerak teater (gambar suasana kacau) Sumber: Koleksi Deden Jurusan
Tari UNJ Gb. 1.17 Motif Agem Penari Margapati Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 1.18
Pemain teater eksplor peran Pada Gb. 1.17 dan Gb. 1.18 menunjukkan perbedaan Ruang gerak kedua
gambar Gerak Agem Tari Bali butuh ruang gerak yang luas, pada pemain teater dengan kontraksi
anggota gerak bagian tengah/badan dan anggota gerak bagian bawah butuh ruang gerak sempit (Koleksi
Deden Jurusan Tari) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

60. SENI TARI 40 3. Waktu Dalam tarian, dinamika tari terwujud melalui cepat-lambat gerakan dilakukan
oleh penari. Unsur dinamika ini apabila dijabarkan membutuhkan waktu gerak. Penari bergerak
menggunakan bagian anggota tubuh dengan cara berpindah tempat, berubah posisi, dan merubah
kedudukan tubuh membutuhkan waktu. Kebutuhan waktu yang diperlukan untuk perpindahan,
perubahan posisi, dan perubahan kedudukan tubuh membutuhkan waktu. Perubahan gerak,
perpindahan tempat, dan penempatan kedudukan sikap tubuh ekuivalen dengan kebutuhan waktu yang
dapat dijelaskan melalui cepat-lambat, panjang-pendek, dan banyak-sedikit gerakan dilakukan butuh di
dalam proses yang terjadi. Dengan demikian waktu menjadi bagian integral dari gerakan yang dilakukan.
Tempo gerakan merupakan panjang-pendek, cepat-lama gerakan dilakukan. Waktu dalam tari dimensi
dari tempo gerak. Tempo gerak dapat membangun imaji tari secara keseluruhan dalam bentuk garapan
tari atau koreografi tari. Sumber: Deden Jurusan Seni Tari UNJ Gb. 1.19 Peraga mengembangkan ruang
gerak Gb. 1.19 Pergaan membawa beban sambil berpindah tempat Instruktur, dan Peraga Tunggal
sedang memberikan contoh bergerak di area stage secara integral dapat mengakomodatif kebutuhkan
gerak yang banyak motif dan ruang gerak luas , ruang pentas yang luas dan ruang gerak bervariasi, dan
waktu yang cukup memakan banyak tenaga dan waktu lama. Perhatikan gambar Instruktur Olah Tubuh
yang bergerak di atas Stage (Koleksi Jurusan Tari) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

61. SENI TARI 41 Desain waktu berhubungan dengan kecepatan gerak, situasi, dan kondisi emosional
penari. Pemahaman waktu dapat juga terkait dengan masalah teknik pengendalian gerak, intensitas
gerak, kualitas gerak, dan proses mengaktualisasikan gerakan ke dalam konsep waktu. Konsep
membangun waktu dalam tari dipraktikan melalui imajinasi gerak terutama hubungannya dengan
panjang-pendek gerak, kuat-lemah gerak menjadi konsep tentang rangkaian gerak dalam bentuk kalimat
gerak. Usaha untuk membangun waktu lebih dapat dijabarkan ke dalam bagaimana gerakan dilakukan
sesuai kebutuhan waktu yang ada. Dalam tari, konsep waktu bisa dihadirkan dengan motif gerak duduk-
duduk saja, atau dengan berdiri-jongkok, atau gerak lain yang tidak memerlukan perpindahan tempat
secara mendasar. Kebutuhan waktu dalam tari adalah sebagai manifestasi kebutuhan gerak
hubungannya dengan bagaimana gerakan tersebut ingin dilakukan sesuai kebutuhan ruang, dan
kebutuhan pentas tari. Oleh sebab itu, koreografer dalam menyikapi kebutuhan waktu biasanya
mengoptimalkan pengembangan kreativitas gerakan ke dalam bentuk pengolahan gerak secara melalui
rancangan konsep garapan tarinya. Waktu yang dibutuhkan oleh gerakan menjadi salah satu konsep
tarian. Hal ini menjadi salah satu indikator yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan suatu
koreografi. Dengan demikian, elemen waktu menjadi ukuran frase gerak. denyut nadi gerak, dan
pendalaman ruang gerak secara imajinatif. Keadaan diam manusia nadinya tetap bergerak di sini waktu
berdenyut yang dibutuhkan adalah seiring dengan kebutuhan waktu bernafas. Atau dengan istilah lain,
walaupun diam seorang penari di atas pentas, secara fisik tidak ada aktivitas gerak namun secara
performa yang berhubungan dengan waktu terjadi keselarasan antara gerak, waktu berdenyut, waktu
menghayatai denyutan nadi hingga harus beranjak ke posisi lain adalah menjadi bagian kebutuhan
waktu dalam bernafas. Berdasarkan uraian ini konsep gerak-ruang-waktu seperti telah dicontohkan
pada halaman berikut dapat dikatakan bahwa waktu adalah salah satu unsur yang saling terkait dengan
lainnya. Ketiga unsur di atas adalah trisula yang sangat memiliki peran sama dan saling mendukung
untuk kebutuhan suatu koreografi. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

62. SENI TARI 42 Perhatikan gambar di bawah ini pengolahan waktu hubungannya dengan perpindahan
komposisi/pola lantai. Pada saat lalu penari menghadapt depan(frontal), sesaat kemudian sambil
mengeluarkan sapu tangan merubah arah hadap ke sisi kanan penari sehingga menghadap kanan sisi
panggung (stage). Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 1.20 Penari Bimo Suci Gambar 1.19 merupakan bentuk
pengolahan ruang pentas, ruang gerak di atas stage membutuhkan waktu yang lebih lama perubahan
formasi penari dibanding pada gerak di tempat saja. Ruang pentas untuk pindah tempat butuh waktu
bisa lama/cepat sesuai kebutuhan. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) 4. Tenaga Dalam gerak
tari yang diperagakan indikasi yang menunjukkan intensitas gerak menjadi salah satu faktor gerakan
tersebut dapat dilakukan dan dihayati. Tenaga terwujud melalui kualitas gerak yang dilakukan.
Pencerminan penggunaan dan pemanfaatan tenaga yang disalurkan ke dalam gerakan yang dilakukan
penari merupakan bagian dari kualitas tari sesuai penghayatan tenaga. Penghasil gerak dalam
hubungannya dengan penggunaan tenaga dalam mengisi gerak tari sehingga menjadi dinamis,
berkekuatan, berisi, dan antiklimak merupakan cara membangun tenaga dalam menari. Ekstensi
(penegangan) dan relaksasi (pengendoran) gerak secara keseluruhan berhubungan dengan kualitas,
intensitas, dan penghayatan gerak tari. Teknik mengakumulasi kualitas dan intensitas gerak tari
seyogyanya dikordinasikan melalui perintah kerja otak secara kordinatif. Apabila hal ini dapat terkontrol,
maha BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

63. SENI TARI 43 masalah yang lain berhubungan dengan kebutuhan tenaga untuk gerakan tari menjadi
semakin terkontrol, terkendali, dan memenuhi harapan. Penyaluran tenaga dan ekspresi memberi
kehidupan watak tari semakin nyata. Perhatikan gambar di bawah ini adalah penari putri yang ditopang
serta kekuatan dekatan pada penari berpasangan, kekuatan lompatan penari pria pada saat melayang.
Gambar tersebut menunjukan intensitas dan tensi gerakan yang terpusat pada inti gerakan). Sumber:
Internet Gb. 1.21 Penghayatan gerak penari balet Sumber: Koleksi Internet Gb. 1.22 Lompatan penari
balet Penguasaan tenaga pada tumpuhan kaki ke dua penari yang berpasangan Gb. 1.21. Lompatan
kulminasi penari balet Gb. 122 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

64. SENI TARI 44 Sumber: Internet Gambar 1.23 Sinkronisasi gerak penari balet Gb. 1.23 Gambar disain
lanjutan konsistensi garis tangan, tahanan kaki untuk tumpuhan butuh tenaga yang disalurkan dalam
menari Sumber: Koleksi Internet Gambar 1.24 Sinkronisasi gerak penari balet Tugas : 1. Para siswa yang
budiman, Coba lakukan gerakan dengan intensitas lompatan seperti pada gb. 1.24 Gambar menunjukan,
penegangan otot tangan yang terbuka, kekuatan saling kait ke tiga penari putri di atas menunjukan
jalinan kekuatan gerak pada penghayatan penari balet. Tersebut di atas. 2. Lakukan teknik lompatan
dengan melayanga setinggi mungkin dengan menempatkan gaya gerak tubuh seringan munkin. Lakukan
gerakan tersebut seperti pada gambar 1.22 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

65. SENI TARI 45 5. Ekspresi Perlu para siswa ketahui, dalam kehidupan sehari-hari, manusia
mengekspresikan diri bergantung pada situasi psikologis yang bersangkutan dalam menghadapi
berbagai masalah. Ekspresi diri manusia secara umum berbeda cara dan ungkapnannya. Ungkapan
ekspresi di dalam tari lebih cenderung dimanipulasi atau sering disebut distilisasi. Perbedaan ekspresi
diri secara langsung dan ekspresi tari berhubungan terletak pada perubahan psikologis pembawaan
suatu karakter. Ungkapan penghayatan ekspresi diri terletak pada perbedaan ekspresi sehari-hari lebih
vulgar. Sebagai ilustrasi, marah, sedih, dan senyum dalam kehidupan sehari-hari dapat diekspresikan
dengan berbagai cara sesuai kepekaan diri di dalam melakukan luapan kemarahan dan rasa senyum.
Dalam tari semua ungkapan yang diperagakan harus distilisasi/didistorsi, sehingga wujud ungkapannya
menjadi berbeda dengan keadaan sehari-hari. Di sinilah letak pembeda cara menghayati sebuah
ungkapan ekspresi diri dan penghayatan karakter dalam seni maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam aktivitas pengalaman
seseorang yang selanjutnya dikomunikasikan kepada penonton/pengamat menjadi bentuk gerakan jiwa,
kehendak, emosi atas penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri penari
ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan, desakan jiwa, ekspresi jiwa
dalam bentuk tari yang terkendali). Gambar pada lembaran ini dan berikut adalah ekspresi tari yang
berbeda-beda. Sumber: Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 1.25 Ekspresi mimik secara Polos karakter humor
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

66. SENI TARI 46 Perhatikan ekspresi wajah penari di bawah ini memberikan senyuman kepada
penonton. Ekspresi wajah dibutuhkan dalam pertunjukan untuk memberikan penguatan kepada
penonton tentang penghayatan penari atau pelakon teater. Sumber: Koleksi GNP TMII Jakarta Gb 1.26
Penari melepas senyum kepada penonton. Sumber: Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 1.27 Ekspresi penari
senyum dikulum Tugas: 1. Lakukan ekspresi murung, menangis, tersenyum dan tertawa terbahak-bahak.
2. Coba lakukan ekspresi senyum di kulum. Marah dengan cara menunjukan kesalahan pada seseorang.,
atau menyuruh nada memerintah BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
67. SENI TARI 47 BAB II OLAH TUBUH A. Kompetensi Dasar Kompetensi buku ini pembaca diharapkan
menuntaskan bacaan secara keseluruhan, sehingga pembaca baik pelajar, guru, maupun masyarakat
luas mengerti dan memahami tari. Untuk mencapai pemahaman bacaan, selanjutnya dapat diidentifikasi
melalui bagan di bawah ini. Adalah sebagai berikut di bawah ini: Olah Tubuh Kecepatan dan Ketahanan
dan Teknik Gerak Kelenturan Gerak Keseimbangan Gerak Tulang, Sendi Otot, dan Pernafasan ANATOMI
Bagan 2.1 Tujuan Kompetensi Belajar Buku Ini BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

68. SENI TARI 48 B. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat Olah Tubuh Perlu siswa
ketahui di sini bahwa aktivitas manusia pada dasarnya terbatas pada ruang, waktu dan tenaga. Hal ini
terjadi karena sepanjang kehidupannya manusia memiliki kesempatan untuk mendapatkan istirahat,
makan-minum, dan memanfaatkan waktu luang dalam aktivitas di luar kebiasaan yang setiap harus
dilakukan. Berbagai aktivitas kegiatan manusia dilakukan melalui berbagai macam bentuk, tujuan dan
hasil yang ingin dicapai oleh masing-masing manusia yang bersangkutan. Dengan itu manusia
membutuhkan penyesuaian terhadap masalah klasik di atas yakni tenaga, ruang, dan waktu. Siswa yang
baik, organ tubuh manusia baik yang berbentuk ideal maupun berbagai kekurangan yang ada, sebaiknya
dalam melakukan segala aktivitas disesuaikan dengan konstruk tubuh yang dimiliki. Jumlah dan takaran
yang dilakukan dapat diinventaris berupa aktivitas yang berhubungan langsung untuk membangun dan
membentuk tubuh agar ideal. Oleh sebab itu, skala prioritas yang dibutuhkan adalah perhatian yang
serius manakala aktivitas yang dilakukan tersebut tepat sasaran yang diharapkan, serta mengacu kepada
jumlah dan takaran yang sebaiknya ditentukan secara benar. Siswa-siswa yang banyak belajar pasti
banyak tahu tujuan kita melakukan olah tubuh adalah memperoleh kesegaran dan kebugaran hakiki atas
berbagai bentuk dan strategi sasaran latihan yang diterapkan. Bentuk pelatihan yang harus dijalani
sesuai jumlah dan takaran yang diberikan. Dengan demikian tujuan utama melakukan olah tubuh adalah
membangun tubuh yang sehat, membentuk tubuh yang ideal, menempatkan aktivitas olah tubuh
sebagai bentuk keseimbangan aktivitas yang memenuhi kesehatan jasmani dan rokhani secara imbang
dan memenuhi standar kualitas kesehatan. Tujuan melakukan pembentukan tubuh melalui perangkat
olah tubuh adalah membentuk tubuh agar serasi, ideal, dan sehat lahir dan batin. Olah tubuh ditujukan
untuk memberikan bentuk latihan dan kebiasaan yang dilakukan dalam rangka membangun fisik secara
sehat. Manusia melakukan aktivitasnya dengan bergerak. Seperti banyak diketahui, bahwa di dalam
melakukan olah tubuh, menari, dan senam seseorang tidak dapat mengontrol pernafasan yang
dilakukan. Pada akibatnya, pernafasan yang dilakukan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

69. SENI TARI 49 menimbulkan kelelahan, hingga tidak tertutup kemungkinan timbulnya tidak sadarkan
diri. Secara garis besar, gerakan yang dilakukan seseorang menggunakan pernafasan baik secara teratur
maupun tidak teratur. Unsur utama kesehatan pada dasarnya adalah melakukan bentuk pernafasan
yang baik dan benar. Pelatihan menyangkut pernafasan dapat dilakukan dengan melalui cara-cara yang
sehat dan teknik melakukan yang benar. Oleh sebab itu, di sini diperlukan adanya cara-cara melakukan
pernafasan secara benar dengan melalui sikap dan kebiasaan yang dianjurkan oleh kesehatan.
Pernafasan yang baik dan benar dilakukan dengan cara merekonstruksi organ tubuh dan sistem
pernafasan yang teratur. Dengan demikian teknis dan alur bernafas yang dilakukan membawa manfaat
yang benar-benar diharapkan. Mekanisme pernafasan adalah untuk menerima dan menghirup oksigen
pada saat menarik nafas untuk diedarkan ke seluruh tubuh, kemudian mengeluarkan zat asam arang
keluar tubuh adalah sistema pernafasan yang setiap saat dan setiap hari selagi manusia masih hidup
terus menerus dilakukan. Kebiasaan ini dalam proses yang terus menerus, sehingga darah kita tetap
bersih dari berbagai racun tubuh dan sel-sel yang mengganggu dalam tubuh kita. Apabila terjadi kondisi
yang kurang menguntungkan, maha proses aliran pernafasan-penghirupan dan pembuangan-
pengeluaran oksigen (O2) dan asam arang (CO2) apabila terjadi gangguan dapat diperbaiki serta
diberikan energi agar intensitas gerak kita dapat terjamin kekuatannya. Melalui penjelasan di atas dapat
diketahui, untuk lebih mengetahui cara-cara yang baik untuk berolah tubuh, menari, dan melakukan
senam harus memperhatikan cara-cara pernafasan. Seperti telah disinggung di atas, pernafasan yang
teratur berarti pernafasan secara wajar, yang dilakukan tanpa beban dalam kaitan dengan kegiatan
keseharian maupun melakukan olah raga berat. Jenis pernafasan ini cenderung kepada aktivitas
istirahat, jalan biasa, serta aktivitas sehari-hari. Pernafasan jenis yang tidak teratur dilakukan melalui
kegiatan yang tidak biasanya. Aktivitas yang digunakan dalam bentuk kegiatan yang memiliki beban.
Contohnya pada setiap habis melakukan olahraga, maraton, sprint, terkejut, srta banyak contoh lagi.
Untuk memperhatikan semua aktivitas kegiatan yang dilakukan hubungannya dengan pernafasan adalah
olah tubuh, menari dan gerak senam. Di sisi banyak orang kurang BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

70. SENI TARI 50 memperhatikan pentingnya pernafasan dan pengaturan nafas dalam melakukan
aktivitas olah tubuh, menari maupun melakukan senam. Kecenderungan menunjukan bahwa faktor
gerak lebih dipentingkan hubungannya dengan artistiknya saja, bukan pada kepentingan penggunaan
pernafasan kaitannya dengan intensitas gerak, kualitas gerak, dan gerakan terjaga dengan baik.
Pernafasan dalam melakukan olah tubuh harus teratur dan diatur secara baik. Tingkat kesulitan gerak
olah tubuh hendaknya diikuti dengan pengaturan nafas yang baik, sehingga gerakan dapat dilakukan
secara sempurna dan gerakan dapat dihayati dengan baik pula. Oleh sebab itu, di sini perlu kerangka
konsep tentang gerakan seperti apa harus menggunakan teknik pernafasan separti apa, begitu
sebaliknya, gerakan yang sesuai dengan pola melakukan pernafasan menjadi tujuan untuk dapat
melakukan gerakan sesuai tujuan pernafasan. Teknik yang diberikan berdasarkan porsi energi yang akan
diperoleh secara baik, sehingga kita tidak masuk perangkap bahwa keterhubungan antara teknik.
Gerakan dengan melalui pemanfaatan sistema dan penggunaan sistema pernafasan harus diatur
sedemikian rupa, sehingga karena larut malam maka gerakan energis yang telah dikeluarkan disimpan
oleh tubuh, akibat seburuk apapun faktor kelelahan harus turun. Selanjutnya, perlu diantisipasi bahwa
teknik pernafasan seperti apa yang harus dikembangkan, maka cara melakukan pernafasan menjadi
tujuan. Pernafasan adalah cara mengatur nafas selaras dengan cara melakukan gerak secara sesuai. Oleh
sebab itu, pernafasan yang baik dalam olah tubuh adalah melakukan pernafasan yang mampu
mendatangkan manfaat bagi gerak tubuh, ketahanan tubuh, kelenturan serta keserasian gerakan dapat
dihayati. Teknik pernafasan sebenarnya merupakan pertukaran gas O2 dan CO2. Proses ganda yang
terjadi di dalam gas didalamnya jaringan pernafasan dalam dan pernafasan luar terkordinasi secara baik.
Pengertian tentang pernafasan merupakan proses menghirup udara ke dalam tubuh adalah mengisi O2
(oksigen) ke dalam paru-paru melalui udara, sehingga tubuh terisi persediaan O2 dengan CO2(korban
dioksida). Hal ini secara otomatis menjadi suatu proses bersenyawanya O2, C(Carbon) dalam jeringan.
Proses ini pada dasarnya dapat diidentifikasi berupa proses metabolisme tentang sifat dan sikap
melakukan penarikan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
71. SENI TARI 51 nafas, mengeluarkan, dan melepas, dan membuang CO2 dan H2O yang tidak didukung
banyak orang adalah bahwa Aktivitas olah tubuh yang terlatih sejak awal dengan melakukan pernafasan
teratur ke dalam sistem pernafasan yang baik dan sehat. Kelenturan tubuh prima berawal dari melatih
anggota gerak tubuh bagian atas, tengah, dan bawah baik secara terpisah maupun terkordinasi melalui
pengaturan sirkulasi udara dan keteraturan gerak tubuh agar tercapai sinkronisasi gerak anggota tubuh
secara tepat dan benar. Selanjutnya, keseimbangan fisik dan mental menjadi target yang pantas dalam
membiasakan perilaku hidup dan menjaga serta mengatur kesehatan tubuh menjadi terlatih-trampil dan
terbiasa. Apabila hal ini menjadi kenyataan, niscaya bagaimana kita dapat memposisikan diri dengan
melalui latihan yang teratur, kebiasaan yang sehat hingga menetapkan porsi latihan yang tepat maka
badan kita menjadi sehat benar. Kondisi ini perlu diimbangi dengan pembiasaan makan dan minum yang
dianjurkan olah kesehatan agar konstat yang dipenuhi secara tepat dapat mendatangkan manfaat yang
positif. Hal ini menjadi dambaan bagi semua orang yang membutuhkan sehat dan kebugaran serta
kenikmatan hidup yang mensejahterakan. Adapun proses pernafasan pada dasarnya memiliki tujuan
antara lain yaitu. • Pembiasaan bernafas teratur dan melalui berbagai aktivitas yang seberat apapun kita
dapat melakukan secara energis dan dalam situasi yang tepat benar. • Melalui sistema pernafasan yang
dianjurkan, kita harus memahami proses terjadinya pernafasan serta pengaruh yang timbul terhadap
rangsang otot-otot pada organ pernafasan secara dini, dengan itu pembiasaan melakukan pernafasan
yang baik harus diterapkan. • Penghirupan oksigen secara teratur dan membuang carbon dioksida atau
zat asam arang yang tidak dibutuhkan tubuh kita pada lingkungan yang sehat dan hijau. • Membiasaan
teksion-dan relaktension terhadap organ tubuh pernafasan sehingga dapat melatih kekuatan dan
kebiasaan otot organ pernafasan kita menjadi sempurna. • mengkordinasikan para-paru, jantung dan
katup anak tekak agar tetap sehat melalui sistema pernafasan yang teratur dan terbiasa pada lingkungan
yang bersih dan terjaga, sehingga kita dapat menetralisir racun-racun tubuh dan organ pernafasan
menjadi kuat dan tahan imunitas. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

72. SENI TARI 52 Konsentrasi menghela nafas atau menghirup udara sekuat tenaga dan menghembuskan
dan membuang zat asam aranag secara baik dibutuhkan kecenderungan menahan nafas secara tepat.
Hal ini berhubungan dengan menyimpan sebanyak- banyaknya oksigen (()2) serta secepat mungkin
mengeluarkan zat asam arang agar kondisi tersebut tidak membahayakan tubuh kita dari racun-racun
tubuh yang bakal terindikasi pada saat menahan nafas secara tidak tepat. Oleh sebab itu, di sini
dibutuhkan ketahanan saluran pernafasan yang prima serta terganggunya sistema pernafasan secara
tiba-tiba sehingga kita tidak terbatuk-batuk. Konsentrasi akan terganggu apabila sistema pernafasan kita
kurang lancar dan mengalami banyak hambatan. Ruang lingkup pernafasan terdiri dari banyak cara di
dalam melatih dan mengoptimalkan kerja organ pernafasan secara baik dan benar. Materi latihan terdiri
dari melakukan pemusatan pikiran dan fakus menenangkan pikiran saat melakukan latihan pernafasan,
Mengatur nafas mulai dari menghela/menghirup nafas-menahan nafas- hingga
menghembuskan/mengeluarkan nafas secara tepat, membusungkan dan mengempiskan dada,
membuka dan menutup mulut secara baik dan benar sehingga kondisi tersebut apabila terjaga dapat
melakukan pernafasan yang menyehatkan. Pelatihan di atas membutuhkan sistema dan cara kerja organ
tubuh kita secara prima dan teratur dengan baik. Oleh sebab itu, cara dan strategi melakukan
pernafasan dibutuhkan dalam bentuk latihan pernafasan ini. Secara tertruktur, cara dan strategi
pelatihan pernafasan dapat dijelaskan adalah sebagai berikut: Paru-paru sebagai organ tubuh dalam
yang berfungsi mengatur sistema pernafasan dan pertukaran zat-zat dalam tubuh harus memiliki porsi
kerja yang tepat. Hal ini berhubungan dengan sirkulasi udara dari luar dan dalam tubuh menghasilkan
energi yang cukup. Sistema pernafasan memerlukan kerja organ tubuh yang terdiri dari paru-paru,
rongga hidung, mulut, anak tekak, pangkal tenggorokan, dan kerongkongan merupakan organ tubuh
yang berfungsi pada sistema pernafasan. Secara umum fungsi Pernafasan didukung oleh beberapa
saluran yang terdapa di dalam alat pernafasan yang terdiri dari sebagai berikut: • Nares Anterior adalah
saluran yang ada di dalam lubang hidung di mana saluran ini bermuara di dalam bagian rongga
vestibulum hidung. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

73. SENI TARI 53 • Rongga hidung adalah saluran yang dilapisi selaput lendir yang kaya akan pembuluh
darah yang bersambungan dengan sinus yang memiliki lubang ke rongga hidung. • Farinx (tekak) adalah
pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak persambungannya sama dengan usopagus berada pada
tulang rawan krikoid. • Larinx (tengkorak0 adalah saluran yang memisahkan kolumna vertebra yang
berjalan dari saluran servikalia dan masuk ke dalamnya masuk hingga trachea. • Paru-paru ada dua. Alat
ini merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan kiri
dan di tengah terpisah oleh jantung beserta pembuluh darah besar lainnya dan berbentuk kerucut apx
(puncak). Di atasnya muncul klavikula yang berada di dasar leher. Sewaktu udara melalui hidung, udara
disaring oleh bulu-bulu vestibulum da karena permukaan lendir yang dilalui menjadi hangat maka
penguapan air permukaan lendir menjadi lembab. • Hidung menghubungkan sinus udara paranasa;is
masuk ke rongga hidung. Lubang-lubang nasolakrimal yang menyalurkan ke rongga hidung dan lubang-
lubang nalasokrimal menyalurkan ke bagian dalam bawah rongga nasalis hingga hidung. • Proses
tersebut berulang terus menerus dan berlangsung secara bolak-balik antara udara O2 masuk kemudian
zat asam arang CO2 keluar. Mekanisme kimiawi atau fungsi fisiologi pertukaran oksigen(O2) dan
carbonhidrat(CO2) ini merupakan proses utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi,
kecepatan, dan gerakan pernafasan. Pernafasan eksternal atau pernafasan melalui paru-paru O2 dihirup
melalui hidung dan mulut, kemudian disalurkan ke dalam trachea-pipa bronchial-pipa kapiler
pulmunaris. Dalam pengendaliannya sangat mempengarui gerakan-gerakan olah tubuh, menari dan
senam. Apabila pada saat melakukan gerakan pernafasan paru-paru tidak boleh menyimpang sehingga
tidak timbul efek-efek negatif gerakan tersebut di atas, kegiatan yang kita lakukan harus menggunakan
pengendalian keluar-masuk O2 dan co2 berjalan sedikit demi sedikit dan secara perlahan-lahan. Cara
melakukan pernafasan adalah menyesuaikan irama gerak dengan teknik menghirup udara pernafasan
melalui hidung dan muut. Gerakan yang kita lakukan semuanya harus benar. Contoh gerakan lembut
menggunakan pernafasan hidung, gerakan cepat dan tiba-tiba BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

74. SENI TARI 54 menggunakan pernafasan mulut. Gerakan yang dilakukan berhubungan dengan
kebutuhan jumlah udara yang dihirup agar kita tidak terhindar dari kelelehan, dan hal ini dilakukan
dengan melalui menghirup udara perlahan, menahan, dan mengeluarkan pada porsi kurang lebih 30
detik. Ekivalen gerakan dan banyaknya udara yang dihirup seimbang, maka teknik gerak dan konstruk
gerakan menjadi mudah dihayati, dirasakan, dan dituangkan ke dalam gerakan artistik. Banyak oksigen
yang dihirup dimanfaatkan untuk mencukupi enersi yang dibutuhkan oleh tenaga gerak dan besar
kemungkinan harus berhubungan dengan tenaga yang harus dikeluarkan. Oleh sebab itu, masalah
energi yang dibutuhkan dengan banyaknya Oksigen yang dihirup ekivalen dengan jumlah udara yang
diproses melalui cukupnya pernafasan yang dilakukan. Dengan demikian gerakan yang dilakukan dapat
dihayati tanpa terengah-engah. Hal ini ditandai adanya jumlah udara yang dihirup apabila kuang dari
jumlah energi yang dibutuhkan, maka pada saat kita melakukan gerakan merasa terengah-engah atau
pada ujungnya dapat menyebabkan kekurangan oksigen sehingga pingsan. Tidak teraturnya pernafasan
dengan efisiensi gerak yang dilakukan menyebabkan efek ke dalam tubuh secara tidak proporsional.
Pernafasan yang tidak teratur menyebabkan merusak tubuh dan anggota tubuh lainnya karena jumlah
O2 yang dihirup dan CO2 yang dikeluarkan dapat mempengaruhi reproduksi O2 dan cO2 secara kurang
tepat pada akibatnya tubuh kita keracunan zat. Apabila kebiasaan ini berlangsung terus menerus
mengakibatkan tubuh terasa sakit, sesak nafas, hingga mengakibatkan gangguan jantung, lebih fatalnya
dapat mendadak susah bernafas atau anfal jantung. Hal ini akan dapat mengakibatkan kematian.
Sirkulasi pernafasan diawali dari pertukaran gas dalam darah pada saat pengambilan zat pembakaran
(O2) pada saat menarik nafas yang dilanjutkan pengedaran zat tersebut ke seluruh tubuh dalam bentuk
gelembung udara selanjutnya, setelah ke luar dari paru-paru karbondioksida (CO2) dihembuskan melalui
cara mengeluarkan udara dengan cara menghela nafas panjang dengan melalui sistema pernafasan yang
dilakukan sehingga anggota organ tubuh dalam kita langsung meregang. Latihan pernafasan dilakukan
dengan cara memperbesar rongga dada dengan melakukan cara kerja otot- otot organ dalam pada
sistema pernafasan dengan membentuk konstruksi sirkulasi udara melalui organ dalam alat pernafasan
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

75. SENI TARI 55 dengan cara menghela nafas panjang sehingga cara atau teknik ini dapat menghasilkan
pernafasan yang baik dan benar. Pentingnya latihan pernafasan harus bekerja secara sistematis, dengan
melalui kerja praktis ke arah kerja paru-paru mengembangkan bagian-bagian otot tertentu dalam
menghirup nafas, posisi hidung yang terbuka baik mulai dari katup hingga pada ujung anak tekak
sehingga rongga dada terbuka benar, kemudian pada saat rongga dada mngempis kemudian tulang iga
bergerak sehingga memposisikan kerongkongan dan rongga perut menutup hingga mendesak udara ke
luar dari paru-paru melalui hembusan nafas maka proses ini menjadi akumulasi kerja otot-otot organ
dalam pernafasan kita semakin terlatih dan terbiasa. Dengan demikian terjadi kerja organ tubuh dalam
pernafasan kita secara teratur dan terbiasa menjadi salah satu indikasi kerja pernafasan kita teratur
baik. Dalam latihan olah tubuh tidak hanya otot-otot organ tubuh bagian luar kita saja yang dilatih,
melainkan organ tubuh bagian dalam juga harus dibiasakan terlatih sehingga otot-otot dalam dan luar
harus diregangkan secara seimbang. Konstabilitas ini harus terjaga. Fungsi poernafasan dan peregangan
otot-otot baik organ bagian dalam maupun luar dapat memperbaiki racun dan sel tubuh yang terpakai
maupun terbuang semakin menjamin kekuatannya. Hal ini pada akhirnya dapat membantu intensitas
energi tubuh untuk dapat melakukan berbagai aktivitas secara maksimal dengan pemanfaatan yang
optimal. Tugas: 1. Para siswa, kalian pasti telah memahami teks di atas. Sekarang coba jelaskan
pernyataan di bawah ini. a. Zat apa yang dihirup kita pada saat bernafas, sebaliknya zat apa yang kita
keluarkan pada saat bernafas. b. Bagaimana cara kerja otot pada saat kontraksi atau melakukan aktivitas
gerakan. 2. Alat-alat pernafasan apa saja yang bekerja pada saat manusia bernafas? Sebutkan salah satu
yang memiliki karakteristik untuk melakukan pernafasan pada manusia? 3. Adakah hubungan antara
pernafasan yang kita lakukan dengan pemanfaatan energi secara nyata dalam kehidupan?. Bagaimana
kinerja pernafasan dalam peran aktivitas penggunaan energi tersebut. Jelaskan. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN
76. SENI TARI 56 Apakah kalian pernah mendengar slogan yang berbunyi di bawah ini yakni. DALAM
JIWA YANG SEHAT TERDAPAT TUBUH YANG KUAT Apabila slogan di atas dipahami secara sungguh-
sungguh, maka tubuh kita harus diberi pelatihan gerak yang menunjang aktivitas dan vitalitas tubuh
secara prima. Kesiapan kita untuk melakukan berbagai gerakan mulai dari motif gerak yang sederhana
hingga pada gerakan yang memiliki tingkat kesulitan gerak akan siap secara fisik. Dengan demikian
tubuh mampu melakukan gerak sesulit apapun. Kesiapan tubuh untuk melakukan gerakan mulai dari
gerak sederhana hingga gerakan yang berteknik gerak tinggi dapat dilekukan secara baik dan tanpa
kesulitan. Oleh sebab itu, persiapan tubuh atas pemanasan, pengembangan gerak hingga pada gerakan
tari maupun balet dapat dilakukan secara baik. Secara umum uraian di atas dapat diperjelas mengenai
peran dan fungsi otot serta sendi serta beberapa prinsip dasar gerakan yang dapat digunakan sebagai
peragaan dalam Olah Tubuh di masa akan datang. Sumber: Koleksi Internet Sumber: Internet Gb. 2.1
Pose penegangan otot perut Gb. 2.2 Penegangan otot perut dan tangan serta kaki dan kaki BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

77. SENI TARI 57 Sumber: Internet Gb. 2.3 Pose disain Kerucut Penegangan terletak pada dada, dan
paha(penari pi) penegangan pada dua tangan, kaki ada (penari pa) Gb. 2.1 Sikap dan pose gerak tidaka
ada kaki terjadi ketegangan gb 2.2 Anggota gerak bagian bawah terjadi pegenagan otot.bagian perut,
dada, bagian skapula terjadi penegangan gb. 2.3 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

78. SENI TARI 58 2. Anatomi Permukaan Berdasarkan porsinya, anggota tubuh kita terbagi menjadi tiga
bagian yang terdiri dari anggota gerak bagian atas (Caput), anggota gerak bagian tengah (Thorax) dan
anggota gerak bagian bawah (Ladix). Gerakan secara umum terbagi dalam tiga wilayah gerak.
Pembagian wilayah gerak meliputi 3 katagori gerak menurut Evelyn Pearch adalah sebagi berikut,
anggota gerak bagian atas (Caput) anggota gerak bagian tengah (Thorax), dan anggota gerak bagian
bawah (Ladix/Pedix). Selanjutnya, ke tiga bagian anggota gerak digunakan sebagai dasar tiap bahasan
gerak buku ini. Ciri anggota gerak bagian tersebut menjadi istilah buku ini. Seorang pakar tari Pendidikan
dan tari Kreatif yakni Laban menjelaskan anggota gerak bagian kepala (Caput), tubuh atau badan
(Thorax) termasuk tangan, kaki (Ladix) masing-masing jangkauannya berbeda kebutuhan ruang yang
dimiliki. Faktor space meliputi ruang gerak, misalnya level, jarak/rentangan atau tingkatan gerak. Faktor
time lebih diproyeksikan pada waktu, misalnyai durasi gerak dan dan faktor dynamics lebih menekankan
kualitas atau tekstur gerak, misalnya gerak yang kuat, lemah, elastis, aksentuasi, penekanan (Ann
Hutchinson, 1989:2). Sumber: Buku Evelyn Pearch Gb. 2.4 Anatomi Tubuh Manusia BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

79. SENI TARI 59 Anggota gerak di atas pada prinsipnya merupakan kesatuan yang terpisah akan tetapi
dapat bekerja sama dengan baik. Masing-masing anggota gerak tubuh ini secara mekanistik dapat
bergerak secara sendiri-sendiri maupun bergerak secara kordinatif. Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.5 Pose
satu kaki tumpuan dan rentang tangan Perhatikan Gb 2.5 Tumpuan satu kaki dan rentang tangan
terdapat penegangan otot tangan dan paha. Koordinasi Caput/anggota gerak atas menghadap samping
kiri. Kepala bisa menghadap depan, dan badan mengikuti arah garis pandangan mata. (Koleksi Rahmida
dan Bambang Jurusan Tari) Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.6 Berdiri Tegak Perhatikan gb 2.6 arah hadap
frontal seluruh anggota badan dn kepala ke arah depan. Tangan kaki, tubuh tidak ada ketegangan
(tention) otot anggota gerak bagian atas, tangan dan kaki bawah relaks.(Koleksi Rahmida dan Bambang
Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

80. SENI TARI 60 3. Dasar-dasar Peragaan Seseorang yang terbiasa melakukan gerakan, tanpa persiapan
apapun. Pada jaman dahulu manusia bergerak untuk naluri makan saja atau menyambung hidup. Akan
tetapi sekarang nilai bergerak menjadi berubah bahwa bergerak untuk kebutuhan pemuasan batin, dan
bangga untuk diri sendiri. Pada dasarnya banyak persiapan yang harus dilakukan apabila seseorang akan
memulai bergerak untuk olah tubuh, menari dan senam agar benar-benar fit. Persiapan menjelang
bergerak olah tubuh, menari dan senam dibutuhkan agar kita menghindari dri berbagai kemungkinan
yang timbul pada waktu ke depan. Hal ini dipentingkan dalam kaitan dengan pembentukan sikap, tubuh,
dan mentalita serta psikis agar benar- benar mampu menjalankan latihan dan kerja berat tubuh dalam
kaitan dengan aktivitas yang harus dilakukan tersebut. Seseorang yang akan melakukan oleh tubuh,
menari dan senam penting mempersiapkan tubuhnya dengan gerakan- gerakan pemanasan dan
peregangan. Gerakan pemanasan sebagai gerakan awal bertujuan untuk mempersiapkan yang
bersangkutan agar pada waktu ke depan telah siap menerima gerakan yang sulit dan memiliki tantangan
kesulitan gerak secara periodik. Gerakan pelemasan dimaksud bertujuan untuk mempersiapkan diri
melakukan gerakan yang memiliki beban dan gerakan yang banyak tantangan terhadap otot dan organ
tubuh secara mekanistik. Gerakan pemanasan adalah gerakan ringan untuk memperkenalkan organ
tubuh kita dalam bentuk gerakan kecil, gerakan pengenalan, gerakan untuk merangsang otot agar
mengenali kebutuhan gerak. Gerakan pelemasan yang dimaksud adalah pelemasan otot-otot dan sendi-
sendi pada tubuh manusia. Sendi dan otot diperkenalkan menerima rangsang gerak yang semula kaku
dan terasa kurang memiliki daya gerak, maka latihan pelemasan menjdi salah satu rangsang otot dan
sendi untuk dirangsang agar tidak kaku lagi atau lemas. Target gerakan diperkenalkan untuk
memberikan rangsang awal bagi otot dan sendi. Tujuan ke depan agar kita tidak mengalami kram.
Kepentingan gerakan pelemasan bagi orang yang telah lama melakukan olah tubuh, menari dan senam
pada dasarnya telah dipahami. Bagi para pemula gerakan pemanasan sangat perlu dilakukan. Hal ini
bertujuan untuk pembniasaan agar pemula tidak kaget dalam melakukan aktivitas olah tubuh, menari
dan senam pada kadar gerak yang berat dan memiliki tingkat BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

81. SENI TARI 61 kesulitan gerak yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk memberikan stimulus terhadap
kemampuan gerak pemula dalam hubungannya dengan kebiasaan melakukan gerakan yang memiliki
mtingkat kesulitan gerak tinggi, gerakan tiba-tiba, serta gerakan yang bersifat memerlukan kekuatan
otot. Di sisi lain, kebutuhan pelemasan otot dan sendi dibutuhkan untuk tujuan memperkenalkan
perubahan sturtur otot dan sendi secara cepat. Sebagai contoh, gerakan oleh tubuh, tari, dan senam
butuh kekuatan otot dan sendi secara jelas. Penghayatan gerak tari membutuhkan penghayatan yang
dalam atas kemampuan rangsang otot dan sendi secara cepat. Penguatan ekspresi gerak, ketahana
gerak dalam kaitan dengan penguasaan gerak, hingga bagaimana struktur gerak yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi kecepatan dan ketahanan gerak agar memiliki kemampuan berubah maka di sini
membutuhkan rangsang otot dan latihan sendi secara signifikan. Tubuh manusia yang hidup
membutuhkan rangsang gerak berhubungan dengan kekuatan organ tubuh seperti paru-paru, jantung,
otot, sendi dan tulang secara maksimal. Korsinasi gerak hubungannya dengan organ tubuh seperti
disebut sangat erat dan saling menunjang. Organ tubuh secara langsung berhubungan dengan gerak
maka terkait juga dengan otot, sendi, tulang, serta pernafasan yang dalam hal ini paru-paru, serta
ketahanan gerak yang dalam hal ini jantung. Untuk mendapatkan keterampilan gerak orang yang
melakukan ollah tubuh, menari dan senam salah satunya adalah mempersiapkan kerja organtubuh
secara prima dan menempatkan peran fungsi kerja organ tubuh pada upaya untuk melatih dan
menciptakan kelenturan dan kekuatan otot, memperkuat persendian, meningkatkan sensitifitas syarat
melalaui peregangan otot, mempersiapkan kekuatan persendian dan tulang agar mampu menopang
gerak dan rangsang kerja otot secara maksimal, mempersiapkan kerja sinergis pernafasan agar mampu
mengembang tugas melakukan, mempertahankan, dan membuat gerakan menjadi berkualitas dan
memiliki intensitas yang tinggi terhadap rangsang gerak itu sendiri. Dalam melakukan olah tubuh,
menari dan senam yang bersangkutan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: • Porsi latihan
bertahap, dimulai dari gerakan yang ringan ke berat. • Sebelum melakukan gerakan harus melakukan
gerakan pelemasan • Memahami pengetahuan tentang otot dan sendi. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

82. SENI TARI 62 • Olah tubuh, menari dan senam dilakukan dari bagian per bagian atau dari konstruk ke
konstruk ragam gerak. Apabila latihan olah tubuh, menari dan senam dilakukan secara terprogram dan
rutin, maka yang bersangkutan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Hal tersebut jelas bahwa
berhubungan dengan koalitas gerak dan ketahana otot dan sndi secara prima. Masalah kesiapan tubuh
seorang penari, pesenam dalam kenyataan harus mampu mengatur kegiatan yang baru dilakukan
kemudian dilakukan lagi gerakan peregangan. Gerak peregangan diperlukan sebagai normalisasi
terhadap verja organ tubuh dan alat pernafasan sehabis melakukan gerakan yang bersifat tiba-tiba,
gerakan yang memiliki beban, dan gerakan yang membutuhkan penghayatan khsusu untuk jenis
karakter gerak tertentu. Gerakan peregangan dilakukan sebagai bentuk penormalan kembali kebugaran
tubuh adalah sebagai tindak lanjut atas ketegangan-ketegangan organ tubuh estela melakukan verja
berat dan verja keras. Normalisasi dilakukan dalam Proxy yang tidak perlu intensitas tinggi. Hal ini
bertujuan agar ketegangan otot dan sndi jangan meningkat lagi. Peregangan otot tubuh memiliki tempat
berpegang pada tulang. Ujung bagian otot seperti tali atau pipih (urat/tendo) biasanya menentukan
letak dan daya lekat serabut ototnya. Otot dalam bentuk tendo yang panjang menempatletakan anggota
badan mudah digerakan. Pada persendian origo atau serabut yang pipih yang terletak pada tulang
berada di bagian prosimal, sehingga tulang prosimal pada persendian menjadi akibat dari kerja otot lain.
Dengan demikian terjadi peregangan yang menyebabkan kekuatan dan ketahanan serabut otot dalam
kondisi gerakan berat telah dilakukan. Hubungan arah tarikan otot dengan persendian dapat
menyebabkan fleksio, adductio atau rottatio pada sebuah persendian ditentukan oleh hubungan antara
arah tarikan otot dengan arah gaya gerak yang dalam posisi kontraksi. Contoh adanya arah tarikan
berada di bagian anterior dapat terjadi pada extentio di tungkai bawah. Kontraksi otot dengan tarikan
yang berada di bagian sendi siku akan terjadi flextio pada lengan bawah. Sebuah otot yang menarik
dengan arah tarikan ke arah lateral pada sendi paha akan terjadi gerakan tungkai ke arah sendi paha
tergolong pada sendi peluru yang memiliki tiga sumbu gerak. Tarikan otot lateral pada lengan bawah
tidak mungkin BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

83. SENI TARI 63 terjadi oleh karena sendi siku agar mempengaruhi gerak engsel .Melalui penjelasan
tersebut, bahwa sendi aniaxial hanya akan terjadi gerakan flextio dan extentio saja. Hubungan tarikan
otot dengan persendian perlu mendapat perhatian terutama pada jenis persendian yang memiliki tiga
sumbu gerak. Kondisi yang sering terjadi bahwa gerakan pada saat itu disebabkan oleh adanya kontraksi
kerja flextior, setelah titik pusat gerak sendi bekerja sebagai abductor maka sendi yang memiliki tiga
sumbu gerak harus diperhitungkan kemungkinan terjadinya gerakan sampingan yang dapat terjadi
apabila diinginkan. Gerakan anggota tubuh yang murni memiliki ketepatan dalam mewujudkan satu
kemurnian gerak dari anggota tubuh tertentu. Aktivitas manusia yang segudang jumlahnya membuat
yang bersangkutan semakin repot dan faktor kelelahan menderanya. Unsur kesibukan yang ada dan
kelelahan diri yang dimiliki akan terasa dinikmati apabila kita melakukan pembiasaan kegiatan yang
mampu menjunjang kesehatan dan kebugaran tubuh. Faktor yang dihadapi oleh seseorang yang sibuk
dan kelelahan adalah dengan melakukan kebiasaan aktivitas kesehatan dan kebugaran tubuh secara
serius dan menerapkan kebiasaan latihan yang dapat memberikan manfaat secara baik dan benar. Oleh
sebab itu, di sini dibutuhkan adanya aktivitas berupa kegiatan rutin yang dapat membentuk dan
menstabilkan kondisi tubuh tetap prima dan stabil. Sebagai ilustrasi: dapat digambarkan di sini, ketika
sekelompok anak-anak sedang melakukan aktivitas permainan secara bersama-sama. Mereka menarik
nafas dan menghembuskan nafas sekencang-kencangnya tanpa menghiraukan berbagai akibat yang
ditimbulkan. Kebiasaan yang dilakukan tanpa diperhitungkan oleh anak yang bersangkutan. Manfaat
yang diperoleh anak tersebut adalah kekuatan- kekuatan yang dihasilkan ditunjukan untuk berbagai
kompetisi yang masing-masing tonjolkan. Anak-anak terbiasan melakukan kompetisi ini dengan cara dan
aturan main yang disepakati bersama. Hal ini seperti dapat dilihat pada gambar di bawah yang
menunjukan bahwa sekelompok anak melakukan lompatan bersama untuk meraih jangkauan tertinggi
dan terjauh pada saat menceburkan diri ke sungai secara spontan. Kemampuan manusia untuk bergerak
dan pindah tempat memerlukan gerakan. Gerakan memungkinkan adanya kerjasama antara rangka dan
otot. Otot yang menempel pada BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

84. SENI TARI 64 tulang atau rangka satu dengan lainnya menghubungkan tulang dengan kulit. Otot
memiliki daya kontraksi. Oleh sesb itu otot disebut alat gerak aktif sedang tulang disebut alat gerak
pasif. Tabel Hubungan Teknik Gerak, Kelenturan dan Peniruan Gerak Teknik Gerak Kelenturan Peniruan
Gerak TEKNIK GERAK : KELENTURAN : PENIRUAN merupakan cara merupakan ekspresi GERAK : dan
aturan di dalam gerak dalam bentuk merupakan melakukan gerakan kemampuan kemampuan untuk
yang dituntut sesuai fleksibilitas di dalam mengadaptasikan dengan alur dan mengembangkan teknik,
cara dan proses gerak dan menirukan proses melakuan dengan tidak gerak dengan gerakan sesuai
menyimpang ditunjang adanya model yang kepada konstruksi keterampilan dicontohkan struktur
anggota mahasiswa dalam tubuh dengan rangka didasarkan kepada mengelaborasi kemampuan unsur-
unsur ketahanan, ketahanan, kecepatan serta kecepatan dan atau keseimbangan keseimbangan gerak
itu sendiri SIKAP TUBUH : INTENSITAS : KETEPATAN : merupakan merupakan merupakan ukuran
konstruksi ideal kekuatan dari tata atau staandar bentuk/struktur dan cara gerakan yang tubuh baik
dalam mahasiswa disesuaikan dengan posisi diam maupun melakukan gerak gerakan dimana bergerak,
sikap ini sesuai proses dan mahasiswa sangat baik dan alur secara diharuskan untuk benar disesuai
aje/kontinyu dapat melakukan dengan pada saat penyesuaian gerak mahasiswa dengan cara melakukan
peniruan gerakan teknik/cara bergerak seperti gerakan sesuai dengan yang diinstruksikan diinstruksikan
oleh dosen ataupun kebutuhan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
85. SENI TARI 65 lain yang berhubungan dengan tuntunan yang diharapkan STRUKTUR KWALITAS
INTERPRETASI GERAK : GERAK : GERAK : merupakan aturan merupakan standar merupakan medium dan
proses dimana maksimal bagi mahasiwa di dalam aktualisasi kemampuan dalam menafsirkan
disesuaikan dengan gerakan yang gerakan model ke kebutuhan gerak dituntut untuk dalam elaborasi
dimana salah satu melakukan gerakan berikut atau bersama dari kolaborasi gerak sesuai dengan
anggota tubuh dalam rangka kemampuan dan tersebut digerakan memenuhi teknik mahasiswa
ketahanan, yang bersangkutan kecepatan dan keseimbangan gerakan yang diekspresikan VARIASI
GERAK : merupakan bentuk pengembangan gerakan dalam upaya menjajagi seberapa jauh/kreatif
kemampuan elaborasi gerak mahasiwa ke dalam bentuk gerak baru Tabel 2.1 Hubungan Teknik Gerak,
Kelenturan dan Peniruan Gerak BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

86. SENI TARI 66 Di bawah ini beberapa contoh gerak hubungannya dengan kelenturan, dan peniruan
gerak sebagai berikut. Sumber: Koleksi Pribadi Sumber: Koleksi Pribadi Gb 2.7 Koordinasi 2 peraga Gb.
2.8 Koordinasi 3 peraga Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 2.9 Sinkronisasi 2 peraga Satu peraga memegang
pangkal perut Kontraksi tarikan otot kaki dan tumpuan jari menjadi tumpuan Gb. 2.7-2.8. Kontraksi
tubuh ketiga penari terlihat pada organ punggung, kaki dan perut, jari kaki dan tangan Gb. 2.9 (Koleksi
Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

87. SENI TARI 67 Ilustrasi gambar di atas pada dasarnya sebagai bentuk latihan sederhana dimana
sekelompok anak melakukan aktivitas menarik nafas secara sederhana, kemudian melepaskanya dalam
bentuk kompetisi lompatan-loncatan dalam meraih jangkauan dan tujuan. Peragaan lain yang dapat
dilakukan melalui cara sebagai berikut analisis butir-butir gerakan dengan menempatkan konstruksi
latihan ke arah sasaran di bawah ini Gambar menunjukan kontraksi otot pelvis dan anggota gerak bagian
bawah serta pelemasan pada anggota gerak tangan. Gb. 2.10 ini menekankan anggota gerak bagian
bawah terjadi kontraksi secara keseluruhan dan otot pelvis, perut dan kaki. Sumber Internet Gb. 2.10
Tendangan ke depan bertumpu satu kaki Tugas: Siswa-siswa telah pahami uraian di atas, bukan?
Lakukan sekarang. 4. Ambil posisi berdiri sempurna, Coba lakukan gerakan rangkaian dengan
berpatokan pada gambar 2.5, 2.6, dan berikutnya sesuai keiningnan kalian dengan merangkai 4 motif
gerak lagi. 5. coba kalian buat rangkaian gerak dengan prinsip pada tabel rangkaian gerak seperti pada
tabel 2.1!! BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

88. SENI TARI 68 B. Bentuk Tubuh terbaik ANDA Secara umum Chrissie GM membagi bentuk tubuh kita
menjadi 3 bentuk. Adapun bentuk tubuh dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Bentuk Apel, Bentuk tubuh
berciri Apel dimiliki oleh seseorang yang menyimpan lemak pada bagian tubuh anggota gerak bagian
tengah, mulai dari dada hingga pinggul. Ciri bentuk tubuh seperti ini memiliki kecenderungan tubuh
bagian luar dan dalam terkesan bulat. Tipe apel memiliki resiko terserang diabetes, stroke, tekanan
darah tinggi, dan penyakit ginjal. Orang-orang yang bertipe bentuk apel perlu latihan gerakan dalam
bentuk lari-lari jarak jauh, latihan gerak naik turun tangga secara rutin, dan menahan bentuk latihan olah
tubuh dengan konsentrasi pada pengencangan perut, dada, dan paha. Hal ini akan berdampak kepada
resiko kesehatan tubuh bagian tengah dan membuat penampilan menjadi berbeda. Anggota gerak
bagian atas dan bawah kurang banyak terpengaruh oleh bentuk tubuh semacam ini. Biasanya anggota
gerak yang banyak dipengaruhi adalah anggota gerak bagian tengah. Kecenderungan bentuk tubuh
seperti ini biasanya memiliki kegiatan yang berhubungan dengan senam-ritmik. Kegiatan jenis ini
membantu aktivitas mengekspresikan anggota gerak bagian tengan secara maksimal. Adapun sasaran
gerak yang dicapai juga melibatkan anggota gerak bagian bawah semakin lincah, perpindahan posisi dan
sikap lebih efektif dikembangkan melalui senam ritmik. Oleh sebab itu senam menjadi pilihan orang
yang memiliki bentuk tubuh semacam ini Gb. 2.11. Gb 2.11 Bentuk Apel memiliki ketebalan
tubuh(peraga) (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) Sumber Koleksi Pribadi BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

89. SENI TARI 69 2. Bentuk Pir, Orang-orang yang memiliki bentuk tubuh semacam ini biasanya
menimbun lemak di bagian pinggul, paha, dan betis. Bentuk tubuh ini lebih memilih kegiatan yang
berhubungan dengan tarian, bersepeda, atau senam sebagai pilihan yang mungkin melelahkan. Orang-
orang berbentuk tubuh seperti per memiliki pinggul yang lebih lebar dibandingkan dengan lebar bahu.
Kecenderungan orang yang memiliki bentuk tubuh per bagian atasnya terlihat langsing dan kurang
proporsional, karena idealisme bentuk tubuh dan kondisi badan kurang harmonis. Dengan demikian
kurang sesuaian bentuk tubuh bagian atas dan bawah menjadi kendala dalam melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan kelincahan, dan reflektivitas gerak yang lebih taktis dan terampil. Resiko penyakit
yang ada pada orang yang memiliki bentuk tubuh pir lebih sedikit dibandingkan bentuk tubuh apel.
Dalam penampilan, bentuk tubuh pir kurang percaya diri. Hal ini terkadang memberi stimulus yang
kurang positif bagi orang yang memiliki bentuk tubuh pir. Biasanya sering frustasi, karena orang tipe
tubuh pir sangat sulit untuk memperbaiki idealisme bentuk tubuh Gb. 2.11 r Sumber Koleksi Pribadi Gb
2.12 Bentuk Pir lebih langsing(peraga) (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

90. SENI TARI 70 3. Bentuk Tongkat Orang-orang yang memiliki bentuk tubuh tipe tongkat memiliki
pinggang yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk pinggulnya. Orang yang memiliki tipe tubuh ini
dikatakan kurus, langsing, dan ceking. Mereka yang bertipe pinggul kecil seperti ini tidak kelebihan berat
badan. Dalam skala ukur yang klasik, pinggang yang lebih besar dibandingkan dengan pinggulnya dapat
mempengaruhi cara aktivitas dan pada selanjutnya apabila mengalami perkembangan bentuk badan
orang tipe ini akan berbentuk seperti tipe apel. Beban berat yang susah dihilangkan adalah orang tipe
bentuk tongkat sangat sulit dan sangat lama mengurangi berat badan secara proporsional. Oleh sebab
itu kegiatan menari sangat dianjurkan untuk tipe bentuk tubuh ini, atau menggunakan alat kesehatan
yang memiliki resistensi untuk mengurangi berat badan untuk bentuk tubuh yang memiliki kegemukan
di daerah pinggul. Aktivitas yang biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki tipe bentuk badan seperti
ini adalah menari, jalan cepat, bersepeda, dan aktivitas dengan menggunakan alat pelangsing pinggul.
Sumber Koleksi Pribadi Gb 2.13 Bentuk tongkat lebih kuruslagi(peraga) (Koleksi Rahmida dan Bambang
Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

91. SENI TARI 71 Dalam perkembangan jaman seperti Semarang ini, masalah yang terjadi di masyarakat
ádalah bahwa kecenderungan banyak wanita berusaha untuk memiliki tubuh yang ideal dan sempurna.
Idealisme wanita untuk dapat memiliki bentuk tubuh yang diharapkan ádalah bahwa kebutuhan bentuk
tubuh yang sempurna menjadi idaman banyak wanita. Di camping idealisme bentuk tubuh wanita
menjadi idaman banyak wanita, bentuk pinggul dan paha juga jadi pilihan lain agar tubuh wanita
menjadi tidak gamang atau canggung apabila keseluruhan posturnya menjadi idaman banyak kaum
lelaki. Kecenderungan pilihan postur yang dapat didentifikasi yakni bahwa masalah bagian tubuh yang
lebih tabal biasanya lemak, dan ketebalan lemak yang ada biasanya susah diubah bentuknya. Beberapa
orang yang memiliki pinggul dan tulang pinggul yang lebih lebar sehingga tidak ada latihan yang dapat
atau mampu mengubah struktur dasar tulang yang dimiliki oleh mereka yang bertulang pinggul tabal.
Identifikasi bentuk tubuh ini kaitannya dengan porsi tubuh yang ideal berhubungan juga dengan bentuk
pinggul dan paha yang harmonis. Klasifikasi tipe tubuh lainnya yakni somatotif dibedakan berdasarkan
kecenderungan yang dimiliki adanya otot dan lemak yang menempel dalam tubuh atau tulang. Beberapa
studi yang membedakan bentuk tubuh wanita yang menunjukan bentuk tubuh dan keharmonisannya.
Keharmonisan bentuk postur tubuh dimaksud secara umum dapat dibagi menjadi 3 golongan (Chrisie G-
Mundy) yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Bentuk ektomorf Mereka yang memiliki bentuk tubuh
seperti ektomorf dicirikan adanya bentuk tubuh yang panjang dan tinggi. Orang orang tipe tubuh seperti
ini cenderung sulit menambah berat badan. Bentuk tubuh seperti ini biasanya dimiliki oleh orang-orang
yang berprofesi foto model, penari, pesenam, dan pejalan kaki atau pelari jarak jauh. Upaya
meningkatkan berat badan Sangay sulit dilakukan oleh wanita bertipe ini. Orang-orang yang memiliki
tipe bentuk tubuh seperti ini Sangay sedikit. 2. Bentuk Mesomorf Bentuk tubuh seperti mesomorf
dicirikan dapat membentuk otot dengan cepat. Kecenderungan orang yang berbentuk tubuh mesomorf
pendek dan gemuk. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

92. SENI TARI 72 Orang-orang tipe tubuh mesomorf cenderung kuat dan sulit untuk mengurangi berat
baan. Kapabilitas menambah berat badan melalui banyak aktivitas yang dilakukan. Bentuk tubuh
mesomorf biasanya menunjukan berat badan yang lebih besar saat berdiri di atas timbangan, hal ini
terjadi disebabkan perbandingan jumlah otot lebih banyak dari pada jumlah lemak di dalam tubuh.
Minat kegiatan yang dimiliki oleh orang-orang tipe ini berprofesi orang yang senang senam ritmik,
wanita yang berprofesi olah ragawati, wanita yang banyak aktivitas duduk terus menerus dalam aktivitas
kerjanya. Upaya penambahan berat badan, penyaluran energi, dan pemanfaatan melakukan Olah
tubuhnya lebih ditujukan untuk kebugaran, kesehatan, dan memenuhi peluang waktu yang cukup
panjang. 3. Endo MOrf ahila bentuk tubuh yang berpresentase lemak sedikit. Hal yang harus diingat
bahwa mempertimbangkan bentuk tubuh yang bersumber pada 3 katagori, seperti disebut di atas
bentuk tubuh terakhir adalak Endomorf. Bentuk tubuh endomorf dimiliki oleh orang-orang yang
cenderung memiliki presentase lemak tubuh yang lebih tinggi dan membutuhkan banyak waktu yang
lebih lama untuk mengurangi lemak tubuh. Berat badan yang dimiliki menunjukan lebih besar. Mereka
berdiet dan rajin berolah raga. Mereka memiliki otot yang lebih lembut dan daya tahan tubuhnya lebih
constan dibandingkan dengan ke dua bentuk tubuh di atas. Tugas: Para siswa bentuk tubuh manusia
bermacam-macam. Bagaimana bentuk tubuh kalian sendiri. Coba sekarang lakukan gerakan yang sesuai
bentuk tubuh kalian. 1. Ambil posisi berdiri sempurna, Coba lakukan gerakan rangkaian dengan
berpatokan pada gambar 2.5, 2.6, dan berikutnya sesuai keiningnan kalian dengan merangkai 4 motif
gerak lagi. 2. Coba kalian lakukan gerakan sesuai beberapa motif pose yang ada dalam gambar-gambar
motif bentuk tubuh pada uraian buku ini. Gerakan lain dapat kalian lakukan melalui gabungan antara
bentuk tubuh dengan prinsip pada tabel rangkaian gerak seperti pada tabel 2.1!! BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

93. SENI TARI 73 C. Teknik Gerak melalui Pengolahan dan Pelenturan Tubuh 1. Kesiapan Tubuh dan
Pengolahan Otot Dalam bagian yang mempelajari anatomi, ilmu urai yang mempelajari suatu bangun
atau bentuk dengan uraian-uraian ke bagian–bagian yang melandasinya. Ilmu urai gerak dapat dibagi ke
dalam alat gerak pasif dan alat gerak aktif yakni otot-otot tubuh kita. Kita diharapkan mempelajari sifat-
sifat jaringan otot. Jaringan otot memiliki daya elastisiteas (pegas daya kerut, dan daya ulur. Daya pegas
atau elastisitas dan daya kerut yang dimiliki satu jaringan otot menyebabkan otot bersifat elastis.
Apabila kekuatan daya elasitas terhenti, maka otot yang bersangkutan akan kembali pada keadaan
panjang semula. Menurut beberapa penelitian yang pernah dilakukan, otot dapat mengkerut hingga
setengah panjang normalnya. Panjang serabut otot yang dapat mengkerut struktur otot akann
mempengaruhi tingkat kependekannya. Perbedaan struktur susunan otot yang melekat pada sendi atau
tulang membedakan tingkat klasifikasi kemampuan mendatangkan enersi agar mampu bergerak
khususnya di dalam rangka. Dengan demikian apabila terjadi peregangan, maka kontraksi otot akan
cepat kembali semula. Kemampuan otot untuk mengkerut dan meregang mampu menghadirkan enersi
terutama untuk memenuhi kebutuhan gerak, dengan itu kapasitas gerak yang mampu dikembangkan
oleh otot dalam menjelajah intensitas gerak yang mampu dilakukan menjadi bentuktersendiri
ketahanan, kelenturan , dan intensitas otot dalam menghadirkan sumber gerakan. Dalam upaya
menyusun ragam-ragam gerak secara utuh harus dikordinasikan antar anggota gerak dengan anggota
gerak lainnya. Elemen gerak yang mampu dengan cara menyusun pola dan kordinasi gerak, maka
gerakan yang timbul menjadi gugus gerakan yang terangkai secara alami. Menurut pengolahan elemen-
elemen dasar maka pola gerak dapat terangkai melalui kordinasi. Untuk keperluan olah tubuh, tubuh
sebagai alat gerak. Gerakan-gerakan tertentu dapat dikembangkan melalui gerak- gerak dasar tubuh
secara teknis. Kemampuan dan kelenturan yang dapat dilakukan bergantung dari kebiasaan, ketepatan,
dan rangsang gerak yang sering digunakan secara intensif. Elemen gerak dipelajari dalam bentuk ragam-
ragam gerak pada suatu tarian. Pada pengetahuan olah tubuh, gerak dilakukan berdasarkan rangsang
gerak baik yang datang dari otot tak sadar BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

94. SENI TARI 74 yang disebut otot badan. Jaringan otot yang membentuk alat gerak kita bersifat aktif.
Otot tersebut merupakan pembawa kontraksi yang sangat besar. Pembawa kemungkina gerak dimaksud
disebut miofibril yang terdasap di dalam sel-sel otot yang dibedakan menjadi 3 yakni otot polos
merupakan otot pembelah yang bertugas mempertahankan kontraksi. Otot sarang lintang membentuk
otot yang cepat kontraksinya. Kerja otot ini bekerja menurut kemauan kita. Otot jantung membentuk
jaringan jantung, dan merupakan media diantara otot polos dan otot badan. Untuk mempertegas bahwa
elemen gerak yang digunakan untuk pendorong aktifnya otot dalam memberikan aset intensitas gerak,
perlu dipelajari elemen gerak yang ada hubungannya dengan elemen gerak pada sikap dasar badan kita
kaitannya dengan latihan olah tubuh. Elemen dasar yang perlu diketahui untuk kepentingan olah tubuh
sebagai berikut adalah Sikap Jongkok, Nungging, Kangkang, Jinjit, dan duduk serta tiduran (Anonim:
1989, 4-18). Beberapa contoh sikap gerak dasar yang pada selanjutnya digunakan sebagai landasan
kordinasi gerak dapat dilihat melalui gambar-gambar dibawh ini adalah sebagai berikut: Sumber Koleksi
Pribadi Perhatikan Gb. 2.14 Posisi tidur terlentang dan penegangan otot kaki, perut, Tangan. (Koleksi
Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

95. SENI TARI 75 Sumber Koleksi Pribadi Perhatikan gambar Duduk santai, kontraksi kaki menarik
pangkal kaki ke depan ke belakang Lihat gambar 2.15 A (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari
UNJ) Peragaan gerakan yang ditujukan ke anggota gerak bagian bawah perlu dilakukan. Hal ini untuk
mencegah agar tidak kram atau kesemutan. Tujuan pemanasan dilakukan untuk anggota gerak bawah
untuk meopang kemampuan kaki sebagai penyangga dan melakukan aktivitas berhubungan dengan
perpindahan tempat dan teknik jalan, lompat, loncat. Latihan dilakukan dengan menekuk kaki ke atas-ke
bawah, meluruskan-menekuk kaki, serta lari di tempat maupun lari pemanasan dengan mengelilingi
area latihan. Lihat latihan di bawah ini sebagai contoh yaitu jongkok berdiri. Sumber Koleksi Pribadi Gb.
2.15 B Sikap ketegangan paha pada sikap Jongkok Motif jongkok memperhatikan posisi kaki jinjit. Sikap
ini diteruskan berdiri kembali kejongkok, diulang berkali-kali Tumpuhan berat badan pada ujung kaki.
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

96. SENI TARI 76 Lakukan beberapa gerakan berasal dari sikap dasar di atas beberapa menit. Latihan
gerak bertumpu pada pelemasan badan dengan cara membongkokkan dan tegakkan badan, jinjit dan
naik turun, serta memainkan salah satu kaki dengan bertumpu pada kaki penyangga kanan dan kiri
secara bergantian. Perhatikan contoh pose yang menunjukan latihan untuk persiapan tubuh dan
anggota gerak bagian bawah. Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi
Gambar dalam sikap Nungging dapat dilakukan gerakan melibatkan pinggul dan kepala mengulur ke
bawah, lutut tetap lurus. Kedua tangan membuka kedua kaki jinjit. Gerakan dapat dilakukan dengan
melakukan tarikan anggota tubuh bagian tungkai dan kepala tegap, agar tidak pusing. Pada gerak dasar
berikut Kedua kaki jinjit angkat kedua kaki ke atas berkali kali Gb. 2.16-2.18 Perhatikan gambar sikap di
atas tetap santai, Kontraksi pada kaki. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

97. SENI TARI 77 2. Pemanasan dan Gerak Dasar Seperti telah disinggung pada uraian terdahulu, bahwa
pemanasan atau pengenalan gerak dilakukan pada tahap yang paling awal. Gerakan gerakan yang
dilakukan merupakan gerakan yang berhubungan dengan pengenalan gerak. Porsi gerakan pemanasan
lebih diutamakan untuk pengenalan gerak terhadap rangsang otot yang berada pada daerah setempat
dimana gerakan tersebut ditujukan. Gerakan lebih difokuskan pada tujuan gerak untuk merangsang otot
yang berhubungan dengan sentral gerakan. Pada gerakan pemanasan lebih khusus untuk merangsang
sensori otot yang paling utama pada sentral gerak. Dengan demikian terjadi penciptaan gerak dasar
pada anggota gerak bagian dimaksud. Secara pintas beberapa gerakan pemanasan dapat dilakukan
mencakup pada bagian anggota gerak tertentu serta untuk tujuan tertentu pada sesnsori gerakan yang
ada. Beberapa tip gerakan pemanasan dapat diuraikan adalah sebagai berikut: a. Gerak anggota gerak
bagian atas atau kepala (Caput) terdiri dari gerakan mengangguk-anggukan dan menengadahkan kepala,
menggeleng-gelengkan kepala, memiringkan kepala ke samping kanan dan kiri, serta memutar kepala ke
arah kanan dan kiri melingkar 360 derajad secara teratur. b. Gerakan kepala di atas, dimulasi
gerakkannya dapat dilakukan pada saat tubuh sedang duduk, berdiri dengan merapatkan ke dua kaki
dengan tangan sikap sempurna dan lepas ke bawah, atau posisi kaki kangkang dengan membuka pada
posisi yang ideal sesuai kebutuhan bagi yang melakukan. c. Pada pola latihan pemanasan gerak berikut
dapat dilakukan terutama hubungannya dengan gerakan kaki. Kaki dari posisi berdiri sempurna
kemudian jongkok, menungging, berdiri. Posisi thorax megikuti gerakan atau mengisi sinkronisasi gerak
dalambentuk tangan di pinggang, atau memposisikan berada menjulur ke depan. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN
98. SENI TARI 78 Perhatikan contoh pose yang menunjukan latihan untuk persiapan tubuh dan anggota
gerak bagian bawah. Sumber Koleksi Pribadi Perhatikan gambar Gb. 2.19 Salah satu contoh gerakan
pada latihan sinkronisasi kedua kaki menekuk tangan menjulur ke depan dada Perhatikan gambar
tekukan kaki merendah santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.19 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari
UNJ) d. Gerak latihan pemanasan berikut dapat dilakukan dengan gerakan pada pola senam lantai. Porsi
tubuh dan bagian anggota gerak berada pada posisi di atas lantai secara maksimal. Ketentuan umum
yang dapat digarisbawahi adalah bahwa dominasi gerakan berada pada level bawah, lebih dominan di
atas lantai, dan perkembangan gerak dan variasinya lebih diutamakan untuk tujuan penguatan otot
tertentu pada sasaran gerak dimaksud. Adapun jenis dan macam gerakan dapat diuraikan adalah
sebagai berikut: BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

99. SENI TARI 79 Apabila kalian memerlukan alas untuk landasan, siapkanlah peralatan tersebut,
kemudian porsi gerak lakukan mulai dari tidur sempurna, angkat salah satu kaki ke atas sehingga
membentuk sudut 90 derajad secara bergantian antara kaki kanan dan kiri. Lakukan gerakan tersebut
beberapa kali, kemudian ubah variasi gerakan Lipat kedua kaki dan lurudkan kembali. Gerakan tersebut
lakukan beberapa kali. Latihan ini untuk tujuan penguatan pelvis atau pinggul kita. Di sisi lain sasaran
gerk juga untuk kebutuhan penguatan otot kaki mulai dari anggota gerak bagian bawah(ladix) hingga
pangkal pinggul. Gerakan berikut adalah lipat kaki dan gulingkan ke arah sisi lawan dari bagian kaki
dilipat, gulingkan ke arah samping kanan dan kiri secara bergantian. Latihan ini ditujukan untuk
penguatan otot bagian paha dan pinggul secara sinergis. Lihat gambar di bawah ini menunjukan bentuk
latihan yang dilakukan. Sumber Koleksi Pribadi Gambar 2.20 Tidur posisi kaki satu dilipat ke dalm
Perhatikan gambar Tiduran sambil mengangkat kaki sebelah membentuk kaki bagian bawah sejajar
tubuh. Kontraksi kaki dan perut dengan menari dan meletakan kembali kaki posisi tidur lurus. Lihat
gambar 2.20 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

100. SENI TARI 80 Perbedaan gerakan dapat dilakukan untuk mengetahui bagaimana kontraksi otot
pinggul dapat dirasakan. Hal ini dengan melakukan gerakan sebagai berikut. Sumber Koleksi Pribadi Gb.
2.21 Kaki kanan di lipat direbahkan ke sisi kiri dari posisi dasar Perhatikan gambar Duduk santai,
Kontraksi pada kaki Gb. 2.21 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) e. Gerak latihan
pemanasan berikut dapat dilakukan dengan melakukan laihan gerakan dengan posisi awal duduk
sempurna, buka kaki lebar sehingga membentuk posisi 90 derajad atau lebih. Anggukan kepala, badan,
dan lipat punggung semaksimal dapat dilakukan. Arag gerakan badan adalah membungkukan sesuai
lebar kaki. Pembagian porsi arah gerakan menurut kita sesuai dengan pola gerakan yang sarankan untuk
beberaka kali gerakan dan diulang secara terstruktur. Sasaran gerak ditujukan untuk penguatan otot
pinggang, Pinggul (pelvis), dan otot kaki pada saat meregang dan menegangkan otot bagian Paha
(Femur), Betis (Febula). Kecermatan gerakan dan cara merasakan kontraksi otot harus dihayati. Hal ini
menjadi dasar bagaimana merasakan gerakan agar dapat dilakukan baik dan benar. Cara tersebut
dengan tujuan untuk menghindari terjadinya salah urat dalam melakukan gerak dimaksud. Secara
akumulasi kedua gerak paling akhir pada dasarnya merupakan gerak rangkaian. Tujuan simulasi BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

101. SENI TARI 81 gerak untuk mendapatkan potensi sentral gerak pada daerah pinggul secara jelas dan
dapat dihayati. Pada sesi berikut adalah latihan yang ditujukan untuk sasaran yang sama namun untuk
bentuk yang berbeda adalah membuka kaki kemudian menempelkan kedua tangan ke lantai dan lipat
badan kita hingga benar- benar merapat ke lantai. Contoh gerakan dapat dilihat melalui gambar di
bawah ini. Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.22 Duduk kaki terbuka sumbu tgerak di pantat . Perhatikan
gambar: pose menunjukan sesi kedua latihan Gb.2.22 dapat diperagakan melalui format pose dasar di
atas. Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari
UNJ) Porsi gerakan pemanasan dapat dilakukan dengan f. melalui motif gerakan tidur tertelungkup,
kemudian lipat kaki atau anggota gerak bagian bawah secara bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri.
Posisi dasar berikut lakukan gerakan berguling-guling ke arah kanan maupun kiri. Porsi latihan ini adalah
untuk penguatan otot paha dan otot tangan. Gerakan ini dibarengi dengan meluruskan tangan ke atas
lurus searah dengan badan. Latihan ini merupakan peregangan pada otot-otot paha, tangan, dan perut.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

102. SENI TARI 82 Untuk mendapatkan bentuk penghayatan pada gerakan yang dimaksud maka coba
perhatikan gambar di bawah ini. Lakukan petunjukan yang tertera pada petunjuk gambar. Sumber
Koleksi Pribadi Gb. 2.23 Tidur tertelungkup dengan ke dua tangan menyangga kepala Sumber Koleksi
Pribadi Gb. 2.24 Tidur tertelungkup menarik kaki ke dalam punggung kembali lurus lagi, Gerakan diulang
beberapa kali atau variasi dengan satu kaki secara bergantian dan bervariasi lihat gambar 2.25 (Koleksi
Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

103. SENI TARI 83 Di bawah ini beberapa gerak pemanasan mulai dari sikap tidur, duduk, hingga pada
gerakan berdiri secara bervariasi. Sebagian contoh lihat gambar di bawah ini, yaitu: Sumber Koleksi
Pribadi Posisi tidur sambil mengangkat ke dua kaki hingga membentuk 90 derajad. Konstruksi sikap
dasar dikembangkan melalui gerakan kaki ke berbagai arah. Lakukan latihan beberapa menit. (Rahmida
dan Bambang Jurusan Tari UNJ) Sumber Internet Pengembangan gerak mulai dari mengangkat kaki lurus
ke atas, bertumpu pada satu kaki.Gerakan dilakukan secara koordinasi dan kerja sama melalui 2 penari
dalam bentuk pengolahan ruang Gb. 2.26 da 2.27 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

104. SENI TARI 84 Latihan gerakan yang bersifat penguatan bagian lain dapat dilakukan dalam bentuk
penguatan otot anggota gerak bagian bawah dan perut secara sinergis. Pola gerakan bertumpu pada
proses berdiri kemudian membongkuk hingga tangan menyentuh lantai. Pola gerakan ini bertumpu
kepada gerakan naik turun secara teratur bagian pinggul secara terus menerus. Gerakan dilakukan
beberapa kali, kemudian divariasi ke gerakan dengan menggeser tangan sebagai tumpuan melontarkan
ke dua kaki ke arah belakang. Kombinasi gerakan lain kaki bertumpu pada ke dua belah kaki, posisi tidak
semitris. Gerakan kaki ke depan dan ke belakang secara bergantian. Gerakan diulang dan direvitalisasi
menjadi bentuk gerakan baru yang memungkinkan berdiri atau bertumpu pada ke dua
tangan(standent). Kaki diangkat ke atas bila bisa dilakukan dalam konstruksi kedua kaki lurus benar.
Sebagai ilustrasi, Latihan standent dilakukan dengan bersandar pada tembok atau dinding, sehingga bis
tepat rata benar.. Hal ini menjaga agar keseimbangan tubuh saat sandar di dinding tembok sebagai
sandaran. Gb. 2.28 Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Gambar 2.28-
2.30Sinkronisasi pengembangan sikap dasar Nungging ke berbagai bentuk gerak dengan menggeser
salah satu kaki menjadi tumpuhan. Gerakan dilakukan beberapa kali (Koleksi Rahmida dan Bambang
Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
105. SENI TARI 85 Untuk mendapatkan bentuk penghayatan pada gerakan yang dimaksud maka coba
perhatikan gambar di bawah ini. Lakukan petunjukan yang tertera pada petunjuk gambar. Sumber
Koleksi Pribadi Gb. 2.31 menunjukkan Pengolahan gerakan kepala dan seluruh anggota badan agar
terjadi akumulasi peregangan di bagian perut, tangan, dan kepala. Sumber Koleksi Pribadi Perhatikan
contoh latihan Kordinasi gerakan bagian samping peraga dalam upaya melatih otot bagian samping
perut, dada, pingganag, dan paha sampng Gb. 2.32. Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada
kaki Gb. 2.31 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

106. SENI TARI 86 3. Gerak dan Keseimbangan Gerak merupakan pengalaman yang paling awal dalam
kehidupan manusia. Manusia melakukan gerakan untuk memenuhi sejumlah aktivitas, mobilisasi ruang
dan penjelajahan diri dengan memanfaatkan media ungkap gerak. Aktivitas dan mobilisasi gerak di atas
dapat dikontrol melalui pengerahan enersi atau kekuatan gerak. Konstruksi pengerahan enersi dapat
dilakukan secara berbeda-beda. Masing-masing kekuatan pengerahan enersi mampu menciptakankesan
indah dan bernilai artistik. Pengendalian gerak merupakan proses pengendoran dan penegangan
kekuatan otot terhadap tendon secara terkendali. Dalam kenyataan sehari-hari, penguasaan kekuatan
otot terhadap tendon dilakukan dengan cara-cara yang unik, strategis, efektif dan efesien apabila
terkontrol secara baik. Strategi ini disebut teknik gerak yang teratur dan terkontrol secara mekanistik.
Teknik gerak tergantung kepada aksi sebab dan akibat yang dilakukan secara sadar dalam bentuk
gerakan yang terkendali. Terciptanya gerakan yang memenuhi artistik gerak dan membentuk aktualisasi
aspek-aspek imajinasi kepekaan gerak, dan perkembangan psikologis seseorang dapat disebut sebagai
gerakan yang seimbang. Kebersamaan antara gerkan yang terkendali dan diimplementasikan secara
seimbang dilakukan melalui kendali seluruh bagian anggota gerak manusia mulai dari anggota gerak
bagian atas, tengah, dan bawah secara bersama dan kordinatif. Pada bagian-bagian tubuh yang bergerak
sendiri-sendiri maupun secara bersama dalam kordinasi yang harmonis sangat dibutuhkan oleh aktivitas
Olah Tubuh. Kesemua bagian dari anggota gerak bagian atas, tengah, dan bawah pada prinsipnya dilalui
melalui aksi tention dan balance. Pada sisi lain, anggota gerak bagian tubuh yang tidak bergerak berada
pada posisi sikap relaks, tidak ada penegangan, dan menjurus kepada status anggota tubuh yang tidak
bergerak/statis. Kebutuhan gerak tergantung bagaimana dan untuk apa tujuan gerakan tersebut
digerakan. Pengembangan gerakan dapat dikolaborasi secara sendiri-sendiri dalam bentuk gerak
mandiri maupun dalam kelompok. Untuk memenuhi variasi gerak, selanjutnya diciptakan bentuk
aktualisasi hasil kreatif gerak yang mampu diungkapkan oleh siswa dalam kegiatan Olah Tubuh, menari
maupun kegiatan senam. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

107. SENI TARI 87 Semakin banyak pengalaman gerakan yang dapat dilakukan oleh siswa, semakin
banyak pula dasar-dasar gerak yang digunakan untuk merekonstruksi pengalaman Olah Tubuh secara
maksimal. Siswa diberi banyak pertanyaan tentang jenis gerakan, motif gerakan, dan gerakan yang
diciptakan oleh siswa sendiri adalah kompetensi belajar Olah tubuh yang ditargetkan. Dalam hubungan
itu perlu ditambahkan, pembentukan pola-pola pengalaman gerak sebagai tujuan belajar siswa dalam
Olah tubuh tidak boleh dilupakan bahwa keputusan akhir menyengkut kemampuan siswa
mempertimbangkan terpilihnya bentuk gerak yang mendasari konsep penyusunan gerak, mereduksi
gerak hingga penciptaan gerak-gerak secara mandiri menjadi gerak kreatif siswa sangat didamkan oleh
guru dan pendidik atau instruktur Olah Tubuh siswa. Sumber Internet Perhatikan Gb. 2.33 Contoh gerak:
Latihan keterpaduan teknik gerak ketika penari naik ke bahu penari putra. Gerakan lebih diproyeksikan
pada sinkronosasi. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

108. SENI TARI 88 Untuk memperkaya khasanah gerak siswa, diperlukan adanya pencarian gerak untuk
merekonstruksi gerakan dapat dilakukan dengan cara-cara melakukan pelatihan dan penjelajahan gerak.
Jelajah gerak dilakukan dengan memanfaatkan pengembangan gerak berdasarkan hasil pelatihan gerak
yang sudah ada, mengubah gerak sehari-hari menjadi bentuk gerak baru yang dibungkus ke dalam gerak
estetik, respons ritmis, modifikasi gerak secara bertahap, hingga mengungkapkan pengalaman-
pengalaman ritmis ke dalam imajinasi tertentu berhubungan dengan kemampuan untuk mengadopsi
gerak, memvariasi gerak, hingga kepada kepekaan mencipta gerak. Gb.2.34 Sumber Internet Sumber
Koleksi Pribadi Gambar 2.34 dan 2.35 Improvisasi lompatan dan kesan sesaat di udara, Gambar kedua
menunjukan:kerja sama 2 penari dengan berbagai aspek, penguasaan gerak, kelenturan gerak, dan
kekuatan otot kaki dalam Gb. 2.35 menunjang teknik dan intensitas gerak. (Koleksi Rahmida dan
Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

109. SENI TARI 89 Kedua gambar di bawah ini menunjukan perbedaan keseimbangan tubuh peraga.
Gambar atas menunjukan pola motif gerak yang masih kurang sempurna, namun bentuk dan latihan
dapat digunakan sebagai bahan latihan rutin yang mampu menjadi pendalaman keseimbangan tubuh
secara perlahan namun pasti. Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.36 Tangan menahan tarikan kaki,
penegangan pada kaki . Sumber Modern Dance Joan Martin Gb. 2.37 Tangan dan kaki saling tarikan,
pada saat melompat Gambar 2.36 dan 2.37 memperlihatkan sebagai Kedua gambar menunjukan
keseimbangan gerak pada saat melayang dan pada saat kordinasi antara dua penari putra dan putri.
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

110. SENI TARI 90 Sinkronisasi kedua peraga di bawah ini menunjukan kematangan, totalitas
penghayatan gerak, dan teknik gerak secara profesional. Perbedaan penghayatan terdapat pada cara
memperagakan gerak sinkronisasi. Gambar atas masih dalam taraf belajar, gambar bawah dilakukan
penari profesional secara baik dan sempurna. Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.38 sinkronisasi 2 peraga
kerjasama mengisi ruang gerak (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) Sumber Modern Dance
John Martin Gambar 2.39 adalah gambar menunjukan keseimbangan gerak pada saat menahan
tumpuan penari yang sedang melayang di udara. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

111. SENI TARI 91 Teknik gerak keseimbangan yang lebih baik dan cukup memadai untuk ukuran penari
profesional tergambar pada cara dan kemampuan mengungkapkan teknik gerak. Sinkronisasi dan
keterauran mengatur ritme gerak mampu dilakukan bagi peraga yang memiliki pengalaman dan
profesional. Sumber Modern Dance John Martin Gb. 2.40 Gerak melayang posisi miring pada saat
melompat. Sumber Modern Dance John Martin Gambar 2.41 Gerakan menunjukkan sinkronisasi gerak
intensitas melayang di udara dalam teknik lompatan. Gambar Gb. 2.40 dan 2.41 memperlihatkan
sebagai berikut: Kedua gambar menunjukan keseimbangan gerak pada saat melayang di udara oleh
penari putri tunggal dan kelompok penari putra. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
112. SENI TARI 92 Untuk mendapatkan bentuk penghayatan pada gerakan yang dimaksud maka coba
perhatikan gambar di bawah ini. Lakukan petunjukan yang tertera pada petunjuk gambar. Sumber
Koleksi Pribadi Gambar 2.42 menunjukkan sinkronisasi gerak 2 peraga putri. Sumber Koleksi Pribadi
Gambar 2.43 Kesatuan kesan dengan beragam penghayatan gerak oleh peraga putri. Perhatikan gambar
Duduk santai, Kontraksi pada kaki (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

113. SENI TARI 93 4. Kedudukan, Sikap dan Posisi Tubuh pada saat Gerak 4.1 Gerak dan Tubuh Gerak
terlihat secara jelas apabila sesuatu benda mengalami perpindahan dari satu posisi ke posisi lain, satu
tempat ke tempat lain, atau satu sikap ke sikap lain. Pada manusia gerakan dapat terlihat dalam bentuk
gerakan tubuh manusia. Dalam gerak terkandung tenaga atau energi yang mencakup ruang dan waktu.
Gejala gerak menjadi pertanda kehidupan. Gerakan yang timbul sebagai bentuk tenaga, dan proses
gerak berlangsung pada manusia memerlukan ruang, waktu, situasi dan kondisi yang berhubungan
tenaga. Besar kecil tenaga yang dibutuhkan dapat mempengaruhi ekspresi yang ditimbulkan. Gerak
tubuh yang bersifat komunikatif berhubungan dengan ekspresi penghayatan yang dilakukan. Ekspresi
kemarahan membutuhkan penghayatan gerak yang lebih banyak dibanding kesediahan. Begitu pula
sebaliknya ekspresi kesediahan yang berlebihan pada saat tertentu dapat menimbulkan penghayatan
gerak yang berlebihan, karena berhubungan dengan kurangnya kontrol penghayatan secara teknis.
Dengan demikian penghayatan ekspresi dalam tari dibutuhkan penghayatan ekspresi teknis yang
mendalam. Gerakan dapat dilakukan di tempat, pada saat lain memerlukan perpindahan tempat. Di sisi
lain gerakan yang dilakukan di tempat, biasanya lebih membutuhkan ruang gerak dan volume gerak. Dua
unsur ruang gerak dan volume gerak menjadi tumpuan gerakan tersebut dilakukan secara jelas dan
masing-masing akan nampak perbedaannya khususnya untuk suatu penghayatan gerak. Dalam tari
kedua gerak di tempat dan berpindah tempat apabila dipadukan secara baik dapat memberikan kesan
gerak yang dinamis. Kedinamisan gerak lebih berkembang variatif apabila terjadi sinkronisasi gerakan
secara variatif dan dinamis melalui penghayatan ekspresi gerak yang teknis tinggi. Kedinamisan dan
kevariasian gerak dapat tercapai dengan melalui gerkan peralihan yang sesuai, sehingga gerakan lancar
atau tidak terkesan terputus. Kelancaran gerak inilah yang dalam tari disebut sebagai gerakan yang
teratur atau seperti aliran air(mbanyu mili). Gerakan yang bersifat air mengalir sebagaian banyak
menjadi ciri gerakan- gerakan untuk tari putri. Sebaliknya, gerakan yang bersifat patah- BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

114. SENI TARI 94 patah dan lebih digerakan secara tegas dan cepat lebih dominan sebagai ciri gerakan
tari putra. Gerakan bersifat lembut dan mengalir, serta terputus- putus dan tegas merupakan pola gerak
yang menjadi ciri pembeda antara gerakan tari putra dan tari putri. Gerakan yang berada diantara
gerakan berciri stakato atau patah-patah dan mbanyu mili, disebut gerak tari tengahan, biasanya
dilakukan untuk jenis karakter herak tari tengahan atau alusan. Uraian ciri gerak ini sering dilihat pada
jenis tari yang berasal dari daerah jawa(tari Surakarta dan tari Yogyakarta). 4.2 Gerak pada Anggota
Gerak Bagian Tubuh Gerakan secara umum anggota gerak terbagi dalam tiga wilayah gerak. Hal ini
seperti telah dijelaskan terdahulu bahwa pembagian wilayah gerak sesuai tubuh manusia dalam 3
katagori gerak dikembangkan oleh Evelyn Pearch yakni anggota gerak bagian atas (Caput), anggota
gerak bagian tengah (Thorax), dan anggota gerak bagian bawah (Ladix/Pedix). Selanjutnya, ke tiga
bagian anggota gerak dikembangkan dalam pembahasan buku ini sebagai ciri bagian gerak. Secara
umum ke tiga bagian anggota gerak tersebut dikatagori ke dalam anggota gerak yang lazim disebut dan
istilah kunci peta konsep anatomi tubuh sesuai menurut uraian buku ini. Pakar tari Pendidikan bernama
Rudolf Laban menjelaskan anggota gerak bagian kepala (Caput), tubuh atau badan (Thorax) termasuk
tangan, kaki(Ladix) masing-masing jangkauannya berbeda atas kebutuhan ruang. Ruang gerak misalnya
level, jarak/rentangan atau tingkatan gerak. Ruang Waktu lebih diproyeksikan pada durasi gerak dan
dynamics gerak lebih menekankan kepada kualitas atau tekstur gerak. Misalnya gerak yang kuat, lemah,
elastis, aksentuasi, penekanan (Ann Hutchinson, 1989:2). Kegiatan penciptaan gerak pada dasarnya
sebagai landasan bagi siswa terhadap penciptaan bentuk gerak. Upaya menciptakan bentuk gerak
meruapakan langkah konkret konstruksi penciptaan bentuk gerak. Penciptaan bentuk gerak sebagai
bagian dari alih transformasi tentang respons-respons imitatif ke dalam konsep imajinasi. Konsep ini
selanjutnya diberi bentuk, konvigurasi, dan kekuatan-kekuatan yang disebut gestalt adalah menjadi
simbolisasi aransemen gerak dan identitas sikap, posisi, maupun perubahan tentang aspek gerak.
Komunikasi melalui gerak yang dapat diidentifikasi memberikan stimulus sebagai rangsang aktif bagi
siswa untuk BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

115. SENI TARI 95 melakukan perubahan sikap, posisi dan kedudukan gerakan di dalam ruang. Oleh
sebab itu, masalah gerak dan keseimbangan selayaknya dijadikan momentum dalam mempelajari aturan
gerak dalam ruang gerak. Gerakan yang diberikan kepada siswa dimulai dari pemberian instruksi tentang
banyak-sedikitnya pengalaman gerak guru dalam menentukan bagian-bagian anggota gerak dalam
tubuh secara periodik. Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Gambar 2.44 dan 2.45 pose
membungkuk dan bertumpu di satu kaki dengan pengolahan ruang tari oleh anggota gerak tangan.2
peraga putri. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) Sumber Internet Perhatikan gambar di
atas tarikan kaki pada pelvis atau pinggul. Kontraksi pada kaki dengan arah berlawanan BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

116. SENI TARI 96 Kunci tahap awal dalam belajar tari adalah menggerakan tubuh sebagai bahasa
isyarat. Kunci pemahaman tentang gerak tubuh sebagai alat komunikasi tidak lepas untuk
mengkomunikasikan maksud dan tujuan koreografer. Secara jelas gerak sebagai media komunikasi
dapat dalam bentuk isyarat tubuh. Oleh sebab itu bahasa komunikasi gerak tubuh adalah dialog gerak
oleh pengamat (penonton dan kritikus tari). Komunikasi gerak yang disampaikan kepada pengamat
memiliki makna dan penghayatan yang berbeda-beda. Untuk pengamat yang telah berpengalaman,
makna gerak dan penghayatan tarinya dapat dipahami. Komunikasi makna gerak yang terlihat menjadi
bagian sarana yang dievaluasi. Oleh sebab itu, penghayatan gerakan muncul sebagai bentuk ungkapan
koreografer melalui penari dapat dengan mudah untuk dikoreksi. Sebaliknya, bagi pengamat yang masih
awam, masalah makna gerak dimengerti sebagai atraksi gerak saja. Gerakan yang memiliki penghayatan
dalam dari penari dapat memberikan pengaruh emosi bagi pengamat. Gerakan yang statis dan
membosankan, menjadi sisi penilaian negatif pengamat. Hal ini bisa merupakan penilaian emosional
belaka, bukan berdasarkan sisi kekuranagn dan kelebihan karya tarinya. Dalam tari, di samping sebagai
bahasa isyarat tarian harus dapat memberikan makna dari gerakan yang tampil. Hal ini dituntut dalam
tari, karena dalam tarian diperlukan adanya keindahan gerak. Keindahan gerakan tidak semata-mata
berupa gerakan yang dinamis, menghentak, dan banyak variasi. Gerakan yang indah bisa ditimbulkan
melalui teknik kesulitan gerak, keterpaduan gerak bahkan melalui sinkronisasi gerak statis dan gerak
dinamis. Paduan gerak yang membangun kesan tari berhubungan dengan bagaimana gerakan dapat
ditarikan. Oleh sebab itu, pada gerakan yang bersifat atraktif biasanya digunakan sebagai dinamisasi
gerak tari secara ekslusif. Gerakan atraktif atau demontrasi gerak yang bersifat atraktif cenderung
sebagai demosntrasi gerak ketika tarian sudah diangap menjemukan. Gerak tubuh merupakan elemen
dasar tari. Gerak tari merupakan gerakan sehari-hari yang diperhalus (distrosi/distirilisasi). Gerakan
keseharian dapat menjadi gerak tari apabila diperhalus(didistorsi/distirilisasi). Atau dengan perkataan
lain dapat dijelaskan bahwa gerakan keseharian yang diberi makna akan berubah menjadi gerakan
bermakna atau maknawi. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

117. SENI TARI 97 Contoh gerakan keseharian, gerakan yang diperhalus, dan gerakan yang memiliki
makna dapat dilihat pada gambar di bawah ini adalah sebagai berikut: Gabungan anggota gerak bagian
atas, tengah, dan bawah diperlihatkan untuk banyak tujuan gerak. Dalam belajar-mengajar tari, unsur
permainan dapat digunakan sebagai ide dasar pencarian gerak tari bagi tari anak-anak. Unsur percintaan
bagi orang dewasa juga dapat menjadi rangsang atau stimulus ide tariannya, hal ini brerhubungan
dengan gerak bercinta yang dipilih harus diperhalus/distirilisasi ke arah arah gerak maknawi. Media
gerak tubuh secara hakiki dapat dilakukan dalam bentuk banyak ragam. Variasi gerakan goyang, jongkok
menekuk lutut, berbaris berbanjar, mengayun-ayunkan tangan dan kaki, merapatkan sikap tangan ke
depan dada kesemua gerakan dilakukan baik masing masing orang maupun bersama juiga merupakan
gerakan kombinasi. Gerakan yang dilakukan tersebut dapat dilakukan oleh masing-masing personal atau
oleh banyak orang mengisyaratkan gerakan tarian yang jelas. Gerak murni (pure movement atau
wantah) adalah gerak untuk mendapatkan bentuk artistik dan tidak memiliki maksud tertentu. Geraan
jenis ini biasanya lebih ke arah bentuk gerak keseharian dan spontanitas sifat gerakannya. Di sisi lain,
gerak maknawi (gesture) adalah gerak wantah yang mengandung makna tertentu biasanya gerakan
telah diperhalus atau distilisasi. Gerakan Lumaksono adalah stilisasi dari gerak jalan dalam tarian Jawa.
Gerak Nuding dalam tari Bali adalah stilisasi dari pernyataan marah dengan makna memberikan
penekanan menuding atau mengumpat kepada orang yang ditunjuk. Gerakan-gerakan bermakna
dihayati sebagai gerakan tari. Gerakan tersebut sebagai akumulasi distorsi atau stirilisasi gerakan-
gerakan keseharian. Kekuatan dan ke dalaman gerak yang diekspresikan merupakan gerakan yang
diperhalus atau gerakan bermakna, gerakan ini sebagai bentuk gerakan meniru(imitatif). Tubuh dalam
membahasakan gerakan harus menjadi landasan dari hasil gerak eksplorasi dan improvisasi gerak.
Proses imitasi gerak dapat dilakukan dengan melakukan pendalaman bahasa isyarat maupun memaknai
gerak agar lebih dapat dimengerti. Bentuk gerakan simitri pada gerakan manusia merupakan profil
gerakan yang terdiri dari gerakan sebelah kanan dan kiri sama bentuk dan sikap. Gerakan ini memiliki ciri
kuat kesan gerak kokoh, kuat, dan angkuh temteramental gerakan. memiliki BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

118. SENI TARI 98 kelemahan Walaupun secara kurang sempurna sifat simitri merupakan sifat
setangkep. Selanjutnya, pada sisi lain gerakan manusia dapat bersifat tidak simitri. Ketidaksimetrian
gerakan pada manusia memiliki kesan gerak tidak kokoh, tidak mantap, dan kesan goyah. Pola gerak dan
komposisi simitri mencerminkan dua sisi yang saling berlawanan. Bentuk dan sikap kesemitrian gerak
dalam posisi yang saling berhadapan atau sikap gerak lainnya jika memungkinkan. Tidak dapat dipungkiri
bahwa tarian dapat hadir didukung elemen estetis dan aspek pendukung tari yang melekat di dalamnya.
Oleh sebab itu, penjelasan berikutnya adalah masalah unsur lain yang menjadi pembangun pengertian
tari adalah masalah ruang. Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2 2.46. Penegangan otot perut dan paha Sumber
Koleksi DEPBUDPAR Gb. 2. 47 Penegangan otot perut dan paha saat mendak dan rentang tangan
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.47 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

119. SENI TARI 99 Pelatihan Kekuatan otot berikut ditujukan pada bagian perut, paha, dan daya tahan
nafas. Secara umum penjelasan digambarkan melalui bagan dan gambar di bawah ini. Sumber Koleksi
Pribadi Gb. 2.48. Penegangan otot perut dan paha melalui tarikan kaki Perhatikan gambar tengkurap
santai, Kontraksi pada perut dan kaki (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) Tugas: Siswa-
siswa apakah kalian telah bisa mengikuti bermacam gerak seperti terlihat pada pose-pose gambar pada
uraian gerak pada Subbab ini. Coba sekarang lakukan gerakan pengembangan gerak berdasarkan motif
gerak yang ada pada uraian subbab ini. 3. Ambil posisi sikap sempurna, Coba lakukan rangkaian gerakan
dengan berpatokan pada pose-pose gambar subbab ini, dan berikutnya lakukan 4 motif gerakan
rangkaian subbab ibi. 4. Coba kalian lakukan gerakan ulangan gerak seperti motif pose gambar yang ada
dalam uraian subbab ini. gambar- gambar motif hanya sebagai ide bentuk saja. Gerakan lain dapat kalian
lakukan melalui gabungan antara motif yang terlihat pada pose dengan kreativitas gerak kalian. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

120. SENI TARI100 4.3 Olah Nafas untuk Gerakan Ditinjau dari proses latihan yang padaGb 2.52
selanjutnya dilakukan, Olah nafas menjadi bagian penting yang harus dilakukan. Hal ini seperti telah
disinggung di bagian terdahulu, bahwa olah nafas dibagi ke dalam 3 golongan sebagai berikut: 1.
Golongan pemula: Bagi mereka yang baru memulai latihan olah tubuh, olah nafas yang dilakukan harus
dijalani secara rutin sejak awal pengarahan tersebut dilakukan. Olah nafas dengan pernafasan paru-
paru.Jenis pernafasan dibagi ke dalam 3 bagian olah nafas adalah sebagai berikut: Gerakan menghirup
udara/oksigen melalui hidung secara perlahan-lahan sebanyak-banyaknya. Gunakan pernafasan dada
dan perut. Waktu yang digunakan untuk menghirup udara kira- kira 4 detik, sedangkan pada saat
menghembuskan udara yang telah terkumpul di dalam paru-paru jangan terburu-buru dikeluarkan.
Tahan nafas hingga 4 detik, kemudian baru keluarkan. Hal tersebut inilah yang disebut dengan
pernafasan dengan tiga tahap. Secara umum tahap-tahap pernafasan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tarik Nafas Tahan Nafas Hembuskan Bagan 2.2 Sistem Pernafasan yang baik BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

121. SENI TARI101 Untuk keperluan tertentu, olah nafas dapat dilakukan dengan sikap badan duduk
tegak tidak bersandar, atau duduk santai dengan punggung bersandar. Dalam keadaan terpaksa, olah
pernafasan dapat dilakukan secara berbaring. Latihan olah nafas ini dilakukan selama 5 menit. Setelah
olah pernafasan dilakukan pernafasan perut selama 10 menit. Dengan demikian olah pernafasan
berlangsung selama 15 menit. Selama latihan posisi dan sikap badan seperti dijelaskan di bagian atas.
Sebaiknya latihan ini dapat siswa lakukan selama 15 tiap hari, terutama setelah waktu subuh dan kamu
bangun pagi – pagi benar. Peningkatan latihan disarankan terus menerus dilakukan, dengan itu maka
pernafasan kita semakin teratur, sehingga dalam keadaan terkejut, tergesa-gesa, serta dalam keadaan
darurat sekalipun jantung kita terasa nyaman saja atau setidaknya tidak terlalu banyak mengalami
depresi. Peringatan, semua dosis latihan yang sebaiknya dilakukan di atas adalah ukuran maksimal. Jika
siswa telah sampai pada dosis 12 hitungan, tahan nafas 20 hitungan hingga menghembuskan nafas
sampai 25 hitungan maka latihan yang telah kita lakukan adalah selama 20 menit. Oleh sebab itu
standar ini sudah dirasakan cukup atau telah memenuhi kuantum standardivikasi pernafasan yang cukup
teratur. 2. Pada tingkat menengah, Masa latihan lebih dari 3 bulan. Ada dua macam jenis pernafasan
yakni masing-masing jenis berbeda. Pada tingkat ini, mulai diperkenalkan oleh nafas dengan empat
tahap. Tahapan pernafasan untuk tingkat menengah dapat dipelajari memakan waktu sekitar 6 bulan.
Olah nafas empat tahap hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sudah melewati tahap pemula, serta
sudah sampai pada tahap pernafasan menengah. Seseorang yang menjalani olah pernafasan tahap ini
sedikitnya 3 bulan. Olah nafas empat tahap akibatnya bisa buruk apabila salah dalam latihan. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

122. SENI TARI102 Prinsip latihan olah nafas empat tahap adalah sebagai berikut: Tarik Tahan Nafas
Nafas Nafas Tarik Hembuskan THembuskans Nafas Bagan 2.3 Sistem Nafas Hirup nafas perlahan-lahan
hingga hitungan 6 detik. Hembuskan nafas selama 6 detik juga. Dalam keadaan paru-paru kosong, tahan
nafas 6 hitungan. Latihan emapat tahap olah pernafasan secara jelas dapat diuraikan terdiri dari
beberapa waktu yang dapat tergambar melalui tabel di bawah ini sebagai berikut: No Minggu Dosis
Latihan Waktu ke Latihan 1 1 6 detik 12 menit 2 2 6 detik 12 menit 3 3 8 detik 12 menit 4 4 8 detik 15
menit 5 5 10 detik 15 menit 6 6 dst 12 detik 15 menit 2.2 Tabel Dosis Pernafasan Pada olah pernafasan
menengahpun digunakan pernafasan perut dan dada. Pengembangan waktu latihan dapat dilakukan
selama 4-6 menit waktu tambahnya. Dengan demikian terjadi pelatihan ini selama 30 menit. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

123. SENI TARI103 5. Olah Pernafasan Lanjutan: Olah nafas tingkat lanjutan dapat lebih memperdalan
jenis pernafasan empat tahap. Olah nafas tingkat ini lebih memprioritaskan kepada cara menghirup
udara secara santai, menahan dengan santai, dan menghembuskan dengan santai pula. Kondisi latihan
olah nafas pada tahap ini masalah dosis dan cara latihan bisa dipilih sesuai kebutuhan, kekuatan dn
program keterauran yang memmungkinkan pelaku untuk memahami dan mempraktikan olah nafas
empat tahap sesuai pengetahuan yang dimiliki. Dengan demikian terjadi akumulasi pengaturan
pernafasn yang dapat mewujudkan yang bersangkutan menjadi orang yang mampu mengatur nafas
secara teratur, tenang, dan konsisten. D. KETAHANAN TUBUH DAN LATIHAN BENTUK Secara umum
pengetahuan tentang tubuh harus kitaketahui benar, hal ini agar kita dapat menerapkan bentuk dan
latihan gerak yang tepat bagi tubuh ideal kita. Kesesuaian bentuk tubuh dan latihan gerak yang
diterapkan memiliki sinkronisasi yang terarah, pada khususnya apabila latihan diterapkan akan
membawa dampak yang positif terhadap latihan dasar yang digunakan. Oleh sebab itu dibutuhkan
strategi awal untuk mempelajari bentuk gerak, bentuk tubuh kaitannya dengan porsi latihan yang bakal
diberikan. Bentuk tubuh yang berbeda-beda ditentukan oleh gaya hidup, kebiasaan makan, dan cara
yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan drastis bentuk tubuh yang dengan kebiasaan dan
pelatihan dapat terbentuk dengan sendirinya. Muara bentuk tubuh lebih terkonsentrasi pada bagian
tengah, khususnya bagian-bagian tertentu tersebut cukup rentan karena dapat dirancang dan digunakan
untuk menopang berat badan sehingga sering kali cenderung berubah bentuk. Kebiasaan yang kurang
terlatih dan terkondisi pada bagian-bagian tubuh kita dapat menyebabkan penumpukan lemak,
terutama pada bagian pinggul, paha, dan dada. Bagaimanapun, sel-sel lemak tidak akan memiliki
masalah apabila kita mampu menyimpan kalori untuk digunakan sebagai dasar gerak untuk melatih
ketahanan tubuh. Dengan demikian kita hanya membutuhkan diet secara sehat dengan dikombinasikan
dengan olah tubuh melalui proyek latihan gerak yang sesuai dengan bentuk tubuh kita. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

124. SENI TARI104 1. Latihan bentuk Anggota Gerak Bagian Bawah Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.49
Penegangan otot perut dan paha Perhatikan gambar Duduk kaki lurus ke depan kontraksi pada kaki Gb.
2.49 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) Dalam penjelasan di bawa ini bagaimana bentuk
dan penghayatan gerakan dimaksud maka coba perhatikan gambar di halaman ini sesuai petunjuk
gambar yakni. Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.50. Sikap jongkok bertumpu pada lutut tangan menyangga
di paha kiri, penegangan otot perut dan paha BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

125. SENI TARI105 2.33 Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.51 Tidur menarik tangan dan dada, penegangan
otot perut dan paha Perhatikan gambar tidur santai kemudian menarik dada dan kaki, kontraksi pada
kaki perut Gb. 2.51 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) Latihan pengolahan kaki pada
posisi level bawah atau memanfaatkan kepekaan anggota gerak bagian bawah secara benar. Gb.
Tampak menguasai kaki dalam posisi sikap badan tidur tertelungkup. Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.52
Mirip gambar 2.51, Tidak menarik kaki penegangan otot perut Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.53 Sikap
mirip 2.50 anggota badan condong ke depan dengan tarikan kaki melalui penegangan perut dan paha
Perhatikan gambar jengkeng condong santai, kontraksi pada kaki Gb. 2.53 (Koleksi Rahmida dan
Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

126. SENI TARI106 Petunjuk: Kelenturan tubuh yang prima berasal dari melatih anggota gerak tubuh
bagian atas, tengah dan bawah baik secara terpisah maupun kordinasi. Pengaturan gerak dilakukan
dengan mempertimbangkan sirkulasi pernafasan atau udara, keteraturan gerak tubuh agar tercapai
sinkronisasi gerak anggota tubuh secara seimbang. Pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat, siap
untuk melakukan olah tubuh. Latihan Otot Bagian Bawah Otot tubuh manusia selalu berhubungan
dengan dimana manusia yang sebagian besar otot melekat pada kerangka tubuh manusia. Otot dapat
menggerakan bagian-bagian kerangka yang satu dengan lainnya mengalami pergerakan. Pinggul Pada
awalnya kaki membuka atau terkangkang, pinggul diputar ke kanan dank e kiri dengan gerak kaki secara
bertahap. Paha Pangkal paha, tungkai atas, tungkai bawah, otot kaki, berfungsi untuk mempengaruhi
gerakan anggota tubuh bagian bawah yang tergolong ke dalam anggota gerak bagian bawah tubuh.
Tulang Kelangkang,alat penghubung gerakan pinggul yang selalu berhubungan dengan tulang. Lutut Alat
bagian tubuh yang berfungsi untuk mengontrol gerakan kaki, seperti melompat, meloncat, berlari,
menendang, merendah dan jongkok. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

127. SENI TARI107 Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 2.59. Tumpuan satu kaki sebagai penyangga
mirip gb. 2.50 kontraksi otot paha bagian kaki yang ditekuk dan sebagai tumpuan Kualitas kontraksi
berbeda antara satu penari dengan lainnya dari 2 peraga di atas Perhatikan gambar Duduk santai,
Kontraksi pada kaki Gb. 2.54 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN
128. SENI TARI108 Latihan: Setelah membaca materi di atas, maka diperlukan tugas sebagai latihan daya
ingat kalian: 1. Uraikan fungsi otot yang kamu ketahui dalam kegiatan olah tubuh?. 2. Pembagian tubuh
kita terdiri dari 3 anggota gerak. Sebutkan dan jelaskan (dengan gambar) 3. Apa yang kamu ketahui
tentang Olah Tubuh, kepentingan olah tubuh dalam kegiatan menari?. 4. Dari Penjelasan dalam bab ini
maka tirukan gerakan dengan baik, Coba lakukan setiap motif gerak 3 X Coba lakukan motif gerakan
dengan variasi dan level.gerakan. 5. apa yang harus dipersiapkan dalam latihan Olah Tubuh, sebut dan
jelaskan (menurut pengalaman kamu) 6. Keterkaitan otot dan tubuh hubungannya dengan gerak, 7. Apa
alat dan pakaian yang digunakan?. 8. Kelebihan berolah tubuh dan berolah tari dapat menimbulkan
kejenuhan, kenapa demikian, dan bagaimana cara mengatasinya 9. Aspek-aspek manajemen kegiatan
tentang olah tubuh diperlukan adanya teknik, kelenturan, peniruan gerak. Bagaimana cara kamu
melakukan ketiga aspek tersebut. Sebagai bahan renunga yang digunakan sebagai bentuk koreksi, di
bawah ini diberikan tugas kepada para pembaca. Adapun pembaca dapat memanfaatkan pengalaman
gerak pribadi sebagai bagian penghayatan yang diungkapkan. Oleh sebab itu, tugas mandiri yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut: Bagaimana menurut pendapat kalian tentang latihan gerak yang paling
baik dikerjakan atau menjadi tugas kalian. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

129. SENI TARI109 Rangkuman: Kerangka dalam Anatomi hubungannya dengan Gerak: • Jari tangan
(finger) berfungsi untuk mengontrol gerak, penegasan ekspresi wajah agar menjadi hidup, dinamis, dan
ekspresif (contoh sikap-sikap tangan pada tari Jawa, getaran tangan pada tari bali) • Jari kaki berfungsi
untuk menopang gerak kaki, berjalan, e. Latihan bentuk Anggota Gerak Bagian Tengah jinjit untuk
keindahan (gerak pada tari Balet, trisik pada tari Jawa, Sunda) • Pergelangan kaki (Palmar) sebagai poros
mengatur keseimbangan gerak dan tubuh, dan dapat dibantu oleh tulang. • Pergelangan tangan
(Plantar) untuk mengatur gerakan putaran pada tangan terutama latihan dasar-dasar penggunaan
property atau alat-alat Bantu untuk seni pertunjukan. • Gerak siku (Elbows) berfungsi mengontrol
gerakan tangan, gerakan putaran tangan pada lengan, tekukan dan gerakan yang dapat dikendalikan
oleh tulang pada siku. • Gerak bahu (shoulden) bagian tubuh yang berfungsi mengatur gerakan putaran
pada pundak. Berperan untuk kesejajaran dan keseimbangan. Rangkuman: • Gerak memerlukan tenaga,
ruang, dan waktu (wiraga) • Besar kecilnya tenaga yang dibutuhkan dapat mempengaruhi ekspresi •
Gerak tubuh yang bersifat komunikatif berhubungan dengan ekspresi, penghayatan yang dilakukan
(wirasa) • Gerak memerlukan irama, dan disesuaikan dengan kebutuhan disain/bentuk geark (Wirama).
• Kelancaran Gerak juga disebut sebagai gerak teratur. • Kegiatan gerak olah tubuh pada dasarnya
sebagai landasan bsgi siswa sebagai modal penciptaan bentuk gerak. • Gerak terdiri dari gerak murni
tidak mempunyai arti, • Gerak maknawi adalah gerak yang memiliki arti. . BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

130. SENI TARI110 Dalam penjelasan gambar di bawah ini bagaimana cara menghayati gerakan.
Perhatikan gambar di halaman ini cara melakukan dan menghayati sesuai petunjuk gambar, adalah
Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.56 Kaki kangkang badan Gb. 2.57 Penegangan otot
condong ke depan kontraksi penegangan otot kaki, otot perut dan paha dam tangan kanan. Peregangan
pada otot perut, pinggul, dan tangan serta kepala sebagai efek samping. Gb. Proporsi menunjukan
tention pada perut, pinggul, dan kepala. Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 2.58 Penegangan otot
perut dan paha Perhatikan gambar berdiri santai, kontraksi pada badan rentang tangan (Koleksi
Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

131. SENI TARI111 Dalam penjelasan di bawa ini bagaimana bentuk dan penghayatan gerakan dimaksud
maka coba perhatikan gambar di halaman ini sesuai petunjuk gambar yakni. Sumber Koleksi Pribadi Gb.
2.59. Sikap mirip gb. 2.50 kontraksi otot paha Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.61 Sikap bongkok,
penegangan otot perut dan paha secara sinergis Perhatikan Gambardi atas. Gerakan mulai dari berdiri
sikap sempurna, badan dibungkuk secara mengalir. Berikut badan dibungkuk-bungkukan hingga Posisi
badan dan kaki 90 derajad. Lakukan latihan selama beberapa kali, hal ini untuk menguatkan otot perut,
ekspresi rambut, dan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

132. SENI TARI112 Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 2.62 Gambar sinkronisasi 2 peraga dengan
cakupan tangan, dan angota gerak lainnya. Gambar menunjukan sinkronisasi gerakan dua peraga putri
melalui paduan gerak berpasangan. Teknik gerak penari putrimau naik ke atas punggung pria coba
perhatikan. Sumber Koleksi Pribadi Gb. 2.62 Gambar sinkronisasi 3 peraga dengan cakupan tangan, dan
angota gerak lainnya. Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.63 (Koleksi Rahmida
dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

133. SENI TARI113 Untuk penjelasan penegangan otot pada anggota gerak tertentu, di bawa ini
bagaimana teknik dan penghayatan gerak sesuai tujuan. Coba perhatikan gambar di halaman ini adalah
petunjuk gambar yakni. Sumber Koleksi DEPBUDPAR Gb. .2.64. Latihan pembentuk Anggota Gerak
Bagian Atas, tengah dan bawah posisi level tinggi Sumber Koleksi Pribadi Gb. .2.65. Latihan pembentuk
Anggota Gerak Bagian Atas, tengah dan bawah posisi level Bawah/duduk Gambar 2.64—2.65
menunjukan performa Intensitas gerak, penghayatan dan teknik yg ditampilkan oleh penari tunggal,
peraga tunggal dengan penghayatan dalam. Fese latihan dan pentas, perhatikan gambar duduk santai,
dan berdiri menari kontraksi pada kaki dan paha BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

134. SENI TARI114 Rangkuman: Olah Tubuh. Cara melakukan sesuatu organisasi gerakan terhadap
segenap gerakan bagian badan manusia dalam rangka mencapai tujuan. Olah tubuh sebagaian besar
yang dipelajari dititikberatkan pada pembentukan kelenturan, keseimbangan, kesehatan, dan kebugaran
tubuh. Materi mencakup bagian-bagian tubuh secara terkordinasi, gerak tari bentuk, baik tari
tradisional, tari Nontradisional atau kreasi baru (kontenporere). Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb.
2.66 Latiihan penguatan otot pinggang dan kaki Anggota gerak bagian atas atau kepala dalam posisi
menunduk dan meliukan badan secara terstruktur ke samping kanan. Perhatikan gambar Duduk santai,
Kontraksi pada kaki Gb. 2.66 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

135. SENI TARI115 D. KETAHANAN TUBUH DAN LATIHAN BENTUK 2 Gerak pada dasarnya memiliki
intensitas yang membentuk kapasitas extention (penegangan) dan relaxtention (pengendoran). Gerakan
yang memiliki daya penegangan dan daya pengendoran mampu membentuk ketahanan tubuh secara
baik. 1. Potensi Intensitas Gerak Olah tubuh bila dilakukan secara benar dan tepat dapat membantu
pembentukan otot tubuh, dan mengencangkan otot- otot tubuh menjadi kondisi fisik yang prima melalui
latihan-latihan kesegaran jasmani. Dalam Singgih D. Gunarsa menyatakan, latihan kesegaran jasmani
dalam materi penyegaran tubuh, latihan pernafasan, latihan penyegaran otot dan saraf punggung,
pinggang, kaki, pencernaaan makanan serta latiihan memperlancar peredaran darah. Latihan olah tubuh
dapat membentuk peningkatan energi fisik dan kejiwaan. Latihan yang akan diuraikan ini adalah latihan
penyegaran badan disertai konsentrasi, guna rnelatih mental atau pikiran yang menyatu yang seiring
disebut meditasi (lihat bentuk Gb. 2.48-2.49). Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Gb.
.2.67.dan 2.68 Latihan pembentukan anggota gerak bagian, tengah dan atas secara menyeluruh BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

136. SENI TARI116 Latihan untuk Meningkatkan Eergi Fisik dan Kejiwaan Kurang lebih 30’ untuk dapat
menenangkan dan mengosongkan pikiran. Mulailah dengan rileks fisiknya yaitu: jari- jari kaki, tumit,
betis, lutut, otot, paha, pinggang, jari-jari tangan, pergelangan tangan, lengan otot, bahu, leher, otot-
otot muka/wajah, otot sekitar mata, telinga, kepala. Setelah itu tutup mata dengan imajinasi dan
konsentrasi. Dalam konsentrasi bayangkan warna merah muda. Sedangkan imajinasi seluruh
kepribadian terisi energi, yang dikombinasi dengan tiga elemen yaitu: visualisasi, perasaan, kemauan.
1.1 Contoh Latihan Gerak a. Cara mengontrol energi perasaan dan kemauan : Ciptakan perasaan
senggang, hangat, keinginan baik, rasakan dalam dada, visualisasikan bagai sinar muda berpancar ke
seluruh tubuh. b. Visualisasikan dalarn pikiran. c. Rasakan kasih sayangdalarn pikiran, lihatlah avan
merah rnuda menyeberangi. d. Buang sernua pikiran itu dan anggap selesai. e. Latihan Untuk
Meningkatkan Energi Fisik Untuk mempertinggi energi psikis dilakukan dengan cara latihan bernapas.
Sebagai contoh latihan pernafasan ada 3 cara yaitu : Cara Pertama : a. Berdiri di udara terbuka. b. Kaki
dibentangkan, tangan diangkat ke samping (horizontal). c. Tarik napas dalam 5 hitungan. d. Langsung
keluarkan napas 10 hitungan, irama hitungan sama. e. Ulangi latihan 10 kali. f. Latihan ini dapat
dilakukan dengan duduk tegak di kursi dan sambil jalan di udara terbuka, dapat dilakukan dimana saja.
Cara Kedua : a. Duduk tegak punggung lurus, kepala tegak, kaki bersila, bagian tumit sentuhkan kedua
kaki, tangan ditumpukkan diatas pangkuan atau letakkan di depan dada, posisi berdoa. b. Ambil napas
dalam-dalam melalui hidung ritmis 8 hitungan. c. Tahan napas dalam paru-paru 12 hitungan (konstan).
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

137. SENI TARI117 d. Keluarkan napas melalui hidung 10 hitungan (biasakan). Pada waktu mengeluarkan
napas alihkan udara ke persimpangan jalan atau saluran pernapasan kerongkongan (seperti suara
kucing). e. Ulangi latihan 5 kali. Cara Ketiga (Khusus Pernapasan) : a. Duduk bersila dengan badan
dikendorkan (rileks) punggung tegak, jangan bungkuk, tangan dipangkuan diatas lutut, mata dipejamkan
tunduk sedikit, pikiran bersih. b. Tarik napas dalam-dalam secara perlahan pusatkan pikiran dalam
penarikan napas seakan-akan otot perut yang tertarik ke atas. c. Tahan napas selama mungkin (10-15
detik) pikiran pusat di rongga dada, seakan-akan menembus paru-paru. d. Lepaskan napas perlahan-
lahan hingga posisi perut kembali sama, pusatkan pikiran pada gerakan lepasnya pernapasan. e. Ulangi
gerakan pernapasan selama 7-10 kali + 20 menit. f. Latihan ini dianjurkan setiap pagi sebelum
melakukan kegiatan. 1. Latihan Melancarkan Peredaran Darah. • Latihan melancarkan peredaran darah
dapat memberi daya hidup bagi semua organ tubuh, dengan cara. • Rebahlah terlungkup dengan perut
dan dada datar di lantai. • Angkatlah kedua betis ke atas dan tangkaplah dengan kedua tangan. Tariklah
kedua kaki rapat ke depan, sehingga paha dan dada agak terangkat di atas, julurkan leher dan kepala
tinggi-tinggi ke atas. • Diamkan posisi ini sekuat mungkin, makin lama makin baik, sementara pusatkan
pikiran kepada peredaran darah dari seluruh tubuh dari ujung kepala ke ujung kaki. • Setelah itu
turunkan kaki dan tangan kembali pada sikap semula. Istirahat sejenak tanpa bangkit dari posisi
terlungkup. • Ulangi sikap dan gerakan berturut-turut selama lima belas menit (15’). 2. Latihan
Penguatan Otot. • Latihan ini bertujuan untuk menguatkan otot-otot, dan syaraf anggota tubuh serta
melancarkan mekanisme organ tubuh. Urutan gerakannya sebagai berikut. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

138. SENI TARI118 • Rebahlah terlentang dengan santai, lurus datar. • Angkat paha ke atas dan tekukan
kedua betis, lurus ke depan, jari-jari tangan terbuka di atas kedua lutut. • Letakkan.jari-jari terbuka di
atas kedua lutut. • Angkat leher dan kepala mendongak ke atas. • Konsentrasi pikiran arahkan pada
getaran otot-otot dan syaraf di seluruh anggota badan. • Pertahankan posisi ini 1-2’ istirahat diam,
ulangi 2 sampai 3 kali. 3. Latihan Untuk Punggung Dan Pencernaan. • Latihan ini bertujuan untuk
penguatan punggung dan pencernaan serta organ dalam perut. Urutan gerakannya (pencernaan) : •
Duduklah dengan kaki terjulur ke depan. • Bungkukan punggung ke depan berikut leher dan kepala
hingga hampir menyentuh lutut kaki. Kedua tangan luruskan ke depan memegang ujung betis. •
Pusatkan pikiran pada getaran syaraf-syaraf dan sumsum tulang belakang serta otot-otot perut. •
Pertahankan posisi ini selama satu atau dua menit, istirahat sejenak Ulangi kembali 2-3 kali. 6. Latihan
Bagian Punggung • Urutan gerak : • Rebahlah telentang dengan kepala di atas bantal. • Angkat kedua
kaki ke atas tinggi-tinggi, boleh ditopang dengan tangan memegang pinggang. • Bila kedua pinggang
sudah tegak, goyangkan sedikit kaki ke depan atau ke belakang. • Pusatkan konsentrasi pada otot-otot
pinggang dan punggung dan pertahankan posisi selama satu menit (1’), istirahat sebentar. Ulangi 2-3
kali. 7. Latihan Bagian Kaki • Latihan ini bertujuan untuk menguatkan kaki yang berfungsi menopang
seluruh badan. • Rebahlah telentang dengan lurus dan datar, kedua belah tangan rileks di samping
kanan dan kiri badan. • Menirukan gerak dengan cara menggerakkan kepala ke atas dan bawah, ke
samping kiri dan samping kanan, BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

139. SENI TARI119 serta memutar gerak kepala ke arah kiri sebatas jangkauan gerak atau sebaliknya. •
Peserta secara individu dapat merumuskan dan menganalisa bagian kepala yang mendapat penekanan
gerak yang tepat. Kriteria Untuk tugas di atas peserta ditekankan untuk rnenirukan gerakan setepat dan
sebaik mungkin serta mengetahui letak penekanan gerak dan bagaimana gerak kepala untuk digerakkan.
Sikap bagian anggota gerak tubuh bagian tengah. Dengan memberikan sejumlah gerakan anggota gerak
tengah, peserta dapat meniru dan menganalisa titik sentral gerak yang mendapat penekanan gerak.
Peserta dapat mengkoordininasi kekuatan dalam mempergunakan otot daya tahan tubuh dan
mengetahui kornponen-kornponen yang ada dalarn tubuh manusia. Deskripsi Tugas 1. Menirukan
gerakan yang diberikan guru. 2. Menganalisa sentral gerak yang menjadi kekuatan gerak sekaligus
mengetahui hubungan koordinasi gerak secara tepat, benar. 3. Menirukan dan merangkai gerak yang
telah diberikan serta memberi variasi dan tekanan secara tepat. Kriteria Untuk tugas diatas
pengajar/guru harus memberi instruksi sumber gerak yang jelas, agar tidak rnenimbulkan efek
sampingan terhadap gerak yang dilakukan, mengetahui letak- Ietak gerakan yang benar. 1.2 Sikap
bagian anggota gerak tubuh bagian bawah. - Setelah diberikan contoh gerak yang berdasarkan anggota
tubuh bagian atas, tengah, peserta dapat merumuskan bentuk dan kecepatan gerak secara praktis dari
gerakan kaki dalam melangkah, meloncat, menjinjit dan dapat menggabungkan antara gerakan bagian
atas, bawah secara baik dan benar. - Peserta dapat mengetahui kemampuan dalam mengendalikan
keseimbangan tubuh, memahami kemampuan menggunakan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

140. SENI TARI120 kekuatan dan kelenturan otot dan daya tahan tubuh sewaktu bergerak - Peserta
dapat memahami kesan garis (desain atas) yang terbentuk dari perpindahan satu anggota tubuh ke
bentuk yang lain (isolation) berdasarkan ruang, waktu dan tenaga Deskripsi Tugas 1. Peserta berjalan,
melangkah, meloncat, menjinjit dan menggerakkan kaki dengan cara tumpuan sebelah kaki sebagai
penyangga atau kedua kaki dalam keadaan melompat, jalan, putar jinjit tidur, rebah dilakukan gerakan
semaksimal mungkin. 2. Peserta mengadakan dan menganalisa komponen-komponen tubuh yang
berkaitan dengan kekuatan dan kelenturan otot sewaktu menerima beban gerakan. 3. Peserta dapat
menganalisa serta menguraikan mempertahankan keseimbangan kekuatan tubuh Peserta dapat
memilih pola-pola gerakan dalam membentuk kesan garis, perpindahan gerak, dapat mengontrol dalam
penguasaan ruang, waktu tenaga dilakukan dengan statis dan dinamis. Kriteria 1. Untuk tugas diatas,
peserta harus banyak berlatih secara rutin dan serius untuk mencapai tujuan, mendapatkan teknik-
teknik gerak yang mudah dan benar. 2. Peserta mengetahui kekuatan otot serta kelenturan dalam
menerima beban sewaktu bergerak, dapat mengetahui pola- pola yang ada, memahami garis, bentuk-
bentuk gerak dalam ruang, waktu, tenaga. 1.3. Teknik Gerak Pendingin (Cooling Down) Peserta mampu
melakukan gerak perenggangan serta pendinginan setelah otot-otot berkontraksi. Deskripsi Tugas -
Peserta dapat melakukan gerakan-gerakan benturan ringan dan melakukan peregangan at at secara
statis, sehingga tubuh dapat menjadi segar kembali dan normal. - Peserta menguraikan gerakan-gerakan
ringan sehingga denyutan nadi menjadi turon. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

141. SENI TARI121 Kriteria - Peserta harus dapat mengoreksi gerakan secara terampil dan memperoleh
pengalaman-pengalaman bergerak. Peserta ditekankan harus memahami teknik benturan ringan dan
berat secara statis dan dinamis. 1.4 Sentuhan Emosional (Keseimbangan, Kekuatan, Kelenturan) 1.
Secara langsung. • Dengan adanya guru memberikan sejumlah instruksi sentuhan emosional, langsung
melalui gerak dengan berpasangan, atau kelompok (lebih dari 2 orang) peserta dapat memberikan
respon balik terhadap gerakan aksi yang memberi rangsangan sentuhan gerak, baik dilakukan dengan
keseimbangan kekuatan maupun kelenturan dalam bergerak. 1. Deskripsi Tugas. • Peserta secara
kelenturan, kekuatan, maupun keseimbangan (fleksible) gerak pribadi, kemudian dapat merespon gerak
aksi yang datang dari luar sebagai rangsang gerak secara langsung. • Peserta dapat mengetahui secara
tepat dan benar, bagian dari anggota tubuh yang tersentuh gerak aksi secara emosional yang teratur,
untuk selanjutnya digerakkan paling awal sampai akhir, melalui respon gerak di dalam ruang, waktu,
tenaga. • Peserta dapat menguraikan gerak dan menganalisa gerak secara mempertahankan
keseimbangan tubuh. Kriteria • Responsi gerak dilakukan peserta jika bagian anggota gerak tubuh yang
tersentuh/terangsang aksi gerak dari luar harus digerakkan lebih dahulu. • Peserta ditekankan dapat
mengetahui dan memahami gerakan pengendalian keseimbangan, kelenturan, kekuatan gerak tubuh
dalam menerima beban sewaktu bergerak. Secara Tidak Langsung Jika diberikan instruksi tentang
tanggapan (respon) secara tidak langsung, peserta dapat memberikan umpan balik arti tanggapan yang
datang dari orang lain, untuk mengikuti reaksi tanggapan gerak secara baik dan benar. Deskripsi Tugas 1.
Peserta dapat memaharni tanggapan gerak secara cepat untuk merespon gerak. 2. Latihan gerak dan
merespon gerak. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
142. SENI TARI122 Kriteria Untuk tugas ini, peserta harus teliti dan mengetahui gerak yang diperoleh dan
memberi tanggapan dari awal sampai selesai. 1.5 Rangsang Musik (Music Stimulus) atau iringan. Peserta
diperdengarkan musik tertentu atau musik ilustrasi, peserta dapat bergerak menurut ekspresi dalam
merespon bunyi dan bergerak praktis dan taktis. Dan peserta dapat melihat secara cermat dinamika
gerak sesuai dengan iringan yang didengar. Deskripsi tugas - Peserta dapat bergerak berirama dengan
musik yang didengar dan dipilih. - Peserta dapat bergerak melawan irama dan suasana musik yang
didengar. Kriteria Untuk tugas ini, peserta hendaknya teliti dan mempunyai pengalaman yang banyak
mendengar musikJiringan yang sudah ada, sehingga peserta akan mempunyai pengalaman gerak dengan
merespon musik baik secara improvisasi maupun imitasi. 1.3. Paket Garapan Gerak. Dengan banyaknya
pengalaman melakukan gerak yang telah dilatih, dan dibuat pada materi yang diajarkan, maka peserta
dapat mengkoordinasi, menyusun gerak ke dalam paket garapan geakan yang naratif secara efektif baik
individu maupun kelompok. Deskripsi Tugas. Peserta dapat mencari gerakan yang sesuai dengan gerak
yang diharapkan agar dapat dievaluasi menjadi paket gerak yang dilakukan secara individu dan
kelompok. Peserta mencari dan mengolah gerak, desain gerak, dinamika dan musik iringan maupun
musik ilustrasi yang dapat mendukung paket garapan. Kriteria • Peserta dapat merangkai pola gerak
yang telah ada dan dibuat sendiri. • Merespon kejelian di dalam mengungkapkan gerak serta dapat
merangkai pola-pola gerak yang telah dipelajari menjadi paket. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

143. SENI TARI123 2. Latihan Pola Irama dan Irama gerak Dalam mementukan porsi latihan yang
sebaiknya kalian lakukan, maka melalui informasi buku ini dapat disampaikan bahwa bebera kiat dapat
kalian pelajari. Kiat dimaksud sesungguhnya bukan hargamati, namun karena diperhatiakan beberapa
hal pada lembar berikut. Motif Gerakan Individu No Anggota Kompetensi Uraian Teknik Keterangan
Gerak Gerak Gerak 1 Anggota Kepala (Caput) Gerakan ke Bentuk dan sikap Gerak relaksasi samping ke
dua kaki rapat Bagian dengan leher kanan/kiri. (level tinggi, Atas Gerakan ke sedang, rendah),
depan/belakang. terbuka dan Gerakan berpaling sikap tertentu ke kanan/kiri, seperti Tanjak- memutar
ke Tancep, Rapal, kanan/kiri. Adeg-adeg, Gerakan supinasi, kuda-kuda, dan mengayun, mengangguk,
berputar. Pronasi pada Badang kontraksi, Pangkal leher ekstensor rileks, penegangan sebagai bertumpu
pada otot pada seluruh tumpuhan otot tengkorak anggota tubuh. gerakan, sendi Gerakan pacak leher
berperan sentral. gulu, gebesan, gileg, gelieur, anggukan dan gelengan kepala, tengok kanan/kiri. 2
Anggota Sikap Badan Meliuk-liuk, Gerak Olah Gerak (Thorax) mengkerut-kerut, Tubuh pada Bagian
pronasi pada pinggul(pelvis) pemanasan Tengah ruas tulang, berputar dan gerak. supinasi pada berporos
pada pusat cranum. Pelvis tumpuhan bergerak sebatas gerakan yang kemampuan ada setiap sesuai
motif ragam BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

144. SENI TARI124 sendi yang tari yg dilakukan. sedang Kontraksi otot di difungsikan. sekitar Thorax
secara sendiri atau bersama-sama Gerak spalula memberi daya pada tari Klono lentur pada Topeng dan
atau penguatan pada Topeng gerakan tubuh. Cirebon. Vibrasi Gerakan badan ke perut yang samping
dilakukan oleh kanan/kiri, ke Tokoh Jin Besar depan/belakang. Tuyul dan Yul. Vibrasi skapula, ogak
lambung, Pronasi pada kontraksi tulang skapula dan perut membentuk gerakan khsusus. Bentuk dan
Gerakan bahu- Bentuk dan sikap sikap anggota skapula ke tangan bergerak gerak tangan. atas/bawah,
secara sendiri. Gerakan supinasi ke depan, Bentuk dan sikap bervariasi. belakang. tangan-kordinasi
Grakan tangan dengan anggota lurus, tekukan gerak yang lain. pada siku, tekukan pada palmar tangan,
serta gerakan jari-jari melakukan gerak Sikap palmar dari pada bentuk dan tangan Ngiting, sikap motif
gerak Nyempurit, tertentu atau Ngruji, dan khusus. sikap tangan Gerakan kordinatif pokok. Bentuk pada
sendi dan Sikap bertumpu pada gerakan tangan sentral gerak Elieu pada gerak bahu, lengan atas, dasar
tari India, lengan bawah, Nyeluntir pada palmar tangan, tari gendhing BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

145. SENI TARI125 dan jari-jari Sriwijaya, dan membentuk sikap Nguya pada tari tertentu. Motif grak
dasar Thailand. tari tertentu yang Gerak dasar digerakan secara tersebut bila ideal sesuai dipadu dengan
tuntutan frase gerak dasar ragam gerak tari. senam dan gerak pemanasan mampu melatih gerak tangan
sesuai porsi dan penegangan pada gerak tari tertentu atau merupakan penegangan tangan semata.
Pelvis sebagai Goyang pinggul ke Harmoinisasi penopang, kanan/kiri dengan goyang pinggul, Cranum
volume dan memberi kesan sebagai reaktivitas gerak gerak seksi bagai otorizet. tertentu. orang lain.
Gerakan dan Kecepatan, Goyang plastik, getaran macam goyangan, goyang pantat pinggul, dilakukan
sesuai pada Jaipongan, sensualitas, keterampilan goyang pinggul kelenturan individu, masing- oleh
penyanyi pada paha, masing berbeda- dangdut. beda. Kolumna vertebralis, berfungsi sebagai penyengga
dan tumpuhan gerak bertugas menopang dan mengkontrol gerakan 3 Anggota Support Kaki Kepala
Gerakan Jalan, Gerak (Ladix) mengangguk- Geser, Kengser, Bagian angguk-badan jalan kaki pada Bawah
merunduk, kepala tarian kuda-kuda, BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

146. SENI TARI126 menggeleng kaki berputar badan mengikuti dengan tumpuan sikap gerak satu atau
kedua kepala. Kepala – kaki adalah badan berputar dominasi gerak bersama dengan anggota bawah.
berguling atau Teknik variasi gerakan Tumpuhan kaki kpala badan dan pada tari balet, kedua tangan
Salto, loncat bergoyang dalam harimau, strugel posisi track di udara, membungkuk, kiprah perang
semua gerakan pada tari-tarian dilakukan dalam Yogyakarta. posisi kedua kaki rapat atau jika mungkin
bertumpu satu kaki. 4 Anggota Kontraksi Kepala Gerakan tersebut Gerak gerakan mengangguk-
dilakukan pada Atas dan kepala-badan angguk-badan saat olah tubuh. Bawah dari supinasi merunduk,
kepala Gerak pada tari kerangka axial. menggeleng Rebana/Rangguk Anggota gerak badan mengikuti
(Jambi) atas-pinggul sikap gerak peragaan gerak kerangka kepala. Kepala – sering dilakukan. tulang
badan berputar Peragaan gerak (appendikuler) bersama dengan motif Rodat, berguling atau Zamrah,
dan tari- variasi gerakan tarian berciri kpala badan dan kerakyatan kedua tangan mengutamakan Kepala-
badan- bergoyang dalam gabungan gerak tangan dengan posisi anggota tubuh melakukan membungkuk,
penegangan semua gerakan Gerak pada tari kaki-kepala dilakukan dalam Belibis (Bali) Tari posisi kedua
kaki Merak (Jawa- proksimal- rapat atau jika Sunda) seperti sentripetal mungkin bertumpu gerakan
burung. satu kaki. Kepala mematuk- Gerak rol, loncat BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

147. SENI TARI127 matuk, kaki harimau, Keept lenagkah ke up depan/belakang, samping kanan/kiri.
Tekukan kepala dan kaki lurus pada gerak roll atau guling 5 Anggota Sinartrosis, Sinkronisasi gerak Jalan
lurus, Gerak sinkondrosis, tulang dan jaringan Lampah Atas- sinfibrosis, dimana kedua Ringdom, Putar
Tengah- diarthrosis tulang antara tidak tangan sikap Bawah terjadi efek kaki jalan lurus gerakan. ke smua
penjuru, Kordinasi ke2 Putaran Tubuh tulang yang ke semua arah. berhubungan oleh adanya jaringan
tulang rawan yang beroperasional Tegak dan secara tepat. bongkok badan. Pacak Gulu, Kedua tulang
yang Gileg, Galier, beroperasional dan Godeg. dihubungkan oleh tulang tengkorak. Gelang
kepalaangguk- Kedua tulang tidak anggukan saling menunjang kepala, tengok gerak. Gerakan kanan /kiri
dilakukan pada Putar kaki sendi peluru, sendi dasargerak poros pada tulang balet. bahu, tulang panggul,
serta Gerakan pada karpal dan merendah atau falang. mendak, Sinkronisasi Nindak, BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

148. SENI TARI128 karpal dan falang Tanjekan, dalam menunjang Mapal, Ngeseh, gerakan secara dan
variasi terpadu. gerakan kepala, badan, tangan, dan kaki. Tabel 2.3 Motif gerak Individu Motif Gerakan
Berpasangan atau Kelompok No Anggota Kompetensi Uraian Teknik Keterangan Gerak Gerak Gerak 1
Anggota Kepala (Caput) Gerakan Bentuk dan sikap Gerak supinasi duduk (tari Saman) Bagian ayunan,
atau kedua kaki Atas anggukan, (level tinggi, sedang, berputar. rendah) pada tari Saudati, tari garapan
lain. 1 Anggota Badan(Thorak) Gerakan Bentuk dan sikap ke Gerak relaksasi dan dua kaki rapat (level
Bagian supinasi tinggi, sedang, Tengah anggota tubuh rendah), terbuka dan secara periodik sikap
tertentu seperti dan temporer. Tanjak-Tancep, Rapal, Adeg-adeg, kuda-kuda. Gerakan Tari Topeng
Cirebon, dan topeng Klono. 1 Anggota Kaki(Ladix) Gerakan Bentuk dan sikap ke Gerak supinasi slip, dua
kaki rapat (level Bagian step, lenso, tinggi, sedang, Bawah straidel. rendah), terbuka dan sikap tertentu
seperti Tanjak-Tancep, Rapal, Adeg-adeg, kuda-kuda, Tabel 2.4 Gerak tari kelompok BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

149. SENI TARI129 E. PENGUASAAN GERAK OLAH TUBUH 1. Latihan Pemanasan Program latihan penting
bagi siswa dan guru. Latihan- latihan menjadikan rangkaian program latihan yang cocok dapat
disesuaikan dengan kebiasaan kita masing-masing atau jadwal pelajaran yang berlaku dalam Olah
Tubuh. Program latihan hendaknya dirancang agar dapat membangun kekuatan tubuh,
mengembangkan kelenturan fisik, serta latihan olah tubuh dapat merubah bentuk badan, membakar
lemak, mengencangkan otot, dn berpenampilan indah dan menarik. Tujuan pernafasan untuk
meningkatkan kecepatan nadi, memanaskan dan mengencangkan otot di setiap bagian tubuh , sehingga
bermanfaat bagi tubuh untuk melakukan gerakan selanjutnya. Musik digunakan sebaiknya yang dapat
memberikan stumulus untuk bergerak agar lebih semangat dn agreasif. gai Gerakan pemanasan dapat
dilakukan 10 menit, • Gerakan bagian kepala dan gerakan bagian leher, • Gerakan bahu, lengan bersama
dengan bagian samping, • Otot dada, bahu, dan panggul, • Otot pinggul, • Otot tungkai dan pinggang, •
Sehabis latihan istirahat 2 menit kemudian lakukan gerakan inti Keuntungan pemanasan • Otot dapat
berkontraksi secara cepat, dan mampu merespons gerak secara reflektif. • Menghindari cedera, •
Menambah kepekaan syarat, • Mengoptimalkan kordinasi gerakan secara baik, • Pembuluh darah lebar,
sehingga aliran darah lancer. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

150. SENI TARI130 2. Latihan Inti 1. Latihan Inti (Latihan Kelenturan) • Untuk menyusun ragam-ragam
gerak secara utuh, dirangkai, elemen-elemen gerak yang satu dengan yang lain. • Selama latihan harus
dengan percobaan dan memadukan dengan gerak yang telah dipelajari. • Ada lima elemen posisi dasar
gerak untuk kepentingan Olah Tubuh adalah 1. Sikap Jongkok Caranya duduk jongkok dengan
mendekatkan lutut ke dada. Telapak kaki jinjit dengan tangan memegang lutut atau direntangkan ke
depan. Tumpuhan berat badan pada ujung telapak kaki (lakukan beberapa menit). (Latihan Kelenturan)
2. Sikap Nungging Caranya dalam sikap nungging gerakan melibatkan pinggul dan kepala lurus ke bawa,
lutut tetap lurus kaki tetap menapak ke lantai kedua tangan menyentuh lantai.(lakukan gerakan
beberapa menit). Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Perhatikan Gambar. 2.69 Sikap jengkeng santai,
kontraksi pada kaki BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

151. SENI TARI131 1. Lanjutan 3. Sikap Jinjit Caranya posisi berdiri dengan ujung kaki Gambar
semaksimal mungkin. Kekuatan badan dalam posisi jinjit, tangan tarik julurkan dengan pandangan lurus
ke depan. Badan ditopang oleh kedua ujung jari kaki dan konsentrasi penuh. Tarikan kencang pada betis,
otot tungkai, dan telapak kaki sehingga tumpuhan menjadi kokh dan kuat (lakukan beberapa menit). 2.
Latihan Inti (Latihan Kekuatan) 4. Sikap Kangkang Caranya badan dan kepala tegak kedua kaki
direntangkan ke samping. Pandangan lurus ke depan dengan konsentrasi penuh. Rasakan tarikan otot
meregang, manfaatkan otot menjadi kuat daya tahan mekin kuat. Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Perhatikan gambar 2.70 berdiri santai, kontraksi pada kaki dan menyangga bambu pada tari Bambu Gila
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

152. SENI TARI132 3. Pemanasan Berdiri sambil mengangkat tumit digerakan secara bergantian hitungan
1-8 • Posisi dan gerakan kaki sama, sambil mengayunkan tangan, • Posisi dan gerakan sama, akan tetapi
memutarkan pergelangan kaki 2. Melompat dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Tangan di depan
memegang mulut. 3. Otot dapat berkontraksi secara cepat, dan mampu merespons gerak secara
reflektif. 4. Berdiri dengan tumpuhan ujung jari, perut diperkecil ke dalam ke dua tangan ke atas setinggi
jangkauan. 5. Berjalan di tempat, 6. Lari-lari di tempat, 7. Latihan gerakan kepala, tarik leher ke kanan
dan ke kiri. Tundukan kepala ke depan dan ke belakang tahan hingga 3 menit. 8. Gerakan mengangkat
bahu (posisi berdiri dengan kaki terbuka, 9. Gerakan bagian lengan (lengan diangkat setinggi bahu), 10.
Latihan pinggang, putar pinggang sesuai arah jarum jam, gerakan putaran sebaliknya. 11. Ayunan ke dua
tangan ke samping, tarik ke belakang diikuti badan (putar), lalu kedua tangan tarik ke atas. Bungkukan
badan dan ikuti gerakan tangan ke bawah menyentuh lantai. Posisi kembali semula. 12. tarik bagian
pinggang kiri ikuti gerakan tangan kiri ke atas samping, tangan kanan ke bawah. Kembali ke posisi semul
dan gerakan ulang sebaliknya. 13. Lakukan tekukan ke depan agar pinggang mendapat posisi gerak
seimbang. Posisi pinggul dan kepala mengikuti badan ke bawah tekuk dengan ke dua tangan
bersentuhan dengan melipat tangan di depan dada. 14. Gerakan bagian lutut angkat kaki kanan dan kaki
kiri tahan (lakukan bergantian) 15. Lutut kanan tekuk hingga menempel lantai, lutut kiri dan telapak kaki
menapak atau menempel lantai lakukan 8 kali. Secara bergantian. 16. Kedua lutut lurus, keseimbangan
gerak dipertahankan tarik badan dan tangan ke depan kaki lurus posisinya, tahan pinggul sehingga
nampak elastis. 17. Meregang otot lutut, pegang bawah ini adalah sikap badan Perhatikan gambar-
gambar di kaki/betis sehingga dasar gerak membungkuk rasakan tarikan tumit. Tarik tangan kiri ke
betis/paha kanan tangan kanan lurus ke atas lakukan sebaliknya. 18. Pegang kedua pergelangan
kaki/betis lakukan tarikan badan ke bawah tarik nafas teratur. Gerakan ulang, selanjutnya kembali posisi
semula. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

153. SENI TARI133 4. Latihan Inti (Penguasaan Keterampilan Gerak) • Penguasaan keterampilan dapat
menambah kemantapan Olah Tubuh. Gerak dasar tari tradisi dan gerak olah tubuh yang dijadikan
sebagai inti latihan misalnya: • Melakukan gerakan kaki, • Ayunan tangan, • Lompatan, • Putar-jonkok, •
Gerak-gerak tari tradisional dan Nontradisional, • Motif-motif gerak keterampilan menggunakan alat, •
Penghayatan total Olah Tubuh dengan diiringi irama musik sederhana, variasi untuk membantu
penghayatan, dinamika gerak, keindahan gerak, penghayatan dengan memakai property. Sumber
Koleksi GNP TMII Jakarta Perhatikan gambar 2.71 berdiri jinjit, putaran, dan penguatan pada kontraksi
pada kaki dengan penguasaan payung tari Ngebayak BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

154. SENI TARI134 Gerakan berikut adalah, tangan bertumpu di lantai, badan membungkuk, dorong kaki
kanan dan kaki kiri secara bergantian. Lakukan beberapa kali gerakan ini. • Latihan otot dengan
dorongan kaki ke belakang, tangan ke atas berlawanan dengan kaki . Laian, beberapa kali gerakan,
ulang!. • Lakukan gerakan kaki maju ke depan, dengan pinggul lakukan kengser, lenggang, dan lain lagi.
• Gerakan pinggng otot kaki regang, pantat, pinggul, ke belakang. Atau kamu dapat melakukan gerakan
tradisional. • Goyang Plastik, goyang pantat). • Gerakan tangan dn pergelangan buka –tutup. Posisi kaki
terbuka dan merendah. • Gerakan posisi duduk/tiduran angkat kaki membentuk huruh V dan lakukan
senam jenis gerakan kaki terbuka. Posisi tidur tertelungkup menutup dan membuka pangkal lutut. •
Gerakan kaki angkat-jatuhkan kembali dengan membentuk sudut 90 derajat. Gerakan Sit UP. • Gerakan
kaki semacam Balet. • Gerakan otot paha. Duduk lakukan berapa macam posisi duduk, sila, dan simpuh
badan ditopang ke dua kaki. • Telapak kaki rapatkan • Duduk Kedua kedua kaki diluruskan Gerakan
mengencangkan paha Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Perhatikan gambar 2.72 berdiri santai, kontraksi
pada kaki dan tangan yang melakukan tendangan, lipatan kaki serta menyangga bambu sambil bergerak.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

155. SENI TARI135 1. Sikap badan berdiri atau duduk letakan kedua tangan di atas paha arah telapak ke
atas, 2. Tarik nafas perut, tahan 4 detik. Posisi sama tarik kedua telapak tangan sambil mengepal letakan
ke depan dada. Lalu menurunkan kepala sedikit mata dipejamkan. 3. Hirup nafas dalam-dalam lakukan
selama 12 detik bayangkan keberanian, dan rasa kepercayaan diri. 4. Berdiri dengan satu kaki berada di
depan jaraknya dua kaki 60 cm kuda-kud depan, kaki belakang berjingkat tangan di pinggang. Tarik nafas
tahan lalu keluarkan sambil berteriak sekeras-kerasnya ......................aaaaach. Sumber Koleksi GNP TMII
Jakarta Perhatikan gambar Gb. 2.73 Duduk santai, perpindahan formasi, kontraksi pada kaki pada tarian
Aceh di atas BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

156. SENI TARI136 1. Untuk kekuatan tangan sikap berdiri kuda-kuda (jarak kaki 60 cm) tubuh tegak ke
depan. 2. Sikap tangan seperti orang sedang sembah. Tetapi kedua telapak tangan jangan sampai
merapat kira-kira 2 cm, jarak pandang lurus ke depan. 3. Hirup nafas perlahan melalui hidung, tahan,
lalu sambil tarik tangan kanan gunakan nafas perut, sambil gunakan kekuatan alam (bentuk posisi
tangan seperti memanah) kaki sedikit teknik, sikap dipertahankan., lalu hembuskan nafas perlahan-
lahan dalam waktu 8 detik. 4. Gerak Ulap-ulap (melihat) sikap berdiri kaki sedikit terbuka, arah lutut kaki
ke depan ke dua tangan lurus. Lakukan gerakan tarik kedua tangan ke dalam dekat dada, tahan nafas.
Hembuskan perlahan-lahan 8 detik tahan di tenggorokan, hembuskan nafas. 5. Pernafasan perut Posisi
bisa berdiri bisa duduk. Tarik nafas dengan pernafasan perut dalam waktu 10-12 detik. Sambil
membayangkan kekuatan alam hirup udara tarik kedua siku sampai ke belakang, perlahan-lahan kepala
menengadah, dada tarik ke depan kedua bahu tarik ke belakang. Tahan 10-12 menit. Hembuskan nafas
sambil bayangkan semua sikap ragu-ragu, bimbang. Posisi masih berdiri dengan kedua tangan
merentang ke samping. Ujung ke dua tangan diputar perlahan-lahan buat lingkaran kecil makin lama
makin melebar. Seluruh otot tanganotot bahu, punggung di regangkan. Sumber Koleksi GNP TMII
Jakarta Perhatikan gambar 2.74 berdiri santai, kontraksi pada tangan dan jari pada tari BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN
157. SENI TARI137 1. Kordinasi gerak olah tubuh/tari traisional dan tari Nontradisional dengan
menggunakan property sebagai gerak Inti. (Hal 24 dan 75). 2. Apabila ingin memunculkan gerakan-
gerakan ekspresif dan kreatif dalam latihan, maka sumber-sumber gerak tari dapat diperoleh dalam
aktivitas kehidupan sehari- hari. Gerak tradisional dan gerak Balet dan lainnya sebagai variasi. 3.
Kordinasi alat dengan gerak juga berkaitan dengan penguasaan teknik. 4. Batasan gerak untuk latihan
melihat kebutuhandan kondisi latihan. 5. Besar-kecil jangkauan gerak yang dilatih ada hubungannya
dengan perasan kita. 6. Perubahan gerak lembut ke keras atau kuat erat kaitannya dengan perasaan.
Untuk itu siswa harus melakukan olah tubuh sesuai kebutuhan latihan dan penguasaan teknik dasar
gerak, disiplin latihan dan cara merancang pola-pola gerak ruang dan waktu irama, dan alat disesuaikan
dengan keinginan kita. Sumber GNP TMII Jakarta Perhatikan gambar 2.75 berjalan sambil melayang
santai, kontraksi pada kaki, daerah perut, dan kedua tangan pada tari tradisional BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

158. SENI TARI138 3. Pendinginan 3.1 Latihan pendinginan adalah untuk mengembangkan kondisi fisik
dan otot kepada kondisi semula. Kegunaan pendinginan adalah : • Mengendorkan otot, • Menurunkan
suhu tubuh, • Mengurangi ketegangan, • Proses relaksasi dan denyut jantung nadi kembali normal., •
Latihan penutup. Gerakan latihan yang dapat dilakukan adalah gerakan yang bersifat ringan, dan lambat.
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Perhatikan gambar 2.76 duduk santai, berdiri jongkok, kontraksi kaki
dan tangan yang merentang pada saat jengkeng putri pada tari Nyi Kembang BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

159. SENI TARI139 Latihan Pendinginan • Posisi tidur relaks, gerak kedua kaki secara perlahan tarik atau
rapatkan dan letakan kedua tangan di atas posisi perut • Turunkan relaks, • Posisi berdiri dengan
merentangkan kedua tangan sejajar lalu tangan ayunkan, • Duduk pegang kedua lutut sambil menarik
nafas pelan-pelan badan ditidurkan atau terentang jari-jari tangan dan kaki kendorkan. • Berdiri
perlahan-lahan, Ayunkan tangan, busungkan dada, tarik salah satu tangan ke atas pandangan seolah-
olah berada diawang-awang, • Perhatikan beberapa hal dalam pendinginan. Kembalikan tubuh ke posisi
awal, sehingga kondisi dapat segar kembali. • Pendinginan lakukan 3-5 menit. • Tidak ada istirahat pada
sat pendinginan. • Gerakan pelan agak lembut, relaks, • Musik iringan yang lembut dapat digunakan
untuk membawa kita pada hal yang lebih relaks dan tidak ada beban. • Latihan pendinginan tahan nafas
kemudian hembuskan, • Rasakan semua oto dan aliran darah kita relaks, • Lakukan gerak sesuai dengan
teknik gerak, wiraga, wirama, wirasa, • Pilih musik etnik yang kamu suka, • Latihan dilakukan secara
individu, berpasangan, kelompok dan pola lantai secara bervariasi BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

160. SENI TARI140 Gerakan Olah Tubuh dan Latihan No Uraian Gerak Pola Lantai Pola Hitungan 1 Badan
berdiri tegak, Di lakukan di Dua kali 1-8 sikap pandangan tempat mata lurus ke depan, tangan bertolak
pinggang. Lakukan gerak gelengan kepala tunggal dan ganda ke kanan dan ke kiri secara bergantian. 2
Badan berdiri tegak, Idem Dua kali 1-8 sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang.
Lakukan gerak anggukan kepala secara tunggal dan ganda ke atas dan ke bawah secara bergantian. 3
Badan berdiri tegak, idem Dua kali 1-8 sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang.
Lakukan gerak menengok/ menolehkan kepala tunggal dan ganda ke kanan dan ke kiri secara
bergantian. 4 Badan berdiri tegak, Pola lintasan Empat kali sikap pandangan dapat garis hitungan 1-8
mata lurus ke depan, lurus, lingkaran, tangan bertolak atau dalam pinggang. Lakukan formasi sesuai
gerak jalan dengan kebutuhan langkah kaki secara BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

161. SENI TARI141 sedikit terbuka pada anggota gerak lutut dan paha. Gerak ini dapat dilakukan
bergantian kaki kanan da kiri. 5 Badan berdiri tegak, Gerakan di sikap pandangan tempat mata lurus ke
depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak kepala memutar ke arah kanan membentuk 360
derajad. Gerakan kepala dapat dilakukan ke arah kiri atau arah sebaliknya. Badan berdiri tegak, Idem 6
sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak menganagkat bahu dan
menurunkan bah Gerak ini dilakukan bergantian. Badan berdiri tegak, Idem 7 sikap pandangan mata
lurus ke depan, tangan bertolak pinggang. Lakukan gerak memutar sendi bahu ke depan dan ke
belakang dengan gerak cepat atau lambat. Gerak ini dapat dilakukan bergantian arah atau sebaliknya.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

162. SENI TARI142 Badan berdiri tegak, Idem 8 sikap pandangan mata lurus ke depan, tangan melebar
ke samping kanan/kiri. Lakukan gerak memutar tangan ke arah depan dan belakang secara bergantian.
Gerakan memutar tangan dapat dilakukan secara cepat / lambat secara bergantian. Badan berdiri tegak,
Idem Delapan kali 9 sikap pandangan hitungan 1-8 mata lurus ke depan, tangan bertolak pinggang.
Lakukan gerak jalan dengan langkah kaki secara sedikit terbuka pada anggota gerak lutut dan paha.
Gerak ini dapat dilakukan bergantian kaki kanan da kiri. Badan berdiri tegak, Dua kali 1-8 10 Idem sikap
pandangan mata lurus ke depan, tangan angkat ke atas dan lakukan gerakan jari meregam secara
bertahap. Gerakan menjulurkan tangan ke atas baik tangan kanan dan kiri secara bergantian. Posisi kaki
jinjit seolah-olah meraih benda yang berada paling jauh. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

163. SENI TARI143 Posisi badan tetap Berdiri di Dua kali 1-8 11 berdiri tegak, sikap tempat di pandangan
mata lurus selingi dengan ke atas mengikuti alur berjalan setapat gerak tangan, tangan demi setapak kiri
lurus ke atas sambil meregam jari jemari seolah-olah meraih sesuatu yang ada di atas. Gerakan ini dapat
dilakukan dengan kedua kaki jinjit. Pindahkan posisi idem Dua kali 1-8 12 badan tetap berdiri tegak,
sikap pandangan mata lurus ke atas mengikuti alur gerak tangan, tangan kanan lurus ke atas sambil
meregam jari jemari seolah-olah meraih sesuatu yang ada di atas. Gerakan ini dapat dilakukan dengan
kedua kaki jinjit. Atur posisi badan tetap idem Dua kali 1-8 13 berdiri tegak, buka tangan ke arah
samping hingga membentuk huruf V, sikap pandangan mata lurus ke depan putarkan badan ke kanan-ke
kiri, ayunkan ke dua tangan ke sisi kanan- ke kiri. Gerakan ini dilakukan secara bergantian. Atur posisi
badan tetap idem Dua kali 1-8 14 berdiri tegak, kemudian buka kaki hingga posisi merentang rendah,
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

164. SENI TARI144 tangan ke arah samping hingga membentuk garis lurus. pandangan mata lurus ke
depan atur posisi sikap badan merendah-naik secara periodik. Gerakan ini dilakukan naik turun secara
bergantian. Tangan sebelah Berjalan Tiga kali 1-8 15 ditekuk ke arah dada, memutar atau tangan sebelah
lainnya di tempat lurus horisontal sejajar dengan bahu, atur kaki kaki kiri sebelah ditekuk ke luar, dan
sebelah lainnya diluruskan. Posisi badan tempat merendah ke arah samping. Posisi badan rendah ke
samping. Dengan itu saling berhadapan.. Atur posisi badan tetap idem Tiga kali 1-8 16 berdiri tegak,
buka tangan ke arah samping hingga membentuk huruf V, sikap pandangan mata lurus ke depan
putarkan badan ke kanan-ke kiri, ayunkan ke dua tangan ke sisi kanan- ke kiri. Gerakan ini dilakukan
secara bergantian. Posisi badan terbuka Idem 24 Tiga kali 1-8 17 merendah, tangan membuka arah
samping lurus hingga membentuk huruf I, BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

165. SENI TARI145 jari-jari lurus pandangan mata lurus ke depan putar badan ke kanan-kiri putarkan
badan ke kanan-ke kiri, ayunkan ke dua tangan ke sisi kanan-ke kiri. Gerakan ini dilakukan bergantian.
Tangan sebelah Posisi Dua kali 1-8 18 ditekuk ke arah dada, tergantung sebelah tangan lainnya
kebutuhan atau luus. Atur posisi badan sesuai merendah ke samping kehendak kanan, dengan saling
membelakangi. Kedua tangan lurus ke depan, kaki sebelah kaki kanan ditekuk dan kaki kiri lurus
kesamping. Posisi badan merendah ke depan. Badan berdiri tegak, Idem Dua kali 1-8 20 pandangan lurus
ke depan, tangan di samping paha Ke dua kaki lurus ke Idem 21 depan, kaki sebelah Dua kali 1-8 ditekuk
dan sebelah lainnya diluruskan, pandangan mengarah kaki yang lurus setapak ke depan. Pandangan ke
arah depan, badan merendah arah pandangan menatap depan ias berulang tahun. Posisi badan sedikit
Idem Dua kali 1-8 22 membungkuk, tangan lurus sejajar dengan bahu membentuk garislurus horisontal.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

166. SENI TARI146 Kaki kanan mundur selangkah, kaki kiri kunci di tempat pandangan ke depan posisi
badan medium menghadap depan. Posisi badan rendah Idem Dua kali 1-8 23 dengan tangan lurus ke
bawah vertikal sambil menahan, dun gerakan kaki sebelah kanan ditekuk sebelah kiri lurus. Posisi badan
rendah idem Dua kali 1-8 24 dengan tangan sejajar dengan bahu horisontal, kakai kanan ditekuk 90
derajad dan kaki kiri lurus. Arah hadap ke depan. Posisi badan rendah idem Dua kali 1-8 25 kemudian
berguling ke arah kanan, putaran ke kanan maksimal hingga ke posisi tertelungkup, untuk kembali posisi
semula posisi badan merendah. Posisi badan tidur idem Empat kali 26 lurus, badan berguling hitungan 1-
8 sehingga terlentang, kemudian merunduk jongkok hingga menuju posisi berdiri sempurna, selanjutnya
melompat setinggui- tingginya. Berteriak ach melepaskan pergerakan tubuh secara sempurna. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

167. SENI TARI147 Berdiri tegak tangan idem Dua kali 1-8 27 kanan membentuk sudut 45 derajad,
tangan kiri di samping paha kaki kanan dan kaki kiri melangkah ke depan, arah hadap muka searah
dengan tangan. Atur sikap posisi badan Idem Dua kali 1-8 28 membungkuk, tangan kanan siku-siku 45
derajad tangan kanan lurus horisontal ke depan, kaki kiri melangkah ke belakang arah hadap ke bawah.
Posisi berdiri satu kaki, idem Dua kali 1-8 29 kaki kanan ditekuk dipegangi tangan kiri, tangan kanan lurus
dialgonal, badan dan mrmbongkok sambil mengganti posisi sikap sempuna. Posisi badan idem Dua kali
1-8 30 menunduk, berdiri dengan tumpuan kaki kiri, kaki kanan dikebelakangkan lurus di sehingga. Posisi
badan Dua kali 1-8 31 membongkok, kedua tangan ditelepaskan hingga tergantung relaks, kemudian
lipatkan ke dua tangan ke atas selanjutnya BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

168. SENI TARI148 kedua tangan dilipatkan hingga lurus vertikal, tepat berada di belakang punggung dan
arah hadap ke bawah. Posisi gerakan diulang secara berturut-turut Posisi badan idem 32 membungkuk
Dua kali 1-8 perlahan-lahan menuju siikap sempurna, ke dua kaki melebar, dan tangan membentu huruf
V ke atads sesuai harapan penata gerak, Posisi berdiri satu kaki, idem Dua kali 1-8 34 badan condong ke
depan dan kaki kanan tekuk pegangi dengan tangan tangan kanan, luruskan kaki kanan kemudian ke
belakang sehingga posisi seperti terbang. sambil menahan posisi dan gerakan kaki sebelah kanan lurus
badan semakin condong ke depan, sehingga badan lurus dengan kaki kanan.. Posisi badan rendah idem
Dua kali 1-8 35 dengan tangan lurus ke bawah vertikal sambil menahan, dun gerakan kaki sebelah kanan
ditekuk sebelah kiri lurus. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

169. SENI TARI149 Posisi badan rendah idem Dua kali 1-8 36 dengan tangan lurus ke bawah vertikal
sambil menahan, dun gerakan kaki sebelah kanan ditekuk sebelah kiri lurus. Dalam melakukan gegakan
ini penguatan otot perut, ketegangan pada bagian kaki juga harus dirasakan. Hal ini untuk menentukan
keberhasilan tujuan gerakan yang menekankkan penguatan otot perut, kaki, dan pinggul. Pola gerakan
berikut Membuat Hitungan dan 37 adalah pada tahap lingkaran atau posisi awal lari biasa dan garis lurus
ke tergantung membuat lingkaran, depan pada kebutuhan pada saat yang tepat ruang yang atau sesuai
gunakan kecepatan lari luas. tempat dengan lompatan kaki latihan setinggi mungkin dengan jangkauan
gerak yang jauh. Posisi dan sikap badan tegak, kekuatan gerak pada bagian pelvis atau pinggul. Kaki
diupayakan lurus ke depan dan ke belakang bila beluk mampu minimal sikap kaki harus tetap lurus. Pola
gerakan berikut Membuat Hitungan dan 38 adalah melompat lingkaran atau posisi dengan posisi dan
garis lurus ke tergantung sikap tubuh tegap. depan pada kebutuhan Lompatan dilakukan ruang yang
atau sesuai dengan teknik luas. tempat BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

170. SENI TARI150 melipatkan kaki latihan sedalam mungkin ke arah dada, kaki lainnya melipat ke arah
pinggang. Pada saat diudara gunakan keseimbangan gerak dengan menjaga posisi tubuh seperti terbang,
sehingga tidak banyak beban yang diambil, atau daya meringankan tubuh harus dilakukan sehingga pada
saat melayang tidak terdapat kontraksi pada bagian tubuh manapun. Kondisi ini apabila tercipta maka
potensi gerak dan teknik melayang diudara menjadi bentuk gerak yang indah, tanpa ada ikatan yang
saling tarik menarik kontraksi pada seluruh anggota gerak yang digunakan pada saat bergerak. Gerakan
repertoar Membuat Hitungan dan 39 yang agak sulit apabila lingkaran atau posisi dapat dilakukan garis
lurus ke tergantung menjadi bagus. Cara depan pada kebutuhan dan teknik yang sudah ruang yang atau
sesuai dilihat adalah pada luas. tempat gambar 2.40. Uraian latihan geraknya adalah lari perlahan,
kemudian mempercepat lari untuk mendapatkan waktu untuk mengembangkan kaki ke arah sisi kanan
atau kiri. Pada saat BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

171. SENI TARI151 melompat usahakan kaki, badan dan seluruh tubuh dalam posisi miring ke samping
tetap tegap dan apabila mungkin maksimal hingga posisi kemiringan 45-60 derajad ke arah samping.
Setelah pada posisi kemiringan yang maksimal dapat dilakukan, rapatkan kaki pada sisi tujuan gerak
untuk mengepaknya sehingga tujuan maksimum kemiringan tubuh diimbangi dengan posisi sikap kaki
yang mencapai maksimal ke arah samping. Sinkronisasi gerak ini Membuat Hitungan dan 40 harus
dilakukan secara lingkaran atau posisi berpasangan. garis lurus ke tergantung Rapatkan tubuh depan
pada kebutuhan dengan posisi saling ruang yang atau sesuai bertemu badan. Kedua luas. tempat peraga
saling mengkait latihan tangan untuk saling jaga keseimbangan. Salah satu peraga kemudian
membentuk posisi kangkang dan mengangkat tubuh peraga lain untuk berada di atas punggung peraga
yang mengambil posisi sikap kuda-kuda kangkang. Jaga kedua belah pihak dalam kondisi BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

172. SENI TARI152 seimbang. Gerakan berikut dapat dilakukan oleh peraga yang berada di atas
punggung peraga yang berada di bawah. Lakukan dengan membentuk disain kaki terbuka ke samping,
lurus ke atas, memutar kaki ke sisi kemana tujuan dapat dilakukan. Kesimbangan gerakan kedua peraga
harus kerja sama sedemikian baik, sehingga terjaga teknik dan cara melakukan gerakan secara sempurna
serta sikap kuda-kuda yang tidak mudah goyah. Gambar Tabel 2.5 Gerakan dan pola lantai BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

173. SENI TARI153 BAB III TARI-TARIAN INDONESIA DAN MANCANEGARA A. Tari-Tarian dan Masyarakat
Indonesia Para siswa yang kami cintai, pada pembahasan bab ini kalian akan dikenalkan banyak seni tari
tradisi di Indonesia. Indonesia adalah negara yang kaya atas keragaman budaya dan suku bangsa. Setiap
suku bangsa dan budaya memiliki ciri dan kekhasan yang berbeda-beda antara satu daerah dengan
daerah lainnya. Perpaduan budaya antar suku bangsa dapat mempengaruhi perubahan. Hal ini disebut
akulturasi. Perbedaan pengaruh budaya dari satu suku bangsa dan suku bangsa lain terjadi karena
adanya kontak budaya dan hal ini sulit dihindari. Pengaruh tersebut sa;ah satunya terjadi pada budaya
seni tari. Pada tari klasik Jawa Yogyakarta dan Surakarta dikenal istilah Hasto Sawando, yang tertuang
pada sikap tubuh, tangan dan kaki yang antara lain adalah ngithing, nyempurit, ngepel, ngruji. Konsep
tentang sikap tari tersebut di Jawa dipahami sebagai bentuk sikap anggota gerak yang kerap disebut
motif tangan, kaki, dan badan. Pada tari-tarian manca daerah, tarian merupakan bentuk seni pertujukan,
akan tetapi pada sisi tertentu tarian merupakan bentuk ritual upacara dan perayaan hari besar di daerah
tertentu pula. Kondisi ini menggambarkan bahwa perbedaan tujuan dan bentuk penyajiaannya pada
ujungnya mempengaruhi format pertunjukan dan peran fungsi tari di masyarakat. Pada tarian daerah
yang ada di daerah tertentu musik iringan tarinya digunakan adalah seperangkat gamelan slendro dan
pelog yang disebut satu pangkon. Di daerah lain banyak menggunakan alat musik yang terdiri dari
kendang, kenthong, keprak, gitar, terbang/rebana, akordion, dan masih banyak lagi. Lagu-lagu yang
digunakan ada yang memiliki jenis lagu Islami dalam bentuk salawatan. Tetapi pada sisi lain, lagu yang
ada terdiri dari lagu-lagu jenis keroncong, dan masih banyak lagi yang antara lain adalah lagu-lagu
dolanan dan lagu-lagu daerah tertentu yang ada di sekitar tarian tersebut. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

174. SENI TARI154 Sarana magis juga ada pada tari daerah tertentu. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa
pertunjukan magis menjadi model terutama untuk tari daerah tertentu atau pertunjukan tarian tertentu
sering dikaitkan dengan kondisi klimaks tari yang memperagakan penari dalam keadaan trance atau
tidak sadar diri. Menurut Soedarsono, trance adalah keadaan dimana penari mamainkan peranan
penting dalam komunitas dengan kekuatan- kekuatan di luar batas kemampuan manusia umumnya.
Cara ini sering disebut kerasukan makhluk halus atau kekuatan supranatural. Untuk melestarikan tari-
tarian daerah adalah dengan cara merevitalisasi kembali tarian atau mengadopsi tarian ke dalam bentuk
pertunjukan lain, yakni dengan melalui pembelajaran di sekolah-sekolah melalui bentuk intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler seperti di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP), atau
Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA). Tari-tarian tertentu pada puncaknya akan menjadi maskot
budaya daerah. Hal tersebut banyak dimiliki oleh masyarakat tertentu, akan tetapi dalam kenyataan
tarian tertentu mampu bertahan lestari bahkan menjadi simbul budaya bangsa Indonesia karena
intensitas dan daya magis tarian tersebut pada saat pertunjukan. Tari-tarian yang mengalami puncak
budaya daerah pada saat tertentu mampu menjadi maskot bangsa. Banyak tarian yang mampu menjadi
maskot bangsa adalah banyak tarian yang berasal dari Bali, Saman dan Saudati (Aceh), Topeng (Jabar),
Srimpi dan Bedoyo, Prawiroguno, Prawirowatang (Jawa Tengah dan Yogyakarta), serta masih banyak
tari-tarian lain yang menduduki puncak sama di daerah menjadi maskot daerah tertentu seperti Alang
Babega (Smbar), Gending Sriwijaya (Sumsel), Cangget (Lampung), Tabot (Bengkulu), Dolalak (Purworejo),
Tari Geliat Bedug (Banten), Jothil (Gunung Kidul), Gandrung (Banyuwangi/Jawa Timur), Rangde (Bali),
Ndi (Irian Jaya), Kebudayaan masyarakat Jawa pada umumnya sangat dekat dengan kebudayaan atau
masyarakat keraton . Kondisi ini patut disyukuri, bukan sebaliknya, tari-tarian di Indonesia pada
umumnya adalah memiliki dua karakter yakni terdiri dari tari tradisional dan tari nontradisional. Tari-
tarian di Jawa Tengah patut disyukuri karena terpelihara dengan baik. Hal ini dibuktikan oleh
Bratawijaya bahwa budaya masyarakat Jawa tidak dapat dipisahkan dari BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

175. SENI TARI155 budaya keraton Yogyakarta Hadiningrat dan Pakualaman Surakarta (Thomas Wiyasa
B: 1997, 77). Sejak dahulu, masyarakat Jawa sudah mengenal adanya Tuhan. Hidup di dunia ada yang
mengatur selain manusia. Budi Herusatoto menyatakan bahwa roh ada, roh yang paling kuat dari
manusia. Herusatoto, Mitos dan magis yang ada sejak zaman prasejarah diyakini oleh manusia selalu
mengganggu dan membuat situasi menjadi kurang berjalan sesuai harapan. Orang-orang Jawa masih
ada yang menganut paham animisme dan dinamisme begitu kuat dan kental. Hal ini tidak dapat
dipungkiri bahwa mereka sulit dipengaruhi telah hadirnya agama yang tumbuh dan berkembang di
sampingnya. Agama- agama yang telah ada di sekitar mereka adalah agama Islam, Hindu, Budha,
Kristen, Katholik, dan agama yang dianut suku Khonghucu. Pada masa tahun 1970-an, pengaruh
animisme dan dinamisme masih terasa, pengaruh Budha dann Hindu hingga masa kini juga kuat
mazhabnya. Hal ini juga berpengaruh kepada sikap dan perilaku orang Jawa pada umumnya bahwa
tindakan religius orang Jawa masih memuja dewa-dewa, salah satunya adalah dewa Padi. Pembuatan
sajen atas keselamatan nenek moyang terkait pada acara-acara tertentu berhubungan dengan kesenian
rakyat sintren, tayub, gugur gunung, ebegan, jothil, dan masih banyak lagi jenis kesenian rakyat.
Kesenian rakyat yang berkembang di masyarakat Jawa terdiri dari kesenian jaran kepang atau kuda
lumping, tayub, sintren, dolalak, gugur gunung, ebegan, jothil, dan lain-lain. Kesenian rakyat ini dalam
pementasannya ada yang berakhir dengan trance atau mendem. Pada acara tertentu kesenian rakyat
jenis ini dipentaskan secara periodik dan terprogram melalui berbagai acara yang tepat pada saat
dipentaskan. 1. Kesenian Rakyat dan Upacara Adat Tari Tradisional dalam upacara adat saling berkaitan,
baik sebagai pelengkap maupun sebagai perantara mencapai tujuan. Sebagai contoh, tarian untuk
keselamatan dan perlindungan biasanya masyarakat mengadakan pertunjukan kesenian. Kesenian
tertentu sangat dekat dengan konteks budaya dan tujuan dilakukannya upacara keselamatan dan
perlindungan. Tari-tarian tertentu tersebut sering digunakan untuk upacara perkawinan, khitanan, dan
bersih desa dan banyak acara lainnya. Secara hirarki pelaksanaan dan tata cara pertunjukan, tari-tarian
tertentu pada pementasannya diatur dalam bentuk BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

176. SENI TARI156 upacara. Tata cara pementasan dapat dirinci dan diatur sedemikian rupa sehingga
dalam pelaksanaannya mampu berjalan lancar, tertib, dan selesai tepat waktu. Namun dalam kegiatan
lain, pementasan tari-tarian tertentu dipentaskan banyak mengalami hambatan. Secara ilustratif
kegiatan pelaksanaan pementasana acara kesenian dan tradisi upacara tertentu kurang berjalan seperti
harapan. Misalnya pada saat upacara perkawinan secara umum dapat berlangsung kurang lebih seperti
di bawah ini. Upacara diawali dengan acara pengenalan lebih dekat keluarga mempelai pria ke
mempelai wanita. Acara bertujuan agar keluarga pria mengenal calon menantu. Selanjutnya, acara
lamaran bertujuan meminta secara resmi calon penganten wanita untuk dijadikan istri. Acara berikutnya
adalah memberikan peningset atau ikatan dalam bentuk seperangkat pakaian lengkap, kepada calon
pengantin wanita sesuai tanggal dan hari yang ditetapkan. Sehari menjelang pernikahan dilakukan
siraman baik pihak mempelai wanita maupun mempelai pria dilakukan mandi secara simbolis yang
menunjuka bahwa ke dua mempelai berangkat dalam badan yang bersih. Pada acara ini juga dikenal
sebagai widodareni (Jawa) yakni acara dimana berbagai kerabat mempelai pria dan mempelai wanita
saling bersilahturahmi. Kemudian dilanjutkan upacara panggih pada pagi harinya dengan melakukan
sederetan upaca prosesi sampai akad nikah hingga keduanya ke pelaminan. Untuk keperluan upacara
bersih desa dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yang kurang lebih dapat disebutkan adalah
sebagai berikut. Upacara tradisi bersih desa dilaksanakan dalam setahun sekali yakni pada saat
penduduk setelah menuai panen raya secara serentak. Tujuan pelaksanaan upacara adalah untuk
mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan bahwa masyarakat diberi limpahan keberhasilan panen,
cukup untuk digunakan beberapa bulan ke depan dari hasil bumi yang diperoleh pada panen raya ini.
Hal ini menunjukan bahwa Dewi Sri atau Dewi Padi mengabulkan permintaan masyarakat. Tata cara dan
bentuk model pertunjukannya secara umum dapat diuraikan di bawah ini. Adapun prosesi kegiatan
upacara yang telah lama dan dilestarikan dengan beberapa tahapan adalah sebagai berikut: 1.
Menyimpan padi di lumbung secara rapi, 2. Membersihkan jalan, kebun, halaman masjid dan
bergotongroyong, BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

177. SENI TARI157 3. Mengadakan masak bersama dan kunjung-mengunjungi antar tetangga, 4.
Mengadakan hiburan salah satunya pertunjukan kesenian/tari-tarian. Adapun beberapa catatan
kesenian/tari yang digunakan untuk upacara seperti di depan telah disebut adalah No Kesenian/tarian
Asal Daerah Jenis Upacara 1 Dolalak Purworejo/Jateng Bersih Desa 2 Barong Bali Keagamaan 3 Rangde
Bali Tolak Bala 4 Sekapur Sirih Jambi Penyambutan tamu 5 Pangayo Sulawesi Selatan Kematian 6
Pakarena idem Penyambutan tamu 7 Bisu idem Pelantikan Kepala Suku 8 Bedhoyo 5 dan 9 Surakarta
Pelantikan Raja 9 Srimpi 9 Surakarta Turunnya Raja 10 Bedhoyo Anglir Yogyakarta Naik tahta Raja 11
Jothil Idem Panen 12 Ndi Irian Jaya/Papua Pelantikan Kepala Suku 13 Tabot Bengkulu Pelantikan Ketua
Suku 14 Piring Minang/Sumbar Panen 15 Galombang idem Penyambutan tamu 16 Tor-tor Sumatra Utara
Idem 17 Cewan idem Idem 18 Mainang P Kampai idem Pergaulan Remaja 19 Karambik idem Melaut 20
Saman/Saudati Aceh/NAD Penyambutan tamu 21 Bantal Tapok idem Pernikahan, bayi lahir 22 Gendhing
Sriwijaya Sumatra Selatan Penyambutan tamu 23 Paget Penganting idem Pernikahan 24 Sinjang idem
Pergaulan Remaja 25 Pasembahan Riau Penyambutan tamu 26 Japin idem Tamu kenegaraan 27 Cangget
Lampung Idem 28 Selampit Delapan Jambi Pergaulan Remaja 29 Topeng Jawa Barat Klasik/Kenegaraan
30 Jaipongan idem Pergaulan sosial/masal 31 Ogoh-ogoh Bali Ngaben/lematian 32 Bondoyudo idem
Kepahlawanan 33 Ngemo dan Jejejr Jawa timur Pergaulan Sosial 34 Belian KalTim penyembuhan 35
Topeng Jakarta/DKI Idem 36 Ngarojeng idem Panen 37 Lense Sulawesi Tenggara Upacara laut 38 Dabang
Sulawesi Tengah Upacara Asah Gigi 39 Kataga NTT Upacara sambut Tamu 40 Kecak Bali Keagamaan
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

178. SENI TARI158 Pelaksanaan upacara di atas, pada dasarnya untuk setiap daerah dan tata cara
tradisinya yang dikembangkan memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda pula. Hal ini bergantung
kepada karakteristik masyarakat masing-masing daerah yang meyakini dan mempercayai bahwa
pelaksanaan bentuk upacara tradusi dimaksud memiliki kekuatan harapan agar di kemudian hari
semakin meningkat keberhasilannya dan mendatangkan berkah yang positif bagi kelancaran dan
kelangsungan kegiatan seperti yang diharapkan. 2. Kesenian Rakyat dan Acara Lain: Kesenian atau tari-
tarian di banyak daerah banyak digunakan untuk beberapa keperluan menyangkut pertemuan antar
kerabat, klangenan, dan kepentingan lainnya. Kesenian atau tari-tarian tertentu yang telah mencapai
puncak budaya daerah mampu menyedot perhatian masyarakat. Kesenian atau tari-tarian yang telah
dikenal masyarakat sering digunakan untuk pelengkap acara adat, suguhan bagi tamu yang dihormati,
dan ajang-ajang festival tertentu yang cukup diandalkan oleh daerah tertentu. Beberapa festival dan
ajang parade tari daerah yang sering dilaksanakan oleh lembaga tertentu dan mengacu kepada konsep
visitasi atau sekedar parade menjadi kegiatan yang dirancang secara terpadu. Kegiatan tahunan yang
melibatkan acara tujuh belas agustusan (17 Agustus) memilih beberapa peserta yang dianggap layak dan
memadai untuk dijadikan kegiatan monumental sehingga dapat memacu lahirnya kesenian baru dan
tari-tarian yang digarap secara apik akan dapat memberdayakan peran fungsi kesenian atau tari-tarian
semakin komplit dan luas cakupannya. Selain berbagai acara yang telah disebut di atas, kegiatan yang
berhubungan dengan menyambut tamu kenegaraan dan pementasan di istana negara sering dijadikan
anjang pemilihan kesenian atau tari-tarian untuk memenuhi kebutuhan acara dimaksud. Pementasan
pada acara pawai artis, pawai obor, dan kegiatan lainnya berupa paket wisata dan liburan, paket acara
tertentu untuk kesenian tertentu dilaksanakan sebagai berikut di bawah ini: BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

179. SENI TARI159 No Kesenian/tarian Asal Daerah Jenis Upacara 1 Serampang Sumut Pergaulan Remaja
Duabelas 2 Baluse idem Pesta Rakyat 3 Dampeng NAD Pesta Rakyat 4 Ranu Labuan idem Upacara
Melaut 5 Payung Sumbar Pergaulan Remaja 6 Kain/Tenun idem Pergaulan remaja 7 Joged(t) Riau
Pergaulan Remaja 8 Catuk idem Labuhan 9 Bidadari Bengkulu Remaja putri pesolek 10 Karan idem
Hiburan 11 Burung putih Sumsel Pelestarian 12 Sinjang idem Pergaulan 13 Badana Lampung Selamat
datang 14 Babarau (cemeti) idem Pinangan 15 Kembang Paray Jabar Remaja putri akilbalik 16 Candra
dewi idem Remaja putri pesolek 17 Ronggeng DKI Serial rakyat 18 Cokek DKI Pergaulan Topeng 19
Karonsih Jateng Penyambutan pengantin 20 Menak Yogyakarta Sosial Rakyat 21 Langendryan idem
Turunnya raja 22 Athandak Madura/Jatim Upacara ka 23 Emprak-emprak Jatim Ngamen/Tledek 24
Padoa NTT Pergaulan 25 Dadara NTB Pergaulan remaja 26 Kartili NTB Hiburan Rakyat 27 Kandasara
Sulteng Pengusir Makhluk halus 28 Kalegos Sultra Pingitan/wanita akil balik 29 Pajaga Sulsel Upacara
tertentu 30 Capin KalBAr Pergaulan 31 Perang KalTim Pengusir bencana 32 Giring-giring Kalteng
WanitaPubertas 33 Lenso Maluku Pergaulan muda- mudi BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

180. SENI TARI160 34 Yospan Papua Upacara Sedekah Bumi 35 Topeng Panji KalSel Pengembaraan 36
Mbis Papua Persembahan 37 Kebyar duduk Bali Pertumbuhan remaja putri 38 Dana Sumsel Pergaulan
39 Angguk Jambi Pergaulan 40 Baris Bali Kepahlawanan Tabel 3.1 Kesenian dan Upacara dalam
kehidupan manusia 3. Kedudukan Kesenian atau Tari-tarian dalam Pertunjukan Pada abad milenium ini,
banyak koreografer-koreografer yang mampu menembus jajaran penata tari kelas dunia dan lingkup
nasional. Aktivitas yang dikembangkan adalah menggarap koreografi atau kesenian daerah yang digarap
kembali (restorasi). Mereka adalah orang-orang terpilih dan kreatif serta memiliki ciri khas yang
berbeda-beda dalam membuat koreografi. Perbedaan koreografi zaman dahulu dengan sekarang
terletak pada peran fungsi yang dijadikan tujuan garap. Secara kolektif, koreografi yang memenuhi
standar kebutuhan dan kepentingan bersama untuk masyarakat pada umumnya dikonsentrasikan pada
kesenian yang dikenal oleh kalangan luas. Kesenian pada zaman sekarang telah dibantu melalui editing
peralatan audio-visual sehingga karya yang ada dapat didokumentasikan. Pada saat ini berkembang tren
bahwa tari rakyat maupun tari klasik telah dikoreografi dengan tatanan konsep garap yang modern,
sehingga dalam penyajian mampu membentuk koreografi yang sangat berbeda dengan kesenian atau
tari-tarian yang sebenarnya alami dan sederhana. Seniman-seniman tari zaman sekarang dalam
membuat koreografi mengemas ke dalam bentuk yang menarik dan enak ditonton. Pada satu sisi, ciri
dan karakteristik tari mengalami perubahan. Di sisi lain, terjadi modernisasi koreografi secara
fundamental sehingga koreografi menjadi semakin hilang keasliannya. Kesenian yang telah ada di
kalangan masyarakat tertentu yang telah membumi peran fungsi di masyarakat selalu menghadirkan
bentuk pertunjukan yang erat dengan masyarakat BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

181. SENI TARI161 pendukungnya. Hal ini menjadi melekat manakala kesenian tersebut menjadi salah
satu cermin budaya yang ada dan masih kuat mengakar pada masyarakat tertentu. Tarian atau kesenian
jenis ini cenderung menjadi maskot daerah yang dapat membumi sepanjang masa, hal ini berhubungan
dengan kepunahan masyarakatnya. Kesenian yang memiliki peran fungsi seperti ini biasanya menjadi
kesenian yang dapat berkomunikasi dengan masyarakat dan sekaligus menjadi seni tontonan
masyarakat. 4. Hubungan Tari dengan Seni Lain Dalam menelaah hubungan tari dengan seni lainnya
adalah faktor variasi dari nilai perkembangan kehidupan manusia. Tari diselenggarakan warga
masyarakat dalam menjalankan ritual keagamaan maupun kegiatan lain berhubungan dengan norma
kehidupan manusianya. Norma hidup terwujud dalam tata cara yang berbeda- beda. Oleh karena itu,
istilah tari hendak dipakai untuk mengamati hubungan budaya maka tari digolong-golongkan ke dalam
tatanan hidup manusia. Menurut Budiono (a987), norma hidup manusia dikaitkan dengan tatanan seni
rupa, seni sastra, seni suara, seni tari, seni musik, seni drama. Secara berturut, di bawah ini akan
dijelaskan hubungan tari dengan seni lain meliputi wawasan berikut. Hubungan seni tari dengan seni
Rupa memiliki ikatan yang erat menyangkut materi bentuk yang ada. Secara jelas keduanya memiliki
sumbangan visualisasi terutama dari segi tata rias. Wujud ekspresi mimik penari dan daya tambahnya
dirubah dengan bentuk karakter riasan wajah. Efek cahaya membantu memperkuat intensitas
penyinaran terhadap bentuk tata rias yang dibentuk dari visualisasi dari seni rupa. Pemakaian rias yang
nenadai dab kontekstual, berdampak kepada efek penghayatan yang dilakukan penari terhadap
penonton. Keterampilan merias wajah, kemampuan membuat gambar, dan pengolahan warna menjadi
indikator yang sulit dipisahkan dari seni rupa sebagai bekat keterampilan materi bentuk seni. Oleh sebab
itu, penaridiharapkan harus mampu membuat riasa wajah dan keterpaduannya menjadi keterampilan
yang diharapkan dala tari. Keteraikatan tari dengan tata busana juga menjadi penguat hubungan seni
rupa dengan seni tari. Nilai simbolis tata busana menjadi salah satu kontribusi keserasianpenataan
warna BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

182. SENI TARI162 dalam kostum seni tari. Semakin tari memperoleh penghargaan dari kostum yang
digunakan. Ketepatan memakai kostum dan konsep penyesuaiannya dengan rias wajah maupun
karakter tari yang diperagakan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Manfaat
memadukan warna, keterampilan membuat disain, dan kebiasaan memakai kostum secara mandiri
menambah kepercayaan penari dalam melakukan peran tarian bagi sebuah pementasan. Seni tari
hubungannnya dengan dekorasi mampu diwujudkan secara performansif melalui tata teknik pentas.
Masalah tata teknik pentas berhubungan dengan setting atau pembentukan imaji panggung melalui
dekorasi. Pemandangan, keberadaan benda-benda di atas panggung menjadi penunjang suatu
pertunjukan tari., latar belakang atau bechdrop, dan wujud dekorasi yang ada di sekitar pementasan tari
adalah bentuk kontribusi dekorasi untuk lebih membentuk imaji semakin berkesan, meunjang garapan,
dan diharapkn bersama pada saat pementasan mulai, berlangsung, dan berakhirnya pementasan.
Masalah asesoris busana menjadi beberapa pilihan apabila koreografer akan menyusun paduan warna,
bentuk, dan komposisi ornamen asesoris. Dengan demikian perlu diselaraskan antara karakter, kostum,
warna dan bentuk tata rias. Tata rias menjadi daya tarik dalam mewujudkan ekspresi dan dapat
menguatkan visualisasi ekspresi. Keterkaita tari dengan Seni Musik pada pembahasan ini akan direduksi
ke dalam peran musik dalam tari. Hal ini terutama hubungannya dengan fungsi musik dalam tari. Musik
dapat mengilhami terciptanya tarian, di sisi lain musik juga menjadi komponen iringan maupun pengisi
suasana tari. Peran fungsi musik secara umum menjadi penguat gerakan tari diperagakan oleh penari.
Musik sebagai bagian pertunjukan, musik memiliki kontribusi sebagai iringan tari hal ini dapat dinikmati
pada saat gerak tari dilakukan penari sambil menghayati musik iringannya. Penari yang berpengalaman,
musik dijadikan tumpuan untuk menghayati ekspresi mimik dan menuangkan gerakan secara maksimal.
Dengan demikian musik menjadi salah satu aspek penuntun irama gerak, iringan gerak, dan
memperkuat trempo dan kedalaman penghayatan tari secara maksimal. Hubungan tari dengan drama
lebih cenderung dibutuhkannya efek estetis dalam bentuk wicara, penonjolan BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

183. SENI TARI163 peran, pemilihan adegan yang disket ke dalam repertoar tari, atau bagian-bagian
adegan tari yang diharapkan. Pada bentuk pengolahan struktur dramatik, peran seni drama sangat
menonjol. Hal ini akan berhubungan dengan bagaimana cara mengatur awal pementasan, pada saat
berlangsungnya adegan-adegan serta teknik mencapai klimaks garapan tari akan menambah hidup-
matinya koreografi tari disajikan. Hubungan tari dengan seni sastra adalah lebih terkait dengan
pengeditan unsur ceritera, cuplikan inti ceritera, komunikasi garapan tari apabila menggunakan bahasa
verbal. Hal ini lebih nampak pada bagaimana seorang seniman tari mengambil inti ceritera untuk
ditarikan. Apabila dimungkinkan maka pada garapan tari dengan menggunakan visualisasi ceritera,
bentuk sastra, hingga kepada epos yang dapat dituangkan ke dalam garapan tari semakin menarik untuk
dikaji. Garapan tari yang representatif akan menggunakan konsep penuangan unsur sastra semakin
dominan. Hal ini dimulai dari konsep membuat naskah tari dalam bentuk proposal, dancescrip, dan
pengantar catatan tentang garapan tari secara akademik. Sastra tampak dalam wujud kata-kata, dialog,
serta nyanyian yang digunakan untuk iringan tari. Formulasi keterkaitan sastra dalam bentuk koreografi
tari biasanya terfokus pada penulisan catatan tari dalam bentuk lembar persetujuan koreografi untuk
dipentaskan setelah melalui proses bimbingan bagi siswa dan mahasiswa yang belajar di perguruan seni
tari. Maket catatan tari yang tertuang dalam bentuk sastra catatan tari biasanya dalam melakukan
konsultasi sangat inten dan teratur. Personifikasi penuangan sastra ke dalam pendukung garapan tari
saling mengisi. Oleh sebab itu, dibutuhkan sistem penulisan yang dapat memberikan pengertian dan
pencerahan bagi orang yang awam atas reposisi garapan tarinya. Sastra juga dapat digunakan sebagai
pijakan dalam tari. Hal ini lebih dikomunikasikan menjadi ide pijakan tari, ide penggarapan tari, ide yang
dapat menjadikan maksimalisasi penggunaan sastra secara baik dan benar. Garapan tari dalam bentuk
pengantarnya dengan sinopsis. Sinopsis sebagai pengantar bisa berupa ringkasan ceritera, jalan ceritera
atau ungkapan isi garapan tari dalam bentuk prosa atau puisi. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

184. SENI TARI164 B. Tari-tarian berdasarkan Penyajiannya Secara umum tarian berdasarkan
penyajiannya dapat diklasifikasi menjadi bagan di bawah ini adalah sebagai berikut: Tari Primitif Tari
Rakyat Tari Tari Tradisional Tari Klasik Tari Kreasi Baru 1. Tari Primitif Tari Primitif dikoreografi
berorientasi pada segi artistik. Tarian ini berarti digarap lebih menekankan pada segi estetika seni.
Tarian jenis ini secara umum berkembang di masyarakat yang menganut kepercayaan animisme dan
dinamisme. Tari Primitif biasanya merupakan wujud kehendak, berupa pernyataan maksud dilaksanakan
dan permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Dengan demikian tarian ini lebih dengan pernyataan
maksud masyarakat dalam melaksanakan keinginan bersama. . Ciri-ciri tari Primitif pada dasarnya dalam
bentuk koreografi sederhana, bertujuan untuk kehendak tertentu, sehingga ungkapan ekspresi yang
dilakukan berhubungan dengan permintaan yang diinginkan. Ciri-ciri tersebut seperti: • Gerak dan
iringan sangat sederhana, berupa hentakan kaki, tepukan tangan atau simbol suara atau gerak-gerak
saja yang dilakukan. • Gerakan dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya : menirukan gerak
binatang, karena akan berburu, proses inisiasi (pemotongan gigi), pesta kelahiran, perkawinan,
keberuntungan panen, dan sebagainya. • Instrumen sangat sederhana, terdiri dari tifa, kendang atau
instrumen yang hanya dipukul-pukul secara tetap, bahkan tanpa memperhatian dinamika, • Tata rias
masih sederhana, bahkan biasa berakulturasi dengan alam sekitar, BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

185. SENI TARI165 • Tari ini bersifat sakral, tarian ini untuk keperluan upacara keagamaan/kepercayaan
• Tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yang memiliki
kepercayaan animisme dan dinamisme, keunikan tari primitif walaupun gerak, musik, dan ornamen
maupun tata pemanggungan sederhana namun masih tetap menarik. Budaya ini luntur akibat hilang
kebersamaan dengan pola pikir masyarakat primitif • Tarian primitif dasar geraknya adalah maksud atau
kehendak hati, dan pernyataan kolektif • Tarian primitif berkembang pada masyarakat yang menganut
pola tradisi primitif atau purba dimana berhubungan dengan pemujaan nenek moyang dan
penyembahan leluhur. Gambar-gambar di bawah ini adalah beberapa contoh Tari Primitif yag masih
berkembang hingga kini. Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.1 Tari Bailita Gb
3.2 Tari Dayang Modan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

186. SENI TARI166 2. Tari Tradisional Tari Tradisional adalah tari yang secara koreografis telah
mengalami proses garap yang sudah baku. Tarian tradisional telah mengalami proses kulturasi atau
pewarisan budaya yang cukup lama. Jenis tarian ini bertumpu pada pola-pola tradisi atau kebiasaan
yang sudah ada dari nenek moyang, garapan tari bersifat pewarisan kultur budaya yang disampaikan
secara turun- temurun. Contoh tarian di bawah ini yang masih kental dengan kultur tradisi seperti Tari
Gruda (Bali), Tari Gambyong (Jateng0, Tari Baladewa Kresna (Surakarta), Bedoyo (Yogya-Surakarta).
Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Gb.3.3 Tari Gruda Gb. 3.4 Tari Gambyong (Gb. 3.3 dan 3.4
Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ) Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar
Gb. 3.5 Kresno-Bladewa Gb. 3.6 Bedhaya 9 (Sembilan) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
187. SENI TARI167 Tari ada yang digarap berdasarkan konsep tradisional. Beberapa contoh tari di bawah
ini adalah konsep garapan tari yang berpijak pada tari tradisional adalah tari Gejolaj (Garapan Tradisi
Jambi), Gumyak (garapan tradisi Banyumas- Jateng), tari Bersih Desa (Garapan Tradisi Jawa Timur), tari
Trandak dari (Nusa Tenggara Timur). Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Gb 3.7 Gejolak Gb.
3.8 Gumyak Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi Anj. TMII Jkt Gb. 3.9 Bersih Desa Gb. 3.10
Trandak BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

188. SENI TARI168 Tari di bawah ini juga masih terkait dengan tarian tradisional. Konsep yang
dikembangkan berpijak pada tradisi Betawi dan Jawa Barat. Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi
TMII Jakarta Gb. 3.11 Topeng Gb. 3.12 Merak Pada kesempatan ini coba kita ingat, sebutkan tari- tari
daerah yang berasal dari kota kelahiran kita lainnya. Tari Tradisional yang dimaksud merupakan tari yang
sudah dikenal secara umum, menjadi warisan budaya secara turun- temurun. Tari daerah setempat di
lingkungan kita. Pada sisi lain tari tradisional secara jelas dikelompokkan lagi ke dalam tiga jenis tarian
yang meliputi tari primitif, tari rakyat, dan tari klasik. Pembahasan yang berhubungan dengan jenis- jenis
tari tersebut di atas agar lebih fokus dapat diuraikan melalui uraian berikut. 2.1 Tari Rakyat Tarian ini
berorientasi pada koreografi yang berkembang di masyarakat. Tarian Pergaulan dapat dilihat di
lingkungan masyarakat pendukung yang bersangkutan. Tari pergaulan ini lahir dan berkembang di
lingkungan masyarakat luas. Konsep koreografi sederhana, berpola pada tradisi yang sudah lama diakui
sebagai bagian kehidupan masyarakat sekitar, menjadi milik masyarakat sebagai warisan budaya yang
sudah ada. Contohnya : Tari Ketuk Tilu (dari Jawa Barat), Tari Tayuban (dari Jawa Tengah), Tari Lengger
(dari Banyumas), Tari Gandrung (dari Banyuwangi). BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

189. SENI TARI169 Di bawah ini ada beberapa koreografi yang dikomposisi berdasarkan pola
pengembangan tradisional yang disesuaikan dengan tuntutan jaman. Kebutuhan pengembangan tari
tidak serta merta meninggalkan nilai-nilai tradisi yang ada dan berkembang sebelumnya. Beberapa
tarian tersebut antara lain lihat pada halaman ini adalah sebagai berikut di bawah ini. Sumber Koleksi
DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.13 Dolalak Gb. 3.14 Dolalak Sumber Koleksi GNP TMII
Jakarta Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 3.15 Ngelajau Gb. 3.16 Bechincak-an Sumber Koleksi GNP
TMII Jakarta Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.17 Tari Ngelajau Gb. 3.18 Tari Nyak Puan BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

190. SENI TARI170 Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 3.19 Tari
Ngelajau GB. 3.20 Tari PaJinang Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta Gb. 3.21
Tari Manikam Gb. 3.22 Dogdog Lojor 2.2 Tari Klasik/Istana Tari ini lahir dan berkembang di lingkungan
istana atau kalangan priyayi . Tari ini telah mengalami proses kristalisasi melalui tata garap secara
artistik yang tinggi. Garapan tarian telah menempuh perjalanan sejarah yang cukup lama. Konsep
penataan telah terbentuk setelah mengalami perubahan yang matang. Contoh jenis tarian ini antara lain
Tari Bedhoyo (dari Surakarta/Jawa Tengah, Yogyakarta), Tari Legong (Bali), Tari Klana Cirebon (Jawa
Barat). BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

191. SENI TARI171 Beberapa jenis tari yang disebut pada uraian terdahulu tentang tari Klasik dapat
dilihat pada gambar di bawah ini adalah sebagai berikut. Tari Bedoyo (Yogyakarta dan surakarta), Tari
Legong Kraton (Bali), dan tari Klana Cirebon dari Kasepuhan. Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi
DepBudPar Gb. 3.23-3.24 Tari Bedhoyo 9 (Sembilan) Sumber Koleksi Jurusan Tari UNJ Sumber Koleksi
Ojang Gb. 3.25 Tari Legong Gb. 3.26 Tari Klana Cirebon BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

192. SENI TARI172 Langen Mandra Wanara adalah tarian yang dilakukan dengan konsep menari secara
jongkok. Penari ke luar dan masuk dari wings/sisi kanan dan kiri panggung. Gaya tari yang dipertunjukan
termasuk gaya tari klasik Yogyakarta. Sebagaian banyak konsep pemanggungan
dilaksanakan/dipentaskan dalam bentuk pendopo. Mahasiswa dan Dosen Isi Yogyakarta pernah
menampilkan pemanggungan di pentas Proscenium, konsep tersebut banyak mengalami kendala. Di sisi
lain ada bentuk-bentuk tarian klasik dalam bentuk garapan dapat dikatagori dengan garapan tari dengan
berdialog. Pada jenis tarian ini cenderung memanfaatkan unsure dialog prosa memberi corak dan
bentuk yang sekaligus menjadi lebel jenis tarian ini. Secara lengkap jenis tarian ini disebut Wayang
Orang (Wayang Wong). Contoh bentuk Wayang Orang. Wayang Wong adalah drama tari dengan dialog
prosa, yang mengambil ceritera dari Ramayana dan Mahabarata. Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.27
Baratayuda BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

193. SENI TARI173 3. Tari nontradisional/Kreasi Baru Tari Nontradisional adalah tarian yang tidak
berpijak pada pola tradisi dan aturan yang sudah baku.Tarian ini merupakan bentuk ekspresi diri yang
memiliki aturan yang lebiht bebas, namun secara konseptual tetap mempunyai aturan. Contohnya tari-
tari karya Bagong Kusudiardjo (Tari Yapong, Tari Wira Pertiwi, dan sebagainya), Tari Cantik (karya Wiwik
Widyastuti), Tari Gitek Balen (karya Abdul Rochim), Tari Nandak Ganjen (karya Entong Sukirman) dan
dibawah ini contoh lain yakni. Sumber Koleksi Internet Sumber Koleksi DepBudPar Gb 3.28.Tari Cinta
Ibunda Gb. 3.29 Bratasena Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.30 Tari Nyi
Kembang Gb. 3.31 Tari Ngelajau BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

194. SENI TARI174 Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.32-3.33 Tari Turun
Kuaih Ainen Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb.3.34-3.35 Tari Gelang Ro’on
Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.36-3.37 Tari Sarampuah BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

195. SENI TARI175 Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.38 Tari HoArya Gb. 3.39
Tari Janda Nadia Tari Nontradisional yang telah dikoreografi dengan latar budaya Tradisional Indonesia
banyak ragam dan variasinya. Penggunaan teknik tarinya tidak berpijak pada pola tradisi dan aturan
yang teratur dan rumit. Beberapa contoh tari yang telah menggunakan teknik gerak nontradisional
adalah.i Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.40 Gelang Ro’om Gb. 3.41 Tari
Ranah di nan Jombang Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.42 Tari Janda Nabia
Gb. 3.43 Tari Ho Arya BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

196. SENI TARI176 Tugas: Kalian telah membaca dan mungkin memahami sedikit-sedikit tentang uraian
di atas, benar?! Sebagai bentuk latihan di sini akan diberikan beberapa latihan. 1. Sekarang ini berapa
banyak propinsi yang ada di Indonesia?. 2. Coba sebutkan beberapa contoh (5) tarian yang ada di
propinsi dimana kalian tinggal?1. 3. Berdasarkan koreografi tarian di bagi ke dalam berapa jenis? 4.
Jelaskan perbedaan jenis tari Tradisional Rakyat dan tari Tradisional Primitif? 5. Dapatkan kalian
melakukan tari tradisional Rakyat yang berasal dari di daerah dimana kalian tinggal (Minimal 2 tarian).
Ulasan Koreografis: Perbedaan penyajian tari ke tiga komposisi di atas adalah bahwa Tari Rei lebih
berorientasi kepada garapan teatrikal, pertempuran kompeni dan Pangeran Jayakarta. Visi teater
dominan walaupun kadar garapan tari cukup memadai. Konsep garapan Mbya lebih berorientasi gaya
tari klasik Surakarta, walaupun eksplorasi gerak individu koreografer mampu menunjukkan jati diri
koreografer secara benar. Konsep gaya tari Sumrah lebih ke garapan tari kerakyatan Jawatimuran. Unsur
ciri Jawatimuran kental dengan bumbu gaya gerak tari kerakyatan versi Banyuwangian. Coba sebutkan
tari nontradisional/Kreasi Baru yang kita kenal lainnya. Coba berikan beberapa contoh tari yang pernah
Anda lihat, mari kita diskusikan bersama dengan teman di sekitar, beri komentar dan penjelasan tarian
beberapa koreografer tari kreasi dari daerah sekitar kita, kita bahas bersama. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

197. SENI TARI177 Berdasarkan Peran Fungsi Tari Pada dasarnya seni memiliki peran fungsi yang banyak
di masyarakat, salah satunya termasuk tari. Pada masyarakat tertentu, tari berperan sebagai sarana
untuk pernyataan kehendak. Kebanyakan fungsi ini ada pada jenis tari Primitif. Tari yang berperan untuk
kepentingan upacara lebih didominasi tari- tarian jenis Tradisional yang luhur dan berkembang pada
masyarakat tertentu saja Apabila ada tarian upacara yang berkembang di masyarakat memiliki peran
fungsi lain adalah sebagai wujud ungkapan syukur atau pernyataan terima kasih saja, biasanya
didominasi oleh tari-tarian yang berkembang untuk upacara adat. 1. Tari Upacara Tari upacara adalah
tarian yang digunakan untuk keperluan upacara. Pada daerah tertentu di Indonesia, tarian jenis ini
berhubungan erat dengan masyarakat yang masih memfungsikan tarian untuk keperluan upacara. Ciri
utama Tari Upacara antara lain hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat, memelihara/berlatar
belakang agama Hindu, sarana memuja dewa (keagamaan), serta kegiatan/prosesi tradisi yang menjadi
simbol masyarakat maka tarian jenis ini berkembang subur dan diwariskan. Contoh tari-tarian upacara
yang intens dipelihara dan dilestarikan dengan memegang tradisi kuat upacaranya antara lain Tari Ndi
(dari Irian Jaya), Abhisekharama (tari penobatan/ulang tahun penobatan raja ditampilkan Tari Bedhoyo
Ketawang, Bedhoyo 5 dan Bedhoyo 9 (Surakarta) dan Tari Bedhoyo Semang (Yogyakarta). Sumber
Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. Tari 3.44 Nyak Puan Gb. 3.45 Tari Nyak Puan BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

198. SENI TARI178 Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.46 Tari Nyak Puan 2. Tari Upacara Adat Tari yang
digunakan untuk penyambutan biasanya berhubungan dengan keperluan adat. Tarian jenis ini biasanya
untuk penyambutan tamu agung atau tamu terhormat. Beberapa contoh tari untuk upacara adat
sebagai berikut di bawah ini. Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.47 Tari Janra
UPeuteh Gb. 3.48 Tari Dolalak Penyambutan tamu Agung atau Tamu Terhormat. Sumber Koleksi Anj
TMII Jkt Sumber Koleksi Anj TMII Jkt Gb. 3.49 Tari Mandau Gb. 3.50 Tari PupUtAy BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

199. SENI TARI179 3. Tari Religi/Agama Tarian religi atau agama biasanya pada saat dipertunjukkan
banyak terkait dengan acara-acara prosesi upacara tertentu. Bentuk-bentuk upacara yang digelar
meliputi arak pengentin, kelahiran, penyambutan tamu agung, injak telur, Kematian, potong rambut,
dan beberapa acara prosesi lain yang selalu dipelihara oleh masyarakat di lingkungan dimana tarian
tersebut difungsikan. Dengan demikian pada pertunjukannya selalu dikaitkan dan disatukan ke dalam
ritual atau prosesi upacara yang dilaksanakan. Kesatuan tari dengan prosesi upacara sangat dekat
dengan mode pertunjukannya. Oleh sebab itu, tarian tertentu dan prosesinya selalu dipergelarkan
secara menyatu dalam satu pertunjukan. Di bawah ini ada beberapa tari yang terkait dengan prosesi
tertentu adalah sebagai berikut. Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi I Made Bandem Gb. 3.51
Tari TabOt (Bengkulu) G b. 3.52 Tari Rejang Sumber I Made Bandem Gb. 3.53 Tari Kecak (Bali) Tarian ini
merupakan tari upacara. Upacara digelar untuk minta sesuatu akan lebih baik dipentaskan di pura.
Tujuan untuk menghadirkan roh nenek moyang. Biasanya dominan terkait dengan acara permohonan
sesuatu atas pageblug/marabahaya yang mengancam warga desa. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

200. SENI TARI180 Tarian upacara adat atau agama ini pada saat tertentu juga dapat dipresentasikan
dalam acara-acara lain yang berhubungan dengan berbagai peristiwa yang sesuai untuk pertunjukan
tarian tersebut. Oleh sebab itu, tarian ini eksis dari zaman dulu hingga sekarang. Pertunjukan tari-tarian
pergaulan cukup diandalkan pada daerah masing-masing untuk digunakan sebagai promosi daerah.
Berbagai kegiatan(even) dan keperluan adat tarian ini hadir sebagai suguhan pertunjukan yang menarik
bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Secara khusus pertunjukan tarian di bawah ini konsep
koreografinya untuk keperluan upacara maupun pertunjukan pada kegiatan atau acara-acara yang
penting. 4. Tari Pergaulan Tarian ini berciri pergaulan muda dan mudi. Tarian ini biasanya dilakukan saat
bulan purnama. Tarian pergaulan muda mudi ini merupakan tari sosial yang memiliki latar belakang
cerita. Tarian ini sebagai wujud suka cita warga desa saat menyambut panen, bersih desa. Penyajian
merupakan pertemuan antara kaum muda/laki-laki dan mudi/putri. Ciri-ciri yang nampak pada tari-
tarian jenis ini adalah : 1. Gerak tari ini dilakukan berpasangan, mengikuti selera kaum muda dan mudi,
dan masyarakat secara umum. 2. Tarian ini dilaksanakan pada saat bulan pernama didominasi kalangan
remaja putra dan putri atau dewasa tua. Pesta dilakukan di arena yang luas atau tanah lapang.
Pelaksanaan pertunjukan untuk keperluan upacara merupakan puncak dari kegiatan panen besar pada
waktu siang harinya. 3. Tarian ini sebagai sarana pergaulan laki-laki/perempuan, dewasa tua sebagai
kegiatan hajad banyak warga desa. Sumber Jurusan tari Sumber GNP TMII Gb. 3.54 Tari Ngremo Gb. 3.55
Tari Sisingaan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

201. SENI TARI181 Beberapa contoh tari sosial di bawah ini berkembang baik di Indonesia adalah yakni
Tari Lenso, Tari Serampang Dua Belas, Tari Joget, Tari Gandrung, Tari Tayub dll. Sumber Koleksi
DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.56-3.57 Bersih Desa Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber
Koleksi Pribadi Gb. 3.58 .Jepen Rebana Gb. 3..59 Sanduri Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi
GNP TMII JKt Gb. 3.60- 3.61 Tari Warak Dugder BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

202. SENI TARI182 5. Tari Teatrikal Ciri tarian jenis ini adalah bahwa tarian ini merupakan bentuk
pertunjukan yang dikemas secara lengkap antara unsur seni rupa, musik teater, dan tari. Pertunjukan
digarap komunikasi dengan penonton, sehingga kesan teatrikal nampak. Salah satu contoh adalah
Kesenian Betawi. Pada jaman dahulu hidup dan berkembang kesenian ini. Kesenian ini memiliki mode
penyajian secara teatrikal. Konsumsi pertunjukan lebih diarahkan untuk ceritera rakyat. Unsur ceritera
dapat digunakan sebagai media untuk improvisasi di atas panggung. Masalah lain yang dapat
difungsikan adalah unsur dialog atau komunikasi dengan penonton. Oleh sebab itu pertunjukan ini
sangat digemari di kalangan masyarakat luas terutama masyarakat luas. Selain kesenian Betawi, yang
memiliki potensi pengembangan budaya asli dari daerah setempat. Contoh-contoh kesenian tersebut
antara ini lain sebab: dalah tari Topeng Betawi, Tari Topeng Gong, Tari Rengganis (Betawi/Jakarta), Jenis
Ebeg, Tari Buncis (Banyumas), Reog Ponorogo dengan Dadap-Pentul- Kuda Kepang (Ponorogo/Jatim).
Ludrug. Sumber Koleksi Anj. TIMTI Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.62 Tari Kebyar KEbeng) Gb. 3.63
Tari Reog Polodero BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

203. SENI TARI183 Gb. 62 C. PERKEMBANGAN TARI 1. TARI DAERAH 2. TARI RAKYAT 3. TARI BALET 4.
TARI MODERN 5. TARI MUSIK PANGGUNG/OPERA 6. TARI REKREASI 1.Tari Daerah (Adat) Kesenian (Tari)
dan upacara adat sepertinya saling berkaitan, baik sebagai pelengkap maupun perantara untuk
mencapai tujuan. Memohon keselamatan, perlindungan, biasanya mengadakan pertunjukan kesenian.
Kesenian(Tari) Dolalak (Purworejo) dan Barong (Bali) sangat dekat dengan masyarakatnya. Tarian ini
sering dijadikan pelengkap adat yakni untuk perkawinan dan upacara agama. 1. Tarian ini tumbuh dan
berkembang pada sekelompok suku baik yang berada di pedalaman/di lingkungan masyarakat ramai. 2.
Konsep koreografinya memegang ketat pada tradisi-tradisi masyarakat atau adat secara ketat, sehingga
sangat menjujung tradisi nenek moyang yang mewariskannya. 3. Akulturasi dengan Alam lingkungan
menjadi sarana mediasi. Tarian ini dikoreografi berhubungan dengan masalah- masalah religi dan
kebiasaan-kebiasaan sosial yang dianut dan diyakini, sehingga implementasi upacaranya dilaksanakan
sesuai tradisi yang turun temurun. 4. Tarian ini lebih menekankan pada ritual-ritual atau upacara,
sehingga memiliki perberbedaan dengan tarian rakyat, karena tarian rakyat. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

204. SENI TARI184 2. Tari Rakyat 1. Tari Rakyat tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat.
Bentuk tarinya merupakan ekspresi masyarakat pendukungnya. 2. Ciri gerak tari sederhana dengan
diulang-ulang. asesoris, dan musik iringannya sangat sederhana. Kostum tari sangat mencolok
warnanya, merupakan perpaduan Sumber Koleksi DepBudPar warna warni dan biasanya memiliki
banyak ragam Gb. 3.64 Tari DolAlaK i bentuk yang terlihat mencolok. 3. Ungkapan ekspresinya
merupakan pernyataan kehendak. Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.65 Tari Nditita BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

205. SENI TARI185 3. Tari Balet Ciri-ciri tari ini adalah 1. Balet merupakan suatu tarian yang mempunyai
disiplin tinggi dan aturan-aturan ketat serta didasari tradisi- tradisi tua 2. Tari-tari yang ada pada saat itu
berorientasi pada pertunjukan-pertunjukan klasik, pendekatan koreografis bertema kontemporer. 3.
Tari balet termasuk ke dalam tarian klasik, oleh karena itu tarian ini memiliki aturan teknik gerak yang
baku, dengan standar tari yang tinggi. Tari Balet di Indonesia menjadi konsumsi kaum elit pecinta dan
yang mempunyai bakat tari saja, karena dikelola secara profesional dengan berbagai fasilitas dan
penunjang dana yang cukup memadai. Sumber Internet Gb. 3.66 Tari Balet Ngu Yen She Pada Grup tari
balet kelompok tertentu banyak mendapat dukungan dana dan fasilitas untuk pembinaan dan
pengembangan kelompok balet. Hal ini diprakarsai oleh pengelola sanggar yang telah berpengalaman di
berbagai kegiatan peristiwa dikelola dengan melakukan berbagai pendekatan ke pihak pemerintah
maupun swasta melalui prosedur yang baik. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

206. SENI TARI186 4. Modern Dance 1. Modern dance mempunyai bentuk mengekspresikan artistic yang
bersifat individual 2. Awal tari modern , karena adanya penolakan terhadap bentuk yang formal seperti
pada tari balet 3. Lebih menekankan pada ekspresi artistik dari pertunjukkannya atau penampilan
individual dengan teknik dan gaya tari dari koreografer yang sifatnya kontemporer. 4. Selain itu
menghindari pada penekanan teknik. Sumber Koleksi GKJ Jkt Gb. 3.67 Tari Cinta Bunda Sumber Koleksi
Kusnadi Gb. 3.68 Tari Balet BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

207. SENI TARI187 5. Tari Musik Panggung/Opera 1. Tarian ini merupakan perpaduan antara gerak tari,
dramatikal, dan musik iringan. Koreografi tarian ini lebih bersifat kolaborasi, dengan demikian ketiga
unsur seni yang mendukung tidak menjadikan dominan pada salah satunya. 2. Tarian ini biasanya
dipergelarkan di suatu tempat yang banyak ditengerai banyak pengunjung yang datang ke situ. Tempat
tersebut disebut dengan tempat berkumpulnya massa (Broad Way) 3. Kolaborasi gerak pada tarian ini
mengandung unsur-unsur Balet, Jazz dan beberapa tarian etnik untuk tari-tarian yang berasal dari Eropa,
tarian yang ada di Indonesia biasanya berupa tarian yang dipergelarkan pada saat untuk mengamen. 4.
Mode penyajian tarian ini berbentuk yang hangat dan baru(spektakuler), terkadang penyesuaian dari
tarian yang dipergelarkan secara besar-besaran atau pada tarian jenis ini sebagai promosi. 5. Contoh di
Indonesia tari-tarian karya Guruh Sukarno Putra Sumber Koleksi GKJ Gb. 3.69 Untuk Mama BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

208. SENI TARI188 6. Recreational Dance(Tari Rekreasi) 1. Tarian ini merupakan pertunjukan individual
dari tari rakyat tradisi negara-negara Eropa maupun Indonesia. 2. Yang menari biasanya merupakan
pewaris etnik 3. Bentuknya mempunyai kesamaan dengan tari tradisional Indonesia. 4. Tarian ini
biasanya merupakan satu bagian yang universal sifatnya (bisa dilakukan oleh siapa saja) 5. Di
mancanegara tarian ini dipentaskan oleh ribuan orang yang disebut dengan ROUND 6. Saat ini menjadi
tarian yang kompleks karena adanya perubahan-perubahan koreografis. 7. Tarian ini tumbuh dan
berkembang di masyarakat urban atau pendatang. Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.70 TarI Gambyong
Kolosal Sumber Koleksi Kusnadi Gb. 3.71 Ngremo Mall BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

209. SENI TARI189 Tugas : Marilah kita bersama mendiskusikan tentang tari-tarian yang berkembang
dewasa ini. Marilah kita amati melalui video tari-tarian Nusantara maupun tari yang berkembang di
daerah sekitar. Berdasarkan konsep garapan dan peran tari di masyarakat termasuk ke dalam kelompok
jenis tarian mana pada CD yang diputar kita putar. Lihat dan amati, selanjutnya ceriterakan tentang
tarian yang telah kita apresiasi. Diskusikan dengan kelompok dan presentasikan kemudian.
RANGKUMAN Pada hakikatnya, tarian dapat dilihat dari berbagai sudut pandang terutama menyngkut
kepada gerak, ruang, dan waktu. Gerak sebagai ekspresi atau sebagai ungkapan perasaan koreografer,
penari, maupun seniman selaras dengan irama atau musik. Gerak sehari-hari dapat dijadikan gerak tari
apabila diperhalus atau diperindah. Gerak tari harus diberi aspek estetis (keindahan). Oleh sebab itu, tari
merupakan ekspresi gerak yang indah dengan diiringin musik atau ritme. Jenis tari dilihat dari pola
garapan dibagi 2 yaitu Tari Tradisional dan Tari Nontradisional/tari kreasi. Tari Tradisional dibagi tiga
yakni Tari Primitif, Tari Rakyat, dan Tari Klasik/Istana. Selanjutnya, Tari berdasarkan orientasi
Peran/fungsi dibagi menjadi 3 yaitu Tari Uapacara (tari Adat dan Tari Religi /Agama), Tari
Sosial/Pergaulan, dan Tari Teatrikal/Pertunjukan. Perkembangan tari secara umum dapat diamati
berdasarkan bentuknya dapat disebut sebagai berikut: Tari Daerah, Tari Rakyat, Tari Balet, Tari Modern
Dance, Tari Musik Panggung atau Opera, Tari Pendidikan. Pada masing-masing bentuk tari di atas, dalam
perkembangannya didukung oleh masyarakat pendukungnya. Rentan atau kelemahan tari Klasik yang
berkembang saat ini lebih cenderung semakin sedikit diapresiasi oleh banyak orang. Prosentasi tarian ini
ditonton tidak sembarang waktu, melainkan banyak orang menonton koreografi tari yang memiliki pola
garapan bebas. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

210. SENI TARI190 Tugas: 1. Coba kalian buat suatu skema dari pembahasan bab ini ke dalam maket
kerja kalian. 2. Apakah ada diantara beberapa tarian di daerah kalian yang telah kalian pahami benar-
benar, termasuk rumpun jenis tarian yang mana buatlah klasifikasi tari yang ada di sekitar propinsi
kalian. 3. Apakah kalian dapat melakukan tarian yang kalian kenali dari sekian banyak yang berkembang
di daerah kalian. D. APRESIASI TARI NUSANTARA Dalam sejarah perjalanan hidup manusia yang banyak
memiliki aktivitas, kesenian menjadi sarana yang dapat digunakan untuk memberi pencerahan
keseimbangan jiwa agar memiliki pengembangan kemampuan jiwa ke arah seimbang dan selaras. Yang
bersangkutan dituntut untuk mampu menoreh dan memiliki keseimbangan jiwa melalui cara dan
apresiasi kehidupan dalam berbagai bentuk. Salah satu pencerahannya adalah melalui apresiasi
kesenian. Konsep apresiasi pada dasarnya mengamati seni melalui berbagai media, baik elektronik
maupun non-elektronik. Pengalaman menunjukan bahwa apresiasi terhadap seni kurang diminati oleh
banyak kalangan. Hal ini dapat terjadi mengingat manusia banyak dituntut untuk berlomba-lomba
memenuhi kebutuhan hidup sebanyak dan seluas mungkin. Dengan demikian baru dapat merasakan
seni ketika kondisi tubuh menjadi kenyang dan terpenuhi kebutuhan fisiknya. Tetapi para siswa dan
guru, kita harus ingat dan memahami,bahwa kebutuhan jiwa dapat terpenuhi tidak melalui makan atau
minum saja, melainkan kita harus melakukan pemenuhan kesegaran jiwa dengan cara memberikan
santapan jiwa. Santapan jiwa dapat dipenuhi dengan pencerahan berbagai rangsang atau stimulus
berhubungan dengan keindahan, khayalan, cita-cita maupun pencerahan lain yang dapat digunakan oleh
jiwa sebagai sarana berpikir santai, penuh vitalitas, hingga mampu membentuk kepribadian jiwa secara
utuh. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

211. SENI TARI191 Masyarakat pada umumnya dapat melakukan apresiasi secara ortodoks yakni dengan
melihat pertunjukan tari secara santai dan menurut cara yang dapat dilakukannya. Kemampuan
seseorang untuk melakukan apresiasi tari dilakukan dengan cara yang lebih kompleks dapat menjadikan
yang bersangkutan memahami pemaknaannya. Secara umum tahap-tahap apresiasi terhadap tari dapat
dijelaskan adalah sebagai berikut di bawah ini. 1) Persepsi, 2) Pengetahuan, 3) Pengertian, 4) Analisa, 5)
Penilaian, 6) Apresiasi, 7) Produksi (Jecquline Smith: sumber) Teknik dalam melakukan apresiasi agar
mendapatkan sesuatu yang diharapkan harus melalui suatu pendekatan. Adapun pendekatan yang
praktis dapat digunakan dalam mengapresiasi tari meliputi beberapa konteks yakni: 1) Pendekatan
aplikatif yang bersangkutan secara langsung masuk ke dalam lingkup di mana kesenian tersebut tumbuh
dan berkembang, 2) Pendekatan kesejarahan cara ini secara ortodok membaca dan mempelajari
literatur tertulis, jika memungkinkan masih bisa dilakukan dengan melakukan wawancara dengan orang
yang terlibat dalam sejarah dimana tarian tersebut tumbuh dan berkembang 3) Pendekatan problematik
pendekatan ini secara umum merupakan cara yang fenomental. Cara dan perilaku dalam mendekati
obyek harus dengan melalui pemecahan masalah secara elaborasi (menarik hubungan satu obyek
dengan pelaku BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

212. SENI TARI192 atau dengan masyarakat dimana tari tersebut tumbuh dan berkembang). Tidak dapat
dipungkiri bahwa tarian hadir berwujud gerakan. Apresiasi gerak tari didukung faktor pendukung tari
dan aspek-aspek estetik bentuk tari. Gerak tari yang dapat dilihat dan dicerna merupakan gerakan yang
didistorsi/stilisasi. Hal ini berhubungan dengan bentuk koreografi yang dipelajari pada pembahasan
pengetahuan tari. Pendukung tari meliputi kostum, musik iringan, tata teknik pentas, serta faktor estetik
yang menurut Elizabeth R Hayes disebut sebagai kesatuan tari yang hadir dalam pertunjukan. Upaya
yang dapat dilakukan dalam menghayati koreografi tari atau tarian sesungguhnya kesan yang menarik
bahkan menakjubkan apabila hadir berperan fungsi bagi sebuah penghayatan apresiasi. Dorongan untuk
melihat koreografi tari akan meningkat apabila wujud eswtetik bentuk tari secara harmoni dan
konstruktif mampu dicerap oleh pemirsa atau penonton. Dalam persoalan ini langkah untuk
menjelaskan tujuh aspek pencerapan apresiasi yang secara teoretis dijadikan sebagai pendekatan.
Pendekatan tujuh aspek teoretis digunakan untuk kegiatan apresiasi tari. Pengamatan tari-tari
Nusantara secara koreografis mendasarkan pada jenis tari, peran-fungsi tari, dan perkembangan Tari
Tradisional, Tari Nontradisional, Tari Upacara, Tari Pergaulan dan Tari Teatrikal. Apresiasi dimulai
tumbuh kembang dimana asal muasal tari-tari tersebut ada. Adapun dapat dijelaskan seperti uraian di
bawah ini. Aceh dan Sumatra Utara, Kental imbas pengaruh Melayu. Ciri dan bentuk tari lebih dekat ke
rumpun tari Melayu. Sumatra Utara (Sumut) tari Tor-tor gerak merapatkan dan mengembangkan ke dua
telapak tangan sambil bergerak di tempat dan geser kaki, Tari Cawan dengan membawa cewan di atas
kepala. Tari Serampang Dua belas dengan gerak berpasangan muda mudi yang sedang berdendang. Tari
Manduda, Tari Kain, Tari Andung-andung, Tari Angguk, Tari Tari Mainang Pulau Kampai, Tari Baluse, Tari
Tononiha, tari Terang Bulan, Tari Pisu Suri, Tari Baina, Tari Tari Barampek, Tari Basiram Tari Bulang Jagar,
Tari Buyut Managan Sihala, Tari Cikecur, Tari Kapri, Tari Karambik dll. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

213. SENI TARI193 Daerah Istimewa Aceh atau Nanru Aceh Darusalam (NAD).Tari Saman dengan
gerakan rampak dan berselang-seling, Tari Saudati ciri tari dengan menepuk anggota tubuh penari
masing-masing adalah penampakan ciri ke dua tari-tarian tersebut., Tari Anyung, Tari Ranu Labuhan.
Tari Asuk,Tari Bak Saman, Tari Bantal Tepok tari ini langsung menggunakan bantal sebagai komando
ritmik dan dinamika gerak melalui menepok bantal. Tari Bines, Bungong Sie Yung-yung, Tari Cincang
Nangka, Tari Cuwek, Tari Landak Sampot, Tari Dampeng, Tari Kederen, Tari Labehati, Tari Lanieu, Tari
Apeut, Contoh Tari adalah Tari Ngelajau. Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPa Gb. 3.72
Tari Ngelajau Gb. 3.73 Tari Turun Kuaih Ainen Liak-liuk gerakan lenggok, gerakan patah-patah diikuti
ayunan kaki, alunan gerak dengan alur-rentang sempit, serta gerak enersi penuh dan sinergis menjadi
salah satu pembeda ciri motif gerak dan bentuk gerak tari 5 wilayah propinsi yakni BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

214. SENI TARI194 Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu. Motif gerak pembeda
tersebut secara spesifik menjadi rumpun kalimat gerak tari-kalimat gerak tari yang hampir sama dari ke
5 wilayah rumpun tari seperti disebut di atas. Dalam penyajian tari dari ke 5 wilayah propinsi tersebut
secara jelas menjadi pembanding koreografi tari secara umum. Oleh sebab itu, Bentuk tari ke lima
wilayah propinsi tersebut menarik diungkapkan. Sumatra Barat dengan pola kombinasi gerakan silat dan
gerakan patah-patah serta ayunan kaki dan tangan menjadi ciri gerak dalam banyak tarian yang
dikembangkan pada koreografinya. Riau dengan gerakan khas Zapin yang mengandalkan gerakan
berpindah tempat melalui lompatan kaki dengan tangan sedikit pasif adalah motif gerak yang dominan
pada ciri geraknya. Jambi dengan lebih banyak mengandalkan dominasi motif-motif gerakan alunan,
gerakan tangan serta lompat kecil-kecil atau pendek-pendek banyak dikembangkan pada gerakan tari
putri di sisi lain. Sumatra Selatan dan Bengkulu dengan alunan gerak secara lembut dan mengalun
banyak dikembangkan pada motif gerak pada Tari Putri kesemuanya menjadi indikasi motif dan kalimat
gerak tari yang nampak mudah dibedakan. Secara umum representasi motif dan kalimat gerak pada
beberapa tari-tarian di kelima wilayah tersebut secara jelas terlihat saat diapresiasi. Beberapa tarian
mengandung motif dan kalimat gerak tari yang representatif disamakan. Motif dan kalimat gerak tari
yang ada dan berkembang di Indonesia kaya atas estetika etnik yang masing-masing menjadi ciri gerak
tarinya. Coba simak secara teliti beberapa contoh repertoar tari di bawah in,i di mana perbedaan dan
kesamaan motif dan kalimat gerak tarian tersebut. Jelaskan hubungan tari-tarian tersebut dengan
tradisonal etnik asal tari. Lakukan perbandingan secara empiris tari yang telah ditonton. Catat dan
uraikan perbedaan dan persamaan tarian yang baru kalian apresiasi tersebut. Secara umum ulasan
menyangkut keseluruhan perbedaan dan kesamaan tari yang ada lebih detail dan khusus diberi
simpulan- simpulan yang pantas dijadikan dasar tentang apresiasi yang kalian lakukan. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

215. SENI TARI195 Sumatera Barat Tari Piring, tari Payung, tari Rambai, tari Lilin, Tari Ampun Mende,
Tari Kain, Tari Karambik, contoh tarian yang ada di bawah ini adalah tari Rancak di nan Jombang
(garapan) Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.74 .Rancak di Nan Jombang. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

216. SENI TARI196 Riau: tari Japin, tari Persembahan tari Joget, tari Joget Lambak, Tari Zapin, Tari
Ambong, Tari Catuk, contoh tarian di bawah ini adalah tari Tabal Gumpita, Tari Lambak, ( Riau ) Sumber
Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.75 Tari Tabal Gumpita Gb. 3.76 Tari Joget Lambak
Bengkulu: tari Massal Andun, tari Massal Kijjai, tari Gandai, tari Sekapur Sirih, tari Bidadari, tari Tabot
(untuk penyambutan tgl 1 – 10 bulan Muharam)., tari Kain, tari Karan merupakan tari hiburan bengkulu
selatan ditarikan remaja putri. Tari Keris, tari Kikuk, Contoh di bawah ini adalah tari tabot (Bengkulu)
Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.77 Tari Tabot BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

217. SENI TARI197 Jambi, Tari Sekapur Sirih (tari untuk penyambutan tamu Agung dan pejabat daerah
yang hadir ke Jambi).Tari Joget Batanghari adalah tarian berpasangan, biasanya dilakukan sebagai
ungkapan kebahagian bersama, maka tari ini berbentuk tari sosial.Tari Dana Sarah adalah tari
menangkap ikan tari Angguk, tari Depan Tulang Belut, tari Kipas Perentah, tari Sauh, , tari Gunjing, tari
Mandi Taman, Tari Kain, tari Kelit Lang, tari Kepak Balam dll. Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.78. Tari
Sekapur Sirih BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

218. SENI TARI198 Sumatera Selatan, Tari Tepak/tari Tanggai dan tari Gending Sriwijaya (tari
penyambutan), tari Paget Pengantin dan tari Ngibing (tari pengantin), tari Tabur, tari Burung Putih, tari
Melimbang, tari Temu, tari Dana dan tari Sinjang (tari rakyat/pergaulan).Tari Andun, Tari Bebe, tari
Badaek, Tari Badalung, Tari Bayang Sangik, Tari Bedug dll Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi
GNP TMII Jkt Gambar di atas adalah 3.79.dan 3..80 Tari Bachincak-an BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN
219. SENI TARI199 Lampung memiliki budaya batas. Posisi geografis sangat menguntungkan. Hal ini
ditengarai adanya transformasi tari dari Jawa ke Lampung. Ini menjadi pijakan gaya tari tidak dapat
dihindari. Tari-tarian yang berkembang di sini antara lain tari Cangget tari putri dengan repertoar
mendemonstrasikan gerakan jari dengan property Cangget. Ayunan Tangan, Gerakan geser kaki
digunakan sebagai pola komposisi tari Tari Badana tarian pria sebagai ungkapan selamat datang. Tari
Babarau (Cemeti) digunakan sebagai tari adat untuk melakukan pinangan kepada mempelai putri
dengan properti cemeti. Gerak dinamis antara gerak patah-patah pada kaki dan tangan serta gerak
pencak. tari Batin, tari Melinting, tari Lepas. Tari Arus, Tari Bebe. Sumber Koleksi DepBudP Gb. 3.81 Tari
Ngelajau Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.82 Tari Ngelajau BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

220. SENI TARI200 Jakarta, Tari Cokek adalah tarian tradisi Betawi yang terdiri dari Topeng depan,
topeng Cantik, serta Topeng Angga. Tarian ini merupakan bentuk penggambaran karakter topeng. Tari
Blenggo, Tari Ronggeng, Tari Topeng Gong, Tari Ngarojeng, Tari Gong, Tari Tayub(Nayub). Sumber
Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.83 Tari Nyi Kembang Gb. 3.84. Tari Topeng .
Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.85 Tari Nyi Kembang BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

221. SENI TARI201 a Barat: Tari Kalana Topeng (Cirebon) adalah tari klasik dari kasunanan cirebon.
Komposisi tari pada tahun 1912 oleh Cik Anggar Resmi. Tari Merak, Tari Topeng, Tari Capang, Tari Dewi,
Tari Doger, , Tari Kandagan, Tari Kembang Puray, Tari Keris, Tari Ketuk Tilu, Tari Longser, Tari Candra
dewi, Tari Keurseus. Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.86 .dan 3.87 Ttari
Dogdog Lojor Sumber Koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 3.88 Tari Jaipongan BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

222. SENI TARI202 YOGYAKARTA, tari Bedhoyo, tari Srimpi, tari Golek Lima, adalah tari tradisional Kalsik
yang digunakan untuk upacara tertentu. Pertunjukan tidak sembarang orang dapat melihat. Tarian ini
biasanya terkait dengan upacara ngasung atau jengkar Sinuwun Dalem (Raja turun keprabon bertemu
rakyat di peringgitan). Tari Menak(Klasik) gaya gerak dengan laku dodok/jongkok. Pergelaran di
Pendopo. Konsep dan mode garapan Langendriyan dan berperan dengan melalui tembang. dll. Sumber
Koleksi Kusnadi Gb. 3.89 A.Tari Gagahan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

223. SENI TARI203 Jawa Tengah, Tari Srimpi 5, Tari Srimpi 9, tari Bondan, tari Golek, Tari Karonsih, Tari
Lawung,Tari Retnosari,Tari Panji, Tari Saptoretno, Tari Surenglaga, Tari Bondoyudo, Tari Anoman
Kataksini, Tari Bondoboyo, Tari Kridohumangsah, tari Rantoyo, Tari Menak Koncar, Tari Menak Jinggo
Dayun. Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.90 Tari Kresno Baladewa Gb.
3.91Tari Warak Dugder Jawa Timur, Tari NgRemo, tari Topeng (Madura), tari Bapong, tari Jejer. Tari
Atandak, Tari Embat-embat, Tari Emprak(tari putra/putri berpakaian wanita, pertunjukan secara
berkeliling, berperan seperti tledek atau Ledek. Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi GNP TMII Jkt
Gb. 3.92 Tari Bersih Desa Gb. 3..93 Tari Gelang Ro’om BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

224. SENI TARI204 Bali, Tari Pendet, tari Kecak, tari Legong, Tari Barong, Tari Kecak, Tari Rangde, Tari
Amiles Siku, Tari Ampok-ampok, Tari Andir Legong Keraton, Tari Arja, Tari Badong, Tari Bajra, Tari
Barong, Tari Basur, Tari Cak, Tari Cawan, Tari Dag, Tari Janger, Tari Ende, Tari Kebyar, contoh di bawah
ini adalah tari Badawang Nata (Garapan Bali) Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt
Gb. 3.94 dan 3.95 Tari Badawang Nala Nusa Tenggara Timur, tari Lenda Nusa Malole, tari Likurai, tari
Padoa, tari Carana, tari Soka Papak, Tari Ana Keka, Tari Bial Tojong, Tari Bidu, tari Danding, Tari Deda
Lolon, Tari Dio doe, Tari Elilola, Tari Kabana, Tari Kadhi Sago Alu, Tari Kataga tari tradisional putra yang
terdiri dari gerakan hentakan kaki & tangan. Tari Kei dll Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi
GNP TMII Jkt Gb. 3.96 .dan 3.97 Tari Taume Anuku BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

225. SENI TARI205 Sumber Koleksi Anj. TMII Jkt Gb. 3.98 A dan 3.98 B Tari Lupak Gurantang Sulawesi
Utara, Tari Lenso tari berpasangan muda-mudi, ditarikan pada saat pesta dan bulan purnama. Tari
Kabela aalah tari penghormatan tamu agung daerah, dilakukan kelompok gadis. Tari Maengket, tari
Turutenden, tari Kebesaran. Tari Kaka Lumpang tari hiburan rakyat di SulUt. Tari Kartili tarian hiburan
rakyat SulUt. Tari Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber GNP TMII Jkt Gb. 3.99 dan 3.100 Tentengkoren
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

226. SENI TARI206 Sulawesi Tengah, Tari Dabang adalah tari upacara mengasah gigi, kitanan, serta
penobatan putri masa akil balig. Tari Kandasara adalah tari ritual penghalau setan. tari Ana Tete, Tari
Banggai, tari Ando Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.101 Tari Randa Nabia BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

227. SENI TARI207 Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.101 Tari Randa Nabia Sulawesi Barat, Tarian dari
Sulawesi Barat memiliki banyak kesamaan dengan tari daerah Sulawesi lainnya. Secara umum beberapa
tarian yang ada antara lain adalah tarian Pajinang seperti gambar di bawah ini. Sumber Koleksi GNP TMII
Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.103 dan 3.104 Tari Pa’Jinang BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

228. SENI TARI208 Sulawesi Tenggara, Tari Lense (menceritakan kehidupan laut), tari Linda, tari
Lumunse, tari Mombesara, tari Dinggu, Tari Dero, Tari Kalegoa tari pingitan gadis Sul Teng, gadis akil
balig harus menarikan tari ini. Tari Salonde, Tari Kancara, Tari Katumbu, Tari Lumanse, tari Mangaro, Tari
Modero, Tari Moana, Tari Modelusi, Tari Moese,Tari Moleba, Tari Morasa, Tari Morengku, Tari Motaro
dll. Pada tarian panggayo ini penari bergerak lemah gumulai. Pergerakan tari lebih banyak memainkan
kain sarung sebagai properti tari. Pada saat tertentu kain sarung juga dimanfaatkan sebagai sarana
untuk keperluan garapan dengan memberikan kesan latar penutup, kain sarung menjadi sarana untuk
melakuka visualisasi peroperti tari lainnya. Sumber Koleksi Pribadi Gb. 3.105 Tari Ponggayo BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

229. SENI TARI209 Sulawesi Selatan, Tari Pajaga ini adalah tari kelompok property tari menggunakan
mandau, dilakukan oleh penari Putri dan. Tarian ini sakral dan untuk upacara tertentu saja. Tari
Pakarena(Klasik) adalah tarian lembut gerakan mengalun berkembang di Makasar. Tari Bissu tarian
kaum Banci mandau property tarinya. Tari Kajangki adalah tari upacara Perang. Tari Lule, tari Padudupa,
tari Pagalung, tari Mananeng, tari Pasuloni, tari Moseng, tari Pettenung, tari Bisaro. Tari Alu-alu, Tari
Alusu, Tari Cip Cip Po, Tari Daok Bulang, Tari datu Museng, tari Denggo, Tari Dumono, Tari Losa-losa, Tari
Mak Bandong, Tari Mak Jekne-jekne, Tari Mak Randing, Tari Maklatu Kopi, Tari Makrencong-rencong,
Tari Maluyya, Tari Malemmo, Tari Manganeng, Tari Mangayo, Tari Mangandak, Tari Mappacci, contoh
tari-tarian di bawah ini adalah Tari Pabate Pasapu, Tari Kondo Bulang, Tari Tano Doang). Sumber Koleksi
Pribadi Gb. 3. 106 Tari Pabete Pasapu Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.107 Tari
Kondo Bulang Gb. 3.108 Tari Tano Doang BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

230. SENI TARI210 Kalimantan Timur, Tari Belian adalah tari untuk menyembuhkan orang sakit. ditarikan
pada masa paceklik, oleh 4 wanita, 1 orang lelaki(pawang). Gerak kaki tangan bebas kadang berputar
seperti gangsing.Tari Anggo, Tari Gantar, tari Perang, tari Hudok, Tari Belahong, Tari Belaong, Tari
Bekuku, Tari Bejo Ujo, Tari Burung Enggang, Tari Datun dll. Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.109 Tari
Perang KaBarat: tari Capin Tari Jongjana, tari Amboga, tari Totokng, tarsaku Ayu, tari Tandasambas, tari
Sirang, tari TemboPada beberapa tarian dari Kalimantan Barat memiliki latar belakang budaya yang
dekat dengan pesisir. Ciri tariannya lebih dipengaruhi alam sekitarnya. Beberapa jenis tari yang ada
antara lain adalah: Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3110 dan 3.111 Tari
Dara Juanti BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

231. SENI TARI211 Pada tarian di Kalimantan Selatan banyak yang memiliki motif dan bentuk penyajian
yang hampir sama pada ke empat wilayah daerah tersebut. Kalimantan Selatan memiliki tari-tarian yaitu
tari Tirik Lalan, tari Japin Sigan, tari Topeng Panji, tari Gandut, tari Mantang, Baksa (Ajaran,
Tameng,Tumbak), tari Balian Bukit, Tari Bogam. Sumber Koleksi Anj TMII Jkt Gb. 3.112 Tari Tarik Lalan
Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.113 dan 3.114 Tari Baharuan BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

232. SENI TARI212 Kimantan Tengah: tari Giring-giring, tari Mandau Talawang dan Kapuas, tari Manjuluk
Sipa, tari Kinyah Bawi, tari Boleong Dadah, Tari Tambung, tari Kinyah Pampulu, Tari Banggai, Tari
Badeder, Tari Bahala, Tari Balian Bawo, Tari Bukung, Tari Kangkurung, Tari Kanjan, Tari Karaenta, Tari
Kinyah Danum. Sumber Koleksi Jursuan Tari UNJ Sumber Koleksi Anj. TMII Gb. 31.115 Tari Giring-giring
Gb. 3.116 Tari Giring-giring Maluku, Tari Caka Lele, tari Lenso, tari Mutiara, Tari Dendang Dilale, Tari
Denge-denge, Tari Dodobol, Tari Maru Putih, Tari Mabileose, Tari Due Sumber Koleksi TMII Jkt Sumber
Koleksi TMII Jkt Gb. 3.117 Tari Milau Gb. 3.118 Tari Persembahan BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

233. SENI TARI213 Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.119 dan 3.120 Tari
Bambu Gila Irian Jaya, Tari Yospan, tari Wor, tari Dombe., Tari Aluyen, Tari Aniri, Tari Aya Nende, Tari
Det Pok Mbui, Tari Dow mamun, Tari Etol, Tari Kampu, Tari Meitoro Meisawe,TariMbis Pok Mbui, Tari
Meto, Tari Ndi, Tari Mooni. Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.121 dan
3.122 Tari Ndaitita BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

234. SENI TARI214 Pada Buku ini diselipkan beberapa tari daerah propinsi yang baru di Indonesia. Tari
Daerah dimaksud adalah tari daerah Banten dengan tari Dhalaalail Panggungjati dan Bangka Belitung
(Babel) Tari Tepulut. Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.123 dan 3.124 Tari
Dhalaalail Panggung Jati Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Gb. 3.125 dan 3.126
Tari Tepulut BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

235. SENI TARI215 Setelah kalian mengenal tari-tari tradisi Indonesia, pelajari dengan seksama jenis-
jenis tari tari yang memiliki peran fungsi di masyarakat sesuai pola garapan, penyajian dan
perkembangan yang dimilikinya. . Sbagai contoh di sini dapat disebut tari Gending Sriwijaya merupakan
tari upacara, untuk penghormatan tamu agung, upacara pengantin. Tarian ini mempunyai pola lantai
yang sangat sederhana, penyajiannya cukup unik, di mana pengantin wanita ikut menari bersama penari
lainnya. Coba kalian sebutkan lagi tari-tari lainnya yang ada di Indonesia seperti contoh di atas
dilengkapi dengan asal daerahnya. Cermati bentuk- bentuk tari tersebut secara spesifik, baik melalui
gambar maupun pengamatan langsung. Analisalah tari-tari yang kalian amati, kemudian uraikan
berdasar pendapat kalian. Coba kalian jelaskan tentang irama, bentuk gerak, iringan tarinya, serta
bandingkan dengan satu atau beberapa tarian lain yang kalian pahami. Contoh kegiatan apresiasi
terhadap tari Gending Sriwijaya, sekarang Anda apresiasi bentuk tari lainnya, misalnya tari karya Bagong
Kusudiarjo (Jawa Tengah), tari karya Tjetje Soemantri (Jawa Barat), tari karya Gusmiati Suid (Padang),
tari karya Retno Maruti (klasik Jawa Tengah) bahkan mungkin tari-tarian Guruh Soekarno Putra yang
spektakuler, tari karya Sardono (kontemporer) atau tari-tari yang sering digunakan “penari latar”.
Cobalah kalian temukan dan kenali tentang identifikasi tari-tari yang kalian lihat melalui video yang
kalian tonton pada waktu guru kalian memberi tugas. Bagaimana peran fungsi tari yang kalian amati,
pola garapan, penyajian, gerak, rias-busana, dsb. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

236. SENI TARI216 Kemudian kalian dapat memetik nilai-nilai serta makna dari tari Gending Sriwijaya
berdasarkan sinopsis tarian tersebut dan beri komentar terhadap gerak-gerak yang diamati. Rasakan
dengan menghayati bagian per bagian dari gerak tarinya, dan terakhir kalian dapat menemukan tari
yang serupa atau sejenis dari daerah lain. Amati salah satu bentuk Tari Tradisional, Tari Nontradisional,
Tari Upacara, Tari Pergaulan/Sosial, Tari Teatrikal secara seksama. Pahami isinya dan klasifikasikan tari
kalian amati tersebut ke dalam fungsinya. Cobalah kalian menspesifikasikan ke dalam aspek mode
penyajian dan bentuk tarinya, sehingga tarian tersebut dapat kalian simpulkan termasuk ke dalam jenis,
peran dan bagaimana kedudukan perkembangannya pada waktu sekarang, nilai atau pesan apa yang
ingin disampaikan melalui repertoar tari tersebut. Sudah pada tingkat manakah kegiatan pencermatan
dalam wujud apresiasi ini?. Latihan 1. Melalui tayangan tari-tarian yang telah kita amati, coba jelaskan
latar belakang, fungsi-peran tari dalam kehidupan masyarakatnya. Sebutkan ciri gerak spesifik yang
menunjukkan tari tersebut sebagai Tari Upacara (Adat) 2. Buat Analisis apresiasi jenis tari Tradisional
Indonesia. Bagaimana kegiatan apresiasi terhadap suatu Koreografi tari Tradisional. Adapaun teknik
penyampaiannya sebagai berikut: 1) Judul Tari, 2) Nama dan asal koreografer, 3) Sinopsis atau uraian
singkat tentang proses koreografi, nama dan jumlah penari 4) Jenis tari, fungsi-peran atau tujuan tari, 5)
Waktu dan tempat pertunjukan, 6) Keunikan gerak ditinjau (aspek tari), 7) Ide pijakan gerak, 8) Ekspresi
gerak atau ekspresi penari, 9) Musik iringan tari, 10) Tata rias dan busana, 11) Properti, 12) Setting atau
stage, 13) Pola lantai, 14) Tata cahaya atau lighting. Kegiatan apresiasi ini diakhiri dengan melakukan
penilaian terhadap tari yang diamati, baik dengan ukuran kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan
kesepakatan diantara kelompok. Perlu diingat kajian budaya yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
dapat memberikan kontribusi dalam mengulas tanggapan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

237. SENI TARI217 terhadap tari yang diamati, karena pada dasarnya bahwa budaya masyarakat
setempat akan mempengaruhi tehadap bentuk tari yang dihasilkan, sehingga masing-masing tari akan
memiliki keunikan berdasarkan ciri atau karakteristik masyarakatnya. Rangkuman Apresiasi adalah
kegiatan pengamatan atau menonton suatu bentuk karya tari, tetapi lebih pada mencermati dan
menganalisis isi (makna) yang terkandung dalam koreografi tari tersebut. Kegiatan apresiasi diakhiri
dengan memberikan penilaian/penghargaan sehingga diharapkan mampu mengkualifikasi koreografi
tari tersebut. Kegiatan apresiasi harus disesuaikan dengan karakteristik yang menonton (siswa, guru,
mahasiswa) karena tingkat apresiasi ditentukan kebiasaan masyarakat penonton. Masyarakat Bali
memiliki tingkat apresiasi yang tinggi, karena tarian menjadi ekspresian spriritual masyarakat Bali. Tujuh
tahap kegiatan apresiasi dapat dijadikan sebagai media teknik memberikan ulasan siswa, guru,
mahasiswa.Tahapan tersebut dapat digunakan sebagai pijakan mencermati isi, menganalisis,
menghargai dan memproduksi koreografi berdasarkan hasil pengamatan. Unsur kreatif dan inovatif
dapat digunakan sebagai pengembangan berkarya (kolaborasi) pertunjukan tari yang spektakuler (hasil
perpaduan tari tradisi, kreasi dan moderen). BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

238. SENI TARI218 PETA KONSEP ESTETIKA TARI Estetika Tari Keunikan Ide-ide Teknik Tari Estetika
Kreatif Tari-tari Pendidikan Pengamatan Proses Kreatif Berdasarkan Hasil Apresiasi Komposisi Tari Bagan
3. 1 Deskripsi Struktur Ide dalam Koreografi BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

239. SENI TARI219 E. NILAI-NILAI KEINDAHAN TARI Keindahan tidak nampak sebagai makna nilai.
Keindahan sesuatu bukan merupakan kualitas obyek. Nilai keindahan suatu benda belum menjadi
jaminan indah bagi semua yang menghargainya. Keindahan bentuk seni dapat dikenali melalui
kenyataan pengaruh-pengaruh karya yang telah memberikan batas-batas kemampuan kita di dalam
menghayatinya. Keindahan benda seni yang kita tangkap melalui panca indra, merupakan keindaha yang
semu sifatnya. Pada hakikatnya, keindahan berpedoman kepada pengertian yang mempersyaratkan
adanya kepentingan selera, pemahaman, kepekaan, membedakan dan mengapresiasi makna sebuah
bentuk karya seni (Jazuli: 2003, 113). Penghayatan terhadap berbagai kebutuhan tentang selera, yang
mampu menimbulkan makna terhadap penghayatan simbol-simbol sebagai media dalam karya seni baik
berhubungan dengan gerak(tari), nada(musik), garis dan warna (rupa), serta wahana komunikasi adalah
kemampuan bagaimana cara kita untuk mengapresiasi dan menghayatinya. Dalam seni tari, proyeksi
munculnya keindahan tari adalah bagaimana kesan makna yang dapat diartikulasikan kita menjadi
bentuk kepuasan suatu pengalaman estetik yang pada saat itu hadir sebagai bentuk gerak yang sangat
indah, adalah kesan- kesan yang dapat dimaknai sebagai pemenuhan kebutuhan estetis kita. Arti
kenikmatan dan perwujudan sesuatu kesatuan tentang gerak beserta pendukungnya yang berfungsi
secara inderawi bekerja merespons bentuk-bentuk seni menjadi bermakna bagi kehidupan kita. Dalam
memahami nilai-nilai keindahan karya seni tari tidak boleh terikat dengan masyarakatnya atau kita
masuk ke dalam situasi dan keadaan lingkungan dari mana tari tersebut berasal. Oleh karena itu,
keindahan tari ditetapkan berdasarkan kesepakatan lingkungan, alasan dimana wiraga, wirasa, dan
wirama tari dan gerak hadir secara bersama. Kenyataan inilah dimana situasi keindahan makna sebuah
nilai keindahan dapat terproyeksi secara benar, tanpa intrik, dan pengaruh yang bakal menciptakan
situasi dimana rasa keberpihakan menjadi dewa dalam menentukan keindahan sebuah karya seni.
Namun demikian, hal yang terjadi dalam menilai suatu keindahan tari di Jawa telah mematok melalui
sejumlah kriteria mencakup beberapa unsur penting seperti dapat dilihat dalam bagan konsep di bawah
ini sebagai berikut: BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

240. SENI TARI220 Pacak: Pancat: Kriteria yang ditetapkan dan Kesinambungan motif gerak ditaati dalam
melakukan gerak. satu dengan lainnya. Dalam tari Penari mampu mencapai perubahan gerak harus
selaras ekspresi gerak dengan dan serasi. ketentuan karakter peran. Luwes: Wilet: Sifat selaras dan
harmonis Kreativitas penari dalam penari dalam menghayati gerak. bergerak. Gaya gerak pribadi Penari
harus mampu dalam teknik gerak jadi mengendalikan gerak, bukan ketentuan. Penari harus mampu sifat
aslinya atau lebih untuk menggerakan tari lebih menarik. karakter peran. Lulut: Irama: Kriteria
menghayati gerak Kriteria mengatur kecepatan, secara mengalir (mbanyu mili) tempo, tekanan gerak
dipahami Artinya rangkaian gerak runut, dan dihayati berkaitan dengan dihafal, berkesinambungan.
irama tari dan musik. ketentuan Penari mampu menghayati gerakan tari. gerak. Ulat: Gendhing: Kriteria
ekspresi mimik guna Kriteria pemahaman musik, mencapai dramatik, peran, dan gendhing, dan
instrumen ungkapan gerak (marah, sedih, menjadi penguasaan penari. tenang, lucu, dan sebagainya).
Musik iringan harus direfleksikan secara baik melalui penampilan dan suasana. taati dalam melakukan
gerak. Penari mampu mencapai ekspresi gerak dengan ketentuan karakter peran Bagan 3.2 Prototipe 8
Kriteria dalam Memenuhi Kemampuan Menari BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

241. SENI TARI221 Joged Mataram Nilai normatif tari baru saja bergulir. Tari Jawa Yogyakarta, Tari
Surakarta, dan Tari Bali merupakan awal terwujudnya Standarisasi Tari. Pendidikan Menengah Kejuruan
(Dikmenjur) secara Nasional sebagai lembaga pemula yang menetapkan tari memiliki standar di
Indonesia. Walaupun terkesan terlambat, Dikmenjur secara periodik menetapkan standar tari bagi Tari-
tarian Sunda, Sulawesi, Tari Jawa Timur, dan Tari Sumatra Barat. Secara performatif ketentuan standar
penilaian untuk kepenarian yang telah disepakati dan didukung oleh masyarakat di mana komponen
Daerah ikut bertanggung jawab atas penetapan serupa. Pemberlakukan ketentuan nilai normatif tari
tersebut diakui banyak kalangan. Pada Joged Mataram, masalah Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh
juga menjadi wujud performansi dari kriteria dasar ketentuan normatif tarinya. Secara umum masalah
yang sama dimiliki pada beberapa daerah lain di Indonesia. Secara lengkap informasi tersebut dapat
dilihat pada buku standarisasi tari-tarian sebagai berikut yakni. Sulawesi, Bali, Sumatra Barat yang diacu
da dijadikan landasan kepenarian dakui dan dijadikan acuan secara konsisten. GREGET: SEWIDJI: Daya
kekuatan emosi. Konsentrasi diarahkan pada satu Ungkapan ekspresi peran tujuan. Kesadaran
konsentrasi dalam untuk mewujudkan dinamika, menari merupakan kesanggupan kontrol gerak,
pengendalian gerakan yang diperagakan. diri sexcara maksimal. Makna kesanggupan melakukan
Kedalaman penghayatan sesuatu yang sedang dilakukan dalam gerak, peran dan bentuk atiket dan
impresif. pengendalian diri yang paling penting dalam melakukan gerak tari. ORA MINGKUH: SENGGUH:
Ketebalan prinsip percaya diri. Kepercayaan pribadi yang Biasanya berhubungan dengan dapat digunakn
untuk penjiwaan karakter tokoh, jenis gerak memaknai gerak, kedalaman yang dilakukan, serta makna
yang isi karakter, serta kepercayaa harus diungkapkan secara memenuhi yang dapat digunakan untuk
syarat membantu aktivitas yang dilakukan. Bagan 3.3 Karajkter tokoh harus menjadi Joged Mataram
simbol peraga dalam membawakan peran. Peran terkait dengan penghayatan tokoh BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

242. SENI TARI222 Dalam tari tradisional, ikatan wiraga, wirama, dan wirasa (3 W) dalam
perkembangannya dipakai sebagai cara mengevaluasi kualitas penari dalam menari. Pengkatagorian
yang lazim digunakan berhubungan dengan irama, dramatik, dan suasana tari. Konsep ketiga W ini pada
pelaksanaan di suatu momen sangat berperan fungsi dalam cara menilai bentuk fisik, kemampuan
menguasai irama atau iringan tari, serta penghayatan prima terhadap karakter, penghayatan gerak serta
olah rasa. Secara singkat keterkaitan ketiga W adalah sebagai berikut: WIRAGA: WIRASA Keterampilan
penari diukur melalui indeks yang menentukan kualitas Tari melalui simbol tarinya. Kualitas menyangkut
kepada gerak bentuk sikap dan geraknya secara direpresentasikan berkesinambungan dan memenuhi
membawa misi. Misi standar kualitas penghayatan gerak. inilah yang digunakan oleh wirasa untuk
disampaikan kepada audien. Oleh sebab itu wujud penghayatan atas wirasa lebih ditekankan pada
penghayatan karakter WIRAMA : peran, gerak yang dilakukan, dan ekspresi yang Kemampuan
penguasaan irama, baik ditampilkan menjadi hubungan dengan gerak dan bagian dari wirasa tari.
musiknya. Kepekaan tari menentukan kualitas penghayatan atas gerak dan musiknya. Bagan 3.4 Bagan
Keterampilan Tari: Peta Keterukuran Keterampilan Tari untuk Penari. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

243. SENI TARI 222 BAB IV KOREOGRAFI Pengetahuan Komposisi dan Mencipta Tari A. Pengetahuan
Dasar Komposisi Tari Dalam membicarakan komposisi tari atau penciptaan karya (koreografi), hal utama
yang harus diketahui adalah pengetahuan dasar komposisi tari. Pengetahuan tentang komposisi tari
pada dasarnya merupakan alat untuk membahas- tuntas berbagai hal yang dibutuhkan menyangkut
komposisi tari (koreografi). Pengetahuan komposisi tari secara hakiki menjadi bahan yang diacu secara
dasar dalam hubungan dengan koreografi. Landasan ini digunakan karena berbagai pengetahuan
berkenaan koreografi ada di situ. Dengan demikian secara tidak langsung pengetahuan dasar komposisi
menjadi wahana untuk mengantar seseorang membuat komposisi tari atau koreografi. Pengetahuan
komposisi tari menjadi sumber yang dapat digunakan untuk produksi tari. Sarana ini sebagai wahana di
dalamnya terdiri dari berbagai elemen umum yang secara khusus mampu membedah tata cara dan
teknik perencanaan bagi seseorang dalam mengkomposisi tari atau koreografi. 1. Apa komponen
komposisi tari? Berdasarkan beberapa sumber penulis yang ada kaitannya dengan pengetahuan
komposisi tari seperti La Mery, Jecquiline Smith, Rudolf Laban, Elizabeth R Hayes dan masih banyak lagi,
mereka ikut bertanggung jawab dalam kaitan dengan teori-teori yang dapat digunakan sebagai referensi
komposisi tari. Pengetahuan untuk membuat komposisi tari atau koreografi sebenarnya dapat dipahami
secara umum saja. Akan tetapi bagi pemula yang baru dan harus bekerja secara ilmiah, referensi ini
selayaknya jangan ditinggalkan. Beberapa sumber buku tentang pengetahuan komposisi tari,
menyebutkan bahwa tahap-tahap membuat komposisi tari secara lahiriah menjadi suatu fase atau
proses kreativitas yang mendalam terjadi pada seseorang. Acuan yang ada selanjutnya digunakan untuk
proses kreatif yang pada akhirnya dapat lahir BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

244. SENI TARI 223 dan dijadikan suatu patokan di mana pijakan tersebut selanjutnya dapat
digambarkan mengacu pada pola-pola sebagai berikut 1 Mengkhayalkan • Dapatkan akses khayalan,
masukkan ke kapasitas ingatan, tuangkan ingatan kembali menjadi khayalan- khayalan yang dapat
menciptakan khayalan baru. • Bebaskan proses berpikir yang tidak-tidak, sehingga khayalan-khayalan
yang muncul dapat berkembang, dan dengan senantiasa berganti-ganti dengan sangat cepat (seperti
kaleidoskop). • Gunakan khayalan dan daya imajinasi sebagai alat penemuan. 2 Merasakan • Belajar
melihat, menyerap, dan merasakan secara mendalam apa yang dapat digunakan sebagai jaminan
munculnya khayalan berupa ide • Menjadi sadar akan sensasi dalam diri berkaitan dengan kesan-kesan
penginderaan. 3 Menghayati • Menghayati perasaan yang berkaitan dengan temuan- temuan dalam
kehidupan menjadi sadar akan sensasi- sensasi dalam tubuh. 4 Mengejawantahkan • Temukan kualitas-
kualitas estetis yang secara integral berkaitan dengan bayangan-bayangan dan curahan pikiran yang
berkembang. • Biarkan curahan pikiran yang muncul dalam bentuk pemahaman dan khayalan-khayalan
yang mampu diejawantahkan atau dituangkan menjadi ide-ide gerak yang dapat melawati pengalaman
awal. 5 Memberi Bentuk • Biarkan ide terbentuk secara alamiah • Gabungkan unsur-unsur estetis
sedemikian rupa sehingga bentuk akhir dari tarian melahirkan ilusi yang diinginkan dan secara metafora
menampilkan angan-angan dalam batin. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

245. SENI TARI 224 B. ELEMEN-ELEMEN DASAR KOMPOSISI TARI Seperti telah disinggung pada
pengantar pengetahuan komposisi tari tentang membuat komposisi tari atau koreografi bahwa referensi
yang banyak terkait dengan koreografi adalah buku karangan Elizabeth R Hayes dan Jequeline M Smith,
La Merry, Laban, maka di bawah ini secara berturut dapat dijelaskan peta konstruksi pengetahuan
koreografi secara jelas dapat diuraikan adalah sebagai berikut. 1. Disain Gerak Manusia beraktivitas
sehari-hari memerlukan gerakan tubuhnya, dalam memanfaatkan gerakan yang tanpa disadari gerak
mendukung aktivitasnya secara maksimal. Dalam kaitan dengan tari, gerak merupakan unsur yang
penting, dimiliki seorang penari sebagai sumber untuk aktivitas menari. Gerakan menari merupakan
gerak yng digunakan untuk mengungkapkan perasaan, dengan harapan untuk mendapatkan tanggapan
orang lain. Gerakan tari berbeda dengan gerakan bekerja atau gerakan olah raga, karena gerak tari
sebagai ungkapan ekspresi sedangkan gerakan olah raga untuk prestasi. Masalah gerak pada dasarnya
merupakan unsur utama dalam tari. Bentuk, format, dan sikap maupun posisi gerak menentukan
bagaimana suatu gerakan harus diperagakan. Format gerak berhubungan perubahan sikap, posisi, dan
kedudukan dari suatu benda. Disain gerak secara nyata merupakan unsur 3 dimensi yang memiliki
panjang, lebar dan volume. Kedudukan gerak didesain menjadi bentuk benda selama menempati posisi,
kedudukan, dan momen berpindah dari satu posisi ke posisi lain. Gerak dalam tari secara kedalaman
memiliki merupakan media ungkap dari pernyataan dan ekspresi. Dalam tarian gerak merupakan unsur
baku. Gerak terdiri dari tenaga, ruang dan waktu dan berhubungan erat dengan wirasa, wirama, dan
wiraga. Tenaga dalam gerak tari berhubungan dengan energi yang dikeluarkan untuk bergerak sesuai
kebutuhan intensitas, kualitas, dan tekanan. Intensitas banyak sedikitnya berhubungan dengan tenaga
untuk pergerakan, tekanan atau aksen berhubungan dengan penggunaan energi secara merata atau
tidak melalui penyaluran kekuatan bergerak dari seorang penari. Kualitas gerak juga menjadi prioritas
gerakan dipelajari. Tenaga yang disalurkan menghasilkan bentuk, gerakan mengayun, mengalir,
bergetar, menahan dan sebagainya sangat BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

246. SENI TARI 225 bergantung pada bagaimana teknik seorang penari melakukan kualitas gerakan
secara sempurna. Para siswa coba lakukan dalam hal ini bagaiama kalian mampu merasakana gerakan
yang dapat dilakukan secara berbeda dalam kaitannya dengan jenis gerakan tegang, kendur, mengalir,
dan patah-patah. Coba jelaskan perbedaan yang dapat kalian rasakan melalui pengalaman bergerak
secara terus menerus khususnya pada saat kalian belajar menari. Gerakan tari dapat dibentuk melalui
disain yang dibuat. Bentuk dan kapasitas serta kebutuhan tenaga yang disalurkan menjadi makna
gerakan tari yang pada nantinya diungkapkan. Standar gerak tari dibutuhkan untuk ungkapan ekspresi,
kekuatan dan jangkauan gerak, serta kedalaman makna gerak yang dapat dirasakan secara terstruktur
oleh peraga tari dalam menarikan suatu tarian. Oleh sebab itu, bentuk, konstruksi, dan kedalaman isi
suatu tarian sangat menentukan bagaimana tari dapat menimbulkan kesan emosi bagi pengamat atau
yang menontonnya. Para siswa sekalian, coba rasakan bagaimana kalian mampu mengolah gerakan-
gerakan yang memiliki sifat gerak mengalir, mengayun, patah-patah, tegang-kendur serta berbagai jenis
gerakan yang dapat didesain secara mudah oleh kalian sendiri. 2. Disain Musik Musik pada dasarnya
bunyi-bunyian yang ditimbulkan oleh sumber bunyi. Jenis musik yang teratur disebut ritme, sedangkan
yang tidak teratur dapat disebut dengan bunyi saja. Bunyi yang teratur sesungguhnya merupakan disain
musik. Masalah tempo atau ritme, dinamik dan sinkop yang terdapat dalam bunyi suatu musik dapat
membentuk irama dan dinamik yang mampu menggugah rasa kita untuk mengekspresikan gerak.
Bentuk wujud dan variasi bunyi yang ditimbulkan melalui alat musik dapat digunakan untuk memberi
ruh musik yang digunakan untuk mengiringi koreografi. Motif, bentuk, jenis, dan dinamiknya dapat
bermacam-macam bentuk. Teknik dan cara memainkan alat musiknya juga berbeda satu jenis alat
dengan alat lainnya. Desain musik agar dapat menghidupkan koreografi perlu digunakan kemampuan
musical yang berhubungan dengan bekal kemampuan dan kecakapan dalam mengukur kekuatan serta
bagaimana teknik menghasilkan dinamika secara variatif. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

247. SENI TARI 226 Musik orkestra berperan dalam memberikan bermacam warna bunyi dan variasi alat
yang digunakan. Secara kuantitatif peralatan musik yang banyak mampu menghadirkan kesan dinamis,
hegenitas, serta banyak penafsiran yang digunakn untuk mencapai klimaks garapan. Di sisi lain, secara
kualitas instrument alat musik yang banyak tidak signifikans untuk menghadirkan klimaks yang berkesan
dan memiliki kekuatan garapan. Paduan keduanya secara sinergis dapat menghidupkan koreografi
semakin kaya penuangan ekspresi musikal. Cara garap desain musik dapat dikembangkan dengan
melalui penggunaan alat musik tradisonal dalam bentuk gamelan, musik diatonis dalam wujud alat-alat
musik barat. Melalui penggunaan jenis alat musik yang berbeda watak dan jenis memiliki karakter yang
dapat digunakan untuk memberi corak irama, tekanan, ritmik, dan alunan suara secara tepat dan benar.
Tantangan mendasar yang paling mencolok apabila koreografer yang tidak memilikibekal ilmu musik dan
musical yang tinggi akan tabu an tidak mengerti kepekaan musikal yang harus dituangkan dalam musik
iringannya. Apabila hal ini terjadi akan membawa dampak yang kurang positif dalamm koreografinya.
Koreografer yang memiliki kecakapan ganda akan menjadi asset pengetahuan yang tidak henti-henti
dalam penggarapan koreografinya, hal ini membutuhkan kemampuan dan keterampilan keduanya di
bidang seni. Masalah desain musik yang paling pokok adalah memiliki konsep bagaimana cara
mewujudkan bentuk awal, perkembangan, klimaks, penahanan akhir dan penurunan secara koreografis.
Penggunaan alat musik yang dibutuhkan dapat memberikan keserasian musik iringan dan bentuk
koreografi yang dikembangkan secara maksimal. Cara dan teknik ini sangat dibutuhkan dalam penataan
koreografi yang lebih mendasar. Kemampuan seseorang dalam menghidupkan musik memiliki karakter
bunyi serta kekuatan untuk membangkitkan impresi rasa bagi pendengarnya dibutuhkan penghayatan
rasa bunyi secara khusus. Kepekaan rasa musical inilah yang dapat digunakan oleh seseorang dalam
menghidupkan dinamika secara harsontal dimana dalam pengolahan rasa musik lebih ditentukan pada
bagaimana cara seseorang tersebut dalam mengusun, merangka, dan menata melodi, dinamika, dan
sinkop-sinkop bunyi secara variatif, mendalam, dan dengan menggunakan teknik sentuhan musical yang
professional. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

248. SENI TARI 227 Kemampuan dan kekuatan menjalin rasa musical menjadi bentuk musik yang
memiliki kapasitas dan intensitas rasa musical ditentukan pada hasil elaborasi dalam mendesain musik
secara cermat. Kecermatan yang dimaksud inilah merupakan sentral kepekaan musik dari seorang yang
mampu menggarap musik secara hidup dan penuh sentuhan. Di bawah ini adalah jenis alat musik
Gamelan Jawa yang berlaras Pelog dan Slendro (Pelog dan Salendro/Sunda). Alat musik lain dalam
bentuk alat musik diatonis seperti contoh gitar, piano, drum, organ, dan lain-lain. Sumber: Jurusan Tari
UNJ Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.1 Perangkat Gamelan Sunda Gb. 4.2 Perangkat Gamelan Jawa
Sumber: Jurusan Tari UNJ Gambar 4.3 - 4.4 alat musik diatonis Gitar dan Dram BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

249. SENI TARI 228 3. Desain Lantai Garis-garis yang dilalui oleh penari disebut desain lantai. Gambar
desain lantai ini dalam pengertian lain adalah garis yang dibentuk oleh formasi penari kelompok. Secara
umum desain ini terbagi ke dalam dua bagian yakni desain garis lurus dan disain garis lengkung. Aspek
desain lantai dapat tergambar secara ilustratif melalui lintasan gerak penari. Penari membuat konsep
ruang pentas yang secara geografis berhubungan dengan garis, ruang gerak, dan posisi penari pada saat
diam. Garis menyudut atau diagonal, lengkung, zigzag, lurus, bahkan berbentuk lingkaran dapat terlihat
penonton melalui gerakan melintas penari saat bergerak. Gerakan dengan berpindah tempat dilakukan
secara jelas hubungannya dengan gerak tangan, kaki, tubuh, kepala. Pola garis lurus dapat dibuat ke
depan, ke belakang, dan ke samping atau serong. Formasi garis lurus juga dapat dalam bentuk segitiga,
segi empat, huruf T, huruf V, dan bentuk lain seperti desain zigzag atau kebalikannya. Di sisi lain, garis
lengkung dapat berwujud ular, spiral, lingkaran, angka delapan dan sebagainya. Garis lurus yang dilukis
di lantai memberikan kesan sederhana tetapi kuat, sedangkan pada desain garis lengkung memiliki
kesan lembut dan lemah. Pola garis yang dan tergambar di lantai untuk bentuk garis dijumpai pada tari-
tarian Klasik Jawa, tari Hula-hula dari Hawai, dan banyak tari-tarian rakyat yang masih belum banyak
digarap. Desain garis lengkung banyak terdapat pada jenis tari komunal kerakyatan yang berciri
kegembiraan. Pada jenis tari- tarian dari Muangthai dan Jepang juga Tari Tradisi Klasiknya banyak
menggunakan desain garis lengkung. Gerakan jalan, lari cepat, geser ke kanan-kiri, secara dinamis dapat
dilakukan dengan variasi gerak dan pola gerakan berulang atau berganti-ganti (kanan-kiri). Beberapa
variasi gerakan yang nyata dan pola gambar yang dilukiskan pada lantai dibayangkan secara imajinatif
dalam angan-angan. Sifat disain di bawah ini lebih menunjukan pada sifat-sifat yang mirip antara satu
sisi dengan sisi lainnya. Siswa dapat melihat bagaimana bentuk dan model sifat desain yang
berhubungan dengan sifat yang simetri dan tidak simetri. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

250. SENI TARI 229 4. Desain Atas Disain atas dilukiskan melalui gerakan mengayun-ayun atau
melambaikan tangan di atas garis bahu. Ruang desain atas dapat diciptakan lagi melalui gerakan yang
sesaat melayang di udara dengan dasar kaki sebagai tumpuhan berada di atas permukaan lantai atau
landasan tumpu. Gerakan yang memiliki kesan disain atas dilakukan penari dengan cara meloncat,
melompat, melayang sesaat di udara. Batas-batas gerak yang memberi nkesan desain atas secara
geometris berhubungan dengan tiga dimensi, tidak bertumpu pada lantai dasar atau tempat bertumpu,
serta dimungkinkan bertumpu di landasan tetapi kesan gerakan yang dilakukan lebih ada dalam posisi di
atas lantai. Dengan demikian aspek gerakannya memiliki tiga dimensi. Desain tiga dimensi berhubungan
dengan volume gerak, jangkauan besar/kecil dan atau sempit-luasnya gerakan, panjang lebar dan tinggi
membentuk volume/isi. Batas-batas ruang desain atas tari yang dibutuhkan adalah volume besar-
kecilnya gerakan. Jangkauan terluas atau terpanjang yang mampu dilakukan oleh masing-masing penari.
Karakter gerak yang biasa dilakukan untuk penghayatan menunjukan desain atas adalah pernyataan
ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa dengan menengadahkan kepala, merentangkan ke dua
tangan ke atas, serta melakukan selebrasi yang berhubungan dengan kontaks bicara dari hati dengan
Tuhan melalui penghayatan pandangan mata ke atas, kepala ditengadahkan, serta gerakan lai yang
berhubungan dengan pernyatakan simbol gerakan yang berhubungan dengan desain atas. Pelaksanaan
gerakan dilukiskan untuk mendapatkan kesan gerakan dilakukan di atas garis bahu. Pemahaman gerak
seperti telah disebut adalah dengan mewujudkan teknik gerakan menengadahkan kepala dan gerakan
ke dua tangan ke atas. Desain atas secara obyektif masih diperdebatkan. Konsep disain ini secara
mendalam masih dipertanyakan. Kesan gerakan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi desain
atas mencakup beberapa kesan, secara rinci dapat disebut yakni. a. Desain Datar, merupakan desain
yang secara horisontal dilihat dari depan penonton. Badan dan postur penari tanpa perspektif. Anggota
gerak tubuh mengarah ke samping dan kesan yang ada memiliki makna konstruktif, BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

251. SENI TARI 230 tenang, kejujuran, dan umpan balik yang terkesan dangkal. b. Desain Dalam, desan
ini dari arah depan penonton memiliki kesan dalam. Anggota tubuh dan postur yang ada mengarah ke
belakang,. Ke depan, dan serong. Desain ini memiliki makna yang dalam terlihat oleh penonton. c. Desan
Vertikal, penggunaan desain ini menempatkan posisi anggota tubuh dan postur menjulur ke atas.
Tungkai dan lengan lengan mengarah ke atas atau ke bawah. Kesan yang ada nampak egosentris,
pasrah, menyerah, dan lebih dalam lagi kurang berdaya. d. Desain Horison, penggunaan desain ini
menempatkan posisi anggota tubuh dan postur mengarah ke garis horison. Sebagian anggota gerak
tubuh, kepala, dan kaki berada satu lajur lurus horisontal. Porsi tubuh mengarah sejajar garis tanah,
kesan yang ada nampak tercurah. e. Desain kontras dalam implementasinya menggunakan garis-garis
bersilang. Anggota gerak badan dan garis- garis yang akan bertemu apabila dilanjutkan memberikan
kesan pertemuan garis yang ada di angan-angan. Desain ini memiliki kesan kuat, penuh energi,
kebingungan karena kesan garisnya nampak terputus, dan tidak menuju ujung garis. f. Desain Murni,
disain ini ditimbulkan oleh postur tubuh penari. Desain ini tidak menggunakan desain kontras. Desain
memiliki kesan tenang, lembut, dan bersahaja. g. Desain Statis, desain ini menggunakan pose-pose
tubuh sebagai unsur yang dominan pokok. Kunci tubuh menjadi pertimbangan desain ini tetap kokoh
karena anggota tubuh yang lain bisa melakukan gerakan. Penggunaan lengan penari secara horisontal
dan terus menerus, kaki bergerak ke kanan dan ke kiri. Kesan desain ini nampak teratur. h. Desain lurus,
desain ini menggunakan garis-garis lurus pada anggota tubuh seperti torso, tungkai, lengan dan badan
menjadi kunci yang dapat memberikan kesan. Kesan yang dimiliki adalah sederhana, kokoh. Desain ini
apabila digunakan terus menerus akan membosankan. i. Desain Lengkung, desain ini dibentuk melalui
kontur badan dan anggota tubuh lain dari penari. Dsain ini menarik. Kesan yang nampak halus, lembut,
akan tetapi BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

252. SENI TARI 231 apabila kurang hati-hati menggunakannya dapat menimbulkan kesan lemah. j.
Desain bersudut, desain ini banyak menggunakan tekukan-tekukan tajam pada sendi sendi siku, lutut,
pangkal lengan, pangkal paha. Desain ini menimbulkan kekuatan mendalam. Apabila kurang hati-hati,
kekuatan gerak tidak diimbangi penghayatannya dapat menimbulkan kesan gerakan tidak menarik dan
membosankan. k. Desain Spiral, desain ini menggunakan desain lengkung berupa lingkaran lebih dari
satu yang searah dengan badan dan anggota badan. Kesan disain ini menarik perhatian penonton karena
penggunaan lingkaran- lingkaran itu. l. Desain Medium, desain berada pada desain atas dan bawah.
Desain ini dipusatkan pada anggota bawah hingga ke bagian pinggang penari. Desain ini memiliki kesan
penuh emosi. m. Desain Tinggi, desain ini dibatasi oleh kemungkinan gerak dari anggota badan penari
hingga ke bagian atas. Bagian yang memiliki kesan intelektual spiritual yang kuat disebabkan oleh
dukungan bentuk pemujaan atas bentuk lengen dan arah kepala yang mengarah ke atas. n. Desain
Rendah, desain yang dipusatkan pada daerah dada hingga pinggang penari. Desain ini memiliki kesan
penuh daya hidup, pada sisi lain memberi corak kekuatan gerak yang terfokus pada anggota gerak
badan. o. Desain Terlukis, desain gerak yang dihasilkan melalui impul salah satu atau beberapa anggota
gerak badan hubungannya dengan penggunaan properti yang digerakan untuk menghasilkan kesan
tertentu. Pemaknaan gerak hubungannya dengan penggunaan properti agar dapat menyempaikan
makna yang disiratkan. Contoh angin ribut dengan menggerakan properti sampur atau kain lainnya
dengan gerakan tidak teratur, lingkaran-lingkaran puting beliung, dan ombak laut dengan membuat
kesan gerak naik turun. p. Desain Lanjutan, desain ini berupa lanjutan desain gerak yang tertunda.
Kelanjutan gerak yang dicatat dan kesan pikiran menjadi modus dalam melukiskan kesan gerak
dilanjutkan. Kesan desain ini juga dapat dilukiskan melalui pandangan lanjutan, kesan gerak dengan
bantuan properti secara lanjutan menjadi salah satu indikasi kesan ini BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

253. SENI TARI 232 diwujudkan. Kesan adanya garis lanjutan ditimbulkan oleh anggota tubuh lain dari
penari terutama mata, rambut, tangan dan kaki dalam wujud gerakan lanjutan yang tidak tampak secara
nyata. Contoh memarahi orang, maka gerakan tangan memberi aba melakukan ancaman beberapa kali
ke arah korban. Kesan ini memberikan indikasi bahwa orang tersebut sedang dimarahi. Contoh lain,
seorang memiliki badan yang bagus, maka penggunaan bahasa isyarat tubuh dapat digunakan sebagai
mediasi menyatakan maksud pernyataan. q. Desain Tertunda, kesan ini ditimbulkan dengan
memanfaatkan piranti anggota tubuh penari untuk melakukan gerakan secara bertahap. r. Desain
Simetris, desain simetris adalah desain yang dibuat dengan menempatkan garis-garis anggota tubuh
yang kanan dan kiri berlawanan arah tetapi sama. Lengan kanan lurus ke samping kanan, lengan kiri
lurus ke samping kiri. Tangan kanan tolak pinggang, maka tangan kiri juga tolak pinggang. Desain ini
memiliki kesan kokoh, tenang, tetapi apabila terlalu banyak digunakan menyebabkan kejenuhan. s.
Desain Asimetris, desain asimetris dibuat dengan menempatkan garis-garis anggota tubuh kanan dan kiri
tidak sama. Posisi tangan kanan lurus ke samping kanan, tangan kiri bertolak pinggang. Desain ini
menarik dan dinamis. Kesan kurang kokoh. Desain asimetris sangat diminati oleh penonton, sehingga
kesan yang ada harus jelas perbedaannya. Tarian yang memiliki desain asimetris sangat menguntungkan
dan sangat menarik bagi penonton. 5. Dramatik Dramatik pada sesungguhnya menjadi unsur yang
menghidupkan suatu tari. Unsur dramatik biasanya menjadi bagian kesan suatu komposisi tari atau
koreografi secara keseluruhan. Dramatik menjadi watak garapan koreografi. Dramatik berhubungan
dengan klimaks atau ending. Koreografi yang kesan puncak atau klimaksnya tidak berkesan terasa
hambar untuk dihayati. Apabila koreografi digarap secara professional, kesan puncak mampu memberi
akses pengalaman estetik yang berhubungan dengan koreografi. Seseorang yang BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN
254. SENI TARI 233 berpengalaman dalam membuat dramatik, biasanya sering diingat olah banyak
orang. Garapan tentang koreografi unsur dramatik sangat diperhatikan. Hal ini dipertimbangkan sebagai
roh yang bakal digunakan untuk singgah di benak pemirsa atau penonton atau pengamat. Dramatik
terdiri dua tahap. Tahap satu dramatik dapat digarap dalam bentuk Kerucut Tunggal (garapan koreografi
dibuat dengan mamatok ide garapan bahwa puncak atau klimaks digarap satu kali saja. Artinya dapat
dikatakan bahwa puncak garapan komposisi atau koreografi terjadi sekali selanjutnya penurunan. Di sisi
lain, Kerucut Ganda adalah garapan koreografi yang dibuat dengan mamatok ide garapan menggunakan
puncak atau klimaks dua kali. Artinya puncak garapan komposisi atau koreografi terjadi dua kali pada
puncak pertama digunakan sebagai stimulus untuk mengembangkan koreografi untuk mengakhiri
dengan puncak sesungguhnya. Selanjutnya, setelah klimaks ke dua dilakukan penurunan secara cepat,
pada saat ini penurunan secara cepat dan kesan penutup garapan yang biasanya digunakan lebih tinggi
dari kliamks pertama atau puncak pertama. Klimaks kedua berbeda atau lebih tinggi dari klimaks
pertama. Ada dua macam jenis dramatic yakni berbentuk kerucut tunggal dan kerucut ganda. Desain
kerucut tunggal dipakai untuk drama dan teori Bliss Perry. Teori ini mempresentasikan bahwa drama
yang sukses harus digarap dengan desain kerucut tunggal. Secara umum dapat dijelaskan bahwa desain
ini diilustrasikan seseorang yang mendaki gunung. Yang bersangkutan memulai dari ngarai menuju
puncak memerlukan kekuatan menanjak. Perjalanan naik agak lambat, makin ke atas harus makin
banyak energi yang dikeluarkan. Oleh sebab itu, pada saat yang kritis energi penuh harus dikeluarkan,
maka dengan demikian puncak pemanfaatan energi yang diperoleh jangan digunakan. Energi yang
diterima digunakan untuk mencapai takaran klimaks dari perjalanan Setelah puncak atau klimaks
tercapai, proses turun dengan energi yang telah mengendur atau semakin banyak energi yang diperas,
sehingga dalam kurun waktu yang menjadi titik beku energi, maka gerakan pengenduran menjadi titik
beku energi maka gerakan pengenduran diperlukan untuk mencapai titik dasar lagi. Dengan demikian
sampai terjadi titik dasar pendakian hingga perjalanan menuruni gunung yang sudah berakhir menjadi
teknik yang perlu diperhatikan. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

255. SENI TARI 234 Dalam suatu garapan drama, klimaks harus tercapai setelah membuat penanjakkan
yang cukup lama dan penuh energi, sehingga apabila klimaks telah tercapai harus segera menyelesaikan
akhir garapandan sesaat kemudian segera melakukan penurunan. Titik puncak penggarapan klimaks
harus dibarengi dengan kesan. Jangan sampai kesan klimaks dilewatkan. Lengkapnya garapan, harus ada
kesan yang dijadikan momen bagi penonton. Secara teknis bentuk dramatik kerucut tunggal dapat
digambarkan sebagai berikut di bawah ini Klimaks Perkembangan Penyelesaian akhir Permulaan Disain
Kerucut Tunggal, terjadi hanya satu klimaks saja. Klimaks Klimaks Kecil Permulaan Penyelesaian Akhir
Disain Kerucut Tunggal, terjadi hanya dua kali atau lebih dua kali klimaks. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

256. SENI TARI 235 6. Dinamika Untuk mencapai puncak garapan, dibutuhkan dinamika. Dinamika pada
dasarnya merupakan pengetahuan tentang efek- efek kekuatan dalam menghasilkan gerakan.
Pengetahuan tentang dinamika pada dasarnya berhubungan dengan penggunaan tenaga dalam
melakukan gerakan yang di dalamnya terdapat intensitas, tekanan atau aksen, kualitas gerak.
Penggunaan besar kecilnya tenaga apabila dikombinasikan dengan pengaturan ruang, gerak dan waktu
membuahkan berbagai macam kontras antara keras-lembut, cepat-kuat-bertenaga, cepat-lembut-
tenaga dan sebagainya. Masalah dinamika yang menjadi perhatian adalah apa dan bagaimana
penggunaan dinamika dikembangkan. Wujud dinamika dalam gerak lebih banyak terdapat pada anggota
gerak bagian atas dan bawah. Dalam tari-tarian wilayah timur, dinamika gerak mudah dicapai dengan
baik dari pada tari- tarian wilayah barat yang lebih banyak menggunakan anggota gerak menggunakan
tungkai. Peneliti tentang dinamika menyatakan bahwa ekspresi fisik manusia lebih banyak menonjolkan
gerak spiritual dan intelektual pada bagian badan, kemungkinan tersebut digunakan sebagai penyelaras
dinamika gerak dan komposisi. Badan bagian atas sangat jelas ditempatkan sebagai ekspresi gerak.
Puncak pemanfaatan gerak untuk mencapai puncak ekspresi dilakukan dengan lengan tangan, kepala,
torso bagian atas. Hal ini banyak dikembangkan pada tari-tarian dari belahan timur Indonesia. Di sisi
lain, ada beberapa contoh tari- tarian yang menggunakan dinamika sebagai pencapai puncak atau
klimaks garapan melalui kaki secara maksimal. Salah satu ciri yang ada dan terjadi dalam tari-tarian
Indonesia adalah tari- tarian dari Irian Jaya atau Papua. Di Spanyol, gaya tari yang menuangkan
tercapainya klimaks dengan kaki sebagai unsur utama. Kaki sebagai pengembang pertama dalam
pengembangan dinamika tari-tarian Spanyol. Dinamika dapat diwujudkan bermacam-macam teknik.
Pergantian level dari tinggi ke rendah atau sebaliknya, pergantian tempo dari cepat ke lambat atau
sebaliknya, serta pergantian tekanan gerak lambat ke cepat atau sebaliknya dan lain-lain masih banyak
yang dapat dikembangkan. Pergantian atau perubahan gerakan dari badan atau anggota gerak lain
tertentu dari lemah ke kuat dapat menghasilka dinamika. Gerakan patah-patah juga memungkinkan
terjadinya BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

257. SENI TARI 236 dinamika secara mekanik. Perubahan pose gerak satu ke pose gerak lain apabila
dilakukan secara tepat dan penghayatan yang tinggi menciptakan dinamika yang ekspresif. Gerakan ini
dilakukan oleh penari yang memiliki inner tari yang cukup memadai. Dinamika yang tajam dan tinggi
dapat merangsang kesan emosi. Dinamika lembut, sedang, tenang, dapat melahirkan gerakan lembut
perlahan dan kurang greget. Daya dan kekuatan gerak membuat orang penari mampu melakukan
gerakan- gerakan tari penuh energi di atas pentas. Aturan-aturan yang berlaku pada gaya tari dapat
dibantu dengan memberikan watak tari ke dalam dinamika greget. Greget merupakan dorongan
perasaan yang kuat, desakan batin atau ekspresi dari dinamika batin melalui pengendalian yang
sempurna tanpa menuju kekerasan. Dinamika dapat diwujudkan dengan berbagai cara, misalnya lewat
pengaturan level, pergantian tempo, dan tekanan dari lemah ke kuat, keras ke lembut, dan sebagainya.
Dinamika komposisi tari menjadi roh dalam komposisi tari. Garapan koreografi berhubungan dengan
suasana yang diinginkan. Melalui teknik dinamika yang diterapkan dapat digunakan untuk mengkatorl
dan meningkatkan kualitas garapan koreografi agar semakin tajam dan tinggi sehingga memiliki akurasi
yang tinggi. Kualitas garapan koreografi salah satunya dapat ditentukan oleh dinamika apabila garapan
biasa-biasa saja. Hal ini telah dilakukan dan dikembangkan. Masalah gerak, masalah musik, masalah
teknis lainnya dapat dikembangkan melalui teknik dinamika. Kebutuhan tentang dinamika di sisi lain
dapat digunakan untuk memperpanjang dan memperpendek tarian yang dipertontonkan. Teknik
dinamika secara jelas dapat diuraikan pada uraian sebagi berikut. • Contoh pengelolaan teknik dinamika
adalah: • Makin lama makin keras/kuat disebut Cressendo. • Makin lama makin lembut atau pelan
disebut Decressendo. • Diperkeras/diperkuat/keras disebut Accelerando. •
Diperlembut/diperlembut/pelan disebut Ritardando • Makin lama mengalun disebut Pianisimo. • Makin
lama keras disebut Forte. • Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkan gerakan patah-patah
disebut Stakato. • Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkan gerakan mengalun disebut Legato.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

258. SENI TARI 237 Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkann gerakan tertentu dalam
koreografi satu dengan yang lain dalam bentuk dinamika maka perpaduannya akan dapat menimbulkan
daya tarik, tidak membosankan, dan penuh variasi maka akan dapat menyihir atau lebih tepatnya
memukau bagi penonton. 7. Komposisi Kelompok Pada tari garapan solo atau tunggal dan duet atau
berpasangan komposisi kelompok yang digunakan sederhana dibandingkan dengan komposisi garapan
tiga orang atau lebih. Desain tari kelompok akan lebih variatif dikembangkan untuk tari- tarian yang
memiliki jumlah penari lebih dari tiga. Variasi jumlah penari dalam kaitannya dengan penggunaan desain
tari kelompok sangat signifikans diterapkan untuk komposisi tari lebih dari tiga orang. Variasi desain tari
kelompok akan lebih berkembang apabila dibandingkan dengan tari-tarian yang memiliki jumlah penari
lebih dari tiga orang. Efektivitas penerapan dan pengolahan aspek disain kelompok dapat mewujudkan
kesan mendalam, tergarap secara baik, menarik, dan penuh sensifisitas yang tinggi dan mendasar.
Apabila terjadi sebaliknya, kesan garapan akan menjadi membosankan bahkan lebih buruk dari pada
format garapan tunggal. Dengan demikian, pada garapan tari kelompok dibutuhkan penghayatan
mendesain tari kelompok agar semakin cermat, teliti, dan memperhitungkan kemungkinan yang dapat
membosankan dan menjemukan secara dini. Oleh sebab itu, perlu menjadi catatan bahwa koreografi
akan dinamis sensitive dan menarik mampu menghadirkan garapan yang sinergis. Dinamika untuk
komposisi penari kelompok lebih dari lima orang dapat divariasikan melalui elemen keindahan
kelompok. Kelima unsurnya mencakup pada aspek union atau serempak adalah semua penari
melakukan gerakan secara serempak, bergerak dengan motif dan bentuk gerak yang sama, arah hadap
dan arah pelaksanaan gerakan secara bersama-sama. Aspek balance atau berimbang dapat
dikombinasikan dengan memberi formasi posisi pada saat melakukan gerakan secara berimbang antara
bagian kanan dan kiri, atas dan bawah, depan dan belakang. Keseimbangan posisi maupun gerakan
berhubungan langsung dengan akumulasi penilaian akhir dari sikap gerakan, formasi, kedudukan dan
posisi masing-masing penari antara belah satu dengan belahan yang lain secara seimbang. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

259. SENI TARI 238 Aspek broken atau terpecah biasanya diciptakan melalui kesan gerakan dari posisi
satu kelompok yang menyatu, kemudian pada saat berikut formasi berubah membentuk situasi
pergerakan penari bergerak ke berbagai tujuan. Dalam waktu singkat penari melakukan gerakan yang
masing-masing berbeda arah hadap, arah tujuan, serta pencapaian tujuan dalam memenuhi jangkauan
gerak, posisi suatu kedudukan, dan formasi yang harus dicapai dan dipenuhi oleh masing-masing penari
secara berbeda. Sehingga, pergerakan penari memamg benar- benar bebas untuk bergerak, mencapai
formasi dengan gerakan yang bebas. Aspek alternate atau selang-seling diilustrasikan dalam bentuk
gerakan yang dilakukan oleh penari secara bergantian, berurutan, dan atau penentuan gerak antara
kelompok penari yang dalam posisi genap dan ganjil secara berbeda. Formasi gerakan selang seling atau
alternate diwujudkan melalui gerakan yang saling menyusul, antara urutan satu penari dengan penari
lainnya. Ilustrasi gerakan yang berturutan dikembangkan dengan wujud gerakan penari yang saling
menyusul dari urutan penari hingga mencapai keseluruhan penari yang berbanjar atau bersap
melakukan gerakan yang sama tetapi secara urut. Teknik gerakan cannon atau secara bergantian dicapai
dengan melakukan gerakan penari dengan motif sama tetapi dalam melaksanakan gerakan secara
berbeda antara penari yang dalam posisi ganjil dan genap saling bergantian. Motif perubahan gerakan
lebih menekankan kepada kesan gerakan dimana penari bergerak secara saling menyusul antara penari
yang berada diurutan genap dan ganjil secara serempak, dengan motif gerak yang sama, serta dengan
perbedaan saat yang ditentukan secara sama juga. Secara khusus dapat dikoreksi bahwa teknik dalam
mengembangkan desain kelompok seperti diuraikan di atas pada dasarnya bukan sebagai jaminan yang
baik dan sempurna apabila memanfaatkan teknik dinamika di atas suatu koreografi menjadi sempurna.
Variasi dalam menjabarkan teknik dinamika ke dalam tari kelompok diharapkan mampu menjadi daya
tarik yang mempesona dalam suatu koreografi, bukan sebaliknya bahwa kesan yang muncul komposisi
kelompok menjadi kurang indah, kurang pengolahan teknik desain, atau bahkan seperti sudah disebut
bahwa koreografi semakin kacau balau, hilang karakter koreografinya hingga sampai komposisi
kelompoknya amburadul atau tidak sesuai harapan koreografer. . BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

260. SENI TARI 239 Kredibilitas seorang koreografer dapat mencerminkan kemampuan meramu dan
mengkomposisi koreografi semakin menarik, mempesona, dan mewujudkan impian keindahan
garapannya. Cara dan teknik dinamika yang disajikan membutuhkan pengalaman yang matang dan
dalam atas karismatik koreografi yang digarap secara brilian. Secara actual desain kelompok terpecah
masing-masing penari memiliki kebebasan mengeksplor panggung secara bebas. Gerakan yang
dilakukan untuk penari dengan bermacam gerak, sejumlah penari tersebut harus melakukan gerakan
masing- masing dengan bergerak ke berbagai arah. Penjabaran terpecah dijelaskan dengan bentuk
gerakan dimulai dari komposisi berbaris, membuat lingkaran untuk penari yang ada dinomor urut ganjil
atau genap secara serempak bergerak sama ke segala arah. Teknik ini juga bisa dikembangkan untuk
desain alternate, cannon. Variasi pengembangan desain di atas teknik desain dikembangkan untuk
penataan koreografi kelompok yang memiliki pengolahan desain tari kelompok secara mendasar, mulai
dari komposisi yang paling sederhana yakni garis lurus adalah bentuk penjelmaan desain tari kelompok
secara lebih proporsional, kredibel, dan dapat menciptakan koreografi menjadi lebih operasional dan
menunjukkan kemampuan dan keterampilan secara kualitatif. Desain kelompok untuk garapan tari
tunggal pengembangan bentuk kombinasi dapat diterapkan secara sederhana. Teknik desain yang
dikembangkan dalam koreografi tunggal harus mampu memberikan kesan tarian semakin berkualitas.
Kesungguhan untuk melakukan penerapan teknik dinamika ke dalam formasi tarian harus lebih bila
dibandingkan dengan desain kelompok untuk tari kelompok. Professional dan kemampuan yang
mendalam di dalam mewujudkan kemampuan mewujudkan penerapan desain kelompok secara baik
dan sempurna diburtuhkan kunci sukses suatu koreografi tari tunggal yang lebih sulit dan mendasar dari
pada untuk tari kelompok. Performa garapan koreografi untuk memanfaatkan desain kelompok menjadi
semakin hidup, dinamis, dan memiliki watak garapan membutuhkan kemampuan dan ketajaman teknik
mengolah desain kelompok secara elaboratif dan variatif harus dapat menciptakan kesan desain tari
kelompok semakin berkualitas dan professional. Jam terbang pengalaman membuat koreografi menjadi
semakin elaboratif dan kreatif, sehingga enak dan indah ditonton sebagai sajian yang membangkitkan
apresiasi. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
261. SENI TARI 240 8. Tema Tema dikembangkan mulai dari konsep yang dibimbing secara awal dan
mendasar oleh pengajar, instruktur atau tenaga ahli koreografi. Tema diwujudkan dalam bentuk
sejumlah pertanyaan meliputi: • Apakah itema dapat ditarikan? • Apakah ide gerak dari tema tersebut
dapat ditarikan? • Apakah hubungan konsep dan ide tema dapat dieksplorasikan? • Apakah
pengembangan tema dapat diwujudkan ke dalam urutan gerak? • Masih banyak pertanyaan yang
diajukan agar tema dapat diwujudkan ke dalam bentuk tari Tema dipilih untuk direfleksikan menuju
pertanyaan tentang tema dapat ditarikan. Tema dikembangkan menjadi sumber inspirasi tentang
bagaimana memadukan tema ke dalam bentuk gerakan yang akan dipilih dengan itu maka pilihan tema
terjawab. Tema dikembangkan menjadi sejumlah refleksi tentang apakah tema cocok dengan bentuk
gerak yang dipilih. Apakah pemilihan tema dapat diidentifikasi ke dalam sub-sub tematik yang dapat
mencerminkan terwujudnya kumpulan motif gerak, rangkaian kalimat gerak, dan konstruksi koreografi.
Tema dipilih didukung oleh kecakapan eksplorasi gerak yang sesuai dan sepadan dengan tema yang
dipilih. Kesesuaian tema dengan pilihan hasil eksplorasi gerak menjadi kunci pilihan tema ditetapkan.
Dengan perkataan lain, hasil eksplorasi gerak didasarkan tema pilihan. Dengan demikian, pilihan tema
juga menjadi dasar pijakan eksplorasi gerak, improvisasi gerak dan penataan gerak. Perwujudan tema
menurut La Mery membagi tes uji tema sebagai berikut: • Keyakinan koreografer atas nilai tema, •
Dapatkan tema ditarikan, • Efek sesaat tema kepada koreografer dan penari, • Perlengkapan teknik tari
koreografer dan penari, • Fasilitasi yang diperlukan pertunjukan (musik, tempat, busana tari) Tema yang
bernilai adalah tema yang orisinil. Orisinilitas tema ditarikan sebagai sumber dalam pemilihan tema dari
bentuk BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

262. SENI TARI 241 koreografi sebelumnya. Apabila tema menjadi bukan orisinil, uji kemudian harus
dilakukan dengan tema yang ditarikan. Tema orisinil ditarikan lebih baik. Banyak ceritera menarik yang
tidak dapat dikomunikasikan. Pilihan tema yang demikian harus dihindari. Apabila anda memiliki
kemampuan kea rah itu, pilihlah tema yang memiliki dasar orisinil untuk dikoreografikan. Tema dapat
diungkapkan dalam bentuk dramatari. Dramatari yang dikemukakan dalam wujud pemaknaan kata-kata,
ungkapan tari yang memiliki makna simbolis, dan kapasitas pemilihan gerak yang memiliki dampak
sinergis terhadap struktur nasihat yang diungkapkan melalui penjelasan gerak, pemaknaan gerak yang
tepat dan memenuhi harapan penonton. 9. Rias dan Busana Rias busana pada prinsipnya merupakan
pendukung dalam tari. Unsur ini pada garapan tertentu sangat vital dibutuhkan terutama untuk
memperdalam atau menunjukan adanya karakter atau penokohan, yang ada dalam garapan koreografi.
Sehingga, melalui rias dan busana dapat mewujudkan visi karakter atau tokoh yang diharapkan. Pada
konteks tertentu rias dan busana juga dibutuhkan untuk tujuan penonjolan terhadap penampilan suatu
bentuk seni pertunjukan dalam rangka digunakan sebagai bagian upacara keagamaan, upacara adat, dan
bentuk tarian untuk upacara tertentu. Pada sisi lain rias dan busana menjadi kebutuhan yang sekender
mana kala dalam garapan lebih dibutuhkan pada konsep pertunjukan secara naturalistik. Rias dan
busana digunakan sebatas kebutuhan garis wajah saja dan pembalut tubuh penari. Saat tertentu busana
terlihat sederhana untuk jenis tari nontradisi. Sumber: Anjungan TMII Jakarta Sumber: GMP TMII Jakarta
Gb. 4.5 Kostum Annien (Riau) Gb. 4.6 Kostum Tari Katiak (Riau) BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN
263. SENI TARI 242 Sumber: GMP TMII Jakarta Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.7 Kostum tari Nyi
Kembang(DKI) Gb. 4.8 Kostum Gruda, Fantasi (Bali) Gambar 4.5-4.8 Searah Jarum jam kostum Kostum
Tari Anniem (Riau), Katiak (Sumbar) Nyi Kembang(Betawi), Gruda (Bali). Perhatikan gambar di bawah ini
menunjukkan identifikasi wujud dan perkembangan pemakaian busana tari daerah. Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut. Sumber: Jurusan Tari UNJ Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.9
Trunajaya (Bali), Gb. 4.10 Sangkrae(KalTeng),) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

264. SENI TARI 243 Gb. 12 Sumber: Jurusan Tari UNJ Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.11 Batagak
(Sumbar) Gb. 4.12 Pendet (Bali) Sumber: Jurusan Tari UNJ Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.13
Dogdoglojor(Jabar) Gb 4.14 Ngelajau(Lampung) Gambar di atas menunjukan Rias Garis Wajah ( tidak
menunjukkan karakter) tatarias Batagak(Sumbar) dan Ngelajau(Lampung), Pendet dan Lojor (Karakteri).
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

265. SENI TARI 244 Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb. 4.15
dan 4.16 Riasan untuk Memberikan ketegasan garis wajah saja Gambar di bawah ini menunjukan tipe
riasan untuk karakter. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut. Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd.
Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb. 4.17 Karakter Putra Gagah Gb. 4.17 Karakter Putri Halus
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

266. SENI TARI 245 10. Properti Properti adalah semua peralatan yang digunakan untuk pementasan
tari. Properti tari tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan koreografi. Properti tari merupakan properti
yang dibutuhkan dalam koreografi tari. Pada kenyataannya terdiri dari dance property/properti tari dan
stage property/perlengkapan panggung. Dance property terdiri dari peralatan tari yang dipegang penari
secara langsung. Stage property adalah semua peralatan yang berada di atas panggung dan menjadi
sarana yang langsung maupun tidak langsung melengkapi konsep suatu koreografi di mana dalam
penerapannya diletakkan di area pentas atau di panggung untuk mendukung koreografi. Stage
panggung yang terkait dengan peralatan baik langsung maupun tidak langsung dimanfaatkan pada saat
pementasan terdiri dari trap (level foundation) yang berfungsi membuat kesan penari lebih di atas, di
bawah standar panggung. Peralatan panggung lain yang secara khusus menjadi pilihan setting atau
perlengkapan panggung menjadi dukungan dalam pementasan koreografi. Bentuk dan format trap
bermacam-macam. Ada yang berbentuk segi empat panjang, bujur sangkar, segi enam, segi delapan,
tinggi 20 cm, 40 cm, dan 60 cm serta masih banyak bentuk lainnya. Jenis stage property di desain untuk
memberikan dampak positif pementasan koreografi menjadi lebih indah, berkualitas, dan memiliki
kesan yang menarik bagi penonton, di samping tujuan penggunaan lebih ke arah penggunaan teknis
dalam koreografi. Properti tari pada dasarnya dapat digunakan untuk membenkan keindahan bentuk
koreografi secara baik. Hal ini apabila terjadi, kesan koreografi akan lebih mendalam. Penggunaan
properti yang ditawarkan dapat digunakan untuk mengembangkan formulasi keindahan koreografi. Di
sisi lain apabila penguasaan penari terhadap property kurang sempurna, ini menjadi kebalikan bahkan
kesan ini menjadi kunci kindahan koreografi menjadi tidak tercapai. Penguasaan properti tari oleh
penari mutlak merupakan persyaratan yang harus dimiliki. Kunci ini menjadi indikasi kebutuhan properti
dalam suatu koreografi, dibutuhkan Apabila tuntutan koreografi menjadi utama dalam penggunaan
property maka penari harus dibekali keterampilan yang lebih di dalam memperagakan keterampilan
penguasaan property. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
267. SENI TARI 246 Properti yang efektif digunakan sebagai alat bantu dalam koreografi harus
konstruktif, memenuhi standar properti, apabila mungkin kualitas property menjadi tuntutan mutlak
dalam pemenuhan kebutuhan property dalam koreografi. Penggunaan property tari harus
mempertimbangkan jenis, fungsi, dan asas pakai properti secara baik dan benar. Proporsi penggunaan
property tari secara mendasar menentukan penguasaan keterampllan penguasaan penari secara pokok.
Kualitas penguasaan penari atas properti tari yang digunakan menjadi salah satu teknik tari yang
dibutuhkan dalam format koreografi yang berkualitas. Properti tari banyak ragam bentuk dan jenisnya
Cakupan yang sering digunakan antara lain meliputi selendang (sampur), kipas, rebana, payung, tongkat,
keris, cundrik, pedang, mandau, tombak, kendang, piring, panah dan masih banyak lagi. Pada sisi lain,
dalam dunia pendidikan penggunaan model dan jenis properti tari meliputi : Sarung, piring, payung,
bola, selendang, kipas, dimungkinkan replika properti tari yang ada dapat digunakan sebagai property
yang asli digunakan. Hal ini dibutuhkan unsur kreativitas dalam menjabarkan makna penggunaan
properti imitasi menjadi pilihan properti asli tidak dipilih. Penguasaan properti tari dapat memunculkan
bentuk penguasaan dan pengembangan propert. Pengembangan penguasaan properti dengan ide yang
dilaksanakan perlu elaborasi. Dengan demikian untuk pengembangan secara umum terhadap
penguasaan properti dibutuhkan luang waktu untuk eksplorasi ide dan penuangan gagasan gerak dalam
memainkan atau menguasai properti. Oleh sebab itu penguasaan properti identik dengan bagaimana
cara teknik menguasai atau teknik menggerakan properti. Perlu diperhatikan bagi koreografer untuk
berhati-hati memilih dan menetapkan properti tari untuk mengusung koreografinya. Penggunaan
properti tari dipilih tentu saja sudah dipertimbangkan masak-masak bagaimana pengolahan properti tari
digunakan. Pilihan atau penggunaan properti tari jangan sampai mengganggu makna gerak yang akan
disampaikan koreografer dalam menyampaikan misi tarinya. Penempatan properti tari dan stage
property secara bersama menjadi bagian utuh dalam merefleksikan kesatuan koreografi agar menjadi
semakin menarik, padat, dan memenuhi kualitas penggunaannya. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

268. SENI TARI 247 Pertimbangan penggunaan properti tari dan setting panggung harus benar-benar
fungsional. Kebutuhan keduanya jangan mengganggu koreografi dipentaskan. Fungsi properti tari dan
setting panggung menjadi tujuan penyajian koreografi secara proporsional. Gambar di bawah ini yang
menunjukan fungsi peran properti tari dan setting panggung dalam koreografi. Sumber BSN TMII
Sumber BSN TMII Gb. 4.18 dan 4.19 Toya dan Selendang berfungsi sebagai properti tari Sumber BSN
TMII Sumber BSN TMII Gb. 4.20 dan 4.21 Sesaji dan payung berfungsi sebagai piranti panggung. Sumber
BSN TMII Sumber BSN TMII Gb. 4.22 Tari Manyong Gb. 4.23 Tari Manyong Gambar 4.22 dan 4.23 di atas
menunjukan Sisingaan dan Ranting berfungsi ganda sebagai properti tari dan piranti panggung. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

269. SENI TARI 248 11 Tata Pentas Seperti telah disinggung dalam setting panggung, tata teknik pentas
bahwa untuk memenuhi kualitas koreografi sebagai ilmu akan menempatkan panggung menjadi wahana
pementasan koreografi. Pada penerapannya, tata teknik pentas sebagai sarana penempatan properti
panggung secara umum. Dalam pengembangan, properti panggung dirancang untuk mendukung ilmu
tata teknik pentas. Teknik pentas adalah mengadaptasikan penempatan properti panggung secara
profesional. Pada koreografi yang menjabarkan pengembangan ide, penempatan tata teknik pentas
dirancang untuk kebutuhan pentas secara matang, profesional, spektakuler, memenuhi harapan
koreografer dan penonton. Untuk menempatkan wahana replika, properti panggung menjadi
alternatifnya. Oleh sebab itu, replika yang akan ditempatkan di atas pentas, menjadi sarana yang
disarankan untuk mencapai kualitas pementasan secara maksimal. Bingkai-bingkai bermacam disain
properti panggung secara kualitas diharapkan dapat mendukung pementasan. Peralatan dalam bentuk
lain, replika panggung yang dibutuhkan, dan banyak lagi tentang properti panggung yang oleh
koreografer dipikirkan untuk menopang keberhasilan koreografi menjadi pilihan tata teknik pentas yang
diharapkan. Dalam suatu pertunjukan memerlukan sarana dan fasilitas tempat untuk
penyelenggaraannya. Di beberapa tempat di Indonesia telah mengenal bentuk-bentuk tempat
pertunjukan atau tempat pentas dengan banyak bentuk. Tempat dimaksud meliputi lapangan sebagai
arena terbuka, pendopo, pemanggungan (staging), halaman pura, serta bangsal sebagai tempat
pergelarannya. Pemanggungan tersebut di atas merupakan istilah yang berasal dari Barat, selanjutnya,
istilah tersebut diadopsi dan dijabarkan kembali menjadi bahasa yang telah umum di percakapan sehari-
hari kita, sehingga banyak orang telah mengenal dan memahami sebagai pengetahuan yang biasa. Di
bawah ini ada beberapa bentuk pemanggungan yang telah dikenal kita. Secara detail dapat dijelaskan
sebagai berikut. Pemanggungan bentuk Pendopo adalah tempat pementasan yang pada awalnya
digunakan untuk pementasan tari klasik di daerah Yogyakarta dan Surakarta. Konsep pendopo pada
awalnya lahir untuk kalangan orang terpandang, karena pendopo dimiliki oleh orang setingkat Wedono
atau Penewu ke BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

270. SENI TARI 249 atas. Tempat ini memiliki ruangan yang ditopang banyak penyangga berupa kayu,
tiang, dan besi beton. Kapasitas bentuk dan kualitas pendopo berhubungan dengan strata atau
kedudukan orang yang memiliki atau mengelola pendopo. Di bawah ini contoh pendopo yakni. Sumber:
Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb.4.24 Panggung Pendopo Model pemanggungan bentuk lain adalah
Proscenium Stage. Bentuk pemanggungan ini sudah cukup tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Kapasitas dan personifikasinya sudah banyak yang memenuhi standar (representasional). Stage
Proscenium secara umum tergantung kepada bagaimana ruang pementasan tersebut akan dibentuk.
Dalam kenyataannya telah banyak yang disesuaikan sesuai standar internasional. Contoh di Jakarta
adalah Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Teater Tanah Air Indonesia (TMII) dengan fasilitas space staging (
panggung di udara atau para penari dalam berperan menggunakan link kawat yang diatur sedemikian
sehingga penari atau peraga seperti terbang). Penonton dalam menikmatipertunjukan dari depan saja
(frontal). Arah dan sudut pandang ditujukan terfokus pada arena pentas. Konsep kanan dan kiri terdapat
layar atau sekat pembatas yang disebut side wing. Di depan panggung terdapat area sedikit yang disebut
sebagai apron. Biasanya sisi kanan dan kiri atau sekitar apron terdapat ruang yang digunakan untuk
menata instrumen musik. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

271. SENI TARI 250 Di bawah ini digambarkan contoh Stage Proscenium sebagai berikut. Sumber: Grafis
Haviz Muharyadi SPd. Gb. 4.25 Stage Proscenium Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb.4.26 Jumlah
saka dan area pentas Pendopo BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

272. SENI TARI 251 Konsep pemanggungan secara umum dapat dijelaskan berdasarkan bentuk dan
kapasitas penonton yang dapat memanfaatkan situasi dan kondisinya secara interprestasi untuk
memenuhi kebutuhan pada saat menonton pertunjukan adalah sebagai berikut. Sumber: Grafis Haviz
Muharyadi SPd. Gb.4.27 Panggung Melingkar Pada bentuk tapal kuda, penonton menyaksikan
pertunjukan dari arah depan melingkar separoh bola. Atau dengan perkataan lain, penonton melihat
pertunjukan dari arah depan separoh bola. Bentuk pemanggung yang dirancang secara sederhana dan
bentuk ini sudah klasik adalah bentuk lapangan terbuka. Secara bebas bentuk lapangan terbuka dapat
dijelaskan bahwa penonton dapat melihat dari segala penjuru. Penonton memanfaatkan celah yang
dapat digunakan untuk melihat atau menyaksikan pertunjukan melalui sudut pandang yang luas,
terbuka, dan lebih bebas atau santai dalam menikmati sajian. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

273. SENI TARI 252 Adapun bentuk panggung terbuka dapat dilihat pada gambar di bawah ini sebagai
berikut. . Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd Gb. 4.28 Panggung dan Lapangan Terbuka Sumber: Grafis
Haviz Muharyadi SPd. Gb.4.29 Bentuk Panggung Konsep secara sinergis, kebersamaan panggung, tangga
berundak, tratag atau tenda BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

274. SENI TARI 253 1.2. Tata Lampu dan Sound Pada seni tradisional, kelengkapan produksi yang paling
tidak diperhatikan adalah masalah penataan lampu dan sound. Pertunjukan dilakukan di bawah terik
matahan atau di bawah terang bulan pumama, dengan lampu minyak atau petromak saja sudah dapat
digunakan untuk memenuhi penyajian pementasan tersebut. Perkembangan teknologi dan
pengetahuan yang terjadi, menempatkan pemikiran tentang tata lampu dan sound berkualitas
diwujudkan. Kualitas gedung pertunjukan yang representati. Harus memenuhi perlengkapan ideal dan
sempurna bagi pementasan. Kebutuhan atas pengadaan tata lampu dan tata suara menjadi pilihan
terbaik kualitas pertunjukan. Kebutuhan pemanggungan yang berkualitas di berbagai daerah dan
berbagai tempat pertunjukan di Indonesia belum merata. Hal ini menjadi masalah yang beragam.
Penataan tata lampu dan tata sound yang seharusnya membantu pementasan jangan hanya salah
penempatan atau pemilihan standar kualitas pemanfaatan menjadi boomerang pementasan menjadi
tidak berkualitas. Kelengkapan produksi tata lampu menjadi pilihan dalam pementasan menempati
peran tersendiri dalam pertunjukan Tanpa cahaya yang alami, baik buatan manusia maupun ciptaan
Tuhan tontonan menjadi gelap Peranan tata lampu sebagai penerangan, di sisi lain juga harus mampu
menciptakan inner garapan menjadi seolah penonton berada dalam ilusi koreografi yang dapat
memberikan imeji keindahan sesuai dengan pesan yang diharapkan koreografer. Fungsi tata lampu
antara lain sebagai penerang, penciptaan suasana, penguatan adegan, kualitas pencahayaan, serta efek
khusus pementasan Tata lampu sebagai penerangan jelas tidak diragukan lagi Asal ada penerangan pasti
lampu semakin terang. Bentuk dan wujud tata lampu bermacam-macam perlengkapan lampu
diantaranya ada lampu khusus yang disebut Spot Light jumlah disesuaikan dengan kapasitas gedung.
Strip Light (lampu garis) biasanya digunakan untuk menerangi dua hingga jalur area pentas saja yang
masing-masing berjarak sekitar 2-4 meter dari deret lampu strip yang ada. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

275. SENI TARI 254 Lampu backdrop juga diperlukan agar pada posisi pang belakang dan lampu yang
dipakai murni menjadi bagian yang digunakan untuk menerangi latar belakang panggung secara umum.
Formulasi warna lampu biasanya digunakan colour bright yang terdiri dari warna-warna biru, merah,
kuning, dan general. Perlu diingat, koreografer yang jeli memenfaatkan momen penataan tata lampu
akan menyesuaikan penggunaan tata lampu dan tata warna lampu lebih mendalam. Penentuan warna
lampu dan pemilihan kostum tari dipertimbangkan melalui dasar kesesuaian yang ideal. Penciptaan
suasana garapan dapat diciptakan melalui penggunaan media penataan tata lampu secara professional.
Sebagai ilustrasi dapat diberikan di sini, sebuah koreografi yang pada saat itu membutuhkan suasana
perasaan hati sedang sedih, musik iringan sendu, lirih, dan menyayat, apabila diberi penerangan tata
lampu yang benderang maka koreografi menjadi tidak sesuai. Teknik penataan lampu yang
dikembangkan adalah melalui penyinaran dengan kualitas warna biru, lampu yang temaram, dan warna-
warna teduh akan mampu menciptakan suasana yang cocok dalam memenuhi kontribusi suasana
koreografi yang diharapkan. Begitu pula sebaiiknya, dalam situasi perang, tata lampu disesuaikan
dengan pencahayaan bahwa warna lampu merah, semakin pekat merah dapat mendukung suasana
apalagi didukung kualitas gerak, penghayatan, dan kedalaman isi gerak serta penciptaan colour yang
sempurna semakin diharapkan memenuhi kualitas pertunjukan. Penguatan adegan dilakukan dengan
penataan lampu yang dapat diciptakan melalui daerah-daerah terang dan gelap secara dramatis. Di sisi
lain penguatan ekspresi tari dapat digunakan untuk membantu penghayatan agar tercapai tujuan
adegan. Penggunaan overhead spotlight atau follow spot light untuk lampu tunggal pada peran khusus
atau ditokohkan berada dalam jarak tembaknya. Efek bayangan agar tidak terlihat pada penari yang
ditokohkan ke penari lain menjadi pilihan tercapainya adegan yang diharapkan. Pemisahan tokoh
dengan kelompok penari lain menjadi prioritas untuk memberikan batas pencahayaan yang jelas sesuai
tempat, pemeranan, dan tentunya kualitas pencahayaan yang diharapkan secara menyeluruh pada saat
adegan tersebut menjadi momen yang dipilih. Kualitas pencahayaan sangat penting. Hal ini tidak
semata-mata adegan menjadi gelap, tetapi kualitas pandang BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

276. SENI TARI 255 penonton menjadi lebih terbantu melalui pencahayaan yang memenuhi standar
kualitas yang diharapkan. Masalah intensitas penyinaran tata lampu, warna pilihan untuk lampu khusus
maupun lampu general, distribusi tata lampu di sekitar panggung dan di area panggung, serta efek
khusus yang diharapkan menjadi pilihan tercapainya koreografi mantap dipertunjukkan. Efek
pencahayaan dapat merugikan, adegan kuang sempurna, kurang memenuhi harapan, dan kurang
mencapai tujuan koreografis. Oleh karena itu, masalah intensitas penyinaran harus sesuai catatan tari,
warna pilihan harus sesuai adegan yang dibutuhkan pada saat adegan, distribusi penyinaran dan
pemilihan warna yang dibutuhkan harus menjadi pengendali tercapainya adegan yang dibutuhkan, serta
efek sinar menjadi salah satu kunci pemilihan tata lampu semakin sempurna dan memenuhi standar
kualitas koreografi yang baik dan memenuhi syarat pementasan. Pencahayaan dapat mewujudkan
adegan dan penyinaran, koreografi semakin hidup, dramatis, dan memenuhi kualitas koreografi yang
diharapkan. Standar ini semakin diharapkan apabila penari dapat lebih jelas melihat hubungannya
dengan kualitas gerak yang diperagakan, ekspresi yang dilakukan, dan efek koreografi yang diharapkan.
Efek khusus pementasan dapat menjadi kurang baik apabila penyinaran kurang memadai, penempatan
lampu khusus yang kurang tepat ditembakkan kepada tokoh khusus, serta pemanfaatan efek lampu
yang kurang tepat dibutuhkan untuk suatu adegan. Hal ini menjadi jelas pada saat koreografi tampil
sejak awal hingga akhir dilangsungkan. Efek khusus yang dipilih biasanya menyangkut kepada bagaimana
tata lampu memenuhi kualitas pemeranan, penciptaan suasana, dan pemilihan yang lebih penting untuk
terciptanya ending atau klimaks garapan tersebut. Penataan suara diperlukan dalam tata teknik pentas.
Hal ini bertujuan agar dapat mendukung pementasan untuk memenuhi konsep garapan. Penuangan
koreografi yang dipentaskan secara professional butuh tata suara yang memadai. Hal ini menjadi
pendukung dalam pementasan. Kualitas tata suara harus memenuhi harapan koreografer. Oleh sebab
itu, penempatan setting tata suara yang berkualitas menjadi salah satu indikasi standar pementasan.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

277. SENI TARI 256 12. Penyusunan Acara Pertimbangan adanya susunan acara dalam suatu pertunjukan
dipehukan, ini bertujuan agar pertunjukan tidak monoton dan membosankan bagi penonton.
Pertunjukan yang menampilkan koreografer-koreografer tari dipilih berdasarkan kualitas mulai dari yang
memiliki bobot sedang hingga klimaks yang memenuhi persyaratan dalam suatu pertunjukan. Pemilihan
tata susun urutan koreografi dipertimbangkan berhubungan dengan pilihan koreografer, pilihan cerita,
pilihan asal tarian, hingga pada kualitas koreografi yang disusun berdasarkan pada urutan penampilan
dari yang memiliki kualitas paling sederhana hingga pada penampilan yang berbobot. Pilihan terhadap
personal koreografer memang menjadi pilihan kendala, tetapi dalam suatu pementasan yang berkualitas
pertimbangan atas penaikan kualitas koreografi menjadi pertimbangan akhir untuk menunjukan
serentetan penyajian pada pergelaran tersebut semakin menarik, memenuhi syarat, pada kualitas
pertunjukan yang diharapkan mencapai sasaran. Nomor penampilan dijadikan pilihan dalam tata susun
acara atau pergelaran dilengkapi dengan buku program yang disusun sebagai panduan pementasan yang
akan dipergelarkan kepada penonton atau kepada penghayat yang akan menikmati pertunjukan.
Panduan acara dibutuhkan sebagai informasi yang akurat tentang pertunjukan tersebut dapat diikuti
secara teliti oleh penonton. Hal ini juga bertujuan agar penonton memperoleh informasi awal tentang isi
pertunjukan, susunan koreografer, serta siapa saja yang terlibat dalam pertunjukan tersebut. Dengan
demikian informasi tersebut menjadi panduan sekaligus informasi yang akan dihayati selama mengikuti
pementasan paada saat pertunjukan tersebut digelar. Susunan acara ibarat kemudi pada saat penonton
akan mengikuti wisata pertunjukan. Di sisi lain, susunan acara juga merupakan desain dramatik yang
harusnya diikuti mulai dari awal, perkembangan, klimaks dan penurunan secara koreografis atau sesuai
prosedur menikmati penyajian seni BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

278. SENI TARI 257 C. KOREOGRAFI BASIS KOMPETENSI Secara konseptual koreografi adalah gambar
gerak yang menunjukkan bahwa aspek tari dibangun berdasarkan struktur peta elemen komposisi tari.
Bagan tentang dasar komposisi tari dan elemen komposisi tari di bawah ini. Untuk memperjelas
pembahasan tentang aspek-aspek koreografi tari, secara umum dapat dilihat pada bagan komposisi
(pada pembahasan tersendiri), dan selanjutnya uraian difokuskan mulai dari pertanyaan awal apa yang
dimaksud dengan koreografi. Apa yang dimaksud KOMPOSISI TARI atau KOREOGRAFI Koreografi adalah
pengetahuan penyusunan tari atau teknik untuk mengkomposisikan bagian-bagian gerak dan desain
komposisi yang saling berhubungan menjadi bentuk kesatuan yang utuh. Seorang koreografer dalam
mencipta sebuah tarian mempunyai satu motivasi yang cukup kuat dan penting, mempunyai tujuan.
Kegiatan atau proses mencipta satu imajinasi kreatif guna mempersatukan bentuk. Pengalaman belajar
koreografi siswa atau penata tari dapat didorong untuk berpikir tentang karya kreatif. Teknik dan
strategi membuat koreografi adalah dengan mencoba membuat pola gagasan dengan konsep
permulaan tengah, akhir. Proses melakukan eksperimen atau proses mencoba di dalamnya tentunya
juga memberikan perhatian terhadap elemen komposisi, konsep-konsep dan prinsip komposisi sampai
pada keindahan koreografi. Dengan cara demikian di atas, siswa atau penata tari memerlukan berbagai
hubungan teknik gerak menjadi bentuk, memahami komposisi secara lengkap (secara teori telah
diuraikan dalam materi komposisi). Kesatuan bentuk yang selanjutnya diproses melalui tahap-tahap
koreografi menjadi jawaban atas berbagai motivasi yang cukup kuat dan penting untuk mewujudkan
suatu koreografi yang akan dipertanggungjawabkan ke depan publik. Bagaimana cara anak
mengembangkan pengetahuan tentang komposisi tari sebenarnya kurang begitu paham atas banyak
teori yang harus diberikan. Bagi kalangan anak-anak pengetahuan secara praktis dan pragmatis adalah
tujuan yang akan diraih. Oleh sebab itu, dalam rangka mengoptimalkan pengetahuan menata tari bagi
anak-anak lebih ditekankan pada sistem bimbingan yang menerapkan cara belajar terbimbing. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

279. SENI TARI 258 Konsep ini biasanya dapat membantu anak untuk berusaha menemukan dan
mengenali gerakan yang dimiliki, dicari, dan dikembangkan secara tepat dan efesien. Cara-cara belajar
yang terbimbing sangat membantu anak untuk mendekatkan pada bagaimana cara anak bergerak,
menggerakan, dan mengembangkan secara tepat dan benar. Oleh sebab itu dibutuhkan konsep belajar
terbimbing yang dapat mengantarkan anak menjadi aktif secara mandiri. Bagaimana anak harus
bergerak, adalah menjadi indikasi pertama yang harus ditanamkan pada anak secara awal. Hal ini
berhubungan dengan upaya meminimalisir anak pemalu menjadi lebih berani dan tidak canggung untuk
bergerak. Langkah kedua setelah mau bergerak anak harus dipancing agar mau dan tidak segan
mengungkapkan kemauannya untuk mengembangkan gerakan. 1. Proses kreatif garapan melalui kerja
studio Koreografi tidak dapat dipisahkan dengan kreativitas. Manusia mempunyai kapasitas yang unik
untuk berpikir dan bertindak kreatif. Dengan demikian, yang dapat menjadikan seseorang dapat berlaku
kreatif, tentunya memiliki ciri-ciri tertentu, kecakapan menguasai sesuatu dan sensitifitas estetis,
imajinasi, dan kekuatan kreatif. 1.1 Eksplorasi • Eksplorasi termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan,
dan merespon. dalam bentuk penjelajahan atau penjajakan. Eksplorasi dapat dilakukan tergantung pada
objek yang digunakan sebagai pijakan. Tampak nyata atau yang belum kelihatan nyata atau angan-angan
juga bisa digunakan sebagai sumber garapan. Wujud tampak dapat berupa gerak, irama, tema,
hubungan sosial. Di sisi lain, wujud yang tidak kelihatan nyata misalnya isi gunung, isi laut, atau berbagai
hal yang ditabukan oleh banyak kalangan. Eksplorasi dalam pengertiannya adalah sebagai proses
pencarian gerak menuju pada pembentukan tari. Internalisasi isi penjajagan adalah menentukan gerak,
mengembangkan gerak secara teratur. Masalah pengembangan ide, konsep dan strategi diwujudkan
melalui penyatuan atau tahap merangkum keseluruhan elemen komposisi, elemen keindahan dan
pengetahuan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

280. SENI TARI 259 komposisi tari yang terkait secara utuh berdasarkan pertimbangan pengalaman yang
telah dan akan dilakukan. Sumber: Jurusan Tari UNJ Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb.4.30 Eksplorasi Gerak
Mahasiswa Gb. 4.31 Improvisasi Gerak mhs Perhatikan gambar, kelompok mahasiswa yang sedang
konsentrasi , mencari gerak untuk menemukenali diri. Hal ini diharapkan mahasiswa mampu dan
memperoleh pematangan ide secara mandiri. Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.32 Instruktur memberi
pengarahan Eksplorasi Perhatikan gambar di atas instruktur olah tubuh sedang melakukan pencarian
gerak secara perorangan, di sini dituntut pematangan ide. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

281. SENI TARI 260 Sumber GNP TMII Jkt Gb. 4.33 Tari Rancak di nan Jombang Penari memperagakan
tendangan pada level bawah 1.2 Improvisasi • lmprovisasi ditandai dengan spontanitas dan terkendali
untuk melakukan gerak mengusi ruang waktu, tenaga, level, mengolah tempo dan ritme. • Proses
visualisasinya bertumpu pada mencoba kemungkinan gerak atas dasar rangsang gerak, raba, rasa, ide
berhubungan dengan rangsang musik melalui melodi, dinamika, irama, tempo, kepekaan bunyi, peran
dan alat bantu. • Improvisasi memberikan kesempatan yang lebih besar pada imajinasi, seleksi dan
mencipta daripada eksplorasi. Tindakan dapat lebih dalam dan menghasilkan respons yang unik. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

282. SENI TARI 261 Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb.4.34 Saman (Aceh) Sumber: Ojang Jurusan Tari UNJ Gb.
4.35 Jaipongan (Jabar) Sumber: Jurusan Tari UNJ Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb.4.36 Kembangan 1
Pencak Silat Gb. 4.37 Panggung dan Lapangan Terbuka Gambar Gb. 4.36- Gb. 4.37 dua penari putri di
halaman ini sedang eksplorasi nyanyian dan gerak. Gambar dua kelompok silat sedang mencari
kembangan silat berdasar situasi sekitar. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

283. SENI TARI 262 1.3 Forming (membentuk, mengkomposisi) • Forming adalah pembentukan atau
penyusunan ke dalam komposisi atau penciptaan tari menjadi bentuk koreografi. lni merupakan hasil
dari eksplorasi dan improvisasi. • Kebutuhan membuat komposisi tumbuh dari hasrat manusia untuk
memberi bentuk terhadap sesuatu yang ditemukan. Produk yang mendatangkan bentuk kesatuan yang
baru disebut tari. • Unsur-unsur yang terkait dalam membuat komposisi tari telah ada pada materi
komposisi atau dapat dilihat pada bagian karya keseluruhan dan dasar-dasar keindahan bentuk. Sumber:
Ojang Jurusan Tari UNJ Sumber: Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 4. 38-4.39 Tari Jaipongan (Jabar) Sumber:
Jurusan Tari UNJ 4.40 Pendet (Bali) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

284. SENI TARI 263 Sumber: Jurusan Tari UNJ Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 4.41 Prajurit (Bali) Gb. 4.42
Saman(Aceh) Sumber: Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 4.43 Jaipongan (Jabar) Gambar ketiga koreografi
adalah pengolahan properti (gb. 4.41) , gerakan (gb.4.42) dan ruang pentas (4.43). BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

285. SENI TARI 264 2 Pengolahan Kreatif Gerak dengan Keindahan Gerak • Pada dasarnya orang memiliki
potensi kreatif, walaupun kadarnya berbeda-beda, akan tetapi perIu dipupuk, dibina dikembangkan
melalui pendidikan dan latihan. Kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kuaIitas
dirinya, melahirkan penemuanpenemuan baru, ide-ide baru, gagasan yang dapat memberikan
interpretasi pada pencipta dan pengembangan berkarya. • Kreativitas adalah kemampuan membuat
kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada (S.L Utami Munandar). Setiap
pengembangan dalam proses kreativitas memberikan tantangan dan percaya untuk diadakan percobaan
dengan cara meningkatkan kemampuan keterampilan, aktivitas, dapat mengungkapkan ciri gerak
pribadi. Sumber: GNP TMII Jkt Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4.44-4.45 Tari Gelang Ro’om Perhatikan
Gambar di atas proses melepaskan kain pada kostum tari sebagai bentuk kreativitas garapan ke dalam
penguasaan gerak, ruang dan koreografi BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

286. SENI TARI 265 Keindahan gerak berhubungan dengan pengolahan elemen tubuh agar dapat mengi
ruang, gerak, dan waktu. Cara dan teknik yang harus dilakukan adalah dengan mengoptimalkan
kemampuan elaborasi gerak ke dalam unsur ruang, gerak dan waktu. Bagaimana teknik yang harus
dilakukan oleh penari untuk dapat menerjemahkan maksud dan harapan penata tari, dibutuhkan adanya
kemampuan untuk memenuhi aspirasi penata tari. Cakupan teknik gerak, kemampuan personal, dan
kecerdasan penari dalam melaksanakan tujuan gerak sangat bergantung kepada bagaimana kedua belah
pihak mendiskusikan dalam pelaksanaan pergelaran. Pengolahan kreatif gerak untuk dapat memenuhi
kebutuhan ruang, gerak dan waktu dalam pelaksanaannya memiliki kesejajaran dengan pengalaman
penari dalam membaca dan menerjemahkan kemauan penata tari. Dalam hal ini dibutuhkan adanya
kemampuan seorang penari dalam menjawab tantangan yang diberikan penata tari. Oleh sebab itu, di
sini perlu adanya latihan inten dan komunikasi yang sejalan antara penata tari dan penari. Sumber: GNP
TMII Jkt Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4.46 Tari Dogdoglajor Gb. 4.47 Tari Jibeng Rebana Perhatikan proses
penggunaan kendang dan rebana sebagai properti tari (kreativitas koreografi mengolah desain lanjutan)
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

287. SENI TARI 266 3. Pengolahan Kreatif Gerak dan Keindahan Bentuk Tari Potensi kreatif yang dimiliki
orang kadarnya berbeda-- beda. Proses melahirkan bentuk dan motif kreatif sangat unik antara seorang
dengan lainnya. Kreativitas perlu dipupuk, dibina dikembangkan ke dalam bentuk pendidikan dan
latihan yang terarah.Pada akhirnya bentuk kreatif dapat terwujud dalam bentuk, kadar, dan tafsiran
motif yang berbeda satu sama lainnya. Penemuan-penemuan ide-ide baru dalmproses kraetif tari
seperti contoh di bawah ini. Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4..48 Tari Ngelajau Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4.49
Turun Kauih Aunen Perhatikan gambar di atas 4.48-Gb. 4.49 dituangkan ke dalam kreativitas pengolahan
gerak split, dan properti tari dalam bentuk gerakan. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

288. SENI TARI 267 Perhatikan gambar di bawah ini adalah pengolahan kreativi9tas gerak, properti, dan
pengolahan ruang, gerak dan waktu. . Sumber: GNP TMII Jkt Gb. 4.50 Tari Randa Nabia Sumber: GNP
TMII Jkt Gb. 4.51 Tari Gelang Ro’om Perhatikan gambar di atas 4.50-Gb. 4.51 dituangkan ke dalam
kreativitas pengolahan properti payung dengan ruang gerak sempit, dan split dengan melakukan gaya
gerak ke depan seirama alur gerak kaki dan tubuh untuk menghindari adanya kefatalan gerak. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

289. SENI TARI 268 Setiap orang memiliki kemampuan rasa dan pengolahan pikiran secara sinergis.
Kemampuan dan kepakaan tersebut pada setiap orang berbeda. Seseorang yang memiliki kepekaan rasa
yang tinggi terhadap tarian, dan sekaligus sebagai pemeran tari maka yang bersangkutan akan mampu
menerjemahkan keindahan gerak melalui kreativitasnya. Kemampuan yang lebih tersebut biasanya
dimiliki pada seorang penari yang juga kompeten terhadap penataan tari. Kedua bekal itu apabila dilatih
terus menerus maka yang bersangkutan akan dapat menafsirkan bagaimana cara dan teknik pengolahan
gerak ke dalam ruang, gerak dan waktu. Banyak orang yang memiliki kemampuan satu jenis saja,
biasanya yang bersangkutan hanya mampu bergerak atau mengevaluasi saja. Apabila salah satu
kemampuan tidak dimiliki oleh banyak orang tersebut pada akibatnya mereka kurang dapat membaca
situasi dan mengevaluasi tari secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pada mereka harus diberi jalan dengan
melalui diskusi secara bersama dalam rangka pengembangan gerak dan kreativitas secara maksimal.
Kecenderungan yang dimiliki oleh seseorang yang mampu bergerak saja, yang bersangkutan memiliki
kemampuan teknik gerak secara primaq, terampil, dan taktis. Di sisi lain pada seseorang yang mampu
dan memiliki kemampuan pengolahan gerak terkadang lupa akan bagaimana teknik gerak yang taktis
harus dilakukan dan dikembangkan secara terstruktur. Dengan demikian di sini diperlukan adanya
banyak orang yang mampu dan memiliki kepekaan rasa pengeolahan gerak secara baik. Oleh sebab itu,
tahapan menuju ke arah kemampuan yang dapat dikuasai keduanya dibutuhkan pengalaman
berkesenian tari khususnya secara benar-benar. Pada akhirnya kerja tekun dan konsisten akan dapat
memperoleh harpan seperti yang dicitakan. 4. Konsep Keterampilan Seni Tari Banyak teori yang
menunjukkan berbagai cara yang dapat ditempuh untuk keterampilan seni tari. Siswa dalam melakukan
kegiatan seni tari, mempunyai kekuatan komunikatif, dan mempunyai esensi dalam kehidupan
manusia.. Dengan demikian manusia mempunyai kapasitas pembawaaan untuk menghayati dan
mengerti gerak yang dilakukan dan membutuhkan perombakan (distorsi) dan penghalusan (stilisasi),
gerak diperoleh BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

290. SENI TARI 269 dari gerak bekerja atau kegiatan sehari-hari dengan cara bermain. Secara mendasar
Laban mengemukakan pandangan gerak dapat dilihat dari empat. Untuk jelasnya, aspek bentuk yaitu 1.
Bentuk badan (Body) 2. Bentuk usaha (Effort) 3. Bentu aksi (Shape) 4. Bentuk ruang (Space) 1. Bentuk
badan (body) Menggambarkan kegiatan yang dilakukan bagian atas dari badan (torso) dan anggota -
anggota badan aksi tubuh : tekukan, rentangan. loncat, berpindah, belok, gerak isyarat, diam, imbang,
ujud badan, simetris, asimetris dll. 2. Bentuk usaha (Effort) Mengungkapkan mutu gerak dengan tipe
atau jenis tenaga yang digunakan dalam gerak : cepat ringan, ayunan bebas, mengambang tertahan,
tekanan, pelan; menjalur, terputus dll. 3. Bentuk aksi (Shape) Yang menekankan pada aksi,
mengungkapkan gerakan yang terkait dengan komponen-komponen dalam badan, organ dalam tubuh,
bagian otot-otot dalam menunjang atau mempengaruhi aktifitas eksternal, setengah lari, berjalan,
beralih, berlutut, bergerak, merentang dll. 4. Bentuk ruang (Shape) Bagian dari sistem yang
menggambarkan tempat, jumlah dan simetris, ruang eksternal yang digunakan selama gerakan ini
berlangsung. Level rendah, sedang, tinggi, wujud ruang sudut, lurus, arah kiri, kanan, diagonal, silang,
rata. Unsur penjabaran secara umum yang penting dalam penciptaan koreografi selalu terkait beberapa
hal yang berhubungan aspek dasar-dasar keindahan, elemen komposisi, elemen tari, dan dasar-dasr
kelompok koreografi secara matrikal dapat dilihat keterhubungannya adalah sebagai berikut: BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

291. SENI TARI 270 Performansi penghayatan tari yang dilakukan oleh seseorang bergantung dari
kesungguhan yang bersangkutan dalam menekuninya. Tari sebagai momentum pertunjukan, lebih
menempatkan kecirian individual, kesan yang ditangkap pandangan penonton, dan pengolahan teknik
dan kolaborasi gerakan ke dalam momen sesaat. Kesan yang ada pada kenyataannya cepat hilang dari
ingatan, cepat terlupakan, dan berlangsung secara terus menerus seiring dengan proses penciptaan. Di
sini dibutuhkan adanya daya serat yang tinggi bagi seseorang yang menekuni tari. Cara dan kualitas yang
dapat dicerp bias dalam bentuk mencatat berbagai kronologis perubahan gerak dan kebutuhan
kreativitas yang dituangkan. Oleh sebeb itu, cara yang paling tepat dalam melakukan pengolahan gerak
dan pengembangannya melalui kreativitas harus dideskripsikan atau setidaknya dicatat sesuai dengan
kode, cara, dan teknik mengingat secara cepat. Pengolahan dan pengembangan gerakan ke dalam
sebuah tarian berhubungan dengan beberapa ilmu yang dapat mendukung secara konstruktif terhadap
penyusunan pengolahan gerak hubungannya dengan kreativitas. Beberapa pakar tari telah
mengidentifikasi bahwa tari sebagai gerak yang memiliki momen perlu diingat, dicacat, dan
didokumentasi. Rangkaian gerak yang tercipta pada sesungguhnya melalui proses yang panjang dan
konstruktif. Secara umum cara dan rekonstruksi tari ditopang dengan pengetahuan secara kolaborasi
adalah sebagai berikut di bawah ini. Improvisasi Pencarian Gerak Gerakan Forming Eksplorasi dicabakan
Rekonstruksi Agar pembaca dapat memperoleh gambaran tentang rekonstruksi tari berdasarkan
kecenderungan penerapan beberapa aspek berhubungan dengan unsure berikut yang dijelaskan di
halaman selanjutnya yakni Elemen Komposisi Tari. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

292. SENI TARI 271 Elemen-elemen Kompoaiai Tari Unity (Kesatuan) Variaty(Variasi) Dasar-dasar
Keindahan Contras (Kontras) Bentuk Transition(Transisi) Sequence(Keterkaitan) Balance (Keseimbangan)
Klimax(Klimak) Elemen-elemen Elemen-elemen Elemen Kompo Deain Elemen Komposisi Tari Dasar Tari
sisi Kelompok Dinamika dalam Gerak Komposi 1. Gerak Tari 1. Gerak 1. Union Mempercepat Ruang 2.
Desain Lantai 2. Tubuh (Serempak) Memperlambat Waktu 3. Desain Atas 3. Ruang 2. Balance(
Memperkuat Dramatik 4. Dramatik 4. Waktu Seimbang) Memperlembut 5. Dinamika 5. Tenaga 3.
Broken(Terpeca Mengalir 6. Komp. Kelp h) Tekanan 7. Disain Musik 4. Alternate(Selan Patah-patah 8.
Tema g-seling) Mengalun 9. Rias Busana 5. Canon(Berganti 10. Property an) 11. Tata Pentas 12. Tata
Lampu 13.Penyusunan Acara Bagan 4.1 Elemen-elemen Komposisi Tari BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

293. SENI TARI 272 D. ESTETIKA DALAM KOMPOSISI TARI Estetika tradisional pada dasarnya merupakan
unsur keindahan. Keindahan untuk dipahami oleh pelaku yang aktif berkesenian, termasuk seniman dan
para akademisi harus memiliki konsep dasar keindahan dalam suatu penciptaan. Tahap keindahan
dimulai dari Ide dasar yang muncul tiba- tiba. Bentuk awal adalah kemauan untuk mempeta unsur-unsur
seni ke dalam suatu penciptaan. Selanjutnya, proses kreatif menjabarkan berbagai tanggapan yang
dilakukan dalam proses berkesenian secara runut ke dalam kerja studio. Di sisi lain, bagi kalangan
tertentu estetika tradisional adalah sebagai sesuatu yang sulit dimengerti. Pokok masalah tentang
keindahan yang dipahami terkadang kurang dapat dicerna secara jelas, matang dan mendalam. Di sini
menu tentang keindahan diharapkan mampu digunakan untuk pemenuhan kepuasan batin semata.
Bentuk estetika seni tradisional Indonesia dibutuhkan dan ukuran acuannya tersendiri. Estetika seni
Indonesia diyakini banyak variasinya. Hal ini tercermin banyak etnik yang menghuni warisan estetika
seni Indonesia. Estetika etnik Indonesia memiliki folkways masing- masing. Pada sesungguhnya, asumsi
ini tidak benar semuanya. Setidaknya, hal ini seperti dikatakan Sumarsan melalui jelajah kritis bahwa
konsep Adiluhung Jawa terhadap pencarian estetika Indonesia dalam telaah Ledek Banyumasan, ledek
Blora, dan Kaleran masih jauh dari kesamaan yang ditawarkan. Salah satu pertimbangan dalam menggali
estetika Indonesia diharapkan dapat hidup dalam kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dari
zaman dahulu hingga Indonesia sekarang. Usaha mencoba untuk membedah estetika Indonesia secara
dini bagi pemula dalam hal ini siswa, guru, dan mahasiswa harus dengan kriteria yang dipertimbangkan
kesamaannya. Asumsi yang ada disepakati bahwa sasaran baca buku ini bukan bagi kritikus seni, penulis
budaya, praktisi seni dan segolongannya, akan tetapi bagi kalangan siswa itu sendiri. Apresiasi karya seni
tari dapat ditelaah melalui pengamatan berdasarkan estetika tradisional. Estetika tradisional cukup
mampu digunakan untuk menelaah kasus-kasus tari yang sedang berkembang dewasa ini. Secara umum
dapat dijelaskan, estetika tradisional yang berkembang sekarang bertumpu pada logika bentuk dan isi,
keduanya menjadi fondasi bagaimana seni ditelaah secara detail. Masalah inner kehendak sangat
resistensi BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

294. SENI TARI 273 ke dalam karya tari dalam banyak bentuk masih kurang diperhitungkan. Perlu
dicermati, pelaku aktif (seniman, kritikus seni) sewaktu melakukan apresiasi berusaha memahami
beberapa pikiran berhubungan dengan: (1) bentuk atau wujud beserta isi seni yang disampaikan, (2)
pelaku seni (siapa obyek dan konsumsi publiknya), (3) ide konsep dalam melahirkan karya atau
kontekstual, (4) gaya dan aliran yang digunakan sebagai pijakan dalam menuangkan ide. Aspek yang
dicermati dalam karya tari adalah bentuk dan isi agar dapat diserap oleh panca indera (elemen
komposisi dan pendukungnya). Selanjutnya, pemahaman tentang keindahan karya seni memiliki nilai
yang disebut dengan Indah. Keindahan dalam seni adalah merupakan satu nilai. Nilai merupakan unsur
yang dapat memuaskan keinginan manusia. Benda seni dapat digunakan untuk memuaskan keinginan
manusia, termasuk adalah karya tari. Indah adalah suatu nilai. Nilai tari dipakai untuk memberikan arti
suatu tarian(elemen komposisi dan elemen pendukungun tari). Nilai tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu nilai intrinsik dan ekstrinsik. Nilai ekstrinsik nilai benda tersebut. Jenis nilai benda
merupakan kesatuan dari hubungan bentuk dan isinya. Pemahaman tentang indah awalnya mencakup
nilai seni, alam, moral dan intelektual. Perkembangannya, keindahan adalah nilai estetis murni. Atik
Sopandi berusaha mengungkap, penemuan beberapa kecenderungan bahwa pengamatan nilai indah
adalah kesatuan hubungan bentuk dan isi yang ada pada kesadaran kita. Teori keindahan dikembangkan
lagi menjdai 5 jenis katagori adalah : • Teori subyektif yaitu ciri menciptakan keindahan suatu benda
sesungguhnya tidak ada, yang ada hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati.
• Teori Obyektif menciptakan sesuatu keindahan, sifat yang ada pada benda yang bersangkutan. • Teori
Campuran adalah gabungan antara subyektifisme dan obyektifisme. • Teori Perimbangan keindahan
adalah benda tercipta dari ukuran, jumlah dan susunan yang memepunyai perimbangan tertentu.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

295. SENI TARI 274 • Teori Proporsi keindahan tercipta dari tidak adanya keteraturan, yang tersusun dari
daya hidup, penggambaran, kelimpahan dan pengungkapan perasaan. RANGKUMAN • Keindahan
adalah nilai, nilai diperlukan untuk dapat memahami karya seni tari • Keindahan adalah nilai estetis •
Nilai merupakan kemampuan sesuatu yang dapat memuaskan keinginan manusia dalam karya seni •
Nilai digolongkan menjadi nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik E. KREATIVITAS TARI Melalui proses
mengalami kita memperoleh pemahaman. Pendekatan ini mempunyai peran yang penting untuk
menentukan berhasil atau tidaknya siswa membuat komposisi tari atau koreografi sebagai hasil belajar
yang diinginkan. Dari uraian ini, maka untuk mencapai tujuan belajar hendaknya guru menggunakan
pendekatan dalam hubungan timbal balik antara siswa dan guru. 1. Seniman (Kepribadian) Tujuan
utama bagi seorang seniman adalah berkarya seni dengan keahlian tinggi dan memiliki keperibadian
sehingga hasil yang diciptakan dapat ditampilkan pada penonton atau masyarakat umum. Begitu juga
pendukung seninya diciptakan untuk secara penuh menjadi seorang seniman yang tampil sebagai ahli
atau artis professional. Tidak seorang seniman pun sanggup membiarkan temperamen hadir antara
dirinya dengan kenyataan-kenyataan ilmu yang merupakan penemuan-penemuan di dalam hasil karya,
karena ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang seniman bukan mencetak seni, akan tetapi membantu
menuju seni yang sebenarnya. Ketika sedang membuat suatu pengalaman berkarya seni, untuk
mengetahui kondisi-kondisi di atas, maka akan mengetahui apa yang diciptakan dan mana yang akan
digarap, dengan melalui pengalaman, keterampilan sebenar-sebenarnya, dengan memperkuat
pemahaman individu yang berkaitan dengan kemampuan keterampilan berkarya seni. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN
296. SENI TARI 275 Karena seni menjadi bagian kehidupan individual teknik dan keterampilan haruslah
dialami dalam suatu cara yang mengakui koneksi-koneksi serta disiplin-disiplin. Ini akan terkandung
dalam pengalaman-pengalaman yang terdapat dalam dunia inteletual, emosi-emosi dan jiwa, dan tidak
dalam hubungan keterampilan seta bentuk yang berubah-ubah tanpa kontrol. Selanjutnya seniman yang
kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian atau karakteristik yang sama meskipun latar belakang pekerjaan
mereka berbeda-beda dalam berkarya seni, namun mereka bebas berpikir dan bertindak, tidak m udah
dipengaruhi oleh desakan-desakan sosial bila mereka yakin telah benar, menyukai hal-hal rumit dan
baru, menghargai dan mempunyai rasa humor dan sangat menekankan pada nilai estetis. Untuk itu,
maka kemampuan untuk memperoleh kualitas pada karya seni yang merupakan ekspresi bentuk, gaya
yang dapat mendukung kenikmatan, emosi, penghargaan dalam kepribadian individual, suatu hasil dari
pengalaman didalam keterampilan untuk mengkreasi, menampilkan dan memandang suatu seni (rupa,
musik dan tari) sebagai imbalan dari kepuasan yang diharapkan dari penonton. Dari beberapa kenyataan
uraian di atas, seorang seniman dapat memperoleh : Pengenalan Pengalaman Keterampilan Pandangan
social (dari masyarakat). Dari uraian tadi, maka Anda akan kenal secara mendalam apa dan bagaimana
karya seni dibuat seorang seniman, bagaimana latar belakang keunikan dan liku-liku seniman. Karena itu
Anda juga mengetahui, apakah seniman dalam berkarya seni memiliki pendekatan sejarah, sejauh mana
pengalaman individu, bagaimana hubungan seni dengan keindahan, bagaimana aliran seninya,
bagaimana keterampilan dan kreatifitas seniman itu berkarya dll. Agar Anda dapat memperoleh
gambaran, tentunya Anda sebagai guru memberikan pengarahan terlebih dahulu kepada siswa
ditempat-tempat yang akan dikunjungi, atau pameran, pergelaran mana yang dikunjungi, atau
kunjungan ke sanggar-sanggar, studio seni, menonton televisi, video, museum dll dengan tujuan setelah
itu anda memperoleh laporan dari siswa dan dalam bentuk laporan tertulis, lisan maupun kliping,
bahkan siswa Andapun dapat mendemonstrasikan hal-hal yang didapat dengan cara kegiatan-kegiatan
seni masing-masing dari karya seniman terkait. Contoh seniman-seniman dengan ciri khasnya : Agus
Djaya terkenal dengan lukisan potret diri, minuman tuak dan sabung ayam, Bagong Kusudiardjo seorang
pelukis, penari dan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

297. SENI TARI 276 koreografer yang melukis figur-figur wayang, karya tarinya berciri Jawa tradisional
dan mencipta tarian anak-anak seperti Tari kupu- kupu, Tari Kijang, Tari Blekdikdot, Tari Gembira dll.R.I
Maradawa, seorang seniman dari Yogyakarta yang terkenal dengan tari-tari klasik gaya Yogyakarta. 2.
Pendekatan Proses Berkarya Proses perubahan bagaimanapun sering terjadi dalam praktek sebelum
suatu model dapat didefinisikan dan sungguh- sungguh praktek harus dikembangkan sebelum
mengurangi arti keaslian. Pengalaman yang subjektif dari kreasi dan ekspresi selama kegiatan seni,
sedangkan obyek jika ada sesuatu sebagai hasil dari pengalaman seni, telah dinilai lebih dalam batas-
batas perasaan pribadi, seperti : rasa kepuasan, emosi, bebas dan senang. Sedangkan kreatifitas itu
sendiri merupakan kemampuan berekspresi dan keahlian sosial dalam kerja individu maupun kelompok
yang tidak bisa terlepaskan dengan unsure-unsur seni, komposisi maupun pengetahuan yang terkait
dengan penciptaan seni dalam hasil karya seni. Berdasarkan hal tersebut, membuat suatu proses
penciptaan sampai pada bentuk penampilan mengekspresikan secara menyeluruh bersifat subyektif.
Sesungguhnya proses mental dilibatkan dalam kerja kreatif yang mana tidak dapat dilihat dan tidak
dikritik melainkan hanya dapat ditampilkan sebagai hasil ciptaan selama proses berlangsung. Dalam
konteks pertunjukan yang sungguh-sungguh untuk apa yang dipandang dari segi daya kreatifitas,
imajinasi rasa, prinsip memerlukan estetika. Lebih lanjut anda dapat melihat bahwasanya keahlian
proses pertunjukan seperti focus, karakteristik, penonjolan arti keterampilan, seniman tidak dapat
diduga tanapa mengacu paa pembagian ilmu pengetahuan. Selanjutnya proses dalam menciptakan seni
dimulai dari eksplorasi, imajinasi, seleksi dan final dapat diperkaya dibuat selera, sebagai anggapan guru
cocok untuk pengalaman murid-murid dan kemampuan. Siswa menangani tugas-tugas dari guru, siswa
harus jelas tujuan pada penciptaannya, maupun temuan-temuan harus dipelajari dan mengetahui
syarat-syarat, prinsip-prinsip sehingga dapat mengetahui nuansa ekspresi terhadap isi dan bentuk dari
pertunjukan, pameran yang diinginkan hidup dan menimbulkan rasa dalam penampilan. Pengembangan
kreativitas dan imajinasil membuat orang bertanggung jawab tugas yang diberikan, dalam seni
merupakan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

298. SENI TARI 277 ketentuan pertunjukan/penampilan. Hal yang sama dalam konteks penampilan,
pameran seni dengan membuat referensi seni (tari, musik dan rupa), siswa dapat menjadi paham, kenal
dengan ide-ide pikiran umum dan apa yang merupakan keahlian melalui pengalaman pertunjukan seni.
Jika keterampilan dalam pendidikan seni yang diduga secara obyektif, siswa menyajikan,
mengekspresikan dan dapat mengapresiasikan seni, maka siswa ditentukan untuk membuat melalui
laporan, mencatat atau dilihat melalui paket ciptaan siswa. Bagaimana siswa menciptakan, perlu dilatih,
diinterprestasikan para seniman. Jadi penciptaan, pertunjukan (pameran) dan apresiasi memberikan
suatu tingkat kesinambungan terhadap seni dalam model pendidikan seni. Jelaslah, bahwa proses awal
dalam menciptakan karya seni adalah kreativitas dalam mengekspresikan suatu perasaan nyata alam
imajinasi individual, sesudah meneliti menyatakan refleksi perasaan, langkah berikutnya aalah selesai
dari improvisasi pola kegiatan seni yang baru, dan ini dapat dibuat. Bagaimanapun harus ada interaksi
antara perasaan dan pengetahuan. 3. Hasil Karya (Produk) Seni Sebuah karya seni akan kelihatan
kualitas produk (hasil) dengan bagus dan indah apabila kualitas keahlian dari sebuah proses dan
kreatifitas berjalan dengan baik. Penempatan utama harus ditempatkan pada pengembangan
pengetahuan siswa selama dalam proses belajar di sekolah. Pengetahuan yang bermacam-macam dan
sangat bervariasi, seperti siswa harus tahu gaya dan kaidah seni, guru dapat memberikan sumber-
sumber yang kaya dengan ide untuk menciptakan seni, memperluas batasan konsep seni dan
menawarkan suatu kerangka pustaka dalam rangka menyusun, memprogram persepsi dari kerja seni.
Dalam konteks penampilan, pameran seni dengan membuat ciptaan pribadi, akhirnya siswa dapat
menjadi paham, kenal dengan ide, pikiran umum dari apa yang merupakan keahlian siswa yang
dilakukan melalui pengalaman, proses sampai pada hasil (Product) seni dalam pementasan dan
pameran. Di lain pihak, pengetahuan seni merupakan suatu persyaratan untuk berkreasi, berimajinasi
dan berekspresi dan elemen-elemen yang terkait pada proses kreatif. Di samping itu, pengetahuan juga
dapat membantu proses kreatif, apabila mengerti latar belakang dan unsur karya di dalamnya terdapat
juga kemahiran, kedisiplinan yang luas, teknik dan kriteria dari BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

299. SENI TARI 278 subyek atau aktivitas. Siswa memperoleh pengetahuan melalui pengalaman belajar
dan perasaan seni akan terjadi jika siswa telah mengalami pembuatan karya seni. Perasaan subyektif ini
adalah pikiran (cognitive) dan perasaan mengetahui rangsangan seni yang diperoleh. Anda juga telah
mengetahui bahwa ekspresi dalam seni muncul sebagai salah satu campuran dari pengalaman subyektif
dalam kebiasaan yang berasal dari pengetahuan yang obyektif. Siswa anda perlu mengetahui bagaimana
mengobyektifkan pengalaman subyektif mereka melalui media artistik, serta harus mempunyai tujuan
yang jelas pada produk-produk alamiah yang menjadi tema individu untuk mengatasi persoalan dan
perasaan. Bagaimana mengembangkan keterampilan sebagai bagian dari seni dalam pendidikan?. Lebih
lanjut dalam laporan, disebutkan bagaimana bantuan khusus dalam sosial merupakan keterkaitan dari
studi seni. Sehingga pengetahuan dan keterampilan dikembangkan dan diperkirakan kriteria yang perlu
dirumuskan untuk menentukan apakah siswa tahu, mengerti dan dapat mengerjakan konteks seni
sampai pada produksi (hasil) karya seni. Dari ketiga pendekatan konsep perencanaan apresiasi seni
diatas, maka konsep-konsep dan kemampuan dapat dibentuk ,melalui suatu proses kreasi, penampilan,
pameran dengan cara menonton melihat karya seni. Maka jelaslah disini, anda dapat mendalami apa
arti suatu pendidikan yang dapat anda ketahui bahwa belajar apresiasi seni melalui beberapa
pengalaman yang berlangsung dapat dilihat dari berbagai sudut. 4. Membuat Karya Seni (Menata) •
Interpretasi ide harus dimengerti • Dapat diterjemahkan dalam bentuk seni secara simbolis • Jenis seni
drama, musik, tari rupa dengna bentuk kontemporer, abstrak, jazz, balet dan daerah setempat. • Harus
merencanakan untuk menggelar ide, kualitas dan waktu • Membuat rencana agar jumlah peserta yang
terlibat dengan kegiatan seni dan keterkaitan dengan ide harus dapat disajikan posisi, group. • Memilah
dan menyatukan ide dengan membuat bentuk • Mencari bentuk yang sesuai antara komposisi yang
terkait dengan pola maupun desain. • Membuat ungkapan, mengulangi dalam waktu yang sama, ruang
hubungan antara konfigurasi BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

300. SENI TARI 279 • Mengerti bentuk normal, pengulangan, mengolah estetika • Membuat tahap-tahap
elemen komposisi seni • Menampilkan dalam bentuk pergelaran atau pameran • Melihat aturan
penonton, mencatat rencana dan hasil F. DASAR DASAR KEINDAHAN (Elizabeth R Hayes) 1. Unity
(Kesatuan) Keindahan secara prinsip menjadi unsur terpenting dalam koreografi. Elemen yang
membentuk konsep keindahan suatu karya merupakan gabungan unsur-unsur keindahan. Unsur ini
harus ada dan merupakan kesatuan yang utuh. Kesatuan aspek gerak, ruang dan waktu yang hadir harus
dihayati dan dimengerti. Hasil kesatuang aspek unsur tari harus mencapai vitalitas, sehingga keutuhan
yang diharapkan memperlihatkan kesatuan yang saling berhubungan. Prinsip kesatuan keindahan dalam
koreografi merupakan bentuk organisasi penari. Masing-masing penari bekerja dan bergerak dalam
kegiatan yang secara total membentuk kesatuan kelompok pergerakan sehingga menjadi hidup dan
dinamis di atas pentas. 2. Variaty(Variasi) Variasi pada dasarnya adalah proses pembentukan struktur
tari. Penyusunan dan perangkaian gerak oleh penari tidak terputus-putus. Variasi semua aspek dasar
keindahan yang ada dan hubungannya dengan unsur tari terdiri gerak, ruang dan waktu secara kreatif.
Dalam proses struktur tari, gerakan dimungkinkan tidak ada putus-putusnya. Kepentingan variasi
gerakan dikembangkan dalam kerangka integritas. Kebutuhan variasi gerak, ruang, dan waktu tidak
boleh mengorbankan makna kesatuan. Tidak ada variasi atau perkembangan yang berarti tidak kreatif.
Hasil akhirnya koreografi membosankan. 3. Kontras (Kontras) Adalah posisi dimana posisi, kedudukan,
dan sikap dalam keadaan yang saling berlawanan, atau terjadinya situasi yang tidak seimbang antara
belah kanan dan belah kiri. Setidaknya terjadi kondisi dimana posisi, sikap, dan kedudukan tertentu tidak
sama dengan lainnya. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

301. SENI TARI 280 4. Transition(Transisi) Adalah Motif gerak yang dipilih dan digunakan sebagai sarana
untuk perpindahan atau transisi. Teknik ini tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus menyatu dalam
kesatuan gerakan yang akan disambungkan. 5. Repetation(Pengulangan) Pengulangan sebagai elemen
konstruksi berarti persis sama. Pengulangan dalam seni dapat ditafsirkan sebagi pernyataan
kembali(restate), penguatan kembali (reinforce), gema ulang(reecho), menmgingat kembali (recall).
Repetisi ditekankan pada unsur cannon atau berganti-berurutan. Gerakan tertentu terus berhenti,
disusul penari lain bergerak mengikuti pendahulunya. Dalam struktur koreografi prinsip pengulangan
bertujuan variasi tetapi jangan membosankan. Satu materi gerak yang menjadi ciri khas dari tarian itu,
sebaiknya perlu diulang beberapa kali dengan maksud untuk lebih menampakkan kebebasan bentuk
tarian. 6. Sequence(Keterkaitan/Kontinyuitas) Kontinyuitas sebuah tarian yang menarik perhatian para
pengamat akan menopang vitalitas dan intensitas pengalaman, sehingga iring-iringan yang rapi dari
berbagai macam aspek tari secara berangsur-angsur menampilkan pengertian yang mendalam bagi
pengamat. Oleh sebab itu, bagian gerakan yang dirangkai atau disusun memiliki arti sama dan
disimpulkan secara bersama. 7. Balance (Keseimbangan) Berkaitan dengan penyusunan tiap-tiap bagian
gerak yang secara professional diatur dan disusun menjadi kesatuan yang tepat melalui pengaturan pola
lantai, dan bagian-bagian komposisi lain yang saling berhubungan. 8. Klimax(Klimaks) Dalam konsep
garapan nonliteral, koreografi membutuhkan klimaks keutuhan struktur permulaan, tahap
perkembangan hingga akhir penyelesaiannya klimaks harus terjadi. Suatu komposisi yang berangkat dari
pengembangan ke titik puncak, diakhiri dengan kesan yang mendalam. Di sisi lain, pada koreografi literal
baik dramatari maupun koreografi dramatik klimaks menggambarkan titik puncak BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

302. SENI TARI 281 dramatik. Konsep klimaks dapat dikembangkan melalui bentuk kerucut tunggal
maupun ganda. 9. Harmony(Harmonis) Adalah pengaturan bagian-bagian kekuatan garapan yang saling
mempengaruhi dalam koreografi. G. KONSEP GARAPAN (Jachklin Smitt) Ciri-Ciri Komposisi Tari 1. Sifat
Dasar Komposisi : pembentukan bersama unsur-unsur selaras yang dengan hubungan dan penyatuan
membentuk sesuatu yang dapat di identifikasi. 2. Materi Dasar : penata tari harus sepenuhnya sadar
unsur alamiah sehingga ia dapat sebaiknya menentukan cara seleksi, menghaluskan dan
mengkombinasikannya 3. Metode Konstruksi : untuk mencapai keberhasilan penataan tari maka penata
tari harus mengetahui awal kemungkinan- kemungkinan seperti unsur-unsur bahan sebuah tari, metode
konstruksi yang menghasilkan bentuk tari dan sebuah pengertian tentang gaya dimana penata tari
berkarya. 4. Mengajar Komposisi Tari : pengetahuan tari sebagai bentuk seni hanya dapat dicapai
melalui pengalaman menari, menyusun, mementaskan dan mengamatinya. Kunci keberhasilan
komposisi tergantung inspirasi artistik dan intuisi seseorang, penguasaan perbendaharaan gerak secara
luas sebagai makna ekspresi, pengetahuan tentang bagaimana menciptakan wujud dari struktur seni. •
Gerak dan Arti • Bahasa Dasar Gerak bahasa sehari-hari sebagai upaya komunikasi dapat dijumpai
melalui gerak seperti ungkapan verbal yang menjelaskan suasana hati dan pikiran dan pengendalian rasa
• Analisa Bahasa : penata tari memerlukan suatu makna analisa isi sehingga ia dapat mengambil gejala
pola perilaku manusia, menghaluskannya, menambah sana sini, menyusun variasi, mengambil intisari,
meluaskan, menonjolkan bagian tertentu menurut kebutuhan komposisinya. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

303. SENI TARI 282 • Penetapan Isi : penata tari dapat menggunakan analisa laban untuk membantu
analisi isi gerak dan mengabarkan mana yang menjadi perhatiannya, memillih aksi dan warna melalui
usaha apapun, tata ruang atau hubungan isi. • Eksplorasi Tema : penata tari harus mencari dan
mengalami keluasaan tema sehingga ia menjadi sepenuhnya bebas dengan gerak dan konotasi rasa atau
arti. Dalam mencari tema ia harus mengumpulkan sebanyak-banyaknya gerak tanpa pemikiran
komposisi sehingga kaya akan pengalaman gerak. • Gerak dan Makna : bahasa komunikasi yang luas dan
variasi dari berbagai kombinasi unsur-unsurnya dalam konteks tari gerak sebaiknya dimengerti sebagai
bermakna dalam kedudukan dengan lainnya. • 3.2 Metode Konstruksi I • 3.2.1 Rangsang Tari •
Rangsang Tari : sesuatu yang membangkitkan pikir semangat atau mendorong kegiatan. • Rangsang
Dengar : sesuatu yang dipakai untuk mengiringi tari • Rangsang Visual : dapat timbul dari gambar,
patung, obyek, pola, wujud • Rangsang Kinestetik Gerak Tertentu berfungsi sebagai rangsang kinestetis
sehingga tari tercipta berdasarkan gerak itu sendiri • Rangsang Peraba menghasilkan respons kinestetis
yang kemudian menjadi motivasi tari • Rangsang Gagasan : gerak dirangsang dan dibentuk dengan
intensi untuk menyampaikan gagasan. • 3.2.2 Tipe Tari • Tari Abstrak : tanpa program yang konkret atau
tanpa menggunakan cerita • Tari Murni dan Studi : tari yang berasal dari rangsang kinestetis dan secara
eksklusif hanya memandang gerak itu sendiri. Sesuatu studi itu murni, tetapi sebuah tari dapat juga
murni dan lebih dari sebuah studi, artinya penataan tari telah berkonsentrasi pada tema materi yang
terbatas. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

304. SENI TARI 283 • Tari Dramatik : gagasan yang dikomunikasikan sangat kuat dan penuh daya pikat,
dinamis, dan banyak ketegangan dan dimungkinkan melibatkan konflik antara orang seorang dalam
dirinya atau dengan orang lain. • Tari Komik : membuat bagian tubuh bergerak secara aneh dengan
koordinasi diluar sifat normal. • 3.2.3 Bagaimana cara Pencarian Gerak dalam Koreografi Tari •
Penyajian Representasional Murni: perlu didiskusikan peñata tari secara matang. Konsep yang harus
dituangkan berupa peniruan gerak akan dominant. Hal ini berhubungan dengan penuangan kembali
simbol dan hal yang kurang representatif harus bisa dikenali. • Improvisasi : rangsang musik untuk
spontanitas gerak. • 3.2.4 Metode Konstruksi II • Keseluruhan dibuat dari beberapa komposisi dan
komponen penata tari : • Tubuh penari sebagai instrumen yang memiliki isi, wujud dan kapasitas aksi. •
Gerak yang mempunyai kelengkapan fisik waktu, berat, ruang dan alunan-alunan interaksi yang
menentukan bentuk aksi. • Ruang lingkungan yang dapat diwujudkan melalui gerak. • Hubungan yang
dapat terjadi antara tubuh dengan sesuatu yanmg lain atau orang lain. • 3.2.5 Bentuk • Suatu tari
bertujuan untuk mengkomunikasikan gagasan dan oleh karena itu begitu banyak hal terdapat dalam tari
lebih dari sekedar rangkaian gerak. • Pengembangan dan Variasi Motif • Motif • Preaston-Dunlop (1963)
menyatakan motif gerak merupakan pola gerak sederhana, tetapi di dalamnya terdapat sesuatu yang
memiliki kapabilitas untuk dikembangkan. • Jenis Motif • Setiap tari memiliki motifnya sendiri dan
setiap motif mempunyai karakter sendiri yang mungkin tidak dipakai untuk tari lainnya. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

305. SENI TARI 284 • Panjang Motif • Penekanan Isi • Isi usaha gerak dapat menjadi motif gerak adalah
sebuah tata hubungan aksi usaha (effort), dan ruang dimana tidak satupun dari aspek tersebut dapat
hadir tanpa yang lain dalam motif, tetapi satu atau lebih dapat mendapatkan penekanan dari lainnya. •
Motif Menuju Komposisi • Penata tari yang menata tari tunggal akan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut : • Gagasan ditetapkan melalui isi gerak yang diatur dalam motif, berikut pengembangan dan
variasinya. • Cukup ada pengulangan untuk mendapatkan konfirmasi imaji gerak. • Aspek waktu dan
ruang begitu menarik dan bervariasi serta meningkatkan makna. • Metode Konstruksi III • Kelompok
sebagai elemen ekspresif: setiap penari dalam kelompok mempunyai peranan utama yang harus
ditampilkan secara harmonis untuk memberikan sumbangan daya hidup secara keseluruhan. •
Pertimbangan jumlah kelompok: penata tari harus berhati- hari mempertimbangkan berapa jumlah
penari yang dibutuhkannya karena masing-masing harus mempunyai kontribusi tafsir gagasannya. •
Penempatan dan wujud kelompok: penempatan ruang dan wujud kelompok mempunyai efek dan
makna gerak. • Motif, pengembangan dan variasi: sebuah motif ditetapkan melalui gerak rampak
seluruh kelompok yang memerlukan pengulangan dan pengembangan sehingga menjadi jelas
maknanya. Pengulangan yang sama melalui pengembangan dan variasi motif dapat dijumpai baik dalam
kelompok maupun sendiri. • Aspek waktu • Rampak : rampak simultan, saling mengisi secara simultan,
kontras secara simultan, baris belakang dan depan simultan baris baris belakang dan depan berturutan.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

306. SENI TARI 285 3.4 Metode konstruksi IV • Desain Waktu • Gerak dan frase gerak Frase dapat
dimulai dengan dinamika, gerakan dalam suasana tertentu dan berakhir dengan kelembutan/sebaliknya
atau peningkatan menuju ledakan pada bagian tengah dan berakhir semakin lembut. • Ritme dan
Bentuk Pengorganisasian Bentuk : Bentuk Binter, Bentuk Terner, Bentuk Rondo, Tema dan Variasi (tema
menjadi dasar variasi yang sering dibuat dengan bentuk sekuensial dengan diikuti oleh bermacam-
macam pengambangan atau variasi), Canon atau Fuga komposisi dimana satu atau dua tema/motif
diulang/dimulai oleh penari-penari tertentu silih berganti. 3.5 Metode Konstruksi V • Motif (dasar)
konstruksi • Pengulangan • Variasi dan kontras • Proporsi dan imbangan • Transisi • Pengembangan
logis • Kesatuan 3.6 Kebebasan penata tari • Imajinansi dan intuisi • Pengetahuan materi gerak •
Pengetahuan metode konstruksi • Pengenalan pengetahuan bentuk melalui pengalaman estetis yang
semakin banyak diperoleh setelah pengalaman melihat tarian orang lain dan karya seni lainnya.
Imajinasi dan reaksi awal penata tari terhadap stimulus isi materi Reaksi awal penata tari terhadap
stimulus hingga menimbulkan kesadaran akan menuju pada penata tari dapat membayangkan hasil
tariannya. Hasilnya baik disekitar kerangka kerja maupun hanya sebagian kecil berlanjut sebagai
pengarah tanggapan gerak terhadap stimulus. 3.7 Imajinasi Selama Penataan Tari Sebagai materi :
Penata tari dapat menyajikan sebuah pernyataan yang sangat sederhana, tetapi kesederhanaan isi
geraknya dapat dituangkan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

307. SENI TARI 286 secara imajinatif dalam arti penjajaran kepekaan dan diilhami penggunaan
pengulangan. 3.8 Bentuk Tari • Motif unsur bentuk tari : Pengulangan, variasi, kontras, klimaks,
proporsi, berimbang, transisi, pengembangan logis dan kesatuan. 3.9 Intuisi • Intuisi tanpa pengetahuan
• Pengetahuan mengesampingkan intuisi • Intuisi dengan pengetahuan • Intuisi dan sedikit
pengetahuan Intuitif ini selanjutnya digunakan untuk mengelaborasi unsure keindahan yang telah
diajukan pada teori Unsur Keindahan adalah sebagai berikut. • Unity : elemen yang harus ada dan
menjadi kesatuan yang utuh, meliputi keserasian gerak, musik, kostum, rias, dan pendukung lainnya
dipelajari secara matang dalam kelas secara detail yang lebih operasional telah menjadi spirit dari
koreografi yang tertuang berdasarkan jabaran dari hasil jadi koreografi tari. • Variety : berarti banyak
variasi yang dikembangkan ke dalam unsur ini meliputi gerakan cepat-lambat, desain dalam- tertunda-
datar, level atas-medium-bawah, gerak mengalun- stakato, desain asimetri-simetri dan masih banyak
lagi yang diakumulasi menjadi kesan varietas dari komponen dalam komposisi tari. • Repetation :
merupakan bentuk pengulangan gerak secara bervariasi pada tempo atau kesempatan yang berbeda.
Konsep penerapan gerakan yang diulang maupun kronologis pengulangannya biasanya akan
berhubungan dengan variasi bentuk gerak, desain gerak serta akomodasinya terhadap tema garapan
yang ditonjolkan. • Contras : biasanya lebih berhubungan dengan pengulangan gerakan yang bersifat
membosankan. Konsep ini lebih mengantarkan pada persepsi gerakan yang dilakukan secara beda,
dengan harapan untuk mendapatkan kesan yang dinamis dengan cara gerak lambat .ke cepat, gerak
mengalun ke gerak patah-patah, atau gerakan yang bersifat lembut ke gerakan yang bersifat keras
penuh tenaga atau inner penghayatan. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

308. SENI TARI 287 • Transition : memiliki makna gerakan dilakukan tidak hanya pada satu posisi saja,
melainkan dengan mobilisasi yang lebih bervariasi ke dalam uraian di tengah pentas (dead center),
panggung depan (up stage), dan panggung belakang (down stage), atau dikanan dan kiri panggung
depan (up right-left stage), dikanan dan kiri panggung belakang (down right-left stage), dan seterusnya.
• Sequence : bermakna gerakan dilakukan secara berkaitan, gerakan yang satu dengan gerakan lainnya
tertata secara berkesinambungan atau dengan istilah lain gerakan mengalun pada ritme gerak secara
teratur. • Climax : biasanya lebih ditonjolkan kepada gerakan atau pose gerakan yang dibutuhkan untuk
memberikan kesan agar penataan gerak atau koreografi telah berakhir berdasarkan tema garapan. Hal
ini berhubungan dengan kesan gerak, klimaks garapan atau penonjolan ide garapan yang terstruktur
dalam koreografi yang dipentaskan. G. GERAK KREATIF Gerak kreatif adalah gerakan yang dapat
dikembangkan menjadi bentuk lain. Teknik, cara dan implementasi mengembangkannya dengan melalui
mencoba kemungkinan gerak dikembangkan menjadi gerakan lain yang berbeda dengan gerak asalnya.
Gelagat untuk mampu menunjukkan berbagai teknik dan cara variasi gerakan dapat ditempuh melalui
uji keterampilan kreatif dalam proses kreatif. Siswa di sekolah sebaiknya diberikan pengalaman gerak
kreatif dalam menari. Kegiatan tari bagi siswa ditujukan untuk menemukenali diri secara mandiri, hal ini
dengan menunjukan kepada diri maupun siswa lain ke dalam aktivitas pencarian gerak pada saat menari
secara maksimal. Dengan demikian siswa memiliki kapasitas untuk menghayati dan mengerti gerak yang
dilakukan sendiri sebagai refleksi diri dan sekaligus rekresinya. Banyak teori yang menunjukkan berbagai
cara yang dapat ditempuh untuk keterampilan seni tari. Siswa dalam melakukan kegiatan seni tari,
mempunyai kekuatan komunikatif, dan mempunyai isensi dalam kehidupan manusia. Dengan demikian
manusia mempunyai kapasitas pembawaan untuk menghayati dan mengerti gerak yang dilakukan dan
membutuhkan perombakan (distersi) dan penghalusan (stilisasi), gerak diperoleh dari gerak bekerja atau
kegiatan seharian dengan cara suasana bermain. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

309. SENI TARI 288 Untuk jelasnya, secara mendasar Laban mengemukakan pandangan tentang gerak
yang dapat dilihat melalui empat aspek. Adapaun aspek bentuk dimaksud terdiri dari unsur sebagi
berikut: Bentuk Badan (Body) Bentuk Usaha (Effort) Bentuk Aksi (Shape) Bentuk Ruang (Space) Bagan
4.2 Peta Konsep Penuangan Kreatif gerak menurut Laban Penuangan tentang bagaimana cara dan
strategi pengembangan gerak dalam format gerak kreatif dibutuhkan penjabaran masalah body, spce,
effort, dan shape secara variatif. Upaya yang dilakukan misalnya adalah mengkombinasikan gerakan-
gerakan dalam bentuk langkah-langkah tarian. Gerakan yang termasuk dalam langkah-langkah tarian
untuk pandangan Laban meliputi gallop, slide, skip, ¾ run, waltz run, step-hop, two- step, polka, waltz
balance, waltz mazurka merupakan bentuk gerakan yang ditampilokan menjadi sebuah pola gerak tari
tradisional. Banyak tarian yang belum diklarifikasi berdasarkan pandangan laban, bahwa langkah-
langkah tarian menjadi sebuah aktivitas yang dapat memancing dan menumbuhkan daya kreatif anak
dalam menari. Penelusuran tentang bagaimana cara anak mengembangkan konteks gallop, slide, skip, ¾
run, waltz run, step-hop, two-step, polka, waltz balance, waltz mazurka melalui landasan dasar body,
spce, effort, dan shape merupakan bagian yang terus menerus perlu dibimbing. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

310. SENI TARI 289 Pada sisi lain, kondisi yang terjadi menunjukan bahwa anak-anak yang lebih dewasa
lebih berhasil dalam mempelajari tari rakyat secara mudah dan dengan menggunakan metode yang
lebih kreatif. Landasan tubuh, ruang, waktu dan tenaga dimanfaatkan secara maksimal untuk
menerapkan pola-pola gerak yang ditemukan sendiri dan sekaligus mengembangkan gerak secara
maksimal ke dalam hasil rangsang musik, gerak, dan rangsang lainnya yang dapat digunakan sebagai
bahan untuk memancing kreatif. Dengan demikian munculnya gerakan yang baru telah ditopang dengan
kemampuan mengoptimalkan empat unsur yang disebut sebagai landasan teori secara benra dan
berhasil. 1. Gerak Pada dasarnya semua makhluk hidup adalah bergerak. Khusus untuk anak-anak
senang bergerak. Gerak sebagai alat pendidikan memiliki indikasi terhadap penguasaan fisik, fleksibel,
koordinatif, bahasa tubuh. Gerak berfungsi untuk memacu kemampuan psikomotorik. Dalam keadaan
tertentu dapat berperan dalam menunjang kemampuan kognitif. Berdasarkan perbendaharaan kata dan
pemecahan masalah secara kreatif, gerak dapat membantu dan meredam munculnya pertumbuhan
emosi. Dengan demikian dapat umbuh melalui kerjasama dengan orang lain melalui rasa percaya diri
(self Esteem) 2. Ruang Ruang merupakan suatu tempat. Ruang dapat berupa ruang pribadi, ruang
umum. Level merupakan posisi atau kedudukan. Dalam kehidupan sehari-hari lebih diartikan kepada
level tinggi, level sedang, dan level rendah. Arah biasanya menunjukan tujuan. Arah dapat diidentifikasi
ke dalam tujuan ke arah depan, ke arah belakang, ke arah kanan, ke arah kiri, ke arah atas, dan ke arah
bawah. Langkah menunjukan arah. Kemana langkah dilakukan maka yang bersangkutan akan menuju
arah sasaran. Ukuran pada dasarnya menunjukan bentuk, volume atau isi dan kapasitas yang dimiliki
oleh sesuatu dimana masuk dalam ukuran. Ukuran terdiri dari ukuran besar, sedang, dan kecil. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

311. SENI TARI 290 Hubungan di atas, di bawah, di sekitar, melalui, bersama, bagian yang dilaluinya. 3.
Kualitas Kecepatan Lambat, sedang, cepat, Kombinasi antara ketiga unsur secara variatif • Irama
Teratur- tidak teratur, pendek- panjang, keras-lembut, tinggi- rendah • Bobot Berat- ringan, intensitas –
pengendoran, tention-relaktention • Tenaga Lembut-Kasar, lunak- kuat, berotot-tidak berotot, • Alur
Bebas- terikat, mengalir-patah-patah, spontan-terencana. • Fokus Satu fokus- banyak fokus, terpecah-
satu konsentrasi 4. Komposisi Menemukan gerakan-gerakan baru yang berdasarkan prinsip dan makna
dari gerakan tersebut. Di dalam arti sebuah gerak memiliki desain keruangan dan bentuk konstruksi. 5.
Macam Dasar Gerak • Desain : garis-garis yang statis. Terdapat dua aspek : ruang waktu yang terselimuti
oleh sekuens gerak. • Dinamika • Irama • Motivasi 6. Desain • Desain Simetri (seimbang) dan Asimetri
(tidak seimbang) dalam ukuran tubuh penari antara sisi kanan dan kiri. • Desain untuk seorang pelaku
atau lebih • Desain frase gerakan-gerakan yang berhubungan dengan desain waktu, karena perpaduan
antara gerakan-gerakan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
312. SENI TARI 291 yang berbeda tempo-temponya atau ritmenya. Teori frase sebuah teori penataan
gerakan dalam desain waktu. • Desain ruang pentas. • Dalam tari, latihan teknik yang dilakukan didalam
studio tidaklah riil, artinya tidak sama dengan ruang pentas yang sesungguhnya. Pada hakekatnya setiap
tempat mempunyai kepekaan yang dapat memperkuat dan memperlemah ritme. Masing-masing
tempat akan mengendor kekuataannya apabila terlalu sering digunakan, hal ini dapat disegarkan
kembali dengan sesekali meninggalkannya. Nilai Arah Dalam Gerak • Arah lurus kedepan adalah yang
paling kuat, karena tubuh penari serta seluruh dinamikanya berkomunikasi secara langsung. • Arah ke
samping • Arah diagonal • Arah melingkar • Lighting adalah satu sarana yang sering digunakan. Lighting
mampu membangun klimaks dan menghilangkan sosok tubuh bila diminati. Desain kelompok kecil •
Kelompok kecil/grup adalah istilah yang dalam tari timbul bersamaan dengan lahirnya tari modern.
Sebelumnya untuk membedakan para penari biasa dengan penari-penari utama, kata grup dipilih untuk
lebih menjelaskan hubungan-hubungan antara penari modern dengan ide demokrasi . Dinamika •
Dinamika, peranan dinamika dalam tari adalah sebagai penambah daya tarik, Dinamika meliputi daerah
luas yang membentang dari selembut pasta sampai sekeras palu- godam. Dan area ini seluruhnya
memberikan kemungkinan kombinasi tiada habisnya, baik dalam tempo dan dalam tensi : pelan-lembut
bertenaga, perlahan halus tanpa tegangan (penuh mimpi), cepat lembut tanpa ketegangan cepat-tajam
bertenaga, agak tajam dengan sedikit tenaga. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

313. SENI TARI 292 Ritme • Ritme adalah unsur yang paling kuat dan menyakinkan disamping kebebasan
teknik gerak. Diantaranya ada ritme pernafasan, ritme emosional. • Ritme pernafasan pola ini
membentuk dunia gerak tersendiri dan sangat erat hubungan dengan hidup • Ritme emosional
penggunaannya lebih universal sering kali menjadi tujuan akhir dalam seluruh komposisi. Motivasi dan
gestur • Sebuah gerak tidak mungkin dilakukan tanpa motivasi, gerak harus ditopang oleh sesuatu
tujuan motivasi adalah bagian inti dari sebuah komposisi tari sedangkan gesture dahan atau cabangnya.
7. Gestur • Gesture sosial, gerakan yang mirip dengan ungkapan kata yang mudah dikenali oleh banyak
orang sehingga tidak dibutuhkan lagi mencari penggantinya. • Gestur fungsional, gerakan-gerakan yang
merupakan kata yang sangat berfaedah yang dapat diterapkan kedalam komposisi (menyisir rambut,
tidur, menjahit) • Gestur ritual, berhubungan dengan aspek-aspek formal kehidupan beragama. •
Gesture emosional, menggambar suasana-suasana emosional tertentu. • Tari adalah satu-satunya seni
pertunjukan yang telah bercerai dari kata-kata. Naratif : melengkapi fakta-fakta seperti tempat, waktu,
massa, identitas. 8. Musik • Tidak semua musik sesuai sebagai pengiring tari. Wilayah musik dibatasi
oleh tiga hal : melodi, ritme dan dramatik. • Memerlukan bentuk fisik kombinasi dengna unsur seni dan
kemampuan teknik • Diperlukan koordinasi khusus, ketepatan, kelancaran kontrol, keseimbangan
dengan ketenangan dan penuh kepercayaan • Konsentrasi pada penampilan dengan ekspresi melalui
variasi, unsur seni, estetika, dan dinamika BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

314. SENI TARI 293 • Menampilkan tarian dan bagian seni pengertian kualitas formal • Menampilkan
tema dengan ekspresi seni • Melatih dan mencoba ekspresi bentuk seni dengan unsure komposisi seni •
Membutuhkan kualitas penampilan yang difokuskan dalam mengekspresikan dengan arti • Memusatkan
garis, pola desain ke bentuk komposisi • Memperlihatkan kejelasan dan kesatuan bentuk •
Mengobservasi, menjabarkan, menganalisa dan mengevaluasi seluruh aspek yang menyangkut kreasi
dan penampilan. • Proses keterampilan kreativitas seni, penampilan dari melihat suatu seni akan
membentuk suatu kemampuan dalam apresiasi seni untuk sebuah karya seni dan bentuk seni Siswa
akan belajar membedakan hasil yang diperoleh, dilihat dengan meningkatkan ketelitian, kecermatan dan
kepekaan dari kualitas karya seniman, hasil ciptaan sendiri, bentuk karya seni tradisi yang telah ada, dari
penampilan langsung dalam belajar bagaimana mendapatkan deskripsi, interpretasi dan evaluasi,
dimana siswa mempersiapkan seni, dilihat dari bentuk seni, gaya ekspresi, teknik dan hasil. Dalam
apresiasi lebih lanjut siswa akan belajar mendapatkan sumber informasi dan ciri-ciri secara rinci baik itu
tentang seniman, latar belakang, proses seni ataupun hasil karya seni perkembangan dan sejarah seni
juga kebutuhan penampilan seni. G. Tugas Dari beberapa pengalaman teknik di atas, jika pengajaran
berdasarkan sumber tersebut, terseleksi pada obyek pelajaran dan akan memperkaya seni, estetika dan
budaya di masa mendatang, dan dapat dipergunakan guru maupun siswa secara seimbang. Siswa
diberikan suatu tugas mengulangi kembali karya, bentuk seni secara keseluruhan atau bagian yang
diulang dengan interprestasi dengan cara sendiri. Bagaimanapun juga, belajar merupakan hal yang
kompleks dan contoh pentingnya membentuk karya seni siwa perlu petunjuk tugas dari guru, dengan
beberapa cara untuk membantu mencapai obyek. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

315. SENI TARI 294 1. Tugas Melihat Dari beberapa pengalaman,pameran seni memerlukan imajinasi
dari penonton yang melihat. Untuk itu guru sangat diperlukan untuk membimbing kegiatan tersebut.
Pada tahap melihat, siswa menonton tanpa bicara. Setelah selesai siswa harus bicara/berkomentar
tentang apa yang dilihatnya. Cara yang dipergunakan, yaitu menyertakan pertanyaan yang telah
disiapkan guru dalam bentuk diskusi, memerlukan observasi siswa, membuat perbandingan,
menjabarkan, membuat interpretasi dan komentar maupun evaluasi dari hasil yang dilihat siswa.
Selanjutnya guru-siswa dapat menyeleksi melalui hasil jawaban dan pertanyaan apa yang mereka
apresiasikan dan kemungkinan menambah pandangan, juga dapat menambah wawasan kualitas, saling
membantu serta mengerti yang lebih jelas dari kelompok atau teman-teman yang berperan aktif
melihat, sehingga dapat memberikan komentar secara rasional dari wawasan yang didapat, maupun
estetika yang terlihat dalam menonton pertunjukan, pameran atau melihat video dan gambar- gambar.
2. Tugas Penampilan Dalam mempelajari seni, guru hendaknya mempunyai kedekatan pengajaran
langsung, sehingga siswa dapat mengulang secara tepat, dengan cara melihat aspek yang terkait
maupun kualitas guna memperluas penampilan dalam proses belajar. Metode penampilan dari guru
juga dapat dibantu dengan menggunakan video, notasi, gambar atau bentuk-bentuk dasar paket yang
telah dibuat atau siswa, sedangkan bentuk paket seni yang merupakan kreasi guru, hendaknya dapat
memberikan sebuah arti dan didiskusikan secara detail sehingga siswa mendapatkan rasa pada
penampilan kedalam pengalaman siswa. 3. Tugas Kreasi Banyak cara guru agar mendapatkan sebagai
dasar siswa untuk menimbulkan kreatifitas. Siswa kemungkinan bertanya dari bagian kebagian yang
dilihat dan mencoba membicarakannya, diikuti kemudian mengkreasikan dari hasil kreasi mereka
sendiri. Disamping itu, siswa dapat memberikan indikasi kepda pembaca, penonton, pengamat seni,
keuntungan belajar dari sumber dalam bentuk kemampuan kreativitas seni. Belajar dan memberi seperti
yang dibuat kreatifitas (kreasi) siswa sendiri dari sumbernya, merupakan sesuatu yang baru, individu dan
nilai kreatifitasnya pun berupa karya seni tergantung siswa dalam mengetahui dan mengerti disiplin
teknik dari bentuk seni dengan mempelajari BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
316. SENI TARI 295 secara mendalam. Jadi seni dan apresiasi estetika pada kemampuan persepsi siswa
pada arah, dimana karya seni dan keahlian harus dari awalnya secara obyektif berdasarkan sumber atau
tugas kreasi. 4. Tugas Sejarah/Budaya Anda sebagai guru harus mendorong siswa untuk mempelajari
karya seni, bentuk seni sebagai hasil atau budaya, pengertian karakteristik seni atau sejarah dan
perkembangan seni, wawasan seni dan budaya sejak awal. Karena di dalam mengenal hal tersebut,
berarti siswa dapat melihat perkembangannya, memberikan pemecahan masalah dan dapat memahami
suatu karya seni tradisi maupun perkembangan zaman yang terbaru (modern). Dengan demikian,
beberapa sumber diperlukan dalam masalah ini, melalui membaca, memperhatikan dan membuat kritik
perbandingan juga dapat mengenal serta mengklasifikasikan sehingga karakter dan bentuk karya seni
akan lebih dapat dimengerti dan diterangkan. 5. Paket Sumber : Sebagai guru dalam memberikan materi
pelajaran pendidikan seni diperlukan sumber paket yang bervariasi, seperti penampilan pada video,
mempelajari karya/bentuk seni yang sudah ada (tradisi), artikel, majalah sumber, pergi ke museum,
membuat dan mempelajari karya seni. Lebih lanjut, jika sumber dasar pengajaran aktivitas siswa dapat
terpusat, proses belajar akan lebih efektif, di samping itu siswa mengerti sebuah karya seni, seniman
dan latar belakangnya. Paket yang dimaksud : • Video • Dokumentasi dan komentar • Latar belakang
seniman, biografi, pameran dan pertunjukan • Foto-foto, video dari seniman yang tersedia • Catatan
seni, tentang karya seni, komposisi, unsure seni dan perangkat alat pendukung lainnya • Pementasan
seni • Foto-foto yang menyangkut kebutuhan alat seperti kostum, gambar yang diperlukan dan
diperlihatkan • Tulisan/catatan sejarah budaya referensi dan informasi lainnya. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

317. SENI TARI 296 NO TEKNIK GERAK : KELENTURAN : PENIRUAN Teknik gerak Merupakan GERAK :
merupakan cara ekspresi gerak Merupakan dan aturan di dalam bentuk kemampuan untuk dalam
melakukan kemampuan mengadaptasikan gerakan yang fleksibilitas di teknik, cara dan dituntut sesuai
dalam proses melakukan dengan alur dan mengembangkan gerakan sesuai proses gerak dan menirukan
model yang dengan tidak gerak ditunjang dicontohkan meyimpang adanya kepada konstruksi
keterampilan struktur anggota mahasiswa dalam tubuh dengan rangka didasarkan mengelaborasi
kepada unsur-unsur kemampuan ketahanan, ketahanan, kecepatan atau kecepatan seta keseimbangan
keseimbangan gerak itu sendiri. STRUKTUR KWALITAS INTERPRETASI GERAK : GERAK : GERAK :
Merupakan aturan Merupakan Merupakan dan proses gerak standard medium bagi dimana dalam
maksimal mahasiswa di aktualisasi kemampuan dalam disesuaikan gerakan yang menafsirkan dengan
dituntut untuk gerakan model ke kebutuhan gerak melakukan dalam elaborasi dimana salah satu
kolaborasi gerak gerakan berikut bersama dari dalam rangka sesuai dengan anggota tubuh memenuhi
kemampuan dan tersebut ketahanan, teknik mahasiwa digerakan kecepatan dan yang keseimbangan
bersangkutan. gerakan yang diekspresikan VARIASI GERAK adalah tentang pengembangan gerakan yang
bertujuan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

318. SENI TARI 297 menjajagi seberapa kreatif kemampuan elaborasi gerak mahasiwa. Tabel 4.1 Teknik,
kelenturan da imitasi 6. Kontribusi konstruk dalam penciptaan gerakan Individu Pengalaman belajar
koreografi peserta/penata tari dapat didorong untuk berpikir tentang karya kreatif dengan mencoba
membuat tari yang mempunyai permulaan tengah, akhir didalam mencoba tentunya juga memberikan
perhatian terhadap elemen komposisi, konsep-konsep prinsip komposisi sampai pada keindahan
koreografi. Dengan cara demikian di atas, penata tari (peserta) memerlukan berbagai hubungan teknik
gerak menjadi bentuk, memahami komposisi secara lengkap (secara teori telah diuraikan dalam materi
komposisi). Aspek-aspek khusus dari proses koreografi terdiri : 6.1 Aspek isi Isi merupakan pusat
masalah dari sebuah karya tari. Isi adalah pokok arti dimana suatu yang harus dihasilkan dari kehendak,
keinginan si penata tari. 6.2 Aspek bentuk Bentuk adalah wujud, rangkaian-rangkaian gerak yang
dilakukan penari, pengaturan laku, atau bentuk keseluruhan. 6.3 Aspek teknik Sarana untuk mencapai
sasaran, berkaitan dengan kemampuan ketrampilan dalam mengungkapkan gerak, penari mempunyai
makna komunikatif. Teknik mempunyai daya tarik dan membantu suatu pertunjukan lebih baik. 6,4
Aspek proyeksi Proyeksi adalah hubungan magis dari rencana penata tari dengan persepsi penonton.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

319. SENI TARI 298 7. Proses Kreativitas Garapan Kerja Studio Kerja studio adalah pekerjaan yang
dilakukan di ruangan, bengkel, atau laboratorium secara mandiri. Cara kerja dilakukan dengan memilah
dan memilih berbagai komponen yang terpakai atau unsur terpilih setelah melakukan eksplorasi di
lapangan atau improvisasi di tempat yang digunakan oleh suatu percobaan. Di bidang seni kerja studio
bermacam-macam. Untuk seni rupa bisa di bengkel seni atau di ruangan khusus yang representatif
digunakan untuk melakukan percobaan tentang kesenirupaannya. Di bidang tari dilakukan di studio yang
cukup luas dan memadai untuk melakukan eksperimentasi gerak. Dalam seni musik, kerja studio
dilakukan bisa di tempat rekaman atau di ruang yang dapat digunakan untuk membuat repertoar musik.
Kebutuhan studio bagi seni tari merupakan hal yang harus terpenuhi. Hal ini berhubungan dengan
penjajagan atas gerakan yang telah dipertimbangkan melalui hasil eksplorasi, improvisasi, bahkan kajian
lapangan berhubungan dengan koreografi. Koreografi tidak dapat dipisahkan dengan kreativitas.
Manusia mempunyai kapasitas yang unik untuk berpikir dan bertindak kreatif. Dengan demikian, yang
dapat menjadi seseorang dapat dikatakan berlaku kreatif tentunya memiliki ciri- ciri tertentu, kecakapan
menguasai, sensitivitas estetis, imajinasi, kekuatan kreatif. Cara dan pelaksanaan kerja studio dalam
koreografi biasanya terkait dengan uji coba gerakan, penetapan repertoar gerak, hingga pada
pemantapan untuk mendalami gerak-gerak yang terpilih dalam forming atau komposisi tari.
Pemantapan kerja studio dianggap perlu karena koreografer apabila telah mendapatkan ide
berhubungan dengan gerak, ide berhubungan dengan pengembangan kreatif, dan teknik melakukan
gerakan agar konstruktif dilakukan dalam studio. Proses studio dapat digunakan sebagai cara dan
rekonstruksi terhadap gerakan yang terpilih, ide yang harus dijabarkan ke dalam gerakan, hingga pada
penetapan gerak- gerak yang cocok dan sesuai diterapkan pada koreografi yang disusunnya.
Pemantapan kerja studio berhubungan dengan pola untuk mendapatkan bentuk gerak yang sesuai,
bentuk gerak pendukung ide, serta gerakan yang dipandang mampu digunakan untuk mengelaborasi
koreografi semakin baik dan indah. Langkah-langkah yang diterapkan dalam studio adalah
memprioritaskan gerakan yang dipilih sesuai harapan koreografi, menetapkan gerakan yang digunakan
sebagai urutan gerak sebagai konstruk koreografi secara teliti dan melalui uji coba BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

320. SENI TARI 299 gerak agar semakin mantap dan sekuen atau teratur, tahapan berikut adalah
menetapkan gerakan-gerakan mana saja yang sudah jelas untuk dikomposisikan ke dalam koreografi.
Setelah memperoleh penetapan hasil kerja studio, kerja berikutnya adalah melakukan verifikasi
terhadap gerakan apakah dapat dilakukan atau ditarikan secara benar dan tepat untuk dipadukan
dengan musik iringan tarinya. 8. Pengolahan Kreatif Gerak dengan Keindahan Bentuk Tari Pada dasarnya
orang memiliki potensi kreatif, walaupun kadarnya berbeda-beda, akan tetapi perIu dipupuk, dibina
dikembangkan melalui pendidikan dan latihan. Kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan
kuaIitas dirinya, melahirkan penemuanpenemuan baru, ide-ide baru, gagasan yang dapat memberikan
interpretasi pada pencipta dan pengembangan berkarya. Kreativitas adalah kemampuan membuat
kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada (S.L Utami Munandar). Setiap
pengembangan dalam proses kreativitas memberikan tantangan dan percaya untuk diadakan percobaan
dengan cara meningkatkan kemampuan keterampilan, aktivitas, dapat mengungkapkan ciri gerak
pribadi. Apabila dicermati, komponen bodi, usaha, ruang, dan aksi merupakan kesatuan yang salaing
mengisi untuk mengahdirkan gerak secara kumulatif. Kesejajaran posisi dan konstruk empat unsur bodi,
usaha, ruang dan aksi menjadi bagian penting dalam tari menurut Laban. Agar kita mendapat gambaran
yang lebih detail atas bagaimana kinerja masing-masing unsur dapat disimak melalui uraian sebagai
berikut. Pada kebanyakan orang cara kerja dan konstruksi gerak yang dapat dilakukan berbeda-beda.
Masalah intensitas, kepekaan rasa gerak, dan penghayatannya memiliki teknik penyaluran tenaga secara
bermacam dan bervariasi. Pada kalangan tertentu rekonstruksi gerak lebih ke arah penghayatan yang
dirasakan ke dalam, akan tetapi pada sebagian banyak orang lebih ke arah ungkapan ekspresi yang ke
luar secara apa adanya. Dalam kaitan dengan masalah lain, bodi, usaha, ruang dan aksi apabila
direfleksikan ke dalam penghayatan gerak yang beragam dapat menghadirkan bentuk gerak dan
kreativitasnya. Kecenderungan bentuk gerak dan penghayatan yang disalurkan dengan memanfaatkan
bodi, usaha, ruang dan aksi yang berbeda BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

321. SENI TARI 300 pada akhirnya dapat memebentuk keindahan gerak yang bervariasi. Penghayatan
gerak yang berbeda dengan memanfaatkan tenaga aksi, pengplahan ruang, dan dapat menghadirkan
teknik dinamika secara akurat. Teknik dinamika dapat lahir dengan mengendalikan gerak secara terukur
antara keras lembut, tegang kendur, cepat lambat secara koordinatif. Cara dan teknik seperti dijelaskan
tersebut di atas dapat muncul dan digunakan dalam teknik gerak tari. Konsistensi pengembangan gerak
melalui pendalaman keras-lembut, cepat- lambat, kendur-kencang menjadi salah satu bagian yang
penting untuk membentuk keindahan tari melalui penghayatan gerak melalui tenaga dan gerak tubuh.
Cara lain yang masih dapat dikembangkan melalui proses pendalaman gerak ini adalah memanfaatkan
gerakan direpresentasikan dalam ruang gerak yang sempit-luas, ruang gerak sesuai jangkauan gerak
dengan gerakan yang membutuhkan ruang gerak yang luas, adalah pengembangan gerak berdasarkan
teknik pengolahan ruang secara tepat. Penjajagan Eksplorasi termasuk berpikir, berimajinasi merasakan,
dan merespon, dalam bentuk penjelajahan atau penjajakan. Eksplorasi dapat dilakukan tergantung pada
objek kelihatan nyata atau yang belum kelihatan nyata atau angan-angan. Wujud kelihatan nyata yaitu
gerak, irama, tema, hubungan sosial, sedangkan wujud yang tidak kelihatan nyata seperti isi gunung,
laut, dll. Eksplorasi sebagai pencarian gerak yang menuju pada pembentukan tari (menetukan gerak,
mengembangkan gerak secara teratur). Mampu mengembangkan ide konsep dan strategi untuk
melakukan keseluruhan elemen terkait. Bergerak secara spontan Improvisasi ditandai dengan
spoiltanitas dan terkendali untuk melakukan gerak mengusir ruang waktu, tenaga, level, mengolah
tempo dan ritme. Proses visualisasinya bertumpu pada mencoba kemungkinan gerak atas dasar
rangsang gerak, raba, rasa, ide berhubungan dengan rangsang musik melalui melodi, dinamika, irama,
tempo, kepekaan bunyi, peran dan alat Bantu. Improvisasi memberikan kesempatan yang lebih besar
dari imajinasi, seleksj dan mencipta daripada eksplorasi. Tindakan lebih dalam dan menghasilkan respon
yang unik. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

322. SENI TARI 301 Membuat suatu komposisi bentuk Forming adalah pembentukan penyusunan ke
dalam komposisi atau penciptaan tari menjadi bentuk koreografi. Ini merupakan hasil dari eksplorasi
dan improvisasi. Kebutuhan membuat komposisi tumbuh dari hasrat manusia untuk memberi bentuk
terhadap sesuatu yang ditemukan. Produk yang mendatangkan bentuk kesatuan yang baru disebut tari.
Unsur-unsur yang terkait dalam membuat komposisi tari telah ada pada .materi komposisi dilihat bagian
pada karya keseluruhannya dan dasar-dasar keindaban bentuk. 9. Pengolahan Kreativitas Gerak Dengan
Keindahan Bentuk Tari Pada dasarnya orang memiliki potensi kreatif, walaupun kadarnya berbeda-beda,
akan tetapi perlu dipupuk, dibina dikembangkan melalui pendidikan dan latihan. Di dalam melakukan
kreativitas kemungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dirinya, melahirkan penemuan-
penemuan baru, ide-ide baru, gagasan yang dapat memberikan interpretasi pada pencipta dan
pengembangan berkarya. Konsep Keterampilan Seni Tari Banyak teori yang menunjukkan berbagai cara
yang dapat ditempuh untuk keterampilan seni tari. Siswa dalam melakukan kegiatan seni tari,
mempunyai kekuatan komunikatif, dan mempunyai esensi dalam kehidupan manusia.. Dengan demikian
manusia mempunyai kapasitas pembawaaan untuk menghayati dan mengerti gerak yang dilakukan dan
membutuhkan perombakan (distorsi) dan penghalusan (stilisasi), gerak diperoleh dad gerak bekerja atau
kegiatan seharian dengan cara bermain. Secara umum dapat dilihat melalui peta konsep yang dapat
digambarkan dalam pembahasan ini. Pada halaman berikut selanjutnya, akan digambarkan peta konsep
penuangan kreatif secara tgaris besar. Untuk lebih jelas tentang gambaran dimaksud, secara mendasar
Laban mengemukakan pandangan kraetivitas gerak kreatif yang dapat dilihat melalui bagan konsep
penuangan kreatif yanterdiri dari empat aspek. Keterampilan tari biasanya dimiliki oleh seseorang yang
berbakat di bidang tari. Faktor keberbakatan menjadi penting karena kebanyakan orang sangat jarang
mau dan mampu BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

323. SENI TARI 302 melakukan kegiatan berkesenian. Oleh sebab itu, faktor bakat seni menjadi sesuatu
yang dapat mendorong dan meningkatkan aktivitas berkesenian terhadap seni yang disenangi dan
menjadi bakatnya. Di bidang seni tari, bakat tari seseorang lebih banyak dimiliki oleh kalangan wanita.
Keluwesan keindahan bentuk tubuh yang dimiliki oleh penari biasanya ideal dan cukup representatif.
Memenuhi struktur, bodi, dan keterampilan gerak secara lugas dan terampil. Penciptaan tarian baru
sesungguhnya merupakan keterampilan untuk mewujudkan perasaan bentuk simbolis. Bentuk dalam
tari timbul sebagai akibat pengaruh konsep dan ide yang kuat serta prinsip-prinsip komposisi.
Pengalaman untuk membuat koreografi dapat diklarifikasikan ke dalam orientasi konsep dan ide
garapan. Secara leksikal koreografi berarti pemilihan menyangkut aspek- aspek yang ada dalam
komposisi tari. Pemaknaan komposisi tari berupa penyusunan dan pembentukan. Pematangan konsep
dan ide koreografi pada selanjutnya dikembangkan melalui proses kreatif yang secara teoritikal seperti
disebutkan Doris Humpray adalah melalui tahap-tahap Eksplorasi, Improvisasi, dan Seleksi Gerak atau
Forming. Dengan demikian tari sebagai bentuk seni pertunjukan harus dikemas, ditata, dan disusun
secara estetis. Perwujudan bentuk keindahan yang ada lebih ditekankan kepada bentuk tari sebagai
koreografi dan membutuhkan unsur elemen-elemen komposisi tari sebagai pembentuk disain dan
dinamika. Beberapa elemen penting dalam pemetaan keindahan atau estetis koreografi dapat dilihat
melalui peta dasar sebagai berikut: • Proses Eksplorasi adalah berpikir, berimajinasi, merasakan
merespons dan melakukan beberapa penjajakan yang berhubungan dengan konsep dan ide serta
elemen-elemen terkait. • Improvisasi adalah menopang perumpamaan dan mengembangkan ide-ide
gerakan dengan bermacam-macam cara • Seleksi (Forming) adalah membentuk, menyusun, komposisi
sebagai kebutuhan untuk membentuk sesuatu yang telah ditentukan dalam BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

324. SENI TARI 303 eksplorasi, improvisasi. Pada seleksi merupakan proses pemilihan dan penyatuan
kontrol dan dorongan imajinatif. • Proses kreatif ini sama dengan pengalaman koreografi yang telah
dijelaskan pada uraian terdahulu di bagian depan. H. KEUNIKAN IDE Ide berkaitan dengan tema yang
akan diungkapkan menjadi pesan atau makna tari berupa penerjemahan kehendak koreografer. Tema
tari merupakan ide yang diambil berdasarkan pengalaman hidup, musik, drama, legenda, sejarah,
psikologi, literatur, upacara, agama, folklor, kondisi-kondisi sosial, fantasi dan hasrat tertentu. Karya tari
ada yang mengambil gagasan berdasarkan sumber- sumber kehidupan primitif yang berkaitan dengan
alam. Keunikan dalam ide harus memperhatikan : 1) nilainya, 2) dapatkah ditarikan, 3) kesan bagi
penonton, 4) unsur pendukung dari penyusunan karya tari termasuk penari, 5) kemungkinan-
kemungkinan praktis yang berhubungan dengan ruang tari (stage), lighting, kostum, musik, dan
sebagainya. Selain itu keunikan ide dapat dilihat dari unsur gerak yang terdiri dari : Gerak Murni • Gerak
murni adalah gerak tidak wantah. Gerak semata- mata untuk mendapatkan bentuk artistiknya saja.
Gerak Maknawi • Gerak maknawi adalah gerak tari yang diungkapkan memiliki maksud di samping
keindahan geraknya. Gerak Asimetris • Gerak yang tidak memiliki keseimbangan/sebangun, baik ruang
maupun desainnya. Gerak Simetris • Gerak sebangun. Gerakan berada pada ruang dan desainnya. •
Keunikan ide dikembangkan berdasarkan pengekspresian diri. Ekspresi gerakan mampu memunculkan
dapat memiliki keunikan, yang tidak dimiliki orang lain atau tarian lainnya. Keunikan tersebut dapat
dilihat dari : BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

325. SENI TARI 304 1. Dasar Pijakan Bentuk tari terkait dasar pijakan. Ini sebagai sumber pengayaan
penciptaan. Pijakan Tradisi Tari tradisional adalah tari yang lahir, tumbuh, berkembang dalam suatu
masyarakat yang kemudian diturunkan atau diwariskan secara terus menerus dari generasi ke generasi.
Tarian tradisional diakui oleh masyarakat pendukungnya. Bentuk tari tradisional merupakan bahan
untuk dipikirkan, diolah dan digarap, sehingga melahirkan bentuk-bentuk baru. Bentuk tari tradisional
digarap berdasarkan pijakan tradisi yang berkembang di sekitar wilayah tarian.asal. sehingga akan
menghasilkan bentuk tari yang baru setelah melalui proses pengkomposisian. 2. Pijakan Gaya
Keseluruhan yang dijadikan dasar bagi orang untuk menandai identitas mereka terdiri dari sesuatu yang
disebut dengan gaya (style). Gaya dalam tari tersusun dari simbol- simbol, bentuk-bentuk dan orientasi-
orientasi nilai yang mendasarnya. Pijakan gaya terkadang digunakan sebagai pijakan dalam menggarap
suatu bentuk tari. 2.1 Spesifikasi Spesifikasi dalam tari memunyai batasan lebih kepada sesuatu yang
khusus/unik yang tidak dimiliki daerah lain dan atau orang lain. Spesifikasi Gerak Tradisi Pada tari tradisi
terungkap ciri-ciri tertentu khas daerah yang bersangkutan yang berbeda dengan daerah lainnya.
Spesifikasi Gaya Umumnya suatu tarian dibentuk melalui pilihan-pilihan kreatif untuk memperagakan
gaya-gaya tertentu, bahkan dalam prosesnya terkadang menambahkan atau membuang beberapa
sehingga mengubah suatu gaya dan membentuk gaya yang baru Di bawah ini merupakan skema
pengembangan keunikan gagasan yang awalnya hanya dimulai dari anggota tubuh, namun apabila
dipraktikkan hasilnya merupakan keunikan gerak yang terdapat dalam tari Zapin. Tubuh dikembangkan
menjadi bagian gerak badan (antara lain dalam bentuk gerak membungkuk-berdiri tegap- BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

326. SENI TARI 305 doyong), bagian kepala (dikembangkan gerak mengangkat dagu- menggeleng-
menagguk-mendongak), bagian kaki (dikembangkan gerak jinjit-berjalan-berlari-bersimpuh), bagian
tangan (dikembangkan gerak mengepal-menangkis). Selanjutnya dikombinasikan antara gerak badan
(membungkuk) – kepala (mengangkat dagu) – tangan (mengepal) – kaki (berjinjit). Apabila dilakukan
berulang-ulang dengan hitungan bervariasi, maka akan terbentuk ragam gerak seperti tari Zapin. Dari
imajinasi ini kemudian ditarik suatu tema yaitu “langkah Zapin” Keunikan gagasan yang dapat diambil
sebagai tema dari karya-karya tari di Nusantara dapat diangkat : o Tema lingkungan dan alam sekitar,
seperti gerak-gerak angin bertiup, pohon bergoyang, air yang mengalir di sungai, berkaiatan dengan
perburuan, mata pencaharian (nelayan, peranian, dsb) Tema logika matematika, seperti gerak tangan
yang o membentuk bermacam-macam sudut, komposisi kelompok dengan permainan jumlah penari
atau menggunakan pola soal cerita matematika. Tema kehidupan sehari-hari, seperti bermain peran,
jenis o permainan anak yang biasa dilakukan (dolanan), dsb. Tema dengan menggunakan property, di
mana property dapat o sebagai pendukung tari untuk mengekspresikan gerak, seperti bermain tali/pita,
kentongan, tempurung, payung, topeng, dsb. Keunikan gagasan dalam tari dapat pula dikembangan
melalui model integrasi atau model keterpaduan yang merupakan hasil adaptasi dari karya Forgoty
(1991), model ini bersifat antar mata pelajaran dan tumpang tindih (over laping). Model ini memadukan
lintas beberap mata pelajaran, penggabungannya melalui pengaturan prioritas yang ada dalam
kurikulum dan lintasan yang terjadi diantara prioritas tersebut yang mencakup konsep-konsep atau
tema, keterampilan-keterampilan yang perlu dikembangkan. Karakteristik model integrasi 1)
pendekatan lintas disiplin ilmu (memadukan mata pelajaran) yang berbeda bidang ilmunya, 2) pusat
minat dari konsep yang tumpang tindih antar mata pelajaran dari beberapa bidang kajian, 3) kegiatan
perencanaannya diawali dengan telaah kurikulum untuk melihat adanya tumpang tindih konsep, 4)
konsep yang tumpang tindih diangkat menjadi focus belajar (Forgoty,1991). BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

327. SENI TARI 306 Penggunaan model integrasi secara tepat dilakukan dengan terlebih dahulu
menyusun bagan sebagai cara pemahaman utuh adanya keterpaduan dan untuk penggalian informasi,
selanjutnya guru merancang bagan model integrasi tersebut seperti pengembangan bentuk “web”
seperti yang telah digambarkan di atas. I. TEKNIK DALAM SENI TARI Teknik dalam seni tari berkaitan
dengan keterampilan melakukan teknik gerak dan penguasaan gaya atau style. Gaya (style) itu sendiri
tersusun dari simbol-simbol, bentuk-bentuk (form) dan orientasi-orientasi nilai yang mendasarinya,
sehingga gaya menandai identitas dan keseluruhan ciri yang kompleks yang dijadikan dasar bagi
seseorang (Royce, 1975:54). Teknik gaya tradisional berhubungan dengan gerak individu yang dapat
diungkapkan dalam gaya menari bagi masing-masing penari. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

328. SENI TARI 307 Sebagai contoh berikut ini uraian teknik gerak dan gaya tari tradisional dari beberapa
daerah. Tari Teknik Gerak Teknik Gerak Teknik Gerak Teknik Daerah Kaki tangan Kepala gerak badan
Indonesia Melayu Jalan Tangan Tegak lurus melenggang melenting ke depan Langkah Menabur Kepala
kembang bunga mengikuti Langkah gerak tangan bersilang Langkah menjunjung Langkah biasa Step di
tempat Round kecil Round Langkah maju Langkah mundur Minang Langkah Sembah Kepala Panjang
Tapuak siku mengikuti Pitungguah teteh gerak tangan Pajak Baro Saleko ketek Titi Batang Jinjing Bantai
Rentak Cepu Batanam Betawi Jingke Jewer Seliyer Break-breok Gitek Gejug Jimpit jeriji Nglumet lele
Goyang Kepret panggul Ukel Goyang Kewer nglume Sunda Rengkuh Sembada Gilek Ajeg Adeg-adeg
Baplang Godeg Obah taktak kembar Lontang Godeg oray Galiyer Masekon Kepret soder meuntas Sasag
Seblak Tindak sonder Mincid Tumpang tali BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

329. SENI TARI 308 Keupat Jiwir soder Geser Capit soder Nyawang Jawa Srisig Kebyok Pacak gulu
Ngeleyek Madal pang Seblak Noleh Degeg Kengser Kipat tekukan Nyoklek pajeg Ogek Mancat Ukel
Tatapan lambung Lumaksana tanggung Ngglebok mager timun Ukel wetan Enjer Lembeyan Minger
Ngembat Gejug Ulap-ulap Bali Tapak sirang Ngeseh Nyeledet pada Ngombak Melek/Dedeli Ngeed
ngangkel ng Agem Ngombak Ngumbang rangkep Mipil/Mapal Agem kanan Ngider Agem kiri Jerijing
Tabel 4.2 Hubungan Tari dan Gerak BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

330. SENI TARI 309 Teknik gerak tari di atas merupakan contoh beberapa ragam gerak pada tari tradisi
daerah Melayu, Minang, Betawi, Jawa, Sunda, dan Bali. Kalian dapat melakukannya dengan bantuan
guru dan temanmu yang mengenal gerak-gerak tersebut. Pengamatan karya tari membutuhkan
kesiapan fisik, psikis dan intelektual. Fisik berkaitan dengan kemampuan mata dan telinga menangkap
objek karya. Psikis adalah kesiapan batin seseorang di dalam pengamatan adakah dalam keadaan
tertekan atau santai. Intelektual berkaiatan dengan kesiapan pengetahuan yang berkaitan dengan objek
yang diamati. Ketiga hal ini sangat diperlukan karena akan terkait dengan hasil suatu pengamatan.
Dengan kesiapan tiga hal tersebut diharapkan dapat memperkecil kekeliruan di dalam memberikan
tanggapan. Hal perlu dipahami di dalam mengamati karya tari adalah adanya faktor subjektif dan
objektif. Di dalam pengamatan ada hal-hal yang perlu dicermati dari benda (karya tari). Hal ini bertolak
dari pengeratian bahwa yang menjadikan benda itu indah adalah karena adanya sifat yang melekat pada
benda indah, dan tidak terkait dengan orang yang mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa
munculnya keindahan itu karena adanya tanggapan perasaan dari pengamat. Ke dua hal ini menjadi
signifikan bagi hasil pengamatan karya tari apabila menjadi satu kesatuan. Jadi keindahan itu ada karena
proses hubungan antara benda (karya tari) dan alam pikiran orang yang mengamati. Di dalam
pengamatan, kemampuan visual akan membuahkan persepsi yang berbeda-beda. Kemampuan kognitif
(intelektual) juga berpengaruh terhadap persepsi imajinasi demikian juga psikis. Ketiga hal ini akan
menetukan subjektivitas dan objektivitas pengamat di dalam mencermati karya tari. Pengamatan tidak
hanya mengandalkan kemampuan optik saja tetapi juga keluasan pengetahuan intelektual dan estetis
yang dimiliki seseorang dan dalam keadaan yang bagaimana kejiwaan seseorang. Apabila pengamatan
karya tari didominasi oleh salah satu aspek saja maka hasil analisis menjadi subjektif. Oleh karena itu
pengamatan yang baik diperlukan kesiapan fisik, psikis dan intelektual yang berjalan bersama-sama.
Dengan kata lain mengamati karya tari dibutuhkan bekal pengalaman estetis dan pengalaman
intelektual. Pengalaman estetis atau pengalaman apresiasi dapat diperoleh melalui kesinambungan di
dalam melihat pementasan karya tari, belajar menari. Sedangkan pengalaman intelektual akan terasah
melalui kegiatan membaca dan diskusi. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
331. SENI TARI 310 RANGKUMAN • Pengamatan karya tari membutuhkan kesiapan fisik, psikis dan
inteletual • Teori subjektivitas dan objektivitas mendasari di dalam pengamatan karya seni •
Pengalaman apresiasi dan pengalaman intelektual merupakan faktor mendasar dalam proses
penghargaan karya tari. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

332. SENI TARI 311 J. KOREOGRAFI 1. Pengertian Koreografi Koreografi adalah pengetahuan penyusunan
tari atau mengkomposisikan bagian-bagian gerak dan disain komposisi yang saling berhubungan antara
elemen komposisi tari, keindahan dalam gerak dan teknik konstruksi menjadi satu kesatuan yang utuh.
Dalam rangka penyajian, koreografi dipresentasikan dalam bentuk seni pertunjukan. Secara harafiah,
koreografi terdiri dari dua suku kata yakni Choreo berarti menata dan Grafien berarti gambar. Makna
yang utuh bahwa koreografi merupakan proses kerja kreatif yang pada khususnya dalam rangka
menyusun atau menata tarian. Sehubungan banyak referensi yang dapat digunakan sebagai pijakan
dalam menyusun atau menata tari, penulis dalam hal ini menguatkan bahwa prosedur koreografi secara
filosofis dapat dilakukan secara tunggal dan kelompok sesuai yang sering kali ditetapkan untuk suatu
koreografi. Berkenaan dengan koreografi kelompok, proses mempertimbangkan syarat-syarat pokok
harus ditetapkan. Beberapa dekade yang telah dilewati, pendidikan tari telah mengenal koreografi
kelompok. Berdasar referensi yang ada dalam pendidikan seni tari banyak yang menggunakan buku yang
ditawarkan adalah tentang Dance Composation and Production(Elizabeth R Hayes: 1978) dan Dance
Composation: A Practical Guide for Teachers (Jacquilene M Smith: 1989). Seperti telah disinggung di
depan, Bagaimana menyusun atau menata tarian dari banyak penari menjadi kesatuan bentuk yang
berarti merupakan proses penyeleksian dan pembentukan gerak menjadi wujud tarian. Pengembangan
aspek-aspek gerak, ruang dan waktu dimatangkan melalui konkritisasi atau proses pembentukan konsep
dan ide garapan. Proses koreografi akan menjadi rumit karena dalam finalisasi terkait dengan banyak
pihak seperti penari, pemusik, dan orang dibalik garapan seperti penata lampu, penata panggung,
penata musik dan unsur yang terkait dalam proses koreografi tersebut dipentaskan. Aktivitas menyusun
atau menata tarian berhubungan dengan proses kreatif yang akan ditempuh oleh koreografer. Secara
umum proses koreografi yang implementasinya dikembangkan melalui proses kreatif dilakukan secara
terstruktur terdiri dari eksplorasi, improvisasi, dan Seleksi atau Forming. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

333. SENI TARI 312 Bagi seseorang yang akan melakukan proses kreatif dalam upaya menyusun tarian,
tahap awalnya adalah melakukan penjajagan terhadap konsep dan ide dasar untuk garapan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa konsep dan ide dasar garapan merupakan jantung dari proses kreatif dalam menyusun
atau menata tari. Atau dengan perkataan lain dapat dikaji bahwa konsep dan ide garapan merupakan
inti proses koreografi. Tugas utama fasilitator atau pembimbing koreografi bagi siswa didik atau
mahasiswa memberikan pengalaman belajar dengan cara memberi motivasi dan bimbingan melalui
berbagai macam tingkatan perkembangan. Tingkat perkembangan dimaksud dapat melalui cara
mendengar, melihat beberapa bentuk pola garapan tari yaitu tari Tradisional dan tari Nontradisional.
Berdasarkan pengalaman stimulus tingkatan perkembangan yang ada selanjutnya dijadikan orientasi
garapan dan memunculkan ide sehingga gambaran konsep (hasil pengalaman masa lalu, pengalaman
yang ada, ide kreatif) ke dalamannya dikaji secara benar sehingga maksud tari yang dibuat jelas dan
konstruktif. Selanjutnya, berdasarkan pemetaan konsep dan ide garapan yang sudah dimatangkan
disinkronisasikan ke dalam pemetaan lanjut dengan cara memperhatikan beberapa hal di bawah ini
adalah sebagai berikut: • Gagasan dasar dan latar belakang/tema tari sehingga tujuan yang digarap
jelas. • Mengerti tentang keadaan, kebutuhan, penonton/lapangan kerja, • Gagasan dibuat artistik,
orisionalitas, terutama dapat menimbulkan tanggapan emosional dan membangkitkan rasa, •
Mempertimbangkan isi gerak, ruang, waktu, tenaga dan elemen komposisi • Mempertimbangkan pola
garapan sebagai seni pertunjukan, • Mempertimbangkan koreografi Tunggal atau Kelompok, Pada
kegiatan proses penciptaan tari materi proses penciptaan menitik beratkan pada aspek penemuan-
penemuan gerak dan merangkaikan gerak. Proses kreatif menyusun gerakan dapat diuraian adalah
sebagai berikut improvisasi, eksplorasi dan forming (komposisi). BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

334. SENI TARI 313 1.1 Eksplorasi Proses eksplorasi adalah mengelaborasi ide ke dalam gagasan
penemuan gerak. Proses ini sangat berguna bagi seseorang yang akan menempuh pengalaman tari.
Pengerahan berpikir imajinasi dilakukan dengan cara eksplorasi (penjajagan), berarti Anda termasuk
berpikir, berimajinasi untuk merasakan dan merespons. Eksplorasi diarahkan untuk mengungkap
kemampuan dan kreativitas yang dimiliki masing-masing. Pencapaian tujuan yang diharapkan adalah
wujud hasil belajar eksplorasi gerak, kemudian jelaskan dan ditafsirkan atau diinterpretasikan sesuai
daya tangkap pikiran. Pernyataan hasil gagasan dalam bentuk gerkan d lakukan dalam bentuk ulangan
gerak yang dipertunjukan kepada pembimbing eksplorasi, atau representasi hasil temuan dijelaskan
berdasarkan hasil temuan yang diperoleh. Ilustrasi: misal mengekspresikan tentang ide gerakan takut,
gerakan yang dilakukan dengan volume gerak yang sempit, tertutup, membayangkan ketakutan diri, dan
mengekspresikan ketakutan yang dialami. 1.2 Improvisasi Improvisasi proses peningkatan
pengembangan kreatif. Aktivitas gerak yang dihasilkan pada saat improvisasi adalah mencari
kemungkinan gerak sebanyak-banyaknya. Prosedur bergerak spontanitas. Improvisasi memberikan
kesempatan yang lebih banyak bagi yang bersangkutan untuk berimajinasi, menciptakan ilusi gerak dan
merepresentasikan gerakan hasil eksplorasi. Improvisasi menjadi tumpuan pengalaman pengembangan
gerak, menerjemahkan tafsir gerak, dan memperoleh teknik prosedur gerak yang lebih representatif
atau menemukan teknik gerak sesuai prosedur gerak yang tidak menimbulkan efek kesulitan gerak. Hasil
penemuan gerak atau ide menjadi suatu kepuasan tersendiri. Masalah teknik dan alur gerak biasanya
sudah dapat distimulsi pada kegiatan improvisasi. Di samping itu, apabila pada kesempatan ini baru
digunakan sebagai proses penemuan gerak, pada kesempatan ini harus memperoleh gerakan yang
sudah dapat dikembangkan sebanyak mungkin, atau diarahkan pada BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

335. SENI TARI 314 motif dan frase gerak yang terstruktur sesuai alur gerak yang tidak mengganggu
teknik gerak. Secara umum dapat dijelaskan bahwa tujuan improvisasi adalah meningkatkan motivasi
dan memberikan pengalaman aktivitas yang diarahkan secara mandiri atau sendiri. Improvisasi
mendorong ingatan-ingatan pengalaman imajinasi,menyampaikan kesan-kesan, dan merespons
imajinasi baru dan mengembangkan ide-ide gerak. Di samping itu improvisasi mengembangkan
pengalaman- pengalaman eksplorasi dan respons imajinasi. Improvisasi dengan dibantu eksplorasi
mampu melahirkan kesadarn baru melakukan gerakan sesuai aalur gerak, mengendalikan teknik gerak,
serta melakukan penemuan dan pengembangan ide dan imajinasi untuk dapat menemukan gerak
pribadi masing-masing. 1.3 Forming (Pembentukan) Membuat komposisi berarti kalian menata bagian-
bagian yang saling berhubungan menjadi bentuk kesatuan yang utuh. Kemampuan dalam merangkai
gerak tari ke dalam satu komposisi tidak dapat dipisahkan dengan kreativitas yan melalui tahapan
seperti improvisasi dan eksplorasi, yang kemudian dipadukan dengan unsur-unsur yang terkait dengan
pengetahuan tari dan artistic srta tingkah laku kreativitas maupun perkembangannya dan mempunyai
tujuan Menyusun atau mengkomposisi tari, memerlukan penekanan unsur tari dengan desain, irama,
motivasi, ide. Dengan demikian unsur materi komposisi perlu dihayati dan dimengerti, metode
penyusunan dan pengkombinasian berbagai unsur harus dipelajari dan dipraktekan Sebagaimana yang
sering dijabarkan bahwa materi dasar tari adalah gerak, maka belajar menari adalah belajar menguasai
keterampilan psikomotorik dengan mengaitkan serta mengkoordinasikan gerakan-gerakan dari anggota
tubuh. Dengan demikian pembelajaran gerak tari harus disesuaikan dengan kemampuan motorik siswa,
yang bergantung pada kematangan otot. Dengan adanya belajar kegiatan menari seperti contoh- contoh
di atas, diperlukan kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir menyangkut sikap dan
perasaan seseorang. Namun kreativitas dalam sikap seseorang mencerminkan kelancaran, keluwesan
(fleksibilitas), orisinalitas berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

336. SENI TARI 315 Memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Dengan demikian orang kreatif ialah
orang yang menggunakan imajiansinya untuk memecahkan persoalan. Berarti, Anda maupun siswa yang
belajar tari dapat mengungkapkan gerak melalui gerak pribadi dan mengembangkan melalui potensi
kreatif yang dapat menemukan gerak orisinalitas. Materi ini merupakan wadah siswa untuk
mengembangkan perasaan keindahan, belajar untuk menarikan suatu tarian melalui gerak pribadinya
dalam membina kreativitas dan menciptakan sesuatu yang indah. Selanjutnya, kegiatan ini mempunyai
tujuan apresiasi agar siswa dapat menghargai nilai- nilai yang terkandung di dalam seni tari. 1.4 Proses,
Produk dan Kepribadian Proses Proses: Kemampuan berpikir kreatif, analitis, imajinatif dan dapat
mempertimbangkan kondisi yang ada sesuai dengan materi gagasan, dan ide. Proses membuat Karya
Seni (Menata) • Interprestasi ide harus dimengerti • Dapat diterjemahkan dalambentuk seni secara
sibolis • Jenis senni drama, musik, tari rupa dengan bentuk kontemporer abstrak, jazz, balet dan daerah
setempat • Harus merencanakan untuk menggelar ide, kualitas, dan waktu • Membuat rencana agar
jumlah peserta ang terlibat dengan kegiatan seni dan keterkaitan dengan ide harus dapat disajikan
posisi, group • Memilah dan menyatukan ide dengan membuat bentuk • Mencari bentuk yang sesuai
dengan waktu yang sama, ruang hubungan antara konfigurasi • Mengerti bentuk normal, pengulangan,
mengolah estetika • Membuat tahap-tahap elemen komposisi seni • Menampilkan dalam bentuk
pergelaran atau pameran • Melihat aturan penonton, mencatat rencana dan hasil BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

337. SENI TARI 316 Produk Produk : Kemampuan mencipta yang baru, menggabungkan hal-hal yang
baru atau keterampilan kreatif untuk menggabungkan materi-materi yang telah ada dan lainnya. •
Keterampilan mengekspresikan gerak • Kemampuan mengembangkan ragam gerak melalui media
ungkap yang telah ditentukan • Kemampuan membuat komposisi yang bervariasi • Keterampilan untuk
membuat seni dan mengungkapkan kreatifitas gerak dan terdapat pada ketentuan-ketentuan dari unsur
yang terkait, seperti wiraga, wirama maupun unsur- unsur tari obyek tari yang direspon Karya
Seni/Penampilan Bentuk Seni • Memerlukan bentuk fisik kombinasi dengan unsur seni dan kemampuan
teknik • Diperlukan koordinasi khusus, ketepatan, kelancaran, kontrol, keseimbangan dengan
ketenangan dan penuh kepercayaan • Konsentrasi pada penampilan dengan ekspresi melalui
variasi,unsur seni, estetika, dan dinamika • Menampilkan tarian dan bagian seni pengertian kualitas
formal • Menampilkan tema dengan ekspresi seni • Melatih dan mencoba ekspresi bentuk seni dengan
unsur komposisi seni • Membutuhkan kualitas penampilan yang difokuskan dalam mengekspresikan
dengan arti • Memusatkan garis, pola desain ke bentuk komposisi • Memperlihatkan kejelasan dan
kesatuan bentuk • Kepribadian : Menyangkut kebebasan berpikir dan bertindak, menyukai kegiatan dan
lainnya • Dari tiga aspek tersebut, khususnya yang dapat dilihat langsung dapat dievaluasi dan yang
berkaitan dengan kemampuan kreatif dalam seni tari, yaitu : • Kemampuan berpikir lancar, yaitu
berkaitan dengan pengembangan gerak dalam berimprovisasi • Berpikir lentur, berkaitan dengan
pengembangan gerak dalam bereksplorasi • Berpikir unik, berkaitan dengan penemuan-penemuan
gerak orisinal BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

338. SENI TARI 317 • Berpikir elaborasi berkaitan era dengan mengembangkan gerak dari gerak yang
pernah dilihat dan direncanakan • Berpikir tinggi, berkaitan dengan berpikir analitis logis dan dapat
diterima, dilihat oleh orang lain. K. TARI PENDIDIKAN Koreografi tari Pendidikan adalah pengetahuan
penyusunan tari atau mengkomposisikan bagian-bagian gerak dan disain komposisi yang saling
berhubungan menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam pengembangan pendidikan, proses kreatif
merupakan pengembangan proses kreatativitas yang pengembangannya memberikan tantangan dan
percaya diri untuk peningkatkan, kemampuan dan keterampilan, aktivitas peserta didik agar dapat
mengungkapkan ciri gerak pribadi. Koreografi tari Pendidikan penyusunan gerak dipresentasikan dalam
bentuk ungkapan ekspresi peserta didik. Bentuk koreografi merupakan pengalaman gerak yang
menampilkan dominasi gerak ciri pribadi. Oleh sebab itu, kemampuan membuat kombinasi gerak, model
ungkapan ekspresi, dan informasi pengalaman estetik peserta didik dituangkan lebih merupakan
representasi dari pengalaman gerak pribadi. Dengan demikian hasil evaluasinya lebih meletakdasarkan
kepada unsur proses lebih ditekankan dari pada bentuk. Tari pendidikan dapat dikembangkan
berdasarkan tematik. Akumulasi penerapan dan strategi pengembangnya secara konseptual dapat
dijelaskan sebagai berikut: BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

339. SENI TARI 318 BAGAIMANA CARA MENGEMBANGKAN PETA KONSEP BERDASARKAN TEMA
TERTENTU Benda-benda di Cita-cita atau sekitar yang dapat tujuan hidup dimanfaatkan konsep Ide Alam
Sekitar Hewan dan LIngkungan Tumbuhan Keluarga Bimbingan Ilmu Pengetahuan guru yang
dimanfaatkan Bagan 4.3 Peta Konsep Ide Alam Sekitar BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

340. SENI TARI 319 Kondisi ulang Pernik Ulang tahun yang tahun identik meriah riang gembira ULANG
TAHUN Kado special Acara yang ulang tahun khusus buat ulang tahun Benda-benda yang hubungan
dengan ulang tahun Terompet Balon Ide dikembangkan di sini Kembang Api Permen Bagan 4.4 Ide Ulang
Tahun menjadi Topik BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

341. SENI TARI 320 Keragaman Pengalaman Estetik IDE PENGALAMAN CERITERA HIDUP DIRI EPOS •
Gerakan unik • Kegiatan unik • Acara unik • Pemanfaatan benda-benda unik (khusus ultah) •
Pengalaman hidup yang khusus • Pengalaman keseharian yang lucu • Pengalaman berkomunitas yang
menjadi idola • Segala sesuatu yang dapat merangsang ide baru Bagaimana anak mengungkapkan •
Melalui bimbingan • Melalui pengalaman gerak pribadi • Melalui motif-motif ceritera yang disampaikan
dengan dipancing pertanyaan yang mampu Bagan 4.5 Keragaman Pengalaman Estetis ANAK BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

342. SENI TARI 321 Di sisi lain Laban seorang pakar anatomi dan tari pendidikan menyatakan bahwa
secara konseptual laban membagi ruang ke dalam ruang pribadi dan ruang umum. Ruang pribadi adalah
ruang yang langsung bersentuhan dengan tubuh si penari atau (Stationari Movement). Batas imajinasi
ruang geraknya adalah sebatas jangkauan gerakan yang dapat dikrembangkan oleh penari. Jangkauan
gerak tangan dan kakinya dilakukan dalam posisi di tempat. sedangkan ruang umum adalah ruangan di
luar tubuh penari. Jangkauan gerak dapat ditempuh melalui perpindahan tempat asal ke tempat lain
(Laban, 1992:85). Gerak terkecil atau paling pendek disebut motif. Motif- motif gerak selanjutnya
apabila dirangkaikan membentuk frase gerak. Gerak Tari pada hakikatnya secara harafiah merupakan
rangkaian motif-frase yang membentuk kalimat gerak. Rudolf Laban adalah pencetus educational dance
atau yang dikenal juga dengan tari pendidikan (educational dance), tari kreatif (creative dance) dan tari
ekspresif (expressive dance) yaitu suatu model pembelajaran tari di sekolah umum yang menekankan
kepada kebebasan berekspresi gerak pribadi siswa yang berasal dari gerak keseharian saperti berjalan,
berlari dan sebagainya dengan metode kreatif. Karena menekankan kepada kreativitas peserta didik
melalui kebebasan berekspresi gerak dalam pembelajarannya, maka tari pendidikan yang dicetuskan
Rudolf Laban itu disebut juga tari kreatif, tari ekspresif atau creative movement (gerak kreasi). Di dalam
bukunya yang berjudul Modern Educational Dance, Laban (1976) menuangkan pemikirannya mengenai
pendekatan untuk pembelajaran tarii di sekolah umum, sebagai berikut : “in school, where art education
is fostered, it is not atisitc perfection or the creation and performance of sensational dances which is
aimed at, but the beneficial effect of the creative activity of dancing upon the personality of pupil”.
Melalui pernyataan Laban tersebut di atas dapat diuraikan bahwa tari pendidikan menekankan kepada
pembelajaran kreatif namun tidak berorientasi kepada hasil akhir yang berupa pertunjukan yang megah
atau pertunjukan yang mengandung nilai-nilai seni yang tinggi, sebagaimana misalnya tarian yang
diciptakan oleh seorang koreografer. Dalam hal ini Laban menyatakan bahwa sumbangan positif dari
aktivitas tari kreatif hendaknya lebih ditekankan kepada perkembangan kepribadian siswa. Setiap orang
mempunyai dorongan alamiah untuk menampilkan gerak-gerak tertentu yang tanpa disadari BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

343. SENI TARI 322 menampilkan gerakan seperti “tarian”, oleh karenanya Laban merumuskan tugas
yang harus dilakukan oleh seorang guru tari, pertama membimbing siswa untuk menumbuhkan
spontanitas gerak dan kedua membimbing siswa belajar memahami prinsip- prinsip untuk melakukan
atau menguasai geraknya. Mengenai spontanitas gerak, Ulmann (dalam Laban, 1976) menjelaskan
bahwa melalui gerak tubuh siswa dapat belajar berekspresi diri untuk menghubungkan hal-hal yang
batiniah sifatnya, yang berada dalam dirinya, kepada dunia luar. Selain itu melalui kesan yang
diterimanya dari luar dirinya, siswa belajar untuk bereaksi secara spontan mengungkapkan apa yang ada
di dalam pikiran dan perasaannya. Ini berarti siswa belajar untuk mengekspresikan kehadiran energi
kehidupan melalui gerka tarinya. Melalui penekanan ekspresi individu pada pembelajaran tari
pendidikan berarti bahwa siswa dibina untuk memperoleh peluang yang besar dalam mengembangkan
keunikan dirinya melalui ekspresi gerak pribadinya yang berbeda antara seorang siswa dengan siswa
lainnya. Gerak manusia merupakan ide dasar dari tumbuhnya tari pendidikan, gerak tersebut adalah
gerak keseharian atau gerak yang universal yang dimiliki manusia seperti berjalan, berputar, melompat,
dll. Jenis gerak ini dikenal sebagai gerak dasar (basic movement). Gerak terkait dengan factor ruang,
tenaga, waktu dan aliran geraknya, sedangkan usaha (effort) merupakan energi yang menggerakannya.
Hal ini merupakan pengetahuan yang perlu diserap oleh siswa untuk memperoleh manfaat dari belajar
menari secara kreatif. Selanjutnya Laban menekankan dalam tari pendidikan digabungkan antara
pengetahuan gerak dan kemampuan kreatif yang dinyatakan sebagai tujuan yang penting dalam
pendidikan. Mendukung uraian Laban tersebut, tari sebagaimana juga kesenian lainnya merupakan
pengetahuan yang bermanfaat, namun siswa dengan bimbingan guru harus membiasakan dirinya untuk
belajar dan berlatih memperagakan ritme dan bentuknya dengan jelas untuk dapat menyerap manfaat
dari tari pendidikan tersebut. Sebagai contoh guru memberikan rangsang gerak keseharian seperti
berjalan, berputar, melompat dls, kemudian dari gerak yang dilakukan tersebut diberi irama, ritme
gerak, dinamika, pengulangan hitungan gerak, sehingga secara tidak langsung gerak keseharian tersebut
menjadi suatu bentuk tari kreatif yang menarik gerak pribadi siswa. BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

344. SENI TARI 323 Dari penjelasan Laban serta dari contoh di atas dapat diketahui bahwa dalam tari
pendidikan terdapat tahapan belajar menari, pertama-tama bagi siswa yang baru belajar menari dengan
metode kreatif, ditekankan pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan berekspresi diri melalui
gerak tarinya secara spontan dan bebas. Pada tahapan berikutnya siswa belajar untuk menguasai prinsip
atau aturan geraknya. Dalam hal ini mempelajari unsur-unsur gerak merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran tari dengan metode kreatif. Berikutnya Laban menjelaskan tugas selanjutnya dalam
mengembangkan tari pendidikan, yaitu menumbuhkan ekspresi artistik siswa melali pembelajaran tari
dengan metode kreatif. Sehubungan dengan terdapat dua tujuan penting yang harus dicapai
sebagaimana diuraikan di bawah ini : “ One is to aid the creative expression of children by producting
dances appropriate to their grifts and to the stage of their development. The other is to foster the
capacity for taking part in the higher emit of communal dances produced by the teacher.” Dari kutipan
tersebut dapat diartikan bahwa tujuan yang pertama adalah membimbing siswa untuk dapat
berekspresi kreatif guna menghasilkan tariannya sendiri yang sesuai dengan kemampuan dan tahapan
perkembangannya, sebagai produk kreatif siswa. Tujuan yang ke dua adalah membimbing siswa untuk
dapat ikut serta dalam pertunjukan komunitas sekolah yang diproduksi oleh guru. Dengan demikian
pembelajaran tari dengan metode kreatif yang dicetuskan oleh Laban tidak hanya mendorong siswa
berekspresi bebas tanpa ada bentuk akhirnya, tetapi mempersyaratkan siswa juga untuk membuat
suatu hasil akhir sebagai produk kreatifnya, yang sesuai dengan perkembangan dan kemampuan siswa.
Begitu pula dengan Burton (dalam Kraus, dkk, 1977) memaparkan penerapan movement education
dalam pendidikan jasmani merupakan pelajaran terpadu yang kontribusinya berupa pengembangan
respons gerakan yang efektif, efesien dan ekspresif dalam diri siswa untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan yang dikomunikasikannya kepada orang lain. Pembelajaran ini menekankan pada kesadaran
tubuh dan diri siswa, penguasaan keterampilan gerak dan pendekatannya berpusat pada siswa untuk
mengembangkan diri siswa sebagai individu yang spontan, kreatif dan mampu belajar untuk
menemukan sendiri (self-discovery). BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
345. SENI TARI 324 Buatlah satu bentuk tari kreatif hasil pengembangan gerak pribadi anak dengan
menggunakan media tertentu (misalnya payung, sapu, kursi, dsb). Kembangkan dengan berbagai level,
arah hadap dan variasi hitungan. Amati hasil pengembangan gerak peserta didik tersebut, kemudian beri
ulasan berdasarkan tahapan apresiasi yang telah dipelajari pada kegiatan Belajar I, maka akan
didapatkan satu materi ajar pembelajaran tari yang komprehensif. Produksi dalam tahapan akhir
apresiasi dapat dihasilkan dari proses kreatif tari pendidikan. Pada pebelajaran ini penyampaian materi
lebih kepada memberikan atau mendorong motivasi peserta didik terhadap munculnya sifat-sifat kreatif.
Rasa ingin tahu dapat menjadi motivasi utama untuk mendorong peserta didik dalam proses menjadi
kreatif. Para guru perlu memberikan keragaman pengalaman melalui eksplorasi dan melakukan sesuatu
terhadap hal tersebut. Hasrat untuk mencintai dan menghargai (penghargaan) juga merupakan
pendorong motivasi peserta didik dalam proses kreatif. Apabila seorang guru hanya memberikan
persetujuan tentang apa yang baik menurut standar guru sendiri, maka hal ini akan membatasi
kreativitas sebagai individu yang memiliki hak untuk berkembang (Fraser,1991:21). • Saling menghargai
pendapat antar teman, menerima materi gerak yang diberikan antar teman, mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif dan berkomunikasi, di samping mengembangkan aspek multidimensional,
multilingual dan multikultural. • Yang utama adalah mengembangkan bakat dan kreativitas. • Terjadi
interaksi antar dan inter personal. Materi pembelajaran kreatif untuk mengembangkan kemampuan
dasar manusia yaitu 1) kemampuan fisik, perceptual, pikir, emosional, kreativitas, sosial dan estetika,
sehingga diharapkan memiliki akan tercapai pendidikan yang bersifat multidimensional, 2) kemampuan
komunikasi ide/gagasan, pendapat, pengalaman, pemecahan persoalan, perasaan melalui bahasa tari
(pendidikan bersifat multilingual) dan 3) sikap berbudaya sehingga diharapkan menjadi bangsa yang
beradab, melalui kepekaan penghayatan yang tinggi, saling menghormati dan menjaga akan keragaman
budaya sendiri dan budaya asing (multikultural). BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

346. SENI TARI 325 L. Bentuk Pembelajaran Tari Rekreasi Repreduktif atau Rekreasi yang digunakan
adalah metode imitatif, latihan/ drill/pengulangan. Dengan latihan dan pengukangan diperlukan dan
peserta didik dapat mengekspresikan dan mengingat ungkapan gerak yang sudah diperoleh. Siswa akan
belajar membedakan hasil yang diperoleh, dilihat dengan meningkatkan ketelitian, kecermatan dan
kepekaan dari kualitas karya seniman, hasil ciptaan sendiri, bentuk karya seni tradisi yangt elah ada, dari
penampilan langsung dalam belajar bagaimana mendapatkan deskripsi, interpretasi dan evaluasi,
dimana siswa akan mempersiapkan seni, dilihat dari bentuk seni gaya ekspresi, teknik dan hasil. Dengan
belajar meniru (pendekatan imitatif) Dalam rekreasi lebih lanjut siswa akan belajar mendapatkan
sumber informasi dan ciri-ciri secara rinci baik itu tentang gerak, latar belakang, proses seni ataupun
hasil karya seni perkembangan dan sejarah seni juga kebutuhan penampilan seni. Melihat Bentuk Seni
Rekreasi/Rekreasi • Mengobservasi, menjabarkan, menganalisa dan mengevaluasi seluruh aspek yang
menyangkut kreasi dan penampilan. Seperti siswa pribadi maupun kelompok • Proses keterampilan
kreativitas seni, penampilan dari melihat suatu seni akan membentuk suatu kemampuan dalam
apresiasi seni untuk sebuah karya seni dan bentuk seni BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

347. SENI TARI 326 M. Pendekatan Kreatif Dan Rekreasi Kreatif Siswa Rekreasi/Bentuk Tari 1. Pola
Bermain 1. Pola Cerita/Latar Belakang. 2. Pola Cerita/Ide Kreatif 2. Bentuk gerak 3. Pengamatan
daerah/etnik/bentuk karya 4. Pendekatan Kreatifitas guru dengan pendekatan - Eksplorasi imitatif -
Improvisasi 3. Pengamatan 5. Gerak Individu 4. Imitasi/menirukan 6. Gerak Berpasangan - Ragam-ragam
gerak 7. Kerja Kelompok - Iringan dan gerak 8. Properti 5. Demonstrasi Guru 9. Komposisi (bentuk tari) 6.
Mengulang gerak dari guru 10. Penampilan (individu) 7. Berpasangan 8. Properti 9. Komposisi Kelompok
(bentuk tari tradisi) 10. Penampilan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

348. SENI TARI 327 PENGEMBANGAN IMAJINASI DAN PEMBELAJARAN TARI PENDIDIKAN Pengembangan
gerak imajinatif Pendekatan Belajar - Kreatifitas gerak pribadi (eksplorasi, improvisasi) Proses - Imitasi
gerak (bentuk tari dari guru - Apresiatif (mengamati, mencerap, melakukan pentas seni) - Ide gerak
(kreatif) Materi - Bentuk tari karya guru (imitatif) - Mengekspresikan, melakukan pertunjukan (apresiatif)
- Menempatkan probelma melalui ide dan Belajar judul tari (reproduktif) - Membahas mengekspresikan
- Gerak guru Saya yakin gerak pribadi - Saya yakin dapat melakukan gerak kupu-kupu (menirukan)
Eksplorasi dan - Gerak kreatif (kereta api) Menirukan - Rangkaian (gerak imitatif dan kreatif) - Saya dapat
mengungkapkan - Kegiatan Kreatif - Eksplorasi Evaluasi - Penugasan Tanya jawan - Melakukan ungkapan
gerak - Kegiatan Reproduktif - Dengan drill/latihan - Dengan repetisi/pengulangan Bagan 4.5 Skema
Imajinasi Gerak Siswa BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

349. SENI TARI328 BAB V MANAJEMEN PRODUKSI TARI Laju pertumbuhan dan pengembangan ilmu
bidang seni pertunjukan cukup pesat. Hal ini ditandai dengan adanya seni pertunjukan yang semakin
beragam dan memiliki nuansa garapan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Wahana baru dalam
dunia seni pertunjukan dapat dinikmati pada setiap kegiatan festival, kompetisi, summit art, dan
pertunjukan seni pada tingkat dunia. Salah satu perhatian dapat ditujukan berhubungan dengan
manajemen organisasi seni pertunjukan yang profesional. Manajemen seni pertunjukan di Indonesia
sangat sedikit kajiannya. Hal ini berhubungan dengan kapasitas penyelenggara pertunjukan yang telah
dikelola oleh lembaga pemerintah maupun lembaga terkait secara swadana. Bentuk penanganan
masalah seni pertunjukan yang profesional bukan sesuatu yang tersembunyi. Selanjutnya, pengetahuan
yang berhubungan manajemen seni pertunjukan sering diabaikan. Para siswa bila kalian paham maka
hal ini adalah dilematis bagi kalian, lembaga seni yang bergerak di bidang seni pertunjukkan seperti
sekolahan kalian, masalah manajemen organisasi seni pertunjukan sangat dibutuhkan. Hal ini dapat
dirasakan dengan masih sangat minimnya literatur yang memaparkan manajemen organisasi seni
pertunjukan untuk dijadikan rujukan dalam belajar manajemen organisasi seni pertunjukan. Buku yang
beredar di pasaran sebagian banyak adalah manajemen organisasi saja. Selebihnya, buku yang menjadi
rujukan dalam bidang manajemen organisasi seni pertunjukan didominasi oleh buku manajemen umum
dan organisasi umum. Oleh sebab itu literatur manajemen seni pertunjukan sudah saatnya ditulis, hal ini
dengan mengingat bahwa buku manajemen seni pertunjukan masih kurang jika boleh disebut adalah
minim sekali. Hal ini diakibatkan kurang kompetennya penulis dalam membidangi kedua bidang kajian
tersebut secara komprehensif. Sedikitnya, pakar manajemen organisasi dan pakar seni pertunjukan
secara sepihak kurang berani memaparkan masalah kedua bidang kajian tersebut secara bersama,
dengan demikian terjadi keraguan pada para penulis masalah manajemen organisasi seni pertunjukan
secara mandiri. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

350. SENI TARI329 Organisasi seni pertunjukan di Indonesia tumbuh mekar, sehingga telah banyak
lembaga yang secara profesional mengaklamasikan diri sebagai lembaga yang mengelola seni
pertunjukan. Di sisi lain, pengelolaan yang agak mirip dengan pengelola seni pertunjukan kajian tersebut
adalah event organizer yang telah menjamur di Jakarta. Namun demikian masih minimnya buku-buku
yang membimbing para event organizer dan praktisi yang mempelajari manajemen organisasi mengaku
masih kurang literatur di lapangan. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Di satu sisi, organisasi-organisasi
yang bergerak di bidang seni pertunjukan masih kurang memperhatikan aspek manajemen
pemberdayaannya. Dengan demikian terjadi ketimpangan pada tantangan ke depan dalam bidang
pengembangan, pelestarian, dan reservasinya. Banyak organisasi seni pertunjukan yang dalam beberapa
waktu langsung gulung tikar. Hal ini berhubungan dengan aspek menajemen yang dikelolanya kurang
profesional. Satu sisi biasanya manajemen yang diterapkan mengandalkan manajemen persaudaraan
atau manajemen pertemanan. Oleh sebab itu terjadi tarik ulur dalam masalah pemecahan manajemen
secara profesional. Banyak seni pertunjukan tradisional mengalami keruntuhan. Hal ini terjadi sebagai
akibat adanya penanganan manajemen organisasi yang kurang tepat di lapangan. Gradasi semakin
menurunnya organisasi seni pertunjukan yang kurang menerapkan manajemen organisasi secara baik
dapat menjadikan organisasi seni pertunjukan tersebut kurang profesional, kurang ditangani secara
profesional, dan hingga beberapa hal yng ditangani secara profesional menjadi kurang dapat
berkembang sesuai harapan kita bersama. para penonton yang semakin lama enggan dan cepat-cepat
berpaling untuk menonton seni pertunjukkan tradisional, dan beralihnya minat publik terhadap
tontonan yang mampu mendatangkan rasa penawar penat menjadi pilihan penonton untuk
meninggalkan seni pertunjukan. Kondisi ini patut kita perhatikan. Hal ini harus disikapi lebih profesional,
dewasa, dan mengkaji tantangan ke depan sebagai bagian dari pembenahan atau setidaknya merancang
program secara sistematis dan memiliki strategi untuk mengoptimalkan manajemen seni pertunjukan
khususnya seni pertunjukan tradisional yang lebih inovatif, berwawasan prospek, serta mampu
menjawab tantangan masa. Dengan demikian untuk tetap lestari, BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

351. SENI TARI330 maju dan berkembang, serta menjadi idola bagi penonton di semua kalangan
dibutuhkan manajemen organisasi yang profesional, mumpuni, dan mengoptimalkan berbagai pihak dan
celah dalam rangka bekerja bahu membahu, serta menerapkan staf untuk bisa bekerja mandiri dan
optimal dalam mendatangkan celah kesempatan yang memungkinkan membawa dampak kemajuan
bagi usaha manajemen organisasi yang diharapkan. A. KONSEP MANAJEMEN & ORGANISASI
PERTUNJUKAN Siswa-siswa sekalian, sebelum belajar tentang manajemen organisasi pertunjukan akan
lebih bijak kita mengerti lebih dahulu apa yang dimaksud dengan manajemen, organisasi, dan kemudian
organisasi seni pertunjukan. Pengertian organisasi adalah sekelompok orang yang secara bersama-sama
mencapai tujuan. Tujuan kebersamaan dilandasi atas dasar kesepakatan orang-orang yang ada di
dalamnya, dimana para pemegang tampuk kendali organisasi menetapkan ke mana langkah dan arah
organisasi tersebut bersandar. Pencapaian tujuan organisasi ditekankan kepada prinsip mencapai tujuan
secara bersama ke dalam proporsi berbagai kegiatan yang diberdayakan sebagai bagian dari kegiatan
yang dilakukan bersama, disemangati bersama, hingga menentukan arah dan tujuan sesuai kesepakatan
bersama. Organisasi yang baik akan menerapkan manajemen yang kooperatif. Seperti di atas telah
disinggung bahwa organisasi pada dasarnya adalah kelompok orang yang secara bersama atau
pemimpin organisasi yang ditetapkan bersama menyepakati untuk bersama mencapai sasaran yang
dituju. Organisasi terdiri dari berbagai staf yang secara kolektif salang berkait dan bekerjasama
menetapkan tujuan dengan segala daya upaya terutama untuk mencapai tujuan secara bersama.
Komponen prinsip yang secara integral adalah bahwa orang-orang, tujuan, dan indikator yang digunakan
untuk mencapai tujuan dikendalikan secara profesional dalam memenuhi tercapainya sasaran yang
diharapkan. Organisasi yang profesional dikelola melalui manajemen organisasi yang baik, transparan,
dan kooperatif. Organisasi seni pertunjukan di Indonesia cukup banyak. Kemampuan, kemauan, dan
kesanggupan untuk mengembangkan diridari organisasi seni pertunjukan di Indonesia sangat minim. Hal
ini ditandai kurangnya penerapan manajemen yang profesional oleh organisasi seni pertunjuka secara
baik dan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

352. SENI TARI331 benar. Penerapan manajemen seni pertunjukan di Indonesia lebih didasarkan kepada
budaya otoritas pimpinan organisasi, manajemen organisasi bersifat kekeluargaan, serta organisasi seni
pertunjukan yang lebih mantap dipilih untuk kesenangan bersama dan kepuasan bersama cukup.
Kondisi penanganan organisasi seni pertunjuka yang demikian jelas lambat laun membawa dampak yang
besaratas semakin jenuhnya orang-orang yang ada di dalamnya, kurangnya power yang proporsional
orang luar untuk ikut campur atau empati atas laju dan arah organisasi seni pertunjukan menetapkan
tujuan da arah kendali organisasi secara transparan, sehati, dan asas praduga tak bersalah yang kurang
dihargai dalam menetapkan awal suatu organisasi seni pertunjukan ditetapkan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa organisasi seni pertunjukan yang dikelola semakin baik dan profesional mampu
mengantarkan tujuan anggotanya untuk sampai pada sasaran yang diharapkan, begitu juga sebaliknya.
Dari sini didefinisikan bahwa organisasi kesenian yang terdiri dari banyak seniman atau orang yang
memiliki sifat dan sikap berkesenian secara sepakat bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama
terutama pada bidang garapan mengolah seni pertunjukan sebagai kajian organisasi. Terbentuknya
organisasi seni pertunjukan adalah merupakan konsekuensi logis dari kelompok orang yang memiliki
minat berkesenian, empati terhadap berkesenian serta memiliki perhatian tentang kesenian
membentuk organisasi seni pertunjukan. Selanjutnya, mereka menetapkan arah, sasaran dan tujuan
organisasi dengan mengelola berbagai aspek yang harus diberdayakan agar dapat menjadi penopang
laju, tujuan, dan arah sasaran organisasi seni pertunjukan tersebut dilaksanakan. Dengan demikian
organisasi seni pertunjukan tersebut memiliki badan hukum, sertifikasi organisasi, dan kredibilitas
pengelolaan sebuah organisasi yang berorientasi dan wawasan produksi karya seni. Para siswa, kalian
mungkin sudah pernah mendengar beberapa grup teater, sanggar tari, dan kelompok seni yang ada di
lingkungan kalian. Di sini sebut saja Teater Koma, Teater Tanah Air, Teater Mbeling, Teater Utan Kayu,
Sanggar Tari Cipta, Sanggar Maya Pasundan, Sanggar Tari Bagong Kusuddihardjo yang dikenal
Padepokan Bagong, Sanggar Sekapur Sirih, Sanggar lukis Kak Wayan Yoga, Sanggar Lukis Tino Sidin,
Lembaga Peduli Anak Nusantara, Kelompok Wayang Orang BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

353. SENI TARI332 Barata, Kelompok Wayang Orang Cipto Kawedar, Ketoprak Wargo Budoyo, Ketoprak
Cipta Mandala, Kelompok Lawak Srimulat, Kelompok Lawak Patrio, Kelompok Musik Peterpan,
Kelompok Musik Radja, Kelompok Musik Slank, Kelompok Musik Ungu, dan lain lagi adalah personifikasi
dari organisasi seni pertunjukan yang prinsip landasan yang dimiliki telah diketahui arah, sasaran, dan
tujuan organisasi berbasis kesenian yang dikelola secara profesional dan maksimal. Personifikasi
organisasi seni pertunjukan tersebut di atas pada mulanya telah ada dan berkembang di Indonesia.
Dalam kurun waktu yang berjalan dengan kompetitif yang tinggi terhadap komitmennya dengan jaman,
maka organisasi seni pertunjukan tersebut hingga kini ada yang masih eksis, sedang gonjang- ganjing
bahkan hingga telah punah. Konsekuensi logis ini pada dasarnya merupakan bukti pertaruhan komitmen
organisasi dalam memberdayakan berbagai staf dan personil untuk dapat bekerjasama, berkerja
sinergis, dan bekerja mempertaruhkan reputasi demi kelangsungan organisasi yang dimilikinya. Adalah
naif, organisasi seni pertunjukan tanpa memproduksi aspek seni untuk suatu penampilan. Oleh sebab
itu, dalam waktu ke depan dituntut komitmennya untuk memproduksi hasil karya seni secara periodik,
berkala, dan terprogram sehingga dalam laju ke depan mampu menjadi pandega dan barometer seni
pertunjukan yang produktif, inovatif, dan kreatif. Tantangan produksi yang memiliki produktisi berkala,
inovatif dalam menyajikan kontektual garapan, dan kreatif mengembangkan materi garapan adalah
bentuk seni pertunjukan yang harus dipentaskan oleh organisasi seni pertunjukan dimaksud. Dengan
demikian organisasi tersebut yang secara regulasi memiliki dana dan pendanaan yang mampu digunakan
untuk mencerminkan produksi karya seninya. B. ORGANISASI SENI PERTUNJUKAN Di bagia atas telah
disinggung tentang beberapa organisasi seni pertunjukan yang terdiri dari kelompok Teater Koma
(Riantiarno), teater Mat Suya (ISI Yogyakarta), teater Gen (Putu Wijaya), teater Grazz( Sekolah Tinggi
Seni Indonesia/STSI Bandung), teater Mbeling (Kuta Q), Sanggar Tari Cipta (Farida Utomo), Sanggar
Argahari (Ibu Melly), Sangar Teratai Putih (Ibu , Sanggar Sekapur Sirih (Ibu Rahmida S), Sanggar Tari
Saraswati (I Gusti Agus Perbawa), Sanggar Lukis Gubug Semper(I Wayan Kuta), Sanggar Pelangi
Nusantara (Bapak Sampurno), Kelompok Wayang Orang Barata (Nardi), Kelompok Wayang Orang Cipto
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

354. SENI TARI333 Kawedar (Rusman-Darsih), Ketoprak Wargo Budoyo (Bani Saptoto), Ketoprak Cipta
Mandala (Jendral Kunti Harsoyo), Kelompok Lawak Srimulat (Bapak Timbul), Kelompok Lawak Patrio
(Akri), Kelompok Musik Peterpan (Ariel), Kelompok Musik Radja(Roseta), Kelompok musik Slank (Yoga),
Kelompok Musik Ungu (Pasha), dan lain lain adalah personifikasi organisasi seni yang menetapkan
sasaran dan tujuan maupun garis-garis pengembangan organisasi dilakukan bersama dan dalam
komitmen bersama. Hingar-bingar munculnya seni pertunjukan di Indonesia pada awaknya sebagai
wujud organisasi seni pertunjukan yang ada pada saat itu. Namun dalam perjalanan, nasib kelompok
seni pertunjukan ditentukan oleh performa masing-masing kelompok melalui komitmen bersamanya.
Komitmen bersama yang kuat menjadi pendorong wadah seni pertunjukan semakin eksis. Cermin
organisasi seni pertunjukan digawangi kepentingan diri yang tinggi. Apabila organisasi seni pertunjukan
kurang sehat, dalam perkembangan akan cepat bubar. Apabila organisasi seni pertunjukan kurang sadar
lingkungan mempercepat proses bubarnya organisasi dengan keputusan individual yang kurang
proporsional.. Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Gb. 5.1 Teater Anruang (Bandung) Sumber:
Koleksi Jurusan Tari UNJ Gb.5.2 Sa nggar Saraswati (Tari Bali) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

355. SENI TARI334 Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ Sumber: Jurusan Tari UNJ Gb. 5.3 Teater Mat
Suya) Gb. 5.4 Tari Pendet/Bali (STSI BDG) ( Kedutaan Jepang) Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ
Gb. 5.5 Nakoda Kapal Teater Grazz (STSI Bandung) C. ORIENTASI & KARAKTER ORGANISASI
PERTUNJUKAN Klasifikasi orientasi keterlibatan pengelola dalam organisasi seni pertunjukan dalam
menerapkan manajemennya mempengaruhi orientasi organisasi dalam menjalankan laju dan
perkembangan organisasi. Organisasi seni pertunjukan muncul membawa misi pengembangan karya
cipta seni. Orientasi dapat bersifat bisnis dapat juga sebagai wadah pengembangan bakat seni yang
dituangkan pada setiap produksinya. Banyak organisasi seni pertunjukan yang berorientasi untuk
produksi saja, atau memandang bahwa karya seni menjadi salah satu bagian perencanaan program yang
dijadikan kalender kegiatan produksi. Dengan demikian masalah manajemennya diatur berdasarkan
format penempatan staf yang disesuaikan dengan kebutuhan pementasan. Manajemen organisasinya
tumbuh kembang sebagai wahana menyalurkan hasil karya seni BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

356. SENI TARI335 sebagai hobi, kajian ilmu, dan finansial diperoleh melalui pengelola itu sendiri atau
staf yang bekerja maksimal mencari seponsor seadanya sebagai finansial tambahan, selebihnya para
pelaku yang membiayai produksi. Di sisi lain, terjadi bahwa organisasi seni pertunjukan berorientasi
kepada bisnis, maka wujud performansinya berbeda. Organisasi ini menjadikan karya seni sebagai
pencarian nafkah, untuk mendatangkan keuntungan berlipat, serta realisasi pementasannya berharap
dari aset sponsorship yang dijadikan sumber devisa dalam produksi seninya. Organisasi seni yang
berorientasi bisnis memandang seni sebagai suatu komoditas bisnis atau industri. Organisasi ini banyak
diminati oleh kalangan yang banyak berkembang di lahan pencari nafkah. Secara garis besar prototipe
bentuk organisasi ini dapat digambarkan melalui model di bawah ini. Banyak Kegiatan B C Jenis Kegiatan
Fokus Kegiatan A D Fokus Banyak Fungsi Bagan 5.1 Karakteristik Organisasi Pertunjukan D. Fungsi
manajemen Keterlibatan pengelola dalam menjalankan organisasi menentukan pilihannya. Ada
organisasi seni pertunjukan yang pengelolanya terlibat menjalankan manajemennya. Pengelola
bertindak sebagai koreografer, artis, produser, pimpinan produksi, dan secara langsung mencurahkan
total waktu untuk masalah manajemen organisasi yang dipimpinnya. Banyak organisasi seni pertunjukan
yang masih belum memiliki tenaga pengelola secara total. Waktu yang tidak dimiliki untuk mengurusi
penyelenggaraan organisasi seni secara profesional membutuhkan pengelola dan peleksana produksi
dalam jumlah yang terbatas. Ada kecenderungan, organisasi seni pertunjukan yang berorientasi bisnis
maka pengelola BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

357. SENI TARI336 terjunlangsung menangani produksi. Organisasi yang berorientasi pada karya seni
pengelola menyediakan waktu paruh untuk penanganan produksi secara langsung. Secara umum
perspektif karakteristik organisasi ini dapat digambarkan sebagai berikut: F G Profit bisnis, organisasi
Berorientasi kepada Bisnis dikelola paruh waktu. karya seni semata, Keterlibatan pengelola tetapi
organisasi merangkapsebagai dikelola oleh pelaku seni pengelola yang total waktunya. Orientasi
Organisasi E H Berorientasi kepada Organisasi berorientasi bisnis dan organisasi Karya pada karya seni
semata. Seni dikelola oleh Dikelola pelaku seni itu pengelola yang sendiri, keterlibatannya menyediakan
waktu paruh waktu. Pengelola secara penuh atau merangkap sebagai Total total dimanej dalam artis,
koreografer, waktu setiap produksi dan produser, sutradara, pementasannya. marketing, dsb Paruh
Waktu Bagan 5.2. Status Pengelola Melalui matrik yang telah dijelaskan pada lembar terdahulu,
keterlibatan pengelola ditunjukan melalui maket gambar Bagan 1. Berdasarkan pengamatan yang telah
dipelajari secara mendalam, orientasi berkarya pada organisasi seni pertunjukan yang bergerak di
bidang bisnis dan paruh waktu berbeda karakteristiknya. Bentik organisasi seni pertunjukan yang
menyediakan pengelola dan pengelolaan ditangani secara mandiri memiliki publik penonton yang
berbeda karakteristiknya. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

358. SENI TARI337 E. KAITAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERTUNJUKAN Organisasi seni pertunjukan
dalam melakukan produksi melalui proses. Proses terkait dirancang mulai tahapan awal hingga
pementasan. Untuk masing-masing cabang seni proses produksi berbeda. Perbedaan dimulai dari
perencanaan hingga tahap pementasan. Cabang seni teater misalnya dimulai dari penulisan skenario,
casting, pelatihan, pencarian tempat pentas, penataan panggung, penataan cahaya, penyediaan kostum,
properti, promosi dan sebagainya. Tahapan tersebut di atas hampir sama dijumpai pementasan pada
seni tari, musikal, dan bentuk-bentuk seni pertunjukan. Pada seni rupa persiapan kemungkinan agak
berbeda dengan bentuk seni pertunjukan. Oleh karena organisasi seni pertunjukan mempunyai
keinginan agar produksi seninya dapat dinikmati oleh masyarakat, maka kebutuhan minat masyarakat
harus diperhatikan. Organisasi seni pertunjukan berkewajiban mendidik dan meningkatkan taraf
apresiasi seni kepada masyarakat secara proporsional. Pihak organisasi seni pertunjukan harus
berinteraksi dengan masyarakat apa yang diinginkan dan bagaimana bentuk penyajiannya dapat
disuguhkan,. Organisasi seni pertunjukan harus terbuka atas respons yang masuk. Interaksi kontak
kesenian menjadi salah satu bangunan pola perkembangan dan rekonstruksi hasil karya agar mampu
menjadi barometer produksi seni yang berimbang. Kebutuhan seniman, penghayat, dan kritikus seni
menjadi salah satu jembatan menuju revitalisasi seni pertunjukan menjadi berkualitas, modivikatif, dan
sesuai publik. Aspek lingkungan secara langsung menjadi sumber acuan dalam menjaga kontinuitas
berkarya atau produksi seni. Faktor ini harus diperhatikan mengingat masalah strategi pemasaran,
sponsorship, penonton, dan elemen pendukung seni mampu menyedot perhatian publik adalah menjadi
kunci strategi pengembangan seni pertunjukan eksis di masyarakat. Faktor yang ikut berperan dalam
kontinuitas produksi karya seni yang secara tidak langsung menjadi salah satu penunjang (empati,
respons) adalah faktor poliik, ekonomi, pemerintah, masyarakat, teknologi harus diperhatikan. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

359. SENI TARI338 Secara garis besar masalah yang berpengaruh dalam produktifitas karya seni baik
langsung maupun tidak langsung dapat digambarkan sebagai berikut di bawah ini. Politik Ekonomi
Pemerintah Sosial Teknologi Pemasok Penonton Proses Karya Seni Bagan 5.3 Hubungan Seniman dan
Pemerintah Manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan di dalam mewujudkan harapannya
untuk memproduksi karya secara maksimal. Regulasi ke arah itu diupayakan dengan melalui
pemberdayaan berbagai komponen yang terkait untuk bersinergis dalam membangun jaringan yang
tanggam seperti proporsi rumah laba-laba. Apabila berbagai komponen pendukung yang dirasakan
dapat digunakan sebagai stimulus dalam mempermulus laju dan perkembangan produksi seni
pertunjukan sebaiknya dilakukan secara komprehensif. Di sini faktor keberuntungan, perencanaan
produksi, strategi penerapan dan penggunaan celah yang mendatangkan peluang bisnis besar perlu
diterapkan walaupun pada kapasitas produksi untuk oenyajian karya seni sebagai hobi saja. Dengan
demikian diperlukan kerja keras berbagai komponen yang terlibat dan sekaligus upaya penanganan
hambatan harus diminimalisir secara tepat, sehingga pelaksanaan produksi karya seni menjadi pilihan
dan harapan bersama. Di sisi lain Masalah manajemen sebagai basis dalam pengelolaan suatu organisasi
seni pertunjukan memiliki BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

360. SENI TARI339 kompetensi yang sangat krusial dalam menentukan laju dan arah pengembangan dari
suatu seni pertunjukan. Secara umum dalam pengelolaan terasa sangat gampang, namun dalam
peleksanaannya memerlukan penanganan yang sangat rumit, butuh perhatian khsusus serta lebih
diutamakan pada pemngalaman empirik menjadi sumber dalam melaksanakan dan sekaligus
menetapkan keberhasilan produksi karya seni secara proporsional. Di bawah ini maket yang
menunjukkan penanganan manajemen seni pertunjukan berdasarkan beberapa rekomendasi dari pihak-
pihak yang telah lama memproduksi suatu karya seni dalam momentum atau even pertunjukan yang
sebagaian besar ditetapkan secara kronologis-empiris sebagai berikut: Perencanaan Pengorganisasian
Pengendalian Pengarahan Bagan 5.4 Organisasi Manajemen Hal ini didasarkan kepada misi organisasi
yang menjalankan secara bisnis dan secara pemenuhan hobi atau tuntutan program produksi
mempertimbangkan dana atau finansial sebagai kunci kerja produksinya. Di sini artis dan merangkap
pengelola untuk mengembangkan produksinya berusaha mempertahankan pengembangan karya seni.
Pada sisi lain, Pengelola yang menyediakan total waktu menjadi kredibilitas taruhan dalam menjalankan
manajemen produksinya secara maksimal. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

361. SENI TARI340 F. PENGORGANISASIAN KEGIATAN Pengorganisasian dilakukan agar para staf yang
ada dalam organisasi seni pertunjukan dapat maksimal dalam menjalankan kerja dan
mempertanggungjawabkan pekerjaannya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk struktur organisasi dan
uraian pekerjaan yang harus dilakukan, dipertanggungjawabkan dan dikonsolidasikan kepada antar
berbagai staf yang terkait dalam organisasi. 1. Pengorganisasian Untuk menjamin kemampuan orang-
orang yang ada di dalam organisasi agar dimanfaatkan secara optimal. (a) Bentuk • Struktur organisasi, •
Uraian pekerjaan, • Mekanisme kerja antar staf. (b) Proses Organisasi • Merinci pekerjaan –pekerjaan, •
Mengelompokan pekerjaan-pekerjaan, • Membagi tugas, • Menyusun mekanisme kordinasi. (c)
Fungsional • Organisasi dibagi berdasarkan kelompok- kelompokfungsional seperti produksi, keuangan,
pemasaran, dan sumber daya manusia. (d) Kegiatan • Organisasi dibagi berdasarkan kegiatan yang
dilakukan, misalnya musik, teater, tari, (e) Wilayah • Organisasi berdasarkan tempat organisasi
beroperasi, misal Srimulat Solo, cabang Surabaya, Jakarta, dll. (f) Proses • Organisasi dibagi berdasarkan
jenis proses yang dilakukan. Bagian penelitian, penulisan, koreografi, pelatihan dan pementasan. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

362. SENI TARI341 2. Pengarahan Pengarahan dalam suatu organisasi memiliki ciri bentuk yang berbeda
satu organisasi dengan lainnya. Perbedaan ditentukan oleh gaya kepemimpinan, pola pengembangan
teori kepemimpinannya. Pengaraham meliputi organisasi instruksi, motivasi, teknik menyampaikan
komunikasi tujuan organisasi kepaeda staf agar menjalankan tugasnya dengan baik. (a). Asumsinya teori
X (berpikir negatif) mencakup • Pola perintah, pengawasan, dan menghindari tanggung jawab, serta
mementingkan jaminan keamanan. (b). Asumsinya teori Y (berpikir positif) mencakup • Adanya
pengerahan tenaga fisik dan mental untuk bekerja pada hakikatnya sama dengan bermain dan istirahat,
• Pengawasan da ancaman bukan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan organisasi, • Menyetujui
tujuan merupakan bagian yang erat hubungannya dengan kebutuhan mencapai penghargaan atas
prestasinya, • Orang bersedia menerima tanggung jawab dan mencari kondisi yang cocok untuk bekerja,
• Orang mempunyai kemampuan berimajinasi, kecerdasan, dan kreativitas memecahkan masalah, •
Potensi intelektual orang baru sebagian yang digunakan, 3. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan
pada dasarnya menjadi ciri bentuk organisasinya. Perangai dan tingkah laku pimpinan dapat
mempengaruhi sistem dan cara pengambilan kebijakan yang diorganisasikannya. (a) Otokratis,
memusatkan penguasaan dan pengambilan keputusan dari pimpinan. Pimpinan yang memiliki ciri
demikian cenderung menggunakan asumsi negatif berpikir. (b) Partisipasif, gaya kepemimpinan seperti
ini melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. Pimpinan demikian cenderung berpandangan
teori Y. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

363. SENI TARI342 (c) Demokratis, gaya kepemimpinan menyerahkan keputusan kepada kelompok. Gaya
kepemimpinan yang terbaik dikembangkan pada pola ini. Pertimbangan menyangkut iklim organisasi,
kelompok, sifat pekerjaan, faktor lingkungan menjadi kendali mutu dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan otokratis dipakai bila kelompok yang dihadapi memerlukan tindakan cepat dan tegas. •
Pertimbangan tentang kepribadian dan pengalaman pemimpin, • iklim dan kebijakan organisasi, •
karakter harapan dan tingkah laku atasan, • karakter dan tingkah laku bawahan, • sifat pekerjaan dan
harapan dan tingkah laku rekan sejawat menjadi pertimbangan. MotivasiI • Kebutuhan yang mendorong
untuk melakukan sesuatu yang pada ujungnya menyebabkan orang bertingkah lakuk tertentu dalam
mencakai tujuan, Pengaruh karakteristik individu, pekerjaan, sistem, dan kondisi organisasi untuk
dihayati secara benar-benar. 4. PENGENDALIAN Proses pengendalian pada dasarnya merupakan
mekanisme yang berfungsi atau memastikan tercapainya sasaran yang ditetapkan dalam perencanaan
suatu organisasi. Pengendalian bermakna menetapkan standar dan pengukuran prestasi, ketercapaian
prestasi, membandingkan hasil dengan standar serta mengambil tindakan secara ekonomis, tepat
waktu, dapat dimengerti, dan dapat diterima. • Menetapkan standar dan pengukuran prestasi,
pengendalian standar dikembangkan dari sasaran perencanaan. Kriteria standar biasanya dihasilkan dari
bentuk sasaran yang ditetapkan berdasar kriteria spesifik. Bagaimana hasil dilakukan dengan
obyektifikasi untuk menghasilkan pengukuran prestasi yang ditetapkan. • Mengukur hasil atau prestasi,
dilakukan melalui cara pengukuran yang sudah ditetapkan dengan baik. • Membandingkan hasil dengan
standar, adalah prosedur pengukuran dengan membandingkan antara hasil dengan standar. Deviasi
yang ada dan terjadi harus diminimalikan. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

364. SENI TARI343 Pengukuran yang bersifat kualitatif membutuhkan interpretasi/pengambilan


keputusan secara sesuai penetapan, atau berupa penafsiran. Keputusan yang diambilop memerlukan
tindakan akurat, cepat dan tegas. • Mengambil tindakan, Melalui hasil perbandingan tindakan harus
dilakukan. Persoalan penyimpangan, akibat negatifnya dipilih seminimal mungkin. Tindakan harus
membawa dampak yang positif bagi pengambilan keputusan. Pengendalian yang baik harus membawa
dampak sebagai berikut: • Fokus pada masalah penting, prioritas sasaran. • Ekonomis, tidak mahal dan
hasil yang dicapai memiliki dampak positif bagi organisasi. • Tepat waktu, upaya pendikteksian secara
dini atas target. Akumulasi mudah dipahami dan diterima kalangan organisasi Tipe atau ciri-ciri
organisasi yang bertujuan mengembangkan karya seni sebagai sandaran banyak dimiliki oleh lembaga
pendidikan yang membina dan mengembangkan para mahasiswa bergerak sebagai subyek di dalam
mengelola, produksi karya, dan memasarkan hasil karyanya sendiri melalui berbagai media dan alat siar
lainnya. Secara umum lembaga pendidikan dalam menangani hasil karya sendiri dengan marketing
sendiri dilakukan secara sederhana hingga pada babagan yang dapat diapresiasi secara tinggi yakni
dengan melakukan teknik marketing secara profesional. Bentuk dan jenis yang dikembangkan dari
reduksi yang sederhana hingga pada pembagian staf yang cukup proporsional dan melalui seleksi
terhadap setiap personal yang menduduki jabatan pada organisasi seni pertunjukan tersebut secara
profesional juga. Di sini dapat dicontohkan figur atau prototip organisasi seni pertunjukan yang
dikembangkan salah satunya di Universitas Negeri Jakarta yakni melalui bagan personel dan uraian job
deskripsi tugas masing-masing personel yang menggawangi jabatan tersebut adalah sebagai berikut
pada lembar selanjutnya.. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

365. SENI TARI344 Secara konstruk bagan format organisasi di atas dapat digambarkan bagan dapat
digambarkan seperti di bawah ini Pimpinan Produksi Pimpinan Pimpinan Artistik Kerumahtanggaan
Bagian Karcis Kerumahtanggaan Penata Sound dan Musik & Kru Penata Cahaya & Kru Pen Proper Penata
Rias dan Kostum & Kru Pimpinan Panggung & Kru Bagan 5.5 Organisasi Produksi Seni dan Manajemen
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

366. SENI TARI345 Agar dapat memperjelas tentang keberadaan organisasi seni pertunju7kan yang
seperti apa dan bagaimana sistem pengelolaannya, di bawah ini dicontohkan organisasi seni
pertunjukan yang ada di lembaga istatinsional di kantor kami adalah sebagai berikut..: (1) Pimpinan
Produksi Pimpinan produksi adalah orang yang ditunjuk untuk mengorganisir pementasan suatu seni
pertunjukan. Pimpinan produksi bertanggung jawb secara keseluruhan atas pelaksanaan dan
keberhasilan produksi seni dipergelarkan. Komitmen kerja, tanggung jawab personal, dan kapasitas
kerjanya serta kapabilitas performa untuk mengatur dan memimpin produksi menjadi
tanggungjawabnya. Tugas keberhasilan dan selesainya produksi menjadi taruhan bahwa pimpinan
produksi seni pertunjukan juga menjadi ujung tombak terdepan dalam penyelenggaraan hingga
selesainya pementasan maupun laporan pelaksanaan kegiatan dilakukan. Pimpinan produksi harus
memahami peran, tugas, dan tanggung jawabnya sebagai tampimpinnan dan ia berada di garda depan
produksi seni pertunjukan dalam menjalankan tugas produksi. Tugas kontroling kerja kerumahtanggaan,
operasional staf, pemilihan tempat pementasan, hingga standar kualifikasi gedung yang digunakan
sebagai pertunjukan produksi adalah kacakapan tugas yang diembannya. Peran pimpinan produksi
dalam pelaksanaan pementasan menjadi motor gerak bawahan agar seluruh staf mau dan mampu
bekerja maksimal atau allout, sehingga, sukses dan tercapainya pementasan menjadi berbobot adalah
target yang diharapkan bersama dan merupakan simbol keberhasilan pimpinan produksi dalam
mengawal anak buahnya. Tanggung jawab pimpinan produksi adalah menentukan keberhasilan dan
terlaksanannya pemantasan karya seni pertunjukan. Target operasional yang harus dicapai dengan
melalui cara memotivasi bawahan, mendorong pelaksanaan produksi sampai pada puncak harapan
adalah bentuk tanggung jawab yang dipikulnya. Oleh sebab itu, produksi karya seni yang dipentaskan
merupakan taruhan tugas, tanggung jawab dan kerangka kerja yang harus diimplementasikan secara
maksimal. Pada lembar berikut kalian dapat melihat profil organisasi Seni Pertunjukan yang ada di
beberapa sekolah/institut/Universitas seni di Indonesia yang bekerja untuk BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

367. SENI TARI346 produksi karya seni perguruan tinggi masing-masing. Secara umum dapat dilihat pada
beberapa pembagian staf sesuai kebutuhan, personifikasi dan jenis atau macam pergelaran seni atau
penyajian seni yang dilaksanakan. Sumber: Koleksi Pribadi Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.6 Pimprod
memberi arahan Gb. 5.7 Pimprod recek kesiapan kerja Perhatikan gambar: Potret kerja Pimpinan
Produksi mengarahkan personal staf kerja produksi dan yang terlibat di dalamnya (Koleksi Rahmida dan
Bambang Jurusan Tari) (1.1) Pimpinan Kerumahtanggaan Pimpinan Kerumahtanggaan dalam suatu
produksi karya seni pertunjukan merupakan salah staf yang bertugas mengemban pelayanan publik
serta bertanggung jawab kepada pimpinan produksi dalam layanan staf dan layanan publik. Pelayanan
ditujukan kepada seluruh staf produksi yang bekerja menyelenggarakan produksi seni pertunjukan.
Layanan kepada publik diberikan dalam hubungan pemberian servis kepada penonton mulai dari
pembelian karcis, pelayanan gedung, hingga kenyamanan yang absurd bagi penonton agar penonton
merasa dihargai dan dihormati secara tepat. Tugas pelayanan publik dilakukan mulai dari kenyamanan
menjamu penonton, pelayanan/seles servis pemesanan karcis, hingga suasana pementasan agar
berjalan lancar dan nyaman menjadi bagian tugas yang harus diciptakan. Kondisi pelayanan sejak awal
pertunjukan, istirahat, hingga akhir pementasan menjadi kordinasi seksi kerumahtanggaan di dalam
gedung dan di luar gedung. Artinya, kompleks pertunjukan harus bersih keributan, suasana yang
menjadi kekuatan emosi penonton untuk BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

368. SENI TARI347 menikmati pertunjukan secara antusia, empati, dan simpati serta nyaman. Pelayanan
kepada staf produksi dalam bentuk memberikan kesejahteraan berupa layanan konsumsi sejak
penyelenggaraan produksi mulai dari rapat pertama, pelatihan, gladi kotor, gladi bersih,
pementasan/pertunjukan hingga acara pembubaran produksi. Layanan tersebut terkait dalam bentuk
kesejahteraan dan pemenuhan konsumsi secara rutin acara kegiatan berlangsung. Hak dan kewajiban
kepala kerumahtanggaan adalah berkonsultasi kepada pimpinan produksi dan pimpinan artistik dalam
hal layanan staf. Dalam layanan publik kepala bagian ini minta dengar pendapat publik berkenaan
dengan bagaimana teknik danoperasional servis yang dapat memuaskan publik, serta memberikan
layanan cepat pesan melalui komunikasi bebas pulsa atau komunikasi lain dalam bentuk antaran servis.
Sumber: Koleksi Pribadi Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.8 Pimrum tangga Tumpengan Gb. 5.9 Stafrum
rileks habis kerja Sebelum kerja produksi Perhatikan gambar: Potret kerja Pimpinan Kerumahtanggaan.
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) (1.2) Bagian Karcis Staf ini sebagai bawahan staf
kerumahtanggaan. Mereka bertanggung jawab atas penjualan dan pembelian karcis pertunjukan.
Jumlah pengeluaran dan pemasukan harus seimbang. Komoditas terciptanya layanan yang manusiawi
dan berwibawa menjadi misi yang harus ditampilkan staf ini dalam bentuk layanan publik secara
langsung. Hal dan kewajiban yang dilakukan dalam bentuk melayani penonton dengan ramah, murah
senyum, serta menawan dan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

369. SENI TARI348 menarik, sehingga penghargaan terhadap penonton cukup disegani. Kewajiban yang
harus dilakukan berupa layanan publik secara langsung ditunjukan melalui kontak interaksi dengan itu
baik-buruk layanan akan tercermin dari penampilan pada saat itu. Hak yang dimiliki oleh staf ini adalah
konsultasi dan konsolidasi kepada pimpinan staf produksi melalui mandat dan kepada pimpinan
kerumahtanggaan secara langsung tentang tugas, kewajiban, dan tanggung jawab kerja yang harus
direfleksikan. Sumber: Koleksi Pribadi Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.10 -5.11 Profil Ticket Box Bagian
Karcis dan Marketing Perhatikan gambar atas: potret liflet promo hasil kerja Bagian Karcis di samping
melakukan penjualan karcis di bok karcis (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) (2) Pimpinan
Artistik Pimpinan artistik adalah pimpinan produksi yang bertindak dan bertanggung jawab atas karya
seni yang diproduksikan. Tanggung jawab artistik karya, performa penyajian hingga tata urut
pementasan agar dapat menyajikan urutan pementasan yang harmonis adalah menjadi tanggung jawab
pimpinan artistik. Pimpinan artistik memiliki hak dan kewajiban berhubungan dengan keartistikan karya
seni yang dipentaskan. Berbagai capaian karya seni dipertunjukan menjadi bagian tanggung jawab moral
yang tidak dapat dibayarkan melalui penataan artistik karya seni. Dengan demikian masalah teknis, tata
letak setting, tata indah pencahayaan, dan artistiknya kostum artis menjadi tanggung jawaqb yang
diemban oleh pimpinan artistik. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

370. SENI TARI349 Pimpinan artistik membawahi staf yang bertugas pada saat karya seni dipertunjukan
di atas panggung atau stage. Berbagai kejadian, kejanggalan, keajaiban, dan kesuksesan di atas
panggung atau kerangka pementasan karya seni menjadi konstruk perintah terhadap staf yang ada
dibawah tanggung jawab pimpinan artistik. Hak dan kewajiban pimpinan artistik adalah konsultasi teknis
pementasan dengan pimpinan produksi. Kewajibannya adalah membimbing, mengarahkan , dan
mengkordinasikan staf di bawah artistik yang operasional di atas panggung atau terkait dalam
pementasan saat berlangsung. Staf bawahan pimpinan artistik terdiri dari Pimpinan Panggung & Kru,
Penata Cahaya & Kru, Penata Sound dan Musik & Kru, Penata Properti & Kru, Penata Rias dan Kostum &
Kru, serta petugas gedung yang secara operasional diatur oleh pimpinan panggung. Sumber: Koleksi
Pribadi Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.12 Persiapan kipas pada Gejolak Gb. 5.13 penataan Kipas pada
Gejolak Sumber: Koleksi Pribadi Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.14 Disain tata Cahaya Gejolak Gb. 5.15
Pengarahkan kepada penari Perhatikan gambar: Potret kerja pimpinan Artistik adalah mengevaluasi dan
mengarahkan dari hasil kerja bawahan (kostum disainer, penata cahaya, penata panggung). Tujuan
untuk terciptanya kondisi artistik pementasan (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

371. SENI TARI350 Simulasi dalam pertunjukan yang sedang berlangsung, pimpinan ini berperan
mengevaluasi hasil tata cahaya, tata panggung, dan organisasi kerjasama antar bawahan Pimpinan
Artistik. Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.16 Pim Artistik pengarahan sebelum pentas Perhatikan gambar:
Poterk kerja Pimpinan Artistik Pembenahan dan perancangan disain pertunjukan agar artistik (Koleksi
Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) (2.1) Pimpinan Panggung & Kru Orang yang berada dalam kordinasi
di panggung. Secara umum dia disebut stage manager. Tugas dan tanggung jawab pimpinan dan staf
panggung adalah mengatur urutan pementasan berdasarkan advis pimpinan artistik serta
mengakumulasi berbagai kebutuhan mulai dari alat-alat musik yang digunakan pementasan hingga
bagaimana setting, pencahayaan, musik dan efek musik serta berbagai kebutuhan lain yang diminta
pimpinan produksi atau penyaji karya seni dalam suatu produksi pementasan. Pimpinan panggung dan
staf dalam menjalankan tugasnya berkonsultasi dengan staf lain di bawah pimpinan artistik. Kordinasi
dengan staf di bawah pimpinan produksi dalam hal tata cara dan tata aturan yang mengatur penonton
pada saat pementasan dilaksanakan. Secara umum tugas dan tanggung jawab pimpinan panggung dan
staf ganda baik kepada pimpinan produksi maupun pimpinan artistik. Tanggung jawab morak diberikan
kepada pimpinan produksi, sedang tanggung jawab BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

372. SENI TARI351 tugas yang diemban merupakan tanggung jawab kepada pimpinan artistik. Sumber:
Koleksi Pribadi Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.17-5.18 Pimpinan Stage dan kru fasilitasi tempat latihan
Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.19 Kru Stage kerja di balik stage Perhatikan gambar: poterk kerja kru dan
penata panggung (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) (2.2) Penata Cahaya & Kru Penata cahaya
bertanggung jawab langsung kepada pimpinan artistik, namun secara hirarki laporan kejadian
berdasarkan prasaran penyaji karya seni tanggung jawab penata cahaya secara tidak langsung
bertanggung jawab kepada pimpinan panggung dan penyaji. Beban tanggung jawab dan tugas penata
cahaya adalah menjadi sumber sukses dan artistiknya pementasan karya seni yang dipergelarkan.
Masalah pencahayaan, terang-padamnya lampu, serta bagaimana cara mengatasi apabila terjadi
kecelakaan matinya lampu dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

373. SENI TARI352 adalah menjadi beban moran tanggung jawab yang diemban oleh pimpinan tata
cahaya. Hak dan kewajibannya adalah konseling kepada pimpinan artistik, pimpinan panggung dan
penyaji karya seni. Kewajibannya adalah memberikan layanan kepuasan atas artistik tidaknya
pementasan karya seni yang dipergelarkan. Sumber: Koleksi Pribadi Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.20
Hasil Kerja Penata Cahaya Gb. 5.21 Penata cahaya memberi efek Sumber: Koleksi Pribadi Sumber:
Koleksi Pribadi Gb. 5.22 Hasil Kerja Penata Cahaya Gb. 5.23 Penata cahaya memberi efek Perhatikan
gambar: potret kerja kru dan penata cahaya (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

374. SENI TARI353 (2.3) Penata Sound dan Musik & Kru Penata musik dan sound juga bertanggung jawab
langsung kepada pimpinan artistik, namun secara hirarki mati- hidup, keras-lembut, jernih-paraunya
musik dan sound harus dilaporkan kepada pimpinan panggung untuk konsolidasi, serta bahan laporan
kepada penyaji karya seni yang dipergelarkan. Kejadian yang muncul sebagai akibat kelalaian dan
kecelakaan pementasan dapat mempengaruhi kualitas pementasan dalam ukuran kualitas musik dan
sound. Tanggung jawab yang diemban berdasarkan dilakukan berdasarkan prasaran penyaji. Penata
musik dan sound secara tidak langsung bertanggung jawab kepada pimpinan panggung dan penyaji
karya seni Beban tanggung jawab dan tugas penata musik dan sound adalah menjadi sumber sukses dan
kualitas musik yang disajikan dalam pementasan. Artistiknya pementasan karya seni yang dipergelarkan
dalam hubungannya dengan musik dan sound menjadi beban moran tanggung jawab yang diemban oleh
pimpinan musik dan sound. Hak dan kewajibannya sama denga staf lain di bawah pimpinan artistik,
adalah konseling kepada pimpinan artistik, pimpinan panggung dan penyaji karya seni. Kewajiabannya
adalah memberikan layanan kepuasan atas kualitas musik dan sound pada saat pementasan karya seni
yang berlangsung. Sumber: Koleksi Pribadi Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.24 Kru Musik fasilitasi pemusik
Gb. 5.25 Penata Musik memberi arahan pemusik Perhatikan gambar: potret kerja kru dan penata musik
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

375. SENI TARI354 (2.4) Penata Properti & Kru Penata properti dan kru bertanggung jawab langsung
kepada pimpinan artistik, namun secara herarki masih sama dengan staf lain dilingkungan artistik yakni
melaporankan kejadian dan layanan pemesanan yang diminta penyaji karya seni dan prasaran penata
artistik berdasarkan pada saat kebutuhan alat diminta oleh kedua belah pihak. Beban tanggung jawab
dan tugas penata properti adalah menjadi layanan pemenuhan kepada penyaji karya seni dan tuntutan
artistik garapan berdasarkan prasaran dari pimpinan artistik. Sukses dan artistiknya pementasan karya
seni yang dipergelarkan kebutuhan properti yang diharapkan penyaji dan pimpinan artistik diberikan
sepenuhnya atau layanan purna lengkap kepada kedua belah pihak. Masalah kelengkapan properti
untuk kebutuhan penari tanggung jawab staf ini. Bagaimana cara mengatasi apabila tidak ada properti
yang diminta oleh penyaji karya seni dan pimpinan artistik menjadi beban tugas dan tanggung jawab
pimpinan properti dan kru. Hak dan kewajibannya sama dengan staf di bawah pimpinan artistik yakni
berkonsultasi kepada pimpinan artistik, pimpinan panggung dan penyaji karya seni. Kewajiabannya
adalah memberikan layanan kepuasan atas artistik tidaknya pementasan karya seni yang dipergelarkan.
Di bawah ini menunjukan gambar potret kerja penata properti dan kru. Tugasnya mendisain dan
memasang properti di atas pentas, persiapan dan menyediakan properti yang dibutuhkan penari pada
saat pertunjukan. Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.26 Kru penata properti menata level/trap di depan
panggung Perhatikan gambar: potret kerja kru dan penata properti (Koleksi Rahmida dan Bambang
Jurusan Tari) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

376. SENI TARI355 (2.5) Penata Rias dan Kostum & Kru Penata rias dan kostum secara umum pada
produksi yang besar dibagi pada masing-masing pos antara rias dan kostum. Namun untuk produksi
karya seni yang terbatas kedua tugas dipegang oleh satu staf saja. Penata rias dan kostum bertanggung
jawab langsung kepada pimpinan artistik, penyaji karya, serta melakukan konsolidasi dengan pimpinan
panggung. Hirarki penguasaan konsep riasan, pemakaian kostum hingga modivikasinya menjadi
tanggung jawab penata kostum dan penata rias. Konsultasi kepada penata tari secara konsolidasi
penting dilakukan. Laporan kejadian kurang terakomodasinya kebutuhan penata tari
dikonsultasikanpenata Artistik. Prasaran penata tari dalam hal hasil kerjanya menjadi tanggung jawab
penata rias dan busana berdasar pemenuhan dari penata tari, dengan asumsi hasil kerja kurang serasi
dan kurang tepat sasaran. Penata rias dan busana harus mempertanggungjawabkan kepada penonton
apabila dijumpai terdapat reaksi balik dari penonton, hal ini berhubungan dengan kepuasan kerja
penata rias dan busana. Beban tanggung jawab dan tugas penata rias dan busana menjadi bagian
pertanggungjawaban kepada pimpinan artistik. Pementasan tari yang dipergelarkan harus mampu
memenuhi harapan penata tari. Masalah riasan dan pemakaian busana apabila terjadi kecelakaan misal
busana copot atau kedodoran, lunturnya riasan menjadi beban moral tanggung jawab yang diemban
penata rias dan busana secara terbuka. Hak dan kewajibannya berkonsultasi kepada pimpinan artistik,
penata panggung dan penata tari. Usaha memberi layanan atas bentuk riasan dan pemakaian kostum
tari yang dipentaskan jadi bagian tugas kolektif dengan pimpinan artistik. Sumber: Koleksi Pribadi Gb.
5.27 Koreografi mahasiswa (hasil kerja penata busana dan rias Perhatikan gambar: Poterk kerja Penata
Busana dalam berperan mewujudkan konsep penata tari di bidang rias dan busana agar pertunjukan
sesuai tokoh. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

377. SENI TARI356 Penata rias dalam melakukan pekerjaannya diarahkan oleh pimpinan artistik dan
sesuai hasil diskusi dengan penata tari. Kerja penata rias mendisain riasan wajag, mengubah karakter
tokoh, dan membuat desain fantasi bisa diminta oleh penata tari. Di bawah ini adalah gambar
bagaimana kerja penata rias mengarahkan penari, dan membantu merias penari. Sumber: Koleksi
Pribadi Gb. 5.28 Penari berias diri setelah mendapat arahan piñata rias Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.29
Kerja penata rias membantu menata rambut Perhatikan gambar: Potret kerja Penata rias dalam
berperan mewujudkan konsep penata tari di bidang rias dan busana agar pertunjukan sesuai tokoh.
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

378. SENI TARI357 Perhatikan gambar di bawah ini adalah hasil; kerja penata rias dan busana tari yang
sudah jadi sesuai harapan penata tari. Beberaga gambar model penari yang telah dirias dan memakai
busana tari. Penataan rias dan busana tradisional Klasik Jawa. Gambar di bawah menunjukan perbedaan
garis wajah antara orang biasa, rias keseharian, dan rias karakter, misalnya yaitu. Sumber: Grafis Haviz
Muharyadi SPd. Gb. 5.30 Tata rias wajah pada tari Bedoyo Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb.5.31
Tata rias pada karakter Gagah Putra BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

379. SENI TARI358 Busana Tradisional yang diusung melalui konsep tari-tari tradisional Klasik, atau tari
rakyat di berbagai wilayah Indonesia. Gambar di bawah ini sebagai contoh sebagai berikut. Sumber:
Koleksi Pribadi Gb. 5.33Busana saat gladi kotor Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.32 Ratu Angin Sumber:
Koleksi Pribadi Gb. 5.34 Busana Gladi bersih Perhatikan gambar: Poterk kerja Penata Busana dalam
berperan mewujudkan konsep penata tari di bidang rias dan busana agar pertunjukan sesuai tokoh.
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari) BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

380. SENI TARI359 Tata Rias untuk riasan keseharian hanya mempertebal garis wajah. Tujuannya untuk
memberikan penegasan terhadap lekuk dan ornamen wajah secara lebih mendalam. Riasan untuk laki-
laki biasanya jarang dilakukan kecuali bagi yang memiliki kecenderungan tampil beda di depan
masyarakat. Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb. 5.35 Tata rias sehari-hari untuk peran putra tanpa
karakter Sumber: Grafis Haviz Muharyadi SPd. Gb.5.36 Tata rias wajah putri tanpa karakter BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

381. SENI TARI360 Kelompok model yang dipotret setelah dirias dan diberi busana tari. Contoh gambar
pose di bawah ini menunjukan variasi bentuk, motif, ornamen, dan perangkat tari yang diabadikan
secara acak. Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.38 Model-model setelah dirias dan memakai busana tari
Sumber: Koleksi Pribadi Gb. 5.37 Pose penari yang telah di rias Menggunakan rebana Perhatikan
gambar: Hasil kerja Penata Busana dan penata pentas dalam berperan mewujudkan konsep penata tari
di bidang rias dan busana dan pentas agar pertunjukan sukses (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan
Tari) Setelah kalian telah mempelajari dan mencermati berbagai pengetahuan tentang produksi tari di
atas, bagaimana tanggapan kalian. Apakah kalian dapat memahami tentang uraian yang telah kalian
baca?. Tugas untuk kalian, coba bentuk dan rancang konsep pelaksanaan pementasan karya-karya seni
siswa di tempat kalian. Pelaksanakan disesuaikan kebutuhan antar waktu. Pergelaran karya seni
dipergelarkan dalam rangka perpisahan, ulang tahun sekolah, hari-hari sejarah Nasional, dan keperluan
lain. Sebagai contoh kegiatan pergelaran yang dapat kalian rancang adalah pergelaran karya seni dalam
rangka perpisahan kelas satu dan dua dengan kelas tiga. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

382. SENI TARI361 BAB VI PERKEMBANGAN PENGETAHUAN BIDANG TARI A. Seni Pertunjukan Kemasan
Kota Jakarta sebagai Ibu kota negara Indonesia memiliki kompleksitas yang beragam dan menjadi ciri
kota besar di Indonesia di samping kota-kota besar lainnya. Kota besar di berbagai negara dan daerah
Indonesia dihuni oleh berbagai suku dari penjuru Nusantara. Kemajuan pengetahuan dan teknologi,
menumbuhkan konsep pengembangan budaya dalam konsep industri wisata pada kota besar di
berbagai daerah di Indonesia. Perkembangan seni pertunjukan yang ada juga menjadi simbol dari
representasi cara menyajikan dan model pengemasan yang representatif untuk disajika dalam kemasan
wisata. Oleh sebab itu, muncul pemikiran bagaimana suatu kemasan seni pertunjukan dapat disajikan
dalam momen paket wisata yang dapat menjajinjikan. Konsekuensi logis adalah bahwa paket wisata
bentuk dan mode penyajiannya memiliki ciri yang berbeda dengan kemasan aslinya. Hal ini patut
dipertimbangkan mengingat bahwa kemasan wisata bertujuan sebagai kemasan yang disajikan untuk
kepentingan sesaat. Pada sisi lain, apabila wisatawan memerlukan kemasan tari tradisional asli sesuai
bentuk dan mode penyajiannya disarankan untuk mendatangi tempat atau narasumber tari tradisional
yang secara representatif menggali dan melestarikan tarian dimaksud. Dampak yang berkembang ide
munculnya kemasan untuk industri wisata kurang greget, produk statis, seadanya, menjadi kambing
hitam dari refleksi munculnya kemasan wisata. Namun hikmah yang dapat dipetik, bahwa kemasan yang
terkesan coba- coba, belum memiliki bentuk yang perfect, serta belum dapat diangkat menjadi produk
yang handal ini menjadi penilaian yang kurang reproduktif dalam bentuk dan mode seni untuk tujuan
tertentu yakni pariwisata. Semakin ramainya industri pariwisata, seni tari tampil ke permukaan. Aktivitas
seni tari membawa dampak semakin banyaknya frekuensi pentas tari untuk industri pariwisata. Hal ini
tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan pasar seiring dengan kebutuhan penyangga sarana wisatawan
membutuhkan hiburan. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

383. SENI TARI362 Maka muncullah di berbagai tempat wahana untuk wisata seperti hotel, restoran,
taman-taman wisata hiburan menjadi sentra industri seni tari wisata dipentaskan. Paradigma
perkembangan wisata dengan keterkaitan seninya, seni tari untuk produk wisata menuntut adanya
unitas yang mesti terjadi adanya penyesesuaian diri atas terwujudnya kesatuan sistem. Aspek kehidupan
kemanusiaan, kedudukan tari sebagai pelengkap, kredibilitas kebutuhan sesaat, dan produk wisata lebih
ditekankan menjadi pertimbangan bentuk dan mode tari dipentaskan. Pemikiran mendalam, bahwa
pertunjukan tariyang bertujuan untuk sesaat tidak memiliki konteks tujuan melepas begitu saja
terhadap akar budaya yang dimiliki oleh masyarakat aslinya. Tidak mustahil bahwa kemasan seni tari
untuk wisata tidak semena-mena demi kepentingan wisata saja kemudian membuat kemasan produk
wisata seadanya. Pandangan ini keliru, ini menjadi salah satu alternatif strategi bagi studi lanjut tentang
tari sebagai aset industri wisata ( Arief Eko: 2004, 50-59). Kontek kepariwisataan dimengerti sebagai
pemberdayaan nilai ekonomis melalui sejumlah komuditas. Penambahan penghasilan bangsa banyak
digali melalui potensi ini. Pengembangan kepariwisataan secara eksplisit dirumuskan melalui kunjungan
wisata dan bagaimana menyajikan kepariwisataannya. Modifikasi memperkenalkan dan
medayagunakan potensi sumber wisata untuk peningkatan potensi sumber daya manusia (SDM), kondisi
geografis, kondisi budaya menjadi pilihan dan alternatif munculnya industri pariwisata dalam bentuk
komoditas kemasan seni tari untuk wisata. Secara konseptual model kepariwisataan yang sebaiknya
digarap mencakup beberapa pemikiran di bawah ini sebagai berikut: Seni Seni Kemasan Industri
Pertunjukan Wisata Pariwisata Tradisional Bagan 6.1 Kolaborasi seni pertunjukan dan pariwisata BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

384. SENI TARI363 Peta konsep di atas selanjutnya dikembangkan melalui penelitian menyangkut
masalah urbanisasi dan imigrasi etnis lain di dunia, mewujudkan wajah kekayaan kesenian Nusantara
yang berkembang. Di sisi lain, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan memperdaya tumbuhnya
kreativitas dan kompleksitas kehidupan manusianya ke dalam tatanan baru di bidang pariwisata. Secara
berjenjang peta penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut di bawah ini:
Urbanisasietnisnusantara Imigrasietnis di dunia Kekayaan Budaya Nusantara Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Era Globalisasi Kemauan mengadakan relasi dengan Bangsa Lain Dampak
terhadap seni pertunjukan tradisional memperkaya atau menurunkan Budaya Nusantara Pendekatan
Multidisiplin Upaya teknik pengemasan melalui enam cirri kemasan wisata menurut Soedarsono
Hadirnya wisata asing, hadir wisata seni. Hadir wisatawan asing/local memperkaya seni tradisional
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

385. SENI TARI364 Kondisi budaya nasional khususnya tari sebagai produk wisata dikenali di banyak
daerah. Oleh karena itu, kemasan industri wisata dalam bentuk tari untuk seni pertunjukan wisata
menempatkan tari sebagai obyek wisata. Masalah teknis yang kemudian muncul, tari dipersiapkan
sebagai obyek yang digunakan untuk pemenuhan industri pariwisata secara akumulatif. Sebagai produk
kemasan tari digarap lebih dalam bentuk genre. Di sisi lain, tari dikemas tidak untuk meninggalkan fungsi
dan bentuk kepemilikan masyarakat yang ada. Pemanfaatan tari dikemas berdasarkan kemasan wisata
berlatar belakang pada kondisi geografis, kondisi budaya akar budayanya menjadi kunci kemasan wisata
tersebut dipentaskan. Alasan tari dipentaskan berdasarkan kondisi geografis dan akar budaya
masyarakatnya dengan tujuan bahwa masyaraklat tetap masih memiliki kemasan wisata tari yang ada.
Oleh sebab itu, tari yang biasanya dikemas seadanya dipoleh dengan menggunakan spotlight, dan
diperkenalkan eyeshedow, serta dalam bentuk genre. Untuk tari tradisional kerajaan yang akrab dengan
kecanggihan, kemapanan, tradisi yang dipegang sangat erat untuk komoditas kepariwisataan digenre
untuk pangsa pasar luar negeri, dan penyajian di depan wisatawan. Dengan demikian masalah
kesempurnaan bentuk dan mode penyajian mengalami perubahan. Pertunjukan semegah dan seagung
di istana mungkin banyak mengalami pergeseran. Garapan-garapan fastform demi kebutuhan wisata
menjadi tujuan untuk menjawab permasalahan kondisi geografis dan kondisi budaya menjadi konsumsi
publik dipentaskan. Penciptaan karya budaya selalu merupakan penciptaan kembali apa yang telah
dicapai dan diendapkan dalam tradisi kebudayaan yang bersangkutan. Tidak ada kemungkinan lain
manusia sebagai makhluk yang menyejarah, masa lalu adalah warisan dan masa kini adalah inisiatif yang
digunakan untuk memperbaharui. Dengan demikian masa depan bergantung kepada karya budaya yang
dilakukan pada saat ini. Oleh sebab itu kita harus melakukan tindakan pada masa kini untuk
menyongsong masa datang agar memiliki corak dan ragam budaya yang menjadi tidak punah.
Konsekuensi logis dari modernisasi adalah revolusi industri. Cara ini memacu kemajuan teknologi yang
berdampak kepada memperpendek jarak hubung dan memperderas komunikasi antar bangsa sehingga
melahirkan kondisi saling kebergantungan antar bangsa dalam semua aspek kehidupan. BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

386. SENI TARI365 Seberapa tingkat adaptasinya masing-masing bangsa yang dapat mengukur sesuai
porsi dan kebutuhan yang seharusnya dilakukan. Oleh sebab itu, internalisasi adaptasi budaya semakin
diperlukan untuk kebutuhan yang dikembangkan sebatas ketercapaian yang diharapkan. Keragaman
etnik yang membawa kekayaan budaya tidak ternilai harganya. Hal ini juga ikut menjadi corak ragam
budaya yang mempengaruhinya. Oleh sebab itu, dalam memberikan ciri dan bentuk kemasan wisata
dari etnik budayanya juga terjadi keragaman yang tidak dapat dipungkiri. Dengan demikian corak
budaya dan ragam etnik yang ada menjadi bentuk kemasan wisata yang dapat digunakan sebagai bentuk
seni pertunjukan yang dapat digunakan sebagai paket wisata daerah khususnya di kota besar di
Indonesia. Di bawah ini beberapa kemasan wisata yang telah menjadi trend dan ciri wajah seni tari
produk wisata di beberapa daerah di Indonesia. Oleh karena kondisi dan situasi yang tidak
memungkinkan tari pentas dalam kapasitas yang sebenarnya, maka kemasan wisata daeri beberapa
etnik di bawah ini telah menjadi maskot yang telah diakui oleh beberapa pendukungnya dalam
komunitas yang sering dipentaskan antara lain adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Bentuk seni
pertunjukan Khas Betawi Ada tiga jenis kemasan wisata yang dimiliki etnik Betawi berdasarkan beberapa
sumber terdiri dari Tari Kembang Lambang Sari, Tari Ondel-ondel, dan Musik Gambang Kromong.
Pertunjukan tari dan musik ini telah memiliki ciri seni wisata yang nilai jualnya telah diakui. Potensi Tari
Kembang Lambang Sari telah memiliki nilai jual dan nilai seni yang cukup memadai. Di sisi lain, Tari
Ondel-ondel dan Musik Gambang Kromong belaum memiliki standar kualitas yang membanggakan, hal
ini disebabkan adanya kehidupan para pelaku seninya yang masih belum memiliki standar kehidupan
seperti yang diharapkan. Jakarta sebagai sentra Metropolitan memiliki banyak ragam budaya. Hal ini
terjadi karena proses urbanisasi masyarakat dari daerah ke Jakarta dengan membawa berbagai budaya
yang pada selanjutnya dikembangkan di Jakarta. Dalam kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, banyak
seni tari yang berasal dari daerah dikembangkan di Jakarta melalui pembinaan anak-generasi muda
lewat sanggar tari sanggar tari. Hal ini membawa dampak tumbuh mekarnya tari-tarian daerah dapat
berkembang di Jakarta. Oleh sebab itu Pemkot DKI melalui BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

387. SENI TARI366 dinas terkait mengkhususkan paket wisata melalui tari-tarian yang telah lama
berkembang di Jakarta yakni Topeng yang berciri macam-macam. Sumber Koleksi Chandra Alumni
Jurusan Tari UNJ Gb. 6.1 Tari Topeng Blantek 2. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Jawa Barat Bentuk seni
pertunjukan di jawa barat ada empat jenis kemasan wisata yang dimiliki terdiri dari Jaipongan,
Breakpong, Debus, dan Kacapi Suling. Dalam etnik Jawa Barat yang dikenal Sunda berdasarkan sumber
yang dipercaya, keempat bentuk seni wisata tersebut memenuhi kualitas penciptaan yang diharapkan
namun nilai jual produk kemasan belum memenuhi standar kualitas yang diharapkan. Pertunjukan tari
dan musik yang diproduksi daerah ini telah memiliki ciri seni wisata yang nilai jualnya masih kurang
dapat menunjang standar kehidupan pelaku seninya. Potensi keempat produk wisata ini belum dapat
digunakan untuk memenuhi standar kualitas kehidupan yang membanggakan bagi pelaku seni karena
banyak aspek yang harus ditopang terutama menyangkut pada penghargaan pemerintah daerah,
semakin menurunnya promosi wisata di daerah Jawa barat, dan penghayatan budaya pelaku seni yang
kurang komitmen terhadap kualitas penghidupan secara merata, sehingga job dan datangnya kontaks
wisata menjadi pilihan untuk semakin terserapnya produk wisata secara kunatitas untuk menopang
kehidupan sehari-hari bagi pelaku seninya. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

388. SENI TARI367 Sumber Koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ Gb. 6.2 Tari Topeng Cirebon Sumber Chandra
Alumni Jurusan Tari UNJ Gb. 6.3 Tari Jaipongan Potret Kemasan Tari Topeng Cirebon untuk wisata
Kasunanan (Gambar Atas) Jaipongan untuk kalangan masyarakat luas (Gambar Bawah). BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

389. SENI TARI368 3. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Jawa Tengah Bentuk seni pertunjukan di Jawa
Tengah terdiri dari Wayang Wong Barata, Sendratari Ramayana, Wayang Kulit, tari- tari karya Bagong
Kusudiharjo. Semua jenis pertunjukan tersebut sudah memenuhi ciri karakteristik seni wisata yang
dipersyaratkan akan tetapi masalah kualitas nilai jual dan bentuk seni wisata yang digunakan untuk
memenuhi kualitas kehidupan bagi pelaku seninya kurang sesuai harapan. Produk penciptaan seni yang
diharapkan belum mampu mendongkrak nilai jual produk kemasan untuk memenuhi standar kualitas
hidup yang diharapkan. Pertunjukan tari dan wayang yang diproduksi daerah ini telah memiliki ciri seni
wisata yang nilai jualnya masih kurang dapat menunjang standar kehidupan pelaku seninya. Potensi
keempat produk wisata ini sudah dapat digunakan untuk memenuhi standar kualitas penyajian wisata
yang secara teknis dapat disajikan dimanapun dan dalam waktu kapanpun. Secara komoditas, standar
penciptaan dan penjualan produk seni wisatanya hanya Sendratari Ramayana saja yang dapat digunakan
untuk memenuhi penghidupan bagi pelaku seninya. Hal ini terkait dengan bentuk wisata lain yakni
wisata Candi Prambanan di daerah Yogyakarta yang digunakan sebagai basis komoditas produk ini
dipentaskan. Sumber Koleksi DepBUd PAr Gb. 6.4 Tari Gambyong BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

390. SENI TARI369 Sumber Koleksi Chandra Alumni Jurusan Tari UNJ Gb. 6.5 Tari Karonsih Kemasan Tari
Gambyong, Kemasan Wayang Orang, Musikal Gamelan berbentuk Uyon-uyon 4. Bentuk Seni
Pertunjukan Khas Jawa Timur Ada dua seni kemasan pertunjukanwisata yang representatif dijadikan
kemasan wisata di Jawa Timur yakni Tari Jejer Gandrung dan Jaran Goyang. Tari Jejer Gandrung
merupakan tarian selamat datang. Pertunjukannya dilakukan pada upacara pernikahan, penerimaan
tamu terhormat, dan acara-acara di lokasi wisata diberbagai belahan Jawa Timur. Pertunjukannya
sangat menarik, singkat, padat koreografis. Kemasan tarian ini sangat memungkinkan untuk produk seni
wisata, karena mudah dicerna, penonton dapat merespons tarian tersebut secara mudah dan
komunikatif. Tari Jaran Goyang merupakan tarian kreasi baru yang menggambarkan pria yang ditolah
cintanya oleh seorang gadis. Berkat aji pengasihan yang dimiliki berupa Jaran Goyang, gadis tersebut
dapat bertekuk lutut dan mau menerima cintanya. Peristiwa pertunjukan tarian ini pada dasarnya
dikemas sesuai konsumsi seni wisata. Nilai jual dan nilai pemenuhan penghidupan standar kualitas
pelaku seni sedikit lebih baik BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

391. SENI TARI370 dibandingkan beberapa seni wisata di banyak daerah di wilayah Indonesia. Dengan
demikian nilai jual dan kualitas seni kemasannya telah lebih baik dibandingkan seni wisata lainnya.
Sumber Koleksi Chandra Alumni Jur. Tari UNJ Sumber Koleksi Internet Gb. 6.6 A Tari Jaranan Gb. 6.6 B
Tari Ngremo (Jawatimuran/Banyuwangian) Potret Kemasan Tari Bersih Desa dan Ngremo untuk
kalangan masyarakat luas di Jawa Timur dan turis asing (Gambar Atas Koleksi: Internet). 5. Bentuk Seni
Pertunjukan Khas Bali Dalam mengajukan beberapa seni wisata dari Pulau Dewata ini, banyak tari-tarian
dari Pulau Bali ini telah dikemas sebagai kemasan wisata. Standar kualitas dan nilai jualnya cukup
representatif untuk digunakan memenuhi kualitas penghidupan pelaku seninya. Tari Pendet, Tari Tenun,
Tari Baris, Tari Rangde, dan lain-lain telah diidentifikasi memenuhi standar kemasan. Sasaran
pementasan kemasan wisata tari-tarian di atas telah dipentaskan di berbagai hotel, mal, lokasi wisata
baik di Bali maupun di berbagai daerah di Indonesia. Ada rumor yang menyiratkan bahwa Bali
merupakan representasi Indonesia. Dengan kondisi tersebut sangat menguntungkan Bali, bahwa secara
eksplisit diakui bahwa Bali dikenal sebagai Indonesia. Dilihat dari komoditas yang berkembang di pasar,
pertunjukan tari-tarian Bali lebih proporsional menjadi sandaran pelaku seni yang membidangi tari-
tarian bali dan konsteks nilai jual dan nilai seninya telah banyak diakui oleh turis atau wisatawan dari
mancanegara. Peristiwa pertunjukan tari-tarian dari Bali pada dasarnya dikemas sesuai konsumsi seni
wisata. Nilai jual untuk memenuhi BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

392. SENI TARI371 standar kualitas pemenuhan penghidupan dalam rangka memenuhi standar kualitas
pelaku seni lebih diatas rata-rata lebih baik dibandingkan beberapa seni wisata di banyak daerah di
wilayah Indonesia. Dengan demikian nilai jual dan kualitas seni kemasannya telah lebih baik
dibandingkan seni wisata lainnya. Sumber Jurusan Tari UNJ Gb. 6.7 Tari Margapati Sumber Koleksi
Chandra Alumni Jurusan Tari UNJ Gb. 6.8 Tari Belibis Potret Kemasan Tari Pendet dan Panji Semirang
untuk kalangan masyarakat luas Penari Etnik Jepang. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

393. SENI TARI372 6. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Sumatra Barat Dilihat dari komoditas yang telah
dikembangkan di Sumatra Barat dalam hubungannya dengan kemasan wisata yang ada dan berkembang
di pasar adalah pertunjukan Tari Piring dan Tari Rantak Kudo lebih proporsional menjadi standar kualitas
nilai seninya, kedua tari tersebut telah banyak diakui oleh banyak kalangan bahwa tari-tarian tersebut
memenuhi standar kualitas nilai seni dan kuantitas pengakuan dari turis atau wisatawan dari
mancanegara. Para wisman apabila disuguhi tari0tarian tersebut terutama di wilayah Minangkabau,
merasa menjadi bagian dari tatanan di dalamnya. Pementasan yang berdurasi singkat, menarik, dan
memenuhi harapan diakui sebagai kemasan wisata yang dapat menjadi ciri dan corak ragam budaya
Minangkabau. Pertunjukan tari-tarian dari Sumatra Barat pada dikemas sesuai konsumsi produk seni
wisata. Nilai jual ke dua tarian ini mampu memenuhi standar kualitas pemenuhan penghidupan pelaku
seni terutama dalam rangka memenuhi standar kualitas kehidupannya. Dengan demikian nilai jual dan
kualitas seni kemasannya mampu digunakan sebagai maskot wisata Minangkabau secara proporsional.
Sumber Jurusan Tari UNJ Gb. 6.9 Tari Randai Potret Kemasan Tari Piring dan tari Rantak Kudo, Randai
untuk kalangan turis Lokal dan Asing Etnik Minang (Gambar Atas Koleksi: E Yetty Jurusan Tari.). BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

394. SENI TARI373 7. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Sumatra Utara Komoditas Tari Tor-tor yang
berkembang di pasar mampu digunakan sebagai seni pertunjukan wisata di daerah Sumatra Utara. Tari-
tarian asal Sumatra Utara berkiblat pada Tari Tor-tor. Tarian ini secara proporsional menjadi sandaran
pelaku seni yang membidangi tari-tarian Sumatra Utara. Konsteks nilai jual dan nilai seninya telah
banyak diakui oleh turis atau wisatawan dari manca negara yang berkunjung dan menikmati wisata seni
di Sumatra Utara. Pertunjukan Tari Tor-tor dari Sumut dikemas padat, singkat, dan menarik sesuai
konsumsi seni wisata. Nilai jual untuk memenuhi standar kualitas pemenuhan penghidupan dan nilai jual
belinya masih dibawah standar kualitas yang diharapkan. Upaya memenuhi standar kualitas pelaku seni
masih terasa jauh dari harapan. Dengan demikian untuk menjadi sandaran bagi pelaku seni dan produk
wisata di Indonesia secara maksimal masih perlu penangangan serius dalam upaya peningkatan agar
seperti seni wisata lainnya di Indonesia. Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi Gb. 6.13 A Tari
Gundala-gundala Gb.6.13B Tor-tor 8. Bentuk Seni Pertunjukan Khas Aceh Dilihat dari komoditas yang
berkembang di pasar, pertunjukan tari-tarian Aceh berada nomor dua pengakuannya untuk seni wisata
Indonesia setelah Bali. Aceh lebih proporsional menjadi bagian dari Indonesia menyangkut wisata
seninya karena harus dan patut diakui bahwa Tari Saman, Tari Saudati menjadi maskon tari-tarian
Indonesia bagi wisatawan mancanegara. Upaya peningkatan atas sandaran hidup bagi pelaku seni tari-
tarian Aceh cukup significan bagi yang membidangi tari-tarian BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

395. SENI TARI374 Aceh. Konsteks nilai jual dan nilai seninya telah banyak diakui oleh turis atau
wisatawan dari manca negara bahwa Tari Saman dan Tari Saudati yang terrenal dinamis, atraktif, dan
penuh imej menjadikan artistiknya tari tersebut semakin diminati oleh wisatawan untuk selalu
menikmati tarian diberbagai acara, waktu, dan kebutuhan hajad yang mampu dielaborasikan oleh tari-
tarian tersebut. Peristiwa pertunjukan kedua tarian Aceh tersebut pada dasarnya cocok sebagai
konsumsi seni wisata. Nilai jual dalam rangka memenuhi standar kualitas pelaku seni cukup menjanjikan.
Dengan demikian nilai jual dan kualitas seni kemasannya mampu menjamin pelaku seni menekuni seni
kemasan wisata tersebut sebagai sandaran hidupnya. Sumber Koleksi Pribadi Gb. 6.11-612 Motif gerak
Tari Saman Gambar Koleksi Jurusan tari Sumber Majalah Myung Hui Gb. 6.13 Tari Saudati BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

396. SENI TARI375 B. Standarisasi Kepenarian Dalam sejarah perkembangan tari, mempelajari teknik tari
merupakan langkah awal seorang penari dalam belajar tari. Dalam berbagai keadaan, mempelajari seni
tari baik tradisi maupun nontradisi banyak membantu keterampilannya terutama untuk menjadi penari,
sehingga bentuk tari apapun yang diperagakan harus dapat dikuasai dengan baik. Selanjutnya, sikap
profesional penguasaan teknik tari bentuk tari-tarian Nusantara yang dipelajari harus dapat dikuasai
secara sempurna, sehingga keprofesionalannya menjadi bagian penting dalam kehidupan yang
bersangkutan. Ditinjau secara kenyataan, kemampuan dan keterampilan memperagakan tari
berdasarkan pada tingkat kesulitan melakukan gerak, adaptasi budaya tarian tersebut dan kesanggupan
melakukan pendekatan budayanya menjadi indikator pemahaman spesifikasi tarian dalam kaitannya
dengan wiraga, wirama dan wirasa tari. Profesionalisme yang bersangkutan dapat tercermin secara jelas
oleh penari pada saat memperagakan tari secara terampil dan luwes. Faktor kepenarian yang
berkembang dewasa ini, telah dirujuk menjadi salah satu bentuk kompetensi tari. Sikap profesional
dalam menunjukan kemampuan menari yang diberi judul standarisasi kepenarian. Beberapa
kompentensi mengenai profesional kepenarian yang telah distandarisasi dinyatakan dalam tahapan
kemampuan menari secara profesional yang dapat ditunjukan oleh seseorang yang telah menduduki
level profesional dalam jenis tari mancadaerah di Indonesia. Tahap-tahap akreditasi telah ditetapkan,
secara aklamasi disetujui bahwa bentuk performa kepenarian yang telah dilaksanakan di bawah ini ada
beberapa tarian dari mancadaerah di Indonesia yang mendapat sertifikasi pada masing-masing daerah
dengan melalui tahap-tahap penyusunan kompetensi, penetapan profesionalisme, seminar daerah,
seminar nasional hingga ditetapkan menjadi level kepenarian maka daerah yang telah mendapat
standarisasi kepenarian berhubungan dengan beberapa tarian dan jenis tari yang disertifikasikan terdiri
dari beberapa daerah adalah sebagai berikut dapat disebutkan di bawah ini. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

397. SENI TARI376 No Daerah Tingkat I Tingkat II Tingkat III/IV Profesional 1 Yogyakarta Pemula Muda
Madya Keempuan 2 Surakarta Pemula Muda Madya Keempuan 3 Bali Pemula Muda Madya Keempuan 4
Sunda Pemula Terampil Mahir Keempuan 5 JaTim Pemula Terampil Mahir Keempuan 6 SumBar Tagak-
Ukua Padang Raso-Pareso Tagun JoJangko Kutiko Garak-garik 7 Sulawesi Pinangka Pinangka Pinangka
Pinangka Pa Rao Talu C. Sandar Kompetensi Pada daerah lain di Indonesia masih banyak daerah yang
belum digali dan dilakukan klarifikasi. Berbagai kemungkinan yang ada, standar yang dikembangkan
untuk daerah lain di Indonesia menunggu rekomendasi yang harus dilakukan secara lebih lanjut
terutama menyangkut eksisnya tarian dalam hubungan standar kepenarian yang diharapkan. Dengan
demikian perlu digali kemungkinan dan celah yang harus dipersiapkan yang dapat dicari menyangkut
standar kepenarian yang akan dibakukan. Unsur yang dapat digali secara mendalam dan standar ukur
yang dapat diterapkan hubungannya dengan tingkat kemampuan dan profesional kepenarian masing-
masing wilayah secara proporsional untuk menjadi bahan pekerjaan yang dipertimbangkan. Sebagai
apresiasi tentang standar kepenarian yang telah dikembangkan dari beberapa daerah di bawah ini
dikemukakan standar kepenarian yang dapat dicontohkan: 1. Unit Kompetensi : Kode dan nomor urut
tarian dalam standar kepenarian, 2. Judul Unit : Nama Tari 3. Deskripsi Unit : Kriteria tari yang diujikan
dan bentuk tarinya 4. Elemen Tari : Idikator pengujian kompetensi 5. Syaratan Unjuk Kerja: Ketentuan
yang harus dipenuhi untuk melakukan uji, 6. Panduan Penilaian: Ketentuan diuji, Aspek Kritis jadi
pedoman utama 7. Kompetensi Kunci:Telah ditetapkan dalam standar kepenarian, 8. Level : Uji
diterminasi dalam level kepenarian BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

398. SENI TARI377 1. Standar Kompetensi Kepenarian Tari Jawa Surakarta Kode Unit: SKA.TPI.001(1)A
Judul Unit: Menarikan Tayungan (Rantaya) PutriTingkat 1/Pemula Uraian Unit Tari Tayungan (Rantaya)
Putri adalah tari tunggal putri yang memiliki perbendaharaan gerak yang lengkap sebagai dasar untuk
dapat menarikan tari putri tunggal gaya Surrakarta dengan penguasaan unsur wiraga, yang telah
didukung oleh pemahaman wirama dan wirasa dalam kadar yang masih ringan Sub Kompetensi Kriteria
Unjuk Kerja Menarikan Rantaya Putri 1. Diperagakannya secara tepat dan benar pola-pola Mampu
menarikan Tayungan gerak tayungan (Rantaya) putri : (Rantaya)Putri 1. trapsilantaya 2. sembahan sila 3.
sembahan jengkeng, tancep 4. sabetan 5. lumaksana lembehan kanan 6. negigel 7. lumaksana nayung 8.
lumaksana ridong sampur 9. sindet kiri 10. lumaksana ukel karna 11. ombak banyu srisig 12. sekaran
laras sawit 13. sekaran lembehan 14. sekaran engkyek 15. nikelwarti Persyaratan Unjuk Kerja: 1.
Tersedianya ruangan yang cukup luas untuk menari, biasanya tayungan putri dilakukan dengan
mengitari ruangan yang luas atau pendhapa 2. Iringan untuk menari telah dipersiapkan dengan baik,
dalam bentuk rekaman audio atau iringan gamelan secara langsung (live) 3. Busana tari yang diperlukan
biasanya menggunakan kain serta sampur Acuan Penilaian : 1. Dalam menarikan tayungan putri dituntut
wiraga yang berkaitan dengan sikap dasar tari (adeg) dan sikap laku tari (patrap) serta dapat melakukan
teknik-teknik gerak, baik teknik gerak kaki, tubuhm tangan, dan kepala, serta pandangan mata (polatan)
secara tepat 2. Dalam melakukan tari juga diperlukan pemahaman irama gerak dengan irama iringan
atau karawitan tari yang sesuai sehingaga dapat melakukan seleh gerak sesuai dengan seleh gendhing 3.
Dalam menari perlu pula menghayati karakteristik ragam-ragam gerak tari sesuai BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

399. SENI TARI378 dengan irama gendhing dan karakter tari yang dilakukan 4. Hafal susunan ragam-
ragam gerak tari yang dibawakan baik dalam bentuk maupun dalam teknik serta menghayati ragam-
ragam gerak tari dalam kadar yang ringan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

400. SENI TARI379 Kode Unit: SKA.TPI.002(1) Judul Unit: Menarikan Tari Kukila Tingkat 1/Pemula Uraian
Unit Tari Kukila adalah tari tunggal putri yang memiliki perbendaharaan gerak yang menggambarkan
gerak-gerak binatang dalam hal ini burung Kukila yang lincah, gerak-gerak itu merupakan gerak
representataif (wadhag), dengan penguasaan unsur wiraga, yang telah didukung oleh unsur wirama dan
wirasa dalam kadar yang ringan Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Menarikan Kukila 1.
Diperagakannya secara tepat dan benar pola-pola 1. Mampu menarikan bagian gerak: Maju Beksan
(Iringan 1.1 srisig Lancaran Rena-Rena) 1.2 ulap=ulap tawing kiri-kanan 1.3 ulap-ulap tawing kanan-kiri 2.
Mampu menarian Bagian Beksan I (Iringan Irama II) 2. Diperagakannya secara tepat dan benar pola-pola
gerak: 2.1 asta rimang, nacah, srisig 2.2 kebyok kanan, menthong srisig mundur 2.3 srampang, tawing
kanan, srisig dilanjtukan tawing kiri, lembehan 2x, srisig 2.4 agem Bali kiri-kanan, menthong mundur 2.5
srisig nacah ngusap cucuk 4x 2.6 malangkerik lenggut 3x, srisig 2.7 lampah sunda 2.8 ngelus cucuk
gedheg 4x 2.9 rimong, entrakan 4x 3. Mampu menarian Bagian 2.10 nacah tawing lenggut 2x, srisig
Beksan II (Iringan Lancaran) 3. Diperagakannya secara tepat dan benar pola-pola gerak: 3.1 srisig
samberan (kebyok-kebyok) 3.2 srisig maju 3.3 srampang mundur 3.4 srisig kanan, srisig kiri, seling mecut
3x, srisig kanan Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Tersedianya arena pentas yang cukup luas untuk manri,
mengingat gerak yang dilakukan lebih banyak pada gerak-gerak berpindah tempat 2. Tersedianya
gendhing iringan tari yang digunakan baik dalam bentuk rekaman kset atau CD yang disiapkan untuk
mengiringi tari ini 3. Menggunakan busana Tari Kukila yang didisain tidak menganggu gerak penari serta
untuk mendukung karakter tari BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

401. SENI TARI380 Acuan Penilaian : 1. Dalam menari Tari Kukila masih menekankan pada unsur wiraga
yang lebih menunjuki pada penguasaan bentuk dan teknik, terutama ketepatan melakukan teknik-teknik
gerak, baik teknik gerak kaki, tubuh, tangan, dan kepala, serta pandangan mata (polatan) 2. Dalam hal
wirama menekankan pada ketepatan melakukan irama gerak dengan irama iringan atau karawitan tari
atau ketepatan melakukan seleh gerak sesuai dengan seleh gendhing 3. Wirasa yang ingin dicapai adalah
gerak-gerak burung Kukila yang lincah melalui penghayatan karakteristik ragam-ragam gerak tari sesuai
dengan irama gendhing dan karakter Tari Kukila 4. Hafal seluruh pola gerak dan melakukannya secara
urut sesuai dengan susunanTari Kukila BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

402. SENI TARI381 Kode Unit: SKA.TPG.003(3)A Judul Unit: Menarikan Tari Klana Topeng Tingkat
3/Madya Uraian Unit Tari Klana Topeng adalah tari tunggal putra gagah yang memerankan tokoh Klana
Sewandana yang menggunakan poperti topeng memiliki ragam gerak sangat kaya, juga berbagai variasi
suasana, termasuk karawtian tarinya. Pada tingkat ini berkaitan dengan penguasaan Hastha Sawanda
serta memenuhi konsep sengguh, mungguh, dan lungguh Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Menarikan Klana Topeng 1. Dihayati dan dijiwainya pola-pola gerak 1. Mampu menarikan Bagian 1.1.
jengkeng Maju Beksan 1.2. nikelwarti (Gend.Bendrong Laras 1.3. sembahan Pelog Pathet Nem) 2.
Mampu menarikan Bagian 2. :Dihayati dan dijiwainya pola-pola gerak 2.1. ambil topeng, berdiri, memaki
topeng, pacak Maju Gawang (Gend.Laiwung Laras jangga Pelog Pathet Nem) 2.2. ulap-ulap kiri, trecet,
obah bahu, pacak jangga 2.3. lumaksana 4x, besut, tanjak miring kanan 2.4. seblak sampur kiri ulap-ulap
kiri 2.5. glebag kanan kebyok sampur kanan, kiri kebyok 2.6. ulap-ulap kiri, trecet, obah bahu, pacak
jangga 2.7. lumaksana ombak banyu, srisig, besut, tanjak kanan 3. Mampu Menarikan Bagian 3. Dihayati
dan dijiwainya pola-pola gerak : 3.1. kedua tangan malangkerik, ogek lambung Beksan (Gend.Pucung
Rubuh Laras Pelog Pathet 3.2. ukel miwir busana, genjot Nem)(Gend.Bendrang 3.3. mlintir brengos 3x,
ngracik, genjot, tanjak kanan Laras Pelog Pathet Nem) 3.4. lumaksana 3x, besut, tanjak 3.5. ogek
lambung, genjot 3.6. sabetan, pondhongan, besut, tanjak 3.7. lumaksana malangkerik 3.8. pondhongan,
besut, menthang kiri 3.9. ogekan, besut, lumaksana 3.10. besut, tanjak bapang, kebat nogowangsul 3.11.
bopongan, lumaksana jajag, ombak banyu, besut, tanjak 4. Mampu menarikan Bagian 4. Dihayati dan
dijiwainya pola-pola gerak : Kiprahan (Gend.Bendrong 4.1. ogek lambung, ngigel jangga, entragan
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

403. SENI TARI382 Laras Pelog Pathet Nem) 4.2. trap jamang, lombo ngracik, entragan 4.3. ngelus bara,
entragan 4.4. tumpang tali, ngracik, entragan 4.5. ngracut, ulap-ulap kanan, pondhongan maju, srisig
mundur, besut tancep 5. Mampu menarikan Bagian 5. Dihayati dan dijiwainya pola-pola gerak :
Gambyongan (Gend. 5.1. Kengser, panggel, batangan Eling-Eling Laras Pelog 5.2. Ogekan lambung,
tawing, kengser ukel karna Pathet Nem) 5.3. Laku telu, nacah 5.4. Kebyok, srisig, tanjak 5.5. Entragan
kanan, ulap-ulap kiri, nubruk 5.6. Lampah mundur, besut tanjak, entragan 5.7. Pondhongan maju,
mundur, besut, tancep 6. Mampu menarikan Bagian 6. Dihayati dan dijiwainya pola-pola gerak : Mundur
Gawangn 6.1. Kirig, capeng, cancut (Sampak Laras Pelog 6.2. Ombak banyu, srisig, besut tanjak Pathet
Nem) 6.3. Nikelwarti, jengkeng 6.4. Sembahan, gedheg Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Tersedianya arena
pentas atau ruangan yang digunakan untuk menari 2. Tersedianya gendhing iringan tari yang digunakan,
baik rekaman kaset atau CD atau penyajian gamelan secara langsung (live) 3. Tersedianya peralatan
yang penting yaitu: topeng dengan bantuk tertentu sesuai dengan karakter perannya 4. Tersedianya dan
dipakainya busana dan rias Tari Klana Topeng untuk mendukung karakter tari yang disajikan Acuan
Penilaian : 1. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak, baik teknik gerak tubuh, tungkai, kaki, tangan
dan kepala 2. Ketepatan melakukan teknik gerak kaki untuk perlaihan gerak dan berpindah tempat 3.
Ketepatan melakukan arah pandangan mata (polatan) 4. Harmonisasi antara gerak penari dengan
iringan musik 5. Keluwesan gerak yang dilakukan secara mengalir dan alus 6. Pengembangan variasi
gerak sebagai ekspresi diri penari yang sesuai dengan karakter yang diperagakan 7. Penguasan terhadap
irama gerak dengan iringan atau karawatian tari 8. Penguasaan melakukan seleh gerak sesuai dengan
seleh gendhing 9. Memiliki kemampuan dalam menggarap ruang, pola lantai, dan gawang sehingga
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

404. SENI TARI383 pertunjukan tarinya terasa lebih hidup 10. Memiliki kemampuan
menginterpretasikan karakter tari yang disajikan dan menerapkannya dalam pertunjukan tari 11.
Menjiwai secara menyeluruh karakter tari yang disajikan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

405. SENI TARI384 Kode Unit: SKA.BPA.002(2)A Judul Unit: Menarikan Tari Karna Tinandhing Tingkat
2/Muda Uraian Unit Tari Karna Tinandhing adalah tari berpasangan putra alus bertema keprajuritan
yang menampilkan karakter satriya dan konflik serta perang yaitu arjuna dan Adipati Karna,
menggunakan properti dhadhap, keris gendewa dan anak panah dengan penguasaan kemampuan tari
sesuai dengan kriteria Hastha Sawanda Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Menarikan Tari Karna 1.
Diperagakan dengan luwes, selaras, dan mengalir Tinandhing pola-pola gerak: 1. Mampu menarikan
Bagian 1.1. trapsila, sembahan sila Maju Beksan (Slepengan 1.2. jengkeng, sembahan, pacak gulu
Slendro Sanga) 1.3. sabetan tanjak sawega dhadhap (pada posisi berdiri) 1.4. lumaksana bambangan 1.5.
ombak banyu, srisig tawing dhadhap (berpindah ke gawang utama) 1.6. kebyok kiri, nikerlawarti (seleh
dhadhap), ngebyok sampur, gedheg, sila 2. Mampu menarikan Bagian 2. Diperagakan dengan luwes,
selaras, dan mengalir Beksan I (Gendhing pola-pola gerak: 2.1. silantaya, sembahan disertai gedheg,
menjadi Gandakusumo Sl.Sanga) jengkeng 2.2. sembahan laras 2.3. besut, tanjak kanan sawega dhadhap
(pada posisi berdiri) 2.4. ngigel penthangan asta menjadi adu lawan atau berhadapan 2.5. tanjak kanan
tawing kanan, ngleyek, ogek lambung 2.6. tawing kiri, menthang kiri, nglerek mangering ngembat kiri
2.7. kebyok kiri, (adu kiri), besut (adu kanan), tanjak panggah kanan 2.8. hoyog, ngembat, besut, kicat
4x, ebat ngiris, tempe, srisig 2.9. besut – tanjak panggah (gawang prapatan), loyog ngembat seblak asta,
penari adu kiri pada gawang prapatans 3. Mampu menarikan Bagian 3. Diperagakan dengan luwes,
selaras, dan mengalir pola-pola gerak: Beksan (Ldr. Clunthang BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
406. SENI TARI385 SL.Sanga) 3.1. hoyog genjotan, srisig mundur ngigel, ukel leyekan 3.2. ngunus
dhuwung – tanjak panggah kiri, tanjak panggah kanan 3.3. nyabet – besut, giyul – pacak jangga 3.4.
besut – tanjak kanan, sawega dhuwung, srisig (adu kiri) 3.5. tanjak panggah kiri, lengseran saling
mendorong ke kanan dan ke kiri dan saling menusuk dan menangkis 3.6. tawing kiri sawega dhuwung,
giyul, mrenjak, nampa, ebat naga wangsul, ebat ngancap 3.7. tanjak panggah kiri, hoyog, tanjak panggah
kanan 3.8. nyabet – besut, tanjak tancep kanan sawega dhuwung 4. Mampu menarikan Bagian 4.
Diperagakan dengan luwes, selaras, dan mengalir pola-pola gerak: Perangan (Slepengan Sl.Sanga) 4.1.
sabetan, tanjak sawega dhuwung adu kanan, srisig (adu kiri) 4.2. sudukan: tusuk, tangkis, saling
mengejar dan dikejar, srisig ke gawang semula 4.3. tanjak – ebat ngancap, tanjak panggah kiri 4.4.
sudukan tangkisan dhadhap, menjadi lengser ke kanan 4.5. tanjak kanan sawega (memasukkan keris ke
dalam rangkanya) 4.6. nikerlwarti (melatakkan dhadhap dan mengambil gendewa) 4.7. ngunus panah –
ngancap, ngembat dan melepas anak panah 4.8. kengser, dn tanjak kiri, nikelwarti 5. Mampu menarikan
Bagian 5. Diperagakan dengan luwes, selaras, dan mengalir Mundur Beksan (Sampak pola-pola gerak:
SL.Sanga) 5.1. trapsila, ulap-ulap tawing 5.2. sabetan, tanjak 5.3. lumaksana ridong sampur 5.4. besut,
srisig, kebyok kiri, nikelwarti, seleh gendewa 5.5. trapsila, sembahan sila, sembahan jengkeng BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

407. SENI TARI386 5.6. sabetan, tanjak kanan 5.7. srisig, besut, tanjak panggah 5.8. nikelwarti - gedheg
Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Adanya penari putra alus sebagai pasangan 2. Tersedianya ruangan yang
cukup luas untuk menari, mengingat tari ini merupakan tari berpasangan yang dalam geraknya
ditampilkan gerak perang, kengseran dan srisigan maka dibutuhkan ruangan kurang lebih 6 x 8 meter 3.
Tersedianya seperangkat gamelan laras Slendro dengan para pengrawit yang terampil untuk menabuh
gamelan atau kaset atau CD rekaman iringan Tari Karna Tinanding 4. Tersedianya properti yang
dibutuhkan dalam menari yaitu dhadhap, keris, dan anak panah 5. Tersedia dan dipakainya busana dan
rias Tari Karna Tinanding untuk mendukung karakter tari yang disajikan Acuan Penilaian : 1. Ketepatan
dalam melakukan bentuk dasar atau pola dasar dan kualitas sesuai dengan karakter tari yang dibawakan
2. Ketepatan dalam melakukan gerak peralihan yang diperhitungkan secara cermat, terutama mengenai
gerak tungkai dan ujung kaki dalam berpindah tempat 3. Ketepatan melakukan pandangan mata atau
ekspresi wajah sesuai dengan kualitas, karakter peran yang dibawakan, serta suasana yang dicapai 4.
Keharmonisan hubungan antara penari dengan gerak dan irama gendhing, sehingga gerak yang
dilakukan mengalir seakan-akan tidak dipikirkan, sehingga tampak keutuhan antara gerak tari, iringan
tari dan karakter tari yang diwujudkan 5. Keluwesan atau kualitas gerak yang sesuai dengan bentuk dan
karakter tari yang disajikan, mampu atau terampil bergerak sempurna 6. garap variasi gerak yang
dikemabngkan berdasarkan kemampuan dan interpretasi penarinya menjadi gerak yang khas 7.
Ketepatan menafsirkan dan melakukan gerak dan iringan tari dan alur tari secara keseluruhan 8.
Ketepatan menafsirkan rasa gendhing terutama yang berkaitan seleh gendhing, pola tabuhan, rasa lagu,
irama, tempo, rasa seleh,dan kalimat lagu 9. Menguasai garap ruang dan pola lantai sesuai dengan tari
yang disajikan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

408. SENI TARI387 2. Standar Kompetensi Kepenarian Tari Bali Kode Unit: BAL.TPK.001(1)A Judul Unit:
Memperagakan Sikap Tubuh dan Gerak-Gerak Dasar Tingkat 1/Pemula Uraian Unit Peragaan Sikap
Tubuh dan Gerak-Gerak Dasar ini sangat dibuthkan dalam menarikan semua tari putra, baik yang
berkarakter keras maupun manis. Seseorang yang telah hafal dan dapat melakukan sikap tubuh dan
gerak-gerak dasar ini, dengan baik dan benar, akan bisa menarikan tari Bali putra dengan baik Sub
Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Memperagakan Sikap Tubuh 1. Dapat dilakukannya dengan benar siakp-
sikap dasar dan Gerak-gerak Dasar Tari Bali putra yang meliputi: 1. Mampu memperagakan 1.1. posisi
kaki Bagian Sikap Dasar Tari 1.1.1 tapak sirang Bali Putra 1.1.2 kembang kanan 1.1.3 agem kanan 1.1.4
agem kiri 1.1.5 jari kaki ditekuk ke atas 1.2. sikap badan 1.2.1 perut dikempiskan/dikencangkan 1.2.2
dada dibusungkan/ditekan ke atas 1.3. posisi tangan 1.3.1 posisi tangan agem kanan 1.3.2 posisi tangan
agem kiri 1.3.3 telapak tangan dan jari tangan ditekuk kebelakang 1.4. posisi kepala 1.4.1 posisi kepala
tegak 1.4.2 pandangan lurus ke depan atau nuek 1.5. sikap mata 1.5.1 biasa atau normal 1.5.2 terbuka
lebar (nelik atau nyelik 1.5.3 terbuka biasa dengan pandangan tajam (nyureng) 1.5.4 terbuka lebar dan
berputar-putar (dileh-dileh) 2. Mampu memperagakan 2. Dapat dilakukannya gerak-gerak dasar untuk
Bagian Gerak-gerak 2.1. kaki Dasar 2.1.1 majalan tindak-tindak 2.1.2 goyal-goyal 2.1.3 malpal BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

409. SENI TARI388 2.1.4 milpil 2.1.5 nyaregseg 2.1.6 nyigcig/ngicig 2.1.7 miles dan ngiser 2.1.8 glatik
mapah 2.1.9 nyilat 2.1.10 nglangsut 2.1.11 nayog 2.1.12 makirig udang 2.2. tangan 2.2.1 girahan 2.2.2
ngeletik 2.2.3 ulap-ulap 2.2.4 nuding 2.2.5 nabdab karna 2.2.6 nabdab gelung 2.2.7 nabdab pinggel 2.2.8
nepuk dada 2.2.9 nyigug 2.3. leher 2.3.1 kipekan 2.3.2 gulu wangsul 2.3.3 nyegut 2.3.4 ngileg 2.4.
gerakan mata 2.4.1 nyaledet 2.4.2 nyarere 2.4.3 ngaliyer 2.4.4 nyureng 2.4.5 mendra 2.4.6 nguler 3.
Dapat dilakukan dengan banar gerak-gerak 3. Mampu memperagakan Agem/ngagem Bagian Ragam-
ragam 3.1 Agem pokok Gerak Dasar 3.1.1 agem kanan dan agem kiri 3.1.2 ulap-ulap, agem wula ngawa
sari, ngraja singa, ngembat, mentang laras, nepuk dada, nyigug, dan ngrajeg 3.2 tandang 3.2.1 dapat
dilakukannya gerakan berjalan biasa (majalan), berjalan pelan mengayun (gayal-gayal),berjalan cepat
dan berat BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

410. SENI TARI389 (malpal), berjalan cepat dan ringan (milpil), melangkah dengan ceat ke samping
dalam langkah pendek-pendek atau nyaregseg, berlari ringan dengan langkah tidak beraturan
(nyigcig/ngicig) 3.2.2 bisa diragakannya berbagai kombinasi gerak seperti glatik mapah, nyilat, nglangsut,
nayog, makiring udang 3.3 tangkis Dapat dilakukannya variasi gerakan tangan nabdab karna, nabdab
gelung, nabdab pinggel, nepuk dada, nyigug dan ngombak 3.4 tangkep bisa diperlihatkannya ekspresi
muka senang, (makenyem/makenyung), marah (nyelik/nelik), terkejut (makesiab), sedih (sedih), jatuh
cinta (ngaras), nyarere Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Ada ruangan yang mencukupi (4 m x 4m) untuk
memperagakan tarian ini 2. Tersedianya musik iringan, baik dalam bentuk rekaman maupun gamelan
hidup Acuan Penilaian : 1. Hafal dan dapat melakukan semua sikap tubuh serta gerak-gerak dasar tari
Bali putra yang dtelah diuraikan di atas, secara baik dan benar 2. Bisa melakukan semua sikap tubuh dan
gerak-gerak dasar yang telah disebutkan di atas sesuai dengan wiraga, wirama, wirasa serta dengan
patokan agem, tandang, tangkis dan tangkep tari Bali putra BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

411. SENI TARI390 Kode Unit: BAL.TPK.004(2)A Judul Unit: Menarikan Tari Topeng Keras Tingkat 2/Muda
Uraian Unit Tari Topeng Keras adalah satu tarian putra (tunggal) memakai topeng, dengan
perbendaharaan gerak yang sederhana tetapi membutuhkan kemampuan penari untuk menyesuaikan
gerak dengan ekspresi topeng. Tarian ini biasanya ditampilkan sebagai pembuka (penglembar) dari
pertunjukan drama tari topeng, dilakukan dengan penekanan pada penguasaan terhadap jalinan wiraga
dan wirama yang didukung kesadasan dan kepahaman akan wirasa Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Menarikan Tari Topeng Keras 1. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam 1. Mampu menarikan
Bagian gerak pokok yang ada pada bagian ini: Mungkah lawang 1.1. Mungkah langse 1.1.1. ngagem
1.1.2. miles 1.1.3. nabdab kampuh 1.1.4. nyegut 1.1.5. ngangsel 1.2. ngeseh bawak 2. Mampu
menarikan Bagian 2. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam gerak pokok yang ada pada
bagian ini: Nayog 2.1. pajalan 2.2. pajaib 2.3. ngagem kana-kiri 2.3.1. nyeledet 2.3.2. ulap-ulap 2.3.3.
nabdab gelung 2.3.4. nepuk dada 2.3.5. nyogok 3. Mampu menarikan Bagian 3. Diperagakan dengan
elah tepat dan serasi ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini: Ngopak lantang ngalih 3.1. ngelier
pajeng 3.2. malincer dengan langkah milpil 3.3. gelatik nuut papah 3.4. ngigelang pajeng 3.5. malpal 4.
Mampu menarikan Bagian 4. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam gerak pokok yang ada
pada bagian ini: Gayal-gayal 4.1 tindak-tindak 4.2 oyog-oyog BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

412. SENI TARI391 5. Mampu menarikan Bagian 5. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam
gerak pokok yang ada pada bagian ini: Ngawjang 5.1 matetanganan 5.2 nyingsing kampuh 6. Mampu
menarikan Bagian 6. Diperagakan dengan elah tepat dan serasi ragam gerak pokok yang ada pada
bagian ini: Ngopak lantang penyuwud 6.1 nulih kuri 6.2 nyaregseg Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Ada
ruangan yang mencukupi (4 m x 4m) untuk memperagakan tarian ini 2. Tersedianya musik iringan, baik
dalam bentuk rekaman maupun gamelan hidup 3. Ada busana Tari Topeng Keras, Topeng Dedeling yang
akan dikenakan beserta kebutuhan tata riasnya Acuan Penilaian : 1. Kemampuan dan keterampilan
dalam memakai tata rias (make-uup) dan tata busana Tari Topeng Keras 2. Ketepatan dan keterampilan
menarikan keenam bagian yang ada dalam struktur Tari Topeng Keras (mungkah lawang, nayog, ngopak
lantang ngalih pajeng, gayal-gayal, ngawejang, dan ngopak lantang panyuwud) 3. Keterampilan dalam
membawakan Tari Topeng Keras kesesuaiannya dengan penguasaan jalinan wiraga dan wirama yang
baik serta didukung pemahaman wirasa sesuai dengan patokan agem, tandang dan tangkep 4.
Keterampilan bergerak secara elah (ketepatan teknik dan kesesuaiannya dengan irama musik iringan tari
serta karakter topeng yang dipakai) dan penguasaanya di atas pentas BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

413. SENI TARI392 Kode Unit: BAL.TPI.002(1)A Judul Unit: Menarikan Tari Condong Legong Kraton
Tingkat 1/Pemula Uraian Unit Tari Condong Legong Kraton adalah sebuah tarian klasik Bali untuk putri,
yang memiliki perbendaharaan gerak yang lengkap dan rumit yangsangat dibutuhkan untuk mendasari
keterampilan dalam melakukan semua tari putri dan bebancilan, dilakukan dengan penekanan
kemampuan pada penguasaan wiraga yang didukung pemahaman/kesadaran akan wirama dan wirasa
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Menarikan Tari Condong 1. Dapat diperagakan dengan baik dan
benar gerak- Legong Kraton gerak: 1. Mampu menarikan Bagian 1.1. mungkah lawang Pertama
(Papesan) 1.2. ngagem 1.3. ngegol 1.4. ngelo 1.5. tangkep 1.6. ngenjet 1.7. ngenjet pala 2. Mampu
menarikan Bagian 1.8. nyaregseg Kedua Kidang rebut 2. Dapat diperagakan dengan baik dan benar
gerak- gerak: muring/ngalih pajeng/ngosok bunga 2.1. ngumbang 2.2. kidang rebut muring 3. Mampu
menarikan Bagian Ketiga Ngigelang kepet 3. Dapat diperagakan dengan baik dan benar gerak- gerak: 3.1
nyemak kepet 3.2 mehbeh ngelilit 3.3 lelasan megat yeh 4. Mampu menarikan Bagian 3.4 ngepik
Keempat Petangkilan 3.5 ngumbang 4. Dapat diperagakan dengan baik dan benar gerak- gerak: 4.1 ulap-
ulap 4.2 ngenjet ngirig 4.3 ngumbang Persyaratan Unjuk Kerja: 1. Ada ruangan yang mencukupi (4m x
4m) untuk memperagakan tarian ini 2. Tersedianya musik iringan baik dalam bentuk rekaman maupun
gamelan hidup BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

414. SENI TARI393 3. Ada busana Tari Legong Kraton, kipas, beserta kebutuhan tata riasnya Acuan
Penilaian : 1. Kemampuan dan keterampilan dalam memakai tata rias (make-uup) dan tata busana Tari
Condong Legong Kraton 2. Ketepatan dan keterampilan menarikan keempat bagian yang ada dalam
struktur Tari Condong Legong Kraton (papeson, kidang rebut muring, ngigelang kepet, nangkil) dengan
ragam-ragam gerak yang ada pada Tari condong Legong Kraton 3. Keterampilan dalam membawakan
Tari Condong Legong Kraton dengan wiraga dan wirama yang benar serta didukung pemahaman wirasa
sesuai dengan patokan agem, tandang dan tangkep, juga pola keruangannya di atas pentas 4.
Kemampuan menari sesuai pemahaman terhadap karakter condong dan struktur musik Condong Legong
Kraton BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

415. SENI TARI394 3. Standar Kompetensi Kepenarian Tari Jawa Yogyakarta YGY.TPI.002 (1) A UNIT
KOMPETENSI Menarikan Tari Golek Tingkat /Pemula JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Tari Golek adalah tari
yang merupakan bentuk repertoar tari tunggal yang pada dasarnya didukung oleh satu orang penari,
meskipun bias pula dibawakan lebih dari satu penari. Tarian ini dilakukan dengan penguasaan wiraga
gerak dan teknik gerak) yang telah dilengkapi dengan unsure wirama (ketepatan irama) dan wirasa
(penjiwaan) meskipun belum pada keluluhan yang menyeluruh. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK
KERJA Menarikan tari Golek, Mampu menarikan bagian Maju Beksan, Diperagakannya secara tepat
gerak yang digunakan dalam maju beksan tari Golek yaitu: 1. Sembahan silo. 2. Kapang-kapang encot, 3.
Kicat cangkol udhet, 4. Nyamber kanan, 5. Sembahan jengkeng, Mampu menarikan beksan pokok
Diperagakannya secara tepat gerak yang digunakan dalam beksan pokok tari Golek yaitu: 1. Sembahan
silo, 2. Ngguddha kiri panjang, 3. Cathok udhet majeng mundur, 4. Muryani busana (Ulap-ulap, tasikan,
atrap jamang) 5. Lampah semang ngembat astha, 6. Nyamber kanan, 7. Kicat ngilo rangkep, 8. Kicat
mandhe udhet ngarcik, 9. Lampah kipat udhet, 10. Lampah atur-atur, 11. Kengser, 12. Tinting, 13.
Pendhapan, 14. Muryani busana (ukel astha, atrap sumping, embat-embat), 15. Nggudha kiri, 16.
Ongkek panggel, BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

416. SENI TARI395 Diperagakannya dengan tepat gerak yang Mampu menarikan bagian Mundur Beksan
digunakan dalam mundur beksan tari Golek yaitu: 1. Kapang-kapang encot, 2. Nyamber kanan, 3. Sendi
mapan jengkeng, 4. Sembahan jengkeng, PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Untuk menunjukan tarian
dibutuhkan ruang yang mencukupi(sekitar 9 X 12 M) 2. Adanya alat untuk memainkan musik (rekaman)
kaset /CD yang bisa digunakan untuk untuk mengiringi tarian, atau dengan seperangkat alat musik
Gamelan lengkap yang dimainkan secara langsung. 3. Tempat rias untuk penari memakai kostum
lengkap (yang bisa dibebankan untuk dibawanya sendiri atau disediakan dengan kelengkapan yang
standar), PANDUAN PENILAIAN 1. Tari Golek dapat dipertunjukan secara utuh dan lengkap dengan tat
arias, busana dan iringan , 2. Bisa memakai kostum tari dan atau kain, kebaya secara benar, 3. Bisa
menunjukan peragaan yang tepat /hafalan dan teknik gerak dari sikap dan pola-pola gerak Tari Golek, 4.
Menunjukan pemahaman terhadap pola struktur iringan tari dan penguasaan ruang pentas, 5. tari Golek
untuk tingkat I /pemula ini menitikberatkan pada penguasaan aspek wiraga, dimana ketiga bagian di
atas dapat ditarikan secara tepat dan benar sesuai dengan pola-pola gerak yang telah ditetapkan, tetapi
telah didukung oleh pemahaman wirama (ketepatan irama) dan wirasa (penjiwaan yang berlaku bagi
tarian ini. A B C D E F G Kompetensi Kunci 2 1 1 1 1 1 1 Level BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

417. SENI TARI396 YGY.TPI.002 (1) A UNIT KOMPETENSI Menarikan Tari Klana Alus Tingkat 2 /Muda
JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Tari Klana Alus adalah bentuk repertoar tari tunggal putra yang secara
representative menampilkan tari pokok Kalangkinantang alus(kagok Kalangkinantang) engkrang, dan
beberapa variasi muryani busana. Tarian ini dilakukan dengan penguasaan wiraga gerak dan teknik
gerak) yang telah dilengkapi dengan unsure wirama (ketepatan irama) dan wirasa (penjiwaan) meskipun
belum pada keluluhan yang menyeluruh. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Menarikan tari
Klana Alus, Mampu menarikan bagian Maju Gendhing, Diperagakannya secara tepat gerak yang
digunakan dalam maju beksan tari Golek yaitu: 1. Sembahan silo dan jengkeng. 2. Sabetan, 3.
Kalangkinantang Alus, 4. Ulap-ulap miring dan ulap-ulap methok lamba ngracik, 5. Miling-miling lamba
ngracik 6. Ethung-ethung lamba ngracik, Mampu menarikan bagian Nglana Diperagakannya secara tepat
gerak yang digunakan dalam beksan pokok tari Golek yaitu: 1. Engkrang, 2. Keplok astha, 3. Usap rawis,
4. Miwir rekma, 5. Lembehan, 6. Atur-atur, 7. Menjangan Ranggah, 8. Sekar suwun, 9. Pendhapan, 10.
Nyamber, Wedhi kengser Diperagakannya dengan tepat gerak yang Mampu menarikan bagian Mundur
Gendhing digunakan dalam mundur beksan tari Golek yaitu: 1. Ngilo, 2. Kagok kalangkinantang, 3.
Tayungan miring, 4. Ombak banyu, 5. Nyandhak minger balik, BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

418. SENI TARI397 6. Ukel jengkeng, PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Untuk menunjukan tarian
dibutuhkan ruang yang mencukupi(sekitar 9 X 12 M) 2. Adanya alat untuk memainkan musik (rekaman)
kaset /CD yang bisa digunakan untuk untuk mengiringi tarian, atau dengan seperangkat alat musik
Gamelan lengkap yang dimainkan secara langsung. 3. Tempat rias untuk penari memakai kostum
lengkap (yang bisa dibebankan untuk dibawanya sendiri atau disediakan dengan kelengkapan yang
standar), PANDUAN PENILAIAN 1. Tari Klana Alus dapat dipertunjukan secara utuh dan lengkap dengan
tat arias, busana dan iringan , 2. Bisa memakai kostum tari dan atau kain, kebaya secara benar, 3. Bisa
menunjukan keluwesan dan keselarasan peragaan yang dari sikap dan pola-pola gerak Tari Klana Alus, 4.
Menunjukan pemahaman terhadap pola struktur iringan tari dan penguasaan ruang pentas, 5. Tari Klana
Alus untuk tingkat 2 /Muda ini menitikberatkan pada penguasaan aspek wiraga, dimana ketiga bagian di
atas dapat ditarikan secara tepat dan benar sesuai dengan pola-pola gerak yang telah ditetapkan, tetapi
telah didukung oleh pemahaman wirama (ketepatan irama) dan wirasa (penjiwaan yang berlaku bagi
tarian ini. A B C D E F G Kompetensi Kunci 2 2 2 2 2 2 1 Level BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

419. SENI TARI398 YGY.TPI.002 (1) A UNIT KOMPETENSI Menarikan Tari Bedhaya Tingkat 3/Madya
JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Tari Bedhaya adalah tari kelompok yang merupakan bentuk repertoar tari
yang didukung oleh sembilan orang penari dengan penguasaan wiraga (hafalan, teknik dan rasa gerak),
wirama (rasa ketepatan irama) dan wirasa (tanpa hambatan teknis) yang telah luluh dalam penghayatan
dan penjiwaan gerak. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Menarikan tari Bedhaya, Mampu
menarikan bagian Kapang-kapang Dihayati dan dijiwai gerak yang digunakan dalam kapang-kapang maju
menuju gawang Maju, tengah yang terdiri dari: 1.. Sembahan silo 2. NOleh mendhak, 3. Kapang-kapang,
Mampu menarikan bagian pokok Dihayati dan dijiwai gerak yang digunakan dalam kapang-kapang maju
menuju gawang tengah yang terdiri dari 1. Sembahan silo, 2. Sembahan jengkeng, 3. Ngenceng, 4.
Ngenceng enjot, 5. ngenceng jengkeng 6. Nggrudha jengkeng, 7. Impang encot, 8. Lembehan, 9.
Samberan, 10. Tasikan mubeng, 11. Pendapan, 12. Pendhapan ngregem udhet, 13. Impang ngewer
udhet, 14. Ukel astha, 15. Cathok udhet majeng mundur, 16. Ngancap, 17. Ngancap nyathok, 18. Kicat,
19. Kipat astha, 20. Jangkung miling, 21. Duduk wuluh, 22. Nglayang, BADAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

420. SENI TARI399 23. Banhgomate, 24. Tawing, 25. Atrap Jamang, 26. Atrap sumping, 27. Ulap-ulap
ukel, 28. Ulap-ulap cathok, 29. Mayang mekar, 30. Atur-atur, 31. Ngusap suryan, 32. Pudhak mekar, 33.
Gidrah, 34. Kicat Tawing, 35. Mlampah majeng, 36. Lampah semang, 37. Impang lembehan, 38.
Mlampah gajah ngoling, 39. Ngundhur sekar, 40. Puspita kamarutan, 41. Lampah sekar, 42. Lilingan
kanthen astha, 43. Sendhawa, 44. Ongkek sendhawo, 45. KIcat Boyong, 46. Tinting, 47. Lampah pocong,
Rakit (Lajur, Tiga-tiga, iring-iringan, ajeng-ajengan, mlebet lajur, Medal lajur, aben sikut, ngglebag,
Mingger, Mubeng) 48. Perangan ( Ngunus dhuwung, Ngunus pasopati, Nyuduk, Encot-encot, nyaplak,
Kupu tarung, endha, pendhapan ngebat, Ndeseg, Mbalik, Nglambung, Kengser, Nymaber, Mundur
miring, Mancat, Nggoling, Niyub, Ongkek, Ngendani, Namakake pasopati, Nubruk, Mbujung, Puletan,
Mundur, Nyarungaken keris) 49. Nyandak jebeng, 50. Seleh jebeng, 51. Iring-iringan kiri/kanan, 52.
Ajeng-ajengan, Kicat boyong, 53. Nggrudha jengkekng, 54. Nglayang, 55. Sembahanjengkeng, BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

421. SENI TARI400 Dihayati dan dijiwai gerak yang digunakan Mampu menarikan bagian Kapang-kapang
dalam kapang-kapang mundhur menuju gawang tengah yang terdiri dari Mundur 1. Sembahan silo,, 2.
Noleh mendhak yang dilakukan sesuai kebutuhan, 3. Kapang-kapangg, PERSYARATAN UNJUK KERJA 1.
Delapan orang penari putrid sebagai kelengkapan jumlah pendukung tari, 2. Untuk menunjukan tarian
dibutuhkan ruang yang mencukupi(sekitar 9 X 12 M) 3. Adanya alat untuk memainkan musik (rekaman)
kaset /CD yang bisa digunakan untuk untuk mengiringi tarian, atau dengan seperangkat alat musik
Gamelan lengkap yang dimainkan secara langsung. 4. Tempat rias untuk penari memakai kostum
lengkap (yang bisa dibebankan untuk dibawanya sendiri atau disediakan dengan kelengkapan yang
standar), PANDUAN PENILAIAN 1. Tari Bedhaya dapat dipertunjukan secara utuh dan lengkap dengan tat
arias, busana dan iringan , 2. Bisa memakai kostum tari dan atau kain, kebaya secara benar, 3. Bisa
menunjukan peragaan yang tepat /hafalan dan teknik gerak dari sikap dan pola-pola gerak Tari Golek, 4.
Menunjukan pemahaman terhadap pola struktur iringan tari dan penguasaan ruang pentas, 5. Tari
Bedhaya untuk tingkat 3 /Madya ini sudah mencakup keseluruhan penguasaan ketiga aspek wiraga,
dimana ketiga bagian di atas dapat ditarikan secara tepat dan benar sesuai dengan pola-pola gerak yang
telah ditetapkan, tetapi telah didukung oleh pemahaman wirama (ketepatan irama) dan wirasa
(penjiwaan yang ditetapkan adaptasi dan interprestasinya. A B C D E F G Kompetensi Kunci 3 3 3 3 3 3 3
Level BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

422. SENI TARI401 4. Standar Kompetensi Kepenarian Tari Jawa Timuran JAT. BAN.TPI.003 (2) A UNIT
KOMPETENSI Menarikan Tari Jejer Tingkat 2/Terampil JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Tari Jejer adalah
bentuk tari tunggal putrid dengan gaya gerak tari Banyuwangian yang ritmis dan dinamis menggunakan
property kipas. Tarian ini dilakukan dengan penguasaan teknik gerak tari dan hafalan (wiraga),
ketepatan gerak dengan irama (wirama), dan pemahaman dan pennjiwaan tari (wirasa) meskipun belum
sampai pada tahap menyeluruh.. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Mampu menarikan tari
Jejer. Diperagakan dengan baik ragam-ragam gerak sebagai berikut: Mampu menarikan bagian ragam
Nyiji Kerep 1. Ngiwir/njimpit sampur, 2. Sagah kanan 3. Nipah/nantang sampur, 4. Ngiwig/nyirig, 5.
Langkah papat, 6. Umbul sampur, 7. Liwungan/ngalang, 8. Singgitan/sindetan, 9. Ngijig, 10. Ngiji kerep
menggok/laku kerep genjot egol, Mampu meenarikan bagian ragam Laku nyiji Diperaqakan dengan baik
ragam-ragam gerak kerep cangkah ngayon 1. Sagah kiri, 2. Ngipah sampur, 3. Gedrug, 4. Songkloh, 5.
Deleg, 6.Jingket, 7. Egol, 8. Ngalang, 9. Ropetan, Diperagakan dengan baik ragam-ragam gerak: Mampu
menarikan bagian ragam Podo nonton 1. Ninjak, 2. Glebegan, 3. Ngalang, 4. Miring sagah kiri, 5.
Ngeranjang gulo, BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

423. SENI TARI402 Mampu menarikan bagian ragam Kembang Diperagakan dengan baik ragam-ragam
gerak Menur 1. Sagah kanan, 2. Deleg ngulo, PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Tersedia ruangan yang
mencukupi untuk menarikan tarian ini, 2. Tersedia iringan tari dapat berupa rekaman kaset/CD ataupun
dari alat musik tari berupa seperangkat gamelan lengkap yang dimainkan secara langsung. 3. Tersedia
properti tari berupa Sampur dan Kipas, 4. Tersedia seperangkat busana tari Jjer dan alat rias yang
digunakan menarikan tarian ini untuk mendukung karakter tari. PANDUAN PENILAIAN 1. 1.. Ketepatan
melakukan teknik-teknik gerak tubuh, kaki, tangan, kepala, dan ekspresi wajah, 2. Ketepatan melakukan
teknik gerak peralihan/engsel dan berpindah tempat, 3. Hafal urutan tari termasuk ketepatan edalam
teknik gerak tari, 4. Keserasian antara gerak penari dengan iringan musik tari, 5. Penguasaan terhadap
irama gerak dengan irama iringan/musik tari, 6. Penguasaan ruang dan pola lantai dalam menari, 7.
Ketepatan dan keserasian dalam memakai tata busana dan rias tar. A B C D E F G Kompetensi Kunci 2 1 1
1 2 2 1 Level BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

424. SENI TARI403 JAT. BAN.BPP.003 (3) A UNIT KOMPETENSI Menarikan Tari Jaran Goyang Tingkat
3/Mahir JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Tari Jaran Goyang adalah jenis tari berpasangan dengan gaya
Banyuwangian yang menggunakan gerak-gerak lincah dan ritmis. Tarian ini menggambarkan seorang
pemuda yang sedang jatuh cinta dan menggunakan aji jaran goyang untuk mendapatkan dambaan hati.
Tarian ini berpasangan pada tingkat mahir ini dilakukan dengan penguasaan teknik gerak dan hafalan,
serta rasa gerak (wiraga), ketepatan dengan irama (wirama), dan pemahaman dan penjiwaan tari
(wirasa) yang telah menyeluruh dan menyatu ke dalam karakter tari. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA
UNJUK KERJA Mampu menarikan tari Jaran Goyang. Diperagakan dengan baik ragam-ragam gerak
sebagai berikut: Mampu menarikan bagian ragam gerak 1. Ngropel sedang, Condro Dewi 2. Ngropel
kerep, 3. Layung, 4. Deleg, 5. Sagah,. Mampu meenarikan bagian Wak Aji I Diperaqakan dengan baik
ragam-ragam gerak 1. Ngloro, 2. Srisig, 3. Sagah, 4. Nyarah Diperaqakan dengan baik ragam-ragam gerak
Mampu menarikan bagian akhir Uber-uberan. 1. Solahan, 2. Ropelan Kerep, 3. Egol, 4. Deleg mantuk,
Diperaqakan dengan baik ragam-ragam gerak Mampu meenarikan bagian Wak Aji I 1. Ropelan sedang,,
2. Ngiwir, 3. Nyerawat kembang, 4. Geliyeng, 5. Kedanan, 6. Nangis, 7. Ngajak, 8. Ngeloro Diperaqakan
dengan baik ragam-ragam gerak BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

425. SENI TARI404 1. Solahan, Mampu meenarikan bagian ragam Ugo-ugo 2. Ngiji Lombo, 3. Ropelan
kerepI PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Adanya penari putr dan putrid secara berpasangan, 2. Tersedia
ruangan yang mencukupi untuk menarikan tarian ini, 3. Tersedia iringan tari dapat berupa rekaman
kaset/CD ataupun dari alat musik tari berupa seperangkat gamelan lengkap yang dimainkan secara
langsung. 4. Tersedia properti tari berupa Sampur , 5. Tersedia seperangkat busana tari Jaran Goyang
(putrid dan putra) dan alat rias yang digunakan menarikan tarian ini untuk mendukung karakter tari.
PANDUAN PENILAIAN 1. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak tubuh, kaki, tangan, kepala, dan
ekspresi wajah, 2. Ketepatan melakukan teknik gerak peralihan dan berpindah tempat, 3. Hafal urutan
tari termasuk ketepatan edalam teknik gerak tari, 4. Keserasian antara gerak penari dengan iringan
musik tari, 5. Penguasaan terhadap irama gerak dengan irama iringan/musik tari secara keseluruhan, 6.
Pengembangan variasi gerak sebagai ekspresi dari penari sesuai dengan karakter tari, 7. Kemampuan
menginternalisasikan karakter tari yang disajikan dengan interaksi yang harmonis antar penari, 8.
Menjiwai secara menyeluruh karakter tari yang disajikan, 9. Penguasaan ruang dan pola lantai dalam
menari, 10. Ketepatan dan keserasian dalam memakai tata busana dan rias tar. A B C D E F G
Kompetensi Kunci 3 3 3 3 2 3 3 Level BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

426. SENI TARI405 5. Standar Kompetensi Kepenarian tari Sulawesi TRI.BG02.001.01. UNIT KOMPETENSI
Tari Pabbekenna Majinna JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Unit ini ditarikan secara kelompok oleh penari
anak-anak putri dengan menggunakan property selendang dengan menekankan pada penguasaan
teknik Maccule-cule Selendang dan ekspresi wajah. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
Mampu menarikan tari Pabbekenna Majinna Tari Pabbekenna Majinna ditarikan dengan secara utuh
urutan gerak sebagai berikut: 1. Syukkuru Ri Pammase Dewata Sewwae Menarikan tari inti Pabbekenna
Majinna 2. Maccule-cule Selendang, 3. Bosi Turung, 4. Mario Marennu, PERSYARATAN UNJUK KERJA 1.
Tersedia ruangan seluas 6mX6m untuk sebanyak-banyaknya 7 penari yang dipergunakan untuk
pergelaran tari Pabbekenna Majinna, 2. Tersedia musik iringan kaset/CD musik lagu Ongkona Sindereng
atau berupa seperangkat alat musik 1 Gandang, 1 Suling, Bulo Reppasa, Baccing, yang dimainkan secara
langsung. 3. Tersedia properti tari berupa Selendang 7 warna pelangi, 4. Tersedia seperangkat busana
tari Pabbekenna Majinna berupa Baju Bodo Lipa Sebbe dan perhiasan Geno. PANDUAN PENILAIAN 1.
Mampu menarikan tari Pabbekenna Majinna secara utuh, 2. Ketepatan gerak, keserasian gerak dan
penguasaan ruang pentas atau pola lantai 3. Penguasaan ruang dan pola lantai, 4. Ketepatan memakai
busana tari Pabbekenna Majinna dan keserasian tata rias. Aspek Kritis Ketepatan menggerakan teknik
gerak Syukkuru ri Pammase Dewata Sewwae, Maccule-cule selendang, Bosi Turung, dan Mario
Marennu. A B C D E F G Kompetensi Kunci 1 1 1 1 1 1 1 Level BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

427. SENI TARI406 TRI.TJ02.012.01. UNIT KOMPETENSI Tari Manimbong JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT
Unit ini ditarikan secara kelompok penari putra dengan menggunakan Simbong dengan menekankan
penguasaan teknik penguasaan suara. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Mampu menarikan
tari Manimbong secara Tari Manimbong ditarikan dengan urutan gerak utuh, sebagai berikut: 1.
Pe’Ketabe, 2. Ma’ Pannoni Simbong, 3. Massiman, PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Tersedia ruangan
seluas 8mX8m yang sebanyak-banyaknya dipergunakan 12 penari untuk pergelaran tari Manimbong, 2.
Tersedia musik iringan kaset/CD musik Manimbong berupa seperangkat alat musik Gandang, dengan
Vokal Internal dimainkan secara langsung, 3. Tersedia properti dan kostum busana tari Manimbong,
berupa Simbong dan Tanduk Tedong serta perhiasan untuk mendukung tari Pajaga Sulessena. PANDUAN
PENILAIAN 1. Mampu menarikan tari Manimbong secara utuh, 2. Ketepatan dan keserasian gerak dan
irama musik diserta ekspresi wajah, 3. Penguasaan ruang dan pola lantai, 4. Ketepatan memakai busana
tari dan keserasian tata rias tari Manimbong. Aspek Kritis Ketepatan menarikan teknik Ma’Pannoni
Simbong A B C D E F G Kompetensi Kunci 2 2 2 2 2 2 2 Level BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
428. SENI TARI407 TRI.TJ02.013.01. UNIT KOMPETENSI Tari Pangayo JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Unit ini
ditarikan secara kelompok oleh 4 sampai 12 penari putri dengan menekankan penguasaan teknik gerak
gembira dan dinamis ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Mampu menarikan tari Tollo Tolona
Mina Tari Bugi ditarikan dengan urutan ragam gerak secara utuh, sebagai berikut: - Menarikan teknik
anganta’ sebagai gerak 1. Ma’ppalla, awal, 2. Ma’ Battukan, - Menarikan inti gerak tari Pangayo 3.
Meta’da, - Menarikan gerak akhir dengan teknik 4. Semba’na, Massayo 5. Katarimangan, 6. Massayo.
PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Tersedia ruangan seluas 6mX6m yang dipergunakan 6 penari untuk
pergelaran tari Bugi, 2. Tersedia musik iringan kaset/CD musik tari Pangayo berupa seperangkat alat
musik 2 Gendang, 1 Gong yang dimainkan secara langsung, 3. Tidak mempergunakan property, 4.
Tersedia properti tari dan kostum busana tari Pangayo Bugi dan perhiasan untuk mendukung tari Bugi.
PANDUAN PENILAIAN 1. Mampu menarikan tari pangayo secara utuh, 2. Ktepatan gerak dan keserasian
antara gerak dan irama musik diserta ekspresi wajah, 3. Penguasaan ruang dan pola laintai, 4. Ketepatan
memakai busana tari dan keserasian tata rias tari Pangayo. Aspek Kritis Ketepatan menarikan teknik
menggeser kaki tanpa kelihatan pergerakannya. A B C D E F G Kompetensi Kunci 3 3 3 3 3 3 3 Level
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

429. SENI TARI408 6. Standar Kompetensi Kepenarian Tari Sumatra Barat TRI.MI02.002.01. UNIT
KOMPETENSI Tari Layang-layang Gusmiati Suid JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT Unit ini ditarikan secara
kelompok oleh penari putra dan putri dengan berpasangan dengan gerak bunga silat. ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Menarikan tari Layang-layang secara utuh Ragam gerak
diperagakan berdasarkan urutan gerak sebagai berikut: 2. Sambah, 3. Malapeh Layang-layang, 4. Bungo
Kambang, 5. Arak, 6. Maelo banang, 7. Silang Timpo, 8. Mamintal Tali, 9. Galatiak, 10. Mamanciang, 11.
Langkah Baranak Buang, 12. Galek, 13. Alang Tabang PERSYARATAN UNJUK KERJA 1. Tersedia ruangan
cukup untuk menarikan tarian ini., 2. Tersedia iringan tari berupa kaset/CD alat musik tari berupa
seperangkat instrument talempong yang lengkap dinamika secara langsung atau live. 3. Tersedia
seperangkat busana tari Layang-layang dan tata rias yang digunakan dalam tarian ini untuk mendukung
karakter. PANDUAN PENILAIAN Aspek Kritis: Ketepatan Gerak dan irama tari A B C D E F G Kompetensi
Kunci 1 1 1 1 1 1 1 Level BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

430. SENI TARI409 TRI.MI02.005.01. UNIT KOMPETENSI Tari Sandang Pangan Huriah Adam JUDUL UNIT
DESKRIPSI UNIT Unit ini ditarikan oleh penari putri secara tunggal dengan menggunakan materi gerak
bunga silat. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Menarikan tari Sandang Pangan, Ragam gerak
diperagakan berdasarkan urutan gerak sebagai berikut: Menarikan tari Sandang Pangan secara utuh 1.
Mancaliak Hari, 2. Macangkau, 3. Manyemai, 4. Mancabuik, 5. Maikek, 6. mambajak, 7. Batanam, 8.
Manyambik, 9. Maangin, 10. Mambalah, 11. Mangukua, 12. Baliak.. PERSYARATAN UNJUK KERJA 1.
Tersedia ruangan cukup untuk menarikan tarian ini., 2. Tersedia iringan tari berupa kaset/CD alat musik
tari berupa seperangkat instrument minang yang dimainkan secara langsung atau live. 3. Tersedia
property tari berupa piring dan cincin, 4. Tersedia seperangkat busana tari Sandang Pangan dan tata rias
yang digunakan dalam tarian ini untuk mendukung karakter tari. PANDUAN PENILAIAN 1. Mengetahui
latar belakang penciptaan tari Sandang Pangan Huriah Adam, 2. Ketepatan melakukan teknik-teknik
gerak Siagnjua Lalai, 3. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak tubuh, tangan, kaki, kepala pada
ekspresi wajah, 4. Ketepatan melakukan gerak peralihan dan perpindahan tempat, 5. Hafal urutan tari
termasuk ketepatan dalam teknik gerak tari, 6. Keserasian gerak dan penguasaan iringan tari, 7.
Penguasaan terhadap irama gerak dan irama tari secara keseluruhan, 8. Penguasaan ruang dan pola
lantai menari. 9. Ketepatan dan keserasian dalam memakai rias dan busana tari. Aspek Kritis: Ketepatan
ritme gerak dan iringan tari. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

431. SENI TARI410 A B C D E F G Kompetensi Kunci 1 1 2 2 2 2 2 Level BADAN STANDAR NASIONAL


PENDIDIKAN

432. SENI TARI411 TRI.MI02.020.01. UNIT KOMPETENSI Menarikan Tari Sauik Randai Firmansyah JUDUL
UNIT DESKRIPSI UNIT Unit ini ditarikan secara kelompok oleh penari putra atau putri dengan materi
gerak bunga silat. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Menarikan tari Sauik Randai Ragam
gerak diperagakan berdasarkan urutan gerak sebagai berikut: Menarikan bagian awal tari 1. Langkah
biasa 2. Saik Kalatiak, 3. Langkah Sambah, 4. Tapuak Kalatiak, 5. Langkah Tusuak Bagalombang, 6.
Mancak Menarikan bagian tengah tari Ragam gerak diperagakan berdasarkan urutan gerak sebagai
berikut: 1. Duduak takua Lapiah, 2. Jantiak Talingo, tangan dorong puta miko, 3. Tapuak tangan puta
egang jalo, 4. Jantiak ayun piriang duduak, Bagian Tegak 1. Jantiak ayun piriang tagak 2. Jantiak ayun
piriang langkah, 3. Tusuk kanan belakang dorong, 4. Jalan Leguran Randai, 5. Langkah takan tusuk ateh
simpia kiri, 6. Sambah takan tapuak sampiang, Tangah Puncak: 1.. Sauak balah sampian, 2. Tusuak ateh
sampiang, langkah baranak, 3. Tusuak sampiang ateh malambai, 4. Alang Tapuak step, Ragam gerak
diperagakan berdasarkan urutan gerak: 1.. Sambah amtak Kalatiak, Menarikan bagian akhir tari 2. Sauak
simpia, galuan Katiak (L) Langkah alang tang silang (P) 3. Sambah antak kalatiak , 4. Tusuak dodo step
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

433. SENI TARI412 Batasan Variabel 1. Tersedia ruangan cukup untuk menarikan tarian ini, 2. Tersedia
iringan tari berupa kaset/CD alat musik tari berupa seperangkat instrument berupa indang dan Vokal. 3.
Tersedia seperangkat busana tari Sauik Randai dan tata rias yang digunakan dalam tarian ini untuk
mendukung karakter tari ini. PANDUAN PENILAIAN 1. Mengetahui synopsis dan latar belakang
penciptaan tari Sauik Randai Firmansyah, 2. Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak tari Sauik Randai
Firmansyah yaitu pitunggua, kuda- kuda, tapuak galembong, 3. Ketepatan melakukan teknik-teknik
gerak tubuh, tangan, kaki, kepala pada setiap ragam gerak tari, 4. Ketepatan melakukan gerak peralihan
dan perpindahan tempat, 5. Penguasaan terhadap irama-irama gerak tari secara keseluruhan, 6.
Keserasian gerak dan penguasaan iringan tari, 7. Penguasaan terhadap irama gerak dan irama tari secara
keseluruhan, 8. Penguasaan ruang dan pola lantai menari. 9. Pengembangan variasi gerak sebagai
ekspresi diri penari sesuai karakter tari, 10. Kemampuan menginternalisasikan karakter tari yang
disajikan, 11. Menjiwai secara menyeluruh karakter tari yang disajikan. Aspek Kritis 1. Ketepatan
melakukan teknik-teknik gerak pitunggua dan kudo-kudo, 2. Ketepatan melakukan gerak tapuak
galembong. A B C D E F G Kompetensi Kunci 3 3 3 3 3 3 3 Level Tabel 6.1 Sumber Buku Stahdar
Kompetensi Nasional Tari DIKMENJUR BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

434. SENI TARI DAFTAR PUSTAKA Anderson, Ronald . 1976. Selecting and Developing Media for
Instruction. Wiscosin: American Society for Training and Development,. Autard-Jaqualine Smith. 1996.
Dance Composition (ed 3). London : A & B Black,. __________________.1994.The Art of Dance in
Education. London : A & B Black, Anonim. 1999 Panggung Jurnal Seni Sekolah Tinggi Seni Indonesia
Bandung No.13 Bandung: STSI Bandung. ________1992 Jurnal Seni edisi II/03 Juli 1992 Yogyakarta : ISI
Yogyakarta. Bellman, Willard F. 1994 Lighting The Stagei Art and Practice. Second edition SanFransisco:
Harper and Row. Devi Triana, Dinny, dkk. 2001 Pendidikan Seni Tari Di Sekolah Menengah Umum Jakarta
: Seminar dan Lokakrya Pendidikan Seni,.. Djoyonegoro, Wardiman. 1998 Pengembangan Sumber Daya
manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan Jakarta : Jayakarta Agung Offset. Fraser, Lynch Diane.
1991. Discoverring and Developing Creativity. Americans:A Dance Horizons Book Princeton Book
Company, Publisher, Harmoko. 1993. Tari Tradisional Indonesiai. Jakarta: Yayasan Harapan Kita, Jakarta.
Hadi Sumandiyo. 1996. Aspek-aspek dasar Komposisi Kelompok Yogyakarta; Manthili. Yogyakarta.
Hawkins, Alma M. 1990. Mencipta Lewat Tari. Terj. Y Sumandiyohadi. Yogyakarta; ISI Yogyakarta.
Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari. Terj. Sal Murgiyanto. Jakarta : Dewan Kesenian Jakarta, Jamal
MId, 1982. Tari Pasambahan dan galombang di Pesisir Selatan. Padang Panjang: ASKI Padang Panjang
Jakob Sumarjo. 2000. Mfilsafat Seni. Bandung; ITB Bandung. Jazuli, M. 1994 Telaah Teoritis Seni Tari.
Semarang : IKIP Semarang Press, Kusmayati , 2001. Perubahan Seni Pertunjukan Untuk Apa, Untuk
Siapa. Yogyakarta :Jurnal Penelitian ISI Yogyakarta Vol. 3 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

435. SENI TARI414 Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi : Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
_____________, 1979/80. Ptopeng Malang Pertunjukan Drama Tari di Daerah Kabupaten Malang.
Jakarta : Proyek Sarana Budaya Departemen Pendidikan Nasional Kraus, Richard. 1969. History of The
Dance in Art and Education. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall. Inc., Laban, Rudolf.1976.
Modern Educational Dance (ed 3) (Revised by Ulman). London Macdonald and Evans, Laban, Rudolf.
1975. Modern Educational Dance. London: MacDonald and Evans.. La Meri. 1965. Dance Composition:
The Basic Elements. Massachusetta : Jacob’s Pillow Dance Festival, Inc. Langer, Zussane. 1988.
Problematika Senii. Terj. FX Widaryanto. Bandung; ISI Bandung. Muhadjir. 1986. Mpesta Seni Budaya
Betawi. Jakarta; Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Munandar, Utami. 1996. Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah. Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia Jakarta. Murgyanto, Sal. 1983. Koreografi: Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta; Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Jakarta. Parani, Yulianti. 1975.
Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : LPKJ, Permas, Achsan. 2003. Manajemen Seni Pertunjukan.
jakarta; PPM Jakarta. Pratjichno, Bambang dan Wiwiek Sipala, Sumiani, dkk. 2005 Standarisasi Tari
Sulawesi Jakarta: Departemen Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional. Rofik,
Arif, 2002. Pestetika Tari Warok dalam Perkembangan Budaya Warok di Ponorogo. Denpasar: Tesis
Pasca Sarjana Universitas Udayana Rusliana, Iyus, Gugum Gumbira, dan Bambang Pratjichno, dkk. 2004
Standarisasi Tari Sunda Jakarta: Departemen Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan
Nasional. Samah, Ardi, 1983. Tari Rakyat Minangkabau Padang: Pengembangan Kesenian Sumatra Barat.
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

436. SENI TARI415 Slater, Wendy. 1990. Teaching Modern Educational Dance. Plyamonth: Norttoc house
Soedarso, SP. 1987. Tinjauan Seni : Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta : Suku Dayak
Sana. Surya Dewi, Ina. 2003. Pengantar Tari Pendidikan. Makalah Kuliah Perdana Jurusan Seni Tari FBS
Universitas Negeri Jakarta, Sedyawati, Edi. , 1984 Tari. Jakarta: Pustaka Jaya. . 1986. Pengetahuan
Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari Jakarta : Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan
Kesenian Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Smith, Jacquline. 1985 Komposisi Tari :
Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru. Terj. Ben Suharto. Yogyakarta : Ikalasti,. Soedarsono, 1998. Seni
Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional. . 1997. Tari Tradisional Indonesia. Jakarta : Harapan Kita,. _________, 1992.
Pengantar Apresiasi Seni Tari. Jakarta : Balai Pustaka. _________, 1976. Pengantar Komposisi Tari.
Yogyakrta : ASTI Yogyakarta. Sudarso SP. 1978. Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Senii.
Yoyakarta; Suku Dayak Sana. Sukatmo, Tuti dan Udin Saripudin. 1994. Mteori Belajar dan Model
Pembelajaran Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.
Sumarsam. 2003. Gamelan. Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal Indonesia. Yogyakarta; Pustaka
Pelajar Yogyakarta. Syafi Jatmiko. 2003. Materi dan Pembelajaran Kertakesi. Jakarta; Universitas Terbuka
Jakarta. SYarif, Mustika, 1991. Tari Rakyat Minangkabau (Makalah) Padang: Makalah Universitas Padang
panjang. Tambayong 1999. Mdasar-dasar Dramaturgi. Bandung; Pustaka Prima. BADAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

Penulisan Buku (2007) Pusat Buku. BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Interaksi Belaja Mengajar 11. Pembinaan Kompetensi Mengajar 12. Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Blog Widgets

© 2012 SlideShare Inc. All rights reserved.

RSS Feed

Anda mungkin juga menyukai