PENGKONDISIAN BUDAYA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliyah “ Manajemen Lintas Budaya”
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
Assalamu’alaikum Wr. Wb, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Pengkondisian Budaya”. Shalawat beserta salam semoga tetap trcurahkan kepada
jungjungan kita nabi Muhammad SAW. Yang menjadi tauladan bagi kita semua.
Tugas makalah yang penulis buat untuk memenuhi syarat dalam penilaian mata
kuliah Manajemen Lintas Budaya.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Penulis berharap makalah kami ini dapat bermanfaat bagi pembaca guna
memahami Manajemen Lintas Budaya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Kurang lebihnya mohon maaf.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Manajemen lintas budaya sendiri adalah Manajemen Lintas Budaya adalah ilmu yang
berusaha untuk memahami bagaimana budaya nasional mempengaruhi praktek manajemen,
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan lintas budaya dalam praktek manajemen dan
berbagai konteks organisasi, serta meningkatkan efektivitas dalam manajemen global.
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia
adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya
kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia
mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan
kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak
mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan.
Rasa saling menghormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia
menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi antar
sesama dan sebagai ciri khas suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan berperan penting bagi
kehidupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada
akhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial
membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu
kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah Itu Budaya
b. Apakah Itu Gegar Budaya
c. Apa saja Pengelompokan Budaya
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui definisi Budaya
b. Mengetahui apa Gegar Budaya
c. Mengetahui Pengelompokan Budaya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..……....ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………...…1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………....1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………….…...1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya…………………………………………………..…2
B. Gegar Budaya………………………………………………………..…...3
C. Pengelompokan Budaya………………………………….…..….11
A. Kesimpulan…………………………………………………………....…12
B. Saran…………………………………………………………….……...…...12
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal
budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata
budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan
sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat
menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
R. Seokmono
Budaya merupakan hasil kerja atau hasil usaha manusia yang berupa benda maupun hasil
buah pemikiran manusia dimasa hidupnya.
Koentjaraningrat
Budaya adalah suatu sistem gagasan dan rasa, suatu tindakan serta karya yang dihasilkan
oleh manusia didalam kehidupan yang bermasyarakat.
E.B. Taylor
Budaya merupakan keseluruhan yang kompleks yang meliputi kepercayaan, kesusilaan,
seni, adat istiadat, hukum, kemampuan dan kebiasaan lainnya yang sering dipelajari oleh
masyarakat.
Effat al-Syarqawi
Berdasarkan dari sudut pandang Agama Islam, Budaya merupakan khazanah sejarah
sekelompok masyarakat yang tercermin didalam kesaksian dan juga berbagai nilai yang
menggariskan bahwa suatu kehidupan harus memiliki makna dan tujuan rohaniah.
.
Dengan demikian, budaya dan kebudayaan telah ada sejak manusia berpikir, berkreasi
dan berkarya sekaligus menunjukkan bagaimana pola berpikir dan interpretasi manusia
terhadap lingkungannya. Dalam kebudayaaan terdapat nilai-nilai yang dianut masyarakat
setempat dan hal itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya. Antara
kebudayaan satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai
hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda
tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena
penilaiannya selalu terikat pada kebudayaan tertentu.
Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan
kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi
landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai
budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya.
Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilainilai budaya
yang berlaku.
A. Gegar Budaya
Gegar budaya ditimbulkan oleh kecemasan yang disebabkan oleh kehilangan tanda-
tanda dan lambang-lambang dalam pergaulan sosial. Tanda-tanda tersebut meliputi seribu
satu cara yang kita lakukan dalam dalam mengendalikan diri sendiri dalam menghadapi
situasi sehari-hari: kapan berjabat tangan dan apa yang harus kita katakan bila bertemu
dengan orang, kapan bagaimana memberikan tip, bagaimana berbelanja, kapan menerima
dan menolak undangan, kapan membuat pernyataan-pernyataan dengan sengguh-sungguh
dan kapan sebaliknya. Petunjuk-petunjuk ini yang mungkin dalam bentuk kata-kata,
isyarat-isyarat, ekspresi wajah, kebiasan-kebiasaan, atau norma-norma, kita peroleh
sepanjang perjalanan hidup kita sejak kecil. Begitu pula aspek-aspek budaya kita lainnya,
seperti bahasa dan kepercayaan yang kita anut. Demi ketentraman hidup kita semua
Bila seseorang memasuki suatu budaya asing, semua atau hampir semua petunjuk itu
lenyap. Ia bagaikan ikan yang keluar dari air. Meskipun anda berpikiran luas dan beritikad
baik, anda akan kehilangan pegangan. Lalu anda akan mengalami frustasi dan kecemasan.
Biasanya orang-orang menghadapi frustasi dengan cara yang hampir sama. Pertama-tama
mereka menolak lingkungan yang menyebabkan ketidak nyamanan. (Mulyana &
Rahmat,2001;174)
Menurut Stewart (1974) Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi
dibawah suatu kondisi kebudayaan yang berbeda bahasa, norma-norma, adat istiadat dan
kebiasaan. Dalam menjalani proses komunikasi antar budaya pasti akan mengalami suatu
keterkejutan budaya yang berbeda dengan budaya kita. Menurut Dedi Mulyana dalam
buku komunikasi antar budaya mengatakan bahwa Gegar budaya ditimbulkan oleh
kecemasan yang disebabkan oleh kehilangan tanda-tanda dan lambang-lambang dalam
pergaulan sosial.
Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya
didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan diri, nilai, sikap,
hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, makna, konsep alam semesta, objek-
objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi kegenerasi
melalui usaha individu dan kelompok. Budaya menampakkan diri dalam pola-pola bahasa
dan dalam bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi
tindakan-tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-
orang tinggal dalam suatu masyarakat disuatu lingkungan geografis tertentu pada suatu
tingkat perkembangan teknis tertentu dan pada suatu saat tertentu.
Budaya juga berkenaan dengan sifat-sifat dari objek-objek materi yang memainkan
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Objek-objek seperti rumah, alat dan mesin
yang digunakan dalam industri dan pertanian, jenis-jenis transportasi, dan alat-alat perang,
menyediakan suatu landasan utama bagi kehidupan sosial. Budaya berkesinambungan dan
hadir dimana-mana, budaya meliputi semua peneguhan perilaku yang diterima selama
periode kehidupan. Budaya juga berkenaan dengan bentuk dan struktur fisik serta
lingkungan sosial yang mempengaruhi hidup kita. Sebagian besar pengaruh budaya
terhadap kehidupan kita tidak kita sadari. Mungkin suatu cara untuk memahami pengaruh
budaya adalah dengan membandingkan dengan komputer elektronik: kita memprogram
komputer agar melakukan sesuatu, budaya kita pun memprogram kita agar melakukan
sesuatu yang menjadikan kita apa adanya. Budaya kita secara pasti mempengaruhi kita
sejak dalam kandungan hingga mati-dan bahkan setelah matipun kita dikuburkan dengan
cara-cara yang sesuai dengan budaya kita.
Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya
menentukan siapa berbicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang yang
menyandi pesan, maka yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisi untuk mengirim,
memperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku kita
sangat bergantung pada budaya tempat kita dibesarkan. Konsekuensinya, budaya
merupakan landasan komunikasi, bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula
praktik-praktik komunikasi.
Menurut pendapat Parrillo (2008) yang diperoleh dari situs menyatakan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi culture shock yaitu:
1) Faktor pergaulan
Pada faktor ini, individu cenderung mengalami ketakutan akan perbedaan pergaulan
disetiap tempat yang baru. Ketakutan ini menjadikan individu merasa canggung dalam
menghadapi situasi yang baru, tempat tinggal yang baru dan suasana yang baru. Akibat
ketidak pahaman mengenai pergaulan ini, individu juga akan merasa terasing dengan
orang-orang disekelilingnya yang dirasa baru baginya.
2) Faktor teknologi
3) Faktor geografis
Bahasa merupakan cerminan dari sebuah kebudayaan yang beradab. Bahasa tidak bisa
dianggap dengan sebelah mata dewasa ini. Individu yang mengalami kekagetan terhadap
budaya baru sering kali dihubungkan dengan faktor bahasa sebagai salah satu ketakutan
yang cukup besar ketika akan menetap ditempat yang baru. Tidak menguasai atau bahkan
tidak mengerti sama sekali bahasa merupakan suatu hal yang wajar yang menyebabkan
timbulnya culture shock.
5) Faktor ekonomi
Ketakutan terhadap biaya hidup yang berbeda yang memiliki kemungkinan lebih
tinggi merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya culture shock. Ini merupakan hal
umum yang terjadi bahwa setiap daerah di negara Indonesia memiliki kemampuan
konsumsi yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang menyebabkan individu guncang
ketika dihadapkan pada permasalahan tempat tinggal yang baru. Individu harus mulai
berusaha, bersiap serta berwaspada mengantisipasi agar mampu bertahan hidup ditempat
tinggal yang baru.
Faktor ini merujuk pada tradisi-tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat di setiap
daerah yang notebene memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Untuk
itu individu harus mampu beradaptasi dengan adat istiadat di daerahnya yang baru. Namun
beradaptasi dengan adat istiadat yang baru bukanlah hal yang mudah bagi seorang
pendatang, maka individu cenderung mengalami kekagetan budaya terutama dalam hal
adat istiadat tersebut.
7) Faktor agama
1. Faktor pergaulan
Individu harus belajar membiasakan diri beradaptasi dan berinteraksi dengan
lingkungan barunya, dengan pembiasaan ini akan menumbuhkan rasa percaya diri dari
individu tersebut dalam bersosialisasi dengan orang-orang dan lingkungan barunya
tersebut. Pergaulan yang baik akan membuat seseorang lebih mudah menjalani kehidupan
sosialnya.
2. Faktor teknologi
Dewasa ini teknologi semakin berkembang pesat dikalangan orang banyak, semakin
pesat teknologi berkembang maka orang-orang dituntut untuk semakin keras mempelajari
dan mengaplikasikan teknologi yang ada dalam kehidupannya. Seorang individu yang
berada di lingkungan baru baginya pasti akan merasakan perbedaan teknologi yang
berkembang di lingkungan tersebut, terlebih lagi apabila individu yang berasal dari daerah
pelosok kemudian datang ke daerah yang cukup pesat perkembangan teknologinya.
3. Faktor geografis
Karena faktor geografis ini berkaitan erat dengan kondisi fisik lingkungan maka hal
ini dapat diatasi dengan cara individu lebih menjaga kesehatan yang cenderung menurun
ketika individu tersebut tinggal di suatu tempat tinggal yang baru, yang tentunya jauh
berbeda dengan tempat tinggal semula. Pencegahan yang baik perlu dilakukan secara
terus menerus agar individu tetap berada di kondisi yang prima dalam menjalani aktifitas
sehari-hari.
5. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi ini dapat diatasi dengan cara pengelolaan keuangan yang baik sesuai
dengan kebutuhan masing-masing individu, agar individu dapat menyesuaikan
pemasukan keuangan dengan pengeluarannya. Pada saat proses pendidikan alan lebih
baiknya individu juga melakukan program saving money, untuk mengatasi kebutuhan
tidak terduga.
6. Faktor adat istiadat
Pada dasarnya melekatnya kebudayaan terhadap seorang individu membutuhkan
proses dan waktu, semua tidak terjadi begitu saja. Solusi menurut kelompok adalah
individu harus lebih membuka dirinya terhadap adat istiadat, kebiasaan, tingkah laku
yang umumnya terjadi dimasyarakat. Dengan cara tersebut diharapkan individu dapat
lebih menghindari terjadinya culture shock/gegar budaya.
7. Faktor agama
Solusinya yaitu individu harus lebih meningkatkan sikap toleransinya antar umat
beragama.
a. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “ betah” (at home) bagi
anak-anak didik , baik secara social , fisik maupun akademis.
b. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak.
c. Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, social ,
maupun seluruh aspek pribadinya.
d. Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar.
e. Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
f. Ruang kelas yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
g. Peraturan / tata tertib yamg jelas dan dapat dipahami oleh siswa.
h. Teladan dari para guru dalam segi pendidikan.
i. Kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan di sekolah.
j. Pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya.
k. Situasi kepemimpinan yang penuh saling pengertian dan tanggung jawab baik pada
murid maupun pada guru.
l. Hubungan yang baik dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang tua siswa dan
masyarakat.
B. Pengelompokan Budaya
1. Bahasa
Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan
sekaligus sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau
mengadaptasikan kebudayaan.
Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya
dan sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan fauna,
ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan
tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia.
3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu
dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan,
asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh
para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam
mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah.
Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan,
alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material.
Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat
produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal,
perumahan, dan alat-alat transportasi.
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk
medapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan
makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan.
6. Sistem Religi
Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan
praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat
dijangkau oleh akal dan pikiran.
Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi
keagamaan, dan upacara keagamaan.
7. Kesenian
Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap
keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah
permainan imajinatif dan kreatif.
Memandang konsep kebudayaan seperti ini membawa konsekuensi pada bentuk
pengelompokan sosial, di mana dalam perkembangan kemudian wilayah budayanya
selalu dikaitkan dengan pengelompokan etnik (suku-bangsa). Artinya, pemilik suatu
budaya akan ditentukan lewat wilayah yang diakui oleh orang luar sebagai wilayah
kelompok etniknya.
BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebudayaan yang sekarang ada harus tetap dilestarikan, karena kebudayaan merupakan
suatu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada kita, dan kebudayaan merupakan suatu
identitas suatu suku, provinsi dan dalam ruang lingkup yang besar merupakan sebuah
identitas suatu negara, maka dari itu kita perlu untuk mempelajari dan menambah
wawasan tentang kebudayaan yang ada di sekitar kita, dengan adanya kesadaran untuk
menambah wawasan budaya, maka akan memberikan manfaat yang besar bagi kita
semua. Kebudayaan yang ada di Kalimantan Barat sangat banyak salah satunya adalah
kebudayaan Tionghoa yang ada di Pontianak, dengan adanya kebudayaan Tionghoa di
Pontianak akan memberikan pengaruh yang luas bagi masyarakat sekitarnya. Setiap
kebudayaan pasti memiliki sebuah permasalahan oleh karena itu , kita harus tau cara
mengatasi permasalahan yang ada dalam sebuah kebudayaan.
B. Saran
1. Agar kita dapat menghargai kebudayaan-kebudayaan yang telah dirintis oleh
nenek moyang, karena kebudayaan menggambarkan identitas suatu suku,
bangsa, ataupun Negara.
2. Kita sebagai generasi penerus harus dapat melestarikan dan menjaga
keasliannya
3. Agar dapat menjaga kebudayaan itu agar tetap menjadi kebudayaan
Indonesia, karena kita sebagai generasi penerus kalau tidak dapat
melestarikan dan menjaganya ,karena dengan adanya kebudayaan tionghoa
kita dapat menambah asset kebudayaan Indonesia dan juga dapat menarik wisatawan
asing ke indonesia
DAFTAR PUSTAKA